Anda di halaman 1dari 4

TAK BERMADZAB ?

prinsip yang kuat dan pedoman yang baku


Oleh : Aminsehingga
Soni banyak dari mereka tidak memiliki
Belakangan ini muncul sebagian orang yang kelurusan dan keistiqomahan dalam fiqih Islam
membuat resah kalangan umat Islam khususnya di bahkan dalam aqidah Islam. Sebagian mereka
nusantara dengan slogan-slogan yang menisbatkan perkataan mereka kepada seorang
menyesatkan. Dengan slogan-slogan tersebut ulama’ dan bersembunyi dibalik nama besar
banyak orang tertipu dan berpandangan keliru beliau disamping dalam kesempatan lain mereka
kepada para ulama’. Sebagian mereka adalah dari mengajak meninggalkan para ulama dengan
kelompok kaku yang berkedok aliran tekstualis slogan langsung kembali kepada Al-Qur’an dan
atau apa-apa minta dalil tekstual dengan slogan Al-Hadits.
langsung kembali kepada Al-Qur’an dan As- Sebagian mereka menggunakan konsep dan
Sunnah yang dengan slogan tersebut banyak orang metode orang-orang non Islam untuk diterapkan
meninggalkan madzhab ahlus sunnah wal dalam Islam sehingga apa yang mereka simpulkan
jama’ah, baik madzhab dalam aqidah seperti adalah sebagaimana ajaran orang-orang non Islam
Asy’ari dan Maturidi ataupun madzhab dalam tapi ajaran tersebut dinisbatkan kepada Islam.
fiqih seperti Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Sebagian mereka mengatakan bahwa yang afdhol
Mereka yang apa-apa minta dalil tekstual dari Al- adalah mengikuti apa yang ada di zaman
Qur’an atau Al-Hadits tersebut tidak memiliki Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam sehingga
konsep atau metode dalam menyimpulkan sesuatu mereka meninggalkan apa yang ada di zaman
sehingga hasil kesimpulan dan keputusan mereka kholifah Utsman bin Affan Rodhiyallohu ‘anhu
pun plin-plan tanpa pedoman baku yang kokoh. yaitu adzan jum’at 2 kali. Akan tetapi disisi lain
Sebagian mereka dari kelompok yang mereka mengikuti apa yang ada di zaman kholifah
berpikir bebas dengan kedok aliran kontekstualis Utsman bin Affan Rodhiyallohu ‘anhu yaitu
atau tidak terpaku dengan kaidah yang tertuang mushaf Al-Qur’an rosm Utsmani dan
dalam tekstual Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan meninggalkan apa yang ada di zaman Rosululloh
slogan ikuti ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits yang Shollallohu ‘alaihi wasallam yaitu Al-Qur’an yang
dengan slogan tersebut banyak orang belum dalam bentuk mushaf.
meninggalkan teks Al-Qur’an dan Al-Hadits, Sebagian mereka dengan berdasarkan hawa
tafsir Al-Qur’an dan Al-Hadits yang tersimpulkan nafsu telah berani membandingkan Nabi dengan
dalam madzhab-madzhab para ulama’, bahkan shahabat beliau dengan berkata ikut Nabi atau ikut
mereka mengambil ucapan orang-orang non Islam Umar ketika akan mengerjakan sholat tarowih
untuk memahami ajaran Islam. Mereka yang misalnya yang berarti kalau ikut Umar, maka tidak
bebas berpikir tersebut tidak memiliki konsep dan ikut Nabi dan kalau ikut Nabi, maka jangan ikut
metode dalam menyimpulkan sesuatu sehingga Umar. Akan tetapi disisi lain mereka juga
hasil kesimpulan dan keputusan mereka pun plin- membaca hadits ‫اقتدوا ابذلين من بعدي ايب بكر و معر ( رواه امحد و‬
plan bahkan bertolak belakang dengan ajaran ) ‫الرتم !!ذي واحلامك والطرباين‬ yang artinya ikutilah dua
Islam itu sendiri sangking bebasnya mereka
orang ini setelah wafatku yaitu Abu Bakar dan
mengambil referensi termasuk dari orang-orang
Umar ( H.R. Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim dan
non Islam.
At-Thobaroni ). Sehingga dalam pandangan umat
Kedua aliran tersebut, baik aliran tekstualis
Islam, mereka mengamalkan Islam sesuai selera
ataupun kontekstualis, sama-sama tidak memiliki
mereka. Kalau ingin mengatakan apa yang di
konsep dan metode yang jelas dan bisa diikuti.
zaman shahabat Nabi itu baik, maka mereka
Bahkan keduanya mengajak masyarakat untuk
katakan baik. Akan tetapi disisi lain juga mereka
tidak memiliki konsep atau metode yang jelas
katakan buruk sebab tidak ada di zaman Nabi.
meskipun hanya dengan mengikuti pendapat para
Sebagian mereka mengambil sebagian ayat
ulama’ yang ahli. Para pengikut tokoh tekstualis
Al-Qur’an dan tidak mengambil sebagian ayat
dan kontekstualis tersebut sebagaimana para
yang lain. Mereka mengambil ayat ‫و يبقى وجه رب!!ك‬
tokoh-tokohnya, selalu plin-plan, tidak memiliki
)27 : ‫ (ال!!رمحن‬yang diartikan “ dan kekal lah wajah para ulama’ tersebut. Mereka membuat tokoh
Alloh “ sehingga menimbulkan penyerupaan tandingan para ulama’ pembawa sanad estafet
Alloh dengan makhluknya yang arti tersebut ajaran agama tersebut untuk mengelabuhi dan
keliru menurut ayat yang tidak diambil oleh membohongi umat akan ajaran Islam mereka.
mereka yaitu ) 11 : ‫ ليس مكثهل شئي و هو السميع البصري ( الشورى‬. Maka usaha yang sangat ditekankan dan
dipentingkan oleh mereka adalah menjauhkan
Maka kesesatan mewarnai diri mereka karena
umat dari bermadzhab ( dalam lingkup ahlus
mereka mengambil sebagian ayat Al-Qur’an dan
sunnah wal jama’ah seperti asy’ari, maturidi
tidak mengambil sebagian yang lain sesuai hawa
dalam aqidah serta hanafi, maliki, syafi’i, hanbali
nafsu mereka dengan pengelabuhan kepada umat
dalam fiqih ).
bahwa ayat ini menerima ta’wil dan ayat itu tidak
Dengan bermadzhab umat akan dekat
menerima ta’wil, padahal ayat-ayat yang dibahas
dengan para ulama’ yang lurus, sanad estafet
sama-sama ayat mutasyabbihat. Mereka tidak
ajaran agama akan mereka terima sehingga link,
punya kaidah baku dalam menentukan ayat
jaringan, sambungan ajaran Islam yang sudah
mutasyabbiat yang dita’wil meskipun ayat itu
turun-temurun akan sambung-menyambung
berkaitan dengan masalah keimanan. Apa jadinya
kembali sehingga persatuan dan kesatuan umat
kalau dalam masalah keimanan tidak punya dasar
( dalam hal ini adalah mayoritas muslimin yang
dalil yang kokoh ?
ahlus sunna wal jama’ah ) akan kuat dan kokoh
Sebagian mereka memposisikan agama
kembali. Sejak kapankah umat Islam
Islam dalam hati mereka seperti agama selain
bermadzhab ? Jawabnya adalah sejak zaman awal
Islam karena mereka belajar Islam dari orang-
Islam pada kehidupan Rosululloh Shollallohu
orang non Islam. Ketika akal para pengikut agama
‘alaihi wasallam dan para shahabat beliau.
selain Islam menentang ajaran agama mereka
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam dalam
karena ajaran agama mereka sudah dicampuri
menyampaikan ajaran Islam selalu memberikan
kepentingan sebagian dari mereka sehingga
penjelasan secara pasti untuk hal-hal yang menjadi
dirubah dari aslinya, maka orang-orang yang
undang-undang dasar atau pokok ajaran Islam
belajar kepada mereka diajari hal yang sama untuk
baik berupa perintah ataupun larangan. Kemudian
diterapkan kepada Islam. Akhirnya ada sebagian
ada hal-hal yang beliau “ diamkan ” dan tidak
orang yang berusaha merubah ajaran Islam. Akan
memberikan penjelasan secara pasti.
tetapi karena Islam ada jaminan penjagaan dari
Ketika menghadapi hal-hal yang “
Alloh, maka usaha mereka malah menampakkan
didiamkan “ tersebut, para shahabat Rodhiyallohu
kebusukan hati mereka. Mereka berusaha merubah
‘anhum ajma’in yang ahli berijtihad menyamakan
tertib sholat, tertib menutup aurot, tertib
hal-hal yang “ didiamkan “ tersebut dengan hal-
pergaulan, tertib makanan dan minuman halal dan
hal yang disampaikan dengan penjelasan secara
sebagainya yang kesemuanya telah rapi dalam
pasti yang menjadi undang-undang dasar atau
aturan syari’at Islam.
pokok ajaran Islam. Inilah bagian dari
Sebagian mereka mengkritik Al-Qur’an,
mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-
mengkritik para Nabi, menjauhkan umat dari
hadits Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam
ulama’ pewaris para Nabi dengan membuat
seperti ayat :
kajian-kajian yang dalam memahami ajaran Islam
‫ ) ولو ردوه اىل الرسول و اىل اوىل الامر‬2 : ‫فاعتربوا ايوىل الابصار ( احلرش‬
menggunakan kacamata dan sudut pandang orang-
orang non Islam. Mereka ( aliran kontekstual ) ) 83 : ‫مهنم لعلمه اذلين يستنبطونه مهنم ( النساء‬
sebagaimana aliran tekstual berusaha memutus dan ayat-ayat yang lain, serta hadits :
link, jaringan, sambungan ajaran Islam yang sudah ‫عن معاذ قال ملا بعثه النىب صىل هللا عليه و سمل اىل المين قال كيف تقىض اذا‬
turun-temurun sambung-menyambung mulai ‫عرض كل قضاء قال اقىض بكتاب هللا قال فان مل جتد ىف كتاب هللا قال فبسنة‬
zaman Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam ‫رسول هللا قال فان مل جتد ىف سنة رسول هللا و ال ىف كتاب هللا قال اجهتد رأىي‬
sampai sekarang. Sanad estafet ajaran agama yang ‫و ال ءالو قال فرضب رسول هللا صىل هللا عليه و سمل وقال امحلد هلل اذلى وفق‬
dibawa oleh para ulama’ diusahakan tidak lagi
diterima oleh umat dengan menjauhkan umat dari
‫رسول رسول هللا ملا يرضاه رسول هللا (رواه امحد و ابو داود و الرتمذي و‬ kesesatan. Sehingga orang-orang yang menyelisihi
)‫غريمه‬ ijma’ berada dalam kesesatan dan diancam dengan
dan hadits-hadits yang lain. neraka sesuai firman Alloh dalam surat An-Nisa’
Dalam berijtihad, para shahabat ayat 115 dan dalil-dalil yang lain. Maka seluruh
Rodhiyallohu ‘anhum ajma’in berbeda-beda kaum muslimin ahlus sunnah wal jama’ah sepakat
pendapat dalam banyak permasalahan dan hal bahwa dalam menyelesaikan seluruh problematika
tersebut didiamkan oleh Rosululloh Shollallohu pertama dengan merujuk kepada nash Kitabulloh.
‘alaihi wasallam, seperti berapa kali dan Bila tidak ditemukan, maka merujuk kepada
seberapakah ukuran mengusap kepala ketika Sunnah Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam.
berwudhu ? Maka para shahabat mempraktekkan Bila tidak ditemukan, maka merujuk kepada apa
sesuai apa yang mereka lihat dari Rosululloh yang menjadi kesepakatan kaum muslimin yang
Shollallohu ‘alaihi wasallam dengan kesimpulan ahli ( ijma’ ) . Bila tidak ditemukan kesepakatan,
yang berbeda-beda. Maka terbentuklah madzhab- maka diselesaikan menurut madzab-madzhab
madzhab dikalangan para shahabat yang ahli dan ahlus sunnah wal jama’ah yang mu’tabar.
hal tersebut diketahui oleh Rosululloh Shollallohu Keempat metode diatas sesuai pengamalan
‘alaihi wasallam. Kemudian ketika ada orang- dari ayat 59 surat An-Nisa’. Kemudian corak
orang yang masuk Islam, maka orang-orang pemikiran madzhab-madzhab dalam ahlus sunnah
tersebut selain belajar langsung dari Rosululloh wal jama’ah tidak lepas dari mengusung riwayat-
Shollallohu ‘alaihi wasallam juga belajar kepada riwayat yang ada ( selain hal-hal yang menjadi
para shahabat yang ahli tersebut sehingga undang-undang dasar atau pokok ajaran Islam )
madzhab-madzhab yang berbeda-beda mulai dan menyedikitkan pemikiran akal,
tersebar dikalangan mereka. mengembangkan pemikiran dan
Para shahabat Rodhiyallohu ‘anhum ajma’in memperbanyaknya dengan tetap mengacu dan
tidak saling menyalahkan untuk hal-hal ijtihadi terpaku pada hal-hal yang menjadi undang-undang
tersebut sebab Rosululloh Shollallohu ‘alaihi dasar atau pokok ajaran Islam dan
wasallam sendiri mendiamkan dan tidak menggabungkan dan menyeimbangkan antara
mengingkarinya. Akhirnya kehidupan bermadzhab riwayat dan pemikiran. Sehingga dalam ahlus
tersebut turun temurun hingga sekarang. Maka sunnah wal jama’ah ada 3 corak madzhab, yaitu
kehidupan bermadzhab adalah sesuai sunnah dan madzhab ahlur riwayah, madzhab ahlur ro’yi dan
kehidupan tak bermadzhab adalah bid’ah. madzhab jami’ bainar riwayah war ro’yi. Seperti
Karena bagaimanapun terjadi perbedaan pendapat dalam fikih ada madzhab maliki ( ahlur riwayah ),
dikalangan para shahabat Rodhiyallohu ‘anhum madzhab hanafi ( ahlur ro’yi ) dan madzab syafi’i
ajma’in, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam ( jami’ bainar riwayah war ro’yi ).
tetap mengontrol mereka. Maka tidak seluruh cara Kitab-kitab yang beredar di lingkungan
berpikir diterima, tidak seluruh madzhab diterima. ahlus sunnah wal jama’ah pun tidak lepas dari 3
Hanya cara berpikir yang dalam kontrol dan yang corak diatas, baik kitab untuk problematika
diperbolehkan oleh Rosululloh Shollallohu ‘alaihi aqidah, fikih dan yang lain. Sehingga tidak
wasallam saja yang diterima. Inilah permulaan mengherankan kalau dijumpai banyak kitab
konsep madzhab ahlus sunnah wal jama’ah. aqidah ahlus sunnah wal jama’ah tetapi dalam
Tidak seluruh permasalahan dengan konsep pembahasan pemecahan problematikanya, dalil
madzhab-madzhab yang berbeda. Terkadang yang sering digunakan adalah dalil-dalil aqli
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam ( madzhab ahlur ro’yi ) selain ada juga kitab-kitab
mengajarkan bermusyawaroh untuk menemukan ahlus sunnah yang dalam pembahasan pemecahan
kata sepakat para shahabat yang memiliki cara problematikanya, dalil yang sering digunakan
berpikir yang berbeda-beda untuk suatu adalah dalil-dalil naqli ( madzhab ahlur riwayah )
permasalahan sehingga mereka menemukan kata dan kitab-kitab ahlus sunnah yang dalam
sepakat. Inilah konsep ijma’ ahlus sunnah wal pembahasan pemecahan problematikanya, dalil
jama’ah yang dapat jaminan tidak akan atas yang sering digunakan adalah dalil-dalil aqli dan
naqli yang dikolaborasikan, baik kitab tafsir, kitab Kadang pula beliau tidak membacakan ayat Al-
aqidah, kitab fikih dan lain-lain. Jadi, kelompok Qur’an tetapi ada yang masuk Islam pula sebab
tekstualis dan kontekstualis yang disebutkan orang yang masuk Islam tersebut menangkap
diatas adalah kelompok sesat yang mengajak tidak dengan akalnya ajaran-ajaran yang terkandung
bermadzhab padahal hal tersebut adalah warisan dalam ayat Al-Qur’an meskipun tidak mendengar
Islam sejak zaman Rosululloh Shollallohu ‘alaihi ayat Al-Qur’an secara langsung bahkan belum
wasallam. bisa membacanya. Dan hal itu ( orang masuk
Ketika konsep bermadzhab sudah ada sejak Islam sebab punya alasan secara akal meskipun
zaman awal Islam, maka seharusnya ada madzhab belum mendengar ayat Al-Qur’an atau belum bisa
Umar, madzhab Ali, madzhab Ibnu Abbas, membacanya ) tidak menjadi masalah dihadapan
madzhab Ibnu Umar dan lain-lain sebagaimana Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam. Itulah
madzhab Maliki, Madzhab Hanafi, madzhab diantara sebab kajian madzhab Asy’ari Maturidi
Syafi’i dan sebagainya. Kenapa tidak ada ? dalam aqidah banyak menggunakan dalil aqli
Bukannya tidak ada, tapi tidak terbukukan, terjaga sesuai cara kebanyakan orang masuk Islam.
dan terkaji sampai sekarang sebagaimana Akhir kata kita dapat mengetahui bahwa
madzhab Maliki, Madzhab Hanafi, madzhab seruan untuk tidak bermadzhab adalah seruan
Syafi’i dan madzab Hanbali. Dulu banyak sesat, baik dengan mengikuti orang-orang
madzhab tetapi yang terbukukan, terjaga dan tekstualis diatas, karena tekstual syari’at
terkaji sampai sekarang dalam fikih hanya 4 memerintahkan untuk menggunakan akal ataupun
madzhab tersebut. Sehingga umat Islam sepakat mengikuti orang-orang kontekstualis diatas,
bahwa untuk menjaga Islam seorang awam dari karena akal boleh berupaya tapi tetap dalam
penyelewengan dalam fikih, seorang awam harus koridor nash syari’at bukan bebas. Seruan
ikut salah satu dari 4 madzhab tersebut tidak boleh kesesatan tidak hanya oleh dua kelompok tersebut.
tak bermadzhab ataupun mencampuradukkan Bahkan banyak sekali dengan slogan-slogan yang
madzhab. Adapun untuk selain orang awam yang menipu yang dalam istilah kholifah Ali
sampai tingkatan mujtahid, maka boleh ijtihad. Karromallohu wajhah disebut kalimat kebenaran
Orang yang tidak sampai tingkatan mujtahid yang untuk tujuan kebathilan. Semoga kita tidak
meskipun seorang ulama’ harus ikut salah satu tertipu. Mungkin dicukupkan sampai disini
dari 4 madzhab tersebut. mudzakaroh kita. Semoga diri kita, guru kita,
Metode ahlur ro’yi bukanlah metode akal keluarga kita, kerabat kita, tetangga kita, teman
murni tetapi metode akal yang tunduk kepada kita dan umat Islam seluruhnya istiqomah dalam
nash-nash syari’at yang menjadi undang-undang jalan ahlus sunnah wal jama’ah sampai akhir
dasar atau pokok ajaran Islam. Rosululloh hidup dan masa. Semoga bermanfaat dan barokah.
Shollallohu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu
kemudian beliau mendakwahkannya. Dalam Referensi : I’tiqod Ahlus Sunnah wal Jama’ah,
dakwah beliau, terkadang beliau membacakan Syarah Waroqot dan lain-lain.
ayat Al-Qur’an kemudian ada yang masuk Islam.

Anda mungkin juga menyukai