Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL: SPIRITUAL EMOTIONAL

FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN


MATERNITAS PASIEN KANKER GINEKOLOGI (KANKER SERVIKS)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk memenuhi tugas akhir Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh :
NURUL MAGHFIRAH
NIM:P1337420921246

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah publikasi dengan judul Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan


Spiritual: Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Dalam Pelayanan
Keperawatan Maternitas Pasien Kanker Ginekologi (Kanker Serviks). Penerapan
Terapi SEFT ini disetujui untuk diunggah atau di upload di laman
respiratory.poltekkes.smg.ac.id Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Semarang, 30 Januari 2023

Pembimbing Utama

Dina Indrati DS, S.Kep.Ns. Sp. Kep. Mat


NIP. 197004211994032001
ABSTRAK

PENINGKATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL: SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM


TECHNIQUE (SEFT) DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS PASIEN KANKER
GINEKOLOGI (KANKER SERVIKS)

Nurul Maghfirah1, Dina Indrati2, Halimatussakdiah3, Ratna Fitri4

1) Mahasiswa Program Studi Profesi Ners


2) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
3) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh
4) Pembimbing Klinik RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
Koresponden: nurulmaghfirah1999@gmail.com

Kanker menjadi sebuah fenomena sebagai salah satu penyakit yang memiliki dampak
serius terhadap fisik dan psikologis bagi penderitanya. Kanker ginekologi merupakan salah
satu jenis kanker yang sering terjadi pada wanita, salah satunya kanker serviks. Penderita
cenderung mengalami krisis kepercayaan diri, dan gelisah sehingga membutuhkan perhatian
khusus, dukungan penuh dan spiritualitas yang baik. Pemenuhan kebutuhan spiritual dapat
dilakukan dengan melakukan terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique). Maka
dilakukan penelitian untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan spiritual sebelum dan sesudah
melakukan terapi SEFT pada penderita kanker serviks. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis pengaruh sebelum dan sesudah terapi SEFT pada pasien kanker Ginekologi
terhadap pemenuhan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan pengkajian pada 3 pasien kanker
serviks yaitu Ny R, Ny K dan Ny J berjenis kelamin perempuan, berusia 25 – 61 tahun.
Masalah keperawatan yang ditemukan pada ketiga pasien adalah kanker serviks stadium II.
Intervensi yang telah dilakukan adalah terapi SEFT. Implementasi yang telah dilakukan pada
pasien kanker serviks berupa penerapan terapi SEFT.
Hasil evaluasi diperoleh dari penerapan terapi SEFT pada Ny R sebelum dilakukan terapi
SEFT tingkat spiritual 40 dengan kategori sedang, setelah melakukan terapi SEFT tingkat
spiritual menjadi 50 dengan kategori baik. Pada Ny. K sebelum dilakukan terapi SEFT tingkat
spiritual 43 dengan kategori baik, setelah melakukan terapi SEFT tingkat spiritual menjadi 53
dengan kategori baik. Pada Ny. J sebelum dilakukan terapi SEFT tingkat spiritual 40 dengan
kategori sedang, setelah melakukan terapi SEFT tingkat spiritual menjadi 48 dengan kategori
baik. Maka disimpulkan terapi SEFT dapat meningkatkan tingkat spiritual dan dapat dilakuka
secara mandiri oleh pasien.

Kata kunci: Kanker serviks, SEFT, tingkat spiritual

Abstract
Cancer has become a phenomenon as a disease that has serious physical and
psychological impacts on sufferers. Gynecological cancer is a type of cancer that often occurs
in women, one of which is cervical cancer. Sufferers tend to experience a crisis of confidence
and anxiety that requires special attention, full support and good spirituality. Fulfillment of
spiritual needs can be done by doing SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) therapy.
So a study was conducted to find out the fulfillment of spiritual needs before and after carrying
out SEFT therapy in cervical cancer patients. The purpose of this study was to analyze the
effect before and after SEFT therapy in gynecological cancer patients on spiritual fulfillment.
The results showed that there were 3 cervical cancer patients, namely Mrs. R, Mrs. K and Mrs.
J is female, aged 25-61 years. The nursing problem found in the three patients was stage II
cervical cancer. The intervention performed was SEFT therapy. The implementation that has
been carried out in cervical cancer patients is the application of SEFT therapy. Evaluation
results were obtained from the application of SEFT therapy to Mrs. R before SEFT therapy at
the spiritual level was 40 in the moderate category, after SEFT therapy at the spiritual level it
was 50 in the good category. In Mrs. K before SEFT therapy was carried out at a spiritual level
43 in the good category, after SEFT therapy was carried out at a spiritual level 53 in the good
category. In Mrs. A before SEFT therapy the spiritual level was 40 moderate categories, after
SEFT therapy the spiritual level was 48 good categories. So it was concluded that SEFT
therapy can increase the spiritual level and can be done independently by the patient.

Keyword: Cervical cancer, SEFT, spiritual level

I. PENDAHULUAN Jumlah kasus penyakit kanker di


Kanker telah menjadi sebuah Indonesia mencapai 136,2 kasus
fenomena sebagai salah satu penyakit kanker dari 100.000 penduduk
yang memiliki dampak serius terhadap sehingga menempatkan Indonesia
fisik dan psikologis bagi penderitanya. berada pada urutan ke-8 di Asia
Kanker ginekologi merupakan salah Tenggara, sedangkan Asia di urutan
satu jenis kanker yang sering terjadi ke-23 (Depkes, 2019). Angka penderita
pada wanita setelah kanker payudara, kanker semakin meningkat juga
kanker usus besar dan kanker paru. disebabkan tingginya jumlah penderita
World Health Organization (WHO) kanker pada wanita. Berdasarkan
(2018) menyebutkan bahwa kanker Global Burden of Cancer, International
merupakan penyakit yang terjadi akibat Agency for Research on Cancer
pertumbuhan massa yang tidak normal (IARC) tahun 2018, di Indonesia
dari sel-sel jaringan tumbuh yang tidak terdapat 32,469 kasus kanker serviks,
dapat terkendali, serta dapat mengenai 13.310 kasus kanker ovarium, 6.745
organ disekitarnya. Jumlah penderita kasus kanker rahim, 1.153 kasus
kanker diseluruh dunia terus meningkat kanker vulva, dan 412 kasus kanker
signifikan, laporan terbaru dari vagina. Sedangkan di Provinsi Aceh
International Agency for Research on berdasarkan data yang diperoleh dari
Cancer mengungkapkan terdapat 18,1 bagian rekam medik RSUD dr. Zainoel
juta kasus kanker baru dan 9,6 juta Abidin, pasien yang mengalami kanker
kematian yang terjadi pada tahun 2018 serviks pada tahun 2015 sebanyak 54
(Adiratna dkk, 2020). kasus (35 rawat jalan dan 19 rawat
inap). Pada tahun 2016 terjadi
peningkatan jumlah penderita kanker komplementer, merupakan pengobatan
ginekologi (secarviks) yang sangat yang bisa digunakan untuk penderita
signifikan yaitu sebanyak 272 kasus kanker servik yang ditimbulkan dari
(254 rawat jalan dan 18 rawat inap). keselarasan tubuh serta pikiran yang
Namun pada tahun 2017 terjadi diyakini bisa menjadi fasilitas bagi
penurunan jumlah penderita kanker penyembuhan fisik dan
serviks yaitu sebanyak 80 kasus (53 psikologis.Terapi komplementer yang
rawat jalan dan 27 rawat inap) bisa digunakan salah satunya yaitu
(Faradilla, Nuzulul, 2019). terapi spiritual emosional freedom
Kanker merupakan salah satu penyakit technique (SEFT) yang bisa
ganas yang dapat mengancam nyawa, digabungkan dengan latihan nafas
sehingga penderita cenderung dalam. Terapi (SEFT) termasuk dalam
mengalami krisis kepercayaan diri, dan hypnoterapi yang termasuk kedalam
gelisah sehingga membutuhkan penatalaksanaan non farmakologi nyeri
perhatian khusus, dukungan penuh pada pasien kanker servik. Pengaruh
pada pasien dan spiritualitas yang yang dirasakan pada pasien kanker
baik. Saat ini penelitian tentang servik saat diberikan terapi hypnosis
spiritualitas telah meningkat secara dan self- hypnosis yaitu lebih bisa
kualitas maupun kuantitas dalam dua menahan rasa sakit dan menimbulkan
dekade terakhir pada beberapa rasa nyaman (Natosba, 2019).
profesional kesehatan (Komariah, Ketukan (tapping) pada terapi SEFT
Ibrahim, 2019). Spiritualitas dianggap bisa merangsang serabut pada saraf
sebagai dimensi mendasar dari A- beta, yang diteruskan ke bagian
kesehatan pasien karena dapat nucleus kolumna dorsalis serta impuls
meningkatkan perasaan tenang dan saraf yang dapat diteruskan ke
damai, terutama pada kondisi lemnikus melewati jalur kolateral yang
seseorang sedang mengalami krisis terhubung dengan periaqueductal grey
atau ketika didiagnosis penyakit yang area (PAG). Perangsangan PAG dapat
mengancam jiwa atau penyakit menghasilkan enkepalin, berupa opium
keganasan (Martins, Caldeira, 2018; ditubuh sehingga dapat menurunkan
Martins et al., 2019). Oleh karena itu, nyeri. Terapi SEFT hampir memiliki
diperlukan adanya peningkatan kesamaan dengan akupresur namun
kesadaran bahwa perawat dan juga tetap memiliki perbedaan yaitu terapi
petugas layanan kesehatan lainnya SEFT dapat dilakukan dengan mudah,
harus mampu mengidentifikasi, cepat dan sederhana serta tidak
mendiagnosis dan mendukung menimbulkan resiko karena dilakukan
kebutuhan spiritual pasien sebagai tidak dengan menggunakan jarum atau
komponen pemberian perawatan alat yang lainnya. Terapi SEFT ini
kesehatan holistic (Caldeira et al., melibatkan Tuhan sehingga masalah
2017). Pengalaman terkena penyakit yang diatasi lebih luas terutama
kanker sangat berdampak pada kondisi masalah emosi dan fisik (Brahmantia,
spiritualitas seseorang (Komariah, 2018).
Ibrahim, 2019). Sugih Wijayati, Dkk (2020)
Salah satu cara mendukung kebutuhan mengungkapkan dalam penelitiannya
spiritual pasien adalah dengan terapi bahwa metode SEFT memberikan
dampak hasil penurunan tingkat skor maupun petugas kesehatan sehingga
depresi pada pasien kanker dari pemanfaatannya masih rendah. Untuk
depresi sedang menjadi deprsi klinis. meningkatkan pemanfaatan pelayanan
Penelitian Avianti dan Desmaniarti pap smear selanjutnya diharapkan
(2017) menyebutkan bahwa SEFT rumah sakit dapat mengambil
dapat menurunkan stres pada pasien kebijakan lain yang bersifat proaktif
kanker serviks sebesar 19,5%. SEFT seperti kegiatan pap smear gratis dan
merupakan teknik penggabungan dari melakukan sosialisasi tentang tindakan
sistem energi tubuh dan terapi pap smear melalui poster, leaflet dan
spiritualitas dengan menggunakan kegiatan promosi lainnya. Maka dari itu
metode tapping (ketukan ringan) pada dibutuhkan upaya kuratif untuk
beberapa titik meridian tubuh. Pada meningkatkan kualitas hidup pasien
saat tapping terjadi peningkatan proses dengan meningkatkan spiritualitas
perjalanan sinyal-sinyal pasien guna mencegah penyakit
neurotransmitter yang menurunkan menjadi lebih parah dengan
regulasi hipotalamic-pitutiary-adrenal memberikan tindakan SEFT, sehingga
Axis (HPA axis) sehingga mengurangi dapat meminimalisir gangguan emosi
produksi hormon stres yaitu kortisol. atau rasa sakit yang dirasakan oleh
Efek tapping telah dibuktikan dengan pasien.
sebuah penelitian di Harvard Medical Berdasarkan masalah dan uraian
School. Hasil penelitian menunjukkan di atas, penulis tertarik untuk
bahwa ketika seseorang yang dalam mengetahui “Peningkatan Pemenuhan
keadaan takut kemudian dilakukan Kebutuhan Spiritual Emotional
tapping pada titik meridiannya maka Freedom Technique (SEFT) Dalam
terjadi penurunan akitivitas amygdala, Pelayanan Keperawatan Maternitas
dengan kata lain terjadi penurunan Pasien Kanker Ginekologi”.
aktivitas gelombang otak, hal tersebut II. METODE
juga membuat respon fight or flight Teknik pengumpulan data yang
pada partisipan terhenti. Berhentinya dipergunakan dalam penerapan ini
respon fight or flight pada partisipan adalah analitik observasional. Sampel
memunculkan efek relaksasi yang yang dipilih harus memenuhi kriteria
akan menetralisir segala ketegangan inklusi pada klien yang dirawat di ruang
emosi yang dialami individu. Efek Ginekologi RSUD Zainoel Abidin.
relaksasi yang menetralisir ketegangan Kemudian data diperoleh dari
emosi secara otomatis akan kuesioner pemenuhan spiritual yang
meningkatkan rasa tenang dan telah di uji validitas dan reliabilitas oleh
nyaman pada individu. Endang Jois Quartin Sinaga (2019),
Terapi dapat berlangsung dan melakukan terapi SEFT sesuai
dengan baik tentunya dibutuhkan SOP (Standar operasional prosedur).
adanya fasilitas pelayanan maternitas, Adapun tahapannya adalah sebagai
seperti adanya pap smear di RSUDZA berikut (Dian Siti Nurjannah, dkk.
memberikan kemudahan kepada 2022).
pasien yang membutuhkan pelayanan Desain yang digunakan dalam
kanker. Namun promosi belum penerapan ini adalah studi kasus.
dilakukan secara aktif dari instansi Penerapan metode dilakukan secara
mendalam terhadap suatu keadaan selama 5 kali diperoleh hasil seperti
ataun kondisi dengan cara sistematis pada Tabel 4.2. yang diketahui bahwa,
mulai dari melakukan pengamatan, Ny R sebelum dilakukan terapi SEFT
pengumpulan data, analisis informasi memperoleh nilai spiritual sebesar 40
dan pelaporan hasill (Nursalam,2020). dengan kategori sedang. Kemudian
Rancangan penelitian yang digunakan setelah dilakukan terapi SEFT selama
dalam penelitian ini adalah 5 kali memperoleh hasil nilai spiritual
praksperimental dengan rancangan meningkat menjadi sebesar 50 dengan
pre-test dan posttest design. Pasien Kategori baik.
sebagai responden dipilih sebanyak 3 Ny. K sebelum dilakukan terapi
pasien RSUD Zainoel Abidin Kota SEFT memperoleh nilai spiritual
Banda Aceh dengan menggunakan sebesar 43 dengan kategori baik.
metode nonprobability sampling yaitu Kemudian setelah dilakukan terapi
purposive sampling dimana pasien SEFT selama 5 kali memperoleh hasil
dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu nilai spiritual meningkat menjadi
pasien kanker serviks stadium II, sebesar 50 dengan Kategori baik.
mampu mendengar, sedang menjalani Ny. J sebelum dilakukan terapi
kemoterapi, dan mampu SEFT memperoleh nilai spiritual
berkomunikasi dengan baik. Kemudian sebesar 40 dengan kategori sedang.
diberikan kuesioner kepada responden Kemudian setelah dilakukan terapi
sebagai pre-test, kemudian diberikan SEFT selama 5 kali memperoleh hasil
terapi dengan penerapan terapi SEFT nilai spiritual meningkat menjadi
(Spiritual Emotional Freedom sebesar 48 dengan Kategori baik.
Technique) yang akan dilakukan pada IV. PEMBAHASAN
pasien yang mengalami kanker serviks Berdasarkan hasil penelitian
dengan cara menggabungkan sistem diketahui bahwa pasien berusia 25
energi tubuh dan terapi spiritualitas hingga 61 tahun. Dimana usia tersebut
dengan metode tapping pada 18 titik merupakan usia dewasa hingga lansia
kunci di sepanjang 12 jalur energi (WHO, 2009). Sari Istiqomah, dkk
tubuh. Setelah dilakukan terapi SEFT (2018) menyebutkan pada
selama 7 hari kemudian diberikan penelitiannya bahwa pasien yang
kuesioner kembali sebagai post test terkena kanker serviks berusia 18 – 65
untuk mengetahui perubahan tahun dengan di dominasi oleh usia 41
spiritualitas pasien sebelum dan – 65 tahun. Berdasarkan usia pasien
sesudah diberikan terapi SEFT. yang terkena kanker serviks WHO
III. HASIL memberikan rekomendasi kepada
Hasil tingkat spiritual sebelum wanita usia 30 tahun ke atas untuk
dan sesudah dilakukan penerapan melakukan tes HPV tiap 5-10 tahun
terapi SEFT (Spiritual Emotional sekali dan wanita usia 25 tahun ke atas
Freedom Technique) pada pasien dengan HIV melakukan akses
kanker serviks di RSUD Zainoel Abidin pemeriksaan HPV tiap 3-5 tahun sekali
Kota banda Aceh adalah sebagai (WHO, 2022). Papsmear
berikut. direkomendasikan untuk wanita usia
Berdasarkan hasil penelitian 25-65 tahun tiap 3 tahun sekali
yang dilakukan pada ketiga responden (American Cancer society, 2022).
Dilihat dari tempat tinggal pasien spiritual sedang menjadi tingkat
berada di wilayah perkotaan, dimana spiritual baik. Peningkatan skor juga
dapat kita lihat penyebaran angka cukup signifikan dimana penambahan
penderita kanker serviks lebih banyak 10 poin, dimana penambahan paling
di wilayah perkotaan. Dimana wilayah signifikan terjadi pada parameter
perkotaan lebih banyak polusi dan hubungan dengan diri sendiri dan
ketersediaan jajanan makan yang hubungan dengan tuhan. Dan pada
kurang baik bagi kesehatan. Menurut saat melakukan wawancara mengenai
Yayasan Kanker Indonesia (YKI), salah keadaan pasien pada pertemuan
satu penyebab tinggibya kasus kanker kedua hingga pertemuan kelima Ny. R
di Indonesia adalah kondisi lingkungan mengaku merasa lebih tenang dan
yang terus menghasilkan bahan lebih bisa menerima diri, serta Ny. R
karsinogenik, seperti rokok, daging mengaku melakukan terapi secara
olahan dan sebagainya. Penyebab lain mandiri pada saat malam hari sebelum
juga mempengaruhi seperti kebiasaan tidur sehingga membuat tidurnya lebih
bergadang, kurang olahraga dan nyenyak.
makan terlalu banyak (Kemenkes, Ny. K saat mengeluarkan energi
2022). negatif di hari pertama yaitu mengenai
Berdasarkan hasil penelitian penderitaan mengalami penyakit yang
yang telah dilakukan sebanyak 5 kali di derita. Hal ini dapat di sebabkan
pada setiap responden, diperoleh hasil karena status sebagai janda cerai mati
pada Ny. R mengeluarkan energi dimana Ny. K mengaku saat
negatif di hari pertama yaitu mengenai wawancara kadang membutuhkan
kecemasan akan masa depan karena teman untuk berbagi keluh kesah. Ny.
penyakit yang di derita. Hal ini dapat K selama terapi menunjukkan respon
disebabkan karena status yang belum yang sangat positif dimana Ny. K
menikah juga karena usia yang sangat kooperatif mengikuti langkah
tergolong masih muda. Ny. R selama yang diajarkan serta menunjukkan
terapi menunjukkan respon yang positif wajah yang ceria pada pertemuan
dimana Ny. R sangat kooperatif pertama hingga pertemuan kelima.
mengikuti langkah yang diajarkan serta Hasil wawancara dengan keluarganya
menunjukkan wajah yang lebih ceria yaitu anaknya mengatakan bahwa Ny.
pada pertemuan ketiga hingga K selalu semangat kalau akan
pertemuan kelima berbeda pada melakukan terapi dan pada sore hari
pertemuan pertama Ny. R terlihat setelah solat ashar sangat antusias
sangat murung. Pada saat wawancara meminta bantuan untuk
dengan keluarga yaitu orang tua Ny. R mendampinginya terapi, berdasarkan
mengatakan sangat mendukung penuturan anak Ny. K juga sangat
kegiatan terapi ini karna menunjukkan mendukung pelaksanaan terapi SEFT.
hasil yang baik dimana Ny. R bersikap Berdasarkan hasil jawaban dari
lebih percaya diri, kegiatan ibadah juga kuesioner juga menunjukkan hasil
lebih rajin. Berdasarkan hasil jawaban yang positif, dimana terjadi
dari kuesioner juga menunjukkan hasil peningkatan dari nilai tingkat spiritual
yang positif, dimana terjadi 43 menjadi 52 dengan tingkat spiritual
peningkatan dari kategori tingkat baik. Peningkatan skor cukup signifikan
dimana penambahan 9 poin, dimana melakukan terapi secara mandiri
penambahan paling signifikan terjadi dibantu oleh anak dan juga suami.
pada parameter hubungan dengan Suami dari Ny. J sangat mendukung
sesama dan hubungan dengan tuhan. pelaksanaan terapi SEFT hal ini
Dan pada saat melakukan wawancara diutarakan pada saat wawancara
mengenai keadaan pasien pada dengan suami Ny. J karena istrinya
pertemuan kedua hingga pertemuan menjadi lebih percaya diri dan pada
kelima Ny. K mengaku merasa lebih saat malam tidurnya menjadi lebih
tenang dan lebih bisa menerima diri, nyenyak.
serta Ny. K mengaku melakukan terapi Penelitian ini serupa dengan
secara mandiri dibantu oleh anak dari penelitian yang dilakukan oleh Sukesi
Ny. K. Niken, dkk (2020) yang menggunakan
Ny. J saat mengeluarkan energi metode SEFT untuk terapi pada pasien
negatif di hari pertama yaitu mengenai penderita kanker dengan 5 kali
kesakitan dan rasa malu akibat pertemuan, dengan hasil penelitiannya
penyakit yang di derita. Hal ini dapat di menunjukkan bahwa terapi SEFT
sebabkan karena status sebagai berpengaruh signifikan dalam
seorang istri dan ibu serta malu di menurunkan rasa sakit pada pasien
lingkungan pekerjaan, dimana Ny. J kanker sehingga memberi perasaan
mengaku saat wawancara merasa tenang pada pasien. Sugih Wijayati,
malu dengan lingkungan sehingga dkk (2020) menggunakan metode
memutuskan untuk tidak bergaul SEFT dalam penelitiannya terhadap
dengan lingkungan sekitar. Ny. J pasien kanker serviks dan hasil
selama terapi menunjukkan respon penelitiannya menunjukkan bahwa
yang positif dimana Ny. J sangat pasien kanker serviks setelah
kooperatif mengikuti langkah yang dilakukan terapi SEFT mengalami
diajarkan serta menunjukkan wajah penurunan stress dan menetralisir
yang ceria pada pertemuan kedua segala ketegangan dalam dirinya.
hingga pertemuan kelima. Berdasarkan Sari Istiqomah, dkk (2018)
hasil jawaban dari kuesioner juga mengungkapkan pada penelitiannya
menunjukkan hasil yang positif, dimana penerapan terapi SEFT pada pasien
terjadi peningkatan dari nilai tingkat kanker serviks menurunkan kadar
spiritual sedang menjadi tingkat cemas pada pasien. Berdasarkan hasil
spiritual baik. Peningkatan skor cukup penelitian Rahmawati (2016)
signifikan dimana penambahan 8 poin, serangkaian prosedur SEFT melalui
dimana penambahan paling signifikan penggabungan energy phsycology
terjadi pada parameter hubungan dapat membantu menurunkan tingkat
dengan diri sendiri dan hubungan kecemasan pada pasien. Desmaniarti
dengan tuhan. Dan pada saat Z, dkk (2014) menungkapkan pada
melakukan wawancara mengenai penelitiannya bahwa terapi SEFT
keadaan pasien pada pertemuan berpengaruh signifikan pada
kedua hingga pertemuan kelima Ny. J penurunan depresi dan kecemasan
mengaku merasa lebih tenang dan pada penderita penyakit kanker
lebih bisa menerima diri dan lebih serviks.
banyak berdoa, serta Ny. J mengaku
Karolin Adhisty, dkk (2019) tidur pada pasien kanker. Saat
mengungkapkan pada penelitiannya diberikan seft dapat merangsang
pasien sebelum dilakukan terapi SEFT hipofisis dan hipotalamus yang
memiliki tingkat stress berat dan cukup menyebabkan penurunan horman
berat, kemudian setelah diterapkan kortisol,norepinerifin, serotonin,
terapi SEFT tingkat stress menurun sehingga mempengaruhi peningkatan
menjadi stress ringan dan stress. Dewi hormone melatonin maka terjadi
Musfira Hasal, dkk. (2021) menyatakan peningkatan kualitas tidur.
dalam penelitiannya bahwa terapi Berdasarkan hasil penelitian
SEFT berpengaruh signifikan dalam diketahui bahwa pasien berusia 25
menurunkan tingkat kecemasan pada hingga 61 tahun. Dimana usia tersebut
pasien kanker. Amalia Sarnandiah merupakan usia dewasa hingga lansia
Safitri, dkk (2021) pada penelitiannya (WHO, 2009). Sari Istiqomah, dkk
menunjukkan adanya penurunan skala (2018) menyebutkan pada
nyeri dari skala sedang menjadi ringan penelitiannya bahwa pasien yang
pada pasien kanker servik stadium IIIB terkena kanker serviks berusia 18 – 65
dengan intervensi terapi relaksasi tahun dengan di dominasi oleh usia 41
nafas dalam dan terapi SEFT, rasa – 65 tahun. Berdasarkan usia pasien
sakit nyeri yang dialami juga menurun yang terkena kanker serviks WHO
dari skala 4 menjadi skala 2. memberikan rekomendasi kepada
Sri Maryatun (2021) wanita usia 30 tahun ke atas untuk
mengungkapkan pada penelitiannya melakukan tes HPV tiap 5-10 tahun
bahwa terjadi penurunan signifikan sekali dan wanita usia 25 tahun ke atas
tingkat stres sebelum dan setelah dengan HIV melakukan akses
diberikan intervensi dengan rata-rata pemeriksaan HPV tiap 3-5 tahun sekali
tingkat stres semua responden (WHO, 2022). Papsmear
penelitian sebesar 20,58 sedangkan direkomendasikan untuk wanita usia
sesudah diberi intervensi berupa SEFT 25-65 tahun tiap 3 tahun sekali
didapatkan nilai rata-rata tingkat stres (American Cancer society, 2022).
seluruh responden yaitu 11,50. Respon Dilihat dari tempat tinggal pasien
relaksasi yang dirasakan responden berada di wilayah perkotaan, dimana
tersebut dapat membantu dapat kita lihat penyebaran angka
meningkatkan fungsi sistem kekebalan penderita kanker serviks lebih banyak
tubuh, meningkatkan aktivitas sistem di wilayah perkotaan. Dimana wilayah
saraf parasimpatis serta membantu perkotaan lebih banyak polusi dan
memperbaiki kualitas tidur. ketersediaan jajanan makan yang
Rachmania, dkk (2018) pada kurang baik bagi kesehatan. Menurut
penelitiannya menunjukkan bahwa Yayasan Kanker Indonesia (YKI), salah
penerapan terapi SEFT yang dilakukan satu penyebab tinggibya kasus kanker
selama 3 hari pada pasien yaitu di Indonesia adalah kondisi lingkungan
kecemasan pasien berkurang yang terus menghasilkan bahan
dibandingkan pada hari pertama. Reka karsinogenik, seperti rokok, daging
Chandra Mellenia (2022) pada olahan dan sebagainya. Penyebab lain
penelitiannya menunjukkan ada juga mempengaruhi seperti kebiasaan
pengaruh terapi seft terhadap kualitas bergadang, kurang olahraga dan
makan terlalu banyak (Kemenkes, Ny. K saat mengeluarkan energi
2022). negatif di hari pertama yaitu mengenai
Berdasarkan hasil penelitian penderitaan mengalami penyakit yang
yang telah dilakukan sebanyak 5 kali di derita. Hal ini dapat di sebabkan
pada setiap responden, diperoleh hasil karena status sebagai janda cerai mati
pada Ny. R mengeluarkan energi dimana Ny. K mengaku saat
negatif di hari pertama yaitu mengenai wawancara kadang membutuhkan
kecemasan akan masa depan karena teman untuk berbagi keluh kesah. Ny.
penyakit yang di derita. Hal ini dapat K selama terapi menunjukkan respon
disebabkan karena status yang belum yang sangat positif dimana Ny. K
menikah juga karena usia yang sangat kooperatif mengikuti langkah
tergolong masih muda. Ny. R selama yang diajarkan serta menunjukkan
terapi menunjukkan respon yang positif wajah yang ceria pada pertemuan
dimana Ny. R sangat kooperatif pertama hingga pertemuan kelima.
mengikuti langkah yang diajarkan serta Hasil wawancara dengan keluarganya
menunjukkan wajah yang lebih ceria yaitu anaknya mengatakan bahwa Ny.
pada pertemuan ketiga hingga K selalu semangat kalau akan
pertemuan kelima berbeda pada melakukan terapi dan pada sore hari
pertemuan pertama Ny. R terlihat setelah solat ashar sangat antusias
sangat murung. Pada saat wawancara meminta bantuan untuk
dengan keluarga yaitu orang tua Ny. R mendampinginya terapi, berdasarkan
mengatakan sangat mendukung penuturan anak Ny. K juga sangat
kegiatan terapi ini karna menunjukkan mendukung pelaksanaan terapi SEFT.
hasil yang baik dimana Ny. R bersikap Berdasarkan hasil jawaban dari
lebih percaya diri, kegiatan ibadah juga kuesioner juga menunjukkan hasil
lebih rajin. Berdasarkan hasil jawaban yang positif, dimana terjadi
dari kuesioner juga menunjukkan hasil peningkatan dari nilai tingkat spiritual
yang positif, dimana terjadi 43 menjadi 52 dengan tingkat spiritual
peningkatan dari kategori tingkat baik. Peningkatan skor cukup signifikan
spiritual sedang menjadi tingkat dimana penambahan 9 poin, dimana
spiritual baik. Peningkatan skor juga penambahan paling signifikan terjadi
cukup signifikan dimana penambahan pada parameter hubungan dengan
10 poin, dimana penambahan paling sesama dan hubungan dengan tuhan.
signifikan terjadi pada parameter Dan pada saat melakukan wawancara
hubungan dengan diri sendiri dan mengenai keadaan pasien pada
hubungan dengan tuhan. Dan pada pertemuan kedua hingga pertemuan
saat melakukan wawancara mengenai kelima Ny. K mengaku merasa lebih
keadaan pasien pada pertemuan tenang dan lebih bisa menerima diri,
kedua hingga pertemuan kelima Ny. R serta Ny. K mengaku melakukan terapi
mengaku merasa lebih tenang dan secara mandiri dibantu oleh anak dari
lebih bisa menerima diri, serta Ny. R Ny. K.
mengaku melakukan terapi secara Ny. J saat mengeluarkan energi
mandiri pada saat malam hari sebelum negatif di hari pertama yaitu mengenai
tidur sehingga membuat tidurnya lebih kesakitan dan rasa malu akibat
nyenyak. penyakit yang di derita. Hal ini dapat di
sebabkan karena status sebagai berpengaruh signifikan dalam
seorang istri dan ibu serta malu di menurunkan rasa sakit pada pasien
lingkungan pekerjaan, dimana Ny. J kanker sehingga memberi perasaan
mengaku saat wawancara merasa tenang pada pasien. Sugih Wijayati,
malu dengan lingkungan sehingga dkk (2020) menggunakan metode
memutuskan untuk tidak bergaul SEFT dalam penelitiannya terhadap
dengan lingkungan sekitar. Ny. J pasien kanker serviks dan hasil
selama terapi menunjukkan respon penelitiannya menunjukkan bahwa
yang positif dimana Ny. J sangat pasien kanker serviks setelah
kooperatif mengikuti langkah yang dilakukan terapi SEFT mengalami
diajarkan serta menunjukkan wajah penurunan stress dan menetralisir
yang ceria pada pertemuan kedua segala ketegangan dalam dirinya.
hingga pertemuan kelima. Berdasarkan Sari Istiqomah, dkk (2018)
hasil jawaban dari kuesioner juga mengungkapkan pada penelitiannya
menunjukkan hasil yang positif, dimana penerapan terapi SEFT pada pasien
terjadi peningkatan dari nilai tingkat kanker serviks menurunkan kadar
spiritual sedang menjadi tingkat cemas pada pasien. Berdasarkan hasil
spiritual baik. Peningkatan skor cukup penelitian Rahmawati (2016)
signifikan dimana penambahan 8 poin, serangkaian prosedur SEFT melalui
dimana penambahan paling signifikan penggabungan energy phsycology
terjadi pada parameter hubungan dapat membantu menurunkan tingkat
dengan diri sendiri dan hubungan kecemasan pada pasien. Desmaniarti
dengan tuhan. Dan pada saat Z, dkk (2014) menungkapkan pada
melakukan wawancara mengenai penelitiannya bahwa terapi SEFT
keadaan pasien pada pertemuan berpengaruh signifikan pada
kedua hingga pertemuan kelima Ny. J penurunan depresi dan kecemasan
mengaku merasa lebih tenang dan pada penderita penyakit kanker
lebih bisa menerima diri dan lebih serviks.
banyak berdoa, serta Ny. J mengaku Karolin Adhisty, dkk (2019)
melakukan terapi secara mandiri mengungkapkan pada penelitiannya
dibantu oleh anak dan juga suami. pasien sebelum dilakukan terapi SEFT
Suami dari Ny. J sangat mendukung memiliki tingkat stress berat dan cukup
pelaksanaan terapi SEFT hal ini berat, kemudian setelah diterapkan
diutarakan pada saat wawancara terapi SEFT tingkat stress menurun
dengan suami Ny. J karena istrinya menjadi stress ringan dan stress. Dewi
menjadi lebih percaya diri dan pada Musfira Hasal, dkk. (2021) menyatakan
saat malam tidurnya menjadi lebih dalam penelitiannya bahwa terapi
nyenyak. SEFT berpengaruh signifikan dalam
Penelitian ini serupa dengan menurunkan tingkat kecemasan pada
penelitian yang dilakukan oleh Sukesi pasien kanker. Amalia Sarnandiah
Niken, dkk (2020) yang menggunakan Safitri, dkk (2021) pada penelitiannya
metode SEFT untuk terapi pada pasien menunjukkan adanya penurunan skala
penderita kanker dengan 5 kali nyeri dari skala sedang menjadi ringan
pertemuan, dengan hasil penelitiannya pada pasien kanker servik stadium IIIB
menunjukkan bahwa terapi SEFT dengan intervensi terapi relaksasi
nafas dalam dan terapi SEFT, rasa baik dan mengeluarkan energi negatif
sakit nyeri yang dialami juga menurun dengan perasaan malu dan pasrah,
dari skala 4 menjadi skala 2. serta kurangnya informasi penangan
Sri Maryatun (2021) secara mandiri melalui terapi.
mengungkapkan pada penelitiannya Intervensi yang telah dilakukan adalah
bahwa terjadi penurunan signifikan terapi SEFT. Implementasi yang telah
tingkat stres sebelum dan setelah dilakukan pada pasien kanker serviks
diberikan intervensi dengan rata-rata berupa penerapan terapi SEFT dengan
tingkat stres semua responden keluhan perasaan malu, menderita,
penelitian sebesar 20,58 sedangkan sakit, dan depresi.
sesudah diberi intervensi berupa SEFT Hasil evaluasi diperoleh dari
didapatkan nilai rata-rata tingkat stres penerapan terapi SEFT pada Ny R
seluruh responden yaitu 11,50. Respon sebelum dilakukan terapi SEFT tingkat
relaksasi yang dirasakan responden spiritual 40 dengan kategori sedang,
tersebut dapat membantu dan setelah melakukan terapi SEFT
meningkatkan fungsi sistem kekebalan tingkat spiritual menjadi 50 dengan
tubuh, meningkatkan aktivitas sistem kategori baik, serta mengatakan bahwa
saraf parasimpatis serta membantu perasaan jauh lebih baik setelah
memperbaiki kualitas tidur. melakukan terapi SEFT. Pada Ny. K
Rachmania, dkk (2018) pada sebelum dilakukan terapi SEFT tingkat
penelitiannya menunjukkan bahwa spiritual 43 dengan kategori baik, dan
penerapan terapi SEFT yang dilakukan setelah melakukan terapi SEFT tingkat
selama 3 hari pada pasien yaitu spiritual menjadi 53 dengan kategori
kecemasan pasien berkurang baik, serta mengatakan bahwa
dibandingkan pada hari pertama. Reka perasaan menjadi lebih tenang setelah
Chandra Mellenia (2022) pada melakukan terapi SEFT. Pada Ny. J
penelitiannya menunjukkan ada sebelum dilakukan terapi SEFT tingkat
pengaruh terapi seft terhadap kualitas spiritual 40 dengan kategori sedang,
tidur pada pasien kanker. Saat dan setelah melakukan terapi SEFT
diberikan seft dapat merangsang tingkat spiritual menjadi 48 dengan
hipofisis dan hipotalamus yang kategori baik, serta mengatakan bahwa
menyebabkan penurunan horman perasaan menjadi lebih tenang setelah
kortisol,norepinerifin, serotonin, melakukan terapi SEFT.
sehingga mempengaruhi peningkatan SARAN
hormone melatonin maka terjadi Diharapkan hasil penelitian ini
peningkatan kualitas tidur. dapat digunakan sebagai refensi
V. KESIMPULAN DAN SARAN pembelajaran dan melanjutkan
SIMPULAN penelitian dengan responden yang
Pengkajian pada 3 pasien lebih banyak serta dengan modifikasi
kanker serviks yaitu Ny R, Ny K dan Ny penerapan metode SEFT pada pasien
J berjenis kelamin perempuan, berusia kanker serviks.
25 – 61 tahun. Masalah keperawatan DAFTAR PUSTAKA
yang ditemukan pada ketiga pasien World Health Organisation. 2018.
adalah kanker serviks stadium II Cancer. who.int/news-room/fact
dengan kondisi kesehatan yang kurang
sheets/detail/cancer. Dinkes Pasien Kanker Serviks. Medhosp
tanggal 30 Oktober 2022. Vol 7 2) : 398 – 402.
Faradilla dkk. 2019. Determinan American Cancer Society.
Kejadian Kanker Serviks di (2022). Cervical Cancer. diakses
Rumah Sakit Umum Daerah pada tanggal 12/01/2023,
dr.Zainoel Abidin, Provinsi Aceh. tersedia pada Cervical Cancer
Media Libangkes. Overview | Guide To Cervical
https://doi.org/10.22435/mpk.v29 Cancer
il.437 Endang Jois Quartin Sinaga. (2019).
Komariah, M., & Ibrahim, K. (2019). Hubungan Dukungan Spiritual
Training dan Coaching pada Dengan Kualitas Hidup Pada
Pasien Kanker Payudara untuk Lansia Di Desa Simarmata
Meningkatkan Kesehatan kabupaten Samosir Tahun 2019.
Melakukan Praktek Keagamaan. Skripsi: Program Studi Ners
Media Karya Kesehatan, 2(2). STIKES Santa Elisabeth Medan
Depkes. 2019. Hari Kanker Sedunia. Desmaniarti Z, Nani Avianti. (2014).
https://www.depkes.go.id/article/ Spiritual Emotional Freedom
view/19020100003/hari-kanker- Technique (SEFT) Menurunkan
sedunia-2019.html. Dinkes Stres Pasien Kanker Serviks.
tanggal 30 Oktober 2019. Jurnal Ners Vol 9 (1) : 91 – 96.
Caldeira, S., Timmins, F., Carvalho, E. Sari Istiqomah, Isnaini Rahmawati, Dwi
C., & Vieira, M. (2017). Spiritual Suryandari. (2018). Pengaruh
Well-Being and Spiritual Distress Terapi SEFT (Spiritual Emotional
in Cancer Patients Undergoing Freedom Technique) Terhadap
Chemotherapy: Utilizing the Tingkat Depresi Pasien Kanker
SWBQ as Component of Holistic Serviks Di RSUD Dr. Moewardi.
Nursing Diagnosis. Journal of Stikes Kusuma Husada
Religion and Health, 56 (4), 1489- Surakarta.
1502. Rahmawati, Eny dan Yulia Widiawati.
Brahmantia, B., & Huriah, T. (2018). (2016). Pengaruh Spiritual
Pengaruh Spiritual Emotional Emotional Freedom Technique
Freedom Technique (Seft) (SEFT) Terhadap Penurunan
Terhadap Penurunan Nyeri Dan Tingkat Kecemasan Di Rumah
Kecemasan Pada Pasien Pasca Sakit Wava Husada Kepanjen
Bedah Transurethral Resection Malang. Diakses dari
Prostate (Turp) Di Rsud Dr. http://jurnal.stikeskendedes.ac.id/i
Soekardjo Kota Tasikmalaya. ndex.php/JKF/article/view/92
Jurnal Kesehatan Karya Husada, World Health Organization.
6(2), 160-177. (2022). Cervical Cancer. Tersedia
Sugih Wijayati, Suci Abrelia Fitriyanti, pada https://www.who.int/news-
Arwani. (2020). Pengaruh Terapi room/fact-sheets/detail/cervical-
Spiritual Emotional Freedom cancer
Technique (SEFT) terhadap Rachmania, Juniar Nur, (2018).
Penurunan Tingkat Depresi Pada Penerapan Terapi Spiritual
Emotional Freedom Technique
(Seft) Pada Pasien Kanker
Serviks Dengan Masalah
Keperawatan Kecemasan Di
Ruang F Ii Rumah Sakit Angkatan
Laut Dr. Ramelan Surabaya.
Tesis University Of Nahdlatul
Ulama Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai