Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Anggita

NIM : A1011211280

Analisis kasus : Kasus perceraian artis yaitu Aldi taher dan georgia aisyah

KRONOLOGI KASUS : Aldi Taher menikahi Georgia Aisyah pada tanggal 25Oktober 2017. Namun
menurut sumber dari berita lainmengatakan bahwa pernikahan mereka telah diwarnaidengan
perselisihan sejak awal pernikahan. GeorgiaAisyah melayangkan gugatan cerainya ke
PengadilanAgama Jakarta Pusat pada 20 Oktober 2017 lalu.Keributan yang terjadi terus-menerus
membuatGeorgia Aisyah tak kuat melanjutkan pernikahannyadengan Aldi Taher. Bahkan, wanita yang
berprofesisebagai dokter gigi itu mengaku sudah sering cekcokdi awal pernikahannya.Langkah
mediasi sudah pernah dilakukan GeorgiaAisyah dengan Aldi Taher. Namun, upaya damai ituselalu
berujung gagal hingga akhirnya Georgia Aisyahmantap bercerai meski dalam keadaan hamil tiga
bulan.Mengenai harta gono gini dan hak asuh anak,Aldi Taher mengaku bahwa ia pasrah dan
diserahkansepenuhnya kepada pengadilan

1. Perceraian Aldi Taher dengan Aisyah menurut Hukum Perdata IslamIndonesia

Seperti apa yang dinyatakan dalam oleh Sarakhsi di atas bahwa talak ituhukumnya dibolehkan ketika
berada dalam keadaan darurat, baik atas inisiatif suami(talak) atau inisiatif (Khulu’). Setidaknya ada
empat kemungkinan penyebabterjadinya cerai, di antaranya adalah nusyuz seorang istri terhadap
suami, nusyuz seorang suami terhadap istri, salah satu pihak berbuat zina atau murtad, dan
syiqaq(percekcokan).Pengaturan masalah perceraian di Indonesia secara umum terdapat dalam
UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP), Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun1975 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan(PP 9/1975). Berdasarkan Pasal
38 UUP perkawinan dapat putus karena
kematian, perceraian, dan atas keputusan pengadilan. Selain itu, Pasal 39 ayat (1) UUPmengatakan
bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilansetelah pengadilan yang
bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan.Cerai gugat atau gugatan cerai yang dikenal
dalam UUP dan PP 9/1975 adalahgugatan yang diajukan oleh suami atau istri atau kuasanya ke
pengadilan yang daerahhukumnya meliputi tempat kediaman tergugat (Pasal 40 UUP jo. Pasal 20
ayat [1] PP9/1975). Dalam kasus ini, orang yang menggugat adalah Georgia Aisyah selaku Istridari
Aldi Taher.Seperti yang telah kita ketahui bahwa sebelumnya Aldi Taher sedangmemperjuangkan
kesembuhan atas penyakit kanker yang diderita. Namun, GeorgiaAisyah malah melayangkan gugatan
terhadap Aldi Taher. Dalam PP Nomor 9 Tahun1975 Pasal 19 huruf d dinyatakan bahwa alasan
dibenarkan adanya perceraian adalahkarena salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit
dengan akibat tidakdapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri. Apabila merujuk pada ayat
ini,
maka Georgia diperbolehkan menggugat cerai Aldi apabila Aldi memang tidak dapat menjalankan
kewajibannya suami. Namun, Georgia membantah jika ia melayangkan gugatan terhadap Aldi
karena penyakit kanker Aldi. Ia mengatakan bahwa penyebab Aisyah melayangkangugatan cerai
adalah karena sering terjadinya pertengkaran hingga tidak bisadisatukan kembali. Bahkan ia
mengatakan bahwa percekcokan tersebut sudang seringterjadi di awal pernikahan mereka. Aisyah
juga mengatakan bahwa sudah tidak bersama dengan Aldi selama satu bulan dan memilih tinggal
bersama keluarganya.Apabila dilihat dari alasan Aisyah di atas, maka hal itu merujuk pada
PP Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 19 huruf e yang berbunyi ‘antara suami dan istri terus menerus terjadi
perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hiduprukum kembali dalam rumah
tangga. Hal ini terlihat jelas dalam perceraian ini yangmana sebelumnya mediasi telah dilakukan
berkali-kali antara Aldi beserta keluargadan juga Aisyah beserta keluarga yang tak kunjung menemui
titik temu. Akhirnya,Georgia tetap melayangkan gugatan cerai terhadap Aldi Taher. Dalam Islam,
istilahini dikenal dengan Syiqaq.Dalam konteks hukum Islam (yang terdapat dalam KHI), istilah cerai
gugat berbeda dengan yang terdapat dalam UUP maupun PP 9/1975. Jika dalam UUP danPP 9/1975
dikatakan bahwa gugatan cerai dapat diajukan oleh suami atau istri,mengenai gugatan cerai menurut
KHI adalah gugatan yang diajukan oleh istrisebagaimana yang terdapat dalam Pasal 132 ayat (1) KHI
yang berbunyi:

“Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya


pada Pengadilan Agama, yang daerahhukumnya mewilayahitempat tinggal penggugat kecuali istr
i meninggalkan tempat kediaman tanpa izin suami.”

Sedang dalam alasan atau sebab perceraian dalam kasus ini terdapat dalamPasal 115 huruf f
Kompilasi Hukum Islam.Hal yang menarik dalam kasus ini adalah Georgia Aisyah ketika
melayangkangugatan cerai, ia tengah hamil. Apakah diperbolehkan? Mengenai perceraian ketika istri
sedang hamil, hal tersebut tidak dilarang, baik di dalam Kompilasi Hukum Islammaupun di UU
Perkawinan dan peraturan pemerintahnya. Namun, terdapat masaiddah atau masa tunggu bagi
janda yang diceraikan oleh suaminya ketika sedanghamil, yaitu sampai ia melahirkan. Hal ini terdapat
dalam Kompilasi Hukum Islammaupun dalam UU Perkawinan. Sehingga bisa saja seorang suami
menceraikanistrinya ketika sedang hamil.

2.Hak Asuh Anak dalam Perceraian Aldi Taher dengan Aisyah

Seperti yang telah diketahui di atas bahwa Georgia Aisyah, istri Aldi Taher,tengah hamil anak kedua.
Sebelumnya, Aisyah juga telah memiliki anak yaituGeraldine Nur Ardiansyah yang kini berusia dua
tahun. Aldi Taher mengakui pasrahmengenai hak asuh anak dan diserahkan kepada
pengadilan.Apabila merujuk pada hukum Islam sendiri, sesuai dengan hadis nabi yang berbunyi

Ya Rasulullah bahwasanya anakku ini perutkulah yang mengandungnya,asuhankulah yang


mengawasinya, dan air susukulah minumannya. Bapaknya hendakmengambilnya dariku, maka
bersabda Rasulullah, engkau lebih berhak untukmemelihara anak itu, selama engkau belum menikah
dengan lelaki lain.

Kemudian juga hadis yang berbunyi

Ibu lebih cenderung sabar kepada anak, lebih halus, lebih pemurah, lebih oenyantun, lebih baik d
an lebih penyayang. Ia lebih berhak atasanaknya.
Maka hak asuh anak dalam kasus ini adalah jatuh kepada Georgia.Sedang menurut UUP Di dalam
pasal 41 dinyatakan bahwa:

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah:

a.Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidikanak-anaknya, semata-mata
berdasarkan kepentingan anak, bilamanaada perselisihan mengenai penguasaan anak, pengadilan
memberikeputusannya

.b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperluk
an anak itu, bilamana bapak dalamkenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut,
Pengadilandapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikanbiaya penghidupan


dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagibekas istri.

Sangat jelas apabila dilihat dalam peraturan di atas maka pemeliharaan anakdan mendidik anak tetap
jatuh kepada kedua orang tua. Karena dalam kasus ini Alditidak mempermasalahkan hak asuh anak,
maka pengadilanlah yang akanmenutuskannya. Namun untuk biaya kehidupan dan pendidikan anak,
bebandipikulkan terhadap Aldi selaku ayah. Selain itu Aldi juga berkewajiban atas biaya penghidupan
dan/atau menentukan kewajiban bagi bekas istri.Sedangkan dalam KHI, mengenai pemeliharaan
anak akibat cerai terdapatdalam Pasal 105,Dalam hal terjadinya perceraian :

a.Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahunadalah hak ibunya;

b.Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untukmemilih diantara ayah
atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaanya; biaya pemeliharaanditanggung oleh ayahnya

.Karena anak pasangan Aldi Taher dan Georgia Aisyah masih berumur 2 tahundan belum mumayiz
maka hak asuh anak berada di bawah ibunya

Anda mungkin juga menyukai