KELOMPOK 5 :
NOVEMBER 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat
dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan CriticalJournalReview kami
yang berjudul “PENATAAN BARANG DAGANG” Tidak lupa kami sampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar
bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam Critical Journal Review ini, baik dari segi
penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah. CriticalJournalReview ini
bertujuan untuk meyelesaikan tugas dari bapak Randeska Manullang, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah PENATAAN BARANG DAGANG. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat ditingkatkan dan disempurnakan.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai acuan
untuk makalah-makalah selanjutnya.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB l....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
1.2 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................4
1.3 IDENTITAS JURNAL...............................................................................................................4
BAB ll...................................................................................................................................................5
RINGKASAN JURNAL.......................................................................................................................5
2.1 JURNAL UTAMA.......................................................................................................................5
2.2 JURNAL PEMBANDING.........................................................................................................14
BAB lll................................................................................................................................................20
PEMBAHASAN.................................................................................................................................20
3.1 Kelebihan Jurnal 1....................................................................................................................20
3.2 Kekurangan Jurnal 1.................................................................................................................20
3.3 Kelebihan Jurnal 2....................................................................................................................20
3.4 Kekurangan Jurnal 2.................................................................................................................21
BAB lV................................................................................................................................................21
PENUTUP...........................................................................................................................................21
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................21
4.2 SARAN.....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................22
3
BAB l
PENDAHULUAN
4
BAB ll
RINGKASAN JURNAL
Mitra usaha bisa terwujud menjalin kerja sama, menjadi karyawan usaha atau ikut mengatur
dengan regulasi pemerintah, dalam hal ini sebagai pemerintah. Pemerintah perlu turut
campur, agar bisa ikut mengatur perekonomian masyarakat.
Pada sisi lain, kita mengetahui, semakin banyak lulusan baik sekolah menengah atas, sekolah
menengah kejuruan dan bahkan lulusan perguruan tinggi yang ikut menyumbang jumlah
pengangguran yang setiap tahun bertambah. Mengapa terjadi pengangguran, akan dibahas
pada sesi yang lain, namun perlu diketahui, bahwa semakin sedikit kesempatan untuk bekerja
sedangkan lulusan semakin banyak, itulah terjadi titik pengangguran.
5
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mahasiswa yang orang tuanya pelaku bisnis, jika
mahasiswa tersebut tidak bisa menjawab, penulis tidak segan untuk berkunjung ke
rumah untuk mengadakan wawancara. Cara ini digunakan untuk memperoleh
informasi lengkap, jelas dan valid, mengenai kondisi yang sebenarnya pada para
pelaku bisnis kecil, terutama yang memiliki toko kecil-kecilan.
2. Kajian pustaka
Sudah banyak buku-buku yang menjelaskan tentang toko, tata ruang toko, penataan
produk, penyimpanan produk, dll. Kajian dengan pustaka dimaksudkan agar bisa
membandingkan dengan teori yang ada. Jika dipaksakan, hasilnya sangat
memberatkan toko kecil, karena toko kecil hanya menyediakan barang dagangan
dalam jumlah kecil, jumlah yang terbatas, dengan konsumen masyrakat sekitar.
Namun hal ini perlu dilakukan agar para pemilik toko kecil, paling tidak, bisa
mencontoh atau mengadopsi bagaimana memperlakukan barang dagangan dengan
baik.
3. Mempraktekan keterampilan yang dimiliki penulis
Memberi pelatihan sebaiknya dengan cara mempraktikan. Dimana bahwa siswa yang
orang tuanya memiliki toko kecil, bisa menjadi ajang praktek di rumah, yaitu praktek
menata barang dagangan / menata produk / display. Sebelumnya siswa diberi
pengetahuan tentang materi tersebut.
KAJIAN TEORITIS
6
Improver
Memiliki sifat selalu ingin melebarkan bisnisnya agar terus berkembang dan
berada satu dua langkah di depan dari para kompetitor. Namun yang perlu
diwaspadai pada tipe ini adalah kecenderungan mementingkan
keperfeksionisan (kesempurnaan), sehingga sering terjadi konflik antara
pengusaha dengan karyawan yang tidak mampu bekerja dengan sempurna.
Inovator
sering melahirkan berbagai ide-ide segar, terobasan baru, serta inovasi yang
tiada henti. Para pengusaha ini biasanya mampu bertahan dalam kompetisi
bisnis yang sesak. Namun yang perlu diwaspadai oleh wirausahawanbertipe
inovator adalah ketidakfokusan pada satu produk atau satu bidang usaha
karena ingin melahirkan sesuatu yang baru.
Visioner
mempunyai visi dan semangat yang tinggi dalam tahapan menuju impian
bisnis yang dicita-citakan. Mereka akan mempersiapkan berbagai strategi
untuk jangka pendek, menengah, jangka panjang, hingga rencana cadangan.
Tipe ini cederung mampu menebak alur usaha dan proyeksi masa depan dalam
dunia bisnis. Hal yang perlu diwaspadai adalah ekspetasi yang terlalu tinggi
sehingga kurang memperhatikan realita yang ada saat ini.
Analitis
senantiasa menjalankan bisnisnya dengan perhitungan yang cermat serta
melangkah secara sistematis dikenal dengan pengusaha analitis. Mereka
memperbaiki setiap kesalahan bisnis dan mengambil suatu keputusan dengan
didasarkan pada data-data dan pengalaman yang dialami, termasuk
pengalaman orang lain. Para pebisnis tipe analitis tidak mudah tertipu dan
terjungkal dalam roda bisnisnya. Namun yang perlu diwaspadai adalah
ketidakvalidan data-data yang dijadikan sebagai dasar dalam analisis bisnis.
Selain itu, analisis yang panjang bisa membuat sebuah peluang usaha lebih
dulu direbut kompetitor.
Softy
Sifat lembut. Tipe pengusaha ini cenderung lebih banyak menggunakan rasa
(hati) dalam menjalankan bisnis, menjalin mitra usaha, dan menentukan
keputusan. Pengusaha ini biasanya memiliki ikatan yang kuat dengan para
7
bawahannya dan cenderung mengutamakan kepuasan pelanggan. Hal yang
perlu diwaspadai adalah ketidaktegasan dan obyektifitas yang kurang.
Opportunitis
Orang seperti ini biasanya sangat pintar dalam mencari peluang dan
mengambil kesempatan dalam dunia bisnis. Pengusaha tipe opportunitis selalu
mencari peluang terbaik, kemudian memanfaatkan kesempatan yang ada guna
membangun bisnis, menjalin kerjasama, mengambil resiko secara tepat
sasaran demi memperoleh profit yang maksimal. Hal yang perlu diwaspadai
oleh pengusaha tipe ini adalah kepercayaan diri yang terlalu tinggi (over
confidence) karena berbagai keberhasilan yang telah dilalui sebelumnya,
sehingga bisa saja mengambil peluang yang keliru.
Karismatik
Pengusaha ini diibaratkan mempunyai khans layaknya seorang super star. Ia
akan selalu disegani oleh bawahan, mitra bisnis, dan mampu mempengaruhi
sekelompok orang. Bisnisnya biasanya dapat berjalan mulus karena mudah
mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Hal yang perlu
diwaspadai adalah peran sentral dan besarnya ketergantungan para bawahan
yang dapat mematikan kreatifitas sumber daya yang ada.
Perlu juga kita bahas, bagaimana memulai usaha kecil, Seorang wirausahaan
harus mempunyai rencana yang matang mengenai perencanaannya. Rencana
tersebut mencakup busines apa yang dimiliki, memulai sendiri atau membeli
suatu perusahaan yang ada, mengetahui apa dan dimana pasar untuk produk
atau servisnya. Memulai suatu tidaklah mudah karena banyak tantangan-
tantangan yang harus dihadapi. Untuk suksesnya suatu permulaan kita
memerlukan (Harper: 1991) :
- Adanya peluang usahayang sangat solid
- Memiliki keahlian dankemampuan dalambidang yang akan ditekuninya.
- Pendekatanyang benar dalam menjalankan usaha
- Memiliki dana yang cukup untuk memulai dan mengoperasikan usaha tersebut
hingga dapat berdirisendiri.
8
2. MENATA BARANG DAGANGAN YANG MENARIK UNTUK USAHA KECIL DAN
MENENGAH
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contoh
bengkel reparasi, kursus, lembaga pendidikan, jasa telekomunikasi, transportasi, dll.
a. Barang
1. SifatBarang
- Bahan baku yang digunakan pada saat proses produksi - Proses pengelohannya
2. Klasifikasi Barang
b. Jasa
Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata yang ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik).
1. Klasifikasi Jasa
- Segmen pasar
- Tingkat keberwujudan
- Regulasi
2. KomponenJasa
9
- Tangiblegoodwithaccompanyingservices (penjualan mobil, komputer)
3. KarakteristikJasa
Secara etimologi, display (Inggris) berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata, yaitu :
dis artinya terpisah dan plicare artinya melipat. Jadi display diartikan sebagai membuka
lipatan untuk melihat.
1. Ruanglingkuppenataanproduk(display)
a). Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka
panjang.
2) Deficientproduct (barang yang kurang sempurna) contoh : obat pahit yang manjur
mengobati
penyakit
4) Desirableproduct(barangyangsangatdiperlukan)contoh:makanandanminuman
10
1) Barangkonsumsi
- Barang khusus (specialitygoods) ( mobil mewah, gaun mewah) - Barang yang tidak dicari
(unsoughtgoods) (asuransi jiwa, nisan)
2) Barangindustri
Barang tahan lama, barang tidak tahan lama, kontemporer, adjustable, luxirius (berlian),
prestisius
1) Barangindustri 2) Barangkonsumsi
Penting untuk diketahui oleh para pelaku bisnis tentang tujuan, fungsi dan manfaat display,
agar
kita bisa menarik kesimpulan keuntungan dan kelemahan penataan barang dagangan untuk
toko kecil.
11
1. Untuk konsumen
- Mudah memilih
- Meningkat penjualan
- Meningkatkan storeima
1) Keberhasilan berwirausaha
b. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan c. Kompetensi manajerial
d. Keberuntungan
2) Kegagalan Berwirausaha
a. Manajerial yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman b. Kurang memberi perhatian
d. Kurangnya modal
12
2. Wirausaha yang populer
Jika kita melihat angkatan muda saat ini, beberapa dari mereka memiliki usaha toko kecil,
jasa, eceran, konstruksi, grosir, transportasi dan pabrikasi. Beberapa dari mereka menurunkan
usaha dari orang tua, ada juga yang karena minat sendiri (video shooting, distro,
pemancingan, dll).
Tidak kalah pentingnya dengan penataan barang di sebuah Supermarket atau Toko besar,
menata barang dagangan yang menarik untuk usaha kecil dan menengahpun sangat
diperlukan. Tujuan display adalah untuk menarik minat konsumen sekaligus menjaga
keamanan barang dagangan. Pada pembahasan utama, adalah display pada toko kecil
(pedagang eceran). Sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang toko kecil.
Seperti kita ketahui, bahwa toko kecil definisinya adalah sebuah toko yang menyediakan
barang- barang kebutuhan masyarakat sekitar dalam jumlah dan jenis barang yang terbatas.
13
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN PENATAAN BARANG DAGANGAN
a. Konsumen tidak bisa melihat secara langsung produk yang di jual karna suatu display
kadang tidaksesuai dengan produk yang akan di jual
b. Pemilik toko dan pembeli kesulitan untuk menemukan produk secara cepat, karena
kemungkinanpemilik toko lupa tempatnya.
KESIMPULAN
Display barang dagangan bukan untuk bertujuan untuk menumpuk barang, namun lebih
kepada bagaimana barang dagangan menarik keinginan pembeli konsumen. Sesuai dengan
tokonya, display barang perlu rapi. Tidak harus besar, namun bisa digolong-golongkan, sesuai
dengan penjelasan klasifikasi barang diatas.
Bagaimana memberi info tentang penataan barang kepada para pemilik toko kecil. Peran
pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan, terutama dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro
Kecil dan Menengah dalam pembinaannya. Seandainya bisa, para pemilik toko kecil
dibuatkan asosiasi agar mempermudah pembinaan.
14
2.2 JURNAL PEMBANDING
PENDAHULUAN
Bisnis mengalami peningkatan sangat pesat dari masa ke masa. Zaman sekarang dibutuhkan
banyak inovasi dan kreatifitas dalam mempertahankan serta mengembangkan bisnis yang
sedang dijalankan agar dapat memenangkan persaingan yang ada. Selain itu juga dibutuhkan
penguasaan beberapa strategi pemasaran agar mudah dalam melakukan inovasi-inovasi
terkait dengan bisnis yang tengah dijalankan. Perusahaan mempunyai beberapa upaya untuk
membuat perusahaannya menjadi lebih maju dari waktu ke waktu.
Di negara Indonesia bisnis ritel menunjukkan perkembangan yang cukup pesat di setiap
tahunnya. Perkembangan bisnis ritel saat ini banyak terfokuskan bukan hanya pada penjualan
produknya saja, melainkan juga pada penataan produknya dan tampilan-tampilan elemen
yang ada di toko tempat bisnis tersebut dijalankan. Terutama pada bisnis ritel modern, ritel
modern sangat mengutamakan suatu tampilan toko, karena tampilan toko dirasa dapat
mempengaruhi serta mampu menciptakan emosi tersendiri bagi para konsumen maupun
pelanggan yang datang ke toko tersebut visual merchanding dan display produk adalah dua
komponen utama yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah tampilan toko agar
memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Toko yang memiliki display dan visualisasi produk
yang menarik, maka secara otomatis orang serasa memiliki dorongan ingin masuk serta
melihat – lihat produk yang dijual di toko. Toko yang memiliki situasi nyaman dapat
menumbuhkan minat konsumen untuk lebih lama berada di dalam toko sehingga tanpa
disadari minat membeli produk mulai muncul, sehingga terdorong untuk melakukan interaksi
selanjutnya bahkan melakukan pembelian secara tiba-tiba .
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Empiris
Intansari (2020) berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dihasilkan yakni visual
merchandising, productdisplay dan storeatmosphere berpengaruh signifikan terhadap
impulsebuying. Arifah dan Saputri (2018) Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa variabel
visual merchandising berpengaruh signifikan atau positif pada variabel impulsebuying.
Achyar (2019) Dalam penelitian yang telah diIakukan diperoleh hasil yakni visual
merchandising berpengaruh secara positif dan signifikan pada perilaku impulsebuying
15
konsumen. Jatra (2019) berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dihasilkan yakni
storeatmosphere, displayproduct, dan pricediscount memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap impuIsebuying. Anggraini, (2020).
2. Kajian Teori
a. Pemasaran, Tjiptono dan Diana (2020:3) menyatakan bahwa “Pemasaran merupakan suatu
cara perancangan, promosi, serta penerapan harga produk , layanan jasa dan ide untuk
mewadahi hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan para customer serta
untuk menjalin hubungan relasi positif dengan para pemilik kepentingan dalam ruang lingkup
lingkungan yang dinamis”.
b. Ritel, Ritel merupakan kata yang diambil dari bahasa Prancis, yakni “ritellier” , dapat
diartikan memecahkan atau memotong . Utami, (2017:4) dalam Sasi (2019:1), menyatakan
bahwa, “Bisnis ritel merupakan segala aktifitas yang berhubungan dengan upaya untuk
meningkatkan nilai produk serta layanan jasa yang diperjualbelikan langsung pada para
pelanggan akhir sebagai pemenuhan kebutuhan probadi serta tidak digunakan sebagai
kebutuhan usaha ”.
d. Visual Mechandising, Sari dan Alit (2013) menyatakan bahwa, “Visual Merchandising
merupakan suatu cara pandang atau anggapan dari konsumen terkait dengan tampilan fisik
dari sebuah produk yang mampu membuat konsumen ingin melakukan pembelian meskipun
konsumen belum mengetahui dari sisi kegunaan produknya”.
e. Display Produk, Devi dan Mefrina (2017:5) menyatakan bahwa, “Display (penataan
produk) adalah aktifitas perusahaan yang dilakukan dalam menampilkan produk barang
dagangan yang berada didalamstore dan diluarstore agar mampu menciptakan dorongan
pembelian seketika oleh calon customer terhadap produk yang dijual”.
3. Hubungan Antar VariabeI Visual Merchandising dan Display Produk Terhadap Impulse
Buying Konsumen
16
a. Hubungan VisuaI Merchandising dengan Impulse Buying, Visualisasi dari sebuah produk
adalah hal penting yang dapat dipertimbangkan oleh konsumen dalam upayanya untuk mulai
melakukan pembelian produk. Produk dengan visualisasi yang menarik dapat menciptakan
minat yang semakin tinggi bagi konsumen yang melihat produk tersebut.
Penataan produk adalah hal penting yang harus dipertimbangkan oleh peritel untuk
meningkatkan dorongan emosi untuk membeli bagi konsumen yang datang atau mengunjungi
tempat usaha dijalankan.
Pada era saat ini pembeli lebih cenderung senang berbelanja di toko modern. Daya tarik dari
toko modern dinilai lebih kuat jika dibandingkan dengan toko tradisional. Tampilan dan
penataan toko yang bagus menjadi kunci keberhasilan dari toko modern.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan data primer dihasilkan
dari jawaban kuesioner konsumen.
DaIampeneIitian ini rnenggunakan populasi yaknin masyarakat Kota MaIang dengan jumIah
yang tidak dapat diketahui secara pasti dengan kriteria pernah mengunjungi atau bahkan
membeli produk di MinisoMallOlympic Garden Kota Malang pada waktu penelitian
berlangsung yakni bulan April-Mei 2022. Teknik perolehan sarnpel pada peneIitian ini
dengan rnenggunakan teknik purposivesampIing. Adapun ketentuan dalam perolehan sampel
disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu masyarakat kota Malang
yang sudah pernah melakukan kunjungan atau pembelian di MinisoMallOlympic Garden
Kota Malang minimal 1 kali dengan ketentuan usia diatas 17 tahun sesuai dengan waktu
pelaksanaan penelitian.
17
3. Jenis Data
1. Windows display yakni produk- produk yang ditampilkan di kaca bagian depan
storeMiniso
4. Promotional signage yaitu mengenai informasi terkait kelebihan produk store Miniso yang
disampaikan secara faktual dan terorganisir dengan baik.
1. Rapi dan bersih yaitu mengenai kerapian serta kebersihan dalarn penataan ruangan di store
Miniso
2. Mudah dilihat, dijangkau, dan dicari yaitu mengenai penataan serta pemajangan produk
yang mudah di temukan oleh konsumen Miniso
4. barang dagangan yang diletakkan pada bagian yang tepat.Aman yaitu penataan produk
tidak membahayakan para konsumen yang datang ke store Miniso.
c. Variabel ImpulseBuying
18
pembentukan pola fikir atau penglihatan secara logika dari customer terhadap suatu produk
yang disebabkan karena tampilan dari visual merchandising, dan productdisplaystoreMiniso.
2. Cognitive yaitu mengenai rasa suka dan tidak suka atau berkaitan dengan perasaan emosi
dari konsumen dalam melakukan pembelian produk hal tersebutdisebabkan oleh faktor visual
merchandising, serta productdisplay.
HASIL PENELITIAN
Pada proses pengambilan data melalui penyebaran kuesioner kepada sejumlah 100 responden
dengan 37 item pertanyaan yang kemudian dijawab berdasarkan pengalaman responden itu
sendiri ketika mengunjungi MinisoMallOlympic Garden Malang. Dari hasil uji vaIiditas
menyatakan yakni seluruh item yang dipakai pada variabel visual merchandising ( X1),
display produk (X2), dan impulsebuying (Y) dapat dikatakan valid. Hal tersebut dapat
diketahui dari nilai r hitung didapatkan jumlahnya Iebih besar dibandingan nilai r tabeI serta
niIai signifikansinya dinyatakan Iebih kecil dari 0,05. Hasil uji reIiabiIitas dapat diketahui
bahwa beberapa item pertanyaan dari variabel visual merchandising, display produk, dan
impulsebuying mempunyai nilai koefisien aIphaIebih dari atau sarna dengan 0,70.
Berdasarkan hasiI yang diperoleh dari uji normalitas dapat dikatakan yakni titik-titik terlihat
rnenyebar berada disekitar garis diagonaI serta terlihat rnengikuti arah garis diagonaI, dengan
demikian diketahui yakni model regresi dikatakan sudah rnemenuhiasurnsinorrnalitas.
Berdasarkan hasiI yang diperoIeh dari uji multikolinearitas bisa dikatakan yakni
niIaitolerance dan VIF untuk visuImerchandising (X1) dan dispIay produk (X2) yakni
sebesar 0,510 dan 1,960. Jadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah pada rnodel regresi
dikatakan tidak terjadi rnultikolinearitas. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa hasiI uji
heteroskedastisitas yakni terIihat pada titik poIa yang jeIas, dan terlihat titik rnenyebar
dengan acak diposisi atas dan posisi bawah angka 0 pada surnbu Y, jadi dapat diketahui
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada rnodel regresi.
19
Rp1.900.000. Instrumen uji yang digunakan dalarnpeneIitian ini yakni uji vaIiditas serta uji
reIiabilitas yang menunjukkan hasil dari keseluruhan item-item pertanyaan dalam indikator
yang digunakan pada peneIitian ini dikatakan valid.
KESIMPULAN
Visual merchandising dan display produk secara parsiaI dan simultan rnerniliki pengaruh
signifikan serta positif terhadap impulsebuying konsumen pada MinisoMallOlympic Garden
Malang. Pembahasan dalam penelitian ini hanya berkaitan dengan pengaruh visual
merchandising dan display produk terhadap impulsebuying pada MinisoMallOlympic Garden
Malang. Maka bagi peneIiti selanjutnya yang akan rnelakukanpeneIitian sejenis dapat
rnenarnbahkan beberapa variabeI lainnya yang tidak digunakan pada peneIitian ini serta bisa
juga menggunakan objek yang selain yang digunakan dalarnpeneIitian ini.
20
BAB lll
PEMBAHASAN
21
BAB lV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari jurnal utama disimpulkan bahwa Display barang dagangan bukan untuk bertujuan untuk
menumpuk barang, namun lebih kepada bagaimana barang dagangan menarik keinginan
pembeli konsumen. Sesuai dengan tokonya, display barang perlu rapi. Tidak harus besar,
namun bisa digolong-golongkan, sesuai dengan penjelasan klasifikasi barang diatas. Dari
jurnal pembanding Visual merchandising dan display produk secara parsiaI dan simultan
rnerniliki pengaruh signifikan serta positif terhadap impulse buying konsumen pada Miniso
Mall Olympic Garden Malang. Pembahasan dalam penelitian ini hanya berkaitan dengan
pengaruh visual merchandising dan display produk terhadap impulse buying pada Miniso
Mall Olympic Garden Malang.
4.2 SARAN
Untuk jurnal pertama agar lebih fokus pada strategi penataan barang dagangan untuk
meningkatkan daya tarik dan kemudahan aksesibilitas bagi pelanggan. Untuk jurnal kedua
Teliti efek visual merchandising, seperti pencahayaan, warna, dan penataan produk, terhadap
respons konsumen.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini Irma Diah. 2003. “Pengaruh Visual Merchandising Dan Store Atrnosphere
Terhadap Perilaku Irnpulse Buying (Studi Kasus Pada Konsurnen Miniso di Surabaya)”.
Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), Volume 08, Hal 660-666.
Buchari Alma, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan kelima, edisi
revisi, Penerbit, Alfabeta, Bandung
23