Anda di halaman 1dari 30

REFLEKSI KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi

Disusun oleh:
Nadif Ferdiansyah
30101800xxx

Pembimbing :
dr. , Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
REFLEKSI KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan
Anak di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi

Oleh :

Nadif Ferdiansyah
30101800xxx

Purwodadi, September 2023

Telah dibimbing dan disahkan oleh,

Pembimbing,

(dr. , Sp.A)
IDENTITAS PASIEN

A. IDENTITAS
a. Nama : An. AN
b. Umur : 8 tahun 2 bulan 13 hari
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Kebonagung, Demak
f. Tanggal dan Jam Masuk : 29 Agustus 2023 pukul 19.45 WIB
g. Tanggal Keluar : 4 September 2023
h. Ruang : Bougenvile
i. No. RM : 0059xxxx
j. No. Reg : RG0160xxxx
k. Status Pasien : BPJS

IDENTITAS ORANG TUA PASIEN

a. Nama Ayah : Tn. A


b. Usia : 38 tahun
c. Pekerjaan : Karyawan
d. Alamat : Kebonagung, Demak

a. Nama Ibu : Ny. P


b. Usia : 34 tahun
c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
d. Alamat : Kebonagung, Demak

B. ANAMNESA
Dilakukan secara alloanamnesis dengan orang tua pasien pada hari Kamis, 31
Agustus2023 di bangsal BougenvilleRSUD dr. R Soedjati Purwodadi serta didukung
catatan medik.
a. Keluhan Utama
Demam
b. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Soedjati Purwodadi pada hari Kamis, 28
September 2023 rujukan dari RS Ki ageng getas Perdowo dengan keluhan demam
sudah 5 hari SMRS SMRS. Demam dirasakan mendadak, terus menerus dan tinggi.
Orang tua pasien mengukur panas sampai 390C - 400C. Ibu pasien mengatakan
demam dirasakan naik turun. Pasien juga mengeluhkan lemas, mual +, Tidak
timbul bintik merah pada tangan dan kaki pasien. Keluhan lain seperti sesak nafas
(-), batuk (+), pilek (+), kejang (-), nyeri otot (-), mimisan (-), perdarahan gusi dan
saluran cerna (-), muntah darah (-), nyeri tenggorokan (-), BAB hitam (+) keringat
dingin (-) menggigil (-). BAK dalam batas normal. Riwayat bepergian ke daerah
endemis malaria, kontak dengan pasien TB, dan kontak dengan pasien
terkonfirmasi COVID-19 disangkal.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


o Riwayat keluhan yang sama : disangkal
o Riwayat alergi : disangkal
o Riwayat asma : disangkal
o Riwayat kejang : disangkal
o Riwayat tifoid : disangkal
o Riwayat malaria : disangkal
o Riwayat TB paru : disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga


o Riwayat keluhan yang sama : disangkal
o Riwayat alergi : disangkal
o Riwayat asma : disangkal
o Riwayat TB paru : disangkal

e. Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah pasien merupakan karyawan, sedangkan Ibu sebagai ibu rumah
tangga. Pasien dirawat di bangsal bougenville dan biaya pengobatan menggunakan
biaya BPJS.
Kesan : Keadaan sosial ekonomi cukup

f. Riwayat Pemeliharaan Prenatal


Ibu pasien telah melakukan ANC rutin sebulan sekali di bidan. Nafsu
makan ibu saat hamil meningkat. Berat badan ibu saat hamil meningkat. Tidak
terdapat keluhan lemas dan pucat selama kehamilan. Riwayat perdarahan, anemia,
preeclampsia-eklampsia dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat
selain resep dokter dan minum jamu disangkal.
Kesan : Riwayat prenatal baik

g. Riwayat Persalinan
Anak perempuan secara spontan dari ibu P2A0 hamil aterm, lahir spontan,
lahir langsung menangis dan menetek kuat. Lahir dibantu oleh bidan, berat badan
lahir 3100 gram, panjang badan 52 cm.
Kesan : Neonatus aterm pervaginam

h. Riwayat Pemeliharaan Postnatal


Pemeliharaan postnatal rutin dilakukan di bidan dan anak dalam keadaan
sehat.
Kesan : sulit dinilai karena tidak berdasarkan bukti KMS

i. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 4x OPV, 1x IPV 0, 2, 3, 4 bulan
3. Hepatitis B 4x 0, 2, 3, 4 bulan
4. DPT- Hib 3x 2, 3, 4 bulan
5. MR/MMR 1x 9 bulan
Kesan: Imunisasi dasar lengkap dan sulit dinilai tanpa bukti KMS.

k. Riwayat Makan dan Minum


ASI diberikan sejak lahir sampai umur 2 tahun. Makanan pendamping ASI
mulai diberikan umur 6 bulan. Makan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayur-sayuran dan buah- buahan 3x/hari.
Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minuman baik
l. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi.

m. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


- Perkembangan
Kesan : perkembangan anak normal sesuai usia anak kurus
perawakantinggi .

- Pertumbuhan
Berat badan lahir : 3100 gram
Panjang badan lahir : 52 cm
Berat badan sekarang : 26 kg
Tinggi badan sekarang : 145 cm
BB aktual 26 x 100 %
● BMI :
BB ideal menurut TB aktual 36
= 72 %
- BB/U ( hijau) = P50 ( Healthy Weight)
- TB/U (Biru) = > P95
- BBI ( orange ) = 36 kg
- Usia TB ( Ungu ) 11 tahun
- %BBI = BB actual x 100% / BBideal untuk Tb actual = 26/36 x 100 % = 72.2 %
- Status Gizi : Kurang dengan perawakan tinggi
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Rabu 29 Agustus 2023 di IGD RSUD dr.
R Soedjati Purwodadi.
 Keadaan Umum : tampak gelisah sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis
 Vital Sign
o Nadi : 125 x/menit, irama regular, isi tegangan cukup
o RR : 20 x /menit
o Suhu : 38.7 0C
o SpO₂ : 97%

o BB : 26 kg

a. Status Generalis
a) Kepala (Interpretasi : DBN)
 Mesocephal
 Tidak ditemukan ada massa maupun benjolan
 Warna rambut hitam dan tidak mudah dicabut
b) Mata ( Interpretasi : DBN )
 Konjungtiva palpebra anemis (-/-)
 Sklera ikterik (-/-)
 Mata cekung (-/-)
 Reflek pupil (+/+)
 Pupil isokor
c) Telinga (Interpretasi : DBN)
 Normotia
 Low set ear (-)
 Discharge (-)
 Nyeri tarik tragus (-)
 Nyeri tarik auricula (-)
 Nyeri ketok os. Mastoid (-)
d) Hidung (Interpretasi : DBN)
 Bentuk hidung simetris
 Warna kulit hidung seperti warna sekitarnya
 Massa atau benjolan (-)
 Sekret atau darah dari hidung (-)
 Napas cuping hidung (-)
e) Mulut (Interpretasi : DBN)
 Bibir kering dan pucat (-)
 Stomatitis angularis (-)
 Lidah kotor (-)
 Tepi lidah hiperemis (-)
 Lidah tremor (-)
 Pernapasan mulut (-)
f) Kulit
 Hipopigmentasi (-)
 Hiperpigmentasi (-)
 Turgor kulit (tidak melambat)
 Ptekiae (-/-)
g) Leher (Interpretasi : DBN)
 Pembesaran KGB (-)
 Pembesaran tiroid (-)
 Trachea terdorong (-)
h) Thorak
PARU-PARU
● Inspeksi
▪ Bentuk dada normal
▪ Sikatrik, bekas luka operasi, kemerahan (-)
▪ Hemithorax dextra dan sinistra simetris tidak ada yang tertinggal saat
inspirasi dan ekspirasi
▪ Retraksi substernal/chest indrawing (-)
● Palpasi
▪ Benjolan atau massa (-)
▪ Nyeri tekan (-)
▪ Fremitus vocal (+/+)
● Perkusi
▪ Sonor di seluruh lapang paru
● Auskultasi
▪ Suara dasar vesikuler (+/+)
▪ Ronki basah halus (+/+)
▪ Wheezing (-/-)
Interpretasi : Rbh (+/+)

JANTUNG
● Inspeksi
 Pulsasi iktus kordis tak tampak
● Palpasi
 Iktus kordis teraba dengan 1 jari di linea midclavicula sinistra ICS V
● Perkusi
 Batas kiri bawah : ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm ke
medial
 Batas kiri atas : ICS II linea parasternal sinistra
 Batas kanan atas : ICS II linea parasternal dekstra
 Batas kanan bawah : ICS III-IV linea parasternal sinistra

● Auskultasi
 Bunyi jantung I-II regular (+)
 Murmur (-), Gallop (-)
Interpretasi : Normal

ABDOMEN
· Inspeksi
 Datar
 Tidak ada kemerahan dan tidak ada massa
 Tidak terlihat gerakan peristaltik usus
· Auskultasi
 Gerak peristaltik usus (+) 12 kali permenit
 Bising aorta (-), arteri renalis (-), arteri iliaka (-)
· Perkusi
 Timpani seluruh lapang abdomen
· Palpasi
 Supel
 Tidak ada massa atau benjolan
 Nyeri tekan perut (+)
 Hepar teraba, konsistensi kenyal, permukaan rata
 Lien tidak teraba
Interpretasi : Nyeri tekan daerah epigastrium

ix. Ekstremitas

Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”

Kesan : dbn

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin

29/8 30/08 31/08


Pemeriksaan Nilai Rujukan
2023 2023 2023
Hemoglobin 17.2(H) 16.3 (H) 15.9 (H) 10.8 – 15.6 g/dL
Hematokrit 53.9 (H) 43.6 42.6 33 – 45%
Leukosit 6.08 - 4.500 – 13.500/uL
Trombosit 69.000 24.000 27.000 181.000 – 521.000 /uL
MCH 26.8 255.0-35.0
MCHC 31.9 31.0-38.0
MCV 84 75.0-100.0
RDW-CV 14.4 11.6-14.8
TUBEX Test - - - <= 2 (Negatif)
Imunoserologi
NS1 Dengue -
Anti Dengue Ig-G- IgM
Dengue IgG Positif
Dengue IgM Negatif

Pemeriksaan Faeces Lengkap 29 Agustus 2023


Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Faeces
Konsistensi Lembek Agak Lunak
Warna Hitam Kuning
KEcoklatan
Bau Khas Khas
Darah + Negatif
Lendir + Negatif
Amoeba Negatif Negatif
Jamur/ Hyfa Negatif Negatif
Telur cacing Negatif Negatif
Protozoa Negatif Negatif
Bakteri Negatif Positif
Mikroskopis Urin
Eritrosit 8-9 0–1
Leukosit 2-3 0–5
Sel Epitel Positif Positif
Lemak Positif
Serat Positif

E. DAFTAR MASALAH
Anamnesis
o Demam sejak 5 hari SMRS
o Demam mendadak, terus menerus dan tinggi ( 390C – 400C)
o Lemas
o Mual
o BAB hitam +
o Perut terasa nyeri ketika ditekan
Pemeriksaan Fisik
o Keadaan umum : tampak gelisah, sakit sedang
o Suhu : 38,70C
o Pemeriksaan fisik abdomen : nyeri tekan perut (+)
o Pemeriksaan Paru : Rbh (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan Darah Rutin : Hb konstan > 12 g/dL, Trombositopenia (≤ 100.000/µl),
Imunoserologi Dengue Ig G + (29/8/23)
o Pemeriksaan Feces Rutin : Lendir darah +, Eritrosit 8-9

F. DIAGNOSIS BANDING
 Demam Berdarah Dengue grade II
 Demam Dengue
 ISPA

G. DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue grade II

H. INITIAL PLAN
a) Initial Plan Diagnosis
o Pemeriksaan laboratorium darah rutin
o Uji Serologi : NS1 Dengue, Antibodi IgM IgG, Antibodi HI
(Haemaglugtination Inhibition), dan Titer CF (Complement Fixation)

b) Initial Plan Terapi


 Infus RL 8 tpm
Kebutuhan Rumatan (maintenance) : BB = 26 kg
Rumus Darrow :
10 kg (I) = 100 cc/kgBB/hari
10 kg (II) = 50 cc/kgBB/hari
10 kg (sisa) = 20 cc/kgBB/hari

BB : 29 kg
(I) 100 cc x 10 = 1000cc/ hari
(II) 50 cc x 10 = 500cc/hari
(III) 20 cc x 6 = 120cc/hari
Total kebutuhan cairan 1620cc/hari
Kebutuhan cairan perhari x 15 16 2 0 cc x 15
Hitung Infus = = = 16.8 tpm
24 x 60 menit 24 x 60 menit
 Koreksi kenaikan suhu
Total kebutuhan cairan 1620cc/hari
Menghitung tambahan kebutuhan cairan dari peningkatan suhu.
T = 38.7℃
Peningkatan suhu 1℃ x 12,5% x kebutuhan cairan harian
Koreksi suhu = 1 x 12% x 1620
= 195cc
Pasien diedukasi untuk minum air putih cukup.
 Infus paracetamol
Paracetamol 10-15 mg/kgBB = 10 x 26= 260 mg
Inj Ranitidin ½ A / 12 jam
PO Paracetamol syrp 3x1 ½ cth PO
PO Lapifed Exp 3x1 cth PO

c) Initial Plan Monitoring


o Monitoring KU dan TTV(HR, Nadi,RR, Suhu, Sp02)
o Monitoring hasil laboratorium (Hb, leukosit, trombosit)
o Monitoring tanda syok : akral dingin, nadi lemah cepat, capillary refill > 2
detik
o Monitoring adanya tanda perdarahan spontan (epistaksis, hematemesis)
o Monitoring tanda hepatomegali, efusi pleura, asites, edeme perioorbital
o Monitoring tanda ensefalopati (edema otak atau alkalosis)
o Monitoring keseimbangan cairan (intake cairan dan diuresis)
o Monitoring respon terapi
d) Initial Plan Edukasi
o Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa anak mengalami Penyakit
Demam Berdarah Dengue membutuhkan pengawasan dan pengobatan yang
tepat.
o Menjelaskan rencana program pemeriksaan bahwa anak akan diambil
darahnya setiap hari untuk mengetahui perkembangan penyakit maupun
perbaikan kondisi.
o Berkerja sama dengan orang tua dalam mengawasi tanda-tanda bahaya
o Menganjurkan agar anak menjaga asupan cairan adekuat dengan banyak
makan dan minum (Jus buah, susu)
o Memberitahukan supaya pasien istirahat yang cukup

I. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad sanam : ad bonam
Qua ad fungsional : ad bonam
FOLLOW UP

Tanggal S O A P
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis Terapi cairanRL 7-
Tanda Vital: 5-3 selama 2 jam
o Nadi: 125x/menit Infus paracetamol
o RR : 20x/menit Paracetamol 10-15
Demam (+), o Suhu : 38.7oC mg/kgBB = 10 x
batuk (+), o SpO2 : 99%
Selasa, 29 26= 260 mg
Pilek (+), DHF,
Agustus Laboratorium Darah Inj Ranitidin ½ A /
mual(+), ISPA
2023 o Hb : 17.2 g/dL 12 jam
bab
o Hematokrit : 53.9% PO Paracetamol
hitam(+)
o Leukosit : 6080/mm3 syrp 3x1 ½ cth
o Trombosit : 69000/uL PO Lapifed Exp 3x1
Feces cth
Lendir + Darah +
Eritrosit +
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital: o Infus RL 16.8 tpm
o Nadi: 120x/menit o Infus paracetamol
o RR : 23x/menit 260 mg x 3
Demam (+), o Suhu : 38 oC Inj Ranitidin ½ A /
batuk (+), o SpO2 : 98% 12 jam
Rabu, 30
Pilek (+), DHF, PO Paracetamol
Agustus o TD : 111/69
mual(+), ISPA syrp 3x1 ½ cth
2023 o Akral hangat
bab PO Lapifed Exp 3x1
hitam(+) Laboratorium Darah cth
o Hb : 16.3 g/dL Inj Kalnex 3x250
o Hematokrit : 43.6% mg
Trombosit : 24.000/uL
IgG Dengue +

Keadaan Umum : Lemah o Infus RL 16.8 tpm


Kesadaran : composmentis o Infus paracetamol
Tanda Vital: 260 mg x 3
o Nadi: 100x/menit Inj Ranitidin ½ A /
Demam (+), o RR : 22x/menit 12 jam
batuk (+), o Suhu : 37.6oC PO Paracetamol
Kamis, 31
Pilek (+), o SpO2 : 99% DHF, syrp 3x1 ½ cth
Agustus
mual(+), o Akral hangat ISPA PO Lapifed Exp 3x1
2023
bab Laboratorium Darah cth
hitam(+) o Hb : 15.9 g/dL PO Ceftiaxon
o Hematokrit : 42.6% 2x600mg
Trombosit : 27.000/uL Inj Kalnex 3x250
IgG Dengue + mg

Jumat, 1 Makan Keadaan Umum : Lemah DHF, o Infus RL 16.8 tpm


Kesadaran : composmentis o Infus paracetamol
Tanda Vital: 260 mg x 3
o Suhu : 37oC Inj Ranitidin ½ A /
o SpO2 : 100% 12 jam
September o Akral Dingin
minum sulit ISPA PO Paracetamol
2023
Laboratorium Darah syrp 3x1 ½ cth
o Hb : 12.3 g/dl PO Lapifed Exp 3x1
o Hematokrit : 35.6% cth
o Trombosit : 40000/uL
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital: o Infus RL 16.8 tpm
o Nadi: 120x/menit o Infus paracetamol
o RR : 22x/menit 260 mg x 3
Sabtu, 2 o Suhu : 36.9oC Inj Ranitidin ½ A /
Makan o SpO2 : 98% DHF, 12 jam
September
minum sulit ISPA PO Paracetamol
2023 o Akral hangat
syrp 3x1 ½ cth
Laboratorium Darah
PO Lapifed Exp 3x1
o Hb : 12.7 g/dL
cth
o Hematokrit : 36.5%
o Trombosit : 23000/uL

Keadaan Umum : Lemah


Kesadaran : composmentis o Infus RL 16.8 tpm
Tanda Vital: o Infus paracetamol
o Nadi: 110x/menit 260 mg x 3
o RR : 22x/menit Inj Ranitidin ½ A /
Minggu, , 3 Demam (-), o Suhu : 36.6oC DHF, 12 jam
September pilek + o SpO2 : 98% ISPA PO Paracetamol
2023
o Akral hangat syrp 3x1 ½ cth
o HB : 12.6 PO Lapifed Exp 3x1
o Ht : 37.2 cth
o Trombosit : 28.00/uL

Keadaan Umum : Lemah


Kesadaran : composmentis o Infus RL 16.8 tpm
Tanda Vital: o Infus paracetamol
o Nadi: 98x/menit 260 mg x 3
Senin, , 4 o RR : 20x/menit Inj Ranitidin ½ A /
DHF, 12 jam
September Demam (-), o Suhu : 36.7oC
ISPA PO Paracetamol
2023 o SpO2 : 99%
syrp 3x1 ½ cth
o Akral hangat
PO Lapifed Exp 3x1
Hb : 12.2 g/dl cth
Ht : 35.5%
Trombosit : 63.000/uL
Selasa, 5 Demam (-), Keadaan Umum : Aktif DHF, o Infus RL 16.8 tpm
September Kesadaran : composmentis ISPA o Infus paracetamol
2023 Tanda Vital: 260 mg x 3
o Nadi: 71x/menit
o RR : 20x/menit PO Paracetamol
o Suhu : 36,3oC syrp 3x1 ½ cth
PO Lapifed Exp 3x1
o SpO2 : 100%
cth BLPL
o TD : 103/63
o Akral hangat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,
dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang
dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik
mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus
Dengue.
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi
mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan
renjatan/syok dan kematian.
II. ETIOLOGI
Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamik Aedes Aegypti
yang banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada waktu
siang hari. Virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor
nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.
III. PATOFISIOLOGI
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita
adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau batuk, bintik-bintik merah
pada kulit (ptekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan
pembesaran limpa.
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, homokonsentrasi dan hipoproteinemia serta
efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit lebih dari 20%) menggambarkan
adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DBD
sangat dianjurkan untuk memantau hetokrit darah berkala untuk mengetahui berapa
persen hemokonsentrasi terjadi.

IV. TANDA DAN GEJALA


Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO
terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.
a) Kriteria klinis:
1) Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas berlangsung terus-menerus 2-7
hari
2) Terdapat manifestasi perdarahan termasuk uji torniquet postif, petekia,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena
3) Pembesaran hati
Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai
ikterus.
4) Terdapat tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah,
penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab
dan pasien tampak gelisah
b) Kriteria laboratoris
1) Trombositopenia (≤ 100.000/mm3)
2) Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari kenaikan hematokrit 20% atau lebih
menurut standar umur dan jenis kelamin, atau terdapat bukti kebocoran
plasma lainnya (hipoalbuminemia, efusi pleura, asites)
Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi
atau peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD.
Efusi pleura dan atau hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama
pada pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan
hematokrit dan adanya trombositopenia mendukung diagnosis DBD.

V. DERAJAT PENYAKIT DBD


DBD diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis
dibagi menjadi :
Derajat DBD berdasarkan Klasifikasi WHO 2011
DD/DBD Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium
DD Demam disertai minimal  Laukopenia (jumlah
dengan 2 gejala: leukosit < 4000
 Nyeri kepala sel/mm3)
 Nyeri retro-orbita  Trombositopenia
 Nyeri otot (jumlah trombosit
 Nyeri sendi/tulang <100.000 sel/mm3)
 Ruam kulit  Peningkatan
makulopapular hematokrit (5%-
 Manifestasi perdarahan 10%)
 Tidak ada tanda  Tidak ada bukti
perembesan plasma perembesan plasma
DBD I Demam dan manifestasi Trombositopenia <100. 000
perdarahan (uji bendung sel/mm3; peningkatan
positif) dan tanda perembesan hematokrit >20%
plasma
DBD II Seperti derajat I ditambah Trombositopenia <100.000
perdarahan spontan sel/mm3; peningkatan
hematokrit >20%
DBD III Seperti derajat I atau II Trombositopenia <100.000
ditambah kegagalan sirkulasi sel/mm3; peningkatan
(nadi lemah, tekanan nadi <20 hematokrit >20%
mmHg, hipotensi, gelisah,
diuresis menurun
DBD IV Syok hebat dengan tekanan Trombositopenia <100.000
darah dan nadi yang tidak sel/mm3; peningkatan
terdeteksi hematokrit >20%
Diagnosis infeksi dengue: Gejala klinis + trombositopenia + hemokonsentrasi,
dikonfirmasi dengan deteksi antigen virus dengue (NS-1) atau dan uji serologi
anti dengue positif (IgM anti dengue atau IgM/IgG anti dengue positif)

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan Laboratorium

Darah :

- LPB positif.

- Kadar trombosit darah menurun (trombositopenia)

- Hematokrit meningkat lebih dari 20%, merupakan indikator akan


timbulnya rejatan.

- Hemoglobin meningkat lebih dari 20%.

- Lekosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga.

- Masa perdarahan memanjang.

- Protein rendah (hipoproteinemia)

- Natrium rendah (hiponatremia)

- SGOT/SGPT bisa meningkat

- Astrup : Asidosis metabolic

Urine :

Kadar albumin urine positif (albuminuria)

b) Pemeriksaan Imaging
 Foto thoraks
 USG

VII. DIAGNOSIS BANDING


Pada saat fase demam sebagai diagnosis banding adalah berbagai macam
infeksi virus, parasit, dan bakteri misalnya demam tifoid, penyakit demam oleh
karena virus dengan manifestasi perdarahan, leptospirosis, malaria, sedangkan
tonsilpharyngitis sering sebagai diagnosis pada saat infeksi dengue di awal demam.
Pada manifestasi demam dengan perdarahan seperti idiopatic Trombositopeni
Purpura (ITP) atau awal suatu Leukimia kadang perlu diperhitungkan sebagai
diagnosis banding dari DBD derajat II.

VIII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita dengan DBD adalah sebagai berikut :
1) Tirah baring atau istirahat baring.
2) Diet makan lunak.
3) Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DBD.
4) Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)
merupakan cairan yang paling sering digunakan.
5) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6) Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7) Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8) Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9) Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
10) Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan
tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11) Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.
12) Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan
segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak
tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran
sebanyak 20 – 30 ml/kg BB.
13) Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan
12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi nadi
sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20
mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.
14) Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal
yang hebat. Indikasi pemberian transfusi pada penderita DBD yaitu jika
ada perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegang
dengan penurunan Hb yang mencolok.
Manajemen DBD Derajat I dan II (Kasus Non-syok)
Cairan diberikan sejumlah kebutuhan rumatan (untuk 1 hari) + defisit 5%
(oral maupun intravena) selama 48 jam. Sebagai contoh, anak dengan berat badan
20 Kg maka defisit 5% = 50 ml/KgBB x 20 Kg = 1000 mL. Kebutuhan rumatan
ialah 1500 mL untuk 1 hari. Dengan demikian, total pemberian cairan ialah M +
5% = 2500 mL yang diberikan selama 48 jam. Jumlah cairan tersebut disesuaikan
dengan kondisi klinis, tanda vital, keluaran urin, dan kadar hematokrit.

Laju pemberian infus pada anak (WHO, 2011)


Laju pada anak Laju pada dewasa
(mL/KgBB/jam) (mL/jam)
Setengah rumatan 1,5 40-50
Rumatan 3 80-100
Rumatan + defisit 5% 5 100-120
Rumatan + defisit 7% 7 120-150
Rumatan + defisit 10% 10 300-500
Manajemen DBD Derajat III (Kasus Syok)

Manajemen DBD Derajat IV (Kasus Syok)


1. Pemberian cairan dilakukan lebih agresif: 10 ml/kgbb bolus selama 10-15 menit.
Evaluasi tekanan darah; bila perbaikan, lanjutkan terapi seperti manajemen kasus
grade III.
2. Bila syok belum teratasi, ulangi pemberian cairan bolus 10 ml/kgbb, serta
evaluasi dan atasi abnormalitas hasil laboratorium (asidosis, gangguan
keseimbangan elektrolit, hipoglikemia).
3. Transfusi segera (mempertimbangkan kadar hematokrit sebelum resusitasi) dapat
diberikan.
4. Bila syok belum teratasi, pertimbangkan pemberian inotropik dan rawat intensif
bila jumlah cairan diberikan sudah adekuat.

IX. KOMPLIKASI
1) Ensepafalopati dengue : edeme otak dan alkalosis. Dapat terjadi bak pada syok
maupun tanpa syok.
2) Kelainan ginjal : akibat syok berkepanjangan
3) Edema paru : akibat pemberian cairan berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

1. IDAI ( pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak )
2. Hapsari, D, dkk. 2010. Update Demam Berdarah Dengue pada Anak. UNDIP:
semarang.
3. Pudjiadi, A, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis, Ikatan Dokter Anank Indonesia.
Cetakan I.
4. Departemen kesehatan republik indonesia direktorat jenderal pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan ( 2006)
5. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi virus dengue pada anak. UKK infeksi dan
penyakit tropis. IDAI 2014
6. Pedoman pelayanan Kesehatan anak di rumah sakit rujukan tingkat pertama di
kabupaten/ kota WHO; alihbahasa, tim adaptasi Indonesia. – Jakarta: WHO Indonesia,
2008
7. Tatalaksana demam berdarah dengue. Sri rezeki, H Hadinegoro, dkk. Jakarta : Depkes,
2004

Anda mungkin juga menyukai