Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi
Disusun oleh:
Nadif Ferdiansyah
30101800xxx
Pembimbing :
dr. , Sp.A
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan
Anak di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi
Oleh :
Nadif Ferdiansyah
30101800xxx
Pembimbing,
(dr. , Sp.A)
IDENTITAS PASIEN
A. IDENTITAS
a. Nama : An. AN
b. Umur : 8 tahun 2 bulan 13 hari
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Kebonagung, Demak
f. Tanggal dan Jam Masuk : 29 Agustus 2023 pukul 19.45 WIB
g. Tanggal Keluar : 4 September 2023
h. Ruang : Bougenvile
i. No. RM : 0059xxxx
j. No. Reg : RG0160xxxx
k. Status Pasien : BPJS
B. ANAMNESA
Dilakukan secara alloanamnesis dengan orang tua pasien pada hari Kamis, 31
Agustus2023 di bangsal BougenvilleRSUD dr. R Soedjati Purwodadi serta didukung
catatan medik.
a. Keluhan Utama
Demam
b. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Soedjati Purwodadi pada hari Kamis, 28
September 2023 rujukan dari RS Ki ageng getas Perdowo dengan keluhan demam
sudah 5 hari SMRS SMRS. Demam dirasakan mendadak, terus menerus dan tinggi.
Orang tua pasien mengukur panas sampai 390C - 400C. Ibu pasien mengatakan
demam dirasakan naik turun. Pasien juga mengeluhkan lemas, mual +, Tidak
timbul bintik merah pada tangan dan kaki pasien. Keluhan lain seperti sesak nafas
(-), batuk (+), pilek (+), kejang (-), nyeri otot (-), mimisan (-), perdarahan gusi dan
saluran cerna (-), muntah darah (-), nyeri tenggorokan (-), BAB hitam (+) keringat
dingin (-) menggigil (-). BAK dalam batas normal. Riwayat bepergian ke daerah
endemis malaria, kontak dengan pasien TB, dan kontak dengan pasien
terkonfirmasi COVID-19 disangkal.
g. Riwayat Persalinan
Anak perempuan secara spontan dari ibu P2A0 hamil aterm, lahir spontan,
lahir langsung menangis dan menetek kuat. Lahir dibantu oleh bidan, berat badan
lahir 3100 gram, panjang badan 52 cm.
Kesan : Neonatus aterm pervaginam
i. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 4x OPV, 1x IPV 0, 2, 3, 4 bulan
3. Hepatitis B 4x 0, 2, 3, 4 bulan
4. DPT- Hib 3x 2, 3, 4 bulan
5. MR/MMR 1x 9 bulan
Kesan: Imunisasi dasar lengkap dan sulit dinilai tanpa bukti KMS.
- Pertumbuhan
Berat badan lahir : 3100 gram
Panjang badan lahir : 52 cm
Berat badan sekarang : 26 kg
Tinggi badan sekarang : 145 cm
BB aktual 26 x 100 %
● BMI :
BB ideal menurut TB aktual 36
= 72 %
- BB/U ( hijau) = P50 ( Healthy Weight)
- TB/U (Biru) = > P95
- BBI ( orange ) = 36 kg
- Usia TB ( Ungu ) 11 tahun
- %BBI = BB actual x 100% / BBideal untuk Tb actual = 26/36 x 100 % = 72.2 %
- Status Gizi : Kurang dengan perawakan tinggi
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Rabu 29 Agustus 2023 di IGD RSUD dr.
R Soedjati Purwodadi.
Keadaan Umum : tampak gelisah sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
o Nadi : 125 x/menit, irama regular, isi tegangan cukup
o RR : 20 x /menit
o Suhu : 38.7 0C
o SpO₂ : 97%
o BB : 26 kg
a. Status Generalis
a) Kepala (Interpretasi : DBN)
Mesocephal
Tidak ditemukan ada massa maupun benjolan
Warna rambut hitam dan tidak mudah dicabut
b) Mata ( Interpretasi : DBN )
Konjungtiva palpebra anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Mata cekung (-/-)
Reflek pupil (+/+)
Pupil isokor
c) Telinga (Interpretasi : DBN)
Normotia
Low set ear (-)
Discharge (-)
Nyeri tarik tragus (-)
Nyeri tarik auricula (-)
Nyeri ketok os. Mastoid (-)
d) Hidung (Interpretasi : DBN)
Bentuk hidung simetris
Warna kulit hidung seperti warna sekitarnya
Massa atau benjolan (-)
Sekret atau darah dari hidung (-)
Napas cuping hidung (-)
e) Mulut (Interpretasi : DBN)
Bibir kering dan pucat (-)
Stomatitis angularis (-)
Lidah kotor (-)
Tepi lidah hiperemis (-)
Lidah tremor (-)
Pernapasan mulut (-)
f) Kulit
Hipopigmentasi (-)
Hiperpigmentasi (-)
Turgor kulit (tidak melambat)
Ptekiae (-/-)
g) Leher (Interpretasi : DBN)
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran tiroid (-)
Trachea terdorong (-)
h) Thorak
PARU-PARU
● Inspeksi
▪ Bentuk dada normal
▪ Sikatrik, bekas luka operasi, kemerahan (-)
▪ Hemithorax dextra dan sinistra simetris tidak ada yang tertinggal saat
inspirasi dan ekspirasi
▪ Retraksi substernal/chest indrawing (-)
● Palpasi
▪ Benjolan atau massa (-)
▪ Nyeri tekan (-)
▪ Fremitus vocal (+/+)
● Perkusi
▪ Sonor di seluruh lapang paru
● Auskultasi
▪ Suara dasar vesikuler (+/+)
▪ Ronki basah halus (+/+)
▪ Wheezing (-/-)
Interpretasi : Rbh (+/+)
JANTUNG
● Inspeksi
Pulsasi iktus kordis tak tampak
● Palpasi
Iktus kordis teraba dengan 1 jari di linea midclavicula sinistra ICS V
● Perkusi
Batas kiri bawah : ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm ke
medial
Batas kiri atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas kanan atas : ICS II linea parasternal dekstra
Batas kanan bawah : ICS III-IV linea parasternal sinistra
● Auskultasi
Bunyi jantung I-II regular (+)
Murmur (-), Gallop (-)
Interpretasi : Normal
ABDOMEN
· Inspeksi
Datar
Tidak ada kemerahan dan tidak ada massa
Tidak terlihat gerakan peristaltik usus
· Auskultasi
Gerak peristaltik usus (+) 12 kali permenit
Bising aorta (-), arteri renalis (-), arteri iliaka (-)
· Perkusi
Timpani seluruh lapang abdomen
· Palpasi
Supel
Tidak ada massa atau benjolan
Nyeri tekan perut (+)
Hepar teraba, konsistensi kenyal, permukaan rata
Lien tidak teraba
Interpretasi : Nyeri tekan daerah epigastrium
ix. Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
Kesan : dbn
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin
E. DAFTAR MASALAH
Anamnesis
o Demam sejak 5 hari SMRS
o Demam mendadak, terus menerus dan tinggi ( 390C – 400C)
o Lemas
o Mual
o BAB hitam +
o Perut terasa nyeri ketika ditekan
Pemeriksaan Fisik
o Keadaan umum : tampak gelisah, sakit sedang
o Suhu : 38,70C
o Pemeriksaan fisik abdomen : nyeri tekan perut (+)
o Pemeriksaan Paru : Rbh (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan Darah Rutin : Hb konstan > 12 g/dL, Trombositopenia (≤ 100.000/µl),
Imunoserologi Dengue Ig G + (29/8/23)
o Pemeriksaan Feces Rutin : Lendir darah +, Eritrosit 8-9
F. DIAGNOSIS BANDING
Demam Berdarah Dengue grade II
Demam Dengue
ISPA
G. DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue grade II
H. INITIAL PLAN
a) Initial Plan Diagnosis
o Pemeriksaan laboratorium darah rutin
o Uji Serologi : NS1 Dengue, Antibodi IgM IgG, Antibodi HI
(Haemaglugtination Inhibition), dan Titer CF (Complement Fixation)
BB : 29 kg
(I) 100 cc x 10 = 1000cc/ hari
(II) 50 cc x 10 = 500cc/hari
(III) 20 cc x 6 = 120cc/hari
Total kebutuhan cairan 1620cc/hari
Kebutuhan cairan perhari x 15 16 2 0 cc x 15
Hitung Infus = = = 16.8 tpm
24 x 60 menit 24 x 60 menit
Koreksi kenaikan suhu
Total kebutuhan cairan 1620cc/hari
Menghitung tambahan kebutuhan cairan dari peningkatan suhu.
T = 38.7℃
Peningkatan suhu 1℃ x 12,5% x kebutuhan cairan harian
Koreksi suhu = 1 x 12% x 1620
= 195cc
Pasien diedukasi untuk minum air putih cukup.
Infus paracetamol
Paracetamol 10-15 mg/kgBB = 10 x 26= 260 mg
Inj Ranitidin ½ A / 12 jam
PO Paracetamol syrp 3x1 ½ cth PO
PO Lapifed Exp 3x1 cth PO
I. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad sanam : ad bonam
Qua ad fungsional : ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis Terapi cairanRL 7-
Tanda Vital: 5-3 selama 2 jam
o Nadi: 125x/menit Infus paracetamol
o RR : 20x/menit Paracetamol 10-15
Demam (+), o Suhu : 38.7oC mg/kgBB = 10 x
batuk (+), o SpO2 : 99%
Selasa, 29 26= 260 mg
Pilek (+), DHF,
Agustus Laboratorium Darah Inj Ranitidin ½ A /
mual(+), ISPA
2023 o Hb : 17.2 g/dL 12 jam
bab
o Hematokrit : 53.9% PO Paracetamol
hitam(+)
o Leukosit : 6080/mm3 syrp 3x1 ½ cth
o Trombosit : 69000/uL PO Lapifed Exp 3x1
Feces cth
Lendir + Darah +
Eritrosit +
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital: o Infus RL 16.8 tpm
o Nadi: 120x/menit o Infus paracetamol
o RR : 23x/menit 260 mg x 3
Demam (+), o Suhu : 38 oC Inj Ranitidin ½ A /
batuk (+), o SpO2 : 98% 12 jam
Rabu, 30
Pilek (+), DHF, PO Paracetamol
Agustus o TD : 111/69
mual(+), ISPA syrp 3x1 ½ cth
2023 o Akral hangat
bab PO Lapifed Exp 3x1
hitam(+) Laboratorium Darah cth
o Hb : 16.3 g/dL Inj Kalnex 3x250
o Hematokrit : 43.6% mg
Trombosit : 24.000/uL
IgG Dengue +
I. DEFINISI
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,
dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang
dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik
mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus
Dengue.
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi
mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan
renjatan/syok dan kematian.
II. ETIOLOGI
Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamik Aedes Aegypti
yang banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada waktu
siang hari. Virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor
nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.
III. PATOFISIOLOGI
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita
adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau batuk, bintik-bintik merah
pada kulit (ptekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan
pembesaran limpa.
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, homokonsentrasi dan hipoproteinemia serta
efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit lebih dari 20%) menggambarkan
adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DBD
sangat dianjurkan untuk memantau hetokrit darah berkala untuk mengetahui berapa
persen hemokonsentrasi terjadi.
a) Pemeriksaan Laboratorium
Darah :
- LPB positif.
Urine :
b) Pemeriksaan Imaging
Foto thoraks
USG
VIII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita dengan DBD adalah sebagai berikut :
1) Tirah baring atau istirahat baring.
2) Diet makan lunak.
3) Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DBD.
4) Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)
merupakan cairan yang paling sering digunakan.
5) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6) Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7) Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8) Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9) Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
10) Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan
tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11) Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.
12) Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan
segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak
tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran
sebanyak 20 – 30 ml/kg BB.
13) Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan
12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi nadi
sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20
mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.
14) Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal
yang hebat. Indikasi pemberian transfusi pada penderita DBD yaitu jika
ada perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegang
dengan penurunan Hb yang mencolok.
Manajemen DBD Derajat I dan II (Kasus Non-syok)
Cairan diberikan sejumlah kebutuhan rumatan (untuk 1 hari) + defisit 5%
(oral maupun intravena) selama 48 jam. Sebagai contoh, anak dengan berat badan
20 Kg maka defisit 5% = 50 ml/KgBB x 20 Kg = 1000 mL. Kebutuhan rumatan
ialah 1500 mL untuk 1 hari. Dengan demikian, total pemberian cairan ialah M +
5% = 2500 mL yang diberikan selama 48 jam. Jumlah cairan tersebut disesuaikan
dengan kondisi klinis, tanda vital, keluaran urin, dan kadar hematokrit.
IX. KOMPLIKASI
1) Ensepafalopati dengue : edeme otak dan alkalosis. Dapat terjadi bak pada syok
maupun tanpa syok.
2) Kelainan ginjal : akibat syok berkepanjangan
3) Edema paru : akibat pemberian cairan berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI ( pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak )
2. Hapsari, D, dkk. 2010. Update Demam Berdarah Dengue pada Anak. UNDIP:
semarang.
3. Pudjiadi, A, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis, Ikatan Dokter Anank Indonesia.
Cetakan I.
4. Departemen kesehatan republik indonesia direktorat jenderal pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan ( 2006)
5. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi virus dengue pada anak. UKK infeksi dan
penyakit tropis. IDAI 2014
6. Pedoman pelayanan Kesehatan anak di rumah sakit rujukan tingkat pertama di
kabupaten/ kota WHO; alihbahasa, tim adaptasi Indonesia. – Jakarta: WHO Indonesia,
2008
7. Tatalaksana demam berdarah dengue. Sri rezeki, H Hadinegoro, dkk. Jakarta : Depkes,
2004