Oleh:
G992202122
Pembimbing:
Pepi Budianto, dr., Sp.S (K)., FINR., FINA
Penyusun:
Fitra Aslami Ghifari
G992202122
1
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Sukoharjo
No. RM : 0104xxxx
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Jawa
Status : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 16 Februari 2022
2. Data Dasar
Alloanamnesis, dan pemeriksaan fisik dilakukan di HCU lantai 4 RS UNS
a. Keluhan Utama
Penurunan Kesadaran
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS UNS dengan keluhan penurunan
kesadaran dan kelemahan anggota gerak sisi kiri. Kelemahan
dirasakan sejak 9 jam SMRS saat pasien sedang duduk bekerja di
depan komputer. Kelemahan terjadi secara mendadak dan dirasakan
menetap. Kondisi ini diakui sangat mengganggu pekerjaan pasien,
hingga pasien perlu bantuan untuk berjalan dan mengangkat tangan
kirinya. Setelah keluhan kelemahan dirasakan saat bekerja, pasien
sempat pulang ke rumahnya untuk beristirahat, dan saat istirahat
dirasakan kelemahan belum juga pulih, sehingga akhirnya pasien
memutuskan untuk pergi ke IGD RS UNS. Sebelumnya pasien belum
pernah merasakan kelemahan pada anggota geraknya. Keluarga
Pasien mengaku saat munculnya kelemahan ini disertai dengan
hilangnya kesadaran, tapi tidak disertai dengan penurunan berat
badan, kejang, nyeri kepala, muntah proyektil, pandangan kabur,
wajah merot dan bicara pelo. Pasien mengaku tidak ada keluhan untuk
BAB dan BAK. Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi selama
10 tahun lebih, namun pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan
antihipertensi dan mengaku hanya mengandalkan obat-obatan herbal
saja. Pasien juga mengaku jarang memeriksakan keadaannya ke
dokter.
2
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : Disangkal
Riwayat mondok : Disangkal
Riwayat hipertensi : 10 tahun, tidak terkontrol
Riwayat diabetes mellitus : Disangkal
Riwayat sakit jantung : Disangkal
Riwayat alergi obat : Disangkal
Riwayat alergi makanan : Disangkal
Riwayat keganasan : Disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa : Disangkal
Riwayat hipertensi : Diakui, ibu pasien
Riwayat sakit jantung : Diakui, ibu pasien
Riwayat diabetes mellitus : Disangkal
e. Riwayat Kebiasaan
Pasien bekerja dahulu bekerja sebagai buruh. Saat pasien bekerja, pasien
berada di lingkungan masyakarat yang merokok sehingga pasien menjadi
perokok pasif. Pasien makan 3 kali sehari dengan nasi dan lauk bervariasi
namun akhir-akhir ini nafsu makan menurun. Pasien jarang beraktivitas
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berobat menggunakan BPJS
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 16 Februari 2023 dengan hasil sebagai berikut:
3
- Laju napas : 18x per menit
- SpO2 : 99%
- Suhu : 36.5 derajat C
Kulit Kulit berwarna sawo matang, turgor menurun (-), kering (-),
teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-), ekimosis (-)
4
Thorax - I : Bentuk dada normochest
Tidak tampak lapang dada yang tertinggal saat bernapas,
retraksi intercostal (-/-), pernapasan abdominothorakal (-)
- P : Sonor (+/+)
- P : Tidak ditemukan nyeri tekan
- A : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki basah kasar (+/+),
ronki basah halus (-/-), wheezing (-/-)
- -
- -
- Kekuatan motorik
- -
- - -
5
C. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan pada tanggal 21 Juli 2022
111 333
111 333
Tonus
N N
N N
6. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks Fisiologis
- Reflek Biceps (+2/+2)
- Refleks Triceps (+2/+2)
- Refleks Patella (+2/+2)
- Refleks Achiles (+2/+2)
7
b. Refleks Patologis
-Refleks Hoffman dan Tromer (-/-)
- Refleks Babinski (+/-)
- Refleks Chaddock (-/-)
- Refleks Oppeinheim (-/-)
- Refleks Gordon (-/-)
- Refleks Schaefner (-/-)
-Refleks Gonda dan Stransky (-/-)
- Refleks Rossolimo (-/-)
- Refleks Mendel Bechrew (-/-)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium (15 Februari 2023)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
3
Leukosit 8.9 10 µL 4.5 ~ 11
6
Eritrosit 4.33 10 /uL 3.9 ~ 5.3
Hemoglobin 11.8 g/dl 13.5 ~ 17.6
Hematokrit 34 % 35 ~ 45
MCV 77.7 fL 79.0 ~ 99.0
MCH 27.3 pg 27.0 ~ 31.0
MCHC 35.2 % 33.0 ~ 37.0
3
Trombosit 237 10 µL 150 ~ 450
RDW-CV 17.2 % 11.5 ~ 14.5
PDW 16 fL 9.0 ~ 13.0
MPV 9.0 fL 7.2 ~ 11
HITUNG JENIS
Limfosit 20.30 % 20 ~ 40
Monosit 5.30 % 0~ 7
Neutrofil 67.10 % 55 ~ 80
Eosinofil 6.50 % 0~ 4
Basofil 0.80 % 0~ 2
KIMIA KLINIK
Fungsi Ginjal
Ureum 15 mg/dL 10 ~ 45
Kreatinin 0.4 mg/dL 0.5 ~ 1.1
Elektrolit
Kalium (K) 3.2 mmol/L 3.5 ~ 5.5
Natrium (N) 141 mmol/L 135 ~ 145
9
Golongan darah B
Rh Positif
Kimia Klinik
Kesan:
1. Multiple lacunar infarct di corona radiata kiri, nucleus caudatus kiri
crus anterior capsula interna kiri, capsula eksterna kanan, dan
periventrikel cornu anterior ventrikel lateralis kanan
2. Leukoaraiosis di periventrikel cornu anterior ventrikel latralis kanan
3. Brain atrophy
4. Sinusitis maksilaris bilateral
5. Concha bullosa pada concha nasalis media kanan
6. Deviasi septum nasi ke arah kanan grade I (Mladina's classification)
11
E. Assesment
Klinis : Penurunan Kesadaran, Hemiparese sinistra, Hemihipoestesia sinistra
Topis : Subcortex cerebri dextra et sinistra
Etiologi : multiple lavunar infark, CSVD
Diagnosa lain : HT, hiperurisemia, trigliserida
F. Tatalaksana
a Head up 30o
b O2 nasal kanul 3-4 lpm k/p
c Diet 1700 kkal rendah garam
d Inf NS 20 tpm
e Inj Ranitidin 50 mg/12 jam
f Inj Citicolin 250 mg/12 jam
g Pletaal SR 1x100mg
h Amlodipin 1x10mg
i Allopurinol 1x100mg
j CaCO3 3x1
k Candesartan 1x16mg
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
G. Tatalaksana
Tatalaksana Umum
- Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
1) Pemantauan secara terus menerus terhadap status neurologik, nadi,
tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen dianjurkan dalam 72
jam, pada pasien dengan defisit neurologik yang nyata.
2) Pemberian suplemen oksigen sangat dianjurkan untuk
mempertahankan saturasi oksigen >94%. Oksigen tidak disarankan
untuk pasien yang tidak hipoksia
3) Perbaiki jalan napas termasuk pemasangan pipa orofaring pada
pasien yang tidak sadar.
4) Berikan bantuan ventilasi pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran atau disfungsi bulbar dengan gangguan jalan napas
5) Intubasi ETT (endo tracheal tube) atau LMA (laryngeal mask
airway) diperlukan pada pasien dengan hipoksia (pO2 <60 mmHg
atau pCO2
>50 mmHg), atau syok, atau pada pasien yang berisiko untuk terjadi
aspirasi. Pipa endotrakeal diusahakan terpasang tidak lebih dari 2
minggu, kalau lebih dari 2 minggu maka dianjurkan dilakukan
trakeostomi.
- Pengendalian peningkatan TIK
1) Tinggikan posisi kepala 20-30
2) Hindari penekanan vena jugular
3) Hindari hipertermia
4) Jaga normovolemia
5) Osmotertapi atas indikasi:
■ Manitol 0.25–0.50 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi
setiap 4–
■ Kalau perlu berikan furosemide dengan dosis inisial 1
mg/kgBB.
Antikoagulan
Antiplatelet
Antihipertensi
1) Pada pasien stroke iskemik akut, penurunan tekanan darah dilakukan segera
apabila terdapat komorbid (sindrom coroner akut, gagal jantung akut, diseksi
aorta, sICH, atau preeklampsia / eklampsia. Jika tidak ada komorbid, tekanan
darah diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam
pertama setelah awitan apabila tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau
tekanan darah diastolik (TDD) >120mmHg. Pada pasien stroke iskemik akut
yang akan diterapi trombolitik rtPA (Alteplase), tekanan darah diturunkan
hingga TDSa tekanan arteri rata-rata (MAP) sekitar 110 mmHg atau tekanan
darah sistolik (TDS) tidak lebih dari 160 dan tekanan darah diastolik (TDD)
90 mmHg (sebelum tindakan operasi aneurisma clipping)
2) Pada kondisi tertentu yang mengancam target organ lain, misalnya diseksi
aorta, infark miokard akut, edema paru, gagal ginjal akut dan ensefalopati
hipertensif, penurunan tekanan darah pada stroke akut dapat dipertimbangkan
hingga di bawah target diatas. Target penurunan tersebut adalah 15-25% pada
jam pertama dan TDS 160/90 mmHg dalam 6 jam pertama