Anda di halaman 1dari 7

PROFIL INDIKATOR

SASARAN
KESELAMATAN
PASIEN
KLINIK PKFI

Hal 1 dari 7
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien

1 Judul Kepatuhan Identifikasi Pasien


2 Dasar Pemikiran Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan
Pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pengguna layanan
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam melaksanakan identifikasi
pasien pada proses pelayanan pada saat pendaftaran, sebelum tindakan,
penyerahan hasil laboratorium, dan penyerahan obat dengan target 100%
5 Definisi Operasional Ketepatan identifikasi pasien adalah kepatuhan petugas dalam proses
(DO) mencocokan identitas pasien dengan menggunakan minimal dua dari tiga
identitas yang tidak pernah berubah. Misalnya nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis, NIK sesuai yang ditetapkan di Puskesmas.
6 Tipe Indikator Input
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi secara benar dalam
(pembilang) periode observasi
9 Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi
(Penyebut)
10 Target pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi: semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan kepada
pasien
Eksklusi: tidak ada
12 Formula
Jumla h pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi secara benar dalam periode
Jumla h pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi

13 Desain pengumpulan Harian


data
14 Sumber data Hasil observasi
15 Besar sampel Total sampel apabila jumlah populasi < 30
Rumus slovin apabila jumlah populasi > 30
16 Frekuensi Harian
pengumpulan data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir observasi (https://mutufasyankes.kemkes.go.id/)
pengambilan data
21 Penanggung Jawab Petugas rekam medis

Hal 2 dari 7
2. Komunikasi efektif dalam pelayanan

1 Judul Kepatuhan pelaksanaan SBAR (Situational, Background, Assesment,


Recomendation) dan TBK (Tulis, Baca dan Konfirmasi) di UGD /VK yang
dipindah ke rawat inap (ranap) / ruang bersalin dalam waktu 24 jam
2 Dasar Pemikiran Adanya komunikasi efektif dengan metode SBAR (Situational, Background,
Assesment, Recomendation) dan TBK (Tulis, Baca dan Konfirmasi) dalam
menyampaikan kondisi pasien dapat meningkatkan keselamatan pasien
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam menggunakan metode SBAR
(Situational, Background, Assesment, Recomendation) dan TBK (Tulis, Baca
dan Konfirmasi) dalam menjamin keselamatan pengguna layanan.
5 Definisi Operasional  Komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment,
(DO) Recommendation) dan TBK (Tulis, Baca dan Konfirmasi) adalah
kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan
dalam menyampaikan kondisi pasien
 SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) dan TBK
(Tulis, Baca dan Konfirmasi) metode ini digunakan pada saat perawat
melakukan handover pasien dari IGD ke Rawat Inap
 SBAR dan TBK (Tulis, Baca dan Konfirmasi) adalah metode terstruktur
untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif
dan meningkatkan keselamatan pasien.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator Jumlah pasien IGD/VK dengan SBAR dan TBK lengkap yang dipindah ke
(pembilang) Rawat Inap atau Ruang Bersalin dalam waktu 24 jam
9 Denominator Jumlah semua pasien rawat inap ditambah jumlah pasien ruang bersalin
(Penyebut)
10 Target pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi: Semua pasien rawat inap dan ruang bersalin
Eksklusi: Pasien yang dirujuk dari IGD ke Rumah sakit
12 Formula
IGD
Jumla h pasien dengan SBAR dan TBK lengkap yang
VK
rawat inap
dipinda h ke dalam waktu 24 jam
ruang bersalin
X 100 %
Jumla h pasienrawat inap + jumla h pasi en ruang bersalin

13 Desain pengumpulan Survei Harian


data
14 Sumber data Rekam medis
15 Besar sampel Jumlah pasien rawat inap dan pasien bersalin
16 Frekuensi Harian
pengumpulan data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir SBAR dan TBK
pengambilan data
21 Penanggung Jawab Kepala rawat inap dan ruang bersalin

Hal 3 dari 7
Hal 4 dari 7
3. Keamanan obat yang perlu diwaspadai

1 Judul Keamanan obat yang perlu diwaspadai


2 Dasar Pemikiran Penyimpan dan pelebelan nama dan sediaan obat hampir sama (LASA/Look
Alike Sound Alike) dan high alert (obat yang beresiko tinggi) di ruang
farmasi dan gudang obat sangat penting untuk menjamin keselamatan Pasien
selama proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan pengguna
layanan
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kefarmasian klinik yang
bermutu mutu dan berorientasi pada keselamatan pasien dengan pencegahan
kesalahan obat
5 Definisi Operasional Penyimpanan dan pelabelan obat yang mempunyai nama dan sediaan hampir
(DO) sama (LASA/Look Alike Sound Alike) dan high alert (obat yang beresiko
tinggi) di ruang farmasi dan gudang obat
6 Tipe Indikator Struktur/Outcome
7 Satuan Pengukuran Percentase
8 Numerator Jumlah obat LASA dan high alert yang disimpan dan telah diberi label
(pembilang)
9 Denominator jumlah obat LASA dan high alert yang ada di Ruang pelayanan dan gudang
(Penyebut) obat
10 Target pencapaian 100 %
11 Kriteria Inklusi: obat Kategori LASA dan High Alert
Eksklusi: -
12 Formula Jumla h obat LASA dan Hig h Alert yang tela h diberi label
X 100 %
Jumla h obat LASA dan Hig h Alert

13 Desain pengumpulan Bulanan


data
14 Sumber data Cek List Pelebelan obat Lasa dan High Alert
15 Besar sampel Jumlah obat kategori Lasa dan High Alert
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
17 Periode waktu Tribulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir observasi
pengambilan data
21 Penanggung Jawab PJ Farmasi

Hal 5 dari 7
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
yang benar

1 Judul Kepatuhan terhadap prosedur pembedahan (SOAP pasien, monitoring


pemberian anestesi lokal pra, selama dan post operasi serta laporan operasi,
informed consent)
2 Dasar Pemikiran Kepatuhan terhadap prosedur pembedahan (SOAP pasien, monitoring
pemberian anestesi lokal pra, selama dan post operasi serta laporan operasi,
informed consent) menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan
Pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pengguna layanan
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien √ Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan pembedahan di puskesmas
berbasis mutu dan keselamatan pasien
5 Definisi Operasional Kepatuhan terhadap prosedur pembedahan adalah pengisian checklist
(DO) keselamatan operasi pada form yang dilakukan oleh petugas meliputi:
1. Kepatuhan terhadap SOP SOAP pasien,
2. Kepatuhan terhadap SOP monitoring pemberian anestesi lokal pra,
selama dan post operasi serta laporan operasi, dan
3. Kepatuhan terhadap SOP informed consent

Kepatuhan terhadap SOP menggunakan daftar tilik SOP dengan cara


menghitung jumlah yang dilakukan dibagi semua item prosedur yang
seharusnya dilakukan
6 Tipe Indikator Output
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan SOP pembedahan yang lengkap
(pembilang)
9 Denominator Jumlah seluruh pasien yang diberi tindakan pembedahan
(Penyebut)
10 Target pencapaian 100%
11 Kriteria Inklusi: semua pasien yang dilakukan pembedahan di ruang VK Bersalin,
Ruang kesehatan gigi dan mulut, Ruang Tindakan dan IGD
Eksklusi: -
12 Formula Jumla h pasien yang mendapatkan SOP pembeda h an secaralengkap
X 100 %
Jumla h pasien yang menerima tindakan pembeda h an

13 Desain pengumpulan Retrospektif


data
14 Sumber data Daftar tilik SOP yang berkaitan dengan prosedur pembedahan
15 Besar sampel Semua pasien yang dilakukan pembedahan di ruang VK bersalin, IGD dan
Ruang Tindakan, Ruang Kesgilut
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
17 Periode waktu Triwulan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Laporan kepatuhan terhadap SOP
pengambilan data
21 Penanggung Jawab Kepala Ruang VK Bersalin, IGD dan Ruang Tindakan, Kesgilut

Hal 6 dari 7
5. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)

1 Judul Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)


2 Dasar Pemikiran Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam melakukan kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO
3 Dimensi Mutu √ Aman √ Berorientasi pada pasien
Adil Tepat Waktu
Efisien Terintegrasi
Efektif
4 Tujuan Indikator Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan kesehatan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan
pasien dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan dengan target 100%
5 Definisi Operasional Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun
(DO) dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh atau
menggunakan alkhohol bila tangan tidak tampak kotor. Kebersihan tangan
dilakukan dengan 5 indikasi (five moments) menurut WHO dan 6 langkah
menurut WHO. Indikasi kebersihan tangan dilakukan sebelum kontak dengan
pasien, sesusah kontak dengan pasien, sebelum melakukan prosedur aseptic,
setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, dan setelah bersentuhan
dengan lingkungan pasien.
6 Tipe Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Persentase
8 Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
9 Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam
(Penyebut) periode observasi
10 Target pencapaian 2022  85%
2023  90%
2024  94%
2025  98%
2026  100%
11 Kriteria Inklusi: seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan terindikasi
harus melakukan kebersihan tangan.
Eksklusi: Tidak ada

12 Formula Jumla h tindakan kebersi h an tangan yang dilakukan


X 100 %
Jumla h total peluang kebersi h antangan yang se h arusnya
dilakukan dalam periode observasi
13 Desain pengumpulan Observasi
data
14 Sumber data Hasil observasi
15 Besar sampel Minimal 200 peluang
16 Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
17 Periode waktu Bulanan
pelaporan data
18 Periode analisis data 6 bulan sekali
19 Penyajian data Grafik
20 Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan tangan https://mutufasyankes.kemkes.go.id/
pengambilan data
21 Penanggung Jawab Koordinator PPI

Hal 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai