BAHAN AJAR
DOSEN: Dra. Rosdiama
Siregar, S.Pd, M.Pd
Perkembangan Bahan Ajar Berbasis Teks Pada Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Tingkat SMA
Disusun Oleh:
1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 11 REGULER E OBSI 2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengertian, Bentuk dan
Jenis Bahan Ajar Bahasa Indonesia ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd. pada mata
kuliah Perkembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengertian,
Bentuk dan Jenis Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perkembangan Bahan Ajar Bahasa
Indonesia. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 11
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB IV LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
KRITERIA PENILAIAN
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar
(Depdiknas, 2008: 7). Bentuk-bentuk bahan ajar dapat berupa: bahan cetak, seperti hand
out, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet, audio visual, seperti
video/film, VCD; audio, seperti radio, kaset, CD audio, PH; visual, seperti foto, gambar,
model/maket; multimedia, seperti CD interaktif, computer based, internet.
Bahan-bahan ajar yang terseleksi secara baik akan memberikan banyak manfaat,
antara lain peserta didik akan tertarik dan tumbuh minatnya untuk memenuhi dan
menguasai materi yang telah diberikan. Di samping itu bahan ajar juga mampu
memengaruhi peserta didik pada proses belajar-mengajar yang lebih bermakna.
Pernyataan tersebut sejalan dengan Wijana dan Rohmadi (2009:239) yang menyatakan,
peserta didik akan merasakan proses belajarmengajar sebagai aktivitas yang
menyenangkan, bukan sebagai kegiatan yang menjemukan yang secara terpaksa harus
dijalani oleh peserta didik. Iskandarwassid dan Sunendar (2009:171) juga menyatakan
bahwa bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik
melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan
manfaat bahan ajar atau materi pelajaran itu setelah ia mempelajarinya. Maka dari itulah,
sebuah materi pelajaran atau bahan ajar harus mampu membangkitkan gairah belajar
siswa, sehingga bahan ajar yang diberikan dapat bermanfaat bagi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan ajar Indonesia?
2. Apa pengertian teks?
3. Bagaimana cara mengembangkan bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia ?
6
C. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini ialah sebagai sarana untuk mengetahui pengertian
dari bahan ajar dan juga pengertian teks dan cara mengembangkan bahan ajar berbabis
teks pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
7
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Pengertian Teks
Kebanyakan orang mengira teks dan wacana itu sama. Makanya teks dan
wacana sering digunakan secara bersamaan. Tetapi ternyata keduanya tidak sama loh.
Seperti pendapat Stubbs berikut ini :
Menurut Stubbs, teks dan wacana adalah tuturan dua hal yang berbeda. Teks
merupakan suatu tuturan yang monolog non-interaktif. Sementara itu, wacana adalah
tuturan yang bersifat interaktif. Berdasarkan pendapat Stubbs ini, maka perbedaan
antara teks dan wacana terletak pada segi pemakaiannya saja
10
lapangan peserta didik menjadi jenuh karena setiap kali harus berhadapan dengan
teks. Di samping itu, materi sastra yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan
karakter dan budi pekerti peserta didik banyak dihilangkan.
Teks dapat berwujud teks tertulis dan teks lisan. Teks merupakan ungkapan
pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Belajar
bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa Indonesia untuk menyampaikan
materi belajar. Namun, perlu juga dipelajari soal makna atau bagaimana memilih kata
yang tepat. Selama ini pembelajaran bahasa Indonesia tidak dijadikan sarana
pembentuk pikiran padahal teks merupakan satuan bahasa yang memiliki struktur
berpikir yang lengkap. Karena itu pembelajaran bahasa Indonesia harus berbasis teks.
Melalui teks maka peran bahasa Indonesia sebagai penghela dan pengintegrasi ilmu
lain dapat dicapai.
11
Jenis teks yang harus dikuasai siswa yaitu teks eksposisi selain dari teks
tanggapan deskriptif, teks hasil observasi, teks eksplanasi, teks cerpen, anekdot dan
lain-lain. Tujuan teks eksposisi adalah memberikan informasi dan tambahan
pengetahuan bagi pembaca. Oleh karena itu, hendaknya siswa mampu memunculkan
ide dan menuangkan gagasannya secara sistematis, runtut, dan lengkap.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Tarigan (1996:3), “kemampuan menulis siswa
masih sangat kurang, mereka belum mampu menyatakan gagasan secara sempurna
baik lisan maupun tulisan”.
(4) penguasaan kaidah yang kurang baik”. Sehingga minat dan motivasi siswa
rendah dalam menulis khususnya menulis teks eksposisi.
Selain itu , Suparno dan Yunus (2006:15) menyatakan bahwa: Kemampuan menulis
lebih sulit dikuasai dibanding tiga kemampuan bahasa yang lain. Hal ini disebabkan
kemampuan menulis menghendaki kebahasaan dan unsur isi harus terjalin sedemikian
rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.
12
kegiatan menulis ini merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan siswa sebagai sarana
pencurahan gagasan.
Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada
penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi/konsep pada
subjek didik kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut
hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah, seperti
menuangkan air ke dalam sebuah gelas (Rampengan 1993:1). Tidak dapat disangkal,
bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada
konsep itu sendiri, melainkan terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek
didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat
mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah.
Untuk itu, yang terpenting adalah terjadi belajar yang bermakna dan tidak seperti
menuangkan air ke dalam gelas pada subjek didik. Permasalahan seperti di atas tentunya
tidak boleh dibiarkan dan harus segera diatasi karena menyebabkan proses belajar tidak
maksimal sehingga berimplikasi pada hasil belajar peserta didik yang rendah. Untuk
memecahkan masalah tersebut dilakukan berbagai upaya, antara lain, adalah dengan
penerapan model pembelajaran menulis yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan
mental secara aktif sehingga diperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan tidak
menggantungkan diri pada orang lain. Hal ini sesuai dengan pengertian belajar yang
disampaikan Hilgard dan Brower (dalam Hamalik, 2002:45), bahwa belajar sebagai
perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktik, dan pengalaman.
Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar vital bagi keberhasilan pembelajaran
di sekolah sehingga tidak terdapat lagi budaya verbalistik di kalangan siswa, terutama
13
untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mengingat bahwa bahasa
merupakan penghela bagi pemahaman semua ilmu pengetahuan. Pendidik harus mampu
mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar agar
memudahkan pendidik dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan
memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya. Selaras dengan tuntutan empat
kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik (kompetensi pedagogik, komptensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesi), penguasaan substansi bidang
studi dan metodologi keilmuan (disciplinary content knowledge) serta kemampuan
memilih dan mengembangkan bahan ajar bidang studi yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik (pedagogical content knowledge) merupakan salah satu kewajiban yang
diemban oleh pendidik untuk mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sebagai
sosok guru profesional. Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar terkait
dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional tercantum dalam lampiran
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
Menurut Direktorat SMA, (2010:25), Guru lebih banyak mengandalkan buku paket
atau bahan ajar yang disusun oleh guru lain karena kurangnya kesadaran pentingnya
menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan, manfaat bahan ajar dalam penyiapan
perangkat pembelajaran, serta kurangnya pemahaman guru akan mekanisme dan teknis
menyusun bahan ajar yang benar. Dalam kurikulum 2013, menurut Mahsun (2013, dalam
Kompas) semua pelajaran bahasa Indonesia mulai jenjang sekolah dasar (SD) sampai
dengan sekolah menengah atas (SMA) berbasis Teks. Dengan berbasis teks, siswa
menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi, tetapi
sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir. Menurut Gurning, (2005:33), teks
14
terbentuk dari pengembangan ide-ide utama dan penjelas yang tertuang dalam kalimat-
kalimat yang membangun teks.
Terdapat variasi pengembangan ide atau pesan dalam membangun sebuah teks. Hal
ini ditunjukkan dalam presentasi pengembangan ide teks ilmu sosial terdapat
kecenderungan pengembangan ide atau pesan berdasarkan pola konstan (76,9%),
sedangkan pola pengembangan campuran (7,7%), dan linier (15,4%).
4. Macam-macam Teks
Teks tidak hanya satu. Ada banyak teks dengan karakteristiknya masing-masing.
Di antara banyak macamnya, berikut ini adalah beberapa contoh jenis teks yang
banyak digunakan.
Secara umum, jenis-jenis teks antara lain teks narasi, teks deskripsi, teks narasi,
teks eksplanasi, teks eksposisi, teks prosedur, teks anekdot, teks berita, teks normatif
dan teks laporan.
1. Teks Narasi
Teks Narasi adalah teks yang berisi cerita dengan kejadian atau peristiwa yang
runut. Jadi, teks ini memuat kronologinya terjadinya suatu peristiwa.
Unsur yang harus ada dalam teks narasi adalah kejadian, tokoh, alur, dan latar
mulai dari latar waktu, tempat, atau suasana. Maka dapat disimpulkan, teks narasi
adalah cerita yang memaparkan sebuah konflik pada suatu peristiwa yang dialami
penulis secara urut.
2. Teks Deskripsi
Teks Deskripsi adalah jenis teks yang kerap pula digunakan dan ditemukan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks deskripsi merupakan teks
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata yang jelas dan terperinci.
15
Berisi penggambaran tempat, objek, tempat atau peristiwa yang dapat
dirasakan, dilihat, dicium, dan didengar. Teks deskripsi menggambarkan kondisi
objek dari sudut pandang penulis.
Sama seperti teks-teks yang lain, teks deskripsi juga memiliki kekhasan
tersendiri. Teks ini mempunyai karakteristik sebagai berikut.
3. Teks Eksplanasi
Jenis teks ini juga cukup familiar loh. Teks eksplanasi adalah tulisan yang
berisi penjelasan tentang sebab-akibat serta proses yang berhubungan dengan
fenomena-fenomena alam maupun sosial yang terjadi.
4. Teks Eksposisi
Sementara itu, teks eksposisi adalah sebuah karangan atau paragraf yang
mengandung informasi atau pengetahuan yang mencoba digambarkan dalam
bentuk yang padat, singkat dan jelas.
5. Teks Prosedur
16
Ada pula yang namanya teks prosedur. Sesuai dengan namanya, teks ini berisi
tentang langkah-langkah atau tahap-tahap untuk melakukan sesuatu secara
berurutan. Biasanya teks ini dapat ditemukan dalam teks tentang tips tertentu.
6. Teks Anekdot
Kemungkinan besar teks ini jarang diketahui orang. Tapi teks ini tergolong
macam-macam teks. Namanya teks anekdot. Bukan sekadar cerita lucu, teks ini
memiliki fungsi penting yakni mengkritik atau menyindir seseorang, instansi, atau
kondisi sosial. Jadi kritik yang disampaikan dibalut dengan humor atau lelucon.
Sehingga kritik yang dilontarkan tidak menggunakan kata tajam tapi tetap
bermakna. Salah satu tokoh yang sering membuat anekdot adalah mendiang Gus
Dur.
7. Teks Laporan
8. Teks Berita
Menurut Herman RN dalam buku Jurnalistik Praktis, berita adalah laporan
peristiwa yang memiliki nilai berita (news value), aktual, faktual, penting, dan
menarik. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita diartikan
sebagai laporan; kabar; cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat.
9. Teks Normatif
17
dalam lingkungan kenegaraan dan masyarakat berdasarkan hukum dan undang-
undang yang berlaku.
Hukum-hukum disini sangat banyak ya, ada hukum kesusilaan, hukum agama,
hukum masyarakat dan lainnya
18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahan dapat disebut dengan petunjuk,alamat,bakat.gejala dan gelagat.
Sedangkan ajar dalam KBBI adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui(diturut). Namun jika keduanya digabungkan akan memiliki arti segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun bentuk-bentuknya ialah
seperti penggunaan modul,buku cetak dan lain lain.
2. Saran
Dari pembahasan yang telah dirangkum atau bahkan dituliskan dalam makalah
ini kami hanya menyarankan baiklah memilih bagaimana cara pengaplikasian
bahan ajar tersebut,bentuk dan jenis bahan ajar yang sudah dibenarkan untuk di
pergunakan sebaiknya digunakan secara optimal untuk mengembangkan
kemampuan siswa/i.
19
20
BAB IV
LAMPIRAN
21
Pengembangan Dr. E. Buku Cetak
Bahan Ajar Kosasih,M.Pd.
b. Gambar Jurnal
22
Tri Hita Karana
Untuk Siswa Kelas
VII smp Negeri 1
Gianyar Bali
Gambar Keterangan
23
Diskusi melalui via whatsapp
terhitung tanggal 23 Agustus 2022
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Ika. (2012). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi sesuai dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, Jakarta: akademia permata.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. (2014). Panduan membuat bahan ajar buku teks pelajaran
sesuai dengan kurikulum 2013 . Surabaya: Kata pena.
Mulyono,Dwi Budi.(2021).Model Bahan Ajar Dan Sastra Indonesia Yang Ideal Dan Inovatif.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.(11/14)
26
27
KRITERIA PENILAIAN DARI DOSEN PENGAMPU UNTUK KELOMPOK 11
Nama Kelompok : Kelompok 11
Kelas : Reguler E
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
28
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
29
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
30
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
31
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
32
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
33
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
34
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
35
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
36
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
37
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
38
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
39
Hanna Allora Sianturi
(Ketua dan Modeator)
Vera Adzania
(Pemateri 2)
40
41
42