3878 16042 1 PB
3878 16042 1 PB
No 2 Februari 2020 55
Abstract
The purpose of this study was to determine the moral formation of
learners based on habituation and exemplary, and to determine the
success of the formation of habitual morals and exemplary in
Madrasa Aliya Negeri 2 Kuningan, West Java. The author uses a
qualitative method with a phenomenological approach, so in
collecting data, the author uses observation techniques, in-depth
interviews, documentation and using the data technique child can
data model Miles and Huberman. Habit based and exemplary moral
formation in Madrasa Aliya Negeri 2 Kuningan West Java was
carried out with various activities, namely: Habit of dhuhur prayer
in congregation, habituation of Infaq every Friday morning,
habituation of Asr prayer in congregation, habituation of tadarus al-
Qur'an, habituation of tahfizd together every Monday the flag
ceremony is over, habituation of yasinan and khitobah (lectures)
every Friday morning, habituation in dress. The exemplary moral-
based formation is carried out with various activities, namely:
discipline, honesty, responsibility, humility, emotional control, the
ability of the teachers to control emotions differently, some are good
so that they think first before acting, polite, average the average
teacher shows a polite attitude, both in speaking and behaving,
exemplary by civilizing the S5, exemplary welcoming students in
front of the gate, so that citizens of Madrasa Aliya Negeri 2
Kuningan can improve their religion (religious), change attitudes
(akhlakul karimah), love to read and improve concern for the
environment
Keywords: Moral formation, habituation, exemplar, Madrasa
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan
akhlak peserta didik berbasis pembiasaan dan keteladanan, serta
untuk mengetahui keberhasilan dari pembentukan akhlak
pembiasaan dan keteladanan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Kuningan Jawa Barat. Penulis menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi, maka dalam pengumpulan data,
penulis menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam,
dokumentasi dan mengunakan teknik anak bisa data model Miles
dan Huberman. Pembentukan akhlak berbasis pembiasaan dan
keteladanan di MAN 2 Kuningan Jawa Barat dilakukan dengan
berbagai kegiatan, yaitu:Pembiasaan shalat dhuhur berjama’ah,
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 56
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 57
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 58
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 59
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 60
dipercaya dan dipertanggung jawabkan berjalan dengan baik tanpa ada paksaan
secara ilmiah. dari gurunya sendiri.
Madrasah mewajibkan kegiatan
Hasil dan Pembahasan
shalat dhuhur berjamaah karena shalat
Keberhasilan pembentukan dhuhur merupakan shalat wajib yang
akhlak berbasis pembiasaan dan dikerjakan oleh semua umat Islam dan
keteladanan madrasah juga menekankan untuk
Adapun keberhasilan pembentukan dilaksanakan secara berjamaah. Dan
akhlak berbasis pembiasaan di MAN 2 shalat dhuhur ini sudah menjadi kegiatan
Kuningan adalah sebagai berikut: rutinitas siswa dalam sehari-hari.
a. Pembiasaan shalat dhuhur b. Pembiasaan Infaq setiap jum’at pagi
berjama’ah
Menurut Nengsih “Sekolah
Pembiasaan shalat dhuhur (pendidikan) merupakan salah satu
berjama’ah merupakan rutiniutas dan tempat yang strategis dalam
kewajiban siswa-siswi di MAN 2 pembentukan karakter selain di keluarga
Kuningan Jawa Barat. Metode dan masyarakat”. Hal itulah yang
keteladanan menjadi yang paling efektif mendasari perlu adanya program
dalam membina akhlakpeserta didik. pendidikan karakter di sebuah sekolah,
Memberikan contoh yang baik kepada baik di dalam kelas maupun di luar
peserta didik memiliki kesanbaik yang kelas. Maka dari itu perlu penanaman
ingin diaktualisasikan oleh peserta didik. pendidikan karakter untuk tiap sekolah
Secara psikologis, semua gerak gerik dengan berbagai kegiatan yang bisa
pendidik, cara berkomunikasi pendidik, menunjang penanaman karakter yang
penggunaan isyarat danbahasa tubuh baik ini(Ningsih, Zamroni, & Zuchdi,
pendidik ingin diikuti oleh peserta didik 2015).
(Nashihin, 2015). Salah satu kebiasaan yang
Pembiasaan shalat dhuhur diterapkan di MAN 2 Kuningan adalah
berjama’ah yang diterapkan dibagi dua pemungutan infaq yang dilakukan setiap
gelombang. Gelombang pertama setelah hari jum’at pada jam pertama ketika
adzan berkumandang siswa yang sudah KBM berlangsung, mekanisme
terjadwal maka siswa langsung bergegas pemungutan infaq dilakukan oleh
menuju masjid dengan guru yang selesai anggota OSIS seksi keagamaan yang
mengajar waktu jam pelajaran waktu itu. berjumlah 6 orang, mereka dibagi
Kemudian untuk siswa yang lain menjadi dua kelompok, masing-masing
menunggu bel istirahat untuk shalat kelompok tiga orang anggota, bertugas
dhuhur. Karena kondisi masjid yang berkeliling dari kelas X sampai kelas
kurang memuat banyak jam’ah maka XII, jumlah keseluruhan kelas adalah 24
pihak sekolah membuat jadwal sesuai rombel, waktu yang dibutuhkan setiap
dengan kondisi masjid agar cukup untuk kelas untuk pemungutan infaq adalah 5
dipakai shalat berjama’ah, meskipun menit dan setiap kelas rata-rata
tidak semua mengikuti tetapi kegiatan ini mendapat Rp. 30.000 sampai Rp. 40.000
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 61
jumlah total kurang lebih Rp. 700.000 Kebiasaan shalat ashar berjamaah
sampai Rp. 800.000, dari hasil di madrasah merupakan salah satu
pemungutan infaq tersebut dialokasikan strategi untuk meminimalisir siswa yang
untuk kemakmuran masjid madrasah, meninggalkan shalat ashar, karena seusia
bantuan untuk bencana alam dan mereka sudah masuk ketegorin baligh,
membantu warga madrasah yang bersifat setelah siswa-siswi melakukan shalat
kemanusiaan, seperti keluarga warga ashar berjamaa baru mereka
madrasah ada yang terkena musibah bisa diperbolehkan meninggalkan madrasah
mengambil dari dana infaq tapi hanya d. Pembiasaan tadarus al-Qur’an
bersifat membantu, karena di madrasah
ada dana social dari guru-guru madrasah. Pendidikan karakter bisa
membentuk budaya sekolah sesuai
c. Pembiasaan Shalat Ashar berjamaah dengan pendapat Mishbahushbahwa
Kebiasaan yang selalu diterapkan “pendidikan karakter pada tingkatan
di MAN 2 Kuningan salah satunya instusi mengarah pada pembentukan
adalah kebiasaan shalat ashar berjamaah, budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang
walau pun dalam pelaksanaannya melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
dilakukan setelah KBM berahir atau keseharian, dan simbol-simbol yang
pada jam pulang sekolah siswa harus dipraktikan oleh semua warga sekolah
mengikutinya, adapun mekanisme dan masyarakat sekitar
pelaksanaannya adalah seluruh siswa sekolah”(Mishbahush, 2016)
tidak diperbolehkan meninggalkan Selain shalat dhuhur berjamaah
madrasah sebelum melakukan shalat kedisiplinan beribadah yang nampak
ashar berjamaah. pada siswa di MAN 2 Kuningan Jawa
Pelaksanaan shalat ashar Barat yaitu tadarus al-Qur’an setiap
berjamaah ini dilaksanakan pada jam pagi. Dalam tadarus al-Qur’an ini ada
15.15 WIB ketika KBM di MAN 2 dua gelombang yaitu pada jam 06.35
Kuningan berahir, sedangkan masuknya WIB perwakilan satu kelas satu anak
waktu shalat ashar adalah jam 15.00 yang sudah dipilih oleh guru lewat
WIB, tehnis pelaksanaan shalat ashar seleksi dan membacanya di ruang tata
berjamaah sama seperti shalat dhuhur usaha memakai alat pengeras suara
yaitu ada dua gelombang, gelombang sehingga terdengar di lingkunagan MAN
pertama ketika waktu shalat ashar 2 Kuningan Jawa Barat, ini berlangsung
masuk, dan gelombang kedua ketika sampai jam masuk tiba lalu, dilanjutkan
KBM berahir, Seperti yang diungkapkan tadarus al-Qur’an dikelas-kelas selama
oleh Jumhuri bahwa memang dalam 15 menit dengan didampingi oleh guru
pendidikan karakter diutamakan pada jam pertama pembelajaran.
keteladanan dari semua warga atau Setelah membaca al-Qur’an selesai
komponen sekolah baik kepala sekolah, lalu semua siswa membaca doa lalu
guru dan staf, harus selalu konsisten dilanjut dengan surat pendek apabila jam
dalam kata, sikap dan pertamanya adalah mata pelajaran
perbuatan(Jumhuri, 2016). agama. Setiap harinya siswa selalu
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 62
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 63
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 64
tentang kedisiplinan, tapi lebih dari itu, hal yang ditekankan oleh kepala sekolah
guru menunjukkan sikap yang disiplin. demikelancaran proses pembelajaran.
Kedisiplinan guru dalam Hanya terdapat beberapa guru yang
melaksanakan tugasnya menjadi salah masihterkadang tidak tepat waktu dalam
satu kunci keberhasilan proses melaksanakan tugasnya.
pembelajaran. Bukan hanya karena Salah satu yang dilakukan oleh
materi pelajaran tidak tertinggal, tetapi pendidik di lingkungan MAN 2
kedisiplinan tersebut akan menjadi Kuningan adalah menegakkan
contoh yang baik bagi pesertadidik. kedisiplinan, ruang lingkup disiplin
Kedisiplinan yang ditunjukkan sangat luas dari mulai cara berpakaian,
oleh guru meliputi tiga hal, yaitu datang ke sekolah, masuk kelas, dan
disiplinwaktu, disiplin kerja dan disiplin keluar kelas, semuanya dilakukan sesuai
aturan. Untuk mengetahui gambaran dengan jadwal yang telah ditentukan,
kedisiplinan guru-guru MAN 2 misalnya pada hari senin pendidik
Kuningan dalam ketiga hal tersebut, diwajibkan memakai pakaian putih
Peneliti juga melakukan observasi hitam, hari selasa berpakaian sepe, hari
pada tanggal 23 januari 2017 di MAN 2 rabu berpakaian biru dongker, hari kamis
Kuningan, dan dari hasil observasi berpakaian batik sekolah, hari jum’at
penulis menilai bahwa kedisiplinan guru berpakaian kokoh, dan hari sabtu
dalam menjalankan tugas cukup baik. berpakaian batik kuningan,
Walaupun tidak semua guru telah hadir pemandangan ini terliahat oleh peserta
di lingkungan sekolah sebelum pukul didik sehingga mereka pun memakai
07.00, tetapi hal tersebut tidak pakaian yang sudah ditentukan dari
menjadikan terabaikannya tugas-tugas pihak madrasah, untuk peserta didik
guru, karena guru-guru yang bertugas kalau hari senin dan selasa berpakaian
mengajar di jam pelajaran pertama, putih abu-abu, rabu dan kamis
bertugas sebagai guru piket atau tugas- berpakaian batik dan celana putih, kalau
tugas pendidik lainnya tetap akan hadir hari jum’at dan sabtu berpakaian
di sekolah lebih awal. pramuka, mereka memakai pakaian
Kedisiplinan kerja jugacukup baik, sesuai aturan dari madrasah dikarenakan
rata-rata guru segera menuju ke ruang melihat bapak-ibu guru yang selalu
kelas untuk mengajar sesuaidengan yang disiplin dalam berpakaian.
telah dijadwalkan. Kedisiplinan dalam
b. Kejujuran
menaati aturan juga demikian,terlihat
dalam berpakaian rata-rata guru Jujur ialah menyampaikan apa
menggunakan pakaian sesuai dengan adanya sesuai hati nurani, seperti
aturan. mengatakan yang sebenarnya dan tidak
Dari keterangan-keterangan melakukan tindakan kecurangan
tersebut di atas dipahami bahwa rata- sepertimenyontek. Kejujuran menjadi
rataguru-guru di MAN 2 Kuningan salah satu kunci keberhasilan dakwah
kecamatan Ciawigebang bersikap Rasulullah Saw, sehingga beliau pun
disiplin. Kedisiplinan menjadi salah satu digelari al-amin (yang dapat dipercaya).
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 65
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 66
menjadikan dirinya direndahkan, justru menegur secara halus, tidak jarang juga
sebaliknya akan menambah wibawanya. guru-guru memarahi peserta didik ketika
Pada dasarnya seseorang yang benar- melakukan pelanggaran atau
benar memiliki kelebihan tidak perlu mengabaikan tugas yang diberikan.
menyombongkan kelebihan tersebut, Setiap guru memang selayaknya
cukup dengan memanfaatkan kelebihan memahami karakter peserta
tersebut pada tempatnya dan dengan didiknya,supaya tidak salah dalam
sewajarnya. Baik kelebihan itu dari mengambil tindakan terhadap perilaku
segimateri maupun kemampuan yang mereka. Mendukung yang berprestasi
dimiliki. dengan dukungan yang selayaknya
Dari keterangan yang penulis supaya tidakmenjadikannya sombong
dapatkan melalui wawancara, guru-guru dan dan meremehkan yang lain.
MAN 2 Kuningan bersikap rendah hati Demikian juga sebaliknya, tindakan
terlihat dari cara berpakaian mereka terhadap peserta didik yang melanggar
yang seadanya, seperti itu juga yang tidak boleh didasari dengan kebencian.
penulis amati. Kemampuan yang berupa Tugas guru adalah mengarahkan
keterampilan ataupun pengetahuan yang peserta didik pada kebaikan,jika yang
dimiliki tidak untuk dipamer pamerkan, melakukan kesalahan sudah bisa
kemampuan diperlihatkan atau menghentikan kesalahannya dengan
diceritakan pada saat dibutuhkan atau memberi nasehat, maka hukuman atau
dalam rangka melaksanakan tugas memarahi tidak perlu lagi, bahkan
sebagai pendidik. memarahi atau menghukum dapat
berdampak negatif bagi mental peserta
e. Pengendalian Emosi
didik.
Pengendalian emosi yang Dari keterangan-keterangan
dimaksud adalah bagaimana mengelola tersebut di atas, dapat dipahami
danmengatur emosi, sehingga tidak bahwapengendalian emosi guru-guru
mudah marah atau bersedih, dan berpikir MAN 2 Kuningan berbeda-beda,
terlebihdahulu sebelum bertindak. yangpengendalian emosinya baik akan
Ketika mendapati masalah seperti berpikir terlebih dahulu sebelum
peserta didik yang melakukan bertindak, dan tindakan-tindakan yang
pelanggaran tidak sertamerta dihadapi diambil disesuaikan dengan situasi dan
dengan kemarahan, tetapiberpikir kondisi. Tetapi ada juga yang tidak
terlebih dahulu tentang kondisi yang demikian, sehingga menimbulkan kesan
terjadi. Kemudian menentukantindakan mudah marah daripeserta didik. Marah
apa yang tepat dilakukan dalam tentu tidak jadi masalah jika memang
menangani permasalahan tersebut. ditempatkan padatempatnya sebagai
Untuk mengetahui bagaimana upaya membina peserta didik.
pengendalian emosi guru-guru, Yang perlu dimiliki seorang guru
penelitimelakukan observasi dan bukan hanya pengendalian emosi, tetapi
wawancara. Dari hasil observasi, penulis juga perlu memahami karakter-karakter
melihat bahwa selain menasehati dan peserta didik yang tentunya berasal
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 67
darilatar belakang yang berbeda. lokal, danyang lebih penting dari itu
Perbedaan karakter peserta didik dapat adalah keseharian guru yang memberi
dijadikanacuan dalam menyikapi teladan dengan menunjukkan sikap
perilakunya. Sehingga kekurangan atau sopan santun. Untuk mengetahui
kekeliruan yang sama dari berbagai bagaimana guru-guru memberi teladan
peserta didik tidak harus disikapi dengan dengan sikap sopan santun,
cara yang sama pula. Dari keterangan-keterangan
Jika menasehati dengan lembut tersebut di atas, peneliti menilai bahwa
sudah bisa merubah perilaku negatif atau secara umum guru-guru MAN 2
kekurangan dari peserta didik, maka Kuningan berperilaku sopan, baik
menghukum ataupun memarahi sudah terhadap peserta didik maupun sesama
tidak perlu lagi dilakukan. guru dan orang lain. Adab sopan santun
yang ditunjukkan disesuaikan dengan
f. Sopan Santun
situasi dan kondisi. Akan tetapi ada di
Sopan santun merupakan sikap antara guru yang kadang bersikap kurang
yang menunjukkan perilaku sopan sehingga tidak semuanya patut
interpersonalsesuai tataran norma dan diteladani. Untuk menjadi teladan, sikap
adat istiadat setempat. Secara sosiologis, yang baik seharusnya ditunjukkan oleh
sopan santun menjadi pertimbangan seluruh pendidik baik guru terlebih lagi
pokok untuk menilai baik buruknya orang tua. Teladan ditunjukkan setiap
seseorang. Karenabiasanya setiap suku saat, sehingga guru menjadi teladan
atau bangsa memiliki adat istiadat bukan hanya di lingkungan sekolah,
tertentu yangdiwariskannya dari nenek tetapi juga menjadi teladan ketika berada
moyangnya. Dipandang baik bagi orang di lingkungan masyarakat.
yangmengikutinya dan dipandang buruk
bagi orang yang melanggarnya (Lazim, g. Keteladanan dengan
2011). membudayakan S5
Penilaianbaik buruk secara Penerapan metode keteladanan
sosiologis ini kadang berubah-ubah yang dilaksanakan di MAN 2 Kuningan
karena berdasarkan tradisiatau adat Jawa Barat adalah membudayakan 5 S
istiadat, sedangkan adat istiadat berubah (Senyum, salam, sapa, sopan dan
sesuai perkembangan zaman. Menjadi santun). Sebelum masuk kelas siswa
salah satu tugas guru adalah bagaimana terlebih dahulu berjabat tangan dengan
menjadikan pesertadidiknya dinilai baik guru yang sudah datang saat itu.Ketika
dalam pandangan masyarakat. Sehingga setelah bel masuk siswa dibiasakan
tidak sekedar mengajarkan berbagai ilmu membaca do’a tanda dimulainya
kepada peserta didik untuk diketahui, pelajaran.Ketika siswa bertemu dengan
tetapi juga mendidiknya sehingga guru ataupun berbicara dengan guru
menjadi orang yang memiliki sikap siswa dibiasakan untuk senyum, sapa
sopan santun. dan bertutur kata yang baik dan sopan.
Pelajaran sopan santun tersebut Contoh para guru yang disiplin waktu
termuat dalam mata pelajaran muatan dengan hal ini murid akan memandang
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 68
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 69
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 70
pembiasaan memanfaatkan sarana dan dalam berbagai sifat positif berupa: (1)
prasarana yang ada.Seperti dalam Kedisiplinan; (2) Kejujuran; (3)
pelaksanaan sholat berjamaah, masjid tanggung jawab; (4) rendah hati; (5)
yang dimiliki sekolah tidak dapat pengendalian emosi; (6) sopan santun;
menampung seluruh peserta didik (7) Keteladanan dengan membudayakan
sehingga pelaksanaan sholat berjamaah S 5; (8) Keteladanan menyambut peserta
dini dilakuka secara bergilir dalam satu didik di depan gerbang.
hari dan dibuat jadwal kelas yang Keberhasilan pembentukan
melakukan sholat berjamaah pada hari karakter berbasis pembiasaan dan
itu.Namun, bagi peserta didik yang keteladanan di Madrasah Aliyah Negeri
rumahnya jauh, Guru Agama 2 Kuningan Jawa Barat, telah berhasil
menghimbau agar juga turus serta sholat membentuk meningkatkan prestasi
berjamaah di sekolah. akademik dan non akademik peserta
didik, meningkatkan keimanan
Kesimpulan
(religius), merubah sikap (akhlakul
Pembentukan karakter peserta karimah), gemar membaca dan
didik berbasis pembiasaan adalah meningkatkan kepedulian terhadap
landasan yang digunakan oleh pendidik lingkungan.
kepada peserta didik dalam proses
Daftar Pustaka
belajar mengajar baik intrakulikuler
maupun ekstrakulikuler, dengan Alam, B. (1998). Globalisasi dan
melakukan suatu perbuatan atau Perubahan Budaya. Antropologi
keterampilan tertentu secara terus- Indonesia, 10(1), 52–59.
menerus dan konsisten untuk waktu yang https://doi.org/10.7454/ai.v0i54.33
cukup lama, sehingga perbuatan atau 25
keterampilan itu benar-benar dikuasai Bakar. (2008). Pengaruh Globalisasi
dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan Terhadap Peradaban. Jurnal
yang sulit ditinggalkan. Bentuk-bentuk Peradaban, 35–54(5), 5–25.
implementasi pembentukan karakter Farisi, S. (2016). Pendidikan Agama
peserta didik berbasis pembiasaan di Islam Berbasis Nilai Ukhuwwah
MAN 2 Kuningan Jawa Barat yaitu: (1) Islamiyyah (Studi- Kasus-
Pembiasaan shalat dhuhur berjama’ah Pembelajaran- PAI- di-
(2) Pembiasaan Infaq setiap jum’at pagi SMA-Lazuardi- GIS,- Depok).
(3) Pembiasaan Shalat Ashar berjamaah SAFINA Jurnal Pendidikan Agama
(4) Pembiasaan tadarus al-Qur’an (5) Islam, 1(1), 26–43. Retrieved from
Pembiasaan tahfizd bersama setiap senin http://journal.staimi-
selesai upacara bendera (6) Pembiasaan depok.ac.id/index.php/safina/articl
yasinan dan khitobah (ceramah) setiap e/view/3
jum’at pagi (7) Pembiasaan dalam Ghani, A. (2015). Peranan Akidah
berpakaian. Dalam Perancangan Pembangunan
Penerapan metode keteladanan Ummah : Satu Analisis Dalam
guru di MAN 2 Kuningan ditunjukkan Konteks Masyarakat Kini. Jurnal
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 71
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)
OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 4. No 2 Februari 2020 72
Pembangunan Pendidikan:
Fondasi Dan Aplikasi, 1(1), 45–
57.
Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasaan Dan Keteladanan (Studi kasus di MAN 2 Kuningan
SITI NURJANAH
Jawa Barat)