Analisis Kualitas Bahan Seafood Dan Daya Beli Konsumen Di Tempat Pelanggan Ikan
Analisis Kualitas Bahan Seafood Dan Daya Beli Konsumen Di Tempat Pelanggan Ikan
BAB I
PENDAHULUAN
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di Kota Tegal merupakan salah satu pusat
distribusi seafood terkemuka di Indonesia. Kota ini dikenal sebagai penghasil
berbagai jenis ikan, udang, dan hasil laut lainnya yang menjadi pilihan konsumen
di seluruh negeri. Pertumbuhan industri perikanan di Kota Tegal tidak hanya
didorong oleh potensi sumber daya laut yang melimpah, tetapi juga oleh
keberlanjutan kualitas bahan seafood yang dihasilkan (Firdaus et al., 2017).
Namun, seiring dengan perkembangan industri ini, analisis terhadap kualitas
bahan seafood menjadi suatu aspek penting yang perlu diperhatikan. Kualitas
seafood yang baik tidak hanya mempengaruhi citra industri perikanan Kota Tegal,
tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan konsumen yang mengonsumsinya.
Oleh karena itu, penelitian tentang kualitas bahan seafood dan daya beli
konsumen di TPI Kota Tegal menjadi penting untuk dilakukan.
TPI Kota Tegal memiliki sejarah panjang sebagai pasar ikan tradisional yang telah
menjadi pusat perdagangan ikan skala nasional. Dengan jumlah nelayan yang
cukup signifikan dan beragam jenis perahu nelayan, TPI Kota Tegal menjadi
sentral distribusi hasil laut yang sangat vital. Meskipun telah memberikan
kontribusi ekonomi yang besar bagi masyarakat setempat, tantangan yang
dihadapi oleh TPI Kota Tegal tidak dapat diabaikan, salah satunya adalah masalah
kualitas bahan seafood. Kualitas bahan seafood di TPI Kota Tegal dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya adalah proses penanganan dan penyimpanan
ikan, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, serta pengawasan terhadap
kebersihan lingkungan sekitar TPI. Selain itu, aspek teknologi dalam proses
produksi dan distribusi juga memegang peranan penting (Widayati, 2008). Oleh
karena itu, analisis mendalam terhadap berbagai faktor tersebut menjadi kunci
dalam memahami dan meningkatkan kualitas bahan seafood yang dihasilkan di
TPI Kota Tegal.
Tak hanya itu, daya beli konsumen juga menjadi elemen penting yang perlu
diperhatikan. Sebagai pusat distribusi, TPI Kota Tegal harus memahami
preferensi konsumen dan mampu menawarkan produk seafood dengan harga yang
kompetitif. Dengan persaingan yang semakin ketat, pemahaman terhadap daya
beli konsumen menjadi landasan strategis dalam memajukan industri perikanan
Kota Tegal. Selain faktor ekonomi, aspek kesehatan dan keamanan pangan juga
menjadi pertimbangan utama konsumen dalam memilih seafood (Ambo, 2021).
Oleh karena itu, kualitas dan kebersihan bahan seafood di TPI Kota Tegal akan
berdampak langsung pada kepercayaan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan oleh industri perikanan setempat.
Secara keseluruhan, analisis kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di
TPI Kota Tegal menjadi suatu kebutuhan mendesak. Dengan pemahaman
mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kualitas dan daya beli,
industri perikanan di Kota Tegal dapat mengambil langkah-langkah strategis
untuk meningkatkan standar produksi dan menjaga keberlanjutan bisnisnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi
industri perikanan lokal, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap produk seafood yang dihasilkan di TPI Kota Tegal.
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas bahan pada dasarnya merujuk pada tingkat keunggulan atau kecukupan
suatu produk atau bahan yang dapat memenuhi standar tertentu. Dalam konteks
industri perikanan, kualitas bahan seafood mencakup sejumlah faktor penting
yang memengaruhi nilai dan keamanan produk yang dihasilkan. Beberapa aspek
utama dalam mengukur kualitas bahan seafood melibatkan kebersihan, kesegaran,
tekstur, dan aroma dari hasil laut yang ditangkap. Proses penanganan dan
penyimpanan ikan serta penggunaan teknologi yang tepat juga berperan penting
dalam memastikan kualitas bahan seafood (Barsah, 2023).
Meningkatkan kualitas bahan seafood tidak hanya menciptakan nilai tambah pada
produk itu sendiri tetapi juga berdampak pada reputasi dan daya saing industri
perikanan setempat. Kualitas yang baik dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen, membuka peluang pasar yang lebih luas, serta mendukung
pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut. Oleh
karena itu, analisis kualitas bahan seafood menjadi esensial dalam menjaga
keberlanjutan industri perikanan dan kepuasan konsumen.
2.2 Seafood
Seafood merupakan kategori pangan yang terdiri dari berbagai jenis hewan dan
tumbuhan yang hidup di dalam air, baik itu di laut maupun di perairan tawar. Jenis
makanan ini mencakup ikan, udang, kerang, kepiting, lobster, cumi-cumi, gurita,
tiram, dan berbagai organisme laut lainnya. Seafood menjadi sumber protein
hewani yang penting dalam diet manusia, mengandung asam lemak omega-3,
vitamin, dan mineral esensial lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan.
Keberagaman jenis seafood mencerminkan keragaman ekosistem perairan di
seluruh dunia. Setiap jenis seafood memiliki karakteristik unik, baik dari segi rasa,
tekstur, maupun nilai nutrisinya (Ambo, 2021). Proses memasak seafood juga
dapat bervariasi, mulai dari mengolahnya secara sederhana seperti merebus atau
menggoreng, hingga persiapan hidangan yang lebih kompleks dan berkelas.
Kualitas seafood merujuk pada sejumlah atribut dan karakteristik dari produk
hasil laut yang menentukan nilai, kesegaran, dan keamanan pangan. Faktor-faktor
ini sangat penting karena mereka mempengaruhi pengalaman konsumen,
keberlanjutan industri perikanan, dan kesehatan masyarakat yang mengonsumsi
produk seafood. Aspek-aspek utama yang menentukan kualitas seafood memiliki
peran krusial dalam memastikan produk yang berkualitas dan aman untuk
konsumsi. Kesegaran seafood menjadi faktor utama yang dapat diukur melalui
indikator seperti mata yang jernih, insang merah cerah, kulit yang kenyal, dan
aroma laut yang segar (Barsah, 2023). Keterkaitan erat antara waktu penangkapan
atau panen dengan waktu konsumen menerima produk menegaskan pentingnya
kesegaran sebagai penentu kualitas. Kebersihan juga merupakan elemen kritis,
melibatkan proses penanganan dan penyimpanan yang higienis mulai dari kapal
penangkap ikan hingga sampai ke tangan konsumen. Proses ini melibatkan
manajemen limbah dan sanitasi yang baik untuk mencegah kontaminasi dan
menjaga produk agar bebas dari kuman atau bakteri berbahaya.
Tekstur dan aroma seafood menjadi cerminan langsung dari kualitas dan jenis
makanan tersebut. Kondisi daging yang kenyal dan aroma laut yang khas pada
ikan segar menjadi indikator penting. Adanya aroma atau tekstur yang tidak
normal dapat menjadi sinyal terhadap ketidaksempurnaan dalam seafood. Selain
itu, warna seafood, khususnya pada ikan, menjadi petunjuk kesehatan dan
kesegaran. Perubahan warna yang signifikan atau penurunan kecerahan dapat
menjadi tanda masalah kualitas atau kesegaran. Konsistensi ukuran dan bentuk
seafood juga menandakan kualitas, dengan produk yang seragam dalam dimensi
menunjukkan proses pengelolaan yang baik dan selektif. Pentingnya aspek ini
dalam menentukan kualitas seafood tak lepas dari konsistensi yang memadai
(Sinaga, 2021). Selanjutnya, kualitas seafood mencakup kebebasan dari
kontaminan seperti logam berat, bahan kimia berbahaya, dan mikroorganisme
yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Terakhir, keamanan pangan
menjadi hal yang krusial, dengan penerapan praktik-praktik keamanan pangan
seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) menjadi landasan
yang sangat penting dalam industri seafood. Dengan memahami dan
memperhatikan aspek-aspek ini, dapat dihasilkan seafood berkualitas tinggi yang
memenuhi standar kesegaran, kebersihan, dan keamanan, memberikan kontribusi
positif bagi industri dan konsumen (Barsah, 2023).Dengan memperhatikan dan
memastikan aspek-aspek di atas, industri perikanan dapat meningkatkan standar
produksi mereka, menjaga keberlanjutan sumber daya laut, dan memberikan
produk seafood yang berkualitas bagi konsumen. Kesadaran akan kualitas seafood
juga menjadi kunci dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap produk-
produk hasil laut.
Tingkat suku bunga juga dapat memengaruhi daya beli. Suku bunga yang tinggi
dapat membuat pinjaman menjadi lebih mahal, mengurangi daya beli konsumen
karena harus membayar bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, suku bunga yang
rendah dapat mendorong pinjaman dan meningkatkan daya beli. Selain faktor
ekonomi, daya beli juga dipengaruhi oleh preferensi konsumen, tren pasar, dan
faktor-faktor psikologis. Perubahan selera konsumen atau pergeseran tren dapat
mempengaruhi keputusan pembelian, bahkan jika daya beli tetap stabil (Ismail et
al., 2008). Dalam analisis kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal, pemahaman tentang daya beli
konsumen menjadi krusial. Penyesuaian harga seafood yang tepat dengan tingkat
daya beli masyarakat setempat dapat memengaruhi permintaan dan penawaran di
pasar seafood lokal. Oleh karena itu, daya beli memainkan peran penting dalam
membentuk dinamika pasar dan keberlanjutan industri perikanan di suatu wilayah.
2.4 Konsumen
Konsumen adalah individu atau kelompok orang yang menggunakan produk atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen
melibatkan proses pemilihan, pembelian, dan penggunaan barang atau jasa sesuai
dengan preferensi dan kebutuhan pribadi mereka. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen melibatkan aspek psikologis, sosial, budaya,
dan ekonomi (Suharmi et al., 2020). Aspek psikologis, sebagai elemen pertama
yang memengaruhi keputusan konsumen, menjadi kunci dalam memahami
preferensi individual terhadap seafood. Faktor-faktor seperti persepsi terhadap
rasa, tekstur, dan aroma seafood dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan
preferensi masing-masing individu. Sejauh mana konsumen menyukai atau
menghindari seafood dapat dipahami melalui dinamika psikologis yang memandu
keputusan mereka (Sabana et al., 2016).
Dalam konteks penelitian mengenai analisis kualitas bahan seafood dan daya beli
konsumen di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal, pemahaman terhadap
perilaku konsumen sangat penting. Sejauh mana konsumen cenderung memilih
seafood, bagaimana faktor-faktor di atas memengaruhi keputusan mereka, dan
sejauh mana kualitas seafood memainkan peran dalam pengambilan keputusan
konsumen adalah aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mendukung
perkembangan dan keberlanjutan industri perikanan di wilayah tersebut.
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Tegal merupakan pusat distribusi seafood yang
terletak di Kota Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. TPI Tegal memiliki peran vital
dalam rantai pasok perikanan, menjadi tempat di mana hasil laut dari berbagai
perahu nelayan dikumpulkan, dijual, dan didistribusikan ke berbagai destinasi,
baik lokal maupun nasional. Sebagai salah satu TPI yang terkemuka di Indonesia,
TPI Tegal menonjolkan diri sebagai pusat perdagangan ikan tradisional yang telah
memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah setempat.
Sejarah panjang TPI Tegal sebagai pusat distribusi seafood telah menjadikannya
sebagai tempat yang strategis bagi para nelayan untuk menjual hasil tangkapan
mereka. Dengan jumlah nelayan yang cukup signifikan di sekitar wilayah Tegal,
TPI ini menjadi sentral bagi pemasaran berbagai jenis ikan, udang, dan hasil laut
lainnya. Keberadaan TPI Tegal juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
setempat, yang terlibat dalam berbagai aktivitas mulai dari proses penanganan
hasil laut, pengelolaan pasar, hingga distribusi produk.
Selain sebagai pusat transaksi komoditas laut, TPI Tegal juga menjadi saksi
perkembangan industri perikanan di Kota Tegal. Meskipun tetap mempertahankan
karakter tradisionalnya, TPI Tegal juga terus beradaptasi dengan perkembangan
teknologi dalam proses distribusi dan penyimpanan produk laut. Hal ini penting
untuk memastikan kualitas seafood yang dihasilkan tetap terjaga dan memenuhi
standar yang ditetapkan, baik dari segi kesegaran maupun keamanan pangan.
Keberadaan TPI Tegal bukan hanya sebagai pusat distribusi, tetapi juga sebagai
elemen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan
industri perikanan di kawasan tersebut (Wijayanti et al., 2018). Pemerintah
setempat dan berbagai pihak terkait bekerjasama untuk menjaga keberlanjutan
sumber daya laut, mempromosikan praktik perikanan yang bertanggung jawab,
dan meningkatkan infrastruktur di sekitar TPI Tegal.
Analisis kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di TPI Tegal menjadi
relevan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan industri
perikanan. Dengan memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh TPI
Tegal, langkah-langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan standar
produksi, menjaga keberlanjutan sumber daya laut, dan memenuhi harapan
konsumen terhadap produk seafood. TPI Tegal, sebagai salah satu pusat distribusi
utama, memiliki peran kunci dalam memastikan bahwa hasil laut yang dihasilkan
tetap berkualitas dan mendukung pertumbuhan positif dalam sektor perikanan di
wilayah tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan observasi dan wawancara. Pendekatan kualitatif dipilih untuk
mendapatkan pemahaman mendalam mengenai analisis kualitas bahan seafood
dan daya beli konsumen di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal. Pertama,
observasi dilakukan untuk memahami secara langsung proses penanganan hasil
laut di TPI Tegal. Peneliti akan mengamati setiap tahap, mulai dari kedatangan
nelayan dengan hasil tangkapan mereka hingga distribusi produk ke konsumen.
Observasi ini membantu dalam menggambarkan kondisi fisik, kebersihan, dan
praktik pengelolaan bahan seafood di TPI.
Kualitas bahan seafood di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal melibatkan
sejumlah aspek penting yang perlu dianalisis secara mendalam. Analisis kualitas
ini menjadi landasan utama untuk memahami sejauh mana produk seafood di TPI
Tegal memenuhi standar kesegaran, kebersihan, dan nilai pangan yang diharapkan
oleh konsumen. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bahan
seafood juga perlu diidentifikasi untuk memberikan gambaran komprehensif
terhadap keadaan industri perikanan di wilayah tersebut.
Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan juga menjadi elemen penting dalam
penilaian kualitas bahan seafood. Dalam hasil wawancara, seorang nelayan
menyoroti bahwa "penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dapat
meminimalkan kerusakan pada ikan dan hasil tangkapan lainnya." Oleh karena
itu, melibatkan nelayan dalam proses wawancara memberikan pandangan yang
berharga mengenai bagaimana aspek teknis dapat mempengaruhi integritas
produk perikanan yang dihasilkan.
Kontrol sanitasi dan kebersihan lingkungan di sekitar TPI juga menjadi faktor
penting. Kebersihan fasilitas, peralatan, dan tata letak TPI dapat meminimalkan
risiko kontaminasi dan menjaga kualitas produk. Pengelolaan limbah dan sistem
sanitasi yang baik di TPI menjadi faktor pendukung dalam menjaga kualitas
bahan seafood. Teknologi juga memainkan peran dalam memastikan kualitas
seafood. Penerapan teknologi canggih seperti sistem pelacakan hasil tangkapan,
monitoring suhu, dan sistem manajemen inventaris dapat membantu dalam
meningkatkan transparansi dan akurasi dalam penanganan produk seafood.
Kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen memiliki keterkaitan yang erat,
dan pemahaman terhadap interaksi ini menjadi kunci dalam merumuskan strategi
untuk meningkatkan kualitas produk serta memenuhi harapan konsumen, yang
pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan industri perikanan setempat.
Kualitas bahan seafood yang dihasilkan di TPI Kota Tegal memiliki dampak
langsung terhadap daya beli konsumen. Sejauh mana produk seafood memenuhi
standar kesegaran, kebersihan, dan nilai pangan akan memengaruhi persepsi
konsumen terhadap nilai produk tersebut. Produk yang berkualitas tinggi
cenderung mendapatkan respon positif dari konsumen dan dapat menciptakan
loyalitas pelanggan (Wijayanti et al., 2018). Sebaliknya, produk dengan kualitas
rendah atau tidak memenuhi harapan dapat mengecewakan konsumen, bahkan
mempengaruhi reputasi TPI secara keseluruhan.
Daya beli konsumen di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal tak hanya
dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh faktor sosial dan budaya. Aspek
ekonomi, khususnya pendapatan dan harga produk seafood, menjadi elemen
utama yang membentuk keputusan pembelian konsumen. Dalam hal ini, hasil
wawancara dengan penjual seafood di TPI Tegal menyajikan pandangan yang
mendalam mengenai peran faktor ekonomi dalam menentukan daya beli
konsumen. Seorang penjual menyoroti pentingnya strategi pengelolaan harga
yang tepat, beliau menyatakan, "Ketika harga seafood terjangkau, lebih banyak
orang dapat menikmati produk kami. Ini membantu meningkatkan penjualan dan
mendukung pertumbuhan bisnis."
Sementara itu, faktor sosial dan budaya turut membentuk daya beli konsumen di
TPI Tegal. Preferensi makanan dan kebiasaan konsumsi seafood menjadi penentu
penting dalam membentuk pilihan konsumen. Hasil wawancara dengan penjual
seafood menunjukkan bahwa "pengetahuan mengenai kebiasaan makanan dan
selera lokal sangat membantu dalam menyesuaikan produk kami agar sesuai
dengan preferensi konsumen di sini." Oleh karena itu, pengenalan produk seafood
yang sesuai dengan budaya lokal dan selera konsumen menjadi strategi yang
efektif. Dengan memahami interaksi antara faktor ekonomi, sosial, dan budaya,
para penjual di TPI Tegal berupaya untuk menjaga keseimbangan yang tepat. Hal
ini mencakup penyesuaian harga produk sesuai dengan kondisi ekonomi dan
menyajikan pilihan seafood yang sesuai dengan preferensi lokal. Pendekatan ini
sejalan dengan temuan penelitian yang menekankan pentingnya "mengenali nilai
budaya dan selera konsumen setempat sebagai landasan pengembangan produk
dan strategi pemasaran."
Melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap pandangan penjual seafood dalam
wawancara, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan harga dan adaptasi produk
terhadap preferensi lokal merupakan kunci utama dalam memahami dan
meningkatkan daya beli konsumen di TPI Kota Tegal. Implementasi strategi yang
berbasis pada konteks ekonomi, sosial, dan budaya ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan industri perikanan setempat
dan kesejahteraan masyarakat nelayan.
Upaya yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas produk dan memenuhi
harapan konsumen di TPI Kota Tegal melibatkan kolaborasi antara pihak terkait,
implementasi teknologi, dan pengelolaan kebijakan yang bijaksana. Pertama,
kerjasama erat antara nelayan, pengelola TPI, dan pedagang seafood perlu
diperkuat. Pelibatan nelayan dalam proses pengelolaan dan pengembangan produk
dapat meningkatkan kualitas hasil tangkapan sejak awal, termasuk penggunaan
alat tangkap yang ramah lingkungan. Penggunaan teknologi dalam proses
distribusi dan penyimpanan di TPI Kota Tegal menjadi kunci dalam memastikan
kualitas produk tetap terjaga (Wijayanti et al., 2018). Sistem pelacakan dan
manajemen inventaris dapat membantu mengidentifikasi asal-usul produk dan
memastikan kondisi penyimpanan yang optimal. Implementasi teknologi
pendinginan dan pengemasan yang inovatif juga dapat meningkatkan kualitas
keseluruhan produk seafood.
Pengelolaan kebijakan yang mendukung praktik perikanan yang berkelanjutan
juga berkontribusi pada peningkatan kualitas bahan seafood. Penerapan standar
keamanan pangan dan perlindungan lingkungan akan menciptakan lingkungan
bisnis yang dapat dipercaya dan berkelanjutan. Keterlibatan pemerintah setempat
dalam menyusun dan menegakkan regulasi yang mendukung praktik perikanan
yang berkelanjutan akan menjadi langkah yang strategis (Fitri et al., 2021).
Penyuluhan dan edukasi kepada konsumen tentang nilai gizi, cara memilih, dan
memasak seafood yang baik dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi
mereka terhadap produk lokal. Program-program promosi dan branding juga dapat
membantu meningkatkan citra dan preferensi produk seafood lokal, yang pada
gilirannya akan mendukung pertumbuhan industri perikanan di TPI Kota Tegal.
3.2.3 Antara Kualitas Bahan Seafood dan Daya Beli Konsumen di TPI Kota
Tegal
Interaksi antara kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di Tempat
Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal menjadi elemen kritis dalam menjaga
keberlanjutan industri perikanan setempat. Hubungan dinamis antara kualitas
produk dan keputusan pembelian konsumen menggambarkan kompleksitas pasar
seafood di TPI Tegal. Dalam membahas interaksi ini, perlu ditemukan solusi yang
dapat meningkatkan kualitas produk, memenuhi harapan konsumen, dan sekaligus
mendukung pertumbuhan industri perikanan di wilayah tersebut (Cindy
Soewarlan et al., 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen di
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal mencakup aspek ekonomi lokal, harga
produk seafood, kualitas bahan seafood, kepercayaan konsumen, serta strategi
promosi dan edukasi konsumen. Pertama, faktor utama yang perlu diperhatikan
adalah kondisi ekonomi lokal. Sejauh mana harga produk seafood dapat diakses
oleh berbagai lapisan masyarakat akan memainkan peran kunci dalam
menentukan dinamika pembelian konsumen di TPI Tegal.
Kemudian, kualitas bahan seafood juga menjadi elemen sentral yang berkaitan
dengan daya beli konsumen. Tingkat kepercayaan konsumen secara langsung
terkait dengan kualitas seafood yang dihadirkan di pasar. Konsumen cenderung
lebih memilih produk yang dianggap berkualitas tinggi dan aman untuk
dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya serius untuk meningkatkan
kualitas bahan seafood, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif
terhadap tingkat kepercayaan konsumen. Selain itu, strategi promosi dan edukasi
konsumen juga menjadi faktor penting dalam memengaruhi daya beli. Strategi
promosi yang baik dapat memengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas
produk seafood yang ditawarkan di TPI Tegal (Cindy Soewarlan et al., 2005).
Edukasi konsumen mengenai manfaat konsumsi seafood, termasuk nilai gizi dan
potensi dampak positif terhadap kesehatan, menjadi langkah penting untuk
meningkatkan daya beli. Dengan pengetahuan yang lebih baik, konsumen akan
lebih cenderung memilih seafood sebagai bagian penting dari pola makan mereka.
Melalui serangkaian upaya ini, diharapkan kualitas bahan seafood di TPI Tegal
dapat ditingkatkan, memberikan kepuasan kepada konsumen, dan pada akhirnya,
mendukung pertumbuhan industri perikanan setempat. Dengan fokus pada
peningkatan proses, sertifikasi kualitas, kolaborasi, dan inovasi produk, TPI Tegal
dapat menjelma menjadi pusat distribusi seafood yang unggul, memberikan
manfaat positif bagi seluruh rantai nilai perikanan di wilayah tersebut (Nugraha et
al., 2021). Dengan mengimplementasikan strategi ini, diharapkan dapat terbentuk
lingkungan yang mendukung interaksi positif antara kualitas bahan seafood dan
daya beli konsumen di TPI Kota Tegal. Langkah-langkah ini bukan hanya akan
memuaskan konsumen, tetapi juga berpotensi memperkuat pertumbuhan industri
perikanan setempat, menciptakan dampak positif secara ekonomi dan
berkelanjutan.
3.3 Pembahasan
Dalam merinci dan menganalisis kualitas bahan seafood serta daya beli konsumen
di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal, artikel ini telah membahas beberapa
aspek penting. Dengan melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk
nelayan, pengelola TPI, dan penjual seafood, pemahaman mendalam mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kedua variabel tersebut dapat diakses. Analisis
dimulai dengan pemahaman tentang kualitas bahan seafood, melibatkan elemen-
elemen seperti kondisi laut, alat tangkap yang digunakan, dan proses penanganan
hasil tangkapan. Hasil wawancara dengan nelayan memberikan perspektif yang
berharga mengenai aspek teknis yang dapat mempengaruhi integritas produk
perikanan. Alat tangkap yang ramah lingkungan dan kebijakan yang mendukung
keberlanjutan lingkungan laut muncul sebagai elemen penting dalam memastikan
kualitas seafood yang optimal. Selanjutnya, fokus dialihkan ke daya beli
konsumen yang dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan budaya.
Wawancara dengan penjual seafood menyoroti bahwa harga produk seafood
memiliki dampak signifikan pada keputusan pembelian konsumen. Oleh karena
itu, strategi pengelolaan harga yang sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat
menjadi langkah strategis. Selain faktor ekonomi, preferensi makanan dan
kebiasaan konsumsi seafood juga menjadi penentu penting dalam membentuk
daya beli konsumen.
Secara keseluruhan, artikel ini merinci bagaimana kualitas bahan seafood dan
daya beli konsumen di TPI Kota Tegal saling berkaitan dan dapat ditingkatkan
melalui pendekatan holistik yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
Kolaborasi antara nelayan, pengelola TPI, dan penjual seafood, didukung oleh
kebijakan dan strategi yang sesuai, diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang
mendukung pertumbuhan industri perikanan setempat. Dengan demikian, artikel
ini memberikan pandangan mendalam dan strategis yang relevan bagi para pelaku
industri perikanan, peneliti, serta pihak-pihak terkait dalam mendukung
keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat di Kota Tegal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kualitas bahan seafood, tergambar dari kondisi laut, alat tangkap, dan proses
penanganan, menjadi fokus utama dalam pembahasan. Dalam hal ini,
keberlanjutan dan praktik tangkapan yang ramah lingkungan menjadi penekanan
utama untuk memastikan kualitas produk yang optimal. Selanjutnya, daya beli
konsumen menjadi sorotan, dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan budaya.
Harga produk seafood, sebagai faktor ekonomi utama, terbukti memainkan peran
signifikan dalam keputusan pembelian konsumen. Preferensi makanan dan
kebiasaan konsumsi seafood turut membentuk pilihan konsumen. Untuk
meningkatkan kualitas bahan seafood dan memenuhi harapan konsumen, strategi
yang holistik diusulkan. Ini mencakup implementasi kebijakan pengelolaan TPI
yang ketat, sertifikasi kualitas, penyesuaian harga yang tepat, dan inovasi produk
berdasarkan preferensi lokal. Kolaborasi antara semua pemangku kepentingan
menjadi kunci untuk mencapai hasil yang optimal.
4.2 Saran
Saran bagi pembaca agar dapat lebih mendalami dan memahami konteks artikel
ini adalah dengan menggali lebih dalam peran serta tanggung jawab masing-
masing pemangku kepentingan dalam rantai pasok perikanan di Tempat
Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal. Pembaca disarankan untuk
mempertimbangkan dampak positif dari praktik tangkapan ikan yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta strategi pengelolaan TPI yang dapat
meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Selain itu, memahami
dinamika harga seafood yang dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat
dapat membuka peluang untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai keadilan dalam
distribusi manfaat industri perikanan.
DAFTAR PUSTAKA
Cindy Soewarlan, Lady, Sya’rani, L., & Nur Bambang, A. (2005). KAJIAN
SISTEM PENGENDALIAN MUTU IKAN DAN UDANG SEGAR DI
TEMPAT PELELANGAN IKAN, PELABUHAN PERIKANAN
SAMUDERA CILACAP STUDY OF QUALITY CONTROL SYSTEM
OF FRESH FISH AND SHRIMP AT THE PLACE OF FISH AUCTION,
OF THE OCEAN FISHING PORT IN CILACAP. Jurnal Pasir Laut, 1(1),
33–52.
Fatisa, Y., & Utami, L. (2021). Aplikasi Teknologi Fermentasi Limbah Kubis
sebagai Pengawet Alami Penanganan Pasca Panen Ikan pada Kelompok
Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Purnama Dumai. Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat, 6(3), 697–706.
Firdaus, I., Fitri, A. D. P., Sardiyatmo, S., & Kurohman, F. (2017). Analisis Alat
Penangkap Ikan Berbasis Code Of Conduct For Responsible Fisheries
(Ccrf) Di Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Tawang, Kendal (Analysis Of
Fishing Gears Based On Code Of Conduct For Responsible Fisheries
(Ccrf) At Tawang Fish Auction, Kendal). Saintek Perikanan: Indonesian
Journal of Fisheries Science and Technology, 13(1), 65–74.
Ismail, G., Supardi, S., & Wahyuningsih, S. (2008). Analysis efficiency marketing
system of fresh layang fish (Decapterus russeli) on pelabuhan fish auction
place in Tegal City. Mediagro, 4(2).
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/downloa
d/555/676
Nugraha, J., Waluyo, B. P., & Rahardjo, R. S. (2021). Analisis Pemasaran
Komoditas Perikanan Tangkap Dan Strategi Pengembangannya Di
Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur (Studi Kasus Di Tempat
Pelelangan Ikan Teleng). TECHNO-FISH, 5(2), 84–105.
Suharmi, S., Ayuni, R., & Ocpi, S. (2020). Strategi Peningkatan Daya Saing
Usaha Kecil Berbasis Olahan Ikan Di Desa Sumber Jaya Kecamatan
Kampung Melayu Kota Bengkulu. Jurnal Economic Edu, 1(1).
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/ecoedu/article/view/881
Wati, S. M. (2023). Analisis mutu ikan kurisi dan swanggi hasil tangkapan
nelayan di tempat pelelangan ikan Mayangan, Probollinggo. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 26(1), 25–38.
Widayati, T. (2008). Analisis efisiensi teknis tempat pelelangan ikan dan tingkat
keberdayaan pengelola tempat pelelangan ikan serta strategi
pemberdayaannya di wilayah pantai utara Jawa Tengah [PhD Thesis,
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro].
http://eprints.undip.ac.id/18036/
Wijayanti, F., Abrari, M. P., & Fitriana, N. (2018). Keanekaragaman spesies dan
status konservasi ikan pari di tempat pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta
Utara. Jurnal Biodjati, 3(1), 23–35.