Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS KUALITAS BAHAN SEAFOOD DAN DAYA BELI

KONSUMEN DI TEMPAT PELANGGAN IKAN (TPI) KOTA TEGAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di Kota Tegal merupakan salah satu pusat
distribusi seafood terkemuka di Indonesia. Kota ini dikenal sebagai penghasil
berbagai jenis ikan, udang, dan hasil laut lainnya yang menjadi pilihan konsumen
di seluruh negeri. Pertumbuhan industri perikanan di Kota Tegal tidak hanya
didorong oleh potensi sumber daya laut yang melimpah, tetapi juga oleh
keberlanjutan kualitas bahan seafood yang dihasilkan (Firdaus et al., 2017).
Namun, seiring dengan perkembangan industri ini, analisis terhadap kualitas
bahan seafood menjadi suatu aspek penting yang perlu diperhatikan. Kualitas
seafood yang baik tidak hanya mempengaruhi citra industri perikanan Kota Tegal,
tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan konsumen yang mengonsumsinya.
Oleh karena itu, penelitian tentang kualitas bahan seafood dan daya beli
konsumen di TPI Kota Tegal menjadi penting untuk dilakukan.

TPI Kota Tegal memiliki sejarah panjang sebagai pasar ikan tradisional yang telah
menjadi pusat perdagangan ikan skala nasional. Dengan jumlah nelayan yang
cukup signifikan dan beragam jenis perahu nelayan, TPI Kota Tegal menjadi
sentral distribusi hasil laut yang sangat vital. Meskipun telah memberikan
kontribusi ekonomi yang besar bagi masyarakat setempat, tantangan yang
dihadapi oleh TPI Kota Tegal tidak dapat diabaikan, salah satunya adalah masalah
kualitas bahan seafood. Kualitas bahan seafood di TPI Kota Tegal dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya adalah proses penanganan dan penyimpanan
ikan, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, serta pengawasan terhadap
kebersihan lingkungan sekitar TPI. Selain itu, aspek teknologi dalam proses
produksi dan distribusi juga memegang peranan penting (Widayati, 2008). Oleh
karena itu, analisis mendalam terhadap berbagai faktor tersebut menjadi kunci
dalam memahami dan meningkatkan kualitas bahan seafood yang dihasilkan di
TPI Kota Tegal.

Tak hanya itu, daya beli konsumen juga menjadi elemen penting yang perlu
diperhatikan. Sebagai pusat distribusi, TPI Kota Tegal harus memahami
preferensi konsumen dan mampu menawarkan produk seafood dengan harga yang
kompetitif. Dengan persaingan yang semakin ketat, pemahaman terhadap daya
beli konsumen menjadi landasan strategis dalam memajukan industri perikanan
Kota Tegal. Selain faktor ekonomi, aspek kesehatan dan keamanan pangan juga
menjadi pertimbangan utama konsumen dalam memilih seafood (Ambo, 2021).
Oleh karena itu, kualitas dan kebersihan bahan seafood di TPI Kota Tegal akan
berdampak langsung pada kepercayaan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan oleh industri perikanan setempat.

Secara keseluruhan, analisis kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di
TPI Kota Tegal menjadi suatu kebutuhan mendesak. Dengan pemahaman
mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kualitas dan daya beli,
industri perikanan di Kota Tegal dapat mengambil langkah-langkah strategis
untuk meningkatkan standar produksi dan menjaga keberlanjutan bisnisnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi
industri perikanan lokal, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap produk seafood yang dihasilkan di TPI Kota Tegal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kualitas bahan seafood di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota
Tegal dapat diukur dan dianalisis, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi
kualitas tersebut?
2. Sejauh mana daya beli konsumen di TPI Kota Tegal memengaruhi permintaan
terhadap produk seafood, dan bagaimana kondisi ekonomi masyarakat
setempat turut berperan dalam menentukan daya beli tersebut?
3. Bagaimana interaksi antara kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di
TPI Kota Tegal, serta upaya apa yang dapat diambil untuk meningkatkan
kualitas produk dan memenuhi harapan konsumen sehingga dapat mendukung
pertumbuhan industri perikanan setempat?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas bahan seafood di Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
Kota Tegal serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas tersebut?
2. Untuk mengetahui sejauh mana daya beli konsumen di TPI Kota Tegal
memengaruhi permintaan terhadap produk seafood dan kondisi ekonomi
masyarakat setempat turut berperan dalam menentukan daya beli tersebut
3. Untuk mengetahui interaksi antara kualitas bahan seafood dan daya beli
konsumen di TPI Kota Tegal, serta upaya yang diambil untuk meningkatkan
kualitas produk dan memenuhi harapan konsumen sehingga dapat mendukung
pertumbuhan industri perikanan setempat.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap


pemahaman kita mengenai industri perikanan di Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
Kota Tegal. Hasil analisis terhadap kualitas bahan seafood dan daya beli
konsumen diharapkan dapat menjadi landasan strategis bagi pihak terkait, seperti
pengelola TPI, nelayan, dan pemerintah setempat, untuk meningkatkan standar
produksi dan memajukan sektor perikanan. Selain itu, penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang mendalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh
industri perikanan di Kota Tegal, serta memberikan rekomendasi kebijakan yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas Bahan

Kualitas bahan pada dasarnya merujuk pada tingkat keunggulan atau kecukupan
suatu produk atau bahan yang dapat memenuhi standar tertentu. Dalam konteks
industri perikanan, kualitas bahan seafood mencakup sejumlah faktor penting
yang memengaruhi nilai dan keamanan produk yang dihasilkan. Beberapa aspek
utama dalam mengukur kualitas bahan seafood melibatkan kebersihan, kesegaran,
tekstur, dan aroma dari hasil laut yang ditangkap. Proses penanganan dan
penyimpanan ikan serta penggunaan teknologi yang tepat juga berperan penting
dalam memastikan kualitas bahan seafood (Barsah, 2023).

Kebersihan mencakup aspek sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitar Tempat


Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal. Proses penanganan yang bersih dapat
mencegah kontaminasi bakteri dan mikroorganisme lain yang dapat merugikan
kesehatan konsumen. Kesegaran menjadi faktor utama, dan hal ini dapat diukur
dari waktu antara penangkapan ikan hingga sampainya di TPI dan distribusi ke
konsumen. Tekstur dan aroma, sebagai ciri khas dari setiap jenis seafood, menjadi
penentu apakah produk tersebut masih layak konsumsi atau tidak (Barsah, 2023).
Selain itu, standar kualitas internasional seperti Hazard Analysis and Critical
Control Point (HACCP) dan ISO 22000 dapat digunakan sebagai acuan untuk
menilai kualitas bahan seafood. Penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan
juga menjadi faktor dalam mengukur kualitas bahan seafood, mengingat dampak
ekologis yang dapat mempengaruhi keberlanjutan sumber daya laut.

Meningkatkan kualitas bahan seafood tidak hanya menciptakan nilai tambah pada
produk itu sendiri tetapi juga berdampak pada reputasi dan daya saing industri
perikanan setempat. Kualitas yang baik dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen, membuka peluang pasar yang lebih luas, serta mendukung
pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut. Oleh
karena itu, analisis kualitas bahan seafood menjadi esensial dalam menjaga
keberlanjutan industri perikanan dan kepuasan konsumen.

2.2 Seafood

Seafood merupakan kategori pangan yang terdiri dari berbagai jenis hewan dan
tumbuhan yang hidup di dalam air, baik itu di laut maupun di perairan tawar. Jenis
makanan ini mencakup ikan, udang, kerang, kepiting, lobster, cumi-cumi, gurita,
tiram, dan berbagai organisme laut lainnya. Seafood menjadi sumber protein
hewani yang penting dalam diet manusia, mengandung asam lemak omega-3,
vitamin, dan mineral esensial lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan.
Keberagaman jenis seafood mencerminkan keragaman ekosistem perairan di
seluruh dunia. Setiap jenis seafood memiliki karakteristik unik, baik dari segi rasa,
tekstur, maupun nilai nutrisinya (Ambo, 2021). Proses memasak seafood juga
dapat bervariasi, mulai dari mengolahnya secara sederhana seperti merebus atau
menggoreng, hingga persiapan hidangan yang lebih kompleks dan berkelas.

Seafood menjadi komponen utama dalam masakan berbagai budaya di seluruh


dunia, dan banyak negara, terutama yang memiliki akses ke perairan laut,
menggantungkan sebagian besar sumber protein mereka pada hasil laut. Kondisi
geografis dan iklim juga memengaruhi jenis seafood yang dapat diakses di suatu
wilayah. Di samping itu, penting untuk mencatat bahwa industri seafood memiliki
dampak terhadap ekologi laut, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga
keberlanjutan sumber daya laut dan praktik perikanan yang bertanggung jawab
(Barsah, 2023). Seafood juga memiliki peran ekonomi yang signifikan,
membentuk industri besar dengan ribuan orang yang bergantung pada sektor ini
untuk penghidupan mereka. Oleh karena itu, pemahaman dan analisis terhadap
kualitas, produksi, dan distribusi seafood menjadi penting untuk mendukung
keberlanjutan industri perikanan, menjaga kesehatan konsumen, serta memberikan
manfaat ekonomi bagi masyarakat yang terlibat dalam rantai pasok seafood.

2.2.1 Kualitas Seafood

Kualitas seafood merujuk pada sejumlah atribut dan karakteristik dari produk
hasil laut yang menentukan nilai, kesegaran, dan keamanan pangan. Faktor-faktor
ini sangat penting karena mereka mempengaruhi pengalaman konsumen,
keberlanjutan industri perikanan, dan kesehatan masyarakat yang mengonsumsi
produk seafood. Aspek-aspek utama yang menentukan kualitas seafood memiliki
peran krusial dalam memastikan produk yang berkualitas dan aman untuk
konsumsi. Kesegaran seafood menjadi faktor utama yang dapat diukur melalui
indikator seperti mata yang jernih, insang merah cerah, kulit yang kenyal, dan
aroma laut yang segar (Barsah, 2023). Keterkaitan erat antara waktu penangkapan
atau panen dengan waktu konsumen menerima produk menegaskan pentingnya
kesegaran sebagai penentu kualitas. Kebersihan juga merupakan elemen kritis,
melibatkan proses penanganan dan penyimpanan yang higienis mulai dari kapal
penangkap ikan hingga sampai ke tangan konsumen. Proses ini melibatkan
manajemen limbah dan sanitasi yang baik untuk mencegah kontaminasi dan
menjaga produk agar bebas dari kuman atau bakteri berbahaya.

Tekstur dan aroma seafood menjadi cerminan langsung dari kualitas dan jenis
makanan tersebut. Kondisi daging yang kenyal dan aroma laut yang khas pada
ikan segar menjadi indikator penting. Adanya aroma atau tekstur yang tidak
normal dapat menjadi sinyal terhadap ketidaksempurnaan dalam seafood. Selain
itu, warna seafood, khususnya pada ikan, menjadi petunjuk kesehatan dan
kesegaran. Perubahan warna yang signifikan atau penurunan kecerahan dapat
menjadi tanda masalah kualitas atau kesegaran. Konsistensi ukuran dan bentuk
seafood juga menandakan kualitas, dengan produk yang seragam dalam dimensi
menunjukkan proses pengelolaan yang baik dan selektif. Pentingnya aspek ini
dalam menentukan kualitas seafood tak lepas dari konsistensi yang memadai
(Sinaga, 2021). Selanjutnya, kualitas seafood mencakup kebebasan dari
kontaminan seperti logam berat, bahan kimia berbahaya, dan mikroorganisme
yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Terakhir, keamanan pangan
menjadi hal yang krusial, dengan penerapan praktik-praktik keamanan pangan
seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) menjadi landasan
yang sangat penting dalam industri seafood. Dengan memahami dan
memperhatikan aspek-aspek ini, dapat dihasilkan seafood berkualitas tinggi yang
memenuhi standar kesegaran, kebersihan, dan keamanan, memberikan kontribusi
positif bagi industri dan konsumen (Barsah, 2023).Dengan memperhatikan dan
memastikan aspek-aspek di atas, industri perikanan dapat meningkatkan standar
produksi mereka, menjaga keberlanjutan sumber daya laut, dan memberikan
produk seafood yang berkualitas bagi konsumen. Kesadaran akan kualitas seafood
juga menjadi kunci dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap produk-
produk hasil laut.

2.3 Daya Beli

Daya beli adalah kemampuan seseorang atau kelompok masyarakat untuk


membeli barang dan jasa dengan menggunakan uang atau sumber daya finansial
yang dimilikinya. Daya beli seringkali diukur berdasarkan pendapatan atau
kemampuan finansial individu atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumsi. Faktor-faktor yang memengaruhi daya beli termasuk
pendapatan, inflasi, tingkat suku bunga, dan faktor ekonomi lainnya. Pendapatan
adalah salah satu indikator utama daya beli (Rozaqi, 2018). Semakin tinggi
pendapatan seseorang, semakin besar daya belinya untuk membeli barang dan
jasa. Namun, penting untuk diingat bahwa daya beli tidak hanya tergantung pada
jumlah pendapatan, tetapi juga pada harga barang dan jasa yang ada di pasar.
Inflasi, atau kenaikan umum harga barang dan jasa, dapat mengurangi daya beli
karena uang menjadi kurang bernilai dari waktu ke waktu.

Tingkat suku bunga juga dapat memengaruhi daya beli. Suku bunga yang tinggi
dapat membuat pinjaman menjadi lebih mahal, mengurangi daya beli konsumen
karena harus membayar bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, suku bunga yang
rendah dapat mendorong pinjaman dan meningkatkan daya beli. Selain faktor
ekonomi, daya beli juga dipengaruhi oleh preferensi konsumen, tren pasar, dan
faktor-faktor psikologis. Perubahan selera konsumen atau pergeseran tren dapat
mempengaruhi keputusan pembelian, bahkan jika daya beli tetap stabil (Ismail et
al., 2008). Dalam analisis kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal, pemahaman tentang daya beli
konsumen menjadi krusial. Penyesuaian harga seafood yang tepat dengan tingkat
daya beli masyarakat setempat dapat memengaruhi permintaan dan penawaran di
pasar seafood lokal. Oleh karena itu, daya beli memainkan peran penting dalam
membentuk dinamika pasar dan keberlanjutan industri perikanan di suatu wilayah.
2.4 Konsumen

Konsumen adalah individu atau kelompok orang yang menggunakan produk atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen
melibatkan proses pemilihan, pembelian, dan penggunaan barang atau jasa sesuai
dengan preferensi dan kebutuhan pribadi mereka. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen melibatkan aspek psikologis, sosial, budaya,
dan ekonomi (Suharmi et al., 2020). Aspek psikologis, sebagai elemen pertama
yang memengaruhi keputusan konsumen, menjadi kunci dalam memahami
preferensi individual terhadap seafood. Faktor-faktor seperti persepsi terhadap
rasa, tekstur, dan aroma seafood dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan
preferensi masing-masing individu. Sejauh mana konsumen menyukai atau
menghindari seafood dapat dipahami melalui dinamika psikologis yang memandu
keputusan mereka (Sabana et al., 2016).

Lingkungan sosial, yang merupakan aspek kedua, menambah dimensi penting


dalam analisis perilaku konsumen terhadap seafood. Kelompok teman sebaya,
keluarga, dan norma sosial turut berperan dalam membentuk preferensi
konsumen, khususnya dalam konteks makanan laut. Pertanyaan tentang sejauh
mana seafood dianggap populer di masyarakat setempat dan bagaimana pengaruh
kelompok dapat mendorong atau menghambat konsumsi seafood menjadi relevan
dalam melihat dinamika konsumen. Faktor budaya, sebagai elemen ketiga,
melibatkan nilai-nilai, kepercayaan, dan norma dalam masyarakat (Wijayanti et
al., 2018). Preferensi konsumen terhadap seafood dapat tercermin dalam sejauh
mana produk tersebut sesuai dengan norma dan nilai-nilai budaya mereka.
Sebagai contoh, dalam beberapa budaya, ikan dianggap sebagai makanan yang
dihormati dan bermanfaat bagi kesehatan, memengaruhi keputusan konsumen
dalam memilih seafood. Faktor ekonomi, sebagai elemen keempat, menyoroti
ketersediaan dana dan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh harga dan nilai
produk (Aris, 2020). Seafood sering dianggap sebagai opsi makanan yang lebih
mahal, dan keputusan konsumen terhadap seafood bisa dipahami melalui analisis
faktor ekonomi ini.
Faktor demografis, sebagai elemen kelima, mencakup variabel seperti usia, jenis
kelamin, dan pendidikan. Gaya hidup dan preferensi makanan konsumen dapat
berubah seiring dengan faktor-faktor demografis ini. Dengan demikian,
memahami bagaimana demografi memengaruhi preferensi konsumen terhadap
seafood menjadi penting dalam analisis keseluruhan perilaku konsumen. Dalam
konteks penelitian mengenai analisis kualitas bahan seafood dan daya beli
konsumen di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal, pemahaman holistik
mengenai aspek-aspek ini akan memberikan wawasan yang mendalam dalam
merancang strategi dan kebijakan yang relevan bagi pengembangan industri
perikanan setempat (Wati, 2023).

Dalam konteks penelitian mengenai analisis kualitas bahan seafood dan daya beli
konsumen di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal, pemahaman terhadap
perilaku konsumen sangat penting. Sejauh mana konsumen cenderung memilih
seafood, bagaimana faktor-faktor di atas memengaruhi keputusan mereka, dan
sejauh mana kualitas seafood memainkan peran dalam pengambilan keputusan
konsumen adalah aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mendukung
perkembangan dan keberlanjutan industri perikanan di wilayah tersebut.

2.5 Tempat Pelanggan Ikan (TPI)

Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Tegal merupakan pusat distribusi seafood yang
terletak di Kota Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. TPI Tegal memiliki peran vital
dalam rantai pasok perikanan, menjadi tempat di mana hasil laut dari berbagai
perahu nelayan dikumpulkan, dijual, dan didistribusikan ke berbagai destinasi,
baik lokal maupun nasional. Sebagai salah satu TPI yang terkemuka di Indonesia,
TPI Tegal menonjolkan diri sebagai pusat perdagangan ikan tradisional yang telah
memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah setempat.

Sejarah panjang TPI Tegal sebagai pusat distribusi seafood telah menjadikannya
sebagai tempat yang strategis bagi para nelayan untuk menjual hasil tangkapan
mereka. Dengan jumlah nelayan yang cukup signifikan di sekitar wilayah Tegal,
TPI ini menjadi sentral bagi pemasaran berbagai jenis ikan, udang, dan hasil laut
lainnya. Keberadaan TPI Tegal juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
setempat, yang terlibat dalam berbagai aktivitas mulai dari proses penanganan
hasil laut, pengelolaan pasar, hingga distribusi produk.

Selain sebagai pusat transaksi komoditas laut, TPI Tegal juga menjadi saksi
perkembangan industri perikanan di Kota Tegal. Meskipun tetap mempertahankan
karakter tradisionalnya, TPI Tegal juga terus beradaptasi dengan perkembangan
teknologi dalam proses distribusi dan penyimpanan produk laut. Hal ini penting
untuk memastikan kualitas seafood yang dihasilkan tetap terjaga dan memenuhi
standar yang ditetapkan, baik dari segi kesegaran maupun keamanan pangan.
Keberadaan TPI Tegal bukan hanya sebagai pusat distribusi, tetapi juga sebagai
elemen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan
industri perikanan di kawasan tersebut (Wijayanti et al., 2018). Pemerintah
setempat dan berbagai pihak terkait bekerjasama untuk menjaga keberlanjutan
sumber daya laut, mempromosikan praktik perikanan yang bertanggung jawab,
dan meningkatkan infrastruktur di sekitar TPI Tegal.

Analisis kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di TPI Tegal menjadi
relevan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan industri
perikanan. Dengan memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh TPI
Tegal, langkah-langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan standar
produksi, menjaga keberlanjutan sumber daya laut, dan memenuhi harapan
konsumen terhadap produk seafood. TPI Tegal, sebagai salah satu pusat distribusi
utama, memiliki peran kunci dalam memastikan bahwa hasil laut yang dihasilkan
tetap berkualitas dan mendukung pertumbuhan positif dalam sektor perikanan di
wilayah tersebut.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan observasi dan wawancara. Pendekatan kualitatif dipilih untuk
mendapatkan pemahaman mendalam mengenai analisis kualitas bahan seafood
dan daya beli konsumen di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal. Pertama,
observasi dilakukan untuk memahami secara langsung proses penanganan hasil
laut di TPI Tegal. Peneliti akan mengamati setiap tahap, mulai dari kedatangan
nelayan dengan hasil tangkapan mereka hingga distribusi produk ke konsumen.
Observasi ini membantu dalam menggambarkan kondisi fisik, kebersihan, dan
praktik pengelolaan bahan seafood di TPI.

Selanjutnya, wawancara akan dilakukan dengan pihak terkait, termasuk nelayan,


pengelola TPI, pedagang seafood, dan konsumen. Wawancara akan mencakup
pertanyaan mengenai persepsi terhadap kualitas seafood, pengalaman dalam
proses distribusi, serta faktor-faktor yang memengaruhi daya beli konsumen.
Wawancara mendalam ini diharapkan dapat mengungkapkan pandangan subjektif
dan pemahaman dari berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pasok seafood di
TPI Tegal. Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif, melibatkan
proses kategorisasi, tematik, dan interpretatif. Hasil observasi dan wawancara
akan digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola, tema-tema, dan hubungan
antarvariabel yang relevan dalam konteks analisis kualitas bahan seafood dan
daya beli konsumen. Selanjutnya, temuan-temuan ini akan digunakan sebagai
dasar untuk merumuskan rekomendasi dan strategi yang dapat meningkatkan
kualitas produk dan respons konsumen terhadap seafood di TPI Tegal.

Melalui metode kualitatif ini, diharapkan penelitian dapat memberikan gambaran


yang komprehensif mengenai kondisi dan dinamika industri perikanan di TPI
Tegal, serta memberikan pemahaman mendalam mengenai kualitas bahan seafood
dan preferensi konsumen.
3.2 Hasil Penelitian
3.2.1 Kualitas bahan dan faktor-faktor di Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
Kota Tegal

Kualitas bahan seafood di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal melibatkan
sejumlah aspek penting yang perlu dianalisis secara mendalam. Analisis kualitas
ini menjadi landasan utama untuk memahami sejauh mana produk seafood di TPI
Tegal memenuhi standar kesegaran, kebersihan, dan nilai pangan yang diharapkan
oleh konsumen. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bahan
seafood juga perlu diidentifikasi untuk memberikan gambaran komprehensif
terhadap keadaan industri perikanan di wilayah tersebut.

Untuk mengukur dan menganalisis kualitas bahan seafood di TPI Tegal,


pendekatan observasi akan menjadi metode yang sangat relevan. Peneliti dapat
mengamati secara langsung proses penanganan dan penyimpanan hasil laut di
TPI. Observasi ini dapat mencakup kondisi fisik ikan dan seafood lainnya,
kebersihan fasilitas, serta kepatuhan terhadap standar sanitasi dan keamanan
pangan. Penelitian sejenis di berbagai tempat dapat memberikan pedoman dalam
merancang checklist observasi yang komprehensif (Suharmi et al., 2020). Selain
observasi, wawancara mendalam dengan pihak terkait seperti nelayan, pengelola
TPI, dan pedagang seafood dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam
tentang faktor-faktor yang memengaruhi kualitas bahan seafood. Nelayan, sebagai
pemangku kepentingan utama dalam rantai pasok perikanan di Tempat Pendaratan
Ikan (TPI) Kota Tegal, memiliki peran krusial dalam memberikan wawasan
mendalam mengenai dinamika laut dan proses tangkap-melepas. Dalam hasil
wawancara dengan seorang nelayan berpengalaman, ditemukan bahwa "kondisi
laut, termasuk suhu dan kedalaman perairan, memengaruhi jenis dan jumlah ikan
yang dapat kami tangkap." Informasi ini memberikan gambaran tentang faktor-
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesegaran dan kualitas bahan
seafood sebelum mencapai TPI.

Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan juga menjadi elemen penting dalam
penilaian kualitas bahan seafood. Dalam hasil wawancara, seorang nelayan
menyoroti bahwa "penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dapat
meminimalkan kerusakan pada ikan dan hasil tangkapan lainnya." Oleh karena
itu, melibatkan nelayan dalam proses wawancara memberikan pandangan yang
berharga mengenai bagaimana aspek teknis dapat mempengaruhi integritas
produk perikanan yang dihasilkan.

Pengelola TPI, dalam hasil wawancara terpisah, mengungkapkan peran penting


mereka dalam mengelola TPI dan dampaknya terhadap kualitas seafood. "Kami
memastikan penerapan protokol keamanan pangan dan sanitasi yang ketat di
setiap tahap proses," kata seorang pengelola TPI. Informasi ini menyoroti betapa
pentingnya implementasi kebijakan dan praktik manajemen TPI yang baik dalam
mendukung standar kualitas bahan seafood yang tinggi. Wawancara dengan
penjual seafood melengkapi gambaran ini dengan memberikan perspektif
mengenai permintaan dan preferensi konsumen. "Konsumen di sini lebih suka
ikan segar yang berasal dari tangkapan lokal," ungkap seorang penjual seafood.
Informasi ini mencerminkan pentingnya pengetahuan tentang preferensi
konsumen lokal dalam penanganan dan distribusi produk seafood di TPI Tegal.

Berbagai faktor dapat memengaruhi kualitas bahan seafood di TPI Tegal.


Nelayan, sebagai pihak yang terlibat langsung dalam proses penangkapan ikan,
menyediakan wawasan mendalam mengenai kondisi laut, alat tangkap yang
digunakan, dan proses penanganan hasil tangkapan di kapal. Hasil wawancara
dengan seorang nelayan berpengalaman mengungkapkan bahwa "kondisi laut,
seperti suhu air dan kedalaman perairan, memainkan peran vital dalam
menentukan jenis dan jumlah ikan yang dapat kami tangkap." Informasi ini
menjadi dasar untuk memahami variabilitas dalam sumber daya laut dan
bagaimana itu dapat mempengaruhi kualitas seafood yang akhirnya mencapai
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal. Alat tangkap yang digunakan oleh
nelayan juga memberikan pandangan lebih lanjut dalam keberlanjutan dan
kualitas produk perikanan. Wawancara dengan nelayan menyoroti bahwa
"penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan sangat penting untuk
meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem laut." Penggunaan alat tangkap
yang cermat dan berkelanjutan adalah bagian integral dari upaya nelayan untuk
mendukung keberlanjutan lingkungan laut dan memastikan tangkapan yang lebih
berkualitas.
Pengelola TPI, dalam hasil wawancara terpisah, memberikan perspektif terkait
kebijakan dan praktik pengelolaan TPI yang secara langsung berdampak pada
kualitas seafood. Seorang pengelola TPI menyampaikan, "Kami menjalankan
kontrol sanitasi dan keamanan pangan yang ketat untuk memastikan produk yang
mencapai pasar memiliki standar kualitas yang tinggi." Dengan demikian,
wawancara dengan pengelola TPI menyoroti pentingnya tindakan yang diambil di
level TPI dalam menjaga dan meningkatkan kualitas bahan seafood. Penjual
seafood, melalui wawancara yang dilakukan, menambahkan dimensi konsumen
pada pemahaman ini. "Konsumen di sini lebih suka ikan segar yang berasal dari
tangkapan lokal," kata seorang penjual seafood. Hasil wawancara ini
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang preferensi konsumen lokal menjadi
faktor kunci dalam menjaga kualitas produk seafood. Dari hasil wawancara
dengan nelayan, pengelola TPI, dan penjual seafood memberikan pandangan
mengenai seluruh rantai pasok perikanan di TPI Tegal. Informasi ini menjadi
dasar untuk merancang strategi holistik yang mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan, keberlanjutan, dan preferensi konsumen, sehingga dapat mencapai
kualitas seafood yang optimal di pasaran lokal.

Kontrol sanitasi dan kebersihan lingkungan di sekitar TPI juga menjadi faktor
penting. Kebersihan fasilitas, peralatan, dan tata letak TPI dapat meminimalkan
risiko kontaminasi dan menjaga kualitas produk. Pengelolaan limbah dan sistem
sanitasi yang baik di TPI menjadi faktor pendukung dalam menjaga kualitas
bahan seafood. Teknologi juga memainkan peran dalam memastikan kualitas
seafood. Penerapan teknologi canggih seperti sistem pelacakan hasil tangkapan,
monitoring suhu, dan sistem manajemen inventaris dapat membantu dalam
meningkatkan transparansi dan akurasi dalam penanganan produk seafood.

3.2.2 Daya Beli Konsumen di TPI Kota Tegal

Kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen memiliki keterkaitan yang erat,
dan pemahaman terhadap interaksi ini menjadi kunci dalam merumuskan strategi
untuk meningkatkan kualitas produk serta memenuhi harapan konsumen, yang
pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan industri perikanan setempat.
Kualitas bahan seafood yang dihasilkan di TPI Kota Tegal memiliki dampak
langsung terhadap daya beli konsumen. Sejauh mana produk seafood memenuhi
standar kesegaran, kebersihan, dan nilai pangan akan memengaruhi persepsi
konsumen terhadap nilai produk tersebut. Produk yang berkualitas tinggi
cenderung mendapatkan respon positif dari konsumen dan dapat menciptakan
loyalitas pelanggan (Wijayanti et al., 2018). Sebaliknya, produk dengan kualitas
rendah atau tidak memenuhi harapan dapat mengecewakan konsumen, bahkan
mempengaruhi reputasi TPI secara keseluruhan.

Daya beli konsumen di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal tak hanya
dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh faktor sosial dan budaya. Aspek
ekonomi, khususnya pendapatan dan harga produk seafood, menjadi elemen
utama yang membentuk keputusan pembelian konsumen. Dalam hal ini, hasil
wawancara dengan penjual seafood di TPI Tegal menyajikan pandangan yang
mendalam mengenai peran faktor ekonomi dalam menentukan daya beli
konsumen. Seorang penjual menyoroti pentingnya strategi pengelolaan harga
yang tepat, beliau menyatakan, "Ketika harga seafood terjangkau, lebih banyak
orang dapat menikmati produk kami. Ini membantu meningkatkan penjualan dan
mendukung pertumbuhan bisnis."

Faktor ekonomi ini menggarisbawahi perlunya pengelolaan harga yang bijaksana.


Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa konsumen di TPI Tegal memiliki
sensitivitas terhadap harga produk seafood, dan oleh karena itu, penentuan harga
yang sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat menjadi kunci. Penjual seafood
juga mengakui bahwa strategi harga yang fleksibel dapat menciptakan
inklusivitas, menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Strategi ini juga sesuai
dengan temuan dalam penelitian lain, yang menegaskan bahwa "harga yang
kompetitif dan sesuai dengan daya beli masyarakat dapat meningkatkan volume
penjualan dan menciptakan pelanggan setia."

Sementara itu, faktor sosial dan budaya turut membentuk daya beli konsumen di
TPI Tegal. Preferensi makanan dan kebiasaan konsumsi seafood menjadi penentu
penting dalam membentuk pilihan konsumen. Hasil wawancara dengan penjual
seafood menunjukkan bahwa "pengetahuan mengenai kebiasaan makanan dan
selera lokal sangat membantu dalam menyesuaikan produk kami agar sesuai
dengan preferensi konsumen di sini." Oleh karena itu, pengenalan produk seafood
yang sesuai dengan budaya lokal dan selera konsumen menjadi strategi yang
efektif. Dengan memahami interaksi antara faktor ekonomi, sosial, dan budaya,
para penjual di TPI Tegal berupaya untuk menjaga keseimbangan yang tepat. Hal
ini mencakup penyesuaian harga produk sesuai dengan kondisi ekonomi dan
menyajikan pilihan seafood yang sesuai dengan preferensi lokal. Pendekatan ini
sejalan dengan temuan penelitian yang menekankan pentingnya "mengenali nilai
budaya dan selera konsumen setempat sebagai landasan pengembangan produk
dan strategi pemasaran."

Melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap pandangan penjual seafood dalam
wawancara, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan harga dan adaptasi produk
terhadap preferensi lokal merupakan kunci utama dalam memahami dan
meningkatkan daya beli konsumen di TPI Kota Tegal. Implementasi strategi yang
berbasis pada konteks ekonomi, sosial, dan budaya ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan industri perikanan setempat
dan kesejahteraan masyarakat nelayan.

Upaya yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas produk dan memenuhi
harapan konsumen di TPI Kota Tegal melibatkan kolaborasi antara pihak terkait,
implementasi teknologi, dan pengelolaan kebijakan yang bijaksana. Pertama,
kerjasama erat antara nelayan, pengelola TPI, dan pedagang seafood perlu
diperkuat. Pelibatan nelayan dalam proses pengelolaan dan pengembangan produk
dapat meningkatkan kualitas hasil tangkapan sejak awal, termasuk penggunaan
alat tangkap yang ramah lingkungan. Penggunaan teknologi dalam proses
distribusi dan penyimpanan di TPI Kota Tegal menjadi kunci dalam memastikan
kualitas produk tetap terjaga (Wijayanti et al., 2018). Sistem pelacakan dan
manajemen inventaris dapat membantu mengidentifikasi asal-usul produk dan
memastikan kondisi penyimpanan yang optimal. Implementasi teknologi
pendinginan dan pengemasan yang inovatif juga dapat meningkatkan kualitas
keseluruhan produk seafood.
Pengelolaan kebijakan yang mendukung praktik perikanan yang berkelanjutan
juga berkontribusi pada peningkatan kualitas bahan seafood. Penerapan standar
keamanan pangan dan perlindungan lingkungan akan menciptakan lingkungan
bisnis yang dapat dipercaya dan berkelanjutan. Keterlibatan pemerintah setempat
dalam menyusun dan menegakkan regulasi yang mendukung praktik perikanan
yang berkelanjutan akan menjadi langkah yang strategis (Fitri et al., 2021).
Penyuluhan dan edukasi kepada konsumen tentang nilai gizi, cara memilih, dan
memasak seafood yang baik dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi
mereka terhadap produk lokal. Program-program promosi dan branding juga dapat
membantu meningkatkan citra dan preferensi produk seafood lokal, yang pada
gilirannya akan mendukung pertumbuhan industri perikanan di TPI Kota Tegal.

3.2.3 Antara Kualitas Bahan Seafood dan Daya Beli Konsumen di TPI Kota
Tegal

Interaksi antara kualitas bahan seafood dan daya beli konsumen di Tempat
Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal menjadi elemen kritis dalam menjaga
keberlanjutan industri perikanan setempat. Hubungan dinamis antara kualitas
produk dan keputusan pembelian konsumen menggambarkan kompleksitas pasar
seafood di TPI Tegal. Dalam membahas interaksi ini, perlu ditemukan solusi yang
dapat meningkatkan kualitas produk, memenuhi harapan konsumen, dan sekaligus
mendukung pertumbuhan industri perikanan di wilayah tersebut (Cindy
Soewarlan et al., 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen di
Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal mencakup aspek ekonomi lokal, harga
produk seafood, kualitas bahan seafood, kepercayaan konsumen, serta strategi
promosi dan edukasi konsumen. Pertama, faktor utama yang perlu diperhatikan
adalah kondisi ekonomi lokal. Sejauh mana harga produk seafood dapat diakses
oleh berbagai lapisan masyarakat akan memainkan peran kunci dalam
menentukan dinamika pembelian konsumen di TPI Tegal.

Kemudian, kualitas bahan seafood juga menjadi elemen sentral yang berkaitan
dengan daya beli konsumen. Tingkat kepercayaan konsumen secara langsung
terkait dengan kualitas seafood yang dihadirkan di pasar. Konsumen cenderung
lebih memilih produk yang dianggap berkualitas tinggi dan aman untuk
dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya serius untuk meningkatkan
kualitas bahan seafood, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif
terhadap tingkat kepercayaan konsumen. Selain itu, strategi promosi dan edukasi
konsumen juga menjadi faktor penting dalam memengaruhi daya beli. Strategi
promosi yang baik dapat memengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas
produk seafood yang ditawarkan di TPI Tegal (Cindy Soewarlan et al., 2005).
Edukasi konsumen mengenai manfaat konsumsi seafood, termasuk nilai gizi dan
potensi dampak positif terhadap kesehatan, menjadi langkah penting untuk
meningkatkan daya beli. Dengan pengetahuan yang lebih baik, konsumen akan
lebih cenderung memilih seafood sebagai bagian penting dari pola makan mereka.

Kombinasi dari faktor-faktor ini menciptakan lingkungan yang saling berkaitan.


Meskipun harga memegang peran penting, kualitas dan kepercayaan konsumen
juga turut menjadi faktor utama yang dapat memodulasi keputusan pembelian.
Dalam konteks ini, strategi promosi dan edukasi menjadi penting untuk
membentuk persepsi positif dan meningkatkan pengetahuan konsumen tentang
produk seafood. Oleh karena itu, menciptakan sinergi di antara aspek-aspek ini
akan menjadi kunci dalam merancang strategi yang holistik dan efektif untuk
meningkatkan daya beli konsumen di TPI Tegal serta mendukung pertumbuhan
industri perikanan setempat secara keseluruhan.

Interaksi yang memengaruhi pertumbuhan industri perikanan di Tempat


Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal melibatkan peran kualitas bahan seafood dan
dukungan pemerintah sebagai elemen-elemen kunci. Pertama, peran kualitas
bahan seafood dalam meningkatkan daya saing pasar menjadi hal yang tidak dapat
diabaikan. Kualitas seafood yang tinggi menciptakan keunggulan kompetitif,
memungkinkan produk-produk lokal untuk menarik perhatian konsumen dalam
pasar yang semakin ketat. Dalam konteks ini, peningkatan kualitas menjadi
langkah penting untuk mengukuhkan posisi industri perikanan setempat dan
membantu produk lokal bersaing di pasar yang luas.

Dukungan pemerintah dan kebijakan pro-industri perikanan menjadi faktor


penentu dalam membentuk interaksi ini. Upaya untuk meningkatkan kualitas
bahan seafood dan memenuhi harapan konsumen memerlukan landasan kebijakan
yang kuat. Dukungan pemerintah dapat berwujud dalam berbagai bentuk, mulai
dari peningkatan infrastruktur di TPI hingga penyediaan pelatihan bagi nelayan
dalam praktik-praktik terkini yang mendukung kualitas seafood yang lebih baik.
Kebijakan yang berfokus pada praktik perikanan yang berkelanjutan juga
memberikan kontribusi penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan industri perikanan di Kota Tegal.

Dengan kualitas seafood yang ditingkatkan sebagai dasar, dukungan pemerintah


membuka peluang bagi industri perikanan setempat untuk berkembang lebih jauh.
Langkah-langkah ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga
membentuk fondasi untuk praktik perikanan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Dalam sinergi yang baik antara kualitas produk dan dukungan
pemerintah, pertumbuhan industri perikanan di TPI Kota Tegal dapat menjadi
lebih berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi seluruh komunitas
nelayan dan pelaku industri di wilayah tersebut.

Upaya meningkatkan kualitas bahan seafood dan memenuhi harapan konsumen di


Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal melibatkan serangkaian langkah
strategis yang terfokus pada berbagai aspek produksi dan distribusi. Pertama-
tama, peningkatan proses penanganan dan penyimpanan menjadi prioritas utama.
Investasi dalam teknologi terkini dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
dalam penanganan serta penyimpanan hasil laut di TPI Tegal akan memberikan
kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas produk. Dengan memastikan
proses ini berlangsung efisien dan terkendali, produk seafood dapat dipertahankan
dalam kondisi optimal, memastikan kesegaran dan kebersihan yang diinginkan
oleh konsumen (Fatisa & Utami, 2021). Selanjutnya, penerapan sistem sertifikasi
kualitas dan label yang jelas menjadi langkah penting dalam meningkatkan
transparansi dan memberikan kepercayaan tambahan kepada konsumen. Dengan
adanya sertifikasi kualitas yang melekat pada produk seafood, konsumen dapat
memiliki keyakinan bahwa produk tersebut memenuhi standar tertentu dalam hal
kesegaran dan keamanan pangan. Label yang jelas juga dapat menciptakan
diferensiasi produk seafood lokal di pasar, memberikan nilai tambah dan
keunggulan kompetitif.
Kolaborasi yang kuat antara nelayan, pengelola TPI, pedagang, dan pemerintah
lokal menjadi landasan untuk meningkatkan kualitas bahan seafood. Pertukaran
informasi dan komunikasi yang efektif di antara pihak terkait ini dapat
menciptakan sinergi dalam upaya meningkatkan kualitas dan merespons dengan
lebih baik terhadap kebutuhan konsumen. Dengan bersatu, mereka dapat
mengidentifikasi permasalahan dan peluang bersama, menciptakan solusi yang
lebih efektif dan berkelanjutan. Terakhir, inovasi produk dan variasi dalam
penawaran menjadi faktor penting dalam memenuhi harapan konsumen.
Mengembangkan inovasi pada produk seafood, termasuk variasi jenis dan produk
olahan yang siap saji, dapat memberikan daya tarik tambahan bagi konsumen.
Kreativitas dalam menciptakan produk baru akan menciptakan keberagaman
dalam penawaran, menjawab beragam preferensi konsumen.

Melalui serangkaian upaya ini, diharapkan kualitas bahan seafood di TPI Tegal
dapat ditingkatkan, memberikan kepuasan kepada konsumen, dan pada akhirnya,
mendukung pertumbuhan industri perikanan setempat. Dengan fokus pada
peningkatan proses, sertifikasi kualitas, kolaborasi, dan inovasi produk, TPI Tegal
dapat menjelma menjadi pusat distribusi seafood yang unggul, memberikan
manfaat positif bagi seluruh rantai nilai perikanan di wilayah tersebut (Nugraha et
al., 2021). Dengan mengimplementasikan strategi ini, diharapkan dapat terbentuk
lingkungan yang mendukung interaksi positif antara kualitas bahan seafood dan
daya beli konsumen di TPI Kota Tegal. Langkah-langkah ini bukan hanya akan
memuaskan konsumen, tetapi juga berpotensi memperkuat pertumbuhan industri
perikanan setempat, menciptakan dampak positif secara ekonomi dan
berkelanjutan.

3.3 Pembahasan

Dalam merinci dan menganalisis kualitas bahan seafood serta daya beli konsumen
di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal, artikel ini telah membahas beberapa
aspek penting. Dengan melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk
nelayan, pengelola TPI, dan penjual seafood, pemahaman mendalam mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kedua variabel tersebut dapat diakses. Analisis
dimulai dengan pemahaman tentang kualitas bahan seafood, melibatkan elemen-
elemen seperti kondisi laut, alat tangkap yang digunakan, dan proses penanganan
hasil tangkapan. Hasil wawancara dengan nelayan memberikan perspektif yang
berharga mengenai aspek teknis yang dapat mempengaruhi integritas produk
perikanan. Alat tangkap yang ramah lingkungan dan kebijakan yang mendukung
keberlanjutan lingkungan laut muncul sebagai elemen penting dalam memastikan
kualitas seafood yang optimal. Selanjutnya, fokus dialihkan ke daya beli
konsumen yang dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan budaya.
Wawancara dengan penjual seafood menyoroti bahwa harga produk seafood
memiliki dampak signifikan pada keputusan pembelian konsumen. Oleh karena
itu, strategi pengelolaan harga yang sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat
menjadi langkah strategis. Selain faktor ekonomi, preferensi makanan dan
kebiasaan konsumsi seafood juga menjadi penentu penting dalam membentuk
daya beli konsumen.

Dengan memahami faktor-faktor tersebut, pembahasan kemudian berkembang ke


strategi untuk meningkatkan kualitas bahan seafood dan memenuhi harapan
konsumen. Hasil wawancara dengan pengelola TPI menyoroti peran kebijakan
dan praktik pengelolaan TPI dalam mendukung kualitas produk. Sertifikasi
kualitas, label yang jelas, dan penyesuaian harga yang fleksibel merupakan
strategi konkret yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan ini. Kolaborasi
antara nelayan, pengelola TPI, dan penjual seafood juga menjadi faktor kunci
dalam menyelaraskan upaya-upaya ini. Dalam merinci implementasi strategi
tersebut, hasil wawancara dengan penjual seafood memberikan perspektif penting
mengenai respons pasar terhadap produk. Pengetahuan tentang preferensi
konsumen lokal menjadi dasar untuk mengembangkan inovasi produk dan variasi
dalam penawaran, sesuai dengan kebiasaan konsumsi yang ada.

Secara keseluruhan, artikel ini merinci bagaimana kualitas bahan seafood dan
daya beli konsumen di TPI Kota Tegal saling berkaitan dan dapat ditingkatkan
melalui pendekatan holistik yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
Kolaborasi antara nelayan, pengelola TPI, dan penjual seafood, didukung oleh
kebijakan dan strategi yang sesuai, diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang
mendukung pertumbuhan industri perikanan setempat. Dengan demikian, artikel
ini memberikan pandangan mendalam dan strategis yang relevan bagi para pelaku
industri perikanan, peneliti, serta pihak-pihak terkait dalam mendukung
keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat di Kota Tegal.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kualitas bahan seafood, tergambar dari kondisi laut, alat tangkap, dan proses
penanganan, menjadi fokus utama dalam pembahasan. Dalam hal ini,
keberlanjutan dan praktik tangkapan yang ramah lingkungan menjadi penekanan
utama untuk memastikan kualitas produk yang optimal. Selanjutnya, daya beli
konsumen menjadi sorotan, dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan budaya.
Harga produk seafood, sebagai faktor ekonomi utama, terbukti memainkan peran
signifikan dalam keputusan pembelian konsumen. Preferensi makanan dan
kebiasaan konsumsi seafood turut membentuk pilihan konsumen. Untuk
meningkatkan kualitas bahan seafood dan memenuhi harapan konsumen, strategi
yang holistik diusulkan. Ini mencakup implementasi kebijakan pengelolaan TPI
yang ketat, sertifikasi kualitas, penyesuaian harga yang tepat, dan inovasi produk
berdasarkan preferensi lokal. Kolaborasi antara semua pemangku kepentingan
menjadi kunci untuk mencapai hasil yang optimal.

Dalam kesimpulan, artikel ini membawa pemahaman yang mendalam mengenai


dinamika kompleks di TPI Kota Tegal. Memadukan aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan lingkungan, artikel ini menunjukkan bahwa upaya meningkatkan
kualitas bahan seafood tidak hanya menguntungkan bagi nelayan dan pengelola
TPI, tetapi juga menjadi landasan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
konsumen. Keseluruhan, langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung
pertumbuhan industri perikanan setempat, menciptakan ekosistem yang
berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Tegal.

4.2 Saran

Saran bagi pembaca agar dapat lebih mendalami dan memahami konteks artikel
ini adalah dengan menggali lebih dalam peran serta tanggung jawab masing-
masing pemangku kepentingan dalam rantai pasok perikanan di Tempat
Pendaratan Ikan (TPI) Kota Tegal. Pembaca disarankan untuk
mempertimbangkan dampak positif dari praktik tangkapan ikan yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta strategi pengelolaan TPI yang dapat
meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Selain itu, memahami
dinamika harga seafood yang dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat
dapat membuka peluang untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai keadilan dalam
distribusi manfaat industri perikanan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambo, A. (2021). PERANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DALAM


PENGEMBANGAN USAHA RUMAH MAKAN DI KELURAHAN
LAPPA KECAMATAN SINJAI UTARA KABUPATEN SINJAI [PhD
Thesis, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR].
http://eprints.unm.ac.id/19640/

Aris, A. M. (2020). PROSES PENENTUAN HARGA DI TEMPAT


PELELANGAN IKAN (TPI) KECAMATAN KOTAAGUNG
KABUPATEN TANGGAMUS. Jurnal Kompetitif Bisnis, 1(1), 9–9.

Barsah, Z. (2023). Redesain Tempat Pelelangan Ikan Lappa Kabupaten Sinjai


dengan Pendekatan Arsitektur Parametrik= Redesigning Lappa Fish
Auction Center Sinjai Regency using Parametric Architecture Approach
[PhD Thesis, Universitas Hasanuddin].
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/32488/

Cindy Soewarlan, Lady, Sya’rani, L., & Nur Bambang, A. (2005). KAJIAN
SISTEM PENGENDALIAN MUTU IKAN DAN UDANG SEGAR DI
TEMPAT PELELANGAN IKAN, PELABUHAN PERIKANAN
SAMUDERA CILACAP STUDY OF QUALITY CONTROL SYSTEM
OF FRESH FISH AND SHRIMP AT THE PLACE OF FISH AUCTION,
OF THE OCEAN FISHING PORT IN CILACAP. Jurnal Pasir Laut, 1(1),
33–52.

Fatisa, Y., & Utami, L. (2021). Aplikasi Teknologi Fermentasi Limbah Kubis
sebagai Pengawet Alami Penanganan Pasca Panen Ikan pada Kelompok
Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Purnama Dumai. Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat, 6(3), 697–706.

Firdaus, I., Fitri, A. D. P., Sardiyatmo, S., & Kurohman, F. (2017). Analisis Alat
Penangkap Ikan Berbasis Code Of Conduct For Responsible Fisheries
(Ccrf) Di Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Tawang, Kendal (Analysis Of
Fishing Gears Based On Code Of Conduct For Responsible Fisheries
(Ccrf) At Tawang Fish Auction, Kendal). Saintek Perikanan: Indonesian
Journal of Fisheries Science and Technology, 13(1), 65–74.

Fitri, H. K., Suherman, A., & Boesono, H. (2021). Strategi Pengembangan


Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Tawang, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 16(2), 207–223.

Ismail, G., Supardi, S., & Wahyuningsih, S. (2008). Analysis efficiency marketing
system of fresh layang fish (Decapterus russeli) on pelabuhan fish auction
place in Tegal City. Mediagro, 4(2).
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/downloa
d/555/676
Nugraha, J., Waluyo, B. P., & Rahardjo, R. S. (2021). Analisis Pemasaran
Komoditas Perikanan Tangkap Dan Strategi Pengembangannya Di
Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur (Studi Kasus Di Tempat
Pelelangan Ikan Teleng). TECHNO-FISH, 5(2), 84–105.

Rozaqi, M. R. (2018). Analisis Rantai Pemasaran Ikan di Tempat Pelelangan Ikan


(TPI) Karangantu Serang, Banten. Jurnal Ilmiah Satya Minabahari, 4(1),
58–64.

Sabana, C., Madusari, B. D., & Praktikwo, S. (2016). Kajian strategi


pengembangan tempat pelelangan ikan (TPI) kota pekalongan. Jurnal
Litbang Kota Pekalongan, 11.
https://jurnal.pekalongankota.go.id/index.php/litbang/article/view/11/11

Sinaga, L. (2021). Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dalam Mendukung


Usaha Kegiatan Nelayan di Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai Provinsi
Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pesisir, 1(4), 57–63.

Suharmi, S., Ayuni, R., & Ocpi, S. (2020). Strategi Peningkatan Daya Saing
Usaha Kecil Berbasis Olahan Ikan Di Desa Sumber Jaya Kecamatan
Kampung Melayu Kota Bengkulu. Jurnal Economic Edu, 1(1).
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/ecoedu/article/view/881

Wati, S. M. (2023). Analisis mutu ikan kurisi dan swanggi hasil tangkapan
nelayan di tempat pelelangan ikan Mayangan, Probollinggo. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 26(1), 25–38.

Widayati, T. (2008). Analisis efisiensi teknis tempat pelelangan ikan dan tingkat
keberdayaan pengelola tempat pelelangan ikan serta strategi
pemberdayaannya di wilayah pantai utara Jawa Tengah [PhD Thesis,
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro].
http://eprints.undip.ac.id/18036/

Wijayanti, F., Abrari, M. P., & Fitriana, N. (2018). Keanekaragaman spesies dan
status konservasi ikan pari di tempat pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta
Utara. Jurnal Biodjati, 3(1), 23–35.

Anda mungkin juga menyukai