Anda di halaman 1dari 24

Pendahuluan

Anestesi berasal dari bahasa Yunani


- An : Tidak, tanpa
- Aesthetos : Kemampuan untuk merasa

Anestesi lokal : hilangnya sensasi pada bagian tubuh

tertentu tanpa disertai kehilangan kesadaran atau


kerusakan fungsi kontrol saraf pusat dan bersifat
reversibel

Perbandingan golongan ESTER dan AMIDA


KLASIFIKASI

POTENSI

MULA KERJA

LAMA KERJA

TOKSISITAS

(infiltrasi,menit)

ESTER
Prokain

1 (rendah)

Cepat (fast)

Kloropokain

3-4 (tinggi)

Sangat

Tetrakain

45-60
Cepat 30-45

Rendah
Sangat rendah

(very rapid)
8-16 (tinggi)

Lambat (slow)

60-180

Sedang

Lidokain

1-2 (sedang)

Cepat (rapid)

60-120

Sedang

Etidokain

4-8 (tinggi)

Lambat (slow)

240-480

Sedang

1-8 (rendah)

Lambat

60-120

Sedang

1-5 (sedang)

Sedang

90-180

Tinggi

AMIDA

Prilokain
Mepivakain
Bupivakain

(moderate)
4-8 (tinggi)

Lambat

240-480

Rendah

4 (tinggi)

Lambat

240-480

rendah

Levobupivakain 4 (tinggi)

Lambat

240-480

Ropivakain

Penggunaan Anestetik Lokal


TOPIKAL

INFILTRASI

BLOK

ARIV

EPIDURAL

SARAF

SPINAL
INTRATEKAL

ESTER
Prokain

Kloropokain

Tetrakain

Lidokain

Etidokain

Prilokain

Mepivakain

Bupivakain

Ropivakain

Levobupivakain

AMIDA

Obat bekerja pada reseptor spesifik pada saluran natrium

(sodium channel)

mencegah peningkatan permeabilitas sel saraf terhadap

ion natrium dan kalium


Sehingga, terjadi depolarisasi pada selaput saraf dan
hasilnya tidak terjadi konduksi saraf.

Farmakokinetik
a) Distribusi
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Perfusi jaringan
2. Koefisien partisi jaringan atau darah
3. Massa jaringan
b)Metabolisme dan Ekskresi
1. Golongan ester enzim pseudo-kolinesterase
(kolinesterase plasma). diekskresi melalui urin.
2. Golongan Amida enzim mikrosomal di hati.
dieksresi lewat urin dan sebagian kecil dieksresi dalam
bentuk utuh.

c) Absorpsi sistemik dipengaruhi oleh :


1. Tempat suntikan
Kecepatan absorpsi sistemik sebanding dengan ramainya
vaskularisasi tempat suntikan : absorpsi intravena >
trakeal > interkostal > kaudal > para-servikal > epidural >
pleksus brakial > skiatik > subkutan
2. Penambahan vasokonstriktor
Adrenalin 5 ug/ml atau 1:200.000 membuat vasokonstriksi
pembuluh darah pada tempat suntikan sehingga dapat
memperlambat absorpsi sampai 50%
3. Karakteristik obat anestetik lokal
Obat anestetik lokal terikat kuat pada jaringan sehingga
dapat diabsorpsi secara lambat.

EFEK SAMPING
Sistem kardiovaskular
Depresi automatisasi miokard
Depresi kontraktilitas miokard
Dilatasi arteriolar
Dosis besar dapat menyebabkan disritmia/kolaps
sirkulasi
Sistem pernapasan
Relaksasi otot polos bronkus
Henti napas akibat paralise saraf frenikus, paralise
interkostal atau depresi langsung pusat pengaturan
napas

Sistem saraf pusat (SSP)


SSP rentan terhadap toksisitas anestetika lokal, dengan
tanda-tanda awal parestesia lidah, pusing, kepala terasa
ringan, tinitus, pandangan kabur, agitasi, muscle
twitching, depresi, pernapasan, tidak sadar, konvulsi,
koma.
Imunologi
Golongan ester menyebabkan reaksi alergi lebih
sering, karena merupakan derivat para-amino-benzoic
acid (PABA) yang dikenal sebagai alergen.

Komplikasi Anestesi Lokal


1.

Komplikasi lokal
Dapat terjadi bila saat penyuntikan tertusuk
pembuluh darah yang cukup besar atau pada pasien
dengan kelainan perdarahan atau yang mendapat
terapi antikoagulan sehingga membentuk hematom,
infiltrasi dan abses.

2. Komplikasi sistemik
biasanya terjadi akibat keteledoran saat menyuntikan
obat anestesi lokal sehingga masuk kedalam
sirkulasi sistemik atau intratekhal.

Toksisitas Bergantung Pada :


Jumlah larutan yang disuntikkan
Konsentrasi obat
Ada tidaknya adrenalin
Vaskularisasi tempat suntikan
Absorbsi obat
Laju destruksi obat
Hipersensitivitas
Usia
Keadaan umum
Berat badan

Gejala Komplikasi Sistemik


1. Susunan Saraf Pusat

Gejala awalnya berupa perasaan kepala terasa


ringan, dizziness, kemudian diikuti dengan
gangguan visus dan pendengaran berupa
penglihatan kabur dan telinga berdenging.

2.
Efek kardiovaskuler.
Anestesi lokal dapat beraksi langsung pada serabut
purkinje otot ventrikel jantung sehingga dapat
menimbulkan bradikardi.
3.Reaksi alergi.
Dapat hanya berupa kemerahan pada kulit, urtikaria
hingga syok anafilaktik yang fatal.
4. Lain-lain.
Komplikasi lain yang kadang dapat terjadi adalah
menggigil.

TEKNIK PEMBERIAN ANESTESI


LOKAL

Anestesi Permukaan (Topikal)


Anestesi permukaan yang efektif dapat dicapai
dengan jalan mendinginkan kulit sampai 40C.

Indikasi pemasangan nasotrakel tube pada pediatri,


bronkoskopik diagnostik /operatif, prosedur sistoskopik,
pengangkatan korpus alineum pada mata dan
membuka hidung yang tersumbat.

Anestesi Infiltrat

bertujuan untuk menimbulkan anestesi ujung


saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan
yang akan di anestesi sehingga menyebabkan
hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak
lebih dalam.

Indikasi Gigi dengan karies luas, Infeksi di


periapikal atau interradikular , gigi sulung yang
mengalami impacted, gigi yang mengalami
ulkus
dekubitus,
perawatan
ortodonsi,
Sopernumerary tooth, dan Gigi penyebab abses
dentoalveolar

Durasi anestesi infiltrasi menjadi dua kali lipat jika


ditambahkan epinefrin

epinefrin menurunkan konsentrasi puncak dalam darah.


Epinefrin tidak dianjurkan untuk disuntikan ke jaringan
dengan end arteriole.
misalnya jari tangan dan kaki, telinga, hidung dan penis.
Vasokonstriksi yang berlebihan oleh epinefrin dapat

menyebabkan gangren, oleh karena itu epinefrin tidak


dianjurkan untuk disuntikkan.

Anestesi nerve block


penyuntikkan obat anestesi lokal ke dalam atau sekitar

jaringan saraf perifer, atau pleksus saraf untuk area yang


luas. Blok pada jaringan saraf perifer dan pleksus saraf
juga mengenai jaringan saraf motorik somatik,
menyebabkan relaksasi otot rangka, yang penting untuk
tindakan bedah tertentu.

Blok pada pleksus brakialis biasanya digunakan untuk

daerah ekstremitas atas dan bahu.

Blok jaringan saraf interkostalis efektif untuk relaksasi otot

dinding abdomen bagian anterior.

Blok pleksus servikalis terutama digunakan untuk

pembedahan di daerah leher.

Penggunaan blok jaringan saraf lain yaitu blok jaringan

saraf di pergelangan tangan dan lutut, blok N. Medianus


atau N. Ulnaris pada siku, dan blok jaringan saraf kranialis
sensoris.

ANESTESI BLOK
a). Anestesi Spinal

Anestesi spinal adalah anestesi regional dengan


tindakan penyuntikan obat anestetik local kedalam ruang
subarachnoid, anestesi spinal disebut juga sebagai
analgesia atau blok spinal intradural atau blok intratekal.
Indikasi Tindakan yang melibatkan tungkai bawah,
panggul, dan perineum. juga digunakan pada keadaan
khusus
seperti bedah endoskopiurologi, bedah
rektum, perbaikan faktur tulang panggul, bedah
obstetrik, dan bedah anak.

b). Anestesi Epidural


Blokade saraf dengan menempatkan obat di ruang epidural.
Ruang ini berada diantara
ligamentum flavum dan
duramater. Kedalaman ruang ini rata-rata 5mm dan
dibagianposterior kedalaman maksimal pada daerah lumbal.

Awal kerja anestesi epidural lebih lambat dibanding anestesi


spinal, sedangkan kualitas blockade sensorik-motorik juga
lebih lemah.

Indikasi

1.Pembedahan

2.Tatalaksana nyeri saat persalinan


3.Penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya tidak
banyak perdarahan

dan penanggulangan nyeri pasca bedah

c). Anestesi Kaudal

bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui


tempat yang berbeda yaitu kedalam kanalis sacralis
melalui hiatus sacralis.

kesimpulan
Obat anestesi lokal diklasifikasikan menjadi dua

golongan, yaitu golongan amida (hidrolisis oleh enzim


mikrosom) dan ester (enzim kolinesterase)
Efek samping obat anestesi lokal dapat mempengaruhi

beberapa organ, misalnya sistem saraf pusat,


kardiovaskuler, otot polos, dan neuromuscular junction

Anda mungkin juga menyukai