Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Sakaratul Maut

Defenisi Sakaratul Maut

Sakaratul maut adalah detik-detik menjelang


kematian, atau keadaan dicabut nyawanya
seseorang oleh malaikat maut. Pada saat ini
merupakan saat paling menderitanya manusia,
sebagaimana yang dilukiskan oleh Rasulullah bahwa
seluruh urat nadi manusia akan menjerit karena
merasakan betapa perih dan tajamnya cabutan ruh.
Dahsyatnya Sakaratul Maut

Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu


sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus
pedang” (HR Tirmidzi) Sabda Rasulullah SAW
: “Kematian yang paling ringan ibarat
sebatang pohon penuh duri yang menancap
di selembar kain sutera. Apakah batang
pohon duri itu dapat diambil tanpa
membawa serta bagian kain sutera yang
tersobek ?” (HR Bukhari)
Kematian Menurut Qur’an

1. Bersifat memaksa dan akan menghampiri siapapun


walau berusaha menghindari
Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu,
niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati
terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka
terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk
menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk
membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah
Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)
2. Akan mengejar siapapun walau dia berupaya lari

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari


daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada
(Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia
beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-
Jumu’ah, 62: 8) Tidak dapat ditunda atau dipercepat atau
waktunya pasti Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
3. Tidak bisa lari atau sembunyi dimanapun walau
ditempat yang kuat atau tersembunyi

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan


kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka
ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah:
“Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-
orang itu (orang munafik) hampir- hampir tidak
memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:7 8)
4. Datang tiba-tiba dan waktunya tidak ada yang
mengetahui

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah


pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia
akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)
Manajemen Sakaratul Maut
A. Pendampingan Masa Kritis

Definisi
• Pendampingan/ Perawatan pasien yang akan
meninggal dilakukan dengan cara memberi
pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah
sebelum pasien meninggal.
Tujuan
1. Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan
rohaniah pada pasien dan keluarganya
2. Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada
pasien disekitarnya.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan
meninggal secara medis bisa dilihat dari keadaan
umum, vital sign dan beberapa tahap- tahap
kematian.
Prosedur Pendampingan Masa kritis
- Memberitahu pada keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Mendekatkan alat
- Memisahkan pasien dengan pasien lain
- Mengijinkan keluarga untuk mendampingi, pasien tidak boleh
ditinggalkan sendiri
- Membersihkan pasien dari keringat
- Mengusahakan lingkungan tenang, berbicara dengan suara
lembut dan penuh perhatian, serta tidak tertawa-tawa atau
bergurau disekitar pasien
- Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab, bila tampak
kering menggunakan pinset
- Membantu melayani dalam upacara keagamaan
- Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital sign) terus
menerus
- Mencuci tangan
- Melakukan dokumentasi tindakan • •
B. Langkah-langkah Sakaratul Maut
1. Berdoa Menjelang Sakaratul Maut

‫عل َيْ ِهـ َو َسـل ّ َ َم ِعن ْ َد َم ْو ِت ِهـ يَ ْذ ُخ ُلـ ي َ َديْ ِهـ ِفى‬
َ ‫ى َصـلَّى الل ُهـ‬ ‫َج َع َلـ الن ّ َ ِب ُ ّـ‬
‫ ِإ َ ّـن لِل َْم ْو ِت‬،‫اللهـ‬ ُ َّ ‫لـال َ ِإل َ َِهـإال‬:ُ ‫ال َْم ِاءـ َفيَ ْم َسـ ُح ِب ِه َمـا َو ْج َه ُهـ َوي َ ُق ْو‬
‫ات‬ٍ ‫ل ََسك ََر‬
Pada saat sakaratul maut Nabi saw memasukkan kedua tangannya ke dalam
air, lalu beliau mengusapkannya ke wajah seraya berdo’a: laa ilaaha illallaah,
inna lil mauti la sakaraat “Tidak ada Tuhan selain Allah. Sesungguhnya
kematian itu di dahului dengan penderitaan hebat (sakarat). (HR. Bukhari)

2. Menghadapkan si sakit ke arah kiblat


Abu Qatadah meriwayatkan bahwa Nabi Saw ketika tiba di Madinah
menanyakan akan Bara’ bin ma’rur. Lalu seseorang menjawab: “Dia telah
meninggal dunia dan mewasiatkan sepertiga hartanya buat engkau ya
Rasulullah dan dia telah mewasiatkan juga a gar dia diharapkan ke qiblat bila
dia sudah dekat wafat. Dan Nabi berkata: “Wasiatnya itu sudah sesuai dengan
3. Memperingatkan dan mengajari kalimat Laa ilaaha illallaah
Ajarilah orang-orang yang akan mati kalimat: “Laa ilaaha
illallaah.” (HR. Jamaah kecuali Bukhari) Barangsiapa yang akhir
perkataannya Laa ilaaha illallaah, pasti dia akan masuk surga.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud) Menjaga Kebersihan aqidah
“Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba- Nya selama ia
belum berada dalam keadaan mati.” (HR. Ibnu Majah)

4. Membacakan surah yasin


Bacakanlah kepada saudaramu yang akan meninggal dunia
surat Yaasiin. (HR. Abu Dawud)
Perawatan Jenazah
A. Adab Terhadap Jenazah
1. Memejamkan matanya,
2. menyebut kebaikan
3. mendo’akan dan memintakan ampunan atas segala dosanya. Apabila kamu
menghadapi orang mati, maka hendaklah kamu tutup matanya, karena
sesungguhnya mata itu mengikuti ruh. Dan hendaklah kamu mengucapkan
yang baik, karena sesungguhnya ia dipercaya sesuai apa yang dikatakan
ahlinya. (HR. Ibnu Majah)
4. Menutup seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan kepadanya
dan supaya tidak terbuka auratnya Sesungguhnya Rasulullah, ketika beliau
wafat ditutup dengan kain. (HR. Bukhori Muslim)
5. Dibolehkan mencium jenazah bagi keluarga dan sahabat yang sangat
sayang kepadanya. Rasulullah telah mencium ‘Usman bin Mashu’un ketika
ia telah mati hingga tanpak air mata mengalir di muka beliau. (HR Ahmad
dan Tirmidzi)
6. Bagi Ahli mayat yang mampu hendaknya segera membayar hutang si
mayat.
Diri orang mu’min itu tergantung (tak sampai ke hadirat Tuhan), karena
hutangnya, hingga dibayar dulu hutangnya itu (oleh kerabatnya). (HR.
Ahmad dan Tirmidzi)
7. Mengikat kedua bibirnya.
8. Menggerak-gerakkan & melemaskan persendiannya.
9. Mengikat kedua kakinya agar tidak keluar kotoran.
10. Melepaskan pakaiannya dengan tetap menjaga auratnya.
11. Meletakkannya di atas ranjang atau tempat yang tinggi agar
tubuhnya tidak terpengaruh oleh tanah atau lantai yang
dingin/basah.
12. Keluarga yang ditinggalkan harus bersabar dan ridho.
13. Mengucapkan kalimat Istirja’.
14. Bersegera mempersiapkan pengurusannya berupa
memandikan, mengkafani, mesholati & menguburkannya.
15. Dikuburkan di tempat dia meninggal.
16. Memberitahukan kerabatnya untuk menghadiri shalat &
mengurus jenazahnya.
17. Menyegerakan wasiatnya
B. Tata Cara Mengkafani Jenazah
Ada empat kewajiban orang yang hidup terhadap
jenazah. Kewajiban ini merupakan fardhu kifayah,
yaitu:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
MENGAFANI JENAZAH
Mengafani jenazah dengan sesuatu yang dapat menutup
seluruh badannya meskipun dengan satu baju hukumnya
adalah fardhu kifayah.

Hal-hal Yang Dianjurkan Ketika Mengafani Jenazah


Dalam mengafani jenazah, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya :
• Kain yang dipergunakan untuk mengafani mayat adalah kain
yang bagus,suci dan bisa menutupi semua badan mayat.
• Kain kafan hendaknya berwarna putih.
• Diolesi dengan minyak/wewangian.
• kain kafan yang dipergunakan untuk laki-laki sebanyak 3
(tiga) lapis, dan untuk perempuan sebanyak 5 (lima) lapis .
TATA CARA MENGAFANI
Cara Mengukur Kain Kafan:
• Panjang : ukur panjang mayit dengan meteran dari
mulai ujung kepala hingga ujung kaki dengan
melebihkannya kira-kira 60cm. penambahan kain
disesuaikan agar dapat mengikat ujung kepala hingga
ujung kaki.
• Lebar : ukur lebar mayit mulai dari ujung bahu kanan
mayit hingga ujung kiri, kemudian hasil pengukuran
dikalikan tiga.
• Letakkan lipatan kain pertama pada bagian kepala
dilebihkan kira-kira 40cm dan bagian kaki 20cm.
• Letakkan lipatan kedua dan ketiga di atas lipatan yang
pertama dengan cara serupa. Lalu tambahkan kapas di
atasnya.
• kain kafan yang telah siap kemudian ditaburi wewangian
dan kapur barus. Kemudian letakkan mayit di atasnya
dengan hati-hati dan tetap menjaga auratnya.
• oleskan minyak wangi pada tubuh mayit & yang dianjurkan
pada tujuh anggota sujud (kening, lutut, telapak kaki,
telapak tangan, hidung) dan di sela-sela persendian.
• lalu ambil ujung kain yang pertama (paling bawah/dalam)
arah kanan kemudian lipat ke sebelah kiri secara bersamaan
mulai dari kaki hingga kepala. Setelah itu pegang ujungnya
dengan kuat dan lipat atau putar. Lalu pegang lipatan ujung
kain dengan tangan kiri, lalu ambil kain yang kedua dan
lakukan seperti yang pertama, begitu juga dengan yang
ketiga.
• ikat dengan kuat dan jadikan ikatannya di sebelah sisi kiri
mayit. Selimuti mayit yang telah dikafani agar benar-benar
tertutup dan terjaga sebelum dikuburkan.

Anda mungkin juga menyukai