Anda di halaman 1dari 17

ARCHAEBACTERIA

Afrillesia Santika
(11911023083)
Beby Agusliani
KELOMPOK 2 (11911023085)
Fitri Amaliyah
(11911025298)
Ina Lestari
(11911023118)
Intan Lailatul Pajri (11911020435)
Ria Anisa Vera
(11911023328)
Tri Rif’atu M.L
(11911021437)
Zahwa Riskina
1. Penjelasan
Archaebacteria

Archaebakteria berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu dari
kata archaio” yang berarti Kuno dan “bacteria” yang berarti bakteri. Dengan
demikian, istilah archaebacteria merupakan jenis bakteri yang tergolong Kuno.
Archaebacteria merupakan organisasi tertua yang hidup di muka bumi dan
archaebacteria adalah organisme uniseluler (bersel satu). Archaebacteria ini
bersifat anaerobik dan kemosintetik. Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang
dinding selnya tidak mengandung peptidokglikan seperti pada bakteri, namun
membrane plasmanya mengandung lipid.
2. Karakteristik dan ciri-ciri Archaebacteria

1. Klasifikasi Archaebacteria

Sistem klasifikasi ini bertujuan untuk mengatur Archaebacteria


menjadi kelompok-kelompok yang memiliki fitur struktural dan leluhur
yang sama. Sistem ini sangat bergantung pada urutan rRNA
(filogenetik molekuler). Archaebacteria meliputi organisme autotrof
dan heterototrof. Kingdom Archebacteria dikelompokkan lagi menjadi
5 filum, yaitu :
1. Crenarchaeota

Banyak ditemukan di lingkungan


laut. Crenarchaeota termasuk dalam
hyperthermophiles, thermophiles, dan
thermoacidophiles.

2. Euryarchaeota

merupakan bagian yang sering diteliti dan


sebagian besar termasuk dalam bakteri
halophiles dan metanogenik.
3. Thaumarchaeota

meliputi ammonia-oksidasi archaea


dan yang diketahui dengan
metabolisme energy.

4. Nanoarchaeota

filum ini memiliki anggota perwakilan


tunggal yaitu nanoarchaeum
equitans. Korarchaeota, terdiri atas
hyperthermophiles yang ditemukan
pada suhu lingkungan yang tinggi.
5. Korarchaeota

Terdiri atas hyperthermophiles


yang ditemukan pada suhu
lingkungan yang tinggi.
 
2. Ciri-ciri Archaebacteria

Archaebacteria sebagai organisme uniseluler


memiliki ciri – ciri sebagai berikut,:

Ukurannya sekitar 1/10 mikrometer hingga 15


mikrometer.
Bertahan di asam, lingkungan air garam atau alkali,
beberapa bisa menahan tekanan lebih dari 200
atmosfer.
Membran selnya tersusun atas lemak, berupa ikatan
eter dan unit isoprene.
Selnya bersifat prokariotik (tidak mempunyai
membran inti).

Lipida bercabang pada membran sel.


Dinding sel terdiri atas polisakarida dan protein bukan
peptidoglikan.

Tidak mempunyai RE (Retikulum Endoplasma),


mitokondria, lisosom dan badan golgi

Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA


polymerase.

Archaebacteria mengandung asam nukleat berupa RNA.

Reproduksi dengan cara pembentukan tunas, pembelahan


biner dan fragmentasi.

Hidup secara koloni (berkelompok) dan soliter (sendiri).

Beberapa spesies Archaebacteria mempunyai flagela


untuk bergerak

Sebagian besar bersifat anaerob, tetapi ada juga beberapa


spesies bersifat aerob, anaerob fakultatif dan anaerob
obligat.
3. Dasar klasifikasi dan contoh
archaebacteria

Berdasarkan metabolisme dan habitatnya, Archebacteria dikelompokkan


menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Metanogen

kelompok Archaebacteria yang mereduksi karbondioksida


(CO2) menjadi air (H2O) dan metana (CH4) menggunakan
hidrogen (H2). Metanogen bersifat kemosintetik dan
anaerobik. Habitatnya berada di rawa, lumpur dan
tempat-tempat dengan sedikit oksigen. Ada juga
beberapa spesies yang hidup dan bersimbiosi di dalam
perut atau saluran pencernaan hewan ruminansia,
seperti rayap, sapi, dan herbivora lain yang
mengandalkan makanan berselulosa. Metanogen
memiliki peranan penting dalam nutrisi. Contohnya yaitu
Succinomonas amylolytica sebagai pemecah amilum di
dalam pencernaan sapi.
Bakteri jenis ini mampu menghasilkan metana CH4 dari
hasil oksidasi H2 dan CO2, contohnya:

Lachnospora multiporus Organisme ini memecah dan


menyederhanakan pectin

Memiliki kemampuan mengurai


Succumonas amylotica almunium
Ruminococcus albus

Organisme ini mampu


menghidrolisis selulosa dengan
memecahkan seluosa

Methanococcus Janashi

Merupakan penghasil gas


methane
2. Termofil ekstrim (termoasidofilik)

kelompok organisme Archaebacteria yang


habitatnya berada di lingkungan yang bersifat
asam dan bersuhu panas, dapat hidup dalam
maksimum suhu 60- 80ᴼC. Sulfolobus sp
merupakan salah satu organisme
termoasidofilik yang hidup di mata air panas
bersulfur di Yellowstone National Park
(Amerika Serikat).
Contoh termoasidofilik yaitu : Thermoproteus
tenax, Thermoplasma acidophilum, Humicola
insolens, Chaetomium thermophilum,
Thermomyces lanuginosus, Brevibacillus
levickii, Thermoascus aurantiacus dan
Sulfolobus yang mingensis
3. Halofil ekstrem (halofilik)

Istilah Halofil berasal dari 2 kata bahasa yunani,


yaitu ‘halo’ yang berarti garam dan ‘philos’ yang
berarti pecinta. Halofil ekstrim (halofilik)
merupakan kelompok Archaebacteria yang hidup di
tempat yang asin dengan kadar garam tinggi,
seperti di laut mati dan Great Salt Lake (danau
garam di Amerika).
Contoh Halofil ekstrim : Genus Halobacterium,
Halobacterium, Halococcus, Halogeometricum
borinquense, Haloferax volcanii, Haloterrigena
turkmenica, Halococcus dombrowskii, Halorubrum
kocurii, Halobacterium salinarum, Haloarcula
marismortui dan lain-lain.
4. Peranan Positif dan Negatif Archaebacteria Dalam
Kehidupan

A. Peranan Positif Archaebacteria

Menghasilkan biogas yang dapat


Archaebacteria membantu
digunakan sebagai bahan bakar
pencernaan makanan.
alternative
mengubah pati jagung menjadi Dapat digunakan untuk mengatasi
dekstrin. Contohnya A. oryzae, pencemaran tumpahan minyak di
Aspergillus niger, A. niger, bacillus laut
coagulans.
Digunakan industri untuk
Membantu pembuatan kompos dan mengubah amilum menjadi
biogas. dekstrin.
Enzim Archae ditambahkan kedalam detergen untuk
meningkatkan PH atau suhu tinggi. Contoh : Streotococcus
bovis, Basillus stearothermophillus dan B. Lactobacillus
plantarum.
B. Peranan Negatif Archaebacteria

Menyebabkan cepatnya
Merusak makanan yang diawetkan
pembusukan pada ikan laut.
dengan garam
 
5. Peranan Positif dan Negatif Archaebacteria
Dalam Bidang Lingkungan

untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan minyak


A. Peranan
positif Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran
Archaebacteria hewan sehingga menghasilkan energi alternative metana
berupa biogas. Contohnya Methanobacterium
Menghasilkan gas metan (biogas) karena archaebacteria
dapat membantu proses pembusukan sampah dan kotoran
hewan.

B. Peranan Merusak makanan yang diawetkan dengan garam


Negatif
Archaebacteria
Menyebabkan ikan laut cepat mengalami pembusukan
6. Peranan Positif dan Negatif Archaebacteria
Dalam Bidang Kesehatan

Penghasil antibiotic
A. Peranan Contoh : Bacillus brevis menghasilkan antibiotic tirotrisin,
Positif Bacillus subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin, Bacillus
Archaebacteria polymyxa menghasilkan anti biotik polimixin.

Dapat mempercepat pembusukan pada makanan


B. Peranan
Negatif
Dapat menyebabkan penyakit
Archaebacteria

Contohnya : Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang


menyebabkan penyakit Tubercolosis dan Clostridium tetani
bakteri yang menyebabkan penyakit tetanus.

Anda mungkin juga menyukai