Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KASUS

PENCEMARAN LAUT
DI PERAIRAN PERAIRAN
SENGGARANG TANJUNG
PINANG
KELOMPOK 4

Amatullah Muthi’ah As-Syahidah

Fikih Prihantoro

Meilyana Triwulan

Nur Hidayah

KELAS 4STRA

PRODI SANITASI LINGKUNGAN


01
Pendahuluan
Latar Belakang

Perolehan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui salah satunya adalah dengan melakukan pertambangan. Dalam Pasal 1
angka (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pasca tambang. Pertambangan yang dilakukan di daerah pesisir pantai dapat menyebabkan pencemaran air laut

Semakin banyak aktivitas pertambangan bauksit, semakin tinggi juga pencemaran laut. Pertambangan bauksit yang menyebabkan
pencemaran laut merugikan masyarakat sekitar, yaitu ikan-ikan di zona laut bisa tercemar dan jika kadar melampaui laut, maka ikan-
ikan akan mati. Hal ini berdampak langsung pada penghasilan nelayan sekitar. Nelayan yang biasa mencari nafkah melewati hasil-
hasil laut akan kehilangan tempat untuk mencari ikan karena ekosistem yang rusak.
Rumusan Masalah

1 2 3

Bagaimana proses Apa hasil dari proses Apa penyebab


penyidikan kasus penyidikan kasus pencemaran yang
pencemaran laut di pencemaran laut di terjadi di Pesisir
Pesisir Perairan Pesisir Perairan Perairan Sanggarang,
Sanggarang, Tanjung Sanggarang, Tanjung Tanjung Pinang?
Pinang? Pinang?
Tujuan

Tujuan Umum
o Untuk mengetahui bagaimana proses dan tahapan penyidikan dalam suatu kasus pnecemaran lingkungan
o Untuk mengetahui pengakan hukum terhadap kasus pencemaran lingkungan di Pesisir Perairan Sanggarang,
Tanjung Pinang oleh PT Cahaya intan Abadi

Tujuan Khusus
o Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyidikan dan Penyelidikan Lingkungan
02
Tinjauan Pustaka
Penyidikan dan Penyelidikan
Penyidikan merupakan tahapan penyelesaian perkara pidana setelah penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan
mencari ada atau tidaknya tindak pidana dalam suatu peristiwa. Ketika diketahui ada tindak pidana terjadi, maka saat
itulah penyidikan dapat dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan. Pada tindakan penyelidikan, penekanannya diletakkan
pada tindakan mencari dan menemukan suatu peristiwa yang dianggap atau diduga sebagai tindakan pidana. Sedangkan
pada penyidikan titik berat penekanannya diletakkan pada tindakan mencari serta mengumpulkan bukti.

Penyidikan menurut KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ) dalam pasal 1 butir 2 adalah sebagai
berikut:
“Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pejabat penyidik sesuaidengan cara yang diatur oleh undang-undang ini
untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti, dengan bukti tersebut menjadi terang tentang tindak pidana yang terjadi
sekaligus menemukan tersangka atau pelaku tindak pidana”
Pencemaran Lingkungan

Pencemaran Iingkungan berarti masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran Laut
Pencemran laut adalah suatu keadaan dimana suatu zat atau energi dan unsur lain diintroduksikan ke
dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam itu sendiri dalam kadar yang
menyebabkan terjadinya perubahan sehingga lingkungan laut tidak berfung seperti semua dalam arti
Kesehatan, kesejahteraan dan keselamatan hayati. (Romimohartanto, 1991)

Faktor yang mempengaruhi pencemaran laut seperti :


• Pembuangan limbah industri.
Pertambangan
1. Definisi Pertambangan

Pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu

bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan

menambang adalah menggali (mengambil) barang tambang dari dalam tanah.


2. Risiko Pertambangan

Ada beberapa macam resiko di bidang pertambangan, yaitu resiko geologi (eksplorasi) yang berhubungan dengan
ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), resiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, resiko
pasar yang berhubungan perubahan harga dan resiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak
dan harga domestic. Resiko-resiko tersebut berhubungan dengan besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha, yaitu
produksi, harga, biaya dan pajak usaha yang mempunyai resiko lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan (rate of
return) yang lebih tinggi.
Bauksit
1. Bijih Bauksit
Biji bauksit merupakan bahan baku alumunium. Alumunium banyak digunakan dalam bidang konstruksi, transportasi,
pengemasan dan listrik. Alumunium juga digunakan untuk bahan pembuatan batu tahan panas (refractories), industri
gelas, keramik, bahan penggosok, dan industri kimia (Plunkert, 2000).

2. Limbah bauksit
Limbah hasil pengolahan bauksit disebut dengan lumpur merah, yang berupa senyawa alumina, besi, titan dan silika
yang tidak larut. Limbah lumpur berwarna kemerahan dan memiliki pH sekitar 13– 14, biasanya masih mengandung
aluminium sebesar 10 – 22%, dan beberapa unsur lain seperti besi sebesar 14 – 35%
Dasar Hukum

 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau


Perusakan Laut
 UU no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengolahan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Laut.
03
HASIL
PENYIDIKAN
PT Bintang Enam merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang penambangan yang berdiri pada tahun 2008 yang berlokasi
di kelurahan sanggarang, kecamatan Tanjung Pinang, Kota tanjung
pinang, Provinsi kepulauan Riau.

Secara Struktur organisasi PT Bintang Enam dikelola oleh Brian


sebagai Presiden Direktur kemudian Penanggung jawab pengolahan

PAPARAN limbah yang bernama Jae dan dibantu oleh beberapa supervisor salah
satunya Don.

KASUS

KETERANGAN: KASUS INI ADALAH


KASUS FIKTIF
Sejak berdirinya PT Bintang Enam , para warga yang tinggal di
sana terutama para nelayan, merasa ada perubahan pada perairan
di pesisir sanggarang. Perairan Senggarang secara fisik berubah
menjadi berwarna gelap dan juga berbau, ikan-ikan yang biasanya
hidup di sana pun banyak yang mati sehingga mempengaruhi
pendapatan para nelayan.

PAPARAN Selain itu, sering terjadi kasus gangguan Kesehatan dimana

KASUS
puncaknya adalah kejadian keracunan yang dialami oleh setidaknya
150 warga sekitar pesisir perairan senggarang pada 1 November
2009. Keracunan ini ditandai dengan mual, muntah-mutah, diare
dan lain sebagainya. Hal ini diduga karena warga mengonsumsi air
yang sudah tercemar oleh limbah PT Bintang Enam

KETERANGAN: KASUS INI ADALAH


KASUS FIKTIF
Akhirnya pada 30 November tahun 2009, Masyarakat Nelayan Pesisir
Perairan Sanggarang dan sekitarnya melakukan pelaporan terkait adanya
pencemaran lingkungan laut yang diduga oleh masyarakat akibat
kegiatan pertamabangan yang ada di sekitar daerah pesisir, Pertambangan
yang dimaksud adalah PT Bintang Enam . Masyarakat mencurigai PT
Bintang Enam karena keadaan laut mulai tercemar saat pertambangan
bauksit mulai berdiri di daerah pesisir Perairan Sanggarang tersebut
sekitar 1 tahun yang lalu.

PAPARAN Pelaporan Masyarak Pesisir ini diwakilkan oleh dua orang pelapor yakni

KASUS Ibu Julfy sebagai ketua Perhimpunan Nelayan Pesisir Senggarang dan
Bapak Pamungkas yang merupakan Ketua RW 001. (Laporan
Pelaporan Kasus Terlampir)

KETERANGAN: KASUS INI ADALAH


KASUS FIKTIF
Paparan Kasus

2008 1 November 30 November 2009


2009
PT Bintang Enam
Didirikan 150 Warga Warga sekitar
Keracunan melakukan
pelaporan

KETERANGAN: KASUS INI ADALAH KASUS FIKTIF


PAPARAN KEGIATAN
PENYIDIKAN
TAHAP 1.
PERSIAPAN PEMBENTUKAN TIM

2.
MENYIAPKAN SURAT PERINTAH
PENYIDIKAN

3.
MEMETAKAN OBJEK, SASARAN DAN
TARGET

4.
MERENCAKANA DAN MENETAPKAN METODE
PENYIDIKAN YANG AKAN DILAKUKAN
PEMBENTUKAN TIM
Tim penyidikan terdiri dari aparat negara (polisi dan jaksa) serta Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
Tim Penyidikan dalam kasus Pencemaran laut daerah di Pesisir Perairan Sanggarang ini terdiri
dari

1. Koordinator Penyidikan : Fikih Prihantoro

2. Penyidik 1 : Nur Hidayah

3. Penyidik 2 : Meilyana Tri Wulan

4. Penyidik 3 : Amatullah Muthi’ah A.


OBJEK DAN SASARAN
1. OBJEK DAN SASARAN : 2. TARGET :

a. Kegiatan pertambangan yang diduga sebagai sumber Informasi, barang bukti dan keterangan saksi terkait
pencemar, pencemaran kasus pencemaran laut

b. Kegiatan lainnya yang memungkikan sebagai sumber


pencemar

c. Tempat yakni lokasi yang diduga sumber pencemaran


yakni IPAL

d. Tempat yang berupa lingkungan sekitar

e. Orang-orang yang diperkirakan dapat memberikan


informasi seperti pegawai pertambangan, masayarakat
sekitar, ahli, nelayan dll
METODE
Metode yang akan dilakukan pada penydikan ini adalah berupa:
1. penelitian administrasi dan e-manajamen PT Bintang Enam
2. Pengawasan taktis dan teknis
3. Menargetkan waktu yang akan digunakan
4. Memproyeksikan dan menyiapkan kebutuhan anggaran
TAHAP PENYELIDIKAN

1. 2. 3.
PENGOLAHAN PENGAMATAN WAWANCARA
LOKASI
TKP

4. 5.
PELACAKAN PENELITIAN DAN
ANALISIS
DOKUMEN
PENGAMATAN PADA LOKASI WAWANCARA

● Wawancara dengan beberapa orang yang


● Memeriksa lokasi terjadinya
pencemaran yakni perairan berpotensi mengetahui informasi terkait
sanggarang tanjung pinang kejadian. Wawancara bisa dilakukan
dengan penyamaran ataupun terang-
● Memeriksa lokasi terduga sumber terangan. Pada kasus ini, wawancara
pencemaran yakni PT Bintang dilakukan kepada;
Enam ● Warga Sekitar Pesisir Senggarang
● Memeriksa IPAL PT Bintang Enam ● Karyawan PT Bintang Enam
● Nelayan
● dll
● dsb
PENELITIAN DAN ANALISIS
DOKUMEN
a) Melakukan penelitian terhadap
sempel air perairan
b) Melakukan penelitian terhadap
sempel air di oulet IPAL PT
Bintang Enam
c) Melakukan pemeriksaaan
dokumen Amdal
d) Melakukan pemeriksaan
dokumen izin
e) Melakukan pemeriksaan
dokumen lain-lain
TAHAP PENINDAKAN TAHAP PEMERIKSAAN

■ Pemanggilan semua orang yang diperlukan ● Pemeriksaan tersangka yakni perwakilan


pihak PT Bintang Enam
■ Melakukan penangkapan dan penahanan jika
diperlukan
● Pemeriksaan saksi-saksi,
● Memeriksa keterangan ahli termasuk
■ Penggeledahan dan penyitaan barang bukti
pemeriksaan laboratorium;
■ Penyegelan tempat bangunan dan alat-alat
tertentu yang berkaitan dengan pencemaran dan
perusakan lingkungan;

Tahap Penyelesaian dan Penyerahan perkara


kepada Penuntut Umum (PU).
Menyerahkan segala informasi, bukti, keterangan
saksi, keterangan tergugat
TAHAP PENINDAKAN
i. Pemanggilan semua orang yang diperlukan

• Pelapor

• Terlapor

• Saksi

• dsb

ii. Melakukan penangkapan dan penahanan jika diperlukan

iii. Penggeledahan dan penyitaan barang bukti

iv. Penyegelan tempat bangunan dan alat-alat tertentu yang berkaitan dengan pencemaran dan perusakan lingkungan;
BUKTI
Bukti 1
Bukti 4
Surat kabar Radar Kepro minggu ke-3 September 2009
memberitakan adanya penambangan bauksit dari PT Bintang Enam Foto-foto asli wilayah laut yang tercemar yang menampilkan potret
dan telah terjadi kejadian jebol pada tanggul pengolahan limbah perairan senggarang yang secara berwarna dan juga banyak ikan
(tailing) bauksit mati yang mengambang.

Bukti 2 Bukti 5

Hasil uji Laboratorium yang menyatakan bahwa kualitas perairan Kamera CCTV yang mengarah dan menampilkan kegiatan di lokasi
senggarang tidak memenuhi baku mutu. tanggul IPAL

Bukti 3

Kajian Tentang Kualitas Lingkungan Perairan dan Kandungan


Logam Berat di Perairan Pulau Los Desa Senggarang Kota Tanjung
Pinang Kepulauan Riau yang di susu ol eh I r . Khodijah , M.Si dan
Endang Purnama Sari, S.Pi .m.S Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Maritim Raja Al Haji Tanjung Pinang 2009 .
SAKSI
Saksi Sumatri
Ketua himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI) dan tinggal 100 meter dari pantai
senggarang. Ia bersaksi bahwa I amengtahu bahwa PT Bintang Enam sudah beroperasi
sejak mei 2008. Ia juga mengaku bahwa rumahnya sudah lama dijadikan tempat
pengumpulan ikan hasil tangkapan dan juga benar bahwa sejak PT Bintang Enam
beroperasi para nelayan mengeluh karena pendapatan mereka merkurang akibat air laut
yang tercemar oleh limbah

Saksi Muhammad Gani


 Peternak ikan keramba
 Bersaksi bahwa sejak akhir 2008 tidak pernah sukse panen atau selalu gagal
panen karena ikannya banyak yang mati sebanayak 30%
 Bahwa benar ikan-ikan miliknya banyak yang mati dengan rata-rata keadaan
terkelupas, ekornya hilang, insangnya berwarna kuning pucat dll yang mana hal
itu terjadi sejak adanya PT Bintang Enam
SAKSI
Saksi Romi Nurviadi (Saksi Ahli)
 Seorang analis di Balai Budidaya laut di Batam bersertifikasi ISO
 Romi Menganalisis air di pantai dengan 3 tahap yakni a) klarifikasi berupa
wawancara b) Pengamatan langsung dengan alat c) Laboratorium
 Pengamilan sampel dimana Cd, Timbal, Ni, Al, DO terlarut memenuhi baku mutu SAKSI WOWON
 Pekerja di bagian pengolahan limbah
PT Bintang Enam
 Menyatakan bahwa limbah dari
kegiatan penambangan Bauksit sudah
dilakukan pengolahan terlebih dahulu
Saksi Muhammad Gani sebelum dibuang ke badan air/perairan
 Staff di balai budidaya laut di batam
 Menyatakan berdasarkan pengambilan sampel TSS, TDS dan kekeruhan terlalu
tinggi dan sudah melampaui niai baku mutu
 TSS, TDS dan kekeruhan yang terlalu tinggi dapat berefek buruk bagi kesehatan
manusia dan juga biota laut
04
PEMBAHASAN
SANKSI HUKUM PIDANA
Menimbang bahwa sesuai dengan pasal 1365 KUHP perdata, maka suatu perbuatan
melawan hukum haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

i. Adanya Suatu perbuatan yang melanggar hukum

ii. Adanya kesalahan dari pihak pelaku

iii. Adanya kerugian bagi korban

iv. Adanya hubungan kausal anatara perbuatan dan kerugian

Berikut adalah penjelasan unsur-unsur diatas terkait dengan kasus pencemaran di uraiaran
PERBUATAN YANG MELANGGAR HUKUM

Berdasarkan surat bukti bertanda p-4 yakni berupa surat kabar kepri minggu III
September 2009 yang didalamnya memberitakan adanya penambangan bauksit dari PT
Bintang Enam dan terdapat kasus tanggul penanggulan limbah bauksit bocor.
KESALAHAN DARI PIHAK PELAKU

1. Menimbang dari surat bukti bertanda P-4, P-5, P-6, P-7, P-8, P-9 dan P-10 serta
dikaitkan dengan saksi sumatri dan saksi Muhammad gani, serta sakit jafar
bahwasannya memang pernah terjadi kebocoran tanggul pengolahan limbah (trailing)
dari PT Bintang Enam yakni dibulan November 2008 dan Februari 2009
2. Dari pemeriksaan lokasi, ternyata wujud dari tanggul pengolahan limbah hanya berupa
waduk, hal ini dirasa sebagai bentuk kegiatan yang tidak mentaati peraturan dan
menyebabkan terjadinya pencemaran
KERUGIAN BAGI KORBAN

1. Dari bukti P-7 yang berupa foto lokasi yang menjadi obyek dan dikaitkan dengan
saksi sumantri, muhammad Gani yang isi pokoknya sama yakni sejak PT Bintang
Enam beraktivitas dan ditambah dengan terjadinya kebocoran tanggul pengolahan
limbah (trailing), menyebabkan kerugian bagi para nelayan setempat karena rusaknya
ekosistem laut dan menyababkan kepada kualitas dan kuantitas biota laut yang biasa
menjad tangkapan.
HUBUNGAN KAUSAL ANTARA PERBUATAN
DENGAN KERUGIAN

1. Dari bukti dan keterangan saksi yang ada, didalamnya mendapakatkan pokok
permasalahan yakni tanggul pengolahan limbah baukti (tailing) milik PT Bintang
Enam pernah 2 kali jebol pada bulan November 2008 dan Februari 2009 sehingga
limbah air bekas pencuci bauksit mengalir ke laut
2. Menurut keterangan sakis ahli mulianto dan bukti P-10 menyatakan bahwa TDS
terlalu tinggi, kekekeruhan terlalu tinggi, Ph tidak ada, lemak terlalu tinggi dan
tembaga terlalu tinggi. Hal-hal itu dapat merusak jaringan tubuh dan oragan tubuh
sehingga dapat berefek kematian
● Dari paparan diatas maka dalam kasus ini sudah terpenuhi
unsur-unsur yang diperlukan untuk bisa dikatakan melawan
hukum. PT Bintang Enam telah menimbulkan kerugian yang
sangat besar bagi nelayan yang mata pencaharian nelayan
baik secara materiil maupun immateriil sesuai dengan Pasal
1365 KUHPerdata. PT Bintang Enam telah terbukti
mencemari lingkungan laut maka Berdasarkan pasal 35 UU
no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan
pasal 24 peraturan pemerintah No.19 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemran dan atau perusakan laut PT Bintang
Enam harus melakukan pertanggungjawaban secara mutlak
(strivt liability)
PT Bintang Enam dapat dikenai sanksi pidana menurut Pasal 99 ayat (3) juga dikenai ayat (1)
UU PPLH

“Jika pencemaran lingkungan tersebut terjadi karena perusahaan lalai sehingga mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, yang mana hal tersebut mengakibatkan orang mati, maka dipidana dengan pidana
penjara paling singkat paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling
sedikit Rp3 miliar dan paling banyak Rp9 miliar.”
05
KESIMPULAN
DAN SARAN
. KESIMPULAN

o Berdasarkan hasil penyidikan, informasi, bukti dan juga keterangan sanksi


mengarahkan PT Bintang Enam melakukan kelalaian yang menyebababkan terjadinya
pencemaran di peraiaran laut akibat kebocoran tanggul limbah
o Hasil pemeriksaan di laboratorium menunjukan bahwasannya nilai baku mutu beberapa
indicator perairan Senggarang sudah melampai batas. Beberapa indicator itu
dianataranya adalah TDS, TSS, Kekeruhan, DO, Cd, Timbal, Ni, Al
o Para nelayan pesisir yang merasa dirugikan bisa menggugat PT Bintang Enam terkait
dengan tindak perdata karena sudah melakukan suatu perbuatan melawan hukum dan
unsur-unsur nya sudah terpenuhi
o PT Bintang Enam dapat dikenai sanksi pidana karena sudah lalai terhadap limbah yang
dihasilkan kegiatan usaha mereka
SARAN
o Untuk para nelayan pesisir yang mengalami keruian dapat menggugat
PT Bintang Enam secara perdata agar bisa mendapatkan ganti rugi

o Untuk PT Bintang Enam harus memperhatikan dan mementingkan


kondisi waduk penampung limbah sehingga tidak lagi terjadi
pencemaran
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Laporan Pelapor Kejadian

LAPORAN PELAPOR KEJADIAN

PELAPOR I
1. Nama :Ibu Julfy
2. Tempat/ Tanggal lahir :Bekasi / 3 Juli 1980
3. Umur/ Jenis Kelamin :40 tahun / Perempuan
4. Agama :Islam
5. Kewarganegaraan :Indonesia
6. Pekerjaan :Nelayan
7. Alamat :Desa Kramata No.7 RT 01/001, Kelurahan Sanggarang,
Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.
PELAPOR II
1. Nama : Bpk. Pamungkas
2. Tempat/ Tanggal lahir : Bandung / 4 Maret 1985
3. Umur/ Jenis Kelamin : 35 Tahun / Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan :Indonesia
6. Pekerjaan :Pedagang dan Ketua RW 001
1. Alamat :Desa Kramata No.15 RT 01/001, Kelurahan Sanggarang,
Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.
PERISTIWA YANG DILAPORKAN
1. Waktu Kejadian : 1 November 2006

2. Tempat Kejadian : Desa Kramata RT 01/001, Kelurahan Sanggarang, Kecamatan


Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

3. Apa yang terjadi : Kegiatan Pencemaran Laut oleh Limbah

4. Pelaku/tersangka : PT Bintang Enam

5. Modus Operasi : Melakukan pembuang limbah ke perairan

6. Barang bukti :
URAIAN KEJADIAN : PT.Bintang Enam diduga membuang limbahnya yang belum
susuai baku mutu ke perariran lepas. Hal itu diduga merupakan penyebab dari kejadian
7. URAIAN
keracunan yangKEJADIAN
terjadi pada warga.: 150
PT.Bintang Enam
orang warga dandiduga membuang limbahnya
juga menyebabkan yang
rusaknya ekosistem
lautbelum susuai baku
yang berimbas mutumatinya
kepada ke perariran lepas.laut
ikan-ikan Halyang
itu diduga merupakan
merupakan sumper penyebab dari
mata pencaharian
warga sekitar. Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang menagku mengalami
kejadian keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga menyebabkan
kerugian hingga 70%
rusaknya ekosistem laut yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang
URAIAN KEJADIAN : PT.Bintang Enam diduga membuang limbahnya yang belum
susuai baku mutu ke perariran lepas. Hal itu diduga merupakan penyebab dari kejadian
keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga menyebabkan rusaknya ekosistem
laut yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang merupakan sumper mata pencaharian
warga sekitar. Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang menagku mengalami
kerugian hingga 70%
LAMPIRAN 2 BERITA ACARA PEMERIKSAAN

Berita Acara Pemeriksaan ( SAKSI )

---------------- Pada hari ini Senin tanggal 30 November tahun 2009 WIB, saya : ----------------
-

------------------------------------------ FIKIH PRIHANTORO ---------------------------------------


----

Pangkat Penata (III/c) NIP. 19780910 199803 1 005 selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Lingkungan Hidup pada Kantor tersebut diatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor: Skep/554/MHH/VII/2006, tanggal 3 Juli 2006, telah
melakukan pemeriksaan terhadap seorang perempuan yang mengaku bernama: ----------------
------------------------------------------------------------------- JULFY-----------------------------------
----------------------Lahir tanggal, Bekasi / 3 Juli 1980, umur 40 tahun, Pekerjaan Nelayan ,
agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia, , alamat Desa Kramata No.7 RT 01/001,
Kelurahan Sanggarang, Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi
Kepulauan Riau ------------------------
------------------------------------------------------------- Ia diperiksa dan didengar keterangannya
sebagai saksi ahli dalam perkara tindak pidana luapan Pencemaran Laut oleh Limbah PT
Bintang Enam Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau yang melakukan pembuang
limbah ke perairan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 dan Bab IX Undang – Undang No.
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No.23/1997), sesuai dengan
Laporan Kejadian Nomor: LK/10/VII/2006/BLHD tanggal 1 November 2006 -------------------
---------------------------------------------------------- Atas pertanyaan Penyidik yang memeriksa,
yang diperiksa menjawab dan memberikan keterangan sebagai berikut: --------------------------
-----------------------------------------
PERTANYAAN : JAWABAN :
1. Apakah saudara pada hari ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani? ---------------------------------- 1.
Ya, pada hari ini saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ------------------------
Saudara diperiksa pada hari ini untuk dimintai keterangannya sebagai saksi dalam perkara tindak pidana
pencemaran laut oleh limbah Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau sehingga berakibat pada
kerusakan lingkungan fisik, kesehatan warga setempat menjadi terganggu, menyebabkan kejadian
keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga menyebabkan rusaknya ekosistem laut
yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang merupakan sumper mata pencaharian warga sekitar.
Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang menagku mengalami kerugian hingga 70%
yang dilakukan oleh PT Bintang Enam, Apakah saudara bersedia diperiksa dan memberikan keterangan
sebenar – benarnya? --------------------------------------------------------------------- 2. Ya. Saya bersedia
diperiksa dan akan memberikan keterangan dengan sebenar – benarnya.
-----------------------------------------------------
2. Apakah saudara kenal dengan tersangka (Jae) dan apa ada hubugan keluarga dengannya?-
-------- 3. Saya kenal dengan tersangka Jae , ia adalah pengelola dari PT Bintang Enam yang
beralamat kelurahan sanggarang, kecamatan Tanjung Pinang, Kota tanjung pinang, Provinsi
kepulauan Riau dan sa ya tidak ada hubungan keluarga dengan tersangka ----------------------
3. Bergerak dibidang apa PT Bintang Enam. itu? ------------------------------------------------
-------- 4. PT Bintang Enam. bergerak dibidang penambangan yang berdiri pada tahun 2008 --
4. Sejak kapan peristiwa luapan lumpur Sidoarjo terjadi? ----------------------------------------------
-------- 5. Sejak tanggal 1 November 2006, --------------------------------------------------------
5. Mengapa bisa terjadi pencemaran laut oleh limbah tersebut? ----------------------------------
-------- 6. Karena di duga terjadi pemembuang limbah yang belum susuai baku mutu ke perariran
lepas yang --------------------------------------------------------------------------------------
6. Apakah perusahaan tempat saudara bekerja memiliki izin usaha dari dinas terkait? -------------
-------- 7. Setahu saya sudah ------------------------------------------------------------------------------
7. Apakah PT Bintang Enam memiliki SOP dalam melakukan pengolahan limbah? --------------- 8.
Punya, tetapi pada saat pelaksanaannya, tidak ada pengawasan terhadap para pekerja
8. Apakah saudara terlibat dalam proyek kegiatan pegolahan limbah tersebut?
----------------------------------
-------- 9. Saya tidak terlibat dalam proyek pengolahan limbah di PT Bintang Enam------------------------
9. Apakah menurut anda tim pelaksana pengolahan limbah salah?
------------------------------------------------
-------- 10. Iya salah, karena pada pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh tim perencanaan
-------------------------------------------------------------------------------------
10. Apakah ada keluhan dari warga sekitar terkait pencemaran laut oleh limbah tersebut?
--------------------
-------- 11. Ada, mereka mengalami keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga
menyebabkan rusaknya ekosistem laut yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang merupakan
sumper mata pencaharian warga sekitar. Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang
menagku mengalami kerugian hingga 70% ----------------------------------------------------------------------
11. Lalu, apakah tanggapan saudara mengenai keluhan tersebut? ---------------------------------------
-------- 12. Saya kasihan karena akibat pengolahan limbah mereka menjadi seperti ini --------
12. Apakah saudara mengetahui bahwa kegiatan itu melanggar hukum dan menyebaban dampak buruk pada warga
dan lingkungan? ---------------------------------------------------------------------
-------- 13. Tidak, tetapi saya tahu dalam pelaksanaan pengolahan limbah tidak sesuai dengan SOP yang berlaku
------------------------------------------------------------------------------------------
13. Apakah peran Direktur dalam memimpin sudah baik?
-------- 14. Belum sepenuhnya, karena beliau masih kurang tegas dalam pelaksanaan pengeboran migas.
-----------------------------------------------------------------------------------------
14. Apakah semua keterangan yang telah saudara berikan sekarang ini sudah yang sebenarnya dan dapat
mempertanggungjawabkan didepan Sidang Pengadilan? --------------------------------
-------- 15. Ya, saya akan bersedia mempertanggungjawabkan semua keterangan yang saya berikan dimuka
pengadilan. ------------------------------------------------------------------------------
15. Apakah didalam pemeriksaan saat ini saudara merasa dipaksa atau ditekan baik oleh pemeriksa sendiri maupun
orang-orang lain dalam memberikan keterangan diatas? ---------------------------------- 16. Dalam pemeriksaan ini saya
tidak merasa dipaksa atau ditekan baik oleh pemeriksa sendiri maupun orang-orang lain.
----------------------------------------------------
---------------- Setelah selesai Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat kemudian dibacakan kembali
kepada yang diperiksa dan yang diperiksa membenarkan semua keterangannya dengan
membubuhkan tandatangannya dibawah ini. ---------------------------------------------------------------
YANG DIPERIKSA

JULFY
---------------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya mengingat
kekuatan sumpah jabatan sekarang ini, kemudian ditutup dan ditandatangani pada hari dan tanggal
tersebut diatas. --------------------------------------------------------------------------------------------------

PENYIDIK
 
 
 
FIKIH PRIHANTORO
Penata, III/c
NIP. 19780910 199803 1 005
Lampiran 3
SURAT TANDA PENERIMAAN BARANG BUKTI

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Fikih Prihantoro
NIP : 197809101998031005
Pangkat : III/c
Jabatan : Penyidik Pegawai Negara Sipil Lingkungan Hidup

Selaku polisi pada kantor tersebut diatas berdasarkan surat perintah tugas nomor Skep 554/MHH/VII/2006 bersama – sama dengan :

1. Nama /NIP : Amatullah Muthi’ah As-Syahidah / P23133117004


Pangkat : IV/a
Jabatan : Kasi Kerusakan Lingkungan

2. Nama /NIP : Meilyana Triwulan / P23133117023


Pangkat : III/d
Jabatan : Kasi Penegakan Hukum

3. Nama /NIP : Nur Hidayah / P23133117024


Pangkat : IV/a
Jabatan : Kasi Pemantauan Lingkungan
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 dan Bab IX Undang – Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No.23/1997) yang dilakukan oleh PT. Bintang Enam

Benda – benda tersebut diatas adalah sebagai berikut


1. Rekaman CCTV

Demikian surat tanda terima barang bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan
kemudian ditandatangani bersama – sama pada hari senin dan tanggal 26 November 2009 di PT
Bintang Emon
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai