PENCEMARAN LAUT
DI PERAIRAN PERAIRAN
SENGGARANG TANJUNG
PINANG
KELOMPOK 4
Fikih Prihantoro
Meilyana Triwulan
Nur Hidayah
KELAS 4STRA
Perolehan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui salah satunya adalah dengan melakukan pertambangan. Dalam Pasal 1
angka (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pasca tambang. Pertambangan yang dilakukan di daerah pesisir pantai dapat menyebabkan pencemaran air laut
Semakin banyak aktivitas pertambangan bauksit, semakin tinggi juga pencemaran laut. Pertambangan bauksit yang menyebabkan
pencemaran laut merugikan masyarakat sekitar, yaitu ikan-ikan di zona laut bisa tercemar dan jika kadar melampaui laut, maka ikan-
ikan akan mati. Hal ini berdampak langsung pada penghasilan nelayan sekitar. Nelayan yang biasa mencari nafkah melewati hasil-
hasil laut akan kehilangan tempat untuk mencari ikan karena ekosistem yang rusak.
Rumusan Masalah
1 2 3
Tujuan Umum
o Untuk mengetahui bagaimana proses dan tahapan penyidikan dalam suatu kasus pnecemaran lingkungan
o Untuk mengetahui pengakan hukum terhadap kasus pencemaran lingkungan di Pesisir Perairan Sanggarang,
Tanjung Pinang oleh PT Cahaya intan Abadi
Tujuan Khusus
o Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyidikan dan Penyelidikan Lingkungan
02
Tinjauan Pustaka
Penyidikan dan Penyelidikan
Penyidikan merupakan tahapan penyelesaian perkara pidana setelah penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan
mencari ada atau tidaknya tindak pidana dalam suatu peristiwa. Ketika diketahui ada tindak pidana terjadi, maka saat
itulah penyidikan dapat dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan. Pada tindakan penyelidikan, penekanannya diletakkan
pada tindakan mencari dan menemukan suatu peristiwa yang dianggap atau diduga sebagai tindakan pidana. Sedangkan
pada penyidikan titik berat penekanannya diletakkan pada tindakan mencari serta mengumpulkan bukti.
Penyidikan menurut KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ) dalam pasal 1 butir 2 adalah sebagai
berikut:
“Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pejabat penyidik sesuaidengan cara yang diatur oleh undang-undang ini
untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti, dengan bukti tersebut menjadi terang tentang tindak pidana yang terjadi
sekaligus menemukan tersangka atau pelaku tindak pidana”
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Iingkungan berarti masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran Laut
Pencemran laut adalah suatu keadaan dimana suatu zat atau energi dan unsur lain diintroduksikan ke
dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam itu sendiri dalam kadar yang
menyebabkan terjadinya perubahan sehingga lingkungan laut tidak berfung seperti semua dalam arti
Kesehatan, kesejahteraan dan keselamatan hayati. (Romimohartanto, 1991)
Pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu
bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan
Ada beberapa macam resiko di bidang pertambangan, yaitu resiko geologi (eksplorasi) yang berhubungan dengan
ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), resiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, resiko
pasar yang berhubungan perubahan harga dan resiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak
dan harga domestic. Resiko-resiko tersebut berhubungan dengan besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha, yaitu
produksi, harga, biaya dan pajak usaha yang mempunyai resiko lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan (rate of
return) yang lebih tinggi.
Bauksit
1. Bijih Bauksit
Biji bauksit merupakan bahan baku alumunium. Alumunium banyak digunakan dalam bidang konstruksi, transportasi,
pengemasan dan listrik. Alumunium juga digunakan untuk bahan pembuatan batu tahan panas (refractories), industri
gelas, keramik, bahan penggosok, dan industri kimia (Plunkert, 2000).
2. Limbah bauksit
Limbah hasil pengolahan bauksit disebut dengan lumpur merah, yang berupa senyawa alumina, besi, titan dan silika
yang tidak larut. Limbah lumpur berwarna kemerahan dan memiliki pH sekitar 13– 14, biasanya masih mengandung
aluminium sebesar 10 – 22%, dan beberapa unsur lain seperti besi sebesar 14 – 35%
Dasar Hukum
PAPARAN limbah yang bernama Jae dan dibantu oleh beberapa supervisor salah
satunya Don.
KASUS
KASUS
puncaknya adalah kejadian keracunan yang dialami oleh setidaknya
150 warga sekitar pesisir perairan senggarang pada 1 November
2009. Keracunan ini ditandai dengan mual, muntah-mutah, diare
dan lain sebagainya. Hal ini diduga karena warga mengonsumsi air
yang sudah tercemar oleh limbah PT Bintang Enam
PAPARAN Pelaporan Masyarak Pesisir ini diwakilkan oleh dua orang pelapor yakni
KASUS Ibu Julfy sebagai ketua Perhimpunan Nelayan Pesisir Senggarang dan
Bapak Pamungkas yang merupakan Ketua RW 001. (Laporan
Pelaporan Kasus Terlampir)
2.
MENYIAPKAN SURAT PERINTAH
PENYIDIKAN
3.
MEMETAKAN OBJEK, SASARAN DAN
TARGET
4.
MERENCAKANA DAN MENETAPKAN METODE
PENYIDIKAN YANG AKAN DILAKUKAN
PEMBENTUKAN TIM
Tim penyidikan terdiri dari aparat negara (polisi dan jaksa) serta Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
Tim Penyidikan dalam kasus Pencemaran laut daerah di Pesisir Perairan Sanggarang ini terdiri
dari
a. Kegiatan pertambangan yang diduga sebagai sumber Informasi, barang bukti dan keterangan saksi terkait
pencemar, pencemaran kasus pencemaran laut
1. 2. 3.
PENGOLAHAN PENGAMATAN WAWANCARA
LOKASI
TKP
4. 5.
PELACAKAN PENELITIAN DAN
ANALISIS
DOKUMEN
PENGAMATAN PADA LOKASI WAWANCARA
• Pelapor
• Terlapor
• Saksi
• dsb
iv. Penyegelan tempat bangunan dan alat-alat tertentu yang berkaitan dengan pencemaran dan perusakan lingkungan;
BUKTI
Bukti 1
Bukti 4
Surat kabar Radar Kepro minggu ke-3 September 2009
memberitakan adanya penambangan bauksit dari PT Bintang Enam Foto-foto asli wilayah laut yang tercemar yang menampilkan potret
dan telah terjadi kejadian jebol pada tanggul pengolahan limbah perairan senggarang yang secara berwarna dan juga banyak ikan
(tailing) bauksit mati yang mengambang.
Bukti 2 Bukti 5
Hasil uji Laboratorium yang menyatakan bahwa kualitas perairan Kamera CCTV yang mengarah dan menampilkan kegiatan di lokasi
senggarang tidak memenuhi baku mutu. tanggul IPAL
Bukti 3
Berikut adalah penjelasan unsur-unsur diatas terkait dengan kasus pencemaran di uraiaran
PERBUATAN YANG MELANGGAR HUKUM
Berdasarkan surat bukti bertanda p-4 yakni berupa surat kabar kepri minggu III
September 2009 yang didalamnya memberitakan adanya penambangan bauksit dari PT
Bintang Enam dan terdapat kasus tanggul penanggulan limbah bauksit bocor.
KESALAHAN DARI PIHAK PELAKU
1. Menimbang dari surat bukti bertanda P-4, P-5, P-6, P-7, P-8, P-9 dan P-10 serta
dikaitkan dengan saksi sumatri dan saksi Muhammad gani, serta sakit jafar
bahwasannya memang pernah terjadi kebocoran tanggul pengolahan limbah (trailing)
dari PT Bintang Enam yakni dibulan November 2008 dan Februari 2009
2. Dari pemeriksaan lokasi, ternyata wujud dari tanggul pengolahan limbah hanya berupa
waduk, hal ini dirasa sebagai bentuk kegiatan yang tidak mentaati peraturan dan
menyebabkan terjadinya pencemaran
KERUGIAN BAGI KORBAN
1. Dari bukti P-7 yang berupa foto lokasi yang menjadi obyek dan dikaitkan dengan
saksi sumantri, muhammad Gani yang isi pokoknya sama yakni sejak PT Bintang
Enam beraktivitas dan ditambah dengan terjadinya kebocoran tanggul pengolahan
limbah (trailing), menyebabkan kerugian bagi para nelayan setempat karena rusaknya
ekosistem laut dan menyababkan kepada kualitas dan kuantitas biota laut yang biasa
menjad tangkapan.
HUBUNGAN KAUSAL ANTARA PERBUATAN
DENGAN KERUGIAN
1. Dari bukti dan keterangan saksi yang ada, didalamnya mendapakatkan pokok
permasalahan yakni tanggul pengolahan limbah baukti (tailing) milik PT Bintang
Enam pernah 2 kali jebol pada bulan November 2008 dan Februari 2009 sehingga
limbah air bekas pencuci bauksit mengalir ke laut
2. Menurut keterangan sakis ahli mulianto dan bukti P-10 menyatakan bahwa TDS
terlalu tinggi, kekekeruhan terlalu tinggi, Ph tidak ada, lemak terlalu tinggi dan
tembaga terlalu tinggi. Hal-hal itu dapat merusak jaringan tubuh dan oragan tubuh
sehingga dapat berefek kematian
● Dari paparan diatas maka dalam kasus ini sudah terpenuhi
unsur-unsur yang diperlukan untuk bisa dikatakan melawan
hukum. PT Bintang Enam telah menimbulkan kerugian yang
sangat besar bagi nelayan yang mata pencaharian nelayan
baik secara materiil maupun immateriil sesuai dengan Pasal
1365 KUHPerdata. PT Bintang Enam telah terbukti
mencemari lingkungan laut maka Berdasarkan pasal 35 UU
no. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan
pasal 24 peraturan pemerintah No.19 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemran dan atau perusakan laut PT Bintang
Enam harus melakukan pertanggungjawaban secara mutlak
(strivt liability)
PT Bintang Enam dapat dikenai sanksi pidana menurut Pasal 99 ayat (3) juga dikenai ayat (1)
UU PPLH
“Jika pencemaran lingkungan tersebut terjadi karena perusahaan lalai sehingga mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, yang mana hal tersebut mengakibatkan orang mati, maka dipidana dengan pidana
penjara paling singkat paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling
sedikit Rp3 miliar dan paling banyak Rp9 miliar.”
05
KESIMPULAN
DAN SARAN
. KESIMPULAN
PELAPOR I
1. Nama :Ibu Julfy
2. Tempat/ Tanggal lahir :Bekasi / 3 Juli 1980
3. Umur/ Jenis Kelamin :40 tahun / Perempuan
4. Agama :Islam
5. Kewarganegaraan :Indonesia
6. Pekerjaan :Nelayan
7. Alamat :Desa Kramata No.7 RT 01/001, Kelurahan Sanggarang,
Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.
PELAPOR II
1. Nama : Bpk. Pamungkas
2. Tempat/ Tanggal lahir : Bandung / 4 Maret 1985
3. Umur/ Jenis Kelamin : 35 Tahun / Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan :Indonesia
6. Pekerjaan :Pedagang dan Ketua RW 001
1. Alamat :Desa Kramata No.15 RT 01/001, Kelurahan Sanggarang,
Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.
PERISTIWA YANG DILAPORKAN
1. Waktu Kejadian : 1 November 2006
6. Barang bukti :
URAIAN KEJADIAN : PT.Bintang Enam diduga membuang limbahnya yang belum
susuai baku mutu ke perariran lepas. Hal itu diduga merupakan penyebab dari kejadian
7. URAIAN
keracunan yangKEJADIAN
terjadi pada warga.: 150
PT.Bintang Enam
orang warga dandiduga membuang limbahnya
juga menyebabkan yang
rusaknya ekosistem
lautbelum susuai baku
yang berimbas mutumatinya
kepada ke perariran lepas.laut
ikan-ikan Halyang
itu diduga merupakan
merupakan sumper penyebab dari
mata pencaharian
warga sekitar. Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang menagku mengalami
kejadian keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga menyebabkan
kerugian hingga 70%
rusaknya ekosistem laut yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang
URAIAN KEJADIAN : PT.Bintang Enam diduga membuang limbahnya yang belum
susuai baku mutu ke perariran lepas. Hal itu diduga merupakan penyebab dari kejadian
keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga menyebabkan rusaknya ekosistem
laut yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang merupakan sumper mata pencaharian
warga sekitar. Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang menagku mengalami
kerugian hingga 70%
LAMPIRAN 2 BERITA ACARA PEMERIKSAAN
---------------- Pada hari ini Senin tanggal 30 November tahun 2009 WIB, saya : ----------------
-
Pangkat Penata (III/c) NIP. 19780910 199803 1 005 selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Lingkungan Hidup pada Kantor tersebut diatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor: Skep/554/MHH/VII/2006, tanggal 3 Juli 2006, telah
melakukan pemeriksaan terhadap seorang perempuan yang mengaku bernama: ----------------
------------------------------------------------------------------- JULFY-----------------------------------
----------------------Lahir tanggal, Bekasi / 3 Juli 1980, umur 40 tahun, Pekerjaan Nelayan ,
agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia, , alamat Desa Kramata No.7 RT 01/001,
Kelurahan Sanggarang, Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi
Kepulauan Riau ------------------------
------------------------------------------------------------- Ia diperiksa dan didengar keterangannya
sebagai saksi ahli dalam perkara tindak pidana luapan Pencemaran Laut oleh Limbah PT
Bintang Enam Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau yang melakukan pembuang
limbah ke perairan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 dan Bab IX Undang – Undang No.
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No.23/1997), sesuai dengan
Laporan Kejadian Nomor: LK/10/VII/2006/BLHD tanggal 1 November 2006 -------------------
---------------------------------------------------------- Atas pertanyaan Penyidik yang memeriksa,
yang diperiksa menjawab dan memberikan keterangan sebagai berikut: --------------------------
-----------------------------------------
PERTANYAAN : JAWABAN :
1. Apakah saudara pada hari ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani? ---------------------------------- 1.
Ya, pada hari ini saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ------------------------
Saudara diperiksa pada hari ini untuk dimintai keterangannya sebagai saksi dalam perkara tindak pidana
pencemaran laut oleh limbah Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau sehingga berakibat pada
kerusakan lingkungan fisik, kesehatan warga setempat menjadi terganggu, menyebabkan kejadian
keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga menyebabkan rusaknya ekosistem laut
yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang merupakan sumper mata pencaharian warga sekitar.
Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang menagku mengalami kerugian hingga 70%
yang dilakukan oleh PT Bintang Enam, Apakah saudara bersedia diperiksa dan memberikan keterangan
sebenar – benarnya? --------------------------------------------------------------------- 2. Ya. Saya bersedia
diperiksa dan akan memberikan keterangan dengan sebenar – benarnya.
-----------------------------------------------------
2. Apakah saudara kenal dengan tersangka (Jae) dan apa ada hubugan keluarga dengannya?-
-------- 3. Saya kenal dengan tersangka Jae , ia adalah pengelola dari PT Bintang Enam yang
beralamat kelurahan sanggarang, kecamatan Tanjung Pinang, Kota tanjung pinang, Provinsi
kepulauan Riau dan sa ya tidak ada hubungan keluarga dengan tersangka ----------------------
3. Bergerak dibidang apa PT Bintang Enam. itu? ------------------------------------------------
-------- 4. PT Bintang Enam. bergerak dibidang penambangan yang berdiri pada tahun 2008 --
4. Sejak kapan peristiwa luapan lumpur Sidoarjo terjadi? ----------------------------------------------
-------- 5. Sejak tanggal 1 November 2006, --------------------------------------------------------
5. Mengapa bisa terjadi pencemaran laut oleh limbah tersebut? ----------------------------------
-------- 6. Karena di duga terjadi pemembuang limbah yang belum susuai baku mutu ke perariran
lepas yang --------------------------------------------------------------------------------------
6. Apakah perusahaan tempat saudara bekerja memiliki izin usaha dari dinas terkait? -------------
-------- 7. Setahu saya sudah ------------------------------------------------------------------------------
7. Apakah PT Bintang Enam memiliki SOP dalam melakukan pengolahan limbah? --------------- 8.
Punya, tetapi pada saat pelaksanaannya, tidak ada pengawasan terhadap para pekerja
8. Apakah saudara terlibat dalam proyek kegiatan pegolahan limbah tersebut?
----------------------------------
-------- 9. Saya tidak terlibat dalam proyek pengolahan limbah di PT Bintang Enam------------------------
9. Apakah menurut anda tim pelaksana pengolahan limbah salah?
------------------------------------------------
-------- 10. Iya salah, karena pada pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh tim perencanaan
-------------------------------------------------------------------------------------
10. Apakah ada keluhan dari warga sekitar terkait pencemaran laut oleh limbah tersebut?
--------------------
-------- 11. Ada, mereka mengalami keracunan yang terjadi pada warga. 150 orang warga dan juga
menyebabkan rusaknya ekosistem laut yang berimbas kepada matinya ikan-ikan laut yang merupakan
sumper mata pencaharian warga sekitar. Karena hal ini, para nelayan di daerah pesisir Senggarang
menagku mengalami kerugian hingga 70% ----------------------------------------------------------------------
11. Lalu, apakah tanggapan saudara mengenai keluhan tersebut? ---------------------------------------
-------- 12. Saya kasihan karena akibat pengolahan limbah mereka menjadi seperti ini --------
12. Apakah saudara mengetahui bahwa kegiatan itu melanggar hukum dan menyebaban dampak buruk pada warga
dan lingkungan? ---------------------------------------------------------------------
-------- 13. Tidak, tetapi saya tahu dalam pelaksanaan pengolahan limbah tidak sesuai dengan SOP yang berlaku
------------------------------------------------------------------------------------------
13. Apakah peran Direktur dalam memimpin sudah baik?
-------- 14. Belum sepenuhnya, karena beliau masih kurang tegas dalam pelaksanaan pengeboran migas.
-----------------------------------------------------------------------------------------
14. Apakah semua keterangan yang telah saudara berikan sekarang ini sudah yang sebenarnya dan dapat
mempertanggungjawabkan didepan Sidang Pengadilan? --------------------------------
-------- 15. Ya, saya akan bersedia mempertanggungjawabkan semua keterangan yang saya berikan dimuka
pengadilan. ------------------------------------------------------------------------------
15. Apakah didalam pemeriksaan saat ini saudara merasa dipaksa atau ditekan baik oleh pemeriksa sendiri maupun
orang-orang lain dalam memberikan keterangan diatas? ---------------------------------- 16. Dalam pemeriksaan ini saya
tidak merasa dipaksa atau ditekan baik oleh pemeriksa sendiri maupun orang-orang lain.
----------------------------------------------------
---------------- Setelah selesai Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat kemudian dibacakan kembali
kepada yang diperiksa dan yang diperiksa membenarkan semua keterangannya dengan
membubuhkan tandatangannya dibawah ini. ---------------------------------------------------------------
YANG DIPERIKSA
JULFY
---------------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya mengingat
kekuatan sumpah jabatan sekarang ini, kemudian ditutup dan ditandatangani pada hari dan tanggal
tersebut diatas. --------------------------------------------------------------------------------------------------
PENYIDIK
FIKIH PRIHANTORO
Penata, III/c
NIP. 19780910 199803 1 005
Lampiran 3
SURAT TANDA PENERIMAAN BARANG BUKTI
Selaku polisi pada kantor tersebut diatas berdasarkan surat perintah tugas nomor Skep 554/MHH/VII/2006 bersama – sama dengan :
Demikian surat tanda terima barang bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan
kemudian ditandatangani bersama – sama pada hari senin dan tanggal 26 November 2009 di PT
Bintang Emon
TERIMA
KASIH