Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR FILSAFAT

TAHUN AJARAN 2019/2020


KELOMPOK 1

Nama : Sophia Rosa Rizqi Anisa


Inas Nafi’ah
Lailya Nur Istiqomah
Tiara Ayu Eka Pertiwi
Merida Safa Pervia
Intan Khoirunnisa Habibah
Fragma Dwika Dewi Maharani
Regitadani Nur Aeni
Lisa Rahmawati
DEFINISI FILSAFAT

Filsafat berasal dari kata yunani kuno = philosophia, yang berarti Sikap bertanya ;
pecinta kebijaksanaan
PENGERTIAN FILSAFAT

• Al Farabi
– Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
• Plato ( 428 -348 SM )
– Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
• Aristoteles ( (384 – 322 SM)
– Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat
bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan
ilmu.
• Cicero ( (106 – 43 SM )
– Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat
sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Ilmu pengetahuan sebagai sarana
umum pengantar
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan
memecahkan berbagai persoalan hidup. Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting
mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam
memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa yang
diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya.
Pada abad modern ini, ilmu-ilmu pengetahuan telah merasuki setiap sudut kehidupan manusia. Prasetya T.
W. dalam artikelnya yang berjudul “Anarkisme dalam Ilmu Pengetahuan Paul Karl Feyerabend”
mengungkapkan bahwa ada dua alasan mengapa ilmu pengetahuan menjadi begitu unggul. Pertama,
karena ilmu pengetahuan mempunyai metode yang benar untuk mencapai hasil-hasilnya. Kedua, karena
ada hasil-hasil yang dapat diajukan sebagai bukti keunggulan ilmu pengetahuan. Dua alasan yang
diungkapkan Prasetya tersebut, dengan jelas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memainkan peranan
yang cukup penting dalam kehidupan umat manusia. Akan tetapi, ada pula tokoh yang justru anti terhadap
ilmu pengetahuan. Salah satu tokoh yang cukup terkenal dalam hal ini adalah Paul Karl Feyerabend.
Meskipun demikian, pada kenyataannya peranan ilmu pengetahuan dalam
membantu manusia mengatasi masalah kehidupannya sesungguhnya terbatas.
Keterbatasan itu terletak pada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan yang hanya
membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Karena pembatasan itu, ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang keseluruhan
manusia. Untuk mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu pengetahuan membutuhkan
filsafat. Sehingga filsafat dianggap menjadi hal yang penting.
FENOMENOLOGI PENGETAHUAN DAN
ILMU PENGETAHUAN

a) Pengertian Fenomenologi
– Sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah
fenomena
– Ilmu fenomenologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu hermeneutik
(ilmu yang mempeljari arti daripada fenomenologi).
– Secra harfiah : fenomenologi fenomenalisme adalah aliran atau paham yang
mengganggap nahwa fenomenalisme (gejala ) sumber pengetahuan dan
kebenaran
– Tokoh fenomenologi : Endmund Husseri (1859-1938)
– Selalu berupaya ingin mendekati realitas tidak elalui argumen-argumen,
konsep-konsep, atau teori ilmu “zuruck zu den sachen seibst”
– Fenomenologi banyak diterapkan dalam epistemology, psikologi, antropologi,
dan studi-studi keagaamaan (kajian atas kitab suci).
b) Fenomenologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan
– Secara epistemologi dalam gejala terbentuknya pengetahuan manuia itu, yaitu
antara kutub si pengenal dan kutub yang dikenal, atau antara subyek dan obyek
– Baik subyek dan obyek merupakan satu kesatuan asasi bagi terwujudnya
pengetahuan manusia.
– Dalam hal ini, subyek adalah manuda dengan akal budinya, sedanhkan obyek
adalah kenyataan yang diamati dan dialami di alam semesta ini. Keduanya harus
terbuka dan terarah satu sama lain.
– Pengetahuan terwujud jika manusia sebagai bagian dari obyek. Berkat unsur
jasmaniyah, manusia mampu menangkap obyek yang ada di sekitarnya karena
tubuh jasmani manusia adalah bagian dari realitas alam semesta ini, serta
dengan bantuan jiwa dan akal budinya, manusia mampu mengangkat
pengetahuan abstrak tentang berbagai obyek lain serta bersifat temporal,
konkrit, jasmani-inderawi tadi ke tingka abstrak dan karena itu universal.
– Pengetahuan manusia tidak hanya berkaitan dengan obyek konkrit, khusus yang
dikenalnya melalui pengamatan inderawinya, melainkan juga melalui itu
dimungkinkan untuk sampai pada pengetahuan abstrak tentang berbagai obyek
lain secara teoritis dapat dijangkau oleh akal budi manusia.
– Pengetahuan manusia yang bersifat umum dan universal memungkinkan untuk
dirumuskan dan dikomunikasikan dalam bahasa yang bersifat umum dan
universal untuk bisa dipahami oleh siapa saja dari waktu dan tempat mana saja.
– Pengetahuan yang semula bersifat langsung dan spontan, kemudian diatur dan
dilakukan secara sistematis sedemikian rupa, sehingga isinya dapat
dipertanggungjawabkan, atau dapat pula dikritik dan dibela, maka dapat lahir
yang biasa dikenal sebagai ilmu pengetahuan.
– Jadi Ilmu Pengetahuan muncul karena apa yang sudah diketahui secara spontan
dan langsung, disusun dan diatur secara sistematis dengan menggunakan metode
tertentu yang bersifat baku.
FILSAFAT PENGETAHUAN DAN
ILMU
– Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat
ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan
timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
– Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan
zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk
mencari pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan dari Archie J.Bahm (1980) bahwa ilmu pengetahuan
(sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu berubah.
– Dengan demikian setiap perenungan yang mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk ke dalam kawasan
filsafat. Menurut Koento Wibisono (1984), filsafat dari suatu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha untuk
memahami hakekat dari sesuatu “ada” yang dijadikan objek sasarannya, sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang
merupakan salah satu cabang filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah
hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri. Sementara ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Fokus Filsafat Ilmu Pengetahuan

– Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang imajinatif. Metode ilmu pengatahuan
adalah metode yang logis karena ilmu pengetahuan mempraktekkan logika. Namun
selain logika temuan dalam ilmu pengetahuan dimungkinkan akal budi manusia yang
terbuka pada realitis. Keterbukaan budi manusia pada realitis itu kita sebut imajinasi.
Maka logika dan imajinasi merupaka dua dimensi penting dalam cara kerja ilmu
pengetahuan
– Logika dan imajinasi akan berjalan bersamaan. Ilmu pengetahuan telah berkembang
sebagai bagian dari hidup kita sebagai manusia sebagai masyarakat. Dengan alasan
filsafat ilmu perlu mengarahkan diri kepada metode ilmu pengetahuan dan
masyarakat, antara ilmu pengetahuan dan politik yang harus kita bangun dalam
masyarakat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai