Anda di halaman 1dari 10

perilaku organisasi

perubahan organisasional
&
manajemen stres

D O S E N P E N G A M P U :
A D I L U K M A N H A K I M S . E . , M . M
NAMA KELOMPOK

Dian Fitri Oktafiani Dimas Septian Farihah Alfi Damayanti


Hidayatulloh ( 2201010298)
( 2201010255) (2201010299)
pengertan perubahan
organisasional
Perubahan Organisasi adalah suatu proses dimana
organisasi tersebut berpindah dari keadaannya yang
sekarang menuju ke masa depan yang diinginkan untuk
meningkatkan efektifitas organisasinya. Tujuannya
adalah untuk mencari cara baru atau memperbaiki dalam
menggunakan resources dan capabilities dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam
menciptakan nilai yang diinginkan kepada stakeholders.
Menurut Desplaces (2005) perubahan yang terjadi dalam
organisasi seringkali membawa dampak ikutan yang
selalu tidak menguntungkan. Bahkan menurut
Abrahamson (2000), perubahan itu akan menimbulkan
kejadian yang “dramatis” yang harus dihadapi oleh
semua waga organisasi.
kekuatan-kekuatan
penyebab perubahan
b
- Kekuatan-kekuatan eksternal

- Kekuatan-kekuatan internal
Penanggulangan Penolakan terhadap
Perubahan
Menurut Kotter dan Schlesinger ada enam penanggulangan perubahan, yaitu :

• Pendidikan dan komunikasi


• Partisipasi dan keterlibatan
• Kemuadahan dan dukungan
• Negosiasi dan Tujuan
• Manipulasi dan bekerja sama
• Paksaan eksplisit dan implisit
pengertian manajemen stres dan kerja
stres
• Menurut John Suprihanto, Prakoso Hadi (2001:62) bahwa sres adalah konsekuensi setiap tindakan dan situasi
lingkungan yang menimbulkan tuntunan psikologis dan fisik yang berlebih pada seseorang.
• Menurut Charles D, Spielbierger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa stres adalah tuntunan-
tuntunan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus
yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan
yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
• Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stress sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri
yang dipengaruhi oleh perbedaan dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi
atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntunan psikologis dan fisik seseorang, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntunan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam
menghadapinya dapat berbeda.
Dari uraian diatas penulis dapat disimpulkan bahwa stress adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang
individu dihadapkan pada peluang, tuntunan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh
individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
Jenis-jenis stres
EUSTRESS

yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,


positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal
tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga
organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,
fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat
performance yang tinggi.

DISTRESS
yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat tidak
sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal
tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga
organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat
ketidak hadiran (absenteeism) yang tinggi, yang
diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan
kematian.
Gejala-gejala stres
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa kasus stress pekerjaan dan
menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu

Gejala psikologis Gejala perilaku


01 • Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan 03
mudah tersinggung. • Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen
• Perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam dari pekerjaan.
(kebencian). • Menurunnya prestasi (performance).
• Memendam perasaan, penarikan diri, dan • Meningkatnya penggunaan minuman keras
depresi. dan obat-obatan.
• Komunikasi yang tidak efektif.
• Perasaan terkucilkan. Adapun gejala-gejala stress di tempat kerja yang
sering terjadi, yaitu meliputi
02 Gejala fisiologis
Kepuasan kerja rendah,Kinerja yang
• Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah,
menurun,Semangat dan energi menjadi
dan kecenderungan mengalami penyakit
hilang,Komunitas tidak lancar,Pengambilan
kardiovaskular.
keputusan jelek,Kreatifitas dan inovasi
• Kelelahan secara fisik dan kemungkinan
kurang,Bergulat pada tugas-tugas yang tidak
mengalami sindrom kelelahan yang kronis
produktif.
(chronic fatigue syndrome).
Dampak Stres
Pada umumnya stress kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya
gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustasi dan sebagainya (Rice, 1999). Sedangkan
Arnold (1986) menyebutkan bahwa ada empat konsekuensi yang dapat terjadi akibat
stress kerja yang dialami oleh individu, yaitu terganggungnya kesehatan fisik,
kesehatan psikologis, performance, serta mempengaruhi individu dalam
pengambilan keputusan.Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan
menggunakan 76 sampel manager dan mandor di perusahaan swasta menunjukkan
bahwa efek stress mereka yang rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah :
• Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegub kencang,denyut jantung
meningkat, bibir kering, berkeringat, mual.
• Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa
berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stress.
cara mencegah stres

Dalam mengatasi stress terdapat banyak teknik


yang dapat dipergunakan untuk pengurangan
stress yang terjadi. Empat pendekatan yang
paling sering digunakan adalah
• relaksasi otot
• biofeedback
• meditasi
• dan restrukturisasi kognitif

Anda mungkin juga menyukai