Anda di halaman 1dari 18

Menyusui Dalam Ibadah

Kelompok 3

Amalia Salfadila (32102200011)


Astika Putri Salsabila (32102200019)
Desy Puspita Sari (32102200025)
Meliza Paramita Sari (32102200060)
Nuria Citra Maulidia (32102200069)
Putri Febriyanti Ludin (32102200075)
Septi Hidayanti (32102200085)
Yayuk Agustin (32102200096)
Wengski Sativa (32102200092)
Debi Silvia Rahma (321022000100)
Maharani Cahyaningtya (321022000102)

Dosen Pengampu : Meilia Rahmawati Kusumaningsih,S.ST.,M.Keb


BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Air susu ibu bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu cairan yang
terdiri dari sel-sel yang hidup seperti darah. ASI mengandung sel darah putih,
antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim serta zat yang dapat
membunuh bakteri dan virus. Sedangkan susu formula adalah cairan yang berisi zat
yang mati. Ada beberapa hal yang menghambat pemberian ASI, diantaranya adalah
karena rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui
yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas
kesehatan, persepsipersepsi sosial-budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi
yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu
singkat, tidak adanya ruang ditempat kerja untuk menyusui atau memompa ASI)
dan pemasaran agresif oleh perusahaanperusahaan pembuat susu bayi yang tidak
hanya mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas kesehatan
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Pengertian Menyusui

Kata ‘menyusui’ dalam Kamus Bahasa Indonesia


diartikan dengan “memberikan air susu untuk
diminum kepada bayi dari buah dada”. Sedangkan
dalam bahasa Alquran, setidaknya ada dua term Secara bahasa kata al-radhâ’a
yang digunakan untuk menunjukkan pada kegiatan bermakna menyusui, baik itu seorang
yang berkaitan dengan menyusui, yaitu: Pertama, perempuan atau pun binatang.
digunakan kata kerja radhi’a-yardha’u- Sedangkan secara istilah berarti
radhâ’an-radhâ’atan, untuk menunjukkan makna menyampaikan air susu seorang
pada kegiatan menyusui. perempuan kepada mulut bayi yang
belum sampai usianya dua tahun

Yang kedua fishâl, yang merujuk pada makna


menyapih. Secara bahasa fishâl bermakna
fithâm, yaitu menceraikan. Maksud
menceraikan disini yakni pemisahan anak dari
susuan, atau pemisahan susuan karena anak
terpisah dari asupan susu ibunya dan beralih
kepada asupan makanan lainnya.
KONSEP AR-RADA’AH DALAM AL-
QUR`AN

Q.S. Al-Baqarah:
[2]: 233 dan menyebutkan bahwa dua tahun adalah lama waktu yang
Luqman [31]: 14 disarankan kepada ibu untuk menyusui
bayinya. .

disebutkan bahwa jumlah total masa dalam kandungan


dan masa menyusui bayinya adalah 30 bulan. Apabila
usia kandungan adalah sembilan bulan maka masa
Q.S. Al-Ahqaf [46]: pemberian ASI ekslusif sebaiknya adalah 21 bulan. Bila
15 ketiga ayat ini kita gabungkan dengan sedikit bantuan
hitungan matematis maka akan diperoleh angka antara
tujuh hingga sembilan bulan masa kehamilan yang
normal.
Manfaat
memperkuat sistem kekebalan
sebagai pencegah datangnya penyakit. tubuh
Karena ASI sangat penting dalam
‘membentengi’ bayi dari berbagai
penyakit. Bayi yang baru lahir, tentu menurunkan resiko terjadinya
sangat rentan terhadap berbagai hal alergi
‘asing’ yang selama kurang lebih 9
bulan tidak diterimanya sewaktu dalam menurunkan resiko terjadinya penyakit pada saluran
kandungan. pencernaan, seperti diare dan meningkatkan kekebalan pada
sistem pencernaan

menurunkan resiko gangguan pernafasan.

Diantara
keistimewaan ASI, kaya akan AA | DHA yang mendukung pertumbuhan
yang oleh Harun kecerdasan anak

Yahya disebut
sebagai “cairan memiliki komposisi nutrisi yang tepat dan seimbang

ajaib”,
memiliki resiko lebih rendah dari penyakit jantung dan
darah tinggi dikemudian hari.
BAB 3
Analisis
artikel
Pencegahan penyakit
pada ibu : mencegah masitis, Kanker
payudara dan kanker ovarium
Pada anak : mencegah sakit ,diare, stunting
PENCEGAHAN MASITIS

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sartika, Ainun Mardiah dan
Khoirunisa Marpaung pada tahun 2021 dengan judul penelitian faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya mastitis pada ibu menyusui di klinik pratama salma
hamparan perak tahun 2020 didapatkan hasil di Klinik Pratama Salma Hamparan Perak
Tahun 2020, hubungan Frekuensi menyusui dengan terjadinya mastitis pada Ibu
menyusui diketahui bahwa dari 30 Responden ibu Menyusui dengan Frekuensi menyusui
kategori baik sebanyak 19 orang (63,3%) yang mengalami mastitis 0 orang (0%) dan
tidak mengalami 19 orang (63,3%) dan dalam kategori Kurang sebanyak 11 orang
(36,6%) yang mengalami mastitis sebanyak 9 orang (30%) yang tidak mengalami
mastitis 2 orang (6,6%). Sehingga dapat disimpulkan Ada hubungan antara pengetahuan,
Peran tenaga kesehatan, frekuensi menyusui dengan terjadinya mastitis dan tidak ada
hubungan antara pekerjaan dengan terjadinya mastitis pada Ibu menyusui di Klinik
Pratama Salma Hamparan Perak Tahun 2020.
PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA

Dalam penelitian Aji Mohammad Irfannur dan Lia Kurniasari


tahun 2021 menjelaskan dari 216 orang responden penelitian
didapatkan bahwa responden yang menyusui dan mengalami kanker
payudara ada sebanyak 33 orang (15,3%) dan responden yang tidak
menyusui dan juga tidak mengalami kanker payudara ada sebanyak
118 orang (54,6%). Setelah melakukan uji statistik pearson chi
square mendapatkan hasil p-value yaitu 0,000. Hal ini lebih kecil
daripada nilai alpha 0,05 yaitu bisa ditarik kesimpulan bahwa
terdapat hubungan terhadap riwayat menyusui terhadap kejadian
kanker payudara.
PENCEGAHAN DIARE ANAK

Faktor prognostik utama kematian balita di rumah sakit adalah


diare dan pneumonia. (Post, 1992). anak-anak mendapat ASI
eksklusif selama 6 bulan dan disusui sampai 12 bulan menurunkan
tingkat rawat inap untuk penyakit diare di rumah sakit dari Sistem
Kesehatan Masyarakat Brasil (SUS, akronim dalam bahasa
Portugis), sehingga berdasarkan Studi yang dianalisis menunjukkan
menyusui sebagai hal yang penting faktor dalam pencegahan dan
perlindungan terhadap diare pada anak di bawah 2 tahun. Hasilnya
menunjukkan bahwa ini praktek penting untuk mengurangi
kematian pasca-neonatal dan angka rawat inap akibat penyakit
diare di anak-anak
Pengobatan dengan menyusui
1. Pengobatan dengan Menyusui dapat
menurukan terjadinya obesitas
2. Membantu refleks menyusui bayi
3. Membantu perubahan kadar bilirubin
MEMBANTU REFLEK BAYI

Refleks menyusu yang ditemukan pada responden penelitian dari


40 bayi baru lahir yang dilakukan dan tidak dilakukan IMD adalah 22
(55%) bayi baru lahir memiliki refleks menyusu baik. Bayi baru lahir
yang tidak memiliki refleks menyusu tidak baik ada 18 (45%) dengan
rincian bayi baru lahir yang dilakukan IMD memiliki refleks menyusu
(+) ada 15 (37,5%) bayi, refleks menyusu (-) ada 5 (12,5%) bayi,
sementara untuk bayi yang tidak dilakukan IMD refleks menyusu (+) 7
(17,5%) bayi, refleks menyusu (-) 13 (32,5%) bayi. Sehingga
didapatkan kesimpulan Setelah dilakukan uji chi-square didapatkan
hasil nilai pearson chi-square 0,011, jadi nilai P < 0,05 hal ini
menandakan ada hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan
refleks menyusu pada bayi baru lahir di Ruang Kebidanan RSUD Ratu
Zalecha Martapura Kalimantan Selatan Tahun 2012.
Membantu menurunkan lemak ibu

Dalam penelitian berjudul hubungan pemberian asi eksklusif dengan


penurunan persen lemak tubuh ibu menyusui oleh yulia harsanti, aryu candra
kusumastuti tahun 2013 didapatkan Penurunan persen lemak tubuh yang
tertinggi pada ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 12 subjek (63,2%)
sedangkan ibu yang memberikan ASI tidak eksklusif sebanyak 9 subjek
(25,7%). Berdasarkan analisis menggunakan uji Chi Square menghasilkan p-
value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pemberian
ASI eksklusif dengan penurunan persen lemak tubuh. Nilai Risiko Relatif (RR)
didapatkan 2,7 yang artinya penurunan persen lemak tubuh ibu yang
memberikan ASI eksklusif 2,7 kali lebih besar dibandingkan yang tidak
memberikan ASI eksklusif
Membantu kadar bilirubin normal

Dalam penelitian yang dilakukan tahun 2019 berjudul pengaruh inisiasi


menyusui dini terhadap perubahan kadar bilirubin pada bayi baru lahir di
ruang perinatologi rsud al ihsan bandung provinsi jawa barat oleh pandith
arismunandar , wulan novika ambarsari dan nunung nurhayati didapatkan
hasil rerata usia ibu yang melakukan IMD adalah 27,7 tahun sedangkan rata-
rata usia ibu yang tidak melakukan
IMD adalah 29,7 tahun. rerata berat badan bayi yang melakukan IMD adalah
3039 gram sedangkan rata- rata berat badan bayi yang tidak melakukan IMD
adalah 3086. Semua Bayi Baru Lahir yang di lakukan IMD sebanyak 15 bayi
(100 %) memiliki Kadar bilirubin Normal. Dan hampir seluruhnya Bayi Yang
tidak dilakukan IMD sebanyak 10 bayi (66.7%) Memiliki Kadar Bilirubin Tidak
Normal.
Pemberian ASI sangat penting untuk tumbuh
kembang bayi,yaitu untuk mencegah dari diare pada
bayi, pencegahan bayi sakit . Dan untuk mencegah
penyakit kanker ovarium dan mastitis pada ibu dan
menyusui sudah dijelaskan pada Al-Qur'an yang
banyak sekali manfaat nya untuk kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai