Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MATA KULYAH TARIKH AL-ADAB


Dosen Pembimbing :Sri Sudiarti, S.Ag, M.Pd.I

Disusun oleh :

M. Kamal Fathoni

Muhammad Rujaya

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


IAIN STS JAMBI
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta Alam, senandung nada sholawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad saw beserta para sahabat, dan
semoga kesjahteraan selalu berlimpah kepada beliau dan para pengikutnya.
Sejalan dengan itu semua, maka dengan segala kemampuan yang kami miliki
dengan berbagai usaha yang kami lakukan dalam pembuatan makalah Tarikh Al-Adab
ini. Tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karenanya sudilah
kiranya sahabat-sahabat dan dosen pembimbing memberikan teguran positif yg bisa
memperbaiki makalah kami ini semoga Allah meridhoi usaha kami dan mencatat sebagai
amal sholeh. Dan kepada para pembaca yang telah sudi memberi pembetulan dan
teguran, sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
Akhirnya kepada Allah kita kembali, kesempurnaan hanya miliknya dan kepadaNya kami memohon ampunan.

Hormat Kami

BAB II
PEMBAHASAN

) , , (
A. Keadaan Sastra Pada Masa Abbasiyah
Masa Bani Abbasiyah sering disebut-sebut sebagai Masa Keemasan Islam, pada
masa ini geliat intelektual dan perkembangan peradaban Islam mencapai puncaknya
termasuk kajian tentang sastra pada masa ini juga mengalami perkembangan, hal itu
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adanya dukungan dari pemerintah untuk
mengembangan kegiatan intelektual, salah satu bentuk apresiasi pemerintah adalah
dengan di dirikannya lembaga penerjemahan Darul Hikmah. Namun hal lain yang perlu
dicatat ialah bahwa pada masa ini banyak terjadi kekeliruan berbahasa di tengah
masyarakat akibat pergumulan yang kuat bangsa Arab dengan bangsa Ajam (non Arab).
B. Ciri Umum Sastra Pada Masa Abbasiyah
Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara masa abbasiyah dengan masamasa sebelumnya khususnya masa umawi, diantaranya adalah :
1. Tujuan pengungkapan sastra dan orientasi syair mengalami perluasan.
2. Bahasa, pada masa ini mengalami kemunduran karena asimilasi bangsa arab
dengan ajam yang berpengaruh terhadap kualitas kebahasaan serta sering terjadi
kesalahan bahasa.
3. perluasan wilayah kajian sastra yang tidak hanya pada wilayah syair tetapi juga
prosa sehingga memunculkan karya-karya novel, buku-buku sastra, riwayat dan
hikayat, serta munculnya genre baru .

C. Pembagian Syiir Pada Masa Abbasiyah


Adapun puisi (Syir) terbagi atas dua bagian, yaitu asy-Syir al-Ginai dan asySyir al-Hikami atau asy-Syir at-Talimi. Asy-Syir al-Ginai merupakan puisi hiburan
yang berisi ungkapan perasaan sang penyair. Puisi ini terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1.

Asy-Syir al-Wijdani, adalah puisi yang mengungkapkan perasaan penyair, seperti

gembira, suka cita, dan berita. Para penyair yang dipandang sebagai tokoh dalam puisi
jenis ini adalah Abu Firas al-Hamdani (932-968) dengan kumpulan puisinya yang
terkenal Diwan Abi Firas yang diterbitkan pertama kali tahun 1873, dan al-Mutanabbi
yang terkenal dengan kumpulan puisinya Diwan al-Mutanabbi.
2.

Asy-Syir al-Ratsai, adalah puisi hiburan yang diungkapkan oleh penyair ketika

meratapi seseorang yang telah meninggal. Di antara sastrawan yang dianggap tokoh
dalam puisi jenis ini adalah al-Muahhil (w. 531) dengan kumpulan puisinya yang
terkenal Ratsauh li Akhihi Kulaib (Ratapannya kepada Saudaranya Kulaib), dan Abu
Jazrah Jarir bin Atiyah (653-7330 dengan kumpulan puisinya yang terkenal Diwan Jarir
fi al-Madh wa ar-Ratsa (Kumpulan Puisi Jarir tentang Sanjungan dan Ratapan).
3.

Asy-Syir al-Fakhr, adalah puisi yang menyanjung kebesaran dan keperkasaan

seseorang atau kelompok tertentu. Yang dianggap sebagai tokoh dalam jenis puisi ini
ialah Antarah bin Syaddad (w. 615) dengan kumpulan puisinya yang terkenal Diwan
Antarah fi al-Fakhr wa al-Hamasah wa al-Gazal (Kumpulan Puisi Antara Tentang
Kebanggaan, Semangat, dan Sajungan).
Adapun asy-Syir al-Hikami atau asy-Syir at-Talimi adalah puisi yang berisikan
pendidikan atau pengajaran. Yang dianggap tokoh dalam jenis puisi ini ialah Zuhair bin
Abi Sulma (530-627) dengan karyanya al-Hauliyyat, Labib bin Rabiah (560-661) yang
terkenal dengan karyanya Hikmah ar-Ratsa (Mutiara-Mutiara Ratapan), Addi bin Zaid
(w.

604)

yang

terkenal

dengan

puisi

Hikam

(Kata-Kata

Mutiara)

dan Zuhdiyyat (Kezuhudan), Abu al-Ala al-Maarri (973-1058) yang terkenal dengan
karyanya al-Luzumiyyat (Kebutuhan)

dan Risalah

al-GufranLamiyah

ibn

al-

Wardi (Ratapan Ibnu al-Wardi), dan Nasif al-Yaziji (1800-1871) dengan puisinya yang
terkenal Diwan Syir Nasif. (Risalah Pengampunan).

D. Tujuan Syiir
Setiap syiir mempunyai tujuan masing-masing sesuai dengan masanya. Di masa
Abbasiyyah ini pun, syiir memiliki beberapa tujuan layaknya syiir di masa yang jahili
dan shodrul Islam. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a)

Al Washfu
Penyairnya: Abu Ubadah al- Walid yang masyhur dengan nama: Buhturi.
Contoh:

b)

Al Madhu
Penyairnya: Abu Thoyyib Ahmad Ibn Husain, masyhur dengan nama Mutanabbi.
Contoh:

c)

Al Ghozal
Penyairnya: Abbas Ibn Ahnaf.
Contoh:

d)

Al Fakhr wal Hammasah


Penyairnya: habib ibn Aus ath- Thoi yang dikenal dengan nama abu tamam.
Contoh:

e)

Menceritakan Kezuhudan
Penyairnya: Ismail Ibn al- Qasim, masyhur dengan Abu al- Atahiyah.
Contoh:

f)

Angan-angan tentang hidup dan mati


Penyairnya: Abu al-Ala Ahmad Ibn Abdillah al- Maarriyy.
Contoh:

KESIMPULAN

Pada masa pemerintaha bani Abbasiyah, puisi (Syir) terbagi atas dua bagian,
yaitu asy-Syir al-Ginai dan asy-Syir al-Hikami atau asy-Syir at-Talimi. Asy-Syir alGinai merupakan puisi hiburan yang berisi ungkapan perasaan sang penyair. Sedangkan
asy-Syir al-Hikami atau asy-Syir at-Talimi adalah puisi yang berisikan pendidikan
atau pengajaran.
Puisi . Asy-Syir al-Ginai terdiri dari tiga bagian yaitu :

Asy-Syir al-Wijdani adalah puisi yang mengungkapkan perasaan penyair, seperti


gembira, suka cita, dan berita.

Asy-Syir al-Ratsai, yaitu puisi hiburan yang diungkapkan oleh penyair ketika
meratapi seseorang yang telah meninggal.

Asy-Syir al-Fakhr, yaitu puisi yang menyanjung kebesaran dan keperkasaan


seseorang atau kelompok tertentu.

Anda mungkin juga menyukai