Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ulama Islam sangat membutuhkan kaidah-kaidah hukum yang
sudah dibukukan untuk dijadikan rujukan dalam menggali dan menetapkan
hukum.Ulama-ulama terdahulu telah membuat teori-teori ushul yang dipegang
oleh para pengikutnya masing-masing.
Ushul Fikih tumbuh dan berkembang dengan tetap berpijak pada Al
Quran dan Sunnah seperti ilmu-ilmu keagamaan lain dalam islam.Ushul Fikih
dibagi menjadi beberapa bagian misalnya: ijtihad,qiyas, nasaqh, dan takhsis
sudah ada pada zaman Rasullullah dan sahabat.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Ushul Fiqh Pada
Jurusan PAI, STAI YAPTIP Kampus II Ujung Gading.
2. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan Sejarah Pemikiran Fiqh dan Ushul Fiqh Serta Perkembangannya

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemikiran Fiqh dan Ushul Fiqh
Fiqih lahir bersamaan dengan lahirnya agama islam, sebab agama
Islam itu sendiri, adalah kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya, serta hubungan manusia sesamanya.
Karena luasnya aspek yang diatur oleh Islam, para ahli membagi ajaran islam
membagi kedalam beberapa bidang, seperti bidang aqidah, ibadah dan
muamalah. Kesemua ini di masa Rasulullah diterangkan didalam al-qur`an
sendiri yang kemudian diperjelas lagi oleh Rasulullah dalam sunnahnya.
Hukum yang diterapkan dalam al-qur`an atau sunnah kadang-kadang
dalam bentuk jawaban dari suatu pertanyaan atau disebabkan terjadinya suatu
kasus atau merupakan keputusan yang dikeluarkan Rasulullah ketika
memutuskan sesuatu perkara. Jadi sumber fiqh dimasa itu hanya dua ialah Alqur`an dan sunnah/ hadist.
Dimasa sahabat banyak terjadi pelbagai peristiwa yang dahulunya
belum pernah terjadi. Maka untuk menetapkan hukum terhadap peristiwa yang
baru itu para sahabat terpaksa berijtihad, dalam ijtihad ini kadang-kadang
terdapat kesepakatan pendapat, seperti ini dinamakan " ijma` " dan kadangkadang terjadi perbedaan pendapat yang dinamakan "atsar". Para sahabat tidak
akan menetapkan hukum sesuatu perbuatan kecuali memang sudah terjadi, dan
hasil ijtihad para sahabat tidak dibukukan karena itu hasil ijtihad mereka
belum dianggap sebagai ilmu, tetapi hanya merupakan pemecahan terhadap
kasus yang mereka hadapi. Karena tiu hasil ijtihad para sahabat belum
dinamakan fiqh dan para sahabat yang mengeluarkan ijtihad belum dapat
dinamakan fuqaha.
Pada abad kedua dan ketiga hijriah, yang dikenal dengan masa tabi`in,
tabi`in -tabi`in dan imam-imam mazhab, daerah yang dikuasai oleh umat
islam makin melas, danyak bangsa-bangsa yang bukan bangsa arab memeluk

Islam. Karna itu bermunculan pelbagai kasus baru yang belum pernah terjadi
dimasa sebelumnya.
Karna kasus baru inilah yang memaksa para fuqaha berijtihad mencari
hukum kasus itu, dalam berijtihad mereka bukan saja berbicara yang mungkin
terjadi pada masa mendatang. Jadi sumber fiqh pada masa itu di samping alqur`an dan sunnah ditambah lagi dengan sumber lain, seperti ijma`, Qiyas,
Istihsan, Istishab, Maslahatul mursalah, mazhab sahabat dan syariat sebelum
islam.
Dimasa ini dimulai gerakan pembukaan sunnah, fiqh, dan pelbagai
cabang ilmu pengetahuan lainnya.Dalam mencatat fiqh disamping mencatat
penadat, juga ditambah dengan dalil-dalil pendapat baik al-qur`an maupun
sunnah atau dari sumber lainnya. Pada mas ini orang yang berkecimpung
dalam ilmu fiqh dinamakan " fuqaha " dan ilmu pengetahuan mereka
dinamakan "fiqih".
Orang yang pertama mengambil inisiatif dalam bidang ini adalah
malik bin anas yang mengumpulkan sunnah, pendapat para sahabat dan
tabi`in, yang dikumpulkan didalam sebuah kitab yang dinamakan "Muwatha",
yang menjadi pegangan orang hijaz. Imam abu menulis beberapa buah kitab
tetang fiqh yang menjadi pegangan orang iraq, Imam muhamad bin hasan
salah seorang murid Imam Abu Hanifah telah mengumpulkan pendapatpendapat Imam Abu Hanifah dalam sebuah kitab " Zhirur Riwayah " yang
menjadi dasar mazhab Hanafi, dan di mesir Imam Syafi`i menyusun kitab "AlUm", yang menjadi dasar mazhab syafi`i.
Para ulama islam sangat membutuhkan kaidah-kaidah hukum yang
sudah dibukukan untuk dijadikan rujukan dalam menggali dan menetapkan
hukum.Ulama-ulama terdahulu telah membuat teori-teori ushul yang dipegang
oleh para pengikutnya masing-masing.
Orang yang pertama yang menyusun ilmu ushul fikih dari golongan
Hanafiyah yaitu;Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Muhammad Ibnu Ali Hasan.
Sedangkan dari golongan Malikiyah juga mengklaim bahwa imam Malik
adalah orang yang pertama yang berbicara tentang ushul fikih.Begitu pula dari
i

golongan Imamiyah mengklaim bahwa orang yang pertama menyusun kitab


Ushul Fikih adalah Muhammad Al- Baqir Ibnu ali Zain Al- Abidin.Serta dari
golongan Syafiiyah pun mengklaim bahwa

syafii- lah orang pertama

menyusun kitab ushul fikih.


Adapun penulisan tentang ushul fikih mempunyai dua teori yaitu:
1. Merumuskan kaidah-kaidah fikiyah bagi setiap bab dalam bab-bab fikih
dan menganalisisnya serta mengaplifikasikan masalah Furu atas kaidahkaidah tersebut.
2. Merumuskan kaidah-kaidah yang dapat menolong seorang mujtahid untuk
meng istinbat hukum dari sumber hukum syarI, tampa terpikat oleh
pendapat seorang fakih atau suatu pemahaman yang sejalan dengannya
maupun yang bertentangan.
As-SyafiI adalah peletak batu pertama pada ilmu Ushul Fikih.Kitab
ini tersusun dengan metode tersendiri, objek pemahamannya juga tersendiri,
tampa terkait dengan kitab-kitab fikih manapun.
B. Perkembangan Ushul Fiqh
Perkembangan Ushul Fikih dapat dibagi menjadi tiga tahap yakni;
1. Tahap Awal (abad 3 H)
Pada Abad 3 H,di bawah pemerintahan Abbasyiah Wilayah Islam
semakin Meluas ke Bagian Timur.Khalifah-khalifah Abbassyah yang
berkuasa dalam abad ini adalah; Al-Mamun (w.218 H), al-Mutashim
(w.227 H), Al- Wasiq (w.232 H), dan Al- Mutawakkil (w.247H).Pada masa
mereka inilah terjadi suatu kebangkitan ilmiah di kalangan islam,yang
dimulai sejak masa pemerintahan khalifah Ar- Rasyid.Kebangkitan
pemikiran

pada

masa

iniditandai

dengan

timbulnya

semangat

penerjemahan dikalangan ilmuan muslim.


Adapun hasil dari kebangkitan berfikir dan semangat keilmuan
Islam ketika itu terhadap lainnya adalah berkembangnya bidang fikih dan
disusun menjadi metode berfikir yang disebut Ushul Fikih.

Kitab ushul Fikih yang pertama tersusun secara utuh dan terpisah
dari kitab-kitab fikih adalah Ar-Risalah, karangan Asy-Syafii.Kedudukan
Asy-SafyI dalam ilmu Ushul Fikih setaraf degan kedudukan aristo dalam
ilmu manthiq dan kedudukan Al-Khalil Ibnu Ahmad dalam ilmu Arud.
Perbedaan-perbedaan pendapat dan metode yang dimiliki oleh
masing-masing aliran yang disertai dengan sikap saling mengkritik antara
satu terhadap lainnya merupakan salah satu pendorong semangat
pengkajian ilmiah yang penuh antusias di kalangan ulama pada abad 3 H.
2. Tahap Perkembangan (Abad 4 H)
Kelemahan Dinasty Abbasiyah dalam bidang politik permulaan
abad 4 H.Dinasti Abbasiyah terpecah-pecah menjadi daulah-daulah kecil
yang masing-masing dipinpin oleh seorang sultan.
Perkembangan ilmu keislaman pada abad 4H ini lebih maju
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.Khusus dibidang pemikiran
Fikih islam, abad 4 H ini mempunyai karakteristik tersendiri dalam sejarah
tasyri Islam.
Pemikiran liberal islam berdasarkan ijtihad muthlak berhenti pada
abad ini.Anggapan mereka bahwa para ulama terdahulu suci dari
kesalahan sehingga saorang fakih tidak mau lagi mengeluarkan
pemikirannya yang khas, kecuali dalam hal-hal kecil.
Pengikut mazhab yang mengadakan

kegiatan ilmiah guna

menyempurnakan apa yang dirintis oleh para pendahulunya. Usaha mereka


yaitu:
a. Memperjelas illat-illat hukum yang di istinbath-kan oleh para imam
mereka yang disebut ulama takhrij.
b. Men-tarjih-kan pendapat-pendapat yang berbeda dalam madzhab baik
dari segi riwayat dan dirayat.
c. Setiap

golongan

mendukung

madzhab-nya

sendiri

dan

mentarjihkannya dalam berbagai masalah khilafiyah,Menyusun kitab


Al-khilaf,

didalamnya

diungkapkan
i

masalah-masalah

yang

di

perselisihkan, dan mentarjihkan pendapat atau pendirian madzhab


yang di anutnya.
Pintu ijtihad pada periode ini telah tertutup dan akibatnya bagi
perkembangan islam yaitu:

Kegiatan para ulama terbatas dalam menyampaikan apa yang telah ada,
meraka cendrung hanya men-syarah-kan kitab-kitab terdahulu atau
memahami dan meringkasnya.

Menghimpun masalah-masalah furuyang sekian banyaknya dalam


uraiyan singkat.

Memperbanyak pengandaian-pengadaian dalam beberapa masalah


Dengan terhentinya ijtihat dalam fikih membuat usaha untuk

meneliti pendapat-pendapat para ulama dan mentarjihkannya justru


memainkan peranan yang sangat besar dalam bidang ushul fikih.para
fuqoha memperoleh lapangan baru untuk ber-ijtihad dalam bidang fikih
dengan melakukan pemikiran yang mandiri dan liberal.
Terhentinya ijtihat mutlak bagi kebanyakan ulama ketika itu
tidaklah mengendorkan perkembangan ilmu ushul fikih.Mereka dapat
menemukan argument-argumen yang dapat menguatkan
madzhab-nya itu dalam

pendirian

Ushul Fikih dan sebagai alat tahkim dalam

memecahkan perselisihan-perselisihan.
Kitab-kitab ushul Fikih yang paling terkenal diantaranya adalah:

Kitab ushul Al-Kharkhi, ditulis oleh Abu Al-Hasan Ubadillah Ibnu AlHusain Ibnu Dilal Dalaham Al- Kharkhi, (w. 340 H).Kitab ini bercorak
Hanafiyah, memuat 39 kaidah-kaidah ushul Fikih.

Kitab Al-Fushul fi Al-Ushul, ditulis oleh Ahmad Ibnu Ali Abu Bakar
Ar- Razim yang Dikenal dengan Al-Jashshash (305-370 H).Kitab ini
bercorak Hanafiyah

dan banyak

mengkritik

isi kitab Ar-

Risalah,terutama dalam masalah Al-Bayan dan Istihsan.

Kitab Bayan Kasf Al-ahfazh, ditulis oleh Abu Muhammad Badr AdDin Mahmud ibnu Ziyad al-Lamisy Al-Hanafi. Kitab ini di tahqiq oleh

Dr.Muhammad Hasan Mustafa Asy-Syalaby.Kitab ini menerangkan


arti lafaz dan arti devinisi-devinisi yang sangat dibutuhkan oleh para
Qadi dan Mufti.
Materi berfikir dan penulisan dalam kitab berbeda dengan yang
ada sebelumnya dan menunjukkan bentuk yang lebih sempurna, tampak
dalam kitab Al-Fushul fi Al- Ushul, karya Abu Bakar Ar- Razi.
Cara berfikir menurut ilmu Mantiq dalam ilmu Ushul fikih terlihat
dalam masalah mencari makna dan pengertian sesuatu hal yang yang tak
pernah dijumpai dalam perkembangan (kitab-kitab) sebelumnya. Akibat
dari pengaruh ini ada macam yaitu:
a. Ketergantungan penulis dalam bidang ushul fikih pada pola acuan dan
kriteria mantiq yang menjelaskan arti peristilahan ushuliyah.
b. Munculnya berbagai karangan dalam bentuk baru yang indenpenden
dalam memberikan devinisi dan pengertian terhadap peristilahan yang
khusus dipakai dalam ilmu ushul fikih.
3. Tahap Penyempurnaan (Abad 5-6 H)
Kelemahan politik di Baghdad membawa arti bagi perkembangan
peradaban dunia islam,dan salah satu dampak dari perkembangan itu
adalah kemajuan di bidang ilmu Ushul Fikih yang menyebabkan sebagian
ulama memberikan perhatian khusus untuk mendalaminya. Ulama-ulama
tersebut adalah:
a. Al-Baqilani
b. Al- Qahdhi Abd. Al jabar
c. Abd Al-Wahab Al- Baghdadi
d. Abu Zayd Dabusy
e. Abu Husain Al- Basri
f. Imam Al-Haramain
g. Dan Lain- lainnya

Adapun aliran ushul fikih yakni aliran Hanafiyah yang dikenal


sebagai aliran fuqoha dan mutakallimin. Kitab-kitab Ushul Fikih yang
paling penting diantaranya ialah:
1. Kitab al-Mughai fi Al-Abwab Al-Adl wa at-Tauhid,ditulis olehalQadhiAbd.Al-Jabbar (w.415h/1024 M). Penulis kitab ini juga penulis
Al-Ahd yang oleh Ibnu Khaldun di anggap sebagai salah satu dari
empat standar kita b ushul Fikih.Aliran Muktazilah merupakan aliran
yang berfikir rasional maka tercerminlah metode ilmiah dan disertai
dengan argument-argumen yang logis.
2. Kitab Al- Muamad fi Al-Ushul Fiqh, ditulis oleh Abu Alhusain AlBashri (w.436H/1044 M) yang juga beraliran Muktazilah dan pernah
berguru pada abd.Al- Jabbar akan tetapi sering berbeda pendapat
tentang masalah Ijzaal-Ibadat (kesempurnaan ibadah) dan soal umum
yang diiringi dengan qayd (sifat).
3. Kitab Al-Iddaf fi Ushul Al-Fiqh, ditulis oleh Al-Qadhi Abu
Muhammad YaLa Muhammad Ibnu Khalf Al-Farra (w.458/1065
M).Seorang ulama besar madzhab pada abad 5 H,Pengaruhnya
dikalangan Hambali sangat besar dan berlanjut sampai ke generasi
sunni

sesudahnya.Khususnya

karangan

tentang

kaum

Al-Quran,

Hambali.Melewati

makidah,

fikih

dan

berbagai
ushul

fikih.Pendapatnya yaitu seorang yang mendalami ushul fikih harus


mempelajari terlebih dahulu soal-soal furu,sehingga dapat mantab
dalam memahami maksud istidlal dari kaidah-kaidah ushul.
4. Kitab Al-Burhan fi Ushul Al-Fiqh, ditulis oleh Abu Al-Maali Abdf.AlMalik Ibnu Abdillah Ibnu Yusuf Al-Juwaiini Imam Al-Haramain
(w.478H/1094

M).Sebagai

Fiqh.Meskipun

kitab

ini

salah

satu

merupakan

kitab

standar

kebanggaan

Ushul

aliran Asy-

SyafiI,ulama-ulama terkemuka dan mazhab Malikiyah menaruh


perhatian dan membuat syarah untuknya.

5. Kitab Al-Mustafa min Ilm Al-Ushul, ditulis oleh Abu Hamid AlGhazali (w.505H/1111M), Terkenal sebagai ulama yang mendalami
fikih,filsafat dan tasauf.
6. Dari hasil-hasil ijtihad Al-Ghazali yang terpenting dalam Al-Mustafa
yaitu penolakannya terhadap hadis mursal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana ilmu-ilmu keagamaan lain dalam Islam, Ilmu Ushul
Fikih tumbuh dan berkembang dengan tetap berpijak pada Al-Quran dan
Sunnah. Salah satu pendorong diperlukannya pembukuan ushul fikih adalah
perkembangan wilayah Islam yang semakin meluas, sehingga menyebabkan
timbulnya

berbagai

persoalan

yang

belum

diketahui

kedudukan

hukumnya.pada abad ini telah lahir ulama-ulama besar yang meletakkan dasar
berdirinya madzhab-madzhab fikih.
Kegiatan para ulama terbatas dalam menyampaikan apa yang telah
ada

,mereka

cenrunghanya

mensyarahkan

kitab-kitab

terdahulu.memperbanyak pengandaian-pengandaian dalam beberapa masalah.


Dalam sejarah perkembangan Ushul Fikih,dikenal dua aliran yang
terjadi perbedaan dalam membangun teori ushul fikih untuk menggali hukum
Islam.
B. Saran
Kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan serta menerima
kritikan dan saran dari mahasiswa/ mahasiswi demi memperbaiki isi makalah
ini, dengan mengucapkan terima kasih kami kepada Dosen yang telah
memberi bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan benar.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abu Hamid Al-Ghazali, Al- Mustafa, fi Ilm al-ushul, Beirut:Dar Al- kutub AlIlmiyah
Abdul Wahab khalaf,Ilmu Al-Ushul Al- fiqh, kairo; Dar Al- Qalam, 1978
Rifai, Moh., Fiqih Islam Lengkap, Semarang : CV. Toha Putra, 2003

KATA PENGANTAR


Puji sukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad dan karunianya kepada kita semua dan dengan rahmad-Nya jualah
pemakalah dapat menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa.
Salawat berangkai salam penulis mohon kepada Allah untuk rasulnya
muhammad SAW, semoga dengan adanya uswatun hasanah, makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Selanjutnya penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada kita
semua dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis sudah membuatnya dengan baik,
namun apabila masih ada kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran guna
kesempurnaan makalah ini

Ujung Gading, April 2011


Penulis

(Kelompok II )

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemikiran Fiqh dan Ushul Fiqh.................................. 2
B. Perkembangan Ushul Fiqh....................................................... 4

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 9
B. Saran.......................................................................................... 9

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anda mungkin juga menyukai