Anda di halaman 1dari 29

DAMPAK PENYAKIT QOLBI TERHADAP KEHIDUPAN DAN SOLUSINYA

OLEH : SYEIKH. SYARIFUDDIN AS-SIFARIY

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................i PENDAHULUAN .........................................................................................................................................1 BAB I MANUSIA DAN EKSISTENSINYA......................................................................................2 A. Khalifah Dipucuk Bumi .................................................................................................................2 B. Awal Munculnya Penyakit Qolbi.............................................................................................4 C. Definifi Penyakit Qolbi .................................................................................................................4 BAB II QOLBI ADALAH CERMIN KEHIDUPAN .....................................................................5 A. Memahami Penyakit Qolbi.........................................................................................................5 B. Tanda Orang Mengidap Penyakit Qolbi.............................................................................6 C. Dampak penyakit Qolbi Pada Alam .....................................................................................6 D. Dampak Penyakit Qolbi terhadap Masyarakat............................................................. 14 BAB III TEORI DAN PRAKTEK PENCEGAHAN PENYAKIT QOLBI ........................ 18 A. Pelajari Al-Quran ........................................................................................................................ 18 B. Tegakkan Shalat ............................................................................................................................ 20 C. Lazimnya Zikrullah....................................................................................................................... 22 PENUTUP....................................................................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN Secara hakiki dan maknawi manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan Allah di pucuk bumi ini. Bahkan lebih tinggi derajatnya dari pada malaikat. Akal dan pikir yang sempurna diberi Allah kepada manusia, tidak kepada makhluk yang lain. Ini merupakan suatu anugerah dari Allah yang tiada ternilai dengan apa saja dan patut untuk disyukuri. Karena akal dan pikir, itulah yang menjadi pembeda antara perbuatan manusia dengan perbuatan hewan. Manakala akal dan pikir tidak digunakan dengan baik, maka akan terjadilah banyak penyimpangan. Manusia tidak lagi berlaku sebagaimana layaknya manusia, bahkan kelakuannya bisa lebih buruk dari hewan. Pada masa Adam dan Hawa dipertemukan kembali oleh Allah setelah sekian lama terpisah sejak terbuang dari surga, mereka berdua melanjutkan kehidupan di atas dunia dengan segala sesuatu yang sudah dipersiapkan Allah. Anak-anak mereka lahir tumbuh dan dewasa. Berinteraksi dan bersosialisasi antar manusia yang sederajat bermula. Menurut sejarah, anak-anak Adam yang terlahir selalu kembar laki-laki dengan perempuan pada masa itu Adam diberi Allah kemampuan serta petunjuk untuk menata kehidupan keluarganya dan menata perkawinan silang antar anakanaknya. Fakta sejarah menunjukkan bahwa dari sinilah awal timbulnya penyakit Qolbi yang menimbulkan konflik pada diri manusia selanjutnya. Zaman terus berkembang, demikian juga pola pikir dan pola hidup manusia, ikut berkembang sesuai zamannya. Nabi dan Rosul silih berganti diturunkan Allah untuk menata kehidupan manusia. Namun demikian, tetap saja banyak manusia yang tidak mau mengikuti seruan para Nabi dan Rosul disebabkan karena di hatinya (qolbi) telah bersemayam penyakit. Dalam konteks penyakit-penyakit qolbi ini, penulis coba memaparkan kepada pembaca sekalian, apa dan bagaimana penyakit qolbi tersebut. Metode pembahasan, sarana dan prasarana serta ruang lingkup yang terbatas membuat karya tulis ini jauh dari sempurna sebagaimana yang diharapkan terutama oleh penulis sendiri. Dengan mengharap ridho Allah serta niat tulus untuk menyampaikan amar maruf nahi munkar, penulis tetap berusaha semaksimal mungkin agar apa yang menjadi niat dapat terlaksana. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca sekalian. Akhirnya kepada Allah penulis mohon ampun, kepada pembaca penulis mohon maaf. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua, amin ya Robbal aalamiin. Billahi Taufiq wal Hidayah Penulis
1

BAB I MANUSIA DAN EKSISTENSINYA A. Khalifah Dipucuk Bumi Allah menciptakan manusia dipucuk bumi sebagai khalifah (pengganti) guna untuk menata dan memakmurkan bumi agar kehidupan di bumi menjadi sinkron. Firman Allah : Artinya: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (QS. Al Baqarah : 30) Pengertian ayat tersebut menurut Munawar Chalil, yaitu wakil Allah di muka bumi dan dalam hal ini Adam A.S. karena Adam dan seluruh keturunannya (manusia seluruhnya) diserahi tugas oleh Allah untuk mengatur dan mengurus segala sesuatu yang diciptakan-Nya, agar kehidupan di planet bumi dapat diterapkan hukumhukum Nya.1 Sedangkan menurut Al-Maududi, pengertian khalifah ialah posisi dan tempat manusia (keturunan Adam) di bumi ini adalah sebagai wakil Allah. Fungsi sebagai wakil Allah yang diperoleh manusia di bumi ini berdasarkan kekuasaan yang didelegasikan kepada manusia dengan tujuan agar manusia dapat melaksanakan kekuasaan Allah di bumi dalam batas-batas yang ditetapkan-Nya. Pengangkatan manusia sebagai khalifah juga karena faktor ilmu yang dimiliki manusia melebihi malaikat.2 Telah dapat dipahami bahwa fungsi khalifah di pucuk bumi adalah sebagai pengganti untuk menjalankan apa yang menjadi urusan Allah. Namun sampai demikian juga sampai beriktikad bahwa Allah tidak mampu mengurus kehidupan di bumi dengan segala isinya. Kemudian timbul perasaan dalam diri bahwa sebagai pengganti posisinya sama dengan yang digantikan. Tidak demikian adanya. Dijadikan Allah manusia itu sebagai pengganti justru Allah ingin memuliakan anak cucu keturunan Adam. Bagaimanapun seorang khalifah itu statusnya di hadapan Allah hanyalah hamba. Oleh karena itu hamba tetap hamba, Allah tetap Allah. Hamba wajib patuh pada aturan-aturan yang dibuat oleh yang diperhambanya (Allah). Sebagai tanda bukti manusia itu adalah hamba, maka manusia punya kewajiban untuk menata dirinya, keluarganya, lingkungannya dan alam. Demikian bentuk

1 2

Munawar Chalil, Kepada Negara Dan Permusyawaratan (Solo,1968), hal.52 Abdul Ala al-Maududi, Pokok-Pokok Pandangan Hidup Muslim, terj. (Jakarta,1967), hal.60 2

pengabdian hamba kepada Allah sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan Allah melalui para Nabi dan Rasul. Firman Allah : Artinya: Tidak Kujadikan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi (menghamba) kepada Ku (QS. Adz Dzrit : 56 ) Sangat transparan kandungan ayat tersebut ke mana arah dan tujuannya. Tidak perlu menggunakan metode yang rumit untuk menafsirkan maknanya. Oleh karena itu jika manusia telah menyadari dengan benar posisinya selaku hamba, tentu tidak sulit untuk menaati dan melaksanakan aturan-aturan yang ditetapkan Allah. Akan berpikir berulang-ulang jika ingin berbuat sewenang-wenang. Sadar diri bahwa dirinya adalah hamba yang diberi amanah oleh sang Maha Pencipta untuk menjaga alam dan isinya sekaligus memakmurkannya. Konsep yang dibutuhkan agar dapat menata dan memakmurkan bumi (alam) sehingga terjadi keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, adalah tumbuhkan dalam hati (qolbi) setiap individual ummat Islam rasa cinta dan kasih sayang pada setiap makhluk ciptaan Allah. Tidak perlu memandang ras, suku ataupun bangsa, dan tidak memandang kaya atau miskin. Rasulullah SAW bersabda : Sayangilah makhluk yang ada di bumi, agar kamu disayangi makhluk yang ada di langit (HR. Thabrani) Dengan menyayangi, mengasihi, mencintai sesama makhluk Allah yang ada di bumi, niscaya keamanan. Solidaritas, kemakmuran akan mudah dicapai. Sedangkan makhluk-makhluk yang ada di langit (malaikat) akan turut berdoa untuk kemaslahatan bumi beserta isinya. Demikian Rasulullah Muhammad S.A.W diutus Allah di muka bumi ini dengan membawa ajaran yang penuh dengan cinta, kasih dan sayang. Hal ini, tidak dipungkiri oleh musuh-musuh Islam (orang kafir) yang paham tentang ajaran Islam. Hanya saja mereka tetap mengingkarinya karena kesombongan hati mereka. Muhammad diutus Allah menjadi Rasul merupakan rahmat bagi seluruh alam sebagaimana firman Allah: Artinya: Dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiy : 107) Dengan mengacu pada Al-Quran surat Al-Anbiy ayat 107 tersebut, hendaknya ummat Islam dapat mengikuti jejak Rasulullah dalam menjalani kehidupan ini
3

sehingga benar-benar dapat menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil aalamiin), bukan menjadi perusak bagi alam dan lingkungannya. B. Awal Munculnya Penyakit Qolbi Sepanjang sejarah peradaban manusia, kejahatan yang pertama sekali muncul dikarenakan penyakit qolbi adalah dimasa Nabi Adam AS menerapkan sistem perkawinan silang antara anak-anaknya atas petunjuk dari Allah. Saat sistem itu diberlakukan pada anaknya yang bernama Habil dan Qabil, salah satu diantara mereka yaitu Qabil tidak dapat menerima keputusan Nabi Adam tersebut. Kemudian petunjuk Allah turun kepada Nabi Adam agar Habil dan Qabil melaksanakan qurban (persembahan) sesuai dengan profesi masing-masing. Ternyata upaya melaksanakan qurban itupun hasilnya semakin menambah rasa kecewa di hati Qabil. Qurbannya (persembahannya) si Qabil tidak diterima Allah. Didorong oleh iblis, timbul dalam hati (qolbi) Qabil sifat tamak, dengki dan khianat. Tidak ada jalan lain untuk memenuhi hasrat hati Qabil yang sudah dirasuki sifat syaithon kecuali membunuh Habil. Maka dibunuhnya Habil. Demikianlah kenyataan sampai sekarang ini. Jika hati (qolbi) telah dihinggapi penyakit, segala macam cara dilakukan/dihalalkan. Hanya untuk melegalkan apa yang menjadi keinginan. Tidak perduli pada kepentingan orang banyak, tidak perduli dengan penderitaan orang lain. Akidah serta akhlak diabaikan bahkan dianggap sebagai penghalang. C. Definifi Penyakit Qolbi Lazimnya apabila tubuh seseorang terserang penyakit, efeknya langsung dapat dirasakan oleh tubuh orang tersebut. Efeknya adalah tubuh terasa panas dingin (demam) atau batuk-batuk. Selanjutnya apabila penderita berobat ke dokter, akan segera diketahui apa penyebab orang tersebut demam atau batuk. Disebabkan oleh virus atau ada bagian tertentu pada tubuh orang tersebut mengalami infeksi. Dengan mengetahui penyebabnya, dokter akan mudah memberikan obatnya. Dengan mengikuti petunjuk dokter, orang yang terserang penyakit tersebut akan segera sembuh. Penyakit qolbi adalah suatu penyakit yang berasal dari dalam tubuh (batin) dan tidak dapat diprediksi oleh penderitanya yang tidak peka terhadap keadaan batinnya3. Secara umum penyakit qolbi itu dapat dilihat oleh orang lain yang memperhatikan perbuatan penderita penyakit qolbi sehari-hari. Lebih banyak melakukan penyimpangan dalam setiap langkahnya, baik terhadap syariat maupun pergaulan (bermasyarakat).

Syeikh Hasan, Tuntunan Berthariqat, (Anasy, 1987), hal. 21 4

BAB II QOLBI ADALAH CERMIN KEHIDUPAN A. Memahami Penyakit Qolbi Manusia selaku makhluk sosial yang diciptakan Allah dengan akal dan pikir yang sempurna dan paham hakikat penciptaan-Nya, tentu ia akan menjaga sikap dan lakunya dari kemungkaran. Namun ketika hakikat penciptaan dirinya tidak pernah ia pahami, maka ia akan mudah membuat kemungkaran di muka bumi ini tanpa berpikir akan hari akhirat. Sudah sama dimengerti baik dan buruk perbuatan manusia itu tergantung bagaimana kata hatinya (qolbi). Oleh karena itu isi hati seseorang dapat dibaca dari sikapnya sehari-hari. Isi hati manusia terwujud melalui perbuatannya. Rasulullah SAW bersabda : Di dalam tubuh anak Adam itu ada segumpal darah, jika baik yang segumpal itu maka baiklah perbuatannya, jika buruk yang segumpal itu, maka buruklah segala perbuatannya. Itulah hati (qolbi). Jika dicermati sabda Rasulullah tersebut jelas sekali bahwa pusat kendali dari kehidupan manusia adalah hati (qolbi). Menurut seorang Guru Thariqat Naqsyabandiyah, DR. Syeikh Salman Daim, lurus atau berbelit-belit jalan hidup anak manusia itu tergantung bagaimana ia memelihara qolbinya4. Jadi sangat relevan jika dikatakan bahwa qolbi adalah cermin dari kehidupan manusia. Oleh karena itu sangat diharapkan oleh kebanyakan manusia agar di bumi ini tercipta perdamaian, keamanan, kemakmuran yang abadi. Hal itu hanya dapat tercapai bila setiap individual ummat Islam mampu memelihara qolbinya agar tetap baik sehingga perbuatannya juga menjadi baik. Sakit badan/jasmani yang dialami oleh manusia pada umumnya mudah dideteksi sejak awal. Karena yang punya diri akan merasakannya sehingga mudah mencari obat yang dibutuhkan. Namun tidak demikian dengan penyakit batin (qolbi). Perlu waktu dan kesadaran untuk mengetahuinya. Karena yang punya diri tidak merasakannya. Justru orang-orang yang ada di sekitarnya dan yang respek pada halhal tersebut yang mengetahui bahwa seseorang itu telah terjangkit penyakit hati (qolbi). Adapun penyakit qolbi yang dapat menimbulkan kerusakan pada diri pribadi, masyarakat, serta alam yang perlu diketahui sebagai berikut: a. Hawa dan Nafsu b. Ubud dunya (cinta dunia) c. Syaithon dan iblis

DR.Syeikh Salman Daim, Permata hati, Simalungun,1984), hal. 11 5

Tiga poin penyakit qolbi tersebut merupakan inti dari penyakit yang bersemayam di qolbi manusia. Selanjutnya dari tiga poin itu berkembang menjadi beberapa bagian yang sangat mendasar dalam membuat kerusakan di pucuk bumi. B. Tanda Orang Mengidap Penyakit Qolbi Setiap penyakit akan menunjukkan tanda tertentu terhadap orang yang diserangnya. Tanda-tanda itu ada yang dapat dilihat ada yang tidak. Ada yang dapat dirasa ada yang tidak. Tanda yang akan muncul dari penyakit qolbi seperti hawa dan nafsu adalah, egois, emosional, angkuh, sombong, panjang angan-angan, iri, dengki, khianat, pendendam, suka maksiat, ujub dan riya. Tanda yang mudah muncul dari penyakit ubud dunya (cinta dunia) adalah, tamak, kikir, sibuk dengan urusan dunia untuk urusan akhirat dilupakan, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya dan senang disanjung. Kemudian tanda yang muncul dari penyakit syaithon dan iblis adalah, musyrik, munafiq, malas berbuat baik (malas ibadah), suka menghalangi orang yang akan beribadah, senang berghibah (gosip), senang mengadu domba, tidak merasa bersalah apabila membuat kerusakan dan suka pamer dalam segala hal. Secara umum seperti itulah tanda yang muncul dari qolbi yang sudah kena penyakit. Semua penyakit itu akan berujung pada tindak kejahatan oleh para penderitanya. Baik kejahatan moral maupun sosial. Kejahatan itu sendiri bagian dari sifat syaithon yang senantiasa membawa manusia kepada kehinaan. Ironisnya ada manusia yang mengetahui penyakitnya tapi justru tetap dipertahankan karena dianggap menguntungkan dirinya. Tanpa perduli bagaimana dengan orang lain. Abdullah Yusuf Ali berpendapat, bahwa kejahatan pada dasarnya hanya menyentuh orangorang yang melakukannya. Karena tidak ada sesuatu kekuatan di atas kekuatan Allah yang diberikan pada hamba-hambaNya yang konsisten untuk senantiasa membersihkan qolbinya dengan rahmat Allah.5 C. Dampak penyakit Qolbi Pada Alam Alam semesta ini diciptakan Allah bukanlah seperti timbunan yang diam dan tidak bergerak. Alam semesta ini tersusun sedemikian rupa sehingga sanggup untuk bergerak dan meluas (berekspansi). Allah jadikan alam ini begitu sempurna dan teratur. Bumi Ia ciptakan dengan berbagai macam potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kehidupan manusia. Dari keluasan ilmu yang tiada tara, dari waktu dan ruang pada alam semesta ini yang menjanjikan untuk ditaklukan penuh oleh manusia. Dimana tugas manusia tetap sama diketahui adalah untuk memakmurkan bumi dengan segala potensi yang

Abdullah Yusuf Ali, Memahami Kandungan Al-Quran, terj. (Beirut,1938), hal.643 6

ada. Kemudian yang lebih utama adalah merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah dan mencari alat (cara) untuk menaklukkan alam semesta ini sesuai dengan yang disyariatkan. Firman Allah :

Artinya: Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu tertunduk (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu kaum yang memahami. (QS. An Nahl : 12) Berdasarkan uraian tersebut, dapat disampaikan bahwa alam ini diciptakan Allah dengan cara yang teratur dan tujuan yang benar, bukan dengan main-main tanpa tujuan. Dengan demikian alam ini mempunyai awal kejadian dan tidak lahir dengan sendirinya. Menyadari akan hal tersebut, layaklah manusia selalu khalifah di pucuk bumi ini berbuat sekehendak hatinya meskipun Allah menciptakan alam ini untuk kepentingan manusia? Alam semesta diciptakan Allah sebagai lingkungan hidup yang diperlukan manusia sehingga ia dapat menyempurnakan amanah Allah yang telah disanggupinya. Amanah Allah itu merupakan kepribadian, kesadaran dan kemampuan untuk menjadi khalifah di bumi. Amanah itu merupakan ujian terhadap manusia yang bermoral, yang harus dibuktikan melalui keberhasilan dalam menempuh ujian Allah. Firman Allah: Artinya: Sesungguhnya kami telah jadikan apa yang ada di langit dan di bumi sebagai perhiasan bagi mereka, agar kami menguji mereka siapakah yang terbaik di antara mereka perbuatannya. (QS. Al Kahfi : 7) Manusia haruslah menyadari untuk dapat memahami tujuan luhur dari penciptaan dirinya di alam ini dengan menjadi bagian dari sejarah hidup itu sendiri tanpa harus melakukan penodaan terhadap nilai luhur yang diberikan padanya melalui tuntunan Islam. Lebih jauh Mahmud Syahtut mengatakan, Islam adalah agama praktis yang dalam mengatur keperluan dan tuntutan kehidupan mendasarkan hukum-hukumnya pada kenyataan yang berlaku. Sejalan dengan itu, Islam juga menggabungkan antara tuntutan rohani dan jasmani dengan nilai keadilan dan kebenaran. Apabila Islam menggariskan jalan keberuntungan pada rohani, maka Islam juga menggunakan cara7

cara yang baik dan bermanfaat. Untuk itu Islam memerintahkan pencarian dan pengumpulan harta benda harus melalui jalan yang mendatangkan kebaikan dan keberuntungan bagi manusia, memakmurkan alam, serta menciptakan perubahan kearah yang lebih baik di bumi ini.6 Manusia yang suka berbuat kerusakan di muka bumi dengan sewenang-wenang, dinyatakan dalam Islam penantang Allah yang paling keras. Firman Allah:

Artinya: Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling besar. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman dan binatang ternak, dan allah tidak menyukai kebiasaan. (QS. Al-Baqarah : 204-205) Pengertian membuat kerusakan sebagaimana yang terkandung pada ayat tersebut di atas mengandung berbagai pengertian mengeksploitasi sumber alam seperti flora, fauna, air, mineral, barang tambang secara sewenang-wenang adalah termasuk membuat kerusakan. Demikian juga jika membiarkan sumber-sumber alam ini tercemar limbah beracun, terserang hama, terbakar, tertimbun lahan, ini dikategorikan juga pembuat kerusakan. Jadi kerusakan di bumi ini bisa berbentuk eksploitasi yang sewenang-wenang oleh orang-orang yang rakus, atau berbentuk pembiaran rusak terbengkalai sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang punya sikap apatis. Kedua golongan ini, rakus dan apatis, karena pembuatan dan sikapnya bumi menjadi rusak. Mereka itulah yang dikatakan penantang Allah yang paling tegar. Selanjutnya akan penulis paparkan beberapa contoh sumber dan penyebab terjadi kerusakan pada alam dan sekitar lingkungan hidup manusia. Semua persoalan bermuara pada qolbi.

Mahmud Syahtut, Islam, Aqidah, dan Syariah, Terj. (Jakarta:1986), hal.361 8

Pejabat pemerintah, selaku menteri kehutanan, dengan mudah memberikan HPH kepada pengusaha tanpa melihat kredibilitas pengusaha tersebut terhadap pelestarian lingkungan alam. Jelas faktor x disana yang berjalan sehingga antara pemerintah dengan pengusaha dapat terjalin kerja sama tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dibelakang hari. Pengusaha yang merasa sudah mendapat izin dari pemerintah, dengan sewenangwenang melakukan penebangan hutan tanpa pilih bulu. Yang masuk kawasan hutan lindung pun ditebas habis. Belum lagi pengusaha nakal yng ikut-ikutan menebang hutan tanpa prosedur resmi. Cukup bermain dengan pejabat yang nakal juga. Akibatnya dimana-mana di negeri ini, hutan bukan lagi sekedar botak-botak, tetapi sudah gundul total. Sejauh mata memandang, dahulu gunung-gunung nampak menghijau, berbagai macam jenis pohon tumbuh di atasnya. Tetapi pada dekade delapan puluhan pemandangan yang menyejukkan mata itu sudah nyaris tidak ada lagi sampai sekarang ini. Prosesnya memang tidak konstan dampak dari hutan penggundulan hutan-hutan tersebut. Setelah sekian lama berjalan baru terasa hasilnya. Tanah longsor, desadesa di dataran tinggi (gunung) terserang air bah (banjir). Padahal logikanya banjir itu selalu terjadi pada kawasan dataran rendah saja. Tidak didataran tinggi. Karena kerakusan dan kedengkian pengusaha, karena ego dan kesombongan serta sangat cinta dengan kesenangan dunia seorang pejabat alam, lingkungan hidup, jadi porak poranda. Mereka anggap hutan sebagai milik pribadi, bukan amanah Allah. Tidak ada pepohonan yang bisa menahan lajunya air. Tidak ada lagi akar-akar dari pohon hidup yang bisa mengikat struktur tanah agar tidak longsor. Semua jadi tidak terkendali pada akhirnya. Air merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan alam semesta. Air merupakan sumber kehidupan. Dari airlah awal adanya kehidupan dan dengan air pula semua kehidupan ini berlanjut. Allah mengatur hukum alam siklus perputaran air melalui penguapan, pengendapan awan dan tiupan angin sehingga menjadi hujan yang tercerah ke daratan (bumi). Air hujan kemudian diserap tanah, disimpan oleh akar tumbuh-tumbuhan menjadi cadangan air, sebagian jadi mata air. Dalam volume yang besar mata air yang mengalir akan membentuk aliran sungai. Aliran sungai dalam debit yang besar akan menciptakan arus yang kuat sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi pembangkit tenaga listrik yang sangat potensial bagi kepentingan manusia. Sungai juga dapat dijadikan prasarana transportasi air untuk membawa barang dan orang.

Di laut semua air sungai bermuara dari laut pula siklus perputaran air menjadi air hujan sebahagian besar berawal. Laut yang diciptakan Allah itu sangat beragam isinya. Berbagai macam jenis ikan, berbagai macam terumbu karang ada di dalamnya. Bahkan sumber minyak bumi sebagian besar ada di bawah laut. Firman Allah : Artinya: Dan dia menundukkan bagimu bahtera supaya berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dan dia telah menundukkan bagimu sungai-sungai. (QS. Ibrahim : 32) Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab, ayat ini menunjukkan bahwa air merupakan potensi sumber daya alam yang telah disediakan Allah untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, dan merupakan isyarat agar manusia mampu memanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan potensi air memerlukan ilmu pengetahuan, khususnya teknologi pemanfaatan air, baik untuk kepentingan pertanian, rumah tangga maupun sumber energi. Dari sinilah lahir hidrologi atau ilmu tentang pendayagunaan potensi air untuk menunjang kehidupan air alam semesta.77 Manusia dengan mengadakan kecanggihan teknologi, disertai dengan rasa bangga dan sombong karena mampu menciptakan peralatan yang serba canggih, terus mengeksploitasi sumber-sumber alam yang ada di dalam air tanpa mempertimbangkan lebih lanjut kehidupan yang akan datang. Di laut, nelayan tradisional mendapatkan ikan dengan cara yang wajar. Dengan pancing atau jaring yang tidak dapat menjaring segala ukuran ikan. Hal seperti itu dianggap oleh sebahagian orang sebagai tindakan yang bodoh. Karena tidak mau memanfaatkan kecanggihan teknologi. Padahal secara tidak langsung para nelayan tradisional itu telah turut melestarikan potensi yang ada di dalam laut. Ikan-ikan kecil yang memang bisa tumbuh besar, tidak mereka tangkap. Sangat jauh berbeda dengan para cukong yang punya modal besar. Menggunakan perahu yang cukup besar, dilengkapi dengan peralatan canggih. Sehingga di mana posisi ikan yang banyak dapat dideteksi. Jaring yang mereka gunakan dapat meraup berton-ton ikan sekali tarik. Bukan hanya ikan-ikan yang besar, yang sebesar jarum jahit pun ikut terangkat. Laut seolah-olah hanya milik mereka. Tidak memikirkan kepentingan orang lain dan tidak memikirkan kelestarian kehidupan laut. Rakus! Itulah julukan yang tepat bagi orang-orang yang berbuat seperti itu.

Prof.Dr.M. Quraish Shihab, Sejarah Ulumul Quran (jakarta,1999), hal:147 10

Bukan lagi kerusakan yang terjadi pada alam dasar laut yang diakibatkan kepintaran manusia. Menangkap ikan dengan menggunakan bom, membuang limbah produksi di tengah laut semua itu tentu akan merusak sistem kehidupan bawah air dan berdampak buruk pada akhirnya kepada manusia. Sebagaimana yang telah diketahui, Allah menciptakan alam ini untuk kepentingan hambanya. Bumi dijadikan untuk tempat tinggal, tempat tumbuh dan tempat tersimpannya berbagai macam sumber energi, emas, biji timah, biji besi, batu bara, minyak. Semua tersimpan dalam perut bumi. Allah menyerahkan sepenuhnya kepada manusia untuk memanfaatkan hasil bumi tersebut dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Minyak dan gas, merupakan suatu kebutuhan yang tidak terpisahkan pada kehidupan manusia. Dengan teknologi yang ada, minyak sebagai bahan bakar dan juga gas dapat diambil dari dalam bumi dengan sistem pengeboran. Beberapa dekade, pengeboran untuk mendapatkan minyak dan gas dilakukan hanya di wilayah daratan. Sampai pada suatu saat, beberapa wilayah daratan cadangan minyak bumi dan gas sudah mulai menipis. Dari hasil survei, bahwa di wilayah lepas pantai (lautan) cadangan minyak bumi dan gas yang dibutuhkan manusia masih cukup banyak. Beberapa ilmuwan melakukan riset untuk dapat melakukan pengeboran lepas pantai dan riset itu berhasil dengan baik. Demi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang sangat bergantung kepada minyak dan gas, itu alasan utama pengeboran minyak lepas pantai dilakukan. Padahal sesungguhnya ambisi para pengusaha tambang yang memikirkan berapa banyak keuntungan yang akan didapat dari pengeboran lepas pantai itu yang mempercepat proses pelaksanaannya. Kemudian para pemimpin bangsa pun mulai menghitung-hitung berapa devisa yang akan dihasilkan untuk negara dan juga untuk pribadinya tentunya dari pajak-pajak energi dan pertambangan. Upaya pengeboran minyak lepas pantai dilakukan secara besar-besaran. Hampir di setiap negara, di wilayah kelautannya terdapat dermaga pengeboran minyak. Subhanallah, Allah maha kaya. Begitu banyak minyak bumi yang dikeluarkan oleh manusia, namun bumi seperti tidak pernah bosan memenuhi ambisi manusia. Bumi tetap mengeluarkan isi perutnya laksana bak air yang tetap terisi walau dipakai terus menerus airnya. Akan tetapi patut disadari, hukum alam pasti akan berlaku. Sumber air yang dipakai terus menerus suatu saat pasti akan kering juga. Menurut kajian geologi, di bawah lapisan kerak bumi terdapat lapisan lithosfer, pada kedalaman sebatas 70 KM di bawah permukaan laut. Lithosfer itu berupa lempengan-lempengan keras yang mengapung dan bergerak bebas di atas astemosfer plastis. Fungsi dari pada lithosfir tersebut adalah untuk menjaga agar permukaan bumi (benua) tetap konstan dan stabil. Apakah yang akan terjadi
11

terhadap permukaan bumi apabila lithosfer yang bergerak bebas itu saling berbenturan yang mengakibatkan terjadinya patahan lempengan-lempengan lithosfer tersebut? Pada dasarnya pergerakkan lithosfer itu aka mengarah pada ruang-ruang yang kosong di perut bumi. Terjadinya gempa tektonik menurut ahli geologi sebahagian besar adalah akibat adanya patahan lempengan lithosfer di bawah samudra di daerah (wilayah) tertentu. Goncangan gempa yang dapat dirasakan di permukaan bumi tergantung seberapa panjang dan luas patahan lempengan lithosfer tersebut. Gempa bumi yang terparah untuk wilayah Indonesia adalah gempa yang diiringi tsunami yang melanda wilayah Aceh yang juga terjadi di beberapa negara. Kapan akan terjadi gempa, di mana lokasinya, berapa besar kekuatannya, dengan menggunakan teknologi yang canggih, semua dapat diprediksi. Sehingga dapat diminimalisir jumlah korban yang jatuh. Para pakar (ilmuwan) dengan bangga menunjukkan alat temuannya yang dapat memprediksi gempa jauh sebelum gempa itu terjadi. Tetapi tidak satu pun mereka yang tanggap apa yang menjadi pemicu mengapa gempa itu terjadi. Mereka telah lupa kepada Tuhan karena mereka kagum dengan ilmunya. Mereka (ilmuwan) sepakat bahwa gempa yang terjadi semata-mata gejala alam yang terjadi dengan sendirinya. Tidakkah mereka menyadari, gempa bumi yang mereka anggap hanya gejala alam itu telah ikut campur tangan-tangan manusia untuk mempercepat proses terjadinya gempa. Di sana telah berlaku hukum Allah yang telah ditetapkan-Nya dalam Al-Quran jauh sebelum manusia mampu mengadakan penelitian karena ilmu dan teknologi belum secanggih dewasa ini. Firman Allah :

Artinya: Telah nyata kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).(QS. Ar-Rum : 41) Jika dicermati ayat tersebut merupakan peringatan dari Allah yang ditujukan kepada manusia disegala zaman. Betapa perbuatan manusia yang membuat kerusakan pada tatanan kehidupan manusia itu sendiri dengan terjadinya berbagai macam bencana alam. Masihkah kita ingin menyanggah peringatan Allah tersebut tidak ada korelasinya dengan bencana yang terjadi? Sebagaimana sanggahan seorang pejabat negara yang kebetulan beragama Islam. Pejabat tersebut mengatakan bahwa bencana yang terjadi itu murni fenomena alam bukan murka Tuhan, beberapa hari
12

setelah seorang ulama memberikan komentar pada insan persis bahwa bencana yang terjadi adalah merupakan peringatan dari Allah. Butakah pejabat tersebut sehingga dia tidak mampu melihat siapa yang berperan dalam setiap bencana itu? Atau sudah sesatkah hatinya sehingga dia tidak dapat mencerna ayat-ayat yang menyatakan tentang kekuasaan Allah? Karena dia seorang pejabat negara, kaum intelektual, logika serta teknologilah yang dijadikan sandaran untuk mengeluarkan satu statement kepada masyarakat, bukan ayat-ayat Allah meskipun dia seorang muslim. Alhasil logika dan teknologi yang dipertuhannya. Nauzubillahiminzalik! Kembali kepada masalah bencana alam (gempa). Penulis akan memberikan contoh yang sangat sederhana sekali. Ambil satu buah kantong plastik yang dapat terisi air sebanyak 5 liter. Isi kantong plastik tersebut dengan air kemudian diikat dengan kuat ujungnya yang terbuka sampai benar-benar tidak terbuka ikatannya apabila mendapat tekanan (beban). Letakkan kantong plastik tersebut di atas tanah. Timbun dengan tanah yang dipadatkan setinggi 50 cm. usahakan kantong plastik tersebut masih ada yang terlihat sedikit saja. Setelah tanah yang ditimbunkan benarbenar padat. Berdirilah di atasnya. Bagaimanapun kita bergerak, tanah timbunan itu tidak akan runtuh ke bawah. Kemudian ambil jarum atau benda apa saja yang runcing ujungnya. Tusuk kantong plastik itu sampai bocor sehingga air yang di dalam mengucur keluar sampai habis. Buatlah jalan untuk aliran air agar menjauh dari tanah timbunan tersebut. Perhatikan apa yang akan terjadi pada timbunan tanah tersebut setelah air di dalam kantong plastik habis. Akan ada rongga di dalam tanah timbunan yang terbentuk setelah air di dalam kantong plastik dikeluarkan. Cepat atau lambat, tapi pasti tanah timbunan itu akan runtuh menutupi rongga yang ada. Logikanya, runtuhnya tanah pada lapisan bawah akan membuat getaran dan juga keretakan yang terjadi terhadap bumi ini. Mengapa harus dipungkiri jika Allah berfirman bahwa kerusakan di daratan dan di laut karena ulah tangan manusia? Padahal kenyataannya memang demikian. Manusia-manusia yang rakus, manusia-manusia yang lebih mementingkan diri sendiri telah banyak membantu upaya mempercepat kehancuran alam (bumi) ini. Jauh di dalam perut bumi, berjuta kantong-kantong atau rongga yang berisi zat cair (minyak bumi) dan juga gas yang selama ini menjadi salah satu stabilisator terhadap lempeng-lempeng lithosfer agar tidak bergerak bebas. Zat cair dan gas yang ada di perut bumi itu merupakan penyanggah yang efektif. Dengan adanya pengeboran di suatu tempat untuk mengeluarkan isi perut bumi (minyak) yang dilakukan terus menerus, secara otomatis akan menimbulkan kekosongan pada rongga-rongga atau kantong-kantong di tempat yang lain. Karena
13

pada dasarnya sifat zat cair itu akan tetap mengalir ke tempat yang lebih rendah. Selama tempat yang rendah tersebut belum terisi penuh, maka zat cair akan tetap mengalir untuk mengisi kekosongannya. Kalau kekosongan berjalan sampai bertahun-tahun, sementara pihak yang terkait dengan masalah pengeboran tidak pernah berupaya untuk menghentikan sementara pengeborannya agar bumi dapat menata kembali isinya secara alami. Sudah wajar kalau terjadi gempa bumi dan membawa korban manusia, harta dan benda. D. Dampak Penyakit Qolbi terhadap Masyarakat Manusia adalah makhluk sosial yang hidup secara berdampingan dengan kelompok kecil atau kelompok besar, saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Kemudian tumbuh kembang sistem pergaulan yang dilandasi oleh karakter masingmasing individual yang selanjutnya mempengaruhi pola pikir dan pola hidup kelompok masyarakat. Pola pikir dan pola hidup masyarakat atau individual dari masyarakat itu sangat tergantung bagaimana pendidikan akidah dan akhlak yang diterimanya sejak dini. Orang yang terbiasa hidup dalam keluarga yang menekankan pentingnya melaksanakan syariat Islam, tentu tidak sama akhlaknya dengan orang yang tidak pernah belajar atau tidak mengetahui syariat Islam. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan orang yang mendapat pendidikan agama (Islam) di sekolah maupun dalam keluarganya, tiba-tiba berubah akidah dan akhlaknya menjadi buruk. Cenderung melakukan kerusakan pada diri sendiri dan lingkungannya yang tidak menjunjung norma-norma keislaman dan tipisnya keimanan. Hedonisme, atau pemikiran yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi (dunia) sebagai tujuan hidup, telah banyak merasuk ke dalam hati dan otak manusia. Sehingga sistem yang ada sulit untuk di rubah ke arah perbaikan. Sistem politik, demokrasi, sosial dan ekonomi dalam pemerintahan maupun di tengah-tengah masyarakat nampak semakin banyak keluar dari landasan riilnya. Hedonisme sudah merambah ke mana-mana dan mendapatkan tempat. Seperti kafe-kafe, bar, mall dan tempat-tempat sejenis yang sengaja di bangun demi untuk mengagungkan syahwat semata. Dekadensi moral menjadi sebuah petunjuk yang sangat mudah untuk dilihat. Orang tidak lagi merasa tabu membuka atau mempertontonkan aibnya sendiri. Bahkan seperti bangga dapat melakukan perbuatan yang menyalahi syariat. Dekadensi moral tidak hanya melanda kaum muda, yang tua juga tidak mau ketinggalan. Dari mulai tingkat rakyat, sampai ke tingkat birokrat kerusakan moral terus berkembang.
14

Jika datang kepada mereka (penganut hedonisme) seseorang yang mengingatkan tentang betapa buruknya perbuatan mereka, telinga mereka seperti tuli. Tidak perduli dengan peringatan orang lain. Minuman keras, narkoba, judi, korupsi serta berbagai macam maksiat terus berlangsung di segala sendi kehidupan. Tanpa jemu para ulama menyeru, mengajak ummat untuk kembali ke jalan Allah. Namun seruan para ulama tersebut tidak begitu saja diterima oleh ummat. Tergantung bagaimana dan di mana posisi seseorang untuk dapat menerima ajakan ulama untuk berbuat kebajikan. Bagi penganut paham hedonisme, seruan ulama yang mengajak ummat agar kembali ke jalan Allah, adalah merupakan satu tantangan yang harus disingkirkan. Walau penganut hedonisme itu orang yang mengaku beragama Islam. Dia akan merasa tersinggung karena kesenangannya terganggu. Dengan didukung orang-orang kafir, ummat Islam yang terjebak dalam kesesatan berupaya untuk mementalkan seruan para ulama. Berbagai macam cara mereka lakukan. Teror, fitnah bahkan sampai kepada penganiayaan terhadap ulama agar para ulama bungkam. Sombong, percaya kepada kekuatan yang ada pada dirinya (jabatan, uang) tidak memiliki iman yang kuat, itulah faktor penyebab mengapa sebagian manusia di muka bumi ini begitu mudahnya melakukan perbuatan yang melanggar hukum syariat dan hukum negara. Tidak ada upaya pada mereka untuk menjadikan agama sebagai alat kontrol dalam kehidupan pribadinya. Demikianlah sifat sebagian ummat manusia dahulu. Didorong oleh rasa percaya diri yang berlebihan pada kekuatan fisik, finansial serta pengalaman mereka berani menantang ketika para nabi utusan Allah datang memberi peringatan akan azab Allah apabila mereka tidak segera bertaubat. kalau kamu memang benar, coba datangkan azab seperti yang kamu katakan itu, dengan sombong mereka melontarkan tantangan seperti itu. Karena tantangan itu Allah berfirman:

Artinya: Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa (azab) mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Arf : 96)
15

Maha suci Allah yang tidak mengingkari apa yang Dia firmankan. Berapa banyak negeri-negeri yang telah dimusnahkan Allah setelah diberi peringatan terlebih dahulu oleh para nabi-Nya agar menyembah Allah semata, jangan berbuat kerusakan di muka bumi. Namun mereka tetap ingkar pada kebenaran. Akhirnya allah mengeraskan dan mengunci hati penduduk negeri-negeri tersebut sehingga mereka tidak dapat mendengar seruan dari pada nabi Allah. Firman Allah:

Artinya: Atau apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri setelah (lenyap) penduduknya? Bahwa kalau kami menghendaki pasti kami siksa mereka karena dosa-dosanya dan kami mengunci hati mereka sehingga tidak dapat mendengar (pelajaran). (QS. Al-Arf :100) Coba dicermati ayat ini dengan keadaan negara Republik Indonesia yang kita cintai. Ada atau tidak korelasinya? Gempa disertai dengan gelombang tsunami begitu dahsyat melanda bagian dari negeri ini. Ribuan jiwa melayang. Sesaat ummat Islam tersentak dengan peringatan Allah tersebut. Setelah itu, kebiasaan jahiliyah merajalela kembali di tengah ummat Islam. Mari sejenak kita pandang diri kita sendiri. Kemudian edarkan pandangan kesekeliling kita. Lihatlah, apa yang pernah kita lakukan? Apa yang terjadi disekeliling kita? Prostitusi merajalela, aborsi tidak hanya di kota-kota saja, di desa dan dusun juga ada. Pejabat yang ditunjuk dan diangkat oleh rakyat lebih mementingkan pribadinya. Mengkonsumsi barang yang diharamkan syariat (narkoba dan minuman keras) bukan masalah yang sulit. Para aparat penegak hukum (polisi, jaksa, hakim) sebagian besar tidak lagi menegakkan hukum sesuai ketetapan, yang salah bisa benar, yang benar bisa salah. Banyak kasus yang direkayasa untuk kepentingan segelintir orang. Semua bisa diatur jika uang yang berbicara. Ulama, pemuka agama (Islam) yang berupaya menjalankan amar maruf nahi munkar ditindas. Upaya penindasan itu sendiri dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang sengaja dibina untuk memadamkan cahaya Islam sebagaimana yang diinginkan orang-orang kafir. Sementara oknum-oknum itu sendiri mengaku beragama Islam. Demi jabatan atau uang mereka sanggup mengorbankan agamanya sendiri. Jika melihat sejarah peradaban manusia, pada masa lalu, bukankah pola kehidupan manusia pada masa sekarang tidak jauh berbeda dengan pola kehidupan ummatummat terdahulu? Sombong, rakus dan jahil murakab!

16

Ummat-ummat terdahulu, hati (qolbi) mereka dipenuhi oleh penyakit. Kemudian Allah semakin mengeraskan hati mereka sehingga mereka tidak dapat lagi petunjuk kebenaran itu. Setelah itu Allah timpakan bencana terhadap negeri mereka. Ada yang dibinasakan penduduknya, ada yang negeri dan penduduknya ditenggelamkan Allah ke dalam bumi. Itu semua hanya sekedar peringatan dari allah kepada penduduk negeri yang masih ada. Pernahkah kita berfikir, karena penyakit yang bersemayam di Qolbi ummat manusia di Indonesia akan membuat Allah murka sehingga Allah menenggelamkan negeri ini?

17

BAB III TEORI DAN PRAKTEK PENCEGAHAN PENYAKIT QOLBI A. Pelajari Al-Quran Ketika Allah menghendaki kebaikan terhadap ummat manusia dan menentukan hikmahnya, maka Allah mengutus seorang Rasul untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang benderang. Rasul datang dengan dibekali mujizat sebagaimana Nabi-Nabi sebelumnya. Mujizat yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad SAW adalah jenis yang menjadi keahlian kaumnya pada masa itu, yaitu sastra yang dalam hal ini mereka mencapai derajat yang tinggi. Namun dengan mujizat itu mungkin hati dan akal mereka dapat dikuasai. Mujizat itu adalah Al-Quran, bila dibaca dan didengarkan dengan seksama, penuh dengan keindahan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Al-Quran adalah petunjuk (hudan), obat sekaligus sebagai penyembuh bagi manusia. Banyak keistimewaan yang dapat diperoleh dari Al-Quran. Salah satu keistimewaan yang akan diperoleh apabila manusia selalu berpegang pada AlQuran dan menjadikannya pegangan atau pedoman hidup adalah sebagaimana sabda Rasulullah : Barang siapa berkata berdasarkan Al-Quran pasti akan dibenarkan, barang siapa beramal berdasarkan Al-Quran pasti diberi pahala, barang siapa berhukum dengan Al-Quran, dia pasti berbuat adil. Barang siapa yang menyeru (dakwah) dengan AlQuran, niscaya akan dibimbing kejalan yang lurus. (HR.Tirmidzi) Banyak sekali sebenarnya keistimewaan-keistimewaan Al-Quran apabila dibahas secara rinci. Pada masa sekarang banyak manusia yang mengidap penyakit batin (qolbi) yang bingung mencari cara untuk mengobati atau tidak tahu apa obat yang dapat mengobati penyakitnya. Ada orang yang hati dan pikirannya selalu merasa cemas sehingga untuk tidur pun sulit. Dia malah pergi ke dukun untuk minta diruwat sepaya hidupnya bisa tenang. Atau ada juga yang justru lari ke alkohol atau obat-obatan terlarang yang pada akhirnya membuat kehidupannya semakin terpuruk. Padahal ada obat yang paling efektif, mudah dan tanpa perlu mengeluarkan biaya banyak. Baca Al-Quran dan pahami makna yang terkandung di dalamnya. Karena salah satu keutamaan dari Al-Quran itu adalah sebagai obat sebagaimana Firman Allah:

18

Artinya: Dan kami turunkan dalam Al-Quran ayat ayat yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman . (QS. Al-Isr : 82) Al-Quran bukan hanya obat, dia juga adalah penyembuh bagi berbagai macam penyakit. Firman Allah:

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh penyakit-penyakit (yang ada) dalam dada (QS. Yunus : 57) Perlu diperhatikan, bahwa Allah memberikan sifat kepada Al-Quran sebagai penyembuh (syifa), bukan sekedar obat (dewa). Maksud penyembuh adalah upaya yang dihasilkan obat sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan obat hanyalah upaya penyembuhan, yang kadang bisa sembuh kadang tidak. Al-Quran diberi sifat penyembuh adalah sebagai penguat (takid) terhadap upaya pengobatan dengan melalui proses yang bersumber dari Al-Quran. Al-Quran adalah penyembuh bagi penyakit jiwa. Sementara mayoritas manusia (masyarakat) sekarang ini beranggapan tidak perlu berobat pada Al-Quran. Karena Al-Quran dianggap obat yang kurang mujarab. Hal ini berlaku di zaman ini dimana hawa nafsu materialistis, pemuasan jasmani pada kelezatan kehidupan duniawi menjadi ajang perlombaan. Maka merajalela penyakit-penyakit rohani (qolbi) karena berpalingnya manusia dari Al-Quran dan tidak mengingat Allah. Hal tersebut telah diperingatkan Allah dalam Al-Quran.8 Firman Allah :

Artinya: Barang siapa berpaling dari ajaran Tuhan yang Maha Pemurah, kami adakan baginya syaithon (yang menyesatkan), maka syaithon itulah yang menjadi temannya. (QS. Az-Zukhruf : 36)

Dr.Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi, Studi Kompleksitas Al-Quran, Terj, (Yogyakarta,1996) 19

Sudah sangat jelas bagi kita petunjuk dan peringatan Allah yang tersurat di dalam Al-Quran bahwa keutamaan yang dimiliki Al-Quran dapat memberikan kemudahan kepada orang yang mempelajari dan mengamalkannya. Al-Quran adalah kalam Allah yang agung, petunjuk jalan yang lurus yang dapat memberikan kebahagiaan dan ketenteraman dunia akhirat, serta menjadi cahaya mata dan akal manusia. Al-Quran merupakan undang-undang Allah yang kokoh meliputi berbagai bidang antara lain akidah dan ibadah, hikmah dan hukum, etika dan kepribadian, sejarah dan nasehat, juga dasar-dasar risalah tauhid serta hidayah dan kasih sayang untuk seluruh ummat manusia. Al-Quran, Juga merupakan cahaya yang nyata yang harus dijadikan pegangan ummat manusia agar tidak terjerumus kedalam jurang penyesalan dikemudian hari. B. Tegakkan Shalat Hidup memang tidak mudah. Dengan kelemahan manusia, banyak kewajiban yang senantiasa menunggu untuk ditunaikan godaan dan rayuan dunia yang diprovokasikan oleh syaithon selalu menggoda setiap waktu. Sewaktu-waktu dapat menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Untuk mampu menjalani hidup dengan selamat dan aman hingga sampai tujuan (akhirat), tentu membutuhkan bekal dan sarana yang tidak ringan. Dalam hal dunia, tidak mudah bagi manusia untuk menanggapi apa yang dicitacitakannya. Apalagi dalam rangka menggapai cita-cita itu, musibah, cobaan dalam bentuk kesengsaraan datang silih berganti. Oleh karena itu manusia membutuhkan satu media yang dapat membuat dirinya tegar dalam menghadapi kehidupan yang serba kompleks ini. Sehingga dengan demikian tidak mudah bagi seorang manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada maksiat dan kerusakan. Salah satu media yang dibutuhkan manusia untuk menghindarkan dirinya dari lembah dosa itu adalah sholat. Firman Allah :

Artinya: Jadilah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya (yang demikian itu) sulit, kecuali bagi orang-oang yang khusyu (QS. Al-Baqarah : 45) Shalat yang dirangkai dengan sabar dalam pelaksanaannya, akan membuahkan hasil yang maksimal untuk diterapkan dalam kehidupan ini. Karena shalat merupakan sarana yang efektif untuk teguh di atas ketaatan. Shalat sangat mempengaruhi seseorang dalam segala aktivitas kehidupannya. Oleh karena itu barang siapa
20

meremehkan shalat, maka untuk urusan yang lain lebih meremehkan, sebaliknya kalau shalatnya baik, urusan yang lain juga akan baik. Shalat tidak hanya terbatas pada baiknya karakter seseorang di dunia, tapi juga menjadi penentu kelak di akhirat. Karena amalan manusia yang pertama sekali dihisab adalah shalat. Apabila baik shalatnya, ia akan selamat. Apabila tidak baik, apalagi tidak shalat, janji Allah pasti ia terima. Siksa neraka jahanam menanti dirinya. Shalat juga menjadi sarana yang sangat efektif untuk mencegah manusia dari berbuat dosa. Firman Allah: Artinya: Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar (QS. Al-Ankabt : 45) Jika dipertanyakan, mengapa shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar? Kronologisnya demikian, didalam shalat itu ada tiga unsur yang sangat signifikan. Kalau shalat dikerjakan tanpa ada yang tiga unsur ini, maka ini bukan shalat namanya.9 Yang dimaksud dengan tiga unsur itu adalah ikhlas, khasyyah atau khauf (rasa takut), dan zikrullah (ingat Allah). Ikhlas membuat manusia merasa ringan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Lapang dada dan tahu diri. Khasyyah atau khauf dalam mengerjakan shalat akan terimplementasi dalam kehidupan untuk tidak berbuat sewenang-wenang. Zikrullah, akan membuat seseorang menyadari keberadaannya sebagai hamba yang senantiasa diawasi Allah dimanapun berada. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dari Abu Huroirah mengatakan: Bahwa telah datang seseorang melapor kepada Rasulullah SAW, sesungguhnya si fulan shalat malam, tapi pagi harinya dia mencuri. Maka shalat yang ia lakukan itu akan mencegahnya dari apa yang kamu katakan. Banyak kasus yang terjadi, orang tersebut shalat tapi ia belum dapat meninggalkan kebiasaannya berbuat keji dan munkar. Artinya shalat orang tersebut belum benarbenar betul. Kalau shalatnya sudah benar dan betul, niscaya ia tidak akan mudah berbuat yang tidak baik. Tidak mungkin Allah salah membuat resep menghindari

Majalah, Ar-Risalah, (Solo,2008) hal.11 21

perbuatan keji dan munkar itu. Yang perlu dipertanyakan adalah, sudah bereskah seluruh rangkaian ibadah shalat itu? C. Lazimnya Zikrullah Sebagaimana yang telah dibahas terdahulu bahwa, hati (qolbi) manusia itu mempunyai berbagai macam penyakit. Apabila penyakit-penyakit itu dibiarkan tumbuh dengan subur dampaknya tidak hanya pada kepada penderita penyakit qolbi itu sendiri tapi dapat mengimbas kepada alam dan lingkungan. Salah satu metode pencegahan atau pengobatan penyakit-penyakit hati (qolbi) itu adalah dengan zikrullah. Di mana saja di belakang bumi ini yang namanya penyakit pasti akan diupayakan pengobatannya dan tentu ada obatnya. Rasulullah SAW bersabda : Tiap-tiap penyakit itu ada obatnya. Adapun penyakit qolbi dengan zikrullah (AlHadits) Perkataan Rasulullah tersebut sesungguhnya mengandung anjuran bagi siapa saja agar segera berobat apabila merasa terkena penyakit. Baik penyakit rohani (batin) atau penyakit jasmani. Berobat melalui Dokter, tabib atau dengan metode perenungan terhadap ayat-ayat Allah. Namun sayangnya sangat sedikit sekali orang yang berobat dengan menggunakan ayat-ayat Allah agar dapat sembuh dari penyakitnya. Mengapa menggunakan zikir untuk mengobati penyakit qolbi? Secara psikologis konsep pengobatan qolbi dengan zikir itu sangat realistis dan ampuh jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Karena pada dasarnya segala penyakit yang menyerang jasmani itu bersumber pada penyakit qolbi (hati). Stress, emosional, iri hati, dendam yang membara terhadap orang lain. Semua itu bersumber dari dalam hati (qolbi). Kalau dibiarkan berlarut-larut itu akan merusak organ tubuh jasmani. Orang yang sedang marah atau perasaannya tertekan, darahnya akan mengalir lebih cepat dibandingkan dalam keadaan tidak marah. Ini jelas akan mempengaruhi sistem kerja jantung. Jantung akan bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh jaringan urat darah. Terutama ke bagian otak. Disinilah permasalahannya. Pembuluh darah di otak tidak semuanya dapat menerima beban tekanan yang mendadak atau berlebihan. Pembuluh darah di otak bisa pecah, akibatnya orang tersebut mengalami stroke. Kalaupun pembuluh darah di tubuh orang tersebut dapat bertahan seluruhnya, minimal orang tersebut akan mengalami lemah jantung yang dapat berakibat mati tiba-tiba. Berbeda dengan orang-orang yang selalu sibuk dengan kepentingan dunia sehingga lalai dari mengingat (zikir) pada Allah, orang-orang yang senantiasa ingat (zikir) pada allah, jiwanya tenang, hidupnya terlihat tenteram walau berbagai cobaan datang kepadanya, ia tetap tegar dalam menjalani hidup ini.
22

Sebagaimana Firman Allah:

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman itu hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. (QS. Al-Rad:28) Memang demikianlah adanya. Ketenteraman dan ketenangan hidup itu hanya dimiliki orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar iman. Orang yang beriman itu yakin bahwa Allah zat yang Maha suci itu qarib (dekat), bahkan lebih dekat dari pada urat leher, Allah itu mengetahui apa yang tersurat dan tersirat pada diri hambanya, makhluknya. Kalau sudah sampai pada keyakinan yang seperti ini, adakah lagi keberanian seorang anak manusia untuk berbuat kerusakan? Adakah lagi masalah yang membuat hatinya risau? Zikir itu sendiri berbagai macam caranya, sesuai dengan ulama yang mengajarkannya dan tidak keluar dari ketentuan syari (Al-Quran dan Sunnah). Ada ulama yang menyatakan zikir itu cukup dengan melaksanakan shalat yang dipadukan dengan shalat-shalat sunat. Hal ini tentu mengacu pada Firman Allah dalam Al-Quran:

Artinya : Shalatlah kamu untuk mengingat Aku. (QS. Thh : 14) Sementara sebagian ulama yang lainnya menyatakan bahwa zikir itu lafaznya L ila ha illa Allh, karena Rasulullah SAW mengatakan, sebaik-baik zikir itu mengucap L ila ha illa Allh. Ulama-ulama tasawuf (thariqat) lebih cenderung menggunakan lafaz Alah zikirnya. Lafaz itu diucapkan secara zhahir (lisan) atau cukup dalam hati (qolbi). Tentu mereka juga punya dalil yang bersandar pada Quran dan Sunnah. Dalam Al-Quran Allah menyatakan yang artinya: sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku. Banyak lagi dalil-dalil tentang menyebut nama Allah untuk melaksanakan zikir yang dipakai ulama-ulama tasawuf (thariqat). Setelah melewati beberapa fase dengan lafaz zikir Allah, baru mereka menggunakan lafaz zikir L ila ha illa Allh. Dari ketiga cara melakukan zikir itu selama tidak menyimpang dari ajaran Islam dalam pelaksanaannya, ketiga-tiganya benar, apabila dilakukan dengan benar. Namun perlu diingat bahwa ketiga bentuk zikir itu hanyalah merupakan proses dari sebuah pengabdian. Pengabdian dari seorang hamba kepada Allah.
23

Hakikat dari zikir (ingat) pada Allah itu bukan karena tekunnya seseorang mengerjakan shalat atau lamanya duduk menyebut nama Allah. Bukan demikian, sesungguhnya zikir itu berfungsi untuk menambah kuat ingatan seseorang kepada Allah dan menambah kokoh landasan keimanannya. Tidak bermakna ibadah seseorang jika tidak dilandasi iman yang kuat, juga tidak akan beribadah seseorang itu jika tidak memiliki iman. Dengan iman yang kokoh itulah diharapkan manusia dapat memelihara dirinya, lingkungannya. Juga alam semesta ini agar terpelihara dari upaya perusakan. Dengan iman itu pula manusia dapat mengemban amanah Allah dengan baik sebagai khalifah di pucuk bumi ini yang pada akhirnya akan diminta pertanggung jawabnya di akhirat kelak. Perlu menjadi catatan, bahwa amalan zikir itu banyak macamnya. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Rasulullah SAW atau ditunjukkan Allah lewat firman-firmanNya di dalam Al-Quran. Amalkanlah agar selamat dunia akhirat. Tetapi sebelum beribadah dengan mengamalkan sesuatu yang disyariatkan. Pelajarilah dahulu dengan benar. Bertanyalah kepada ahlinya, jangan sampai salah arah tempat bertanya, ibarat baju yang robek, dibawa ke tempat penjahit sepatu atau tukang tambal ban. Juga jangan bergantung semata kepada buku untuk mempelajari ilmu agama tanpa ada yang membimbing (guru). Karena belajar tanpa digurukan salah-salah syaithon yang menjadi gurunya. Bukannya menjadi baik, mudah sesat akhirnya. Yang pasti, beramal tanpa ilmu, tertolak seluruh amalannya. Berilmu tidak diamalkan, kata Rasulullah ibarat pohon yang rindang tapi tidak ada buahnya. Hanya sesekali dapat dijadikan tempat bernaung dari terik matahari. Hanya sebatas itulah manfaatnya, tidak lebih. Secara prinsipiil, sebelum bencana yang lebih dahsyat menimpa bumi ini, setiap individual harus menyadari untuk segera memperbaiki dirinya sendiri agar buah kebaikan itu dapat meluas kepada lingkungan dan dalam ini. Sehingga kehidupan ummat manusia dengan alam dapat berlanjut dengan baik dan seimbang. Perubahan yang menuju kepada kebaikan tidak datang begitu saja. Harus ada usaha untuk mengembangkan amanah Allah menjalankan misi kekhalifahan di pucuk bumi. Lakukanlah perubahan itu diawali dari diri sendiri, keluarga kemudian masyarakat (kaum). Firman Allah :

24

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Rad : 11) Demikianlah perintah Allah terhadap ummat manusia yang telah sanggup menerima tanggung jawab untuk memelihara sekaligus memakmurkan bumi beserta isinya. Perubahan yang baik untuk kehidupan manusia kearah yang lebih baik pula.

25

PENUTUP Uraian yang telah penulis paparkan dari awal hingga akhir merupakan sebahagian kecil dari sekian banyak kejadian dan persoalan-persoalan yang ada berdasarkan fakta, sejarah dan pengalaman. Dengan sedikit sistematis penulis paparkan persoalan yang ada dan bagaimana mengatasinya. Pada dasarnya tidak ada maslah yang tidak dapat diselesaikan selama pelaku-pelaku dari permasalahan itu punya niat untuk mengakhiri masalahnya. Oleh karena itu dituntut kepada kita semua untuk kembali kepada fitrah kita sebagai manusia, yaitu menghambakan diri kepada Allah sang pencipta alam dan berpegang teguh pada keteladanan Rasulullah SAW. Semoga tulisan ini dapat menjadi kontribusi dan petunjuk bagi para pembaca untuk kembali ke jalan yang benar dan diridhoi. Firman Allah: Artinya: Ya Tuhan kami, bukakanlah pintu kebenaran antara kami dan kaum kami, karena Engkau sebaik-baik pemberi kebenaran (QS. Al-Arf : 89)

26

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Al-Quran Al-Hadits An-Najdy Al-Qushaimy, Abdullah Bin Ali, Memahami Hadits Musykil, Terj, Solo: CV Pustaka Mautiq, 1993 Ali, Abdullah Yusuf, Memahami Kandungan Al-Quran, Terj, Jakarta : Pustaka Hidayah, 1998 Al-Maududi, Abdul Ala, Pokok-Pokok Kandungan Hidup Muslim, Terj., Jakarta : Bulan Bintang, 1967 Ar-Rumi, Bin Abdurrahman, Fadl, Dr, Studi Kompleksitas-AlQuran, Terj., Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996 Ar-Risalah, Majalah Islam, solo, 2008 Chalil, Munawar, Kepala Negara Dan Permusyawaratan, Solo: Siti Syamsiah, 1968 Daiiim, Salman, Dr, Syeikh, Permata Hati, Simalungun : Pur, 1984 Departemen Agama RI, AlQuran dan Terjemahannya, Jombang : Lintas Media, 2002 Djaelani, Abdul Qadir, Drs, H, Koreksi Terhadap Ajaran Tasawuf, Jakarta : Gema Insani Press, 1996 Hasan, Syeikh, Tuntunan Bertariqat, Arasy, Pur, 1987 Shihab, M. Quraish, Prof, Dr, Sejarah Dan Ulumul Quran Syahtut, Mahmud, Islam, Aqidah Dan Syariah, Terj., Jakarta : Pustaka Amani, 1986.

ii

Anda mungkin juga menyukai