Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FISIKA BIOLOGI

HIPOGONADISME PADA PRIA

Untuk memenuhi tugas

Fisika Biologi dari Dosen:

Handaru Wardoyo
Disusun Oleh:
kelompok 2
1. ALYA ALIF VIA
(P27220016 146)
2. CHORI BAGAS S
3. DIAH FITRI HANDAYANI
4. FINA TRIHASTUTI
5. MAISYE NUR AISYAH
6. MUHAMMAD HANIF BAIHAQI
7. NAJMA NUZUL AFIRA
8. PUTRI ERIANDI
9. RISKA HANDAYANI
10. SEKAR DWI CAHYANI

(P27220016 155)
(P27220016 158)
(P27220016 166)
(P27220016 172)
(P27220016 175)
(P27220016 176)
(P27220016 179)
(P27220016 183)
(P27220016 186)

1B D IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wataala yang telah melimpahkan
hidayah, inayah, serta karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penyusundapat
menyelesaikan tugas laporan ini dengan baik. Laporan ini membahas tentang Sistem
Urogenital .
Penyusunanlaporaninidapatterwujudatasbimbingan,
pengarahandanbantuandariberbagaipihak.
1

Penyusunmenyampaikanterimakasihkepadabapakdosenselakudosenpembimbing

yang

telahmembimbingpenyusununtukmenyelesakanlaporaninihinggamenjadilaporan

yang

baikdanbermanfaatbagipembaca
Penyusunmenyadaridalamlaporaninimasihbanyakkekurangan,
karenaketerbatasankemampuandanpengalamanpenyusun,
untukitupenyusunsangatmengharapkankritikmaupun saran yang bersifatmembangun demi
perbaikandanterselesaikannyapembuatanlaporanini.

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman judul..............................................................................................i
Kata pengantar.............................................................................................ii
Daftar isI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................1
2

1.3 Rumusan masalah..................................................................................2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian...............................................................................................3
2.2 Gejala hipogonadisme............................................................................3
2.3 Penyebab hipogonadisme.......................................................................4
2.4 Diagnosa.................................................................................................5
2.5 Pencegahan dan pengobatan..................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................7
3.2 Saran.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap manusia yang dilahirkan tak semuanya terlahir dengan normal atau sempurna baik
pria maupun wanita. Selalu ada saja faktor-faktor yang mengakibatkan semua
ketiaksempurnaan itu terjadi. Seperti kelainan atau gangguan sistem reproduksi pada pria
maupun wanita yang terjadi karena faktor keturunan dan adapula faktor lingkungan dalam hal
ini adalah bakteri dan virus.
3

Gangguan sistem reproduksi secara umum terjadi akibat bakteri dan virus dan
beberapa ada yang terjadi akibat faktor keturunan seperti hipogonadisme. Hipogonadisme
adalah keadaan di mana badan tidak menghasilkan hormon seks testosteron yang mencukupi.
Hipogonadisme

ada

dua

macam

diantaranya

adalah

hipogonadisme

primer

dan

hipogonadisme sekunder. Dalam hal ini hipogonadisem primer terjadi akibat kelainan bawaan
dimana laki0laki memiliki dua atau lebih kromosom X yang seharusnya hanya memilik satu
kromosom X dan satu kromosom Y.
Bila anak lelaki Anda sudah berumur 15 17 tahun, tapi secara fisik belum terlihat
kumis atau rambut halus, penis tidak berkembang, suara tetap kecil seperti suara kanakkanak, tidak muncul jerawat di wajah, atau tidak ada tanda-tanda pertumbuhan dan
perkembangan seksual lainnya, perlu diwaspadai kemungkinan ia menderita hipogonadisme.
Wajah baby face pada anak lelaki remaja dan dewasa juga juga patut diwaspadai sebagai
tanda hipogonadisme.
Orang tua harus mewaspadai kemungkinan hipogonadisme pada anak laki-laki,
karena gangguan penyakit ini berdampak serius pada kualitas hidup mereka kelak.
Hipogonadisme dapat mengakibatkan perubahan mental dan psikis anak yang disebabkan
kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, hot flashes (rasa panas di wajah), hingga penurunan
gairah seks. Pada usia yang lebih dewasa, penderita juga akan mengalami disfungsi ereksi,
infertilitas, dan bahkan osteoporosis.
1.2 TUJUAN
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit kelainan genetis atau
keturunan hipogonadisme pada sistem reproduksi

1.3 RUMUSAN MASALAH


a. Apa pengertian dari hipogonadisme pada pria?
b. Apa macam maca gejala hipogonadsime?
c. Apa penyebab hipogonadisme?
d. Apa diagnosa hipogonadisme?
e. Apa pencegahan dan pengobatan hipogonadisme?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN
Hipogonadisme merupakan suatu kondisi dimana terdapat penurunan fungsi testis
yang disebabkan oleh gangguan infeksi hormon androgen dan testosteron. Hipogonadisme
muncul jika didapatkan konsentrasi hormone testosteron yang rendah atau kerja hormon
testosteron yang tidak adekuat. Hipogonadisme dapat muncul sejak masa pertumbuhan di
dalam kandungan, masa kanak-kanak sebelum pubertas hingga dewasa. Itulah mengapa bisa
menunjukkan manifestasi klinis yang berbeda-beda. Jika memang terjadi pada masa

perkembangan dalam janin, maka akan mengganggu perkembangan pemebntukkan organ


seks (Behram, 2000).
Kesan testosteron bermula ketika janin lagi di mana ia akan merangsang pembentukan
organ seks lelaki. Hormon ini berterusan memainkan peranan penting ketika baligh dan
dewasa dengan membentuk karakter lelaki dan mengekalkan keinginan seks.
2.2 GEJALA HIPOGONADISME
1. Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
a. muncul alat kelamin wanita
b. alat kelaminnya menjadi tak begitu jelas, antara pria atau wanita
c. kalaupun muncul alat kelamin pria, kelaminnya terbentuk kurang sempurna
2. Hipogonadisme yang terjadi saat puber
a. perkembangan massa otot menurun
b. suara kurang mendalam
c. pertumbuhan rambut terganggu
d. pertumbuhan penis dan testikel terganggu
f. lengan dan kaki tumbuh secara berlebihan
e. munculnya jaringan payudara (ginekomastia)

3. Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa


a. disfungsi ereksi
b. mandul
c. pertumbuhan rambut tubuh seperti jambang menurun
d. pertumbuhan massa otot menurun
f. munculnya jaringan payudara (ginekomastia)
g. hilangnya massa tulang (osteoporosis)
h. kelelahan
i. penurunan gairah seksual
j. susah berkonsentrasi (Davey, 2000)

2.3 PENYEBAB HIPOGONADISME

Berdasarkan penyebabnya, hipogonadisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme


primer dan sekunder.
Hipogonadisme primer terjadi akibat gonad atau kelenjar seksual mengalami kerusakan.
Meski otak mengirimkan sinyal pada gonad untuk memproduksi hormon seksual, produksi
tetap tidak bisa dilakukan akibat kerusakan ini. Berikut ini sejumlah penyebab kerusakan
pada gonad, di antaranya:
a.Penyakit autoimun (misalnya hipoparatiroidisme dan penyakit Addison)Gangguan
ginjal
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Gangguan hati
Infeksi berat
Hemokromatosis atau tingginya kadar zat besi darah
Kriptorkismus atau posisi testis yang tidak turun
Penyakit genetis (misalnya sindrom Klinefelter dan sindrom Turner)
Peradangan pada testis sebagai komplikasi dari gondongan
Kerusakan organ seksual (misalnya akibat kecelakaan atau efek samping operasi)
Efek samping radiasi atau kemoterapi pada pengobatan kanker

Jenis hipogonadisme yang kedua adalah hipogonadisme sekunder yang merupakan kebalikan
dari primer. Pada hipogonadisme sekunder, kerusakan terletak pada kelenjar hipofisis di
dalam otak. Akibat kerusakan ini, otak tidak mampu mengirim sinyal pada gonad untuk
memproduksi hormon seksual. Berikut ini sejumlah faktor yang dapat menyebabkan
kerusakan pada kelenjar hipofisis, di antaranya:
a.Gangguan genetik, seperti gangguan perkembangan kelenjar hipotalamus (Sindrom
Kallmann)
b. Gangguan hipofisis
c. Tumor yang muncul di dekat kelenjar hipofisis
d. Penyakit HIV dan AIDS
f. Penyakit histiositosis
g. Penyakit TBC atau tuberkulosis
h.Penyakit sarkoidosis
i. Cedera pada otak (misalnya akibat kecelakaan atau efek samping operasi)
j. Obesitas
7

k.Kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan secara drastis


l.

Efek samping radiasi atau kemoterapi pada pengobatan kanker

m. Efek samping penggunaan steroid


n. Pertambahan usia
2.4 DIAGNOSA
Dianjurkan untuk segera menemui dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala
hipogonadisme. Beberapa metode pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh dokter adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Pengecekan kadar hormon testosteron dan estrogen


Pengecekan kadar hormon gonadotropin (LH dan FSH)
Pemeriksaan tiroid
Pengecekan kadar sperma
Pengecekan kadar prolaktin (hormon produksi air susu pada wanita)
USG untuk mengetahui kondisi ovarium
CT scan dan MRI scan untuk melihat adanya masalah pada otak
Pengecekan kadar sel darah dan zat besi
Tes genetik

2.5 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


Pengobatan Hipogonadisme
Pada pria, penanganan hipogonadisme umumnya dilakukan melalui terapi penggantian
testosteron (TRT) dengan cara memasukkan testosteron buatan ke dalam tubuh untuk
menutupi kekurangan hormon tersebut. Testosteron buatan bisa diberikan dalam bentuk
suntik, tablet, gel, atau koyo.
Selain dengan TRT, pengobatan hipogonadisme bisa dilakukan dengan penyuntikan hormon
pelepas gonadotropin pada remaja yang mengalami keterlambatan pubertas atau pada pria
dewasa yang mengalami penurunan produksi sperma.
Pada wanita, penanganan hipogonadisme umumnya dilakukan melalui pemberian hormon
estrogen buatan dalam bentuk suntik, pil, atau koyo. Namun metode pengobatan ini berisiko
memicu terjadinya kanker endometrial. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya pemberian
estrogen akan dikombinasikan dengan progesteron.
Pada wanita yang sulit hamil, dokter biasanya akan melakukan pengobatan yang bertujuan
memicu ovulasi melalui pemberian pil yang mengandung hormon follicle-stimulating (FSH)

atau penyuntikan hormon human choriogonadotropin (hCG). Kedua metode pengobatan ini
juga bisa diterapkan pada penderita hipogonadisme yang mengalami gangguan siklus
menstruasi. Sedangkan pada wanita yang merasakan gejala penurunan gairah seksual, dokter
biasanya akan melakukan terapi pemberian testosteron dalam dosis rendah.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hipogonadisme merupakan suatu kondisi dimana terdapat penurunan fungsi
testis yang disebabkan oleh gangguan infeksi hormon androgen dan testosteron.Gejala
hipogonadisme ada 3.penyebab hipogonadsime ada 2 yaitu primr dan sekunder.dan
apbila sudah di diagnosa harap sgera menghubungi dokter.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat dipahami dan diterima oleh pembaca. Apabila ada
kesalahan tulisan mohon dimaklumi

DAFTAR PUSTAKA
Nikmatulfitriyah.blogspot.com
http://www.alodokter.com/hipogonadisme

10

Anda mungkin juga menyukai