PEMERIKSAAN BNO-IVP
OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Partogi, Sp.Rad
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan referat ini dengan judul “Pemeriksaan BNO-IVP”.
Referat ini dibuat untuk memenuhi sebagian tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Dalam penulisan referat
ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis berkat doa, kasih sayang dan dukungan yang tiada
hentinya yang telah diberikan kepada penulis.
2. dr.Partogi, Sp. Rad selaku dokter pembimbing yang telah senantiasa bersabar
dalam membimbing penulis serta bersedia menyediakan waktu, tenaga dan
pikiran juga memberikan kritik dan saran sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Teman–teman sejawat kepaniteraan klinik ilmu radiologi yang telah
memberikan bantuan dan dukungan selama kepaniteraan klinik ilmu
radiologi.
Penulis menyadari penyusuan referat ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari saudara-
saudari yang sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan referat ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
4
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Persiapan
Dosis urografin 60mg% untuk orang dewasa adalah 20 ml. jika perlu dapat
diberikan dosis rangkap yaitu 40 ml.1
2.3 Indikasi2
2
2.4 Kontraindikasi2
3
2.5 Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP3
3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang
alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri.
4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah
injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting
sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.
9. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk
melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi
erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak
normal) pada kasus pos hematuri.
4
2.6 Aspek Penilaian BNO-IVP(1,4)
Setiap pemeriksaan saluran kemih sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos
abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto polos abdomen ini adalah bayangan,
besar (ukuran), dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista
dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas
otot Psoas kanan dan kiri.
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya batu radioopak di saluran kemih. Batu – batu berjenis kalsium oksalat atau
kalsium fosfat bersifat radioopak dan paling sering dijumpai diantara batu jenis
lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak / radiolusen. Jenis-jenis batu
yang ditemukan dalam traktus urinarius umumnya adalah kalsium oksalat, fosfat,
tripel fosfat, asam urat, sistin, disertai papilla yang mengapur. Nefrokalsinosis,
nefrokalsinosis-medula, hiperparatiroidisme, asidosis tubuli ginjal, dan
hiperoksalmia, daapat pula ditemukan, penyebab lain dari perkapuran fokal ginjal
adalah trauma, tuberculosis, kista hidatit, sistosomiasis, perkapuran pembuluh
darah, dan perkapuran tumor.4
KALSIUM OPAK
5
e. nefrokalsinosis
6
Gambar 2. Foto menit ke-5
7
setelah menit ke -30 diharuskan meminum air yang banyak. Foto ini
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal mensekresikan bahan
kontras, tapi di beberapa Rumah Sakit tidak dengan posisi antero-
posterior sama seperti foto abdomen.
4. Foto terlambat, jika konsentrasi dan ekskresi sangat kurang pada 1-8 jam
Setelah masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset 30 x
40 cm. Setelah hasil rontgen dikonsultasikan pada dokter ahli radiologi
dan dinyatakan normal maka pasien diharuskkan berkemih kemudian di
foto kembali. Jika dokter ahli radiologi menyatakan ada gangguan
biasanya dilakukan foto 2 jam. Dengan posisi antero-posterior sama
seperti foto abdomen
8
Gambar 5. Foto menit ke 60 atau lebih
5. Foto terakhir biasanya film berdiri atau foto setelah berkemih / Post Void.
Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau
erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah buli-
buli. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile
(perpindahan posisi ginjal yang tidak normal) pada kasus posthematuri.
9
ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan
bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu
berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak
berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu dilakukan
pielografi retrograd.
Gambar 8. Batu radiolusen pada pelvis dan kalik ginjal kiri, pada PIV
10
Gambar 9. Batu radiolusen di kalik tengah ginjal kiri pada PIV
b. Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung
kemih yang dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks
ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal.
Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan tekanan yang
sangat rendah. Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali
ke dalam tabung-tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam
daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan
ginjal menggembung dan menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhirnya,
tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal
sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.
Pemeriksaan UIV akan menghasilkan sebuah gambaran yang disebut
dengan pielogram. Pada pielogram normal, akan didapatkan gambaran bentuk
kedua ginjal seperti kacang. Kutub atas ginjal kiri setinggi vertebra Th11, batas
bawahnya setinggi korpus vertebra L3. Ginjal kanan letaknya kira – kira 2 cm
lebih rendah daripada yang kiri. Pada pernafasan, kedua ginjal bergerak, dan
pergerakan ini dapat dilihat dengan fluoroskopi. Arah sumbu ke bawah dan lateral
sejajar dengan muskuli psoas kanan dan kiri. Dengan adanya lemak perirenal,
ginjal menjadi lebih jelas terlihat.
Hal ini terutama dapat dilihat pada orang gemuk. Pelvis renis lalu
dilanjutkan dengan kalik mayor, biasanya berjumlah 2 buah. Dari kalik mayor
dilanjutkan dengan kalik minor yang jumlahnya antara 6 – 14 buah. Kedua ureter
11
berjalan lurus dari pelvis renis ke daerah pertengahan sakrum dan berputar ke
belakang lateral dalam suatu arkus, turun ke bawah dan masuk ke dalam dan
depan untuk memasuki trigonum vesika urinaria. Tiga tempat penyempitan ureter
normal adalah pada ureteropelvical junction, ureterovesical junction, dan
persilangan pembuluh darah iliaka.
Gambar 11. Hidronefrosis kanan disebabkan oleh batu kanan pada PIV
c. Benign Prostate Hyperplasia (BPH)
Benign prostatic hyperplasia (BPH), atau yang biasa juga disebut benign
12
prostatic hypertrophy, adalah suatu neoplasma jinak (hiperplasia) yang
mengenai kelenjar prostat. Prostat adalah suatu organ yang terdiri dari komponen
kelenjar, stroma dan muskuler. Penyakit ini ditandai dengan pembesaran yang
progresif dari kelenjar prostat yang berakibat pada obstruksi pengeluaran kandung
kemih dan peningkatan kesulitan berkemih.Gambaran radiologi pada IVP/IVU
pada BPH adalah adanya indentasi buli-buli (pendesakan buli-buli oleh kelenjar
prostat) dan ureter di sebelah distal berbentuk seperti mata kail atau fish hooked
appearance.
13
c. Karsinoma Buli
Karsinoma buli/kandung kemih merupakan suatu penyakit keganasan yang
mana sel-sel yang melapisi kandung kemih kehilangan kemampuan dalam
mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel-selnya. Penyebab tumor urotelial
adalah faktor pekerjaan. Tidakadanya perlindungan terhadap zat warna anilin,
karet, dan zat kimia lainnya. Pada pria perokok terdapat insiden karsinoma buli-
buli yang tinggi. Secara histologik terdapat 3 tipe sel tumor transisional. Padat,
papiler, dan karsinoma insitu.
Suatu pertumbuhan yang abnormal ini akan menghasilkan suatu
kelompok sel-sel yang kemudian membentuk tumor. Pemeriksaan IVP dapat
mendeteksi adanya tumor buli berupa filling deffect. Didapatkannya hidroureter
atau hidronefrosis merupakan salah satu tanda tanda adanya infiltrasi tumor ke
ureter atau muara ureter.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasad, S. 2016. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
2. Shetty A, Waerakkody Y, et al. Intravenous Urography. [Online, 2014].
Available at: https://radiopaedia.org/articles/intravenous-urography
3. Dyer RB, Chen MY, Zagoria RJ. 2001. “Intravenous urography: technique and
interpretation”. Radiographics. 21(4):799-821
4. Purnomo, Basuki.2003. Dasar – Dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto.