BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Tumpang
Pendidikan : SMP
No. Reg : 435327
Identitas Suami
Nama : Tn. S
Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : Supir Truk
Agama : Islam
Alamat : Tumpang
Pendidikan : STM
4
2.2 Anamnesa
2.2.1 Keluhan Utama
Kenceng-kenceng sejak 2 hari yang lalu
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Kandungan RSUD Kanjuruhan Kepanjen pukul 10.00 WIB
untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien merasakan sudah hamil 9 bulan dan datang
untuk kontrol. Pasien merasakan kenceng-kenceng pada perut sejak 2 hari yang lalu,
sifatnya hilang timbul. Pasien tidak mengeluhkan keluar darah, air maupun lendir dari
jalan lahir. Kehamilan ini merupakan kehamilan kedua, oleh dokter pasien disarankan
untuk MRS.
2.2.3 Riwayat kehamilan ini
Hamil muda : mual (+), muntah (+), perdarahan (-), kejang (-)
Hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-), kejang (-)
ANC : ke bidan 9 kali
Oyok :-
Riwayat kehamilan sebelumnya
Riwayat SC pada anak pertama 10 tahun lalu atas indikasi PRM
2.2.4 Riwayat Menstruasi
- Menarche :14 Tahun
- Lama menstruasi : 7 Hari
- Siklus : teratur
- Jumlah : 2-3 pembalut/ hari
- HPHT : 24-11-2016
- HPL : 1-9-2017
- Usia Kehamilan : 40-41 minggu
2.2.5 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi
KB suntik 3 bulan sekali selama 10 tahun setelah kelahiran anaak pertama
2.2.6 Riwayat Penyakit Dahulu
- Kardiovaskuler : Disangkal
- Hipertensi : Disangkal
- DM : Disangkal
- TBC : Disangkal
- Asma : Disangkal
- Penyakit kelamin/HIV AIDS : Disangkal
5
2.4 Ringkasan
Pasien (33 tahun) datang ke Poli Kandungan RSUD Kanjuruhan Kepanjen pukul
10.00 WIB untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien merasakan sudah hamil 9
bulan dan datang untuk kontrol. Pasien merasakan kenceng-kenceng pada perut sejak
2 hari yang lalu hilang timbul. Pasien tidak mengeluhkan keluar darah, air maupun
lendir dari jalan lahir. Ini merupakan kehamilan kedua, oleh dokter pasien disarankan
untuk MRS
Secara obyektif pasien dalam keadaan umum yang baik dan tanda vital normal.
Pemeriksaan obsetrik menunjukkan TFU 34 cm dan kesan bokong, punggung janin di
kiri, bagian terbawah kepala, dan belum masuk PAP. DJJ 141 x/menit. Pemeriksaan
dalam tidak ada apa-apa dan portio masih menutup.
2.5 Diagnosa
1. GII PI00Ab000 usia ibu 33 tahun
2. Gravid uk 40-41 minggu
3. Letak kepala, belum masuk PAP, punggung kiri
4. Hamil Post Date
5. BSC 10 tahun lalu
6. Belum inpartu
2.6 Planning Diagnose
Ultrasonografi (USG)
2.7 Rencana Tindakan
1. Infus RL
2. Pasang DC
3. Evaluasi tanda vital
4. Antibiotik 2 jam pre op
5. Pemeriksaan laboratorium lengkap: DL (Hb, eritrosit, leukosit, trombosit,
hematokrit), clotting time, bleeding time, HbsAg)
6. Pro SC elektif
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
kehamilan 12-18 minggu) dan turun menjadi 1,1% bila diagnosis ditegakkan berdasarkan
HPHT dan ultrasonografi. Saito dkk dalam penelitian terhadap 110 pasien yang taksiran
tanggal ovulasi diketahui berdasarkan suhu basal, angka kejadian KLB adalah 11%
berdasarkan HPHT dibandingkan 9% berdasarkan tanggal ovulasi.
Mengingat resiko yang dihadapi oleh janin dan ibu, maka batasan yang digunakan
adalah umur kehamilan 42 minggu atau lebih. Untuk itu penderita perlu dirawat karena
termasuk kehamilan resiko tinggi.
3.1.4 Etiologi KLB
Terjadinya KLB sampai sekarang belum jelas diketahui. Namun beberapa teori dicoba
untuk menjelaskan terjadinya KLB. Secara umum teori-teori tersebut menyatakan KLB terjadi
karena adanya gangguan terhadap timbulnya persalinan.
Secara garis besar penyebab terjadinya KLB dari beberapa teori yaitu:
1. HPHT tidak jelas terutama pada ibu-ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal
yang teratur dan berpendidikan rendah.
2. Ovulasi yang tidak teratur dan adanya variasi waktu ovulasi oleh karena sebab apapun.
3. Kehamilan ekstrauterin.
4. Riwayat KLB sebelumnya, sebesar 15% beresiko untuk mengalami KLB.
5. Penurunan kadar estrogen janin, dapat disebabkan karena
a. Kurangnya produksi 16-a-hidroksidehidroeplandrosteron-sulfat (prekursor
estrogen) janin, yang sering ditemukan pada anensefalus.
b. Hipoplasia adrenal atau insufisiensi hipofisis janin yang dapat mengakibatkan
penurunan produksi prekursor estriol sintesis
c. Defisiensi sulfatase plasenta, yang merupakan x-linked inherited disease yang
bersifat resesif, sehingga pemecahan sulfat dari dehidroandrosteron sulfat tidak
terjadi
6. Gangguan pada penurunan progesteron dan peningkatan oksitosin serta peningkatan
reseptor oksitosin. Sedangkan untuk menimbulkan kontraksi uterus yang kuat, yang
paling berperan adalah prostaglandin.
7. Nwotsu et al menemukan bahwa kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta dan
rendahnya kadar kortisol dalam darah janin akan menimbulkan kerentanan terhadap
tekanan dari miometrium sehingga tidak timbul kontraksi.
8. Kurangnya estrogen tidak cukup untuk merangsang produksi dan penyimpanan
glikofosfolipid pada membran janin yang merupakan penyedia asam arakidonat pada
pembentukan konversi prostaglandin.
10
9. Karena adanya peran saraf pada proses timbulnya persalinan, diduga gangguan yang
menyebabkan tidak adanya tekanan pada pleksus Frankenhauser oleh bagian tubuh
janin, oleh sebab apapun, dapat mengakibatkan terjadinya KLB.
3.1.5 Patofisiologi KLB
1. Sindrom Postmatur
Deskripsi Clifford 1954 tentang bayi postmatur didasarkan pada 37 kelahiran
secara tipikal terjadi 300 hari atau lebih setelah menstruasi terakhir. Ia membagi
postmatur menjadi tiga tahapan:
2. Disfungsi Plasenta
Clifford (1954) mengajukan bahwa perubahan kulit pada postmatur disebabkan
oleh hilangnya efek protektif verniks kaseosa. Hipotesis keduanya yang terus
mempengaruhi konsep-konsep kontemporer menghubungkan sindrom postmaturitas
dengan penuaan plasenta. Namun Clifford tidak dapat mendemonstrasikan
degenerasi plasenta secara histologis. Memang, dalam 40 tahun berikutnya tidak
ditemukan perubahan morfologis dan kuantitatif yang signifikan. Smith and Barker
(1999) baru-baru ini melaporkan bahwa apoptosis plasenta meningkat secara
signifikan pada gestasi 41 sampai 42 minggu lengkap dibanding dengan 36 sampai
39 minggu. Makna klinis apoptosis tersebut tidak jelas sampai sekarang.
11
Jazayeri dkk (1998) meneliti kadar eritropoetin plasma tali pusat pada 124
neonatus tumbuh normal yang dialhirkan dari usia gestasi 37 sampai 43 minggu.
Mereka ingin menilai apakah oksigenasi janin terganggu, yang mungkin disebabkan
oleh penuaan plasenta, pada kehamilan yang berlanjut melampaui waktu seharusnya.
Penurunan tekanan parsial oksigen adalah satu-satunya stimulator eritropoetin yang
diketahui. Setiap wanita yang diteliti mempunyai perjalanan persalinan dan
perlahiran nonkomplikata tanpa tanda-tanda gawat janin atau pengeluaran
mekonium. Kadar eritropoetin plasma tali pusat menindkat secara signifikan pada
kehamilan yang mencapai 41 minggu atau lebih dan meskipun tidak ada skor apgar
dan gas tali darah pusat yang abnormal pada bayi-bayi ini, penulis menyimpulkan
bahwa ada penurunan oksigenasi janin pada sejumlah kehamilan postterm.
36 minggu dan apabila 50% atau lebih, maka umur kehamilan 39 minggu atau
lebih.
Tabel . Gambaran sitologi hormonal kehamilan mendekati genap bulan, genap bulan dan KLB
Mendekati Genap Lewat
Sitologi
genap bulan bulan bulan
Kelompok dan lipatan sel ++ +/0 0
Sel navikular +++ +/0 0
Penyebaran sel tersendiri + ++/+++ +++
Sel superficial tersendiri 0 ++ +++
Sel intermediate tersendiri + ++ +/0
Sel basal eksterna tersendiri 0 0 ++
Indeks piknotik < 10% 15-20% >20%
Indeks eosinofil 1% 2-15% 10-20%
Sel radang + + ++
3. Pemeriksaan Radiografi
Dilakukan untuk menilai pusat-pusat penulangan pada bagian-bagian tertentu yang
dapat memperkirakan usia kehamilan.
Tabel 1. Umur kehamilan menurut terlihatnya inti penulangan
Inti penulangan UK (minggu)
Kalkaneus 24-26
Talus 26-28
Femur distal 36
Tibia proksimal 38
Kuboid 38-40
Humerus proksimal 38-40
Korpus kapitatum ≥ 40
Korpus hamitatum ≥ 40
Kuneiformis ke-3 ≥ 40
Femur proksimal ≥ 40
2. Pengelolaan aktif
Tindakan operasi seksio sesar dilakukan dengan pertimbangan berikut:
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Bishop skor tidak memenuhi 6 ke atas
c. Pembukaan belum lengkap, persalinan tak maj, dan gawat janin
d. Primigravida tua
e. Kematian janin dalam rahim (KJDR)
f. Pre-eklampsia
g. Hipertensimenahun
h. Anakberharga
i. Kesalahanletakjanin
3.2Sectio Caesarea
3.2.1Definisi
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan janin melalui
insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerotomi). Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan komplikasi yang
dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam.
3.2.2Klasifikasi
1. Seksio sesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan dengan
melakukan insisi pada segmen bawah uterus. Hampir 99% dari seluruh kasus seksio
sesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan menggunakan teknik ini, karena
memiliki beberapa keunggulan seperti kesembuhan lebih baik, dan tidak banyak
menimbulkan perlekatan. Adapun kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam
17
menguntungkan. Janin pada saat belum lahir mendapat oksigen (O2) dari ibunya
melalui ari-ari dan tali pusat. Apabila terjadi gangguan pada ari-ari (akibat ibu
menderita tekanan darah tinggi atau kejang rahim), serta pada tali pusat (akibat tali
pusat terjepit antara tubuh bayi), maka suplai oksigen (O2) yang disalurkan ke bayi
akan berkurang pula. Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas. Kondisi
ini dapat menyebabkan janin mengalami kerusakan otak, bahkan tidak jarang
meninggal dalam rahim. Apabila proses persalinan sulit dilakukan melalui vagina
maka bedah casarea merupakan jalan keluar satu-satunya.
4. Janin abnormal
Janin sakit atau abnormal, kerusakan genetik, dan hidrosepalus (kepala besar karena
otak berisi cairan), dapat menyababkan memutuskan dilakukan tindakan operasi.
5. Faktor plasenta
Ada beberapa kelainan plasenta yang dapat menyebabkan keadaan gawat darurat pada
ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi yaitu Plasenta
previa (plasenta menutupi jalan lahir), Solutio Plasenta (plasenta lepas), Plasenta
accrete (plasenta menempel kuat pada dinding uterus), Vasa previa (kelainan
perkembangan plasenta).
6. Kelainan tali pusat
Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi yaitu prolapsus tali pusat (tali
pusat menumbung), dan terlilit tali pusat. Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
adalah keadaan penyembuhan sebagian atau seluruh tali pusat berada di depan atau di
samping bagian terbawah janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum
bayi. Dalam hal ini, persalinan harus segera dilakukan sebelum terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan pada bayi, misalnya sesak nafas karena kekurangan oksigen (O2).
Terlilit tali pusat atau terpelintir menyebabkan aliran oksigen dan nutrisi ke janin tidak
lancar. Jadi, posisi janin tidak dapat masuk ke jalan lahir, sehingga mengganggu
persalinan maka kemungkinan dokter akan mengambil keputusan untuk melahirkan
bayi melalui tindakan Sectio Caesaerea.
7. Bayi kembar (multiple pregnancy)
Tidak selamanya bayi kembar dilakukan secara Caesarea. Kelahiran kembar memiliki
resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Bayi kembar
dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan
melalui persalinan alami. Hal ini diakibatkan, janin kembar dan cairan ketuban yang
berlebihan membuat janin mengalami kelainan letak. Oleh karena itu, pada kelahiran
kembar dianjurkan dilahirkan di rumah sakit karena kemungkinan sewaktu-waktu
19
B. Faktor ibu
1. Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya pada usia sekitar 35 tahun memiliki resiko
melahirkan dengan operasi. Apalagi perempuan dengan usia 40 tahun ke atas. Pada
usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko, misalnya tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, kencing manis (diabetes melitus) dan pre- eklamsia (kejang).
Eklamsia (keracunan kehamilan) dapat menyebabkan ibu kejang sehingga seringkali
menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi caesarea.
2. Tulang panggul
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai
dengan ukuran lingkar kepala janin dan dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkan secara alami. Kondisi tersebut membuat bayi susah keluar melalui jalan
lahir.
3. Persalinan sebelumnya Caesar
Persalinan melalui bedah Caesarea tidak mempengaruhi persalinan selanjutnya harus
berlangsung secara operasi atau tidak.
4. Faktor hambatan panggul
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya adanya tumor dan kelainan bawaan pada
jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit. bemafas. Gangguan jalan lahir ini bisa
terjadi karena adanya mioma atau tumor. Keadan ini menyebabkan persalinan
terhambat atau macet, yang biasa disebut distosia.
5. Kelainan kontraksi Rahim
Jika kontraksi lahir lemah dan tidak terkoordinasi (inkordinate uterine action) atau
tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan,
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong atau tidak dapat melewati jalan lahir dengan
lancar. Apabila keadaan tidak memungkinkan, maka dokter biasanya akan melakukan
operasi Caesarea.
20
BAB IV
KESIMPULAN
Pasien (33 tahun) datang ke Poli Kandungan RSUD Kanjuruhan Kepanjen pukul 10.00
WIB untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien merasakan sudah hamil 9 bulan dan datang
untuk kontrol. Pasien merasakan kenceng-kenceng pada perut sejak 2 hari yang lalu hilang
timbul. Pasien tidak mengeluhkan keluar darah, air maupun lendir dari jalan lahir. Ini
merupakan kehamilan kedua, oleh dokter pasien disarankan untuk MRS.
Secara obyektif pasien dalam keadaan umum yang baik dan tanda vital normal.
Pemeriksaan obsetrik menunjukkan TFU 34 cm dan kesan bokong, punggung janin di kiri,
bagian terbawah kepala, dan belum masuk PAP. DJJ 141 x/menit. Pemeriksaan dalam tidak
ada apa-apa dan portio masih menutup. Oleh karena itu di diagnosa
1. GII PI000 Ab000 usia ibu 33 tahun
2. Gravid uk 40-41 minggu
3. Letak kepala, belum masuk PAP, punggung kiri (puki)
4. BSC 10 tahun lalu
5. Belum inpartu
Untuk mencegah bahaya persalinan sulit dan prognosis yang buruk pada ibu dan janin maka
pada pasien ini direncanakan akan dilakukan sectio caesar dengan indikasi Post date atau
kehamilan lebih bulan dan bekas SC 10 tahun lalu