Disusunoleh:
Pembimbing:
Laporan Kasus
Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkah, rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikanLaporan Kasus yang berjudul “Benda Asing pada Tonsil Palatina
Sinistra”. Laporan Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik
Senior Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL RSMH Palembang.Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan banyakterima kasih kepada dr. Puspa
Zuleika, Sp.T.H.T.K.L (K), M.Kes, FICS selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama penulisan dan penyusunan referat ini, serta semua
pihak yang telah membantu hingga selesainya laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
laporan kasus ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari seluruh pihak agar laporan kasus ini menjadi lebih baik.
Semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan
bagi penulis dan pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
intervensi segera. Korpus alienum yang tidak menyumbat jalan napas atau
hanya menyumbat sebagian biasanya memiliki gejala disfagia, odinofagia,
disfonia, dan ada riwayat tersedak.7 Komplikasi utama dari benda asing
orofaring adalah sumbatan jalan napas.8
6
BAB II
STATUS PENDERITA
2.1 Identifikasi
Nama : An. RAA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 20 November 2007
Umur : 10 tahun
Alamat : JL. Skip Jaya, Palembang
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Bangsa : Indonesia
No. Rekam Medik : 0854399
Tanggal Berobat : Klinik THT-KL RSMH (14 Juni 2018)
2.2 Anamnesis
(Alloanamnesis pada tanggal 14 Juni 2018 pukul 11.00 WIB)
Keluhan Utama :
Rasa nyeri dan menusuk di tenggorokan ± 3 jam sebelum berobat ke
RSMH.
Keluhan Tambahan :
Rasa mengganjal pada tenggorokan
Riwayat Perjalanan Penyakit :
± 3 jam yang lalu pasien tertelan tulang ikan saat sedang makan.
Kemudian pasien mencoba mengeluarkannya namun tidak bisa. Pasien
meminum banyak air mineral dan makan nasi kepal, keluhan masih
dirasakan. Pasien kemudian berobat ke IGD RSMH Palembang. Nyeri saat
menelan tidak ada, sulit menelan tidak ada, rasa mengganjal pada tenggorok
7
ada, tersedak tidak ada, rasa tercekik tidak ada, mual dan muntah tidak ada,
batuk tidak ada, sesak nafas tidak ada, demam tidak ada, bengkak pada leher
tidak ada.
8
Status Lokalis
Telinga
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Regio Retroaurikula
-Abses - -
-Sikatrik - -
-Pembengkakan - -
-Fistula - -
-Jaringan granulasi - -
Regio Zigomatikus
-Kista Brankial Klep - -
-Fistula - -
-Lobulus Aksesorius - -
Aurikula
-Mikrotia - -
-Efusi perikondrium - -
-Keloid - -
-Nyeri tarik aurikula + -
-Nyeri tekan tragus + -
-Erosi - -
-Krusta - -
9
-Sekret (serous/ seromukus/ - -
mukopus/ pus) - -
-Perdarahan - -
-Bekuan darah - -
-Cerumen plug - -
-Epithelial plug - -
-Jaringan granulasi - -
-Debris -
-Banda asing -
-Sagging -
-Exostosis -
II.Membran Timpani
-Warna (putih/suram/hiperemis/ Putih Putih
hematoma)
-Bentuk (oval/ bulat) Oval Oval
-Pembuluh darah Pelebaran (-) Pelebaran (-)
-Refleks cahaya + +
-Retraksi - -
-Bulging - -
-Bulla - -
-Ruptur - -
-Perforasi - -
(sentral/perifer/marginal/attic) - -
(kecil/besar/subtotal/total)
-Pulsasi - -
-Sekret (serous/ seromukus/ - -
mukopus/ pus) - -
-Tulang pendengaran - -
-Kolesteatoma - -
-Polip - -
-Jaringan granulasi
10
Gambar Membran Timpani
Hidung
I.Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri
-Tes aliran udara Cukup Cukup
-Tes penciuman
11
Teh Tidak Tidak
Kopi dilakukan dilakukan
Tembakau
1. Rinoskopi Anterior
a.Vestibulum nasi
-Sikatrik - -
-Stenosis - -
-Atresia - -
-Furunkel - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/ - -
12
pus)
b.Kolumela
-Utuh/tidakutuh Utuh Utuh
-Sikatrik - -
-Ulkus - -
c. Kavum nasi
-Luasnya (lapang/ cukup/ sempit) Lapang Lapang
-Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/ - -
pus)
-Krusta - -
-Bekuan darah - -
-Perdarahan - -
-Benda asing - -
-Rinolit - -
-Polip - -
-Tumor - -
d. Konka Inferior
-Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) Eutropi Eutropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
-Warna (merah muda/ hiperemis/ pucat/ Merah muda Merah muda
livide)
-Tumor - -
e. Konka media
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Sulit dinilai Sulit dinilai
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah
muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
13
f. Konka superior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Sulit dinilai Sulit dinilai
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah
muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
g. Meatus Medius
-Lapang/ sempit Sulit dinilai Sulit dinilai
-Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/
pus)
-Polip
-Tumor
h. Meatus inferior
-Lapang/ sempit Sulit dinilai Sulit dinilai
-Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/
pus)
-Polip
-Tumor
i. Septum Nasi
-Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) Eutropi Eutropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
-Warna (merah muda/ hiperemis/ pucat/ Merah muda Merah muda
livide)
-Tumor - -
-Deviasi (ringan/sedang/berat) - -
(kanan/kiri)
(superior/inferior)
(anterior/posterior)
14
(bentuk C/bentuk S)
-Krista - -
-Spina - -
-Abses - -
-Hematoma - -
-Perforasi - -
-Erosi septum anterior - -
15
-Adenoid
-Tumor
-Koana (sempit/lapang)
-Fossa Russenmullery (tumor/tidak)
-Torus tobarius (licin/tak licin)
-Muara tuba (tertutup/terbuka)
(sekret/tidak)
16
-Kelenjar ludah (pembengkakan/litiasis) Normal Normal
(striktur/ranula)
-Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia) Normal Normal
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)
17
Rumus gigi-geligi
18
-Aritenoid (hiperemis/ udem/ ulkus/ dilakukan dilakukan
membran)
-Pita suara (hiperemis/udem/menebal)
(nodus/polip/tumor)
(gerak simetris/asimetris)
-Pita suara palsu (hiperemis/udem)
-Rima glottis (lapang/sempit)
-Trakea
2.Laringoskopi langsung (direct) Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
2.6 Tatalaksana
Nonmedikamentosa : ekstraksi benda asing dan evaluasi
Medikamentosa:
- Amoksisilin sirup 3x250 mg selama 5 hari
- Paracetamol sirup 3x250 mg prn
VIII. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
20
Membrana mukosa yang meliputi sepertiga posterior lidah
berbentuk irregular, yang disebabkan oleh adanya jaringan limfoid di
bawahnya, disebut tonsila linguae. Membrana mucosa melipat dari lidah
menuju epiglotis. Pada garis tengah terdapat elevasi, yang disebut plica
glossoepiglottica mediana, dan dua plica glossoepiglottica
21
Batas anterior dari tonsila palatina adalah arcus palatoglossus. Di
posterior terdapat arcus palatopharyngeus. Pada superior terdapat
palatum molle, disini tonsila palatina dilanjutkan oleh jaringan limfoid di
permukaan bawah palatum molle. Diinferior dari tonsila palatina terdapat
sepertiga posterior lidah. Di sebelah medial dari tonsila palatina terdapat
orofaring. Dan batas lateral tonsila palatine adalah kapsula yang
dipisahkan dari m.constrictor pharyngis superior oleh jaringan alveolar
jarang.
2.2.1 Epidemiologi
22
2.2.2 Etiologi
23
dikeluhkan oleh pasien dewasa dengan ketidakmampuan mengendalikan
sekresi air liur.
Pada pasien anak biasanya tidak terdapat gejala yang khas. Orang
tua biasanya yang memberitahu kepada dokter bahwa anaknya telah
menelan sesuatu. Rasa tersumbat ditenggorok, muntah, dan sakit
tenggorokan biasanya muncul. Jika benda asing berlangsung lama maka
biasanya anak menjadi tidak ingin makan, rewel, gagal tumbuh, demam,
stridor, gejala pulmonal seperti pneumonia yang berulang yang berasal
dari aspirasi. Benda asing esophagus yang besar pada UES dapat
mendesak trakea sehingga menyebabkan stidor dan membahayakan
pernafasan.(17)
2.2.4 Diagnosis
24
Pemeriksaan penunjang disarankan pada pasien yang yakin telah masuk
tulang ikan berukuran besar, masih ada keluhan nyeri atau mengganjal,
namun tidak terlihat dari pemeriksaan fisik sederhana. Tulang ikan yang
secara keseluruhan telah menembus mukosa akan sulit dideteksi dan
sering kali luput saat pemeriksaan fisik.13
Pasien berpikir ia baru saja menelan tulang ikan atau ayam, tutup
botol, atau sesuatu semacam itu, dan masih bisa merasakan sensasi benda
asing di tenggorokan, terutama (mungkin menyakitkan) saat menelan.
Dia mungkin yakin bahwa ada tulang atau benda lain terjebak di
tenggorokan. Dia mungkin dapat melokalisasi sensasi benda asing
tepatnya di atas kartilago tiroid (menyiratkan benda asing di hipofaring
yangmana Anda mungkin dapat melihat), atau ia mungkin hanya samar-
samar melokalisasi sensasi benda asing ke kedudukan suprasternal (yang
bisa menyiratkan benda asing di mana saja di kerongkongan). Selama
menelan, dasar lidah mendorong bolus makanan ke posterior, benda
tajam yang tersembunyi di bolus makanan itu dapat tertanam dalam
tonsil, pilar tonsil, dinding faring ,atau dasar lidah itu sendiri. Dalam
sebuah penelitian, mayoritas pasien yang ada gejala dampak dari tertelan
tulang ikan tidak menunjukkan adanya patologi, dan gejala mereka akan
hilang dalam 48 jam. Dua puluh persen tidak memiliki gejala tertelannya
tulang ikan, dan mayoritasnya mudah diidentifikasi dan dikeluarkan pada
kunjungan awal14.
25
Benda asing pada orofaring biasanya dapat terlihat dan mudah
diambil. Pada pasien yang kooperatif dapat dilakukan laringoskopi
indirect atau nasofaringoskopi serat optik. Foto Rontgen polos esophagus
servikal dan torakal anteroposterior dan lateral dilakukan pada pasien
yang menelan benda asing terutama logam. Sehingga dapat diketahui
letak dari benda asing di esophagus. Endoscopi dilakukan pada pasien
dimana jalan nafas ikut terlibat dan sudah timbul komplikasi. Jika belum
jelas maka dapat dilakukan CT scan sebelum endoskopi.17
26
Keluhan dapat hilang karena tulang ikan berukuran sangat kecil tersebut
didorong keluar oleh mukosa secara perlahan dan bagian yang luka dapat
sembuh dengan sendirinya.14
27
menjulurkan lidah sambil dipegangi pemeriksa pada bagian
ujungnya. Jika pasien gampang sekali muntah, berikan anestesi pada
palatum dengan menyemprotkan xilocaine bercampur air
perbandingan 1:1 sebelum pemeriksaan dilakukan. Lakukan
pengambilan benda asing menggunakan alat yang tersedia, seperti
klem bengkok, pinset bayonet, dsb.
5. Khusus benda asing di dasar lidah, pengambilan dilakukan dengan
menggunakan kaca tenggorok berukuran besar. Pasien diminta
menjulurkan dan menarik lidahnya sendiri. Tangan kiri pemeriksa
memegang kaca sedangkan kanan memegang cunam untuk
mengeluarkan benda tersebut. Tindakan ini agak sulit dilakukan oleh
dokter layanan primer dan sangat membutuhkan kemahiran.
Disarankan menyemprotkan xilocaine atau obat anestesi sejenis pada
pasien sebelum tindakan agar memudahkan proses pengambilan.
6. Apabila benda asing tidak terlihat dari pemeriksaan orofaring, perkusi
dan auskultasi mulai dari leher hingga dada pasien. Sensasi benda
asing di tenggorok (laring/trakea) dapat dirasakan pasien akibat
getaran perkusi. Melalui auskultasi dapat terdengar suara seperti
pneumotoraks jika benda berukuran cukup besar. Lakukan rontgen
pada leher dan dada untuk memastikan posisi benda asing.
7. Jika hasil inspeksi dan rontgen negatif namun pasien masih
merasakan ketidaknyamanan dalam skala minimal, maka pasien
dipulangkan terlebih dahulu dengan catatan diminta sering minum air
dan kembali lagi setelah 2 hari. Saat pulang berikan antibiotik kepada
pasien untuk mencegah infeksi dari luka yang ditimbulkan benda
asing. Apabila dalam 1 atau 2 hari keluhan memburuk, lakukan
rujukan untuk pemeriksaan endoskopi, laringoskopi direk, dan
tindakan lainnya yang menjadi kompetensi dokter spesialis THT.
28
2.2.6 Komplikasi
2.2.7 Prognosis
29
BAB IV
ANALISIS KASUS
Seorang anak usia 10 tahun pada tanggal 14 Juni 2018 datang ke IGD
RSMH dengan keluhan utama tertelan tulang ikan sejak ± 3 jam yang lalu.
Anamnesis didapatkan saat os tiba di IGD RSMH, os mengeluh tertelan tulang
ikan saat sedang makan. Untuk mengurangi keluhan pasien meminum banyak air
mineral dan makan nasi kepal, keluhan masih dirasakan. sulit menelan tidak ada,
rasa mengganjal pada tenggorok ada, tersedak tidak ada, rasa tercekik tidak ada,
mual dan muntah tidak ada, batuk tidak ada, sesak nafas tidak ada, demam tidak
ada, bengkak pada leher tidak ada.
Tidak ada batuk, sesak napas, mengeluarkan suara seperti mengorok, rasa
panas di dada, nyeri di dada, dan demam. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 x/menit, temperatur 36,5 ºC, dan frekuensi pernafasan 20x/menit.
Pemeriksaan tenggorokan didapatkan faring hiperemis. Pemeriksaan hidung dan
telinga dalam batas normal. Penegakkan diagnosis berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan benda asing (Tulang
Ikan) di Tonsil palatina Sinistra.
30
Gambar 5. Identifikasi Pasien
31
Dari keterangan di atas, pasien didiagnosis dengan benda asing (corpus alineum)
di Tonsil palatina sinistra. Pada penatalaksanaan dilakukan ekstraksi benda asing
dan evaluasi.
4.2 Diskusi
32
Korpus alienum dapat disebabkan oleh berbagai macam benda, seperti
potongan plastik, pin logam, biji-bijian, kacang-kacangan, tulang, dan koin.
Penyebab tersering adalah sisa makanan seperti tulang ikan dan ayam. Pada kasus
ini korpus alienum disebabkan oleh tulang ikan.
33
bagian THT, prognosis korpus alienum tenggorok adalah bonam. Sebagian besar
kasus dapat dilakukan ekstraksi secara langsung tanpa bantuan anestesi.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
12. Sonkhya,N, dkk. Clinical report Retained, Incarcerated oropharyngeal foreign
bodies. Indian Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery Vol. 58
(1). 2006.
13. Soepardi, EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher. Edisi VII. Jakarta: Badan penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2012.
14. Feied C, Smith M, Handler J, Gillam M. Foreign Body in Throat. Common
Simple Emergencies: Longwood Information. Diakses dari
http://www.ncemi.org pada 21 Juni 2018.
15. Munir M, Hadiwikarta A, Hutauruk SM. Trauma Laring. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telingan Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi VI. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2012: 186-8.
16. Chiu HS, Chung CH. Management of Foreign Bodies in Throat : An
Emergency Department’s Perspective. Hongkong Journal of Emergency
Medicine. 2002: 9(3).
36