Anda di halaman 1dari 5

ⓘ Baru saja dioptimalkan oleh GoogleLihat yang asli

http://fitriaprianigadil.blogspot.com/2012/11/miometritis.html?m=1

Big Girls Don't Cry

Saya wanita biasa, suka makan cokelat, eskrim, suka tidur dimana aja, suka pelangi, hujan dan kembang
api :)

Selasa, 27 November 2012

MIOMETRITIS

A.Pengertian

Metritis atau miometritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik,
peritonitis, syok septik, thrombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik yang menahun,
dispaerunia, penyumbatan tuba dan fertilitas. (Sarwono Priwirohardja, Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan neonatal, 2009 : 262)

Metritis atau miometritis adalah infeksi uterus pasca persalinan dikenal sebagai endometritis,
endomiometritis, dan endoparametritis. karena infeksi yang timbul tidak hanya mengenai desidua,
miometrium, dan jaringan para metrium, maka terminologi yg lebih disukai adalah metritis disertai
selulitis pelvis. (Sarwono Priwirohardja, Ilmu Kebidanan, 2010 : 647 )

Metritis atau miometritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu. Kelambatan terapi akan menyebabkan abses, peritonitis, syok, trombosis vena,
emboli paru, infeksi panggul kronik, sumbatan tuba dan infertilitas. (Prof.dr Abdul Bari Saifudin
SpOG,MPH, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 92 )

Metritis adalah radang miometrium. Miometritis akut biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi
post partum. Metritis adalah infeksi post partum. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri merupakan bagian dari
infeksi yang lebih luas.

(http://tiayuliawardani-midwifeisme.blogspot.com/2011/06/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas-
dengan.html)

Metritis atau miometritis adalah radang miometrium. Metritis akuta biasanya terdapat pada abortus
septik atau infeksi post partum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari
infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang dapat menimbulkan
metritis akut. (Sarwono Priwirohardja, Ilmu Kebidanan, 2007 : 286)

Metritis dibagi menjadi dua yaitu:

a. Metritis akuta

Metritis Akuta biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri
sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan
endometriudm yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini
miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan
dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.

b. Metritis Kronik

Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus
lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang
multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kehamilan. Bila pengobatan
terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi :

1) Abses pelvic

2) Peritonitis

3) Syok septic

4) Dispareunia

5) Trombosis vena yang dalam

6) Emboli pulmonal

7) Infeksi pelvik yang menahun

8) Penyumbatan tuba dan infertile

(Sarwono Priwirohardja, Ilmu Kebidanan, 2007 : 286)

B.Etiologi

Miometritis atau metris ini adalah kelanjutan dari endometritis yang penyebarannya secara cepat dan
tidak segera ditangani. Penyebab yang sering menimbulkan peradangan ini adalah infeksi. Radang uterus
yang akuta biasanya diakibatkan oleh infeksi gonorea atau akibat infeksi pada post abortus dan
postpartum. Selain itu alat – alat yang digunakan pada saat melakukan abortus atau partus tidak
diperhatikan pencegahan infeksinya yang lalu digunakan pada saat abortus atau partus.

Sebab lain selain terjadinya infeksi adalah lama belum memiliki anak masa menstruasi yang melebihi dari
tujuh hari, siklus menstruasi antara 2-7 hari atau lebih singkat, ada anggota keluarga yang mengalami
miometritis, menderita penyakit yang dapat mempengaruhi menstruasi secara normal, menderita infeksi
panggul yang dapat menyebabkan kerusakan sel.

C.Tanda dan Gejala

a. Demam

b. Keluar lochea berbau, keputihan yang berbau

c. Sakit pinggang

d. Nyeri abdomen

e. Nyeri saat berhubungan seksual

f. Nyeri di daerah pelvic

g. Nyeri di punggung kaki (betis)

h. Gangguan kesuburan (keluarnya menstruasi yang lama dan banyak)

i. Gangguan buang air besar (sembelit atau kembung)

D.Pengaruh Terhadap Nifas

· Gangguan ketidaknyamanan

· Kontisipasi ( susah buang air besar )

· Sulit untuk menyusui

· Cemas

· Gelisah

E. Pencegahan
Cara pencegahan terjadinya miometritis adalahsetiap tindakan medis yang berhubungan denganalat
reproduksi terutama alat reproduksi interna.Dengan memperhatikan pencegahan infeksisetidaknya
mengurangi tranmisi kuman dan jugaperawatan setelah dilakukan tindakan medis agar tidak terjadi
infeksi.

Tetapi jika sudah terinfeksi segera kenali gejala yang ada dan tangani secara dini dengan
prinsipmencegah penyebaran yang meluas. Karenaperadangan uterus meluas dengan cepat
akanmenimbulkan komplikasi kejaringan sekitar. Diantaranya :

Parametritis ( infeksi sekitar rahim )

Salpingitis ( infeksi saluran otot )

Ooforitis ( infeksi indung telur )

Pembentukan nanah sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur)

F.Penatalaksanaan

· Menjelaskan tentang kemungkinan penyakit yang diderita.

· Memberikan dukungan emosional kepada pasien agar pasien tenang dan dapat menerima dengan
ikhlas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya.

· Memberikan tablet penambah darah untuk memperbaiki kadar haemoglobinnya.

· Antibiotika spektrum luas :

Ampisilin 2 g iv / 6 jam

Gentamisin 5 mg kg / BB

Metronidasol 500 mg iv / 8 jam (Lanjutkan antibiotik ini sampai ibu tidakpanas selama 24 jam )

· Memberikan uterotonika (bila dibutuhkan)

· Berikan transfusi darah Packed Red Cell ( bila dibutuhkan )

· Profilaksi Antitetanus ( terapi pertimbangan)

· Bila dicurigai ada sisa plasenta, lakukan pengeluaran baik secara digital atau kuret yang lebar.

· Bila terdapat pus lakukan drainase

· Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata
lakukan laparotomi dan keluarkan pus.bila pada evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi
subtotal.
Prinsip penatalaksanaan yang mendasaradalah cegah terjadinya perluasan radangkejaringan lainnya dan
lakukan pengobatan yang adekuat agar tidak terjadi abses pelvik, peritonititis, syok septik, thrombosis
vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik yang menahun, dyspareunia , penyumbatan tuba
daninfertilitas.

Fitri Apriani Gadil di 05.54

Tidak ada komentar:

‹›

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Fitri Apriani Gadil

i'm just ordinary women with a many dream :)

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai