Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA MENGENALI GAYA BELAJAR SISWA DALAM KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Ika Suci Cahyani


Universitas Negeri Yogyakarta
ika.suci2016@uny.ac.id

Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pentingnya mengenali gaya belajar
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka
(library research). Pustaka yang digunakan berupa buku, jurnal, dan skripsi. Gaya belajar
siswa penting dalam proses pembelajaran. Guru harus memahami gaya belajar siswa.
Mengenali gaya belajar siswa akan memudahkan guru untuk memilih kegiatan pembelajaran
yang sesuai dan memudahkan siswa dalam menerima informasi. Ada tiga jenis gaya belajar,
yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar
visual belajar melalui apa yang mereka lihat. Gaya belajar auditorial belajar melalui apa yang
didengar. Gaya belajar kinestetik belajar melalui gerakan.
Kata kunci: gaya belajar, visual, auditorial, kinestetik, dan pembelajaran

THE IMPORTANCE OF KNOWING LEARNING STYLES IN LEARNING ACTIVITIES

Abstract

This study was aimed at finding the importance of knowing learning styles in learning activities.
Data were collected from library research in the form of books, journals, and ?. Teacher must know
the students learning styles. Recognize the students learning styles will make it easier for teachers to
apply the appropriate learning activities and make it easy for students to receive information. There
are three types of learning styles: visual learning styles, auditorial learning styles, and kinesthetic
learning styles. The visual learning style learn through what they see. The auditorial learning styles
learn through what they hear. The kinesthetic learning style learn through touch and movement.
Keywords: learning styles, visual, auditorial, kinesthetic, and learning
PENDAHULUAN mengatakan lain ladang, lain ikannya. Lain
orang, lain pula gaya belajarnya.
Setiap individu mempunyai
Peribahasa tersebut pas untuk menjelaskan
kelebihan dan kekurangannya masing-
bahwa tidak semua individu mempunyai
masing. Kelebihan dan kekurangan ini
gaya belajar yang sama. Termasuk jika
disebut keunikan, yang membedakan
mereka tumbuh dalam lingkungan yang
individu satu dengan individu lainnya.
sama, sekolah yang sama atau bahkan di
Seperti yang dijelaskan Ghufron dan
kelas yang sama.
Risnawita, (2014:8) bahwa individu adalah
satu kesatuan yang masing-masing Gaya belajar merupakan cara
mempunyai ciri khas, oleh karenanya tidak tercepat dan terbaik yang dimiliki individu
ada individu yang sama. Satu individu dalam menerima, menyerap, mengatur, dan
dengan individu lainnya berbeda. mengolah informasi yang diterimanya.
Perbedaan individu dapat dilihat dari dua Menurut De Porter dan Hernacki secara
segi yaitu horizontal dan vertikal. umum gaya belajar dibedakan dalam tiga
Perbedaan horizontal adalah perbedaan kelompok yaitu gaya belajar visual, gaya
setiap individu dalam aspek psikologis belajar auditorial, dan gaya belajar
seperti tingkat kecerdasan, minat, bakat, kinestetik. Gaya belajar mempunyai peran
ingatan, emosi, kepribadian, dan penting dalam pendidikan, terutama dalam
sebagainya. Sedangkan perbedaan dari segi proses kegiatan belajar mengajar. Barbara
vertikal adalah perbedaan individu dalam Prashnig mengungkapkan bahwa gaya
aspek jasmani seperti bentuk, ukuran, belajar siswa yang sesuai dengan cara
kekuatan, dan daya tahan. Antara siswa satu mereka melakukan kegiatan belajar akan
dengan yang lainnya memiliki kepribadian, memberikan dampak positif, seperti dapat
inteligensi, jasmani, sosial, dan emosi yang meningkatkan prestasi belajar mereka.
berbeda. Ada yang lambat dan ada yang Barbara Prashnig juga mengatakan bahwa
cepat dalam menangkap informasi atau peran guru dalam proses belajar siswa
belajar. Ada yang sesuai dengan gaya sangat mempengaruhi kesuksesan siswa.
belajar tertentu dan ada yang tidak sesuai
Munif Chatib menyatakan bahwa
dengan gaya belajar tersebut. Hal ini
banyaknya kegagalan siswa dalam
menunjukkan bahwa setiap siswa
menerima informasi disebabkan
mempunyai kemampuan dan cara belajar
ketidaksesuaian gaya mengajar guru
yang berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan
dengan gaya belajar siswa. hal ini sesuai
Hamzah B. Uno, bahwa pepatah
dengan pendapat S. Nasution yang
mengatakan bahwa setiap metode mengajar sendiri, atau bahkan jalan-jalan. Hal itu
tergantung pada cara atau gaya siswa karena gaya belajarnya yang tidak sesuai
belajar, pribadi, dan kesanggupannya. Oleh dengan cara guru mengajar.
karena itu, guru dalam mengajar harus
Selain itu, ada juga guru yang
memperhatikan gaya belajar siswa. Dengan
mungkin tidak mengenali atau memahami
mengenali gaya belajar siswa, guru dapat
karakter siswanya. Tidak mengenali gaya
merancang kegiatan pembelajaran dengan
belajar masing-masing siswa, bahkan tidak
beragam model, strategi, dan metode yang
tahu cara mengajar yang tepat sesuai
sesuai. Beragam kegiatan pembelajaran ini
karakteristik dan gaya belajar mereka.
akan menciptakan suasana belajar yang
Padahal memahami gaya belajar siswa
kondusif, menyenangkan, dan sesuai
merupakan hal yang sangat penting dan
dengan kebutuhan serta kemampuan siswa.
berpengaruh dalam siswa menerima
Tentunya juga memudahkan siswa dalam
informasi dari guru.
menyerap informasi sehingga
meningkatkan minat dan prestasi Berdasarkan masalah diatas dapat

belajarnya. ditarik rumusan masalah yaitu apakah


pentingnya mengenali gaya belajar siswa,
Fenomena yang terjadi di Indonesia
bagaimana cara mengetahui gaya belajar
memperlihatkan penggunaan teori gaya
siswa, dan bagaimana cara mengajar sesuai
belajar di sekolah belum diterapkan.
dengan gaya belajar siswa. Berkaitan
Sebagian besar guru masih menerapkan
dengan permasalahan gaya belajar siswa,
metode ceramah dalam kegiatan
penulis mengambil judul “Pentingnya
pembelajaran. Meskipun sudah ada
Mengenali Gaya Belajar Siswa dalam
perubahan dalam kurikulum 2013 yaitu
Kegiatan Pembelajaran”.
menggunakan student centered, tetapi
dalam penerapannya di sekolah belum METODE PENULISAN

sepenuhnya dilaksanakan. Banyak yang Sumber data yang digunakan dalam

masih berpusat pada guru dan jurnal ini berupa pustaka-pustaka yang ada,

menggunakan metode klasik seperti baik berupa buku-buku yang bersangkutan,

ceramah dan hanya menggunakan buku artikel maupun jurnal-jurnal yang

sebagai sumber belajar. Akibatnya saat mempunyai keterkaitan dengan

guru hanya menggunakan metode ceramah pembahasan masalah. Di samping itu juga

ada siswa yang mendengarkan dan ada beberapa informasi dari berbagai sumber

siswa yang tidak mendengarkan, sibuk media, seperti media elektronik. Jenis data
yang digunakan dalam jurnal ini penegtahuan yang ia dapat. Sedangkan
menggunakan data sekunder yang bersifat menurut S. Nasution, gaya belajar adalah
kualitatif dan kuantitatif. cara yang konsisten yang dilakukan oleh
Penulis menggunakan library seorang siswa dlama menangkap informasi
research (studi pustaka) dalam teknik atau stimulus, cara mengingat, berpikir, dan
pengumpulan data. Studi pustaka memecahkan soal.
merupakan metode penulisan dengan Menurut Bobbi De Poter & Mike
menggunakan objek kajian penelitian yang Hernacki secara umum gaya belajar
berfokus pada pustaka. Pustaka tersebut dibedakan dalam tiga kelompok yaitu gaya
dapat berupa media cetak maupun belajar visual, gaya belajar auditorial, dan
elektronik yang valid, berhubungan, dan gaya belajar kinestetik. Dari hasil survei
relevan dengan kajian tulisan serta diketahui bahwa terdapat 29% orang
mendukung uraian atau analisis mempunyai gaya belajar visual, 34% gaya
pembahasan. belajar auditorial, dan 37% gaya belajar
PEMBAHASAN kinestetik.
Gaya Belajar adalah cara tercepat Gaya Belajar Visual
dan terbaik yang dimiliki individu dalam Gaya belajar visual adalah gaya
menerima, menyerap, mengatur, dan belajar dengan cara melihat, mengamati,
mengolah informasi. Setiap individu memandang, dan sejenisnya. Kekuatan
mempunyai gaya belajar yang berbeda. gaya belajar ini terletak pada indera
Menurut De Porter dan Hernacki, penglihatan. Bagi orang yang memiliki
“gaya belajar merupakan suatu kombinasi gaya ini, mata adalah alat yang paling peka
dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian untuk menangkap setiap gejala atau
mengatur serta mengolah informasi”. stimulus (rangsangan) belajar. Ciri-ciri
Willing mendefinisikan gaya belajar siswa dengan gaya belajar visual yaitu
sebagai kebiasaan belajar yang disenangi mempunyai nada suara yang tinggi,
oleh pembelajar. Keefe memandang gaya berbicara dengan cepat dan tidak suka
belajar sebagai cara seseorang dalam mendengarkan orang lain, lebih suka
menerima, berinteraksi, dan memandang bebricara dengan bertatap muka,
lingkungannya. berpakaian rapi dan teratur, suka membaca
Menurut Sukadi, gaya belajar dan dapat membaca dengan cepat, teliti,
adalah kombinasi antara cara seseorang sering melupakan sesuatu, saat marah
dalam menyerap pengetahuan dan cara cenderung diam, dan sebagainya.
mengatur serta mengolah informasi atau
Terdapat beberapa strategi atau cara kejadiannya, tidak hanya mengingat
dalam mengajar yang sesuai dengan gaya teksnya saja.
belajar visual, yaitu sebagai berikut. 8. Mencatat kembali bahan pelajaran.
1. Berikanlah buku-buku yang banyak Seorang visual learners cenderung rapi
ilustrasi gambar dan warnanya. dan suka hal yang singkat dan jelas.
2. Perbanyak menggunakan materi visual 9. Warna adalah rangsangan utama bagi
seperti, gambar-gambar, diagram dan tipe visual, jadi gunakan sebanyak
peta, dan memanfaatkan multimedia mungkin warna untuk menandai
atau teknologi seperti komputer, OHP, tugas/pekerjaan peserta didik.
kamera video, live video feed / sirkuit 10. Ajak siswa untuk mencoba
tertutup TV, fotografi, internet, dll. mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
3. Dorong siswa untuk menggunakan gambar ataupun tulisan.
highlighter atau menggarisbawahi 11. Menggunakan Mind Map.
bagian-bagian yang penting dari Gaya Belajar Auditorial
catatan atau buku cetaknya. Gaya belajar auditorial atau aural
4. Memperhatikan penerangan tempat learner adalah gaya belajar yang
belajar. Tipe visual sangat dominan cenderung menerima informasi paling baik
menggunakan indra penglihatan. Oleh dan efektif dengan menggunakan indra
sebab itu, penerangan tempat anak pendengaran (audio). Ciri-ciri siswa
belajar perlu diperhatikan. dengan gaya belajar auditorial adalah
5. Hindarkan “polusi visual” di sekitar mempunyai suara yang jelas dan kuat,
tempat mereka belajar. Tipe visual lebih suka berbicara melalui perantara
sangat mudah terganggu seperti telepon, suka mendengarkan orang
konsentrasinya dengan hal-hal yang lain, sering berbicara sendiri atau
sifatnya visual. menggumam, banyak bicara, tidak suka
6. Pastikan buku catatan mereka lengkap membaca, saat marah mereka cenderung
dan tidak ketinggalan mencatat. Anak mengekspresikannya dengan marah, suka
belajar terutama dari bahan tertulis, mendengarkan musik, suka dengan diskusi
seperti catatan. kelompok, dan lain-lain.
7. Visualisasikan apa yang sedang Strategi atau cara mengajar untuk
mereka ingin ingat. Saat siswa orang dengan gaya belajar auditorial
mempelajari sesuatu, doronglah adalah sebagai berikut.
mereka untuk membayangkan 1. Guru dapat mengajak siswa untuk ikut
berpartisipasi dalam diskusi.
2. Mendorong anak untuk membaca Adapun cara mengajar untuk orang
materi pelajaran dengan keras. dengan gaya belajar kinestetik adalah
3. Menggunakan musik atau dilagukan. sebagai berikut.
4. Guru dapat menggunakan rekaman dan 1. Memperbanyak praktik lapangan (field
biarkan anak merekam materi trip).
pelajarannya ke dalam kaset dan 2. Melakukan demonstrasi atau
dorong anak untuk mendengarkannya pertunjukan langsung terhadap suatu
sebelum tidur. proses.
5. Menggunakan audio dalam 3. Membuat model atau contoh-contoh.
pembelajaran (musik, radio, dll), saat 4. Belajar tidak harus duduk secara
belajar. formal, bisa dilakukan dengan duduk
6. Sering memberi pertanyaan. dalam posisi yang nyaman, walaupun
7. Biarkan anak menjelaskan dengan tidak biasa dilakukan oleh murid-
kata-kata dripada tulisan. murid yang lain.
8. Menghindarkan “polusi suara”. Anak 5. Memperbanyak praktik di
akan sangat peka terhadap suara dan laboratorium.
bunyi sehingga dapat mengganggu 6. Boleh menghafal sesuatu sambil
konsentrasi belajarnya. bergerak, berjalan atau mondar-
Gaya Belajar Kinestetik mandir.
Gaya belajar kinestetik adalah gaya 7. Perbanyak simulasi dan role playing.
belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan 8. Biarkan anak berdiri atau bergerak
menyentuh. Maksudnya ialah belajar menggunakan tubuh saat menjelaskan
dengan mengutamakan indera perasa dan sesuatu.
gerak-gerakan fisik. Orang dengan gaya 9. Jangan paksakan anak untuk belajar
belajar ini lebih mudah menangkap lama sampai berjam-jam.
pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau 10. Izinkan anak untuk mengunyah
mengambil tindakan. Ciri-ciri gaya belajar permen karet pada saat belajar.
kinestetik yaitu suaranya cenderung berat, 11. Dorong siswa menggunakan warna
sering menggunakan bahasa tubuh atau terang untuk menghighlight hal-hal
gerakan, berbicara lambat, tidka bisa duduk penting dalam bacaan.
dalam waktu yang lama, saat belajar suka Terdapat satu lagi gaya belajar yaitu
berjalan-jalan, menyukai permainan, taktil yaitu belajar atau menerima
olahraga atau kegiatan yang melibatkan informasi dengan mudah melalui sentuhan
fisik, dan sebagainya. langsung atau dengan benda atau objek
nyata. Cara yang sesuai untuk siswa yang tugas yang memungkinkan siswa dapat
mempunyai gaya belajar taktil dapat memilih cara mengerjakannya sesuai
menggunakan demonstrasi, proyek, dengan gaya belajar mereka.
bermain peran, permainan, dan percobaan Selain perlu mengetahui gaya belajar
atau praktik. visual, auditori, dan kinestetik, perlu juga
Setiap guru harus mengetahui gaya guru mengetahui gaya belajar lingkungan
belajar semua siswanya. Gaya belajar yang disukai siswa. lingkungan tersebut
mempunyai peran penting dalam proses berupa suara yang tenang, ribut, musik,
pembelajaran, prestasi, dan hasil belajar atau orang berbicara; posisi tubuh yaitu
siswa. Ada berbagai cara untuk mengenali duduk di kursi, di lantai, berbaring, atau
gaya belajar siswa, yaitu dengan bebas; interaksinya dengan orang lain;
pengamatan langsung, observasi secara pencahayaan yang terang, redup, atau jenis
mendetail, atau dengan memberikan cahaya seperti cahaya matahari atau dari
angket kepada siswa tetapi untuk kelas jendela, dll; dan temperatur atau suhu.
tinggi saja. Observasi secara mendetail Dalam kegiatan pembelajaran,
terhadap siswa bisa dilakukan dengan melibatkan gaya belajar anak dalam
melalui penggunaan berbagai metode merancang proses pembelajaran sangatlah
pembelajaran di kelas. penting. Dengan mengenali gaya belajar
Pertama menggunakan metode setiap siswa, guru diharapkan akan
ceramah, guru dapat memperhatikan siswa menetapkan tujuan yang dapat
yang mendengarkan dengan tekun. Siswa diaplikasikan kepada semua siswa,
yang antusias atau kuat mendengarkan ini memilih materi sesuai kemampuan dan
merupakan gaya pembelajar auditorial. pengetahuan siswa, menggunakan metode
Kedua dengan memutarkan film atau pembelajaran yang memungkinkan untuk
menggunakan video, menunjukkan menerapkan semua gaya belajar.
gambar atau poster, menunjukkan grafik, Metode pembelajaran ini menyangkut
diagram, dan sejenisnya. Dengan ini guru tiga aspek penting yaitu cara penyampaian
dapat melihat siswa yang mempunyai oleh guru, aksi dan ekspresi siswa, serta
kecenderungan belajar secara visual. Yang keterlibatan siswa.
ketiga dengan menggunakan praktik atau Cara penyampaian oleh guru dapat
simulasi. Siswa dengan gaya belajar menggunakan berbagai cara seperti
kinestetik akan sangat antusias dalam memberikan contoh yang sesuai dengan
kegiatan pembelajaran yang seperti ini. kenyataan, menggarisbawahi atau
Selain itu guru juga dapat memberikan menekankan bagian yang penting,
menyajikan materi dengan berbagai format PENUTUP
(gambar, grafik, video, dll), dan Kesimpulan yang dapat ditarik dari
melakukan apersepsi untuk menarik minat pembahasan diatas adalah gaya belajar
siswa dalam belajar dan menjembatani merupakan cara seseorang dalam menerima
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa dan mengolah informasi yang diterimanya.
dengan materi yang akan dipelajari. Gaya belajar setiap individu berbdea
Penyajian materi dapat berupa ceramah, dengan yang lainnya. Gaya belajar
diskusi, tanya jawab, membaca dengan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu gya
keras, menulis di papan tulis, demosntrasi, belajar visual, gaya belajar auditorial, dan
menggunakan alat peraga, menggunakan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar sangat
objek nyata, modelling, dan sebagainya. penting dalam proses pembelajaran.
Aksi dan ekspresi meliputi berbagai Pembelajaran yang sesuai dengan minat
kegiatan yang dilakukan siswa seperti dan gaya belajar siswa akan meningkatkan
dengan kelompok, berpasangan atau pemahaman siswa terhadap materi atau
individual. Guru dapat memberikan umpan informasi yang dipilih serta dapat
balik atau feedback kepada siswa atas apa menciptakan pembelajaran yang kondusif
yang sudah siswa kerjakan atau lakukan. dan menyenangkan bagi guru maupun
Dapat secara lisan atau menggunakan siswa.
hadiah, dan bentuk lainnya. Serta Saran bagi pendidik yaitu agar guru
memberikan alternatif atau pilihan kepada menggunakan berbagai metode dalam
siswa untuk mengekspresikan atau kegiatan pembelajaran yang dapat
mendemonstrasikan hasil belajar. mengakomodasi semua gaya belajar siswa.
Sedangkan partisipasi atau keterlibatan DAFTAR PUSTAKA
siswa, guru dapat memberikan pilihan B. Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru
materi, sumber dan media belajar. Guru dalam Psikologi Pembelajaran.
dapat meberikan pilihan kepada siswa Jakarta: Bumi Aksara.
untuk memperoleh materi dengan berbagai Bire, A. L., Geradus, U., dan Bire, J. 2014.
cara sesuai minta dan gaya belajar mereka. “Pengaruh Gaya Belajar Visual,
Selain itu, guru juga dapat Auditorial, Dan Kinestetik
mengelompokkan siswa dengan beragam. Terhadap Prestasi Belajar Siswa”.
Kelompok kecil, kelompok besar, Jurnal Kependidikan, 44(2).
heterogen atau homogen. Cruickshank, D. R., Jenkins, D. B., dan
Metcalf, K.K. 2014. Perilaku
Mengajar Edisi 6. (Terjemahan
Gisella Tani Pratiwi). Jakarta: Kependidikan: Penelitian Inovasi
Salemba Humanika. Pembelajaran, 45(1). Retrieved
De Porter, Bobbi, dan Mike Hernacki. from
2013. Quantum Learning: https://journal.uny.ac.id/index.php/
Membiasakan Belajar Nyaman dan jk/article/view/7181
Menyenangkan. Bandung: KAIFA. Prashig, B. 2007. The Power of Learning
Dwi Siswoyo, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Styles: Memacu Anak Melejitkan
Yogyakarta: UNY Press Prestasi dengan Mengenali Gaya
Gunawan, A.W. 2006. Genius Learning Belajarnya. (Terjemahan Nina
Strategy. Petunjuk Praktis untuk Fauziah). Bandung: Mizan.
Menerapkan Accelerated Learning. Rosidah, N. S. 2014. Analisis Gaya Belajar
Jakarta: Gramedia Siswa Berprestasi (Studi Siswa
Ghufron, M. N. Dan Risnawita, R. 2014. Berprestasi pada SMA N 1 dan
Gaya Belajar Kajian Teoretik. MAN 1 Yogyakarta Kelas XI).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Skripsi, dipublikasikan. Universitas
Julistiani, Yunita. 2013. Pengaruh gaya Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sitepu, B. P. 2016. Pedoman Menulis
Siswa Kelas XI Kompetensi Jurnal. Bandung: Remaja
keahlian Teknik Gambar Bangunan Rosdakarya.
di SMK Negeri 5 Bandung. Skripsi, Sukadi. 2008. Progressive Learning
dipublikasikan. Universitas “Learning by Spirit”. Bandung:
Pendidikan Indonesia. MQS Publishing.
Nasution, S. 2013. Berbagai Pendekatan Sutanto Windura. 2008. Brain Management
dalam Proses Belajar dan Series For Learning Strategy: Be
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. An Absolute Genius. Jakarta:Elex
Novianto, A., & Mustadi, A. (2015). Media Komputindo.
Analisis Buku Teks Muatan Widayanti, F. D. 2013. Pentingnya
Tematik Integratif, Scientific Mengetahui Gaya Belajar Siswa
Approach, dan Authentic dalam Kegiatan Pembelajaran di
Assessment Sekolah Dasar. Jurnal Kelas. Jurnal LP3, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai