Anda di halaman 1dari 15

“SATUAN ACARA PENYULUHAN”

“Teknik Guided Imagery (imajinasi terbimbing) pada klien yang mengalami nyeri
dan stress dengan penyakit jantung”

Kelompok 5

Kelas IIIA :

Rio Chandra Pratama (173110182)

Rozalina Maizara (173110187)

Sintia Lara Delfi (173110189)

Sintha Dwinata Ananda (173110190)

Ulul Azmi (173110192)

Waninda Septrina (173110193)

Arsy Yunita Hardiany (173110274)

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

D-III KEPERAWATAN PADANG

TA 2019/2010
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Teknik Guided Imagery (imajinasi terbimbing) pada


klien yang mengalami nyeri dan stress dengan penyakit
jantung
Waktu Pertemuan : 45 menit
Tanggal : 25 September 2019
Tempat : Ruangan bangsal jantung
Sasaran : Klien bangsal jantung
Metode : Ceramah dan tanya jawab

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan
manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta
bidang-bidang lain membawa pengaruh tersendiri bagi perkembangan
manusia itu sendiri. Kehidupan yang semakin sulit dan komplek serta semakin
bertambah stresor psikososial akibat budaya masyarakat yang semakin
modern, menyebabkan manusia tidak dapat menghindari tekanan-tekanan
kehidupan yang mereka alami.
Pikiran-pikiran negatif akan adanya kemungkinan-kemungkinan buruk
yang mungkin terjadi karena tingginya stresor dari dalam diri seseorang akan
memicu timbulnya kecemasan dan depresi pada seseorang. Karena manusia
sendiri yang menciptakan pikiran serta perasaan yang terganggu maka
manusia juga memiliki kekuatan untuk mengontrol masa depan emosinya.
Dengan demikian, penggantian khayalan negatif memungkinkan pikiran
dalam keadaan positif, tubuh rileks, dan keadaan emosi yang tenang. Keadaan
tersebut akan membantu untuk menurunkan kejadian depresi pada seseorang.
Salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengubah bayang-
bayang negatif pada pikiran ialah dengan teknik guided imagery. Imagery
sendiri merupakan kemampuan manusia untuk mengolah dunia internal dan
eksternal tanpa menggunakan bahasa, imagery sering pula dipertukarkan
dengan istilah visualisasi. Istilah visualisasi kreatif untuk menyebut teknik
imagery yang digabungkan dengan afirmasi dan meditasi. Setiap orang tanpa
mereka sadari banyak yang telah mempraktekkan imagery.
Jika imajinasi yang dilakukan individu sepertinya bekerja secara tidak
disadari, maka guided imagery berusaha mengarahkan imajinasi secara
sengaja untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Carter (2006) menerapkan
guided imagery untuk mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala-gejala
yang menyertai stres. Menerapkan guided imagery music untuk menggali
pengalaman pasien depresi. Kombinasi metode Alterd State of Consciousness,
afirmasi dan visualisasi digunakan untuk mengatasi obesita. Dengan demikian,
bisa dipahami bahwa guided imagery melibatkan imajinasi dengan panduan
yang ditampilkan dabentuk audio, audio- visual, dan bisa pula panduan audio
dipadukan dengan musik relaksasi.
Berdasarkan dari uraian diatas, guided imagery bisa menjadi salah satu
alternatif untuk diterapkan dalam bidang keperawatan. Dengan ini, kelompok
kami akan membahas lebih lanjut mengenai guided imagery.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Agar peserta penyuluhan dapat memahami dan mengaplikasikan
materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota klien mampu :
a) Menjelaskan pengertian teknik guide imagery (imajinasi
terbimbing)
b) Menjelaskan dasar guide imagery (imajinasi terbimbing).
c) Menjelaskan manfaat guide imagery (imajinasi terbimbing).
d) Menjelaskan mekanisme kerja teknik guide imagery (imajinasi
terbimbing)
e) Menjelaskan prosedur teknik relaksasi guide imagery (imajinasi
terbimbing
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Teknik Guide Imagery (imajinasi terbimbing) pada
klien yang mengalami nyeri dan stress dengan
penyakit jantung

2. Sasaran dan Target


a. Sasaran : Klien bangsal jantung
b. Target : Klien yang mengikuti penyuluhan di bangsal
jantung
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
4. Media dan alat
a. Infokus
b. Laptop
c. Leaflet/buflet
5. Waktu dan Tempat
a. Hari / Tanggal : Kamis / 25 September 2019
b. Waktu : 10.00 – 10.45 WIB
c. Tempat : Ruangan bangsal jantung
6. Pengorganisasian
a. Struktur
1) Penyaji : Sintha Dwinata Ananda
2) Moderator : Ulul Azmi

3) Fasilitator : - Arsy Yunita Hardiany


- Rio Chandra Pratama
- Waninda Septrina

4) Observer : Rozalina Maizara


5) Notulen : Shintia Lara Delfi
b. Penugasan
1) Penyaji
Tugas :
a) Mempresentasikan materi penyuluhan.
b) Bersama audiens menyimpulkan materi penyuluhan.
c) Ikut serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien.

2) Moderator
Tugas :
a) Membuka acara.
b) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c) Menjelaskan tujuan dan topik.
d) Menjelaskan kontrak waktu.
e) Mengarahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f) Mengarahkan alur diskusi.
g) Memimpin jalannya diskusi.
h) Menutup acara.
i) Ikut serta Menjawab pertanyaan yang muncul.

3) Observer
Tugas :
a) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai
akhir.
b) Mengobservasi prilaku semua anggota kelompok

4) Fasilitator
Tugas :
a) Meminta persetujua/mengontrak klien.
b) Berdiri disamping klien untuk mendampingi klien.
c) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
d) Mempersiapkan absen.
e) Berdiri disamping klien untuk mendampingi klien.
f) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
g) Mempersiapkan ruangan.
h) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
i) Mempersiapkan ruangan, infokus, dan laptop.
j) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.

5) Notulen
Tugas :
a) Mencatat semua pertanyaan yang diajukan oleh klien.
b) Mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok..
c) Mencatat hasil kesimpulan dari observer.

7. Setting Tempat
Keterangan :

: Klien : Penyaji

: Fasilitator : Moderator

: Observer : Pembimbing klinik

: Notulen : Pembimbing Akademik

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN :
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. 30 menit KEGIATAN INTI
 Menyampaikan tujuan  Mengemukakan
penyuluhan pendapat
 Menjelaskan pengertian  Memperhatikan dan
teknik guide imagery mendengarkan
(imajinasi terbimbing)  Memperhatikan dan
 Menjelaskan dasar guided mendengarkan
imagery  Memperhatikan
 Menjelaskan manfaat guided  Memperhatikan dan
imagery mendengarkan
 Menjelaskan mekanisme  Memperhatiakan dan
kerja teknik guided imagery mendengarkan
 Menjelaskan prosedur teknik  Memperhatikan dan
relaksasi guided imagery mendengarkan
 Memperhatiakan dan
mendengarkan
 Mengajukan
pertanyaan
 Mendengarkan
 Mendengarkan
3. 5 menit PENUTUP
 Bersama peserta  Bersama – sama
menyimpulkan apa yang telah menyimpulkan
disampaikan
 Evaluasi materi teknik guided  Menjawab
imagery (imajinasi pertanyaan
terbimbing)
 Melakukan terminasi  Memperhatikan dan
 Memberikan salam untuk mendengarkan
menutup pertemuan  Menjawab salam

E. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. 100% klien menghadiri penyuluhan.
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

2. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
b. 100 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan teknik guided
imagery
c. 100 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil
a. Klien mampu menyebutkan pengertian teknik guided imagery
b. Klien mampu menyebutkan dasar teknik guided imagery.
c. Klien mampu menyebutkan manfaat teknik guided imagery.
d. Klien mampu menyebukan mekanisme kerja teknik guided imagery
e. Klien mampu menyebutkan prosedur teknik guided imagery.
TEKNIK GUIDE IMAGERY (IMAJINASI TERBIMBING)

A. Pengertian
Imajinasi didefinisikan sebagai “penggunaan manfaat kekuatan imajinasi
secara sadar dengan maksud mengaktifkan penyembuhan biologis, psikologis,
atau spiritual” (Kozier, 2010 : 499). Individu berespons baik terhadap citra yang
dapat menghasilkan perubahan fisik, mental, emosional, dan spiritual. Sebagian
besar citra tidak disadari dan dapat menghasilkan perubahan. Imajinasi yang
disadari melibatkan penciptaan citra mental apa yang diinginkan dan dapat
dibangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan harapan. Meskipun sering kali
dianggap sebagai visualisasi, imajinasi dapat melibatkan semua indra-melihat,
mendengar, merasakan, meraba, atau bahkan mengecap citra yang tercipta.
Imajinasi terbimbing (guided imagery) adalah sebuah teknik relaksasi
yang bertujuan untuk mengurangi stres dan meningkatkan perasaan tenang dan
damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan.
Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk
mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan
bayangan gambar yang membawa ketenangan dan keheningan .
Guided imagery adalah proses yang menggunakan kekuatan pikiran
dengan menggerakkan tubuh untuk menyembuhkan diri dan memelihara
kesehatan atau rileks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra
meliputi sentuhan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran (Potter & Perry,
2005 ).

B. Dasar Guided Imagery


Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk
berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh
tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangsangan yang diterima
oleh berbagai indera seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan. Respon
tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan
aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan menstimulasi otak melalui
imajinasi dapat menimbulkan pengaruh langsung pada system saraf dan endokrin.
C. Manfaat Guided Imagery
Guided imagery dapat bermanfaat untuk menurunkan kecemasan,
kontraksi otot dan menfasilitasi tidur juga dapat meningkatkan tidur.
Teknik guided imagery digunakan untuk mengelola stres dan koping dengan cara
berkhayal atau membayangkan sesuatu.
Manfaat guided imagery diantaranya mengurangi stress dan kecemasan,
mengurangi nyeri, mengurangi efek samping, mengurangi tekanan darah tinggi,
mengurangi level gula darah (diabetes), mengurangi alergi dan gejala pernapasan,
mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya rumah sakit, meningkatkan
penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain .

D. Mekanisme Kerja Teknik Relaksasi Guided Imagery


Relaksasi dengan teknik guided imagery akan membuat tubuh lebih rileks
dan nyaman dalam tidurnya. Dengan melakukan nafas dalam secara perlahan,
tubuh akan menjadi lebih rileks. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus
untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF
merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelano-
cortin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat.
Kelenjar pituitary juga menghasilkan endorphin sebagai neurotransmitter yang
mempengaruhi suasana hati menjadi rileks.
Imajinasi terbimbing (Guided Imagery) merupakan suatu teknik yang
menuntut seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal
yang disukai. Imajinasi yang terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang
oleh berbagai indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak
menuju sensor thalamus. Ditalamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak,
sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus
sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim ke korteks serebri, dikorteks serebri
terjadi proses asosiasi pengindraan dimana rangsangan dianalisis, dipahami dan
disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti
kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai penentu sinyal sensorik
dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan sinyal yang
masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan. Hal-
hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga
diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang
hal-hal yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali
dan menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang sebenarnya,
walaupun pengaruh / akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi
Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat
bawah sadar. Amigdala berproyeksi pada jalur system limbik seseorang dalam
hubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Berlandaskan pada informasi ini,
amigdala dianggap membantu menentukan pola respon perilaku seseorang
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari hipokampus
rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke amigdala. Amigdala
mempunyai serangkaian tonjolan dengan reseptor yang disiagakan untuk berbagai
macam neurotransmitter yang mengirim rangsangan kewilayah sentralnya
sehingga terbentuk pola respons perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan
yang diterima.
Dengan relaksasi nafas dalam secara perlahan sehingga
meningkatnya enkephalin dan endorphin dan dengan adanya suatu rangsangan
berupa bayangan tentang hal-hal yang disukai, lansia akan merasa lebih rileks dan
nyaman dalam tidurnya.

E. Prosedur Teknik Relaksasi Guided Imagery


1. Anjurkan klien mengenakan pakaian yang longgar.
2 Tidur dengan posisi yang nyaman.
3. Anjurkan klien untuk menutup mata dengan lembut.
4. Minta klien menarik napas dalam dan perlahan untuk menimbulkan
relaksasi.
5. Minta klien untuk menggunakan seluruh pancaindranya dalam menjelaskan
bayangan dan lingkungan bayangan tersebut.
6. Mulailah membayangkan tempat yang menyenangkan dan dapat dinikmati.
7. Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang
ditimbulkan oleh bayangannya, dan bantu klien untuk mengekplorasi
respons terhadap bayangannya.
8. Ulangi 10 sampai 15 menit sampai Anda tertidur.
9. Ciptakan lingkungan yang sunyi dan bebas dari gangguan (Berman, 2009).

Sebaiknya dilakukan pada waktu kita kesulitan untuk memulai tidur. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam relaksasi, ada 3 hal yang harus
diperhatikan, yaitu : posisi yang nyaman, pikiran yang tenang dan lingkungan
yang nyaman. Dengan melakukan latihan selama tujuh hari, pemenuhan
kebutuhan tidur dapat terpenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Berman, A. Snyder, S. Kozier. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis.ed. 5


.Jakarta : EGC

Perry & Potter. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan konsep proses, dan
praktik. Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC
Lembaran persetujuan penyuluhan anemia pada ibu hamil

Menyetujui Menyetujui

Pembimbing akademik Pembimbing klinik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai