Anda di halaman 1dari 43

CASE REPORT

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF


TERHADAP KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA AN. N.A.
Berdasarkan Pendekatan HL Blum di UPTD Puskesmas Genuk

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi
Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun oleh:
Muhsin Anis
30101507507

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF TERHADAP


KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA AN. N.A. Berdasarkan Pendekatan
HL Blum di UPTD Puskesmas Genuk

Oleh :
Muhsin Anis
30101507507
Laporan Kasus yang telah dipresentasikan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Genuk Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang, Juni 2019
Mengetahui

Pembimbing Puskesmas Genuk Pembimbing Kepaniteraan IKM

dr. Rahmi Dr. dr. H. Tjatur Sembodo, MS (PH)

Kepala Puskesmas Genuk Kepala Bagian IKM FK Unissula

Satida Fargiani, SKM, M.Kes Dr. Siti Thomas Zulaikha, S.KM, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Kasus di Puskesmas Genuk Periode Bulan April Tahun 2019.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan

kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Satida Fargiani, SKM, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Genuk yang telah

memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan

Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk, Semarang.

2. dr. Rahmi selaku pembimbing di Puskesmas Genuk, Semarang

3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Genuk atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu penulis

sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil laporan Diagnostik Holistik dan
Identifikasi Faktor Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Asma Bronkial pada
Pasien An. N.A. Berdasarkan Pendekatan HL Blum di UPTD Puskesmas Genuk,
Semarang dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Juni 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3

1.3. Tujuan ............................................................................................................... 3

1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................... 3

1.4. Manfaat ............................................................................................................. 4

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa.................................................................... 4

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat ................................................................... 5

BAB II ANALISA SITUASI ................................................................................... 6

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan ............................................................................ 6

2.2. Laporan Hasil Pengamatan ............................................................................... 6

2.2.1. Identitas Pasien................................................................................... 6

2.2.2. Anamnesis Holistik ............................................................................ 7

2.2.3. Data Penghuni Rumah...................................................................... 12

2.2.4. Diagnosis Holistik ............................................................................ 13

2.3. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif .......................................................... 20

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 23

3.1. Analisa Penyebab Masalah ............................................................................. 23

3.1.1. Faktor Lingkungan ........................................................................... 23

3.1.2. Faktor Penduduk (Herediter) ........................................................... 25

iv
3.1.3. Faktor Perilaku ................................................................................. 25

3.1.4. Faktor Pelayanan Kesehatan ............................................................ 26

3.2. Diagram Analisis HL Blum ............................................................................ 27

3.3. Plan of Action ................................................................................................. 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 31

4.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 31

4.2. Saran ................................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 33

LAMPIRAN ........................................................................................................... 35

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asma merupakan penyakit peradangan kronik akibat penyumbatan

saluran napas yang ditandai dengan serangan rekuren berupa episode mengi,

batuk dan sesak napas (Kepmenkes, 2008). Gejala dapat bermanifestasi

lebih dari 1 kali per hari ataupun minggu, dan dapat memburuk saat aktivitas

fisik atau malam hari pada beberapa individu. Prevalensi asma di dunia

mencapai 235 juta orang yang sebagian besar diderita oleh individu usia

anak-anak. Faktor risiko terbesar yang mencetuskan asma adalah inhalasi

partikel alergen atau zat asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan

(WHO, 2017). Pencegahan dan penatalaksanaan asma perlu diperhatikan

agar menghindari peningkatan prevalensi asma sehingga dapat angka proses

tumbuh kembang anak buruk serta menjaga kualitas hidup penderita

(Kepmenkes, 2008).

Prevalensi rerata kasus baru asma di Indonesia pada tahun 2018

mencapai 2,4% dengan proporsi terbesar pada kelompok lansia yaitu 9,6%.

Namun prevalensi rerata kekambuhan asma masih cukup tinggi yaitu 57.7%

dengan proporsi terbesar pada kelompok balita (68,2%) dan lansia (72,3%)

(Riskesdas, 2018). Penerbitan Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2018

mengatakan bahwa terjadi peningkatan kasus asma dari tahun 2014 sampai

tahun 2018 sebanyak 6310 kasus (DKK Semarang, 2018). Hal ini
2

menunjukkan bahwa asma dapat mengenai semua kelompok usia sehingga

waspada penyakit harus ditekankan untuk semua kelompok usia.

Berbagai faktor risiko dapat mencetuskan kejadian asma sehingga

dapat mengenai semua kelompok usia. Pengelompokan faktor risiko asma

di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor pejamu dan faktor

lingkungan (Kepmenkes, 2008). Apabila dijelaskan secara rinci, faktor

risiko tersebut secara garis besar antara lain adalah riwayat keluarga

(herediter), infeksi saluran pernapasan akibat virus, alergi, paparan

lingkungan kerja, merokok, polusi udara, dan obesitas (American Lung

Association, 2018). Wilayah Genuk dikenal sebagai daerah industry dan

dilewati jalur pantai utara yang sering dilewati banyak kendaraan

pengangkut materiil industri. Faktor predisposisi terbesar yang dicurigai

dapat memicu kejadian asma di wilayah Genuk adalah polusi udara oleh

limbah gas dari pabrik dan emisi gas dari kendaraan bermotor di lingkungan

Genuk (Laksana dan Berawi, 2015).

Jumlah kasus baru asma yang dilaporkan oleh Puskesmas Genuk

setiap bulan meningkat. Jumlah kasus yang tercatat pada bulan Februari

2019 sebanyak 7 kasus. Angka tersebut meningkat pada bulan Maret 2019

yaitu sebanyak 14 kasus, diikuti dengan bulan April 2019 sebanyak 19 kasus

dan pada bulan Mei 2019 sebanyak 25 kasus. Pola peningkatan angka

tersebut menjadi masalah kesehatan penyakit tidak menular di daerah Genuk

sehingga perlu dilakukan kajian untuk menanggulangi masalah tersebut

(SIMPUS Puskesmas Genuk, 2019).


3

Asma diketahui merupakan penyakit yang menurun secara genetik,

namun pengendalian faktor-faktor modifikasi yang dapat mempengaruhi

kejadian adalah salah satu upaya untuk mengurangi risiko kejadian asma dan

mencegah frekuensi eksaserbasi asma. Pengendalian faktor modifikasi

seperti faktor lingkungan dapat menurunkan baik angka kejadian maupun

eksaserbasi melalui peran dari fasilitas kesehatan penanggung jawab

wilayah dan peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan, khususnya

kebersihan udara dan sanitasi lingkungan agar udara yang dihirup tetap

aman dan sehat serta bebas dari virus dan bakteri yang dapat menginfeksi

saluran pernapasan.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana diagnosis holistik dan terapi komprehensif terhadap

penyakit Asma Bronkial pada An. N.A. di Puskesmas Genuk Semarang

dengan pendekatan HL Blum?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis holistik dan

terapi komprehensif terhadap kejadian Asma Bronkial pada pasien

An. N.A. berdasarkan pendekatan HL Blum.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Untuk memperoleh infomasi mengenai faktor penduduk

yang mempengaruhi terjadinya Asma Bronkial


4

1.3.2.2. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor

lingkungan yang mempengaruhi terjadinya Asma

Bronkial

1.3.2.3. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor perilaku

yang mempengaruhi terjadinya Asma Bronkial

1.3.2.4. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor

pelayanan kesehatan yang mempengaruhi terjadinya

Asma Bronkial

1.3.2.5. Untuk mendeskripsikan aspek medis umum pada

kejadian Asma Bronkial

1.3.2.6. Untuk mengetahui penatalaksanaan komprehensif

melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa

1.4.1.1. Menambah wawasan tentang Asma Bronkial,

penyebab serta faktor yang mempengaruhinya.

1.4.1.2. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan

yang ada di lapangan.

1.4.1.3. Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan

tentang ilmu kesehatan masyarakat.

1.4.1.4. Mahasiswa terbiasa untuk melaporkan masalah

mulai penemuan masalah hingga membuat plan of


5

action

1.4.1.5. Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang

ilmu kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih

lanjut

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat

1.4.2.1. Masyarakat mengetahui mengenai Asma Bronkial

1.4.2.2. Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup bersih

dan sehat

1.4.2.3. Masyarakat mengetahui tentang kesehatan lingkungan

1.4.2.4. Membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan

terhadap kejadian Asma Bronkial


BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Pengambilan kasus asma bronkial dilakukan atas kunjungan pasien

terdiagnosis asma bronkial di wilayah Genuk, Semarang pada bulan Juni 2019.

Anamnesis holistik dan kunjungan rumah untuk mengamati perilaku dan

kondisi lingkungan pasien yang dilakukan di rumah pasien di kelurahan

Banjardowo RT 03 RW 01 pada tanggal 18 Juni 2019. Penyebab masalah

kesehatan terkait asma bronkial dianalisis menggunakan pendekatan HL

Blum.

2.2. Laporan Hasil Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara langsung di rumah pasien di kelurahan

Banjardowo RT 03 RW 01, Semarang pada tanggal 18 Juni 2019.

2.2.1. Identitas Pasien

Nama : An. N.A.

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal lahir : Jepara, 29 Maret 2008

Umur : 11 tahun

Agama : Islam

Alamat : Kelurahan Banjardowo RT 03 RW 01

6
7

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS

2.2.2. Anamnesis Holistik

1. ASPEK 1 Personal

a. Keluhan Utama : Batuk, pilek, sesak dada

b. Harapan : Pasien dapat menjalankan kegiatan

seharian seperti semula dan tidak terganggu lagi

c. Kekhawatiran : Pasien mengalami kekambuhan

2. ASPEK 2 Anamnesis Medis Umum

Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 10 Juni 2019, pasien merasa batuk dan pilek saat

sekolah setelah meminum minuman es yang dibeli oleh pasien di

penjual es pinggir jalan lalu sesudah pulang pasien merasa sesak

dada dan tidak bisa bernapas dengan baik. Pasien ditenangkan oleh

kedua orang tua dengan mengelus dada dan punggung pasien

sehingga pasien sudah mulai bisa bernapas seperti semula. Pada

tanggal 11 Juni pasien dibawa ke Puskesmas Genuk untuk periksa.

Keadaan umum pasien saat periksa komposmentis, tidak tampak

sakit dan oleh dokter penanggung jawab dilakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran

tonsil T2-T2 dan wheezing (+/-). Berdasarkan riwayat anamnesis


8

dan hasil pemeriksaan fisik pasien didiagnosa menderita asma

bronkial. Pasien diberi obat dan diperbolehkan untuk pulang

Riwayat Penyakit Dahulu

Berdasarkan alloanamnesis, pasien sebelumnya pernah sakit

serupa saat setelah memakan sosis, meminum es yang dibeli di luar

dan saat kelelahan. Oleh karena itu pasien diduga memiliki riwayat

alergi sosis. Menurut orang tua pasien, pasien lahir dengan berat

badan normal dan panjang badan normal namun memiliki riwayat

asfiksia ringan yang didiagnosa oleh dokter pembantu persalinan

akibat menelan cairan ketuban berlebihan sehingga pasien

menjalani fototerapi sesudah lahir. Pasien diberikan ASI eksklusif.

Pertumbuhan dan perkembangan pasien dinyatakan normal dan

sesuai dengan usia oleh orang tua pasien. Imunisasi pasien

dinyatakan lengkap oleh orang tua pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah, kakak dan nenek pasien memiliki riwayat asma saat

kecil.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Pasien

merupakan siswi SD kelas 5. Pasien tinggal dengan kedua orang

tuanya. Ayah pasien bekerja sebagai buruh. Data pekerjaan ibu

pasien tidak didapatkan. Pembiayaan kesehatan keluarga pasien


9

menggunakan kartu BPJS. Tetangga ada yang mengalami sakit

serupa yaitu nenek pasien.

3. ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

a. Data Individu

Pasien berusia 11 tahun, Pasien merupakan seorang pelajar

Sekolah Dasar Gebangsari 02. Berat badan pasien 41 kg, dan

tinggi badan 147 cm. IMT pasien 18,97 dimana pasien

dinyatakan memiliki status gizi normal. Pasien tampak tinggi,

sehat dan bugar untuk anak seusianya. Pasien baru pertama kali

mengalami haid pada tanggal 16 Juni 2019.

b. Data Perilaku

• Pasien memiliki nafsu makan yang kuat dan biasanya

makan 4 kali sehari. Asupan makan yang didapatkan

pasien mencukupi. Pasien terkadang tidak bisa tidur jika

belum makan

• Pasien dibiasakan meminum air yang dimasak di rumah

oleh orang tua pasien

• Pasien dinyatakan aktif secara fisik oleh orang tua pasien.

Pasien diketahui sering bermain di tambak bersama

teman-temannya

• Ayah pasien bekerja di Jepara dan pulang seminggu


10

sekali. Ibu pasien bekerja dekat rumah namun biasanya

pulang pukul 19.00 WIB. Kakak pasien merupakan siswi

SMK sehingga pasien sering di rumah sendirian sepulang

sekolah

4. ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

Data Lingkungan

a. Lingkungan dan bangunan rumah

- Rumah terletak dilingkungan industry dan dilewwati

banyak kendaraan pengangkut materiil industri dengan

jarak antar rumah cukup berdekatan

- Rumah terdapat satu ruang tamu, satu kamar, satu dapur dan

satu kamar mandi

- Data ukuran luas rumah tidak didapatkan

- Dinding rumah terbuat dari batu bata dan lantai rumah

masih terbuat dari tanah yang dialas dengan tikar khususnya

di ruang tamu dan kamar saja

- Terdapat 2 jendela, 1 di ruang tamu dan 1 di kamar

- Saat tidak ada tamu, ruang tamu digunakan sebagai tempat

parkir sepeda dan motor rumah

- Ventilasi rumah pasien terdapat di ruang tamu, dapur dan

kamar dengan cara membuka pintu namun saat ingin tidur

ditutup
11

- Pencahayaan: kurang baik, pencahayaan mengandalkan

pintu terbuka untuk cahaya masuk pada pagi-sore hari

- Tempat pembuangan sampah berada di depan rumah ± 5

meter dan sampah dibakar sendiri

- Terdapat banyak pohon dan tumbuh-tumbuhan di halaman

sekitar rumah

- Depan rumah terdapat lapangan tanah berpasir yang luas

sehingga lingkungan penuh dengan debu

- Sumber air yang digunakan di rumah adalah PAM dan

sumber air minum adalah air yang dimasak sendiri

b. Ekonomi

Ayah pasien bekerja sebagai buruh tidak tetap. Data

pekerjaan ibu tidak didapatkan. Ibu pulang kerja setiap pukul

19.00 malam. Data pendapatan keluarga tidak didapatkan.

Kebutuhan makan keluarga tercukupi namun belum diketahui

asupan gizi yang tepat. Kesan ekonomi berdasarkan kondisi

rumah rendah.

c. Sosial Masyarakat

Keluarga pasien memiliki hubungan yang baik dengan

warga dan tetangga sekitar. Sekitar lingkungan rumah pasien

ada yang menderita gejala serupa yaitu nenek pasien. Rerata

lingkungan masyarakat pada tempat tinggal pasien


12

merupakan orang menengah kebawah.

Data Pelayanan Kesehatan

a. Sarana Pelayanan Kesehatan

Keluarga pasien memiliki BPJS dan berobat ke

Puskesmas Genuk apabila sakit.

b. Akses Pelayanan Kesehatan

Puskesmas Genuk dapat dijangkau menggunakan

kendaraan motor dengan alokasi waktu ±10 menit perjalanan.

5. ASPEK 5 Derajat Fungsional

Derajat Fungsional Skala 1: Tidak ada kesulitan, dimana

pasien dapat hidup mandiri.

2.2.3. Data Penghuni Rumah

B C

Perempuan
D E

Laki-laki

A : Nenek pasien
Riwayat asma (+)
B : Ayah pasien
Pasien
C : Ibu pasien
D : Kakak pasien
Riwayat alergi (+)
13

2.2.4. Diagnosis Holistik

1. ASPEK 1 Personal

a. Keluhan Utama : Batuk, pilek, sesak dada

b. Harapan : Pasien dapat menjalankan kegiatan

seharian seperti semula dan tidak terganggu lagi

c. Kekhawatiran : Pasien mengalami kekambuhan

2. ASPEK 2 Pemeriksaan Medis Umum

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 18 Juni 2019, di

rumah pasien di kelurahan Banjardowo RT 03 RW 01,

Semarang

a. Tanda Vital

- Keadaan umum : Tampak sehat

- Kesadaran : komposmentis

- Nadi : 82x/menit, isi, tegangan cukup

- RR : 22 x/menit

- Temperatur : 36,8° C

b. Status Gizi

Anak perempuan usia 11 tahun

Berat Badan : 41 kg

Panjang Badan : 147 cm

Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :


14

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)


𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚) 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)

41
𝐼𝑀𝑇 = = 18,97 (𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙)
1,47 𝑥 1,47

c. Status Praesens

Kepala : mesosefal

Mata : konjungtiva palpebra anemis (- / -)

Hidung : napas cuping (-), perdarahan hidung (-)

Telinga : sekret (-)

Mulut : sianosis (-), kering (-)

Bibir : kering (-), mukosa dalam sianosis (-)

Lidah : kotor (-), tremor (-)

Tenggorokan : faring hiperemi(-), pembesaran tonsil T2-T2

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorax :

Pulmo

Inspeksi : simetris, statis, dinamis, retraksi (-)

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler.


15

Suara tambahan : wheezing (+ / -)

Cor

Inspeksi : Pungtum maksimum jantung tidak tampak

Palpasi : Pungtum maksimum jantung teraba di ICS

V, 2 cm medial linea midclavicularis, sinistra, pulsus para

sternal (-), pulsus epigastrium (-)

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi Jantung I-II reguler, bising (-).

Abdomen :

Inspeksi : Datar, Meteorismus (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muskular (-), nyeri

tekan lepas (-), massa (-)

Perkusi : Timpani (+) disemua kuadran abdomen.

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Ekstremitas Superior Inferior


Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill <2″
Oedem -/- -/-

d. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan
16

e. Diagnosis

- Diagnosis Kerja : Asma bronkial

- Diagnosis Banding : Bronkitis kronik, rinosinusitis

3. ASPEK 3 Kondisi Internal

- Pasien memiliki riwayat kekambuhan saat memakan sosis,

meminum es yang dibeli di luar dan saat kelelahan

- Ayah, nenek dan kakak pasien memiliki riwayat asma saat

kecil

4. ASPEK 4 Kondisi Eksternal

- Lingkungan tempat tinggal pasien berada di jalur kendaraan

pengangkut materiil industri sehingga terdapat banyak

polutan di udara akibat emisi gas kendaraan bermotor

- Ventilasi di rumah pasien masih kurang sehingga sirkulasi

udara kurang baik

- Bangunan rumah yang berupa tanah dan batu bata

mengakibatkan banyak debu dalam rumah

- Atap terbuat dari genteng dan jarang dibersihkan

Tabel 2.1 Checklist survei Rumah sehat

KOMPONEN RUMAH
No KRITERIA NILAI

KOMPONEN RUMAH 31
17

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, dan rawan kecelakaan 1 V
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok 1
b. Semi permanen/pasangan batu-bata yang V
tidak diplester/papan yang tidak kedap air. 2
c. Tembok/batu-bata yang diplester 3
3 Lantai a. Tanah 0 V
b. Papan/anyaman bambu tanah/plesteran 1
c. Diplester/ubin/keramik/papan 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 V
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 V
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, ventilasi dapur < 10% luas lantai 1 V
c. Ada, ventilasi dapur > 10% luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari V
luas lantai dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur 2
a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan
8 Pencahayaan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas V
untuk membaca dengan normal 1
c. Terang dan tidak silau 2
18

II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesh. 2
e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi V
syarat kesh. 3
d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesh. 4
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup,
ngan kotoran). disalurkan ke sungai / kolam 1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai atau kolam 2
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic
tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 V
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Sarana Pembuangan teratur di halaman 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari V
sumber air (jarak sumber air (jarak dengan
Air Limbah (SPAL) sumber air < 10m). 1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak dengan sumber air > 10m). 3
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut. 4
19

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada
Sampah/Tempat Sampah tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 V
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3

III PERILAKU PENGHUNI 44


1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0
Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 V
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 V
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 V
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam
4 Membuang tinja bayi sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 V
a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam
5 Membuang sampah sembarangan 0
b. Kadang-kadang dibuang ke tempat
pada tempat sampah sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 V
Kriteria :

 Rumah sehat = 1068 – 1200


 Rumah tidak sehat = < 1068
20

Hasil Penilaian : Nilai x Bobot = 279 + 250 + 440 = 969

( Rumah tidak sehat )

5. ASPEK 5 Derajat Fungsional

Derajat Fungsional Skala 1: Tidak ada kesulitan, dimana

pasien dapat hidup mandiri.

2.3. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang anak perempuan bernama An.

N.Z. berusia 11 tahun mengeluh menagalami batuk, pilek beserta sesak

dada sejak lama. Pasien memiliki riwayat keluhan serupa. Pemeriksaan

fisik didapatkan wheezing (+/-) dan pembesaran tonsil T2-T2. Keluhan

batuk berdahak berwarna hijau/kuning/darah disangkal. Berdasarkan

identifikasi dari faktor risiko internal riwayat asma di keluarga (+), riwayat

keluhan serupa (+), dan riwayat alergi makanan (+). Berdasarkan

identifikasi dari faktor risiko eksternal ditemukan bahwa rumah pasien

masih terbuat dari batu bata dan lantai tanah dengan ventilasi yang kurang

serta lingkungan tempat tinggal di daerah jalur kendaraan pengangkut

materiil industri sehingga terdapat banyak polutan di udara.

2. Intervensi

I. Promotif

a. Patient Centered
21

Pasien diberikan penyuluhan tentang penyakit asma mulai dari

definisi yang benar tentang asma, penyebab, tanda-tanda asma, cara

pencegahan dan penatalaksanaan awal serangan asma.

b. Family Focused

Keluarga pasien diberikan penyuluhan penyakit asma mulai dari

definisi yang benar tentang asma, penyebab, tanda-tanda asma, cara

pencegahan dan penatalaksanaan awal serangan asma.

c. Community Oriented

Puskesmas atau pihak terkait dapat memberikan edukasi tentang

asma yang meliputi pengenalan serangan asma dan tatalaksana awal

serangan asma khususnya di sekolah-sekolah dan tempat umum

sekitar agar penderita asma bisa mendapatkan pertolongan dini

sewaktu-waktu mengalami serangan asma.

II. Preventif

a. Patient Centered

Mengedukasi pasien tentang pencegahan asma.

b. Family Focused

Mengedukasi keluarga pasien tentang pencegahan asma serta

memotivasi keluarga pasien untuk sering membersihkan rumah.

c. Community oriented

Puskesmas atau pihak terkait dapat memberikan edukasi tentang

pencegahan asma khususnya di sekolah-sekolah dan tempat umum


22

sekitar agar penderita asma bisa mendapatkan pertolongan dini

sewaktu-waktu mengalami serangan asma.

III. Kuratif

a. Patient Centered

Pasien diberikan Stimuno, CTM dan Salbutamol tab.

b. Family Focused

Keluarga pasien diharapkan dapat mengetahui cara penanganan

serangan asma di rumah dan kapan harus dibawa ke fasilitas

kesehatan terdekat.

c. Community Oriented

Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai penanganan

serangan asma sewaktu berada di lingkungan umum.

IV. Rehabilitatif

a. Patient Centered

Pasien diedukasi untuk menerapkan pola hidup sehat dan

menghindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya kekambuhan.

b. Family Focused

Keluarga pasien diedukasi untuk selalu menjaga kebersihan rumah

dan memperhatikan serta selalu siaga apabila anak mengalami

serangan asma.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Analisa Penyebab Masalah

Studi kasus dilakukan pada pasien An. N.A., usia 11 tahun, berat badan

41 kg, tinggi badan 147 cm. Penentuan diagnosis dan penyebab penyakit pada

pasien tersebut di Puskesmas Genuk dilakukan melalui anamnesis holistik yang

meliputi 5 aspek yaitu aspek 1 (personal), aspek 2 (anamnesis medis umum),

aspek 3 (faktor internal), aspek 4 (faktor eksternal), dan aspek 5 (derajat

fungsional). Didapatkan bahwa An. N.A. mengalami batuk pilek dan sesak dada

sehingga mengganggu kualitas hidup pasien khususnya sewaktu serangan.

Untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asma

pada pasien digunakan pendekatan HL Blum untuk mengetahui penyebab

masalah kesehatan. Pada pendekatan HL Blum penyebab masalah kesehatan

dapat dilihat berdasarkan 4 faktor (faktor perilaku, lingkungan, pelayanan

kesehatan, genetik). Faktor risiko terjadinya asma bronkial antara lain dapat

disebabkan oleh faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor

lingkungan (Bagian IKM FK Unissula, 2018).

3.1.1. Faktor Lingkungan

Pasien An. N.A. tinggal Bersama kedua orang tua dan saudara di

sebuah rumah kecil yang masih terbuat dari batu bata dan berada di

23
24

daerah jalur kendaraan pengangkut materiil industri. Pencemaran udara

akibat limbah gas dan zat kimia iritan yang dikeluarkan oleh pabrik dan

kendaraan bermotor merupakan faktor risiko kesehatan yang besar di

Indonesia dan dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat peradangan

pada saluran pernapasan (UNICEF Jakarta, 2018). Penelitian yang

dilakukan Sukar et al., (2016) mengatakan bahwa rumah yang

berdekatan dengan sumber pencemaran asma dapat meningkatkan risiko

kejadian asma dengan nilai Odds Ratio (OR) 0,03 dan tingkat

kemaknaan sebesar 0,003 (p <0,05).

Dinding rumah pasien masih terbuat dari batu bata dan lantai

pasien masih terdiri atas tanah yang diberi alas berupa tikar pada

beberapa bagian tertentu saja seperti ruang tamu dan kamar. Hal tersebut

memungkinkan kumpulnya banyak debu dalam rumah yang

ditambahkan dengan ventilasi rumah yang kurang baik sehingga

sirkulasi udara menjadi terganggu. Penimbunan debu yang dihirup

dalam paru dapat menimbulkan peradangan kronis pada saluran

pernapasan sehingga menimbulkan penyakit seperti bronkitis kronis,

asma bronkial, emfisema paru dan kanker paru (Karyadi, 2008).

Keadaan udara di lingkungan pasien kurang baik sehingga dapat

menjadi salah satu faktor penyebab kejadian asma pada kasus ini.
25

3.1.2. Faktor Penduduk (Herediter)

Asma diketahui berhubungan erat dengan riwayat keluarga dan

riwayat alergi yang ada dalam keturunan keluarga. Faktor keturunan

sebagai faktor predisposisi kejadian asma sudah dikonfirmasikan oleh

Depkes (2015). Hal ini sesuai dengan riwayat penyakit keluarga pasien

yang memiliki asma yaitu ayah, kakak dan nenek pasien. Riwayat alergi

yang dimiliki oleh pasien yaitu alergi sosis dapat menjadi salah satu

faktor risiko asma. Reaksi alergi yang timbul dapat menimbulkan efek

bronkokonstriksi pada 2 – 5% penderita asma (Laksana dan Berawi,

2015). Hal ini sejalan dengan keluhan pasien saat pasien mengonsumsi

sosis. Ayah pasien diketahui memiliki riwayat reaksi alergi pada cuaca

panas yang dideskripsi oleh ayah pasien berupa kemunculan urtica dan

papul di seluruh tubuh.

3.1.3. Faktor Perilaku

Pasien diketahui memiliki aktivitas fisik yang tinggi dan pernah

mengeluh kejadian sesak dada saat kelelahan. Aktivitas fisik yang berat

atau berlebihan dan menimbulkan kelelahan meningkatkan kebutuhan

oksigen tubuh sehingga tubuh akan merespon dengan cara bernafas

cepat. Kondisi ini memberatkan bagi orang yang memiliki peradangan

pada saluran pernapasan sehingga dapat memicu terjadinya eksaserbasi

(Nursalam et al., 2009).


26

Pasien memiliki riwayat serangan asma saat meminum minuman

es yang diberli di warung namun tidak saat meminum es buatan rumah.

Hal ini menyarankan bahwa kualitas kebersihan es batu yang digunakan

di luar dan buatan sendiri berbeda. Kamelia et al. (2018) mengatakan

bahwa virus dapat berpindah ke es batu apabila sanitasi saat pembuatan

es batu tidak dijaga dengan baik. Infeksi virus pada saluran pernapasan

dapat menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan dan mengubah

mekanisme mukosilier. Peningkatan mekanisme mukosilier dapat

meningkatkan hiperresponsif pada bronkus sehingga meningkatkan

keparahan asma (Ekarini, 2012). Pasien An. N.A. didapati memiliki

pembesaran tonsil T2-T2 yang dapat menandakan riwayat infeksi virus

baru ini.

3.1.4. Faktor Pelayanan Kesehatan

Akses dan sarana pelayanan kesehatan cukup baik pada keluarga

pasien. Keluarga pasien memiliki BPJS dan jarak rumah pasien ke

fasilitas kesehatan (Puskesmas Genuk) dapat dijangkau dengan mudah

dengan transportasi sendiri (motor) maupun transportasi umum (angkot)

karena rumah pasien yang dekat dengan jalan raya.


27

3.2. Diagram Analisis HL Blum

FAKTOR PENDUDUK

- Keluarga memiliki riwayat asma


(ayah, kakak dan nenek)
Sumber Daya
- Ayah pasien memiliki riwayat
Alam alergi cuaca panas Sistem Kultural
- Pasien memiliki riwayat alergi
sosis

FAKTOR LINGKUNGAN FAKTOR PELAYANAN


KESEHATAN
- Sanitasi rumah pasien
- Sarana pelayanan kesehatan
kurang baik (rumah
berdebu) dekat dengan rumah pasien
ASMA (Puskesmas Genuk)
- Ventilasi rumah pasien BRONKIAL
- Akses pelayanan kesehatan
masih kurang baik
dapat dijangkau
- Pasien tinggal di daerah menggunakan motor milik
jalur lalu lintas kendaraan keluarga pasien
pengangkut materiil hingga
terpapar oleh udara tercemar
FAKTOR PERILAKU

- Pasien sering membeli jajan di luar Kesehatan Mental


Keseimbangan berupa minuman es (Kepuasan Pasien,
Ekologi - Pasien sangat aktif hingga terkadang lupa EQ)
lelah
- Kurangnya pengetahuan tentang faktor
risiko asma sehingga jarang membersih
rumah
28

3.3. Plan of Action

Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Pelaksana Indikator


Keberhasilan

Sanitasi Edukasi tentang Agar keluarga Keluarga dan Edukasi dan 18 Juni 2019 Dokter muda Keluarga
rumah masih sanitasi rumah pasien memahami pasien. pemberian FK Unissula memahami
kurang baik baik dan dampak dari leaflet tentang sanitasi
serta dampak sanitasi sanitasi rumah rumah yang baik
ventilasi rumah yang yang kurang baik dan dampaknya
rumah yang tidak baik dan kaitannya terhadap
kurang berkaitan dengan asma kesehatan
adekuat dengan asma pernapasan dan
ingin
membersihkan
rumahnya lebih
rajin

Pasien masih Edukasi Agar keluarga Keluarga dan Edukasi dan 18 Juni 2019 Dokter muda Keluarga pasien
kurang mengenai pasien dapat pasien pemberian FK Unissula memahami
29

perhatian penyakit asma memahami leaflet serta dengan jelas


dengan pola dan cara faktor-faktor yang pemberian faktor pencetus
makan dan pengendalian dapat mencetus makanan asma dan dapat
suka jajan faktor risiko kembali pencegah asma membimbing
sembarangan asma serta kekambuhan berupa susu dan anak dengan baik
di luar pemberian asma telur (vit D), untuk
makanan yang apel (vit C), menghindari hal-
dapat Melon (Mg) hal yang dapat
meningkatkan yang diketahui memicu serangan
imunitas agar dapat mencegah asma dan
tidak mudah serangan asma mengurangi
eksaserbasi dan keluhan serangan
meningkatkan asma
faal paru
Polusi udara Advokasi ke Mengetahui Dinas Diskusi dan 22 Juni 2019 Dokter muda Terdapat data
setempat Dinas hubungan antara Lingkungan perencanaan FK Unissula dan hasil survei yang
Lingkungan kualitas udara bersama dengan Dinas dapat digunakan
untuk dengan kejadian Puskesmas Lingkungan sebagai dasar
melakukan untuk system penanggulangan
30

survei terhadap asma di wilayah survei yang akan masalah


tingkat polusi Genuk diusulkan kesehatan
udara setempat kepada Dinas
Lingkungan
Pemberian Agar pasien Pasien dan Menjelaskan 18 Juni 2019 Dokter Muda Keluhan pasien
masker kepada terlindungi dari keluarga kepada keluarga FK Unissula mengalami
pasien paparan polusi pasien pasien serangan asma
udara di luar pentingnya berkurang
menggunakan
masker agar
tidak terpapar
oleh polusi
udara yang
dapat memicu
serangan asma
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kasus ini adalah:

4.1.1. Faktor lingkungan terhadap kejadian asma yang didapatkan dari hasil

pengamatan adalah sanitasi udara yang kurang baik dimana lokasi

domisili pasien berada di daerah jalur kendaraan pengangkut materiil

industri, bangunan rumah pasien yang kurang memadai dan ventilasi

rumah yang kurang baik.

4.1.2. Faktor penduduk (herediter) terhadap kejadian asma yang didapatkan

dari pengamatan adalah keluarga yang memiliki riwayat asma yaitu

ayah, kakak dan nenek, riwayat asma saat kecil, riwayat alergi

terhadap sosis.

4.1.3. Faktor perilaku terhadap kejadian asma yang didapatkan dari

pengamatan adalah kebiasaan meminum es yang curiga tercemar oleh

virus dan bakteri dan aktivitas fisik yang berlebihan.

4.1.4. Faktor pelayanan kesehatan terhadap kejadian asma tidak ditemukan

karena sarana dan akses pelayanan kesehatan yang sudah memadai.

4.2. Saran

4.2.1. Untuk Pasien dan Keluarga Pasien

31
32

1. Pasien dan keluarga dapat menjaga kebersihan lingkungan dan

berperilaku sehat kaitannya mencegah kekambuhan asma, seperti

rajin menyapu dan membersihkan rumah dari debu.

2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk rajin mengonsumsi

makanan yang dapat meningkatkan imunitas pasien agar tidak

mudah tersensitisasi oleh faktor pencetus serangan asma beserta

menjaga asupan gizi seimbang.

3. Menjaga aktivitas fisik yang baik dan seimbang.

4.2.2. Untuk Puskesmas

1. Puskesmas dapat melakukan survei terkait hubungan polusi udara

dalam ruangan dan ventilasi rumah dengan kejadian asma yang

terus meningkat di wilayah kecamatan Genuk.

2. Puskesmas dapat bekerjasama dengan Dinas Lingkungan

melakukan survei terkait kualitas udara setempat yang teremar

akibat polusi dari emisi gas kendaraan dengan kejadian asma yang

terus meningkat di wilayah kecamatan Genuk.


DAFTAR PUSTAKA

American Lung Association (2018) Asthma Risk Factors - American Lung Association,
American Lung Association. Available at: https://www.lung.org/lung-health-
and-diseases/lung-disease-lookup/asthma/asthma-symptoms-causes-risk-
factors/asthma-risk-factors.html (Accessed: 20 June 2019).
Bagian IKM FK Unissula (2018) Buku Pedoman Belajar ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT. 2nd edn. Edited by S. T. Zulaikhah et al. Semarang:
UNISSULA PRESS.
Dinas Kesehatan Kota Semarang (2018) Profil Kesehatan Kota Semarang 2018. Kota
Semarang.
Ekarini, N. L. P. (2012) Analisis Faktor-Faktor Pemicu Dominan Terjadinya Serangan
Asma pada Pasien Asma. Universitas Indonesia.
Kamelia, M., Anggoro, B. S. and Sa’adah, F. P. (2018) ‘Analisis Kualitas Es Batu
Berdsaarkan Kandungan Coliform di Kantin UIN Raden Intan Lampung’,
BIOSFER Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, 9(1), pp. 61–71.
Karyadi, K. (2008) Gambaran Kejadian Asma Terhadap Faktor-Faktor Resiko pada
Karyawan di Sebuah Pabrik Semen di Jawa Barat Tahun 2008. Universitas
Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI (2015) InfoDATIN - Hari Asma Sedunia. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI (2018) Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta.
Laksana, M. A. and Berawi, K. N. (2015) ‘Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada
Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma Bronkial’, Majority, 4(9),
pp. 64–68.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008) Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1023/MENKES/SK/XI/2008. Indonesia.
Nursalam, Hidayati, L. and Sari, N. P. W. P. (2009) ‘Faktor Risiko Asma dan Perilaku
Pencegahan Berhubungan dengan Tingkat Kontrol Penyakit Asma’, Jurnal
Ners, 4(1), pp. 9–18.
Puskesmas Genuk (2019) ‘SIMPUS Puskesmas Genuk’. Semarang.
Sukar, Hananto, M. and Suharjo (2016) ‘Hubungan antara Jarak Rumah dengan
Sumber Pencemaran di Luar Rumah ( Outdoors ) terhadap Kejadian Asma’,
Media Litbangkes, 26(1), pp. 53–58.
UNICEF Jakarta (2018) Pencemaran Udara: Sebuah Ancaman Terhadap Kesehatan

33
34

Anak di Indonesia. Jakarta.


World Health Organization (2017) WHO Fact Sheets: Asthma, World Health
Organization. Available at: https://www.who.int/respiratory/asthma/en/
(Accessed: 20 June 2019).
LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kunjungan

35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai