Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi
Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh:
Muhsin Anis
30101507507
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Muhsin Anis
30101507507
Laporan Kasus yang telah dipresentasikan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Genuk Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang, Juni 2019
Mengetahui
Satida Fargiani, SKM, M.Kes Dr. Siti Thomas Zulaikha, S.KM, M.Kes
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
1. Satida Fargiani, SKM, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Genuk yang telah
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu penulis
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga hasil laporan Diagnostik Holistik dan
Identifikasi Faktor Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Asma Bronkial pada
Pasien An. N.A. Berdasarkan Pendekatan HL Blum di UPTD Puskesmas Genuk,
Semarang dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
iv
3.1.3. Faktor Perilaku ................................................................................. 25
LAMPIRAN ........................................................................................................... 35
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
saluran napas yang ditandai dengan serangan rekuren berupa episode mengi,
lebih dari 1 kali per hari ataupun minggu, dan dapat memburuk saat aktivitas
fisik atau malam hari pada beberapa individu. Prevalensi asma di dunia
mencapai 235 juta orang yang sebagian besar diderita oleh individu usia
partikel alergen atau zat asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan
(Kepmenkes, 2008).
mencapai 2,4% dengan proporsi terbesar pada kelompok lansia yaitu 9,6%.
Namun prevalensi rerata kekambuhan asma masih cukup tinggi yaitu 57.7%
dengan proporsi terbesar pada kelompok balita (68,2%) dan lansia (72,3%)
mengatakan bahwa terjadi peningkatan kasus asma dari tahun 2014 sampai
tahun 2018 sebanyak 6310 kasus (DKK Semarang, 2018). Hal ini
2
di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor pejamu dan faktor
risiko tersebut secara garis besar antara lain adalah riwayat keluarga
dapat memicu kejadian asma di wilayah Genuk adalah polusi udara oleh
limbah gas dari pabrik dan emisi gas dari kendaraan bermotor di lingkungan
setiap bulan meningkat. Jumlah kasus yang tercatat pada bulan Februari
2019 sebanyak 7 kasus. Angka tersebut meningkat pada bulan Maret 2019
yaitu sebanyak 14 kasus, diikuti dengan bulan April 2019 sebanyak 19 kasus
dan pada bulan Mei 2019 sebanyak 25 kasus. Pola peningkatan angka
kejadian adalah salah satu upaya untuk mengurangi risiko kejadian asma dan
kebersihan udara dan sanitasi lingkungan agar udara yang dihirup tetap
aman dan sehat serta bebas dari virus dan bakteri yang dapat menginfeksi
saluran pernapasan.
1.3. Tujuan
Bronkial
Asma Bronkial
rehabilitatif
1.4. Manfaat
action
lanjut
dan sehat
ANALISA SITUASI
terdiagnosis asma bronkial di wilayah Genuk, Semarang pada bulan Juni 2019.
Blum.
Umur : 11 tahun
Agama : Islam
6
7
Kewarganegaraan : WNI
1. ASPEK 1 Personal
Pada tanggal 10 Juni 2019, pasien merasa batuk dan pilek saat
dada dan tidak bisa bernapas dengan baik. Pasien ditenangkan oleh
dan saat kelelahan. Oleh karena itu pasien diduga memiliki riwayat
alergi sosis. Menurut orang tua pasien, pasien lahir dengan berat
kecil.
a. Data Individu
sehat dan bugar untuk anak seusianya. Pasien baru pertama kali
b. Data Perilaku
belum makan
teman-temannya
sekolah
Data Lingkungan
- Rumah terdapat satu ruang tamu, satu kamar, satu dapur dan
ditutup
11
sekitar rumah
b. Ekonomi
rumah rendah.
c. Sosial Masyarakat
B C
Perempuan
D E
Laki-laki
A : Nenek pasien
Riwayat asma (+)
B : Ayah pasien
Pasien
C : Ibu pasien
D : Kakak pasien
Riwayat alergi (+)
13
1. ASPEK 1 Personal
Semarang
a. Tanda Vital
- Kesadaran : komposmentis
- RR : 22 x/menit
- Temperatur : 36,8° C
b. Status Gizi
Berat Badan : 41 kg
41
𝐼𝑀𝑇 = = 18,97 (𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙)
1,47 𝑥 1,47
c. Status Praesens
Kepala : mesosefal
Thorax :
Pulmo
Cor
Abdomen :
Ekstremitas :
d. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
16
e. Diagnosis
kecil
KOMPONEN RUMAH
No KRITERIA NILAI
KOMPONEN RUMAH 31
17
II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesh. 2
e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi V
syarat kesh. 3
d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesh. 4
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup,
ngan kotoran). disalurkan ke sungai / kolam 1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai atau kolam 2
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic
tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 V
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Sarana Pembuangan teratur di halaman 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari V
sumber air (jarak sumber air (jarak dengan
Air Limbah (SPAL) sumber air < 10m). 1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak dengan sumber air > 10m). 3
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut. 4
19
1. Identifikasi Masalah
identifikasi dari faktor risiko internal riwayat asma di keluarga (+), riwayat
masih terbuat dari batu bata dan lantai tanah dengan ventilasi yang kurang
2. Intervensi
I. Promotif
a. Patient Centered
21
b. Family Focused
c. Community Oriented
II. Preventif
a. Patient Centered
b. Family Focused
c. Community oriented
III. Kuratif
a. Patient Centered
b. Family Focused
kesehatan terdekat.
c. Community Oriented
IV. Rehabilitatif
a. Patient Centered
b. Family Focused
serangan asma.
BAB III
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien An. N.A., usia 11 tahun, berat badan
41 kg, tinggi badan 147 cm. Penentuan diagnosis dan penyebab penyakit pada
fungsional). Didapatkan bahwa An. N.A. mengalami batuk pilek dan sesak dada
kesehatan, genetik). Faktor risiko terjadinya asma bronkial antara lain dapat
Pasien An. N.A. tinggal Bersama kedua orang tua dan saudara di
sebuah rumah kecil yang masih terbuat dari batu bata dan berada di
23
24
akibat limbah gas dan zat kimia iritan yang dikeluarkan oleh pabrik dan
kejadian asma dengan nilai Odds Ratio (OR) 0,03 dan tingkat
Dinding rumah pasien masih terbuat dari batu bata dan lantai
pasien masih terdiri atas tanah yang diberi alas berupa tikar pada
beberapa bagian tertentu saja seperti ruang tamu dan kamar. Hal tersebut
menjadi salah satu faktor penyebab kejadian asma pada kasus ini.
25
Depkes (2015). Hal ini sesuai dengan riwayat penyakit keluarga pasien
yang memiliki asma yaitu ayah, kakak dan nenek pasien. Riwayat alergi
yang dimiliki oleh pasien yaitu alergi sosis dapat menjadi salah satu
faktor risiko asma. Reaksi alergi yang timbul dapat menimbulkan efek
2015). Hal ini sejalan dengan keluhan pasien saat pasien mengonsumsi
sosis. Ayah pasien diketahui memiliki riwayat reaksi alergi pada cuaca
panas yang dideskripsi oleh ayah pasien berupa kemunculan urtica dan
mengeluh kejadian sesak dada saat kelelahan. Aktivitas fisik yang berat
es batu tidak dijaga dengan baik. Infeksi virus pada saluran pernapasan
baru ini.
FAKTOR PENDUDUK
Sanitasi Edukasi tentang Agar keluarga Keluarga dan Edukasi dan 18 Juni 2019 Dokter muda Keluarga
rumah masih sanitasi rumah pasien memahami pasien. pemberian FK Unissula memahami
kurang baik baik dan dampak dari leaflet tentang sanitasi
serta dampak sanitasi sanitasi rumah rumah yang baik
ventilasi rumah yang yang kurang baik dan dampaknya
rumah yang tidak baik dan kaitannya terhadap
kurang berkaitan dengan asma kesehatan
adekuat dengan asma pernapasan dan
ingin
membersihkan
rumahnya lebih
rajin
Pasien masih Edukasi Agar keluarga Keluarga dan Edukasi dan 18 Juni 2019 Dokter muda Keluarga pasien
kurang mengenai pasien dapat pasien pemberian FK Unissula memahami
29
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Faktor lingkungan terhadap kejadian asma yang didapatkan dari hasil
ayah, kakak dan nenek, riwayat asma saat kecil, riwayat alergi
terhadap sosis.
4.2. Saran
31
32
akibat polusi dari emisi gas kendaraan dengan kejadian asma yang
American Lung Association (2018) Asthma Risk Factors - American Lung Association,
American Lung Association. Available at: https://www.lung.org/lung-health-
and-diseases/lung-disease-lookup/asthma/asthma-symptoms-causes-risk-
factors/asthma-risk-factors.html (Accessed: 20 June 2019).
Bagian IKM FK Unissula (2018) Buku Pedoman Belajar ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT. 2nd edn. Edited by S. T. Zulaikhah et al. Semarang:
UNISSULA PRESS.
Dinas Kesehatan Kota Semarang (2018) Profil Kesehatan Kota Semarang 2018. Kota
Semarang.
Ekarini, N. L. P. (2012) Analisis Faktor-Faktor Pemicu Dominan Terjadinya Serangan
Asma pada Pasien Asma. Universitas Indonesia.
Kamelia, M., Anggoro, B. S. and Sa’adah, F. P. (2018) ‘Analisis Kualitas Es Batu
Berdsaarkan Kandungan Coliform di Kantin UIN Raden Intan Lampung’,
BIOSFER Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, 9(1), pp. 61–71.
Karyadi, K. (2008) Gambaran Kejadian Asma Terhadap Faktor-Faktor Resiko pada
Karyawan di Sebuah Pabrik Semen di Jawa Barat Tahun 2008. Universitas
Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI (2015) InfoDATIN - Hari Asma Sedunia. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI (2018) Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta.
Laksana, M. A. and Berawi, K. N. (2015) ‘Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada
Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma Bronkial’, Majority, 4(9),
pp. 64–68.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008) Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1023/MENKES/SK/XI/2008. Indonesia.
Nursalam, Hidayati, L. and Sari, N. P. W. P. (2009) ‘Faktor Risiko Asma dan Perilaku
Pencegahan Berhubungan dengan Tingkat Kontrol Penyakit Asma’, Jurnal
Ners, 4(1), pp. 9–18.
Puskesmas Genuk (2019) ‘SIMPUS Puskesmas Genuk’. Semarang.
Sukar, Hananto, M. and Suharjo (2016) ‘Hubungan antara Jarak Rumah dengan
Sumber Pencemaran di Luar Rumah ( Outdoors ) terhadap Kejadian Asma’,
Media Litbangkes, 26(1), pp. 53–58.
UNICEF Jakarta (2018) Pencemaran Udara: Sebuah Ancaman Terhadap Kesehatan
33
34
1. Dokumentasi Kunjungan
35
36
37
38