Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi persalinan preterm adalah mekanisme patologis yang memicu persalinan sebelum

usia kehamilan cukup bulan. Keadaan patologis misalnya infeksi pada ibu, janin, maupun cairan
ketuban, yang dapat memicu Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS), sehingga
menghasilkan kortisol, oksitosin dan berbagai prostaglandin. Keadaan ini akan menstimulasi
pematangan serviks, kontraksi uterus serta ruptur desidua dan membran.[2,5]

Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS)

Keadaan patologis seperti korioamnionitis dapat memicu Fetal Inflammatory Response


Syndrome (FIRS), yaitu inflamasi sistemik yang dapat memicu terjadinya persalinan preterm
karena peningkatan kadar fetal plasma interleukin-6. Hal ini dapat terjadi
karena chorioamnionitis memicu terjadinya stress pada janin sehingga hipotalamus janin
bereaksi dengan mensekresi Corticotropin Releasing Hormone (CRH) yang selanjutnya
menstimulasi pelepasan Adrenocortocotropic Hormone (ACTH) sehingga menghasilkan kortisol.
Kortisol inilah yang kemudian akan memicu aktivasi langkah-langkah proses persalinan.[2]
Peningkatan kadar kortisol juga merupakan etiologi terjadinya abortus karena memicu stres
oksidatif pada janin.

Selain itu, karena peningkatan sel inflamasi yang menginfiltrasi stroma serviks, akan memicu
pelepasan oksitosin dan prostaglandin. Keadaan tersebut dapat menstimulasi pematangan serviks
melalui perubahan struktur kolagen dan glikosaminoglikan. [2,5]

Kontraksi uterus yang adekuat terjadi saat pergeseran jalur anti-inflamasi menjadi pro-inflamasi,
termasuk munculnya chemokines (interleukin-8), cytokines (interleukin-1 dan -6), dan reseptor
yang menginduksi kontraksi (reseptor oksitosin, connexin 43, reseptor prostaglandin). Perubahan
kontraksi uterus ini juga diatur oleh kontrol saraf, dimana oksitosin memainkan peran yang
penting. Miometrium yang berkontraksi secara menetap dan terkoordinasi ini dapat mendorong
janin memasuki pintu atas panggul. Keberadaan progesteron dapat mempertahankan ketenangan
miometrium dengan cara menekan ekspresi zat-zat inflamasi di atas.[2,5]

Referensi

2. Luther EE. Statpearls (internet) Preterm Labor. 2019. Available from :


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536939/
5. Romero, Roberto ; Dey,SK and Fisher SJ. Preterm Labor: One Syndrome, Many Causes.
Science. 2014 Aug 15; 345(6198): 760–765. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4191866/

Anda mungkin juga menyukai