Anda di halaman 1dari 8

RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRE PLANNING)

TERAPI KOLASE BIJI-BIJIAN, SENAM REMATIK, DAN PENDIDIKAN


KESEHATAN RISIKO JATUH
PADA PENERIMA MANFAAT DI WISMA II
PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA
KABUPATEN CILACAP

OLEH:

CUCU ROSMAWATI I4B018048


EFRA MEIRISKA BUDININGSIH I4B018096
ESA SHOFIANTYNA PUTRI I4B018105
FIZAR RAMADHAN I4B01810
GUSTIANI IKE SARASWATI I4B018097
MAHATI ULFAH I4B018092

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-
angsur mengakibatkan perubahan kumulatif serta proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Jumlah lansia di
Indonesia tahun 2014 mencapai 18 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat
menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta jiwa di tahun 2050.
Tahun 2050, satu dari empat penduduk Indonesia adalah penduduk lansia dan
lebih mudah menemukan penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita.
Lanjut usia mengalami masalah kesehatan. Masalah ini berawal dari
kemunduran selsel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun
serta faktor resiko terhadap penyakit pun meningkat. Masalah kesehatan yang
sering dialami lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan,
kebingungan mendadak, dan lain-lain. Selain itu, beberapa penyakit yang
sering terjadi pada lanjut usia antara lain hipertensi, gangguan pendengaran
dan penglihatan, demensia, osteoporosis, dsb (Kholifah, 2016).
Berdasarkan pengkajian selama 2 hari diperoleh hasil melalui
wawancara bahwa sejumlah 2 dari 6 PM di wisma II mengeluh nyeri dengan
rata-rata skala 4 sampai 5 yang terletak di bagian lutut dan sendi-sendi
dengan kualitas seperti tertusuk-tusuk. Salah satu terapi yang dapat untuk
menangani nyeri persendiaan yaitu senam rematik. Senam rematik adalah
senam yang berfokus pada mempertahankan lingkup gerak sendi secara
maksimal. Manfaat yang didapatkan dari senam rematik antara lain tulang
menjadi lebih lentur, otot tetap kencang, memperlancar peredaraan darah,
menjaga kadar lemak dalam darah tetap normal, tidak mudah mengalami
cidera, dan reaksi kecepatan tubuh menjadi lebih baik (Heri, 2014).
Hasil pengkajian menggunakan tinetti balance assessment tool
diperoleh data bahwa sebanyak 2 dari 6 PM mengalami risiko jatuh dengan
rata-rata skor atau risiko jatuh tinggi, 2 dari 6 PM mengalami risiko jatuh
dengan rata-rata skor atau risiko jatuh moderate dengan rata-rata skor 19-23,
dan 2 PM lainnya berada di rentang risiko jatuh rendah dengan skor >24.
Salah satu penanganan risiko jatuh adalah dengan menggunakan pendidikan
kesehatan (Kusumawaty 2018). Menurut Notoamodjo 2012 bahwa
pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
perilaku positif yang meningkat, dalam hal ini mengenai pencegahan risiko
jatuh pada lansia.
Hasil pengkajian dengan menggunakan instrumen MMSE didapatkan
data bahwa data bahwa 2 dari 6 PM mengalami penurunan pada item
orientasi, 2 dari 6 PM mengalami penurunan pada item attention and
calculation, 2 dari 6 PM kurang maksimal pada item repetition, dan 2 dari 6
PM mengalami penurunan pada item writting dan drawing. Berdasarkan data-
data tersebut salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk melatih motorik
halus dapat dengan menggunakan terapi okupasi kolase biji-bijian. Kolase
merupakan suatu teknik menempel berbagai macam materi selain cat, seperti
cat, kaca, logam, biji-bijian dan lain sebagainya (Syakir 2013). Selain itu,
puzzle juga dapat meningkatkan fungsi kognisi sehingga dapat
mengoptimalkan kegiatan sehari-hari lansia.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi okupasi Kolase biji-bijian, pendidikan kesehatan
mengenai risiko jatuh, dan senam rematik diharapkan derajat kesehatan
pada PM di wisma II dapat meningkat serta meningkatkan hubungan
sosial di antara penghuni wisma.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi, diharapkan:
a. Lansia mampu melakukan kegiatan terapi okupasi dengan biji-bijian
sesui ketentuan.
b. Lansia mampu memahami pencegahan risiko jatuh.
c. Lansia mampu melakukan kegiatan senam rematik dengan benar.
C. Rencana kegiatan
1) Nama kegiatan :Kolase biji-bijian
Waktu/jam : Kamis, 14 Desember 2019/09.00 WIB
a. Rancangan kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan


1. Pembukaan 5 menit a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan kontrak dan tujuan pertemuan
d. Apersepsi
2. Pelaksanaan 30 menit Demonstrasi kegiatan terapi puzzle yang diikuti oleh
semua PM di wisma II

3. Penutup 10 menit a. Memberi kesempatan kepada PM untuk bertanya


b. Menjawab pertanyaan yang diajukan PM
c. Memberikan reinforcement pada PM
d. Menutup pembelajaran dengan salam

b. Susunan Acara terapi kolase biji-bijian


WAKTU KEGIATAN

09.00-09.15 WIB Persiapan alat dan tempat

09.15- 09.20 WIB Lansia berkumpul

09.20- 09.25 WIB Pembukaan dan penjelasan tujuan kegiatan

09.25- 09.55 WIB Pelaksanaan terapi puzzle

09.55- 10.05 WIB Kegiatan lain-lain

10.05- 10.15 WIB Kesimpulan + Penutup

c. Pengorganisasian terapi kolase biji


Instruktur terapi kolase biji : Mahati ulfah
Fasilitator :
- Gustiani Ike Saraswati
- Cucu Rosmawati
- Esa Shofiantyna Putri
Observer : Efra Meiriska Budiningsih
Dokumentasi : Fizar Ramadhan
d. Setting Tempat

Keterangan :

: peserta

: presentator

: observer

: fasilitator

: dokumentasi

2) Nama kegiatan : Senam rematik


Waktu/jam : Rabu, 11 Desember 2019/09.00 WIB
a. Rancangan kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan kontrak dan tujuan pertemuan
d. Apersepsi
2. Pelaksanaan 40 menit Demonstrasi kegiatan senam rematik yang diikuti oleh
semua PM di wisma II

3. Penutup 10 menit a. Memberi kesempatan kepada PM untuk bertanya


b. Menjawab pertanyaan yang diajukan PM
c. Memberikan reinforcement pada PM
d. Menutup pembelajaran dengan salam

b. Susunan Acara senam rematik


WAKTU KEGIATAN

09.00-09.10 WIB Persiapan alat dan tempat

09.10- 09.15 WIB Lansia berkumpul

09.15- 09.25 WIB Pembukaan dan penjelasan tujuan kegiatan

09.25- 09.45 WIB Pelaksanaan senam rematik

09.45- 09.55 WIB Kesimpulan + Penutup


c. Pengorganisasian
Instruktur senam rematik : Efra Meiriska Budiningsih
Fasilitator :
- Gustiani Ike Saraswati
- Cucu Rosmawati
- Esa Shofiantyna Putri
Observer : Mahati ulfah
Dokumentasi : Fizar Ramadhan

d. Setting Tempat
Keterangan :

: peserta

: presentator

: observer

: fasilitator

: Dokumentasi

3) Nama kegiatan : Pendidikan kesehatan risiko jatuh


Waktu/jam : Jum’at, 13 Desember 2019/08.00 WIB
a. Rancangan kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan kontrak dan tujuan pertemuan
d. Apersepsi
e. Penyaji mempersilahkan peserta untuk bertanya
2. Pelaksanaan 30 menit Kegiatan inti penyuluhan
a. Mejelaskan dan menguraikan materi tentang:
- Pengertian risiko jatuh
- Penyebab risiko jatuh
- Pencegahan risiko jatuh
b. Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan peserta yang berkaitan
dengan materi yang belum jelas
3. Penutup 10 menit a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
b. Melakukan evaluasi penyuluhan
c. Mengakhiri kegiatan penyuluhan
d. Memberikan reinforcement pada peserta
e. Mengucapkan salam penutup

b. Susunan Acara pendidikan kesehatan risiko jatuh

WAKTU KEGIATAN
08.00-08.10 WIB Persiapan alat dan tempat
08.10- 08.15 WIB Lansia berkumpul
08.15- 08.20 WIB Pembukaan dan penjelasan tujuan kegiatan
08.20-08.50 WIB Pemberian pendidikan kesehatan risiko jatuh
08.50- 09.00 WIB Kesimpulan + Penutup

c. Pengorganisasian
Penyuluh : Gustiani Ike Saraswati
Fasilitator :
- Efra Meiriska Budiningsih
- Fizar Ramadhan
- Cucu Rosmawati
Observer : Esa Shofiantyna Putri
Dokumentasi : Mahatii Ulfah
d. Setting Tempat
Keterangan :

: peserta

: presentator

: observer

: fasilitator

: Dokumentasi

D. Rencana Evaluasi Keberhasilan Program


1. Evaluasi struktur:
a) Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta.
b) Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan dan media sesuai
dengan yang dibutuhkan.
2. Evaluasi proses:
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b) Peserta kegiatan tidak meninggalkan tempat saat kegiatan
berlangsung.
c) Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
d) Peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan.
3. Evaluasi hasil:
a) Lansia PM mampu meningkatkan motorik halus berupa hasil karya
kolasi biji-bijian.
b) Lansia PM merasa lebih nyaman setelah mengikuti senam rematik.
c) Lansia PM mengikuti senam rematik.
d) Pengetahuan lansia PM mengenai risiko jatuh dapat meningkat

Anda mungkin juga menyukai