Anda di halaman 1dari 3

Amenorea HIpogonadotropi

Amenore hipogonadotropi merupakan masalah pada kasus hipotalamus-hipofisis


pusat. Lesi hipofisis atau ketidakmampuan genetic untuk memproduksi follicle stimulating
hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH) mengalami gangguan.
Amenore hipogonadotropik paling banyak menyebabkan supresi hipotalamus akibat
dua pengaruh utama : stress (di rumah, sekolah, atau tempat kerja) atau rasio lemak tubuh
kritis terhadap tubuh tanpa lemak (berat rendah untuk tinggi badan, penurunan berat yang
cepat, dan gangguan makan, seperti anoreksia nervosa atau bulimia, atau latihan fisik yang
melelahkan , seperti olahraga atletik atau menari kompetitif, khususnya balet). Keteraturan
menstruasi dapat dicapai dengan mempertahankan berat dan lemak tubuh di atas kadar kritis.

3.      Perdarahan di luar haid


Perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan ini tampak terpisah dan dapat
dibedakan dari haid, atau 2 jenis perdarahan ini menjadi satu; yang pertama dinamakan
metroragia, yang kedua menometroragia. Metroragia atau menometroragia dapat diebabkan
oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional. Perdarahan ini dapat
disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis.
4.      Gangguan yang berhubungan dengan haid
a.      Premenstrual tension : dimulai pada fase luteal, yakni pada sekitar hari ke 7 dan ke 10 sebelum
menstruasi dan berakhir dengan awitan menstruasi. Gejala negatif berhubungan dengan edema
(abdomen kembung, pelvis penuh, edema pada ekstremitas bawah, nyeri tekan pada payudara,
dan peningkatan berat badan) atau ketidakstabilan emosi (depresi, tiba-tiba menangis,
iritabilitas, sering panic, dan tidak mampu berkonsentrasi). Nyeri kepala, keletihan, dan nyeri
punggung merupakan kelumuhan umum.
b.      Mittelschmerz : nyeri antara haid atau pada saat terjadi ovulasi. Rasa nyeri dapat disertai atau
tidak disertai dengan perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit berupa getah berwarna
coklat, sedang pada kasus lain dapat merupakan perdarahan seperti haid biasa.
c.       Dismenorea : nyeri haid yang dialami wanita dari berbagai tingkat usia.
Dismenore Primer

Dismenore primer terjadi, jika tidak ada penyakit organik, biasanya dari bulan keenam sampai
tahun kedua setelah menarke. Disminore seringkali hilang pada usia 25 tahun atau setelah
wanita hamil dan melahirkan pervaginam. Respons sistemik terhadap prostaglandin
F2α meliputi nyeri punggung, kelemahan, pengeluaran keringat, gejala saluran cerna (anoreksia,
mual, muntah, dan diare), dan gejala sistem saraf pusat (pusing, sinkop, nyeri kepala, dan
konsentrasi buruk). Asparagus dan daun sup dapat membantu mengurangi edema dan rasa
tidak nyaman yang timbul.

Dismenore sekunder

Dismenore sekunder dikaitakan dengan penyakit pelvis organik, seperti endometriotis, penyakit
radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus, dan polip uterus.

d.      Vicarious Menstruation
Dimana terjadi perdarahan ekstragenital dengan interval periodik yang sesuai dengan siklus
haid. Tempat perdarahan yang sering dijumpai ialah mukosa hidung berupa epistaksis.
Peningkatan kadar estrogen dapat menyebabkan edema dan kongesti pada alat-alat lain di luar
alat-alat genital pada wanita yang peka.

e.      Mastalgia
Gejala mastalsia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya edema dan
hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen.

2.6  PERUBAHAN-PERUBAHAN SIKLIK LAIN


Perubahan siklik pada hormon ovarium berpengaruh pada alat genital, hormon
tersebut ikut sirkulasi ke seluruh tubuh dan berpengaruh pada organ-organ lain.
Suhu Badan Basal
Kenaikan suhu badan basal sekitar 1 derajat F atau 0,5 0C terjadi pada saat ovulasi
dan terus bertahan sampai terjadi haid. Hal ini disebabkan oleh efek termogenik progesteron
pada tingkat hipotalamus.
Perubahan pada Mamae
Kelenjar mamae manusia sangat sensitif terhadap pengaruh esterogen dan
progesteron. Pembesaran mamae merupakan tanda pertama puberitas, merupakan respons
penigkatan estrogen ovarium. Estrogen dan progesteron berefek sinergis pada mamae selama
siklus pembesaran mamae pada fase luteal sebagai respons kenaikan progesteron. Pembesaran
mamae disebabkan oleh perubahan vaskuler, bukan karena perubahan kelenjar.
Efek Psikologi

Pada perempuan ada perubahan mood selama siklus haid, pada fase luteal akhir ada
peningkata labilitas emosi. Perubahan ini karena penurunan progesteron. Meskipun demikian,
perubahan mood tidak sinkron dengan fluktasi hormon.

Anda mungkin juga menyukai