Dismenore primer terjadi, jika tidak ada penyakit organik, biasanya dari bulan keenam sampai
tahun kedua setelah menarke. Disminore seringkali hilang pada usia 25 tahun atau setelah
wanita hamil dan melahirkan pervaginam. Respons sistemik terhadap prostaglandin
F2α meliputi nyeri punggung, kelemahan, pengeluaran keringat, gejala saluran cerna (anoreksia,
mual, muntah, dan diare), dan gejala sistem saraf pusat (pusing, sinkop, nyeri kepala, dan
konsentrasi buruk). Asparagus dan daun sup dapat membantu mengurangi edema dan rasa
tidak nyaman yang timbul.
Dismenore sekunder
Dismenore sekunder dikaitakan dengan penyakit pelvis organik, seperti endometriotis, penyakit
radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus, dan polip uterus.
d. Vicarious Menstruation
Dimana terjadi perdarahan ekstragenital dengan interval periodik yang sesuai dengan siklus
haid. Tempat perdarahan yang sering dijumpai ialah mukosa hidung berupa epistaksis.
Peningkatan kadar estrogen dapat menyebabkan edema dan kongesti pada alat-alat lain di luar
alat-alat genital pada wanita yang peka.
e. Mastalgia
Gejala mastalsia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya edema dan
hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen.
Pada perempuan ada perubahan mood selama siklus haid, pada fase luteal akhir ada
peningkata labilitas emosi. Perubahan ini karena penurunan progesteron. Meskipun demikian,
perubahan mood tidak sinkron dengan fluktasi hormon.