(Ilmu mantiq)
QIYAS ISTISNA
satunya adalah adanya syartiyah diawal dan disebut dengan muqoddimah kubro, dan
yang kedua adalah istisnaiyah (qodiyah yang diawali dengan salah satu adat istisna,
yaitu “lakin” dan disebut dengan muqodimmah sughro. Dalam susunan ini, qiyas
1. Istisna ittishali, yaitu qiyas yang muqodimmah kubronya terdiri dari syartiyah
muttashilah.
Ex:
penyakit”.
2. Istisna infishali, yaitu qiyas yang muqodimmah kubronya terdiri dari qodiyah
syartiyah munfashilah.
Ex:
Untuk qiyas ini terdapat beberapa hukum yang berkaitan dengan intaj, yaitu:
1. Jika istisna berupa ainul muqoddam (awal), maka natijahnya berupa ‘ainu ath-
2. Jika istisna lawan dari thali, maka natijahnya lawan dari muqodam, contoh:
Jika istisnainya berupa ‘ainu thali (akhir), maka natijahnya tidak bias berupa ‘ainul
muqodam. Contohnya: jika benda itu emas, ia termasuk barang tambang. Tetapi,
benda itu barang tambang, maka bukan menghasilkan emas. Karena barang tambang
itu bukan hanya emas. Barang tambang lebih umum daripada emas. Dan tidak boleh
Begitu juga, jika istisnainya adalah perlawanan dari muqoddam, maka natijahnya
Karena emas lebih khusus daripada barang tambang. Dan tidak diperbolehkan
kemudian istisnainya dalah salah satu dari tharaf (qadiyah), maka natijahnya
adakalanya qadiyah itu benar dan adakalanya salah tetapi qadiyah itu
benar.
# qadiyah itu tidak salah, atau natijahnya salah. # tetapi qadiyah itu salah,
Jika istisnainya lawan dari salah satu qodiyah, maka natijahnya adalah
dari salah satu tharaf (qadiyah) maka natijahnya adalah tharaf (qadiyah) yang
lain. Contoh:
Jika istisna’nya berupa salah satu subtansi dari salah satu qadiyah,
salah satu substansi dari salah satu tharaf (qadiyah) maka natijahnya adalah
Jika istisnainya lawan dari salah satu tharafnya (qadiyah) maka tidak akan
menghasilkan natijah.
Tetapi ia penulis
natijah. Contoh: