Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BP.

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama KK : Bp. S
b. Usia KK : 52 tahun
c. Alamat KK : Mundon RT 17/RW 08, Burikan, Cawas, Klaten
d. Pekerjaan KK : Wiraswasta
e. Komposisi Keluarga

Nama L/P Hub dg Umur Pend Status Imunisasi Ket


KK BCG DPT Polio Hept Camp
Bp. S L Kepala 52 th SLTA √ √ √ √ √ DM,
Keluarga HT
Ny. S P Istri 52 th SLTA √ √ √ √ √ Sht
Nn. N P Anak 29 th PT √ √ √ √ √ Sht
Nn. E P Anak 25 th SD √ √ √ √ √ ODGJ
Nn. F P Anak 11 th SD √ √ √ √ √ Sht
Keterangan : data diperoleh dari Kartu Kepala Keluarga dan wawancara
f. Genogram

Keterangan :

: Perempuan : Tinggal satu rumah

: Laki-Laki : Garis pernikahan

: Meninggal : Garis keturunan

: Pasien
g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bp. S merupakan tipe keluarga inti, dimana keluarga Bp. S
terdiri dari Bp. S yang bekerja dan Ny. S yang tidak bekerja serta ketiga
anaknya yang tinggal dalam satu rumah.
h. Suku Bangsa
Keluarga Bp. S merupakan suku Jawa, hal ini terlihat dari komunikasi
sehari-hari dengan anggota keluarga maupun tetangga menggunakan
bahasa jawa. Keluarga Bp. S selalu menerapkan kehidupan rukun dan
gotong-royong, namun keluarga Bp. S sudah tidak lagi mengikuti ciri khas
masyarakat jawa seperti kenduren untuk acara bersih desa, sekaten
nyadran, atau pesta panen hasil bumi.
i. Agama
Agama yang dianut keluarga Bp. S adalah islam, dalam kegiatan
menjalankan sholat 5 waktu keluarga Bp. S sholat berjamaah di masjid.
Kegiatan ibadah Ny. S juga selalu berjamaah di masjid. Keluarga Bp. S
selalu berpedoman pada norma-norma agama islam dalam melakukan
tindakan. Keluarga Bp. S sangat percaya kepada Allah SWT bahwa hanya
Dia-lah yang memberikan kesehatan, cobaan atau ujian.
j. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Bp. S didalam lingkungan masyarakat termasuk keluarga dengan
tingkat ekonomi menengah keatas. Bp. S merupakan kepala keluarga yang
bekerja sebagai petani dengan penghasilan sekitar ± 2,5 juta per bulan,
selain sebagai wiraswasta Bp. S juga mempunyai berbagai usaha seperti
toko kelontong dirumah dan jualan hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Penghasilan tersebut Bp. S mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya
seperti, kebutuhan sehari-hari. Bp. S juga mengatakan sekolah anaknya
dibantu oleh anak sulungnya. Sedangkan untuk jaminan kesehatannya
keluarga Bp. T memiliki kartu BPJS non PBI kelas 2.
k. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga Bp. S yaitu hanya dirumah menonton televisi
menikmati waktu senggangnya bersama anggota keluarga. Keluarga Bp. S
tidak pernah melakukan rekreasi kemanapun karena kesibukan masing-
masing anggota keluarga.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Bp. S dan Ny. S mempunyai anak pertama berusia 29 tahun, yang kedua
berusia 25 tahun dan yang ketiga berusia 11 tahun. Tugas perkembangan
keluarga Bp. N menurut Friedman (2012) adalah keluarga dengan anak
dewasa (pelepasan), hal ini dikarenakan terdapat anak yang belum
berkelurga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan
keluarga yaitu memperluas siklus keluarga terhadap anak dewasa muda,
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, mempertahankan
keintiman pasangan, membantu anggota suami/istri yang sedang saikt dan
memasuki masa tua, membantu anak untuk mandiri dimasyarakat.
b. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Keluarga Bp. S saat ini sudah menjalankan tugas perkembangan keluarga
dengan cukup baik, tugas perkembangan yang belum terpenuhi adalah
memperluas siklus keluarga terhadap anak dewasa muda salah satunya
masalah komunikasi anak dengan orang tua. Bp. S sibuk berkerja, anaknya
sibuk sekolah dan bekerja, sehingga jarang untuk berkumpul dalam
mempertahakan komunikasi yang terbuka. Selain itu, membantu anak
untuk mandiri dimasyarakat, hal ini dikarenakan salah satu anak dari Bp. S
dan Ny. S mengalami gangguan jiwa sehingga interaksi sosial dengan
masyarakat mengalami gangguan.
c. Riwayat Keluarga Inti
Ny. S menikah sudah 34 tahun yang lalu, setelah menikah Bp. S dikaruniai
3 orang anak perempuan. Bp. S saat ini menderita penyakit diabetes
mellitus dan hipertensi, walaupun Bp. S mempunyai penyakit tersebut
beliau mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya kesulitan. Bp.
S mengetahui penyakit diabetes mellitus sejak tahun 2017, sedangkan
untuk penyakit hipertensi sejak tahun 2018. Bp. S mengatakan tidak
pernah kontrol rutin untuk penyakit gula dan tekanan darah tingginya sejak
2 tahun yang lalu. Bp. S juga mengatakan menganggap tidak ada keluhan
sehingga tidak periksa ke fasilitas kesehatan untuk mengontrol
kesehatannya.
Bp. S juga tidak mengikuti kegiatan PROLANIS yang ada di Puskesmas
Cawas I. Bp. S juga tidak pernah memeriksakan kadar gula darahnya,
kadar gula darah saat pertama kali cek dan mengetahui bahwa Bp. S
mempunyai penyakit DM yaitu 420 mg/dl. Semenjak itu Bp. S hanya
mengurangi konsumsi gula, tanpa periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Kadar gula darah terakhir 273 mg/dl. Sedangkan tekanan darah juga tidak
pernah dilakukan pengecekan, tekanan darah terakhir Bp. S yaitu 180/100
mmHg. Bp. S juga tidak mengkonsumsi obat penurun hipertensi, Ny. S juga
mengatakan untuk menghindari konsumsi garam susah.
Anak perempuan kedua Bp. S yaitu Nn. E mengalami gangguan jiwa sejak
sepuluh tahun yang lalu. Nn. E menderita gangguan jiwa karena dibully
teman-temanya saat duduk di SMP, sehingga tidak lanjut sekolah lagi. Nn.
E sekali opname di RSJ 2 tahun yang lalu, saat ini Nn. E kontrol kejiwaan
rutin dan minum obat rutin.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ny. S mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita penyaktit
diabetes mellitus maupun tekanan darah tinggi. Namun, keluarga Ny. S
ada yang mempunyai riwayat gangguan jiwa yaitu adik kandung Ny. S.

3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Bp. S terletak di Dukuh Mundon RT 17 RW 07, Burikan, Cawas,
Klaten. Rumah yang ditempati keluarga Bp. S milik sendiri dengan luas
tanah ± 294 meter, berukuran 21x42 m 2 yang terdiri dari 4 kamar tidur,
ruang tamu, dapur, ruang makan, kamar mandi, teras dan halaman yang
cukup luas dan terdapat kolam lele serta kandang sapi dan kambing.
Rumah Bp. S menggunakan penerangan listrik, pencahayaan cukup, lantai
rumah berkeramik, penataan perabotan rumah tertata rapi, ventilasi ada
disetiap jendela, jendela jarang dibuka. Dapur Bp. S terletak disebelah
kamar mandi dan didekat ruang makan. Ibu. N memasak menggunakan
kompor gas dan kayu bakar.
Sumber air berasal dari sumur gali dan PAMSIMAS, kondisi air jernih,
bening dan tidak berbau dan jarak sumur dengan saluran pembuangan BAB
±12 meter. Kamar mandi keluarga Bp. S berada dibagian belakang dekat
dengan dapur, keadaan penerangan cukup, lantai tidak licin.
Dirumah Bp. S terdapat 4 kamar tidur. Kamar tidur yang pertama
digunakan Bp. S dan istrinya, kamar kedua, ketiga dan keempat digunakan
oleh ketiga anaknya. Keadaan dalam rumah Bp. S terlihat cukup rapi,
ventilasi, pencahayaan cukup ada jendela namun jarang dibuka. Prevasi
dirasakan sudah cukup karena untuk setiap kamar sudah ada pintu dan
dapat dikunci. Keluarga Bp. S menganggap rumahnya sudah nyaman
karena terdapat fasilitas rumah yang lengkap. Keluarga belum mengetahui
ancaman keluarga Bp. S.
Pembuangan sampah dirumah Bp. S dibuang di halaman belakang rumah
dan dibakar. Keluarga Bp. S mengatakan belum puas dengan pengaturan
dan penataan rumah seperti ini, Bp. S mengatakan ada beberapa bagian
rumah yang perlu dilakukan renovasi.

Denah :

U
Halaman Belakang

Kandang Sapi
Kamar

Bakat
Dapur Kayu
dan Kambing
Mandi

Dapur

Ruang Makan
Kamar
Kamar Tidur
Tidur
Kamar
Tidur

Ruang Keluarga

Kamar Tamu
Kamar
Tidur

Teras
Halaman

Kolam
Lele

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Tipe lingkungan komunitas tempat tinggal Bp. S adalah pedesaan yang ada
didaerah pegunungan. Keluarga Bp. S tinggal di Dukuh Mundo RT 017 RW
007 Burikan, Cawas, Klaten, jarang rumah dengan tetangga lumayan jauh
± 20 meter Rata-rata pekerjaan warga dilingkungan Bp. S adalah buruh,
petani dan pedagang. Pembuangan sampah biasanya dikumpulkan terlebih
dahulu dihalaman belakang rumah bila sudah terkumpul dibakar.
Mayoritas tetangga Bp. S beragama Islam dan sering mengadakan
pengajian setiap minggu pahing dan tadarusan setiap hari kamis dan jumat.
Masyarakat juga menganut sistem kebersamaan satu sama lain misalnya
gotong royong setiap ada hajatan maupun keseripahan. Keadaan jalan
disekitar tempat tinggal cukup baik hal ini terbukti sebagian jalan dekat
rumah Bp. S banyak yang rusak.
Fasilitas kesehatan dilingkungan Bp. S terdapat Pustu berjarak 700 meter
dari rumah, serta terdapat kegiatan posyandu. Apabila keluarga periksa ke
puskesmas jarak yang ditempuh ±2,5 km. Selain itu juga terdapat fasilitas
sosial dan pendidikan seperti TK, SD dan kantor kepala desa. Pelayanan
dan fasilitas tersebut dapat diakses dengan mudah oleh keluarga Bp. S,
karena jarak tidak begitu jauh dari tempat tinggal. Alat transpotasi yang
biasa digunakan oleh keluarga Bp. S adalah sepeda motor. Dilingkungan
tempat Bp. S tidak ada insiden kejahatan lingkungan.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Bp. S sudah menempati rumahnya sejak usia 20 tahun. Rumah Bp. S
bersifat permanen dan milik sendiri, sehingga anggota keluarga tidak
pernah berpindah tempat. Saat berpergian keluarga Bp. S menggunakan
sepeda motor.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Anggota keluarga Bp. S jarang berkumpul bareng, namun bila ada waktu
senggang berkumpul sekedar untuk menonton televisi bareng. Anggota
satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi dengan baik dan dapat
menyampaikan keinginan satu sama lain. Namun ada salah satu anggota
Bp. S yaitu Nn. E yang tidak dapat berinterikasi baik dengan orang lain,
hanya berinteraksi dengan keluarga saja. Hal ini dikarenakan Nn, E
menderita gangguan jiwa. Hubungan interaksi antar anggota keluarga dan
masyarakat sekitarnya dan keluarga Bp. S aktif mengikuti kegiatan
didesanya misalnya perkumpulan bapak-bapak, pemuda, pkk, gotong
royong, pengajian dan kegiatan kemasyarakatan yang lain.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bp. S dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan di Puskesmas
Cawas I, RSKB Cawa dan Puskesmas Pembantu yang terletak di Desa
Burikan untuk mengatasi masalah kesehatan. Sumber pengukung keluarga
saat keluarga membutuhkan bantuan adalah anggota keluarga dan
tetangga terdekat. Keluarga Bp. S juga mempunyai asuransi kesehatan
berupa BPJS non PBI kelas 2.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi
Keluarga Bp. S dalam keseharian menggunakan bahasa jawa dengan
komunikasi terbuka, jelas, langsung, jujur.
b. Struktur Kekuatan
Keluarga Bp. S dalam mengambil keputusan hal apapun dengan
musyawarah bersama, dan siapa saja bisa mengambil keputusan, namun
biasanya Bp. S yang memutuskan keputusan dan keluarga menghargai apa
yang menjadi keputusan kepala keluarga.
c. Struktur Peran
1) Peran Formal
Bp. S merupakan kepala keluarga yang berperan sebagai suami yang
mempunyai kewajiban didalam melindungi keluarga, mencari nafkah
dan bertanggung jawab terhadap keluarganya. Bp. S juga berperan
dalam pengambilan keputusan pada setiap permasalahan walaupun
selalu permasalahan tersebut dilakukan musyawarah semua anggota
keluarga terlebih dahulu. Selain itu, Bp. S juga membantu peran
seorang ibu bila Ny. S mengalami kesulitan. Ny. S berperan sebagai ibu
rumah tangga yang bertanggung jawab mengurus anak dan rumah
serta berperan sebagai role mode bagi anak-anaknya. Nn. N berperan
sebagai anak yang membantu mengurus rumah tangga serta bekerja
untuk membantu Bp. S. An. E juga berperan sebagai anak yang
bertugas membantu Ny. S maupun Bp. S dalam mengurus rumah.
Sedangkan An. F bertugas untuk menuntut ilmu.
2) Peran Informal
Selain itu Bp. S juga berperan dalam hal yang bersifat informal yaitu
peran pendamai setiap ada permasalahan yang ada dikeluarga. Ny. S
berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara anggota
keluarga, penghibur dan menyatukan kembali apabila terdapat
perbedaan antar anggota keluarga.
d. Nilai dan Norma
Keluarga Bp. S menganut nilai dan norma budaya Jawa dan Islami dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Nilai dan norma keluarga Bp. S yang
dianut memiliki kesesuaian dengan masyarakat disekitanya. Keluarga Bp. S
selalu menerapkan menghargai orang lain. Bp. S memandang sakit
merupakan ujian dari Allah SWT dan insyaAllah dari ujian tersebut ada
hikmahnya. Selain itu, Bp. S memandang bahwa kesehatan merupakan
salah satu ajaran agama Islam dan budaya Jawa.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Bp. S saling menyayangi satu sama lain dan memahami
kebutuhan psikologis maupun non psikologis satu sama lain, misalnya saling
menghargai dan selalu menyelesaikan permasalahan atau perbedaan
pendapat, keinginan ataupun kebutuhan dengan musyawarah bersama,
kedua anak Bp. S selalu membantu Bp. S maupun Nn. E dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan maupun kebutuhan sehari-hari, karena saat ini Nn. E
dalam keadaan sakit.
b. Fungsi Sosial
Keluarga Bp. S didalam berhubungan dengan antar anggota keluarga
berjalan baik dan menerapkan etika sopan santun, harmonis dan tidak ada
konflik antar anggota keluarga. Keluarga Bp. S didalam berhubungan atau
berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya juga berjalan dengan baik,
saling tolong menolong. Selain itu keluarga Bp. S aktif mengikuti kegiatan
didesanya misalnya perkumpulan bapak-bapak, pemuda, pkk, gotong
royong, pengajian dan kegiatan kemasyarakatan yang lain. Namun,
terdapat satu anggota keluarga yang mengalami ketidakmampuan
berhubungan sosial dengan lingkungan sekitar, hal ini dikarenakan
mengalami gangguan kejiwaan.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Bp. S menganut agama Islam yang beranggapan bahwa sehat dan
sakit itu berasal dari Allah SWT, sehingga Bp. S dan Ny. S dapat menerima
kondisi beliau maupun anaknya. Bp. S memandang sakit merupakan ujian
dari Allah SWT dan beranggapan sehat yaitu kondisi tubuh dan pikiran
yang waras dan dapat melakukan aktivitas. Masalah kesehatan saat ini yang
terjadi pada keluarga Bp. S adalah diabetes mellitus dan hipetensi pada Bp.
S dan gangguan kejiwaan pada An. E
Bp. S mengetahui penyakit DM sejak tahun 2017, pada saa itu Bp. S
mempunyai luka pada kaki yang tak kunjung sembuh, kemudian Bp. S pergi
ke Rumah Sakit Bedah Cawas namun setelah diperiksa dokter didapatkan
hasil GDS menunjukkan 410 mg/dl, dari situlah Bp. S mengetahui menderita
penyakit DM.
Keseharian keluarga Bp. S memasak sendiri. Keluarga makan sehari 2-3 kali
dengan porsi cukup, sedangkan untuk Ny. S mempersiapkan makanan dan
minuman yang tidak manis (rendah gula), dan konsumsi buah setiap hari
namun tetap tidak mempersiapkan makanan rendah garam. Bp. S dan Ny.
S mengatakan kurang mengetahui tentang makanan untuk penderita
diabetes mellitus, namun hanya mengetahui bahwa penderita diabetes
mellitus tidak boleh makan makanan ataupun minuman yang mengandung
gula tinggi. Keluarga juga tidak mengetahui apa yang harus dilakukan bila
terjadi kekambuhan pada Bp. S seperti kadar gula darah yang terlalu tinggi
maupun rendah.
Keluarga Bp. S tidak terbiasa tidur siang. Ketiga anaknya, Bp. S maupun Ny.
S tidur mulai pukul 22.00 – 04.30 WIB. Aktivitas sehari-hari Bp. S yaitu
bekerjas sebagai karyawan swasata dan berdagang. Sedangkan Ny. S
mengurusi pekerjaan rumah tangga dan pergi kesawah. Ny. N mengatakan
keluarga jarang keluar untuk rekreasi, biasanya menonton televisi
menikmati waktu senggangnya bersama anggota keluarga saja.
Anggota keluarga Bp. S tidak ada yang merokok. Keluarga hanya sedikit
mengetahui tentang penyakit DM dah hipertensi, hanya mengetahui cara
mengatur porsi makan dan mengurangi konsumsi gula. Keluarga kurang
mengetahui tentang pengertian diabetes mellitus maupun hipertensi, faktor
resiko diabetes mellitus, tanda dan gejala serta diit yang tepat untuk
diabetes mellitus. Selain itu, pengetahuan dan pemahaman keluarga
tentang bagaimana mengelola keluarga dengan DM kurang. Selain itu Bp. S
juga tidak patuh untuk melakukan pengobatan penyakit DM dan
hipertensinya.
Pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan penyakit diabetes mellitus,
penanganan saat terjadi kekambuhan, manajemen diabetes mellitus dan
menjaga kebersihan lingkungan kurang baik. Keluarga Bp. S mengatakan
jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit akan membawanya ke
puskesmas, namun sejak dua tahun yang lalu Bp. S tidak pernah pergi ke
fasilitas kesehatan untuk pengobatan penyakitnya. Hanya saja selalu
kontrol rutin pengobatan Nn. E.
d. Fungsi Reproduksi
Ny. S mengatakan menikah sudah 34 tahun dan setelah menikah Bp. S
dikaruniai 3 orang anak. Anak pertama bekerja sebagai guru berumur 29
tahun, anak kedua berumur 25 tahun, dan anak ketiga SD berumur 11
tahun.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Bp. S mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Penghasilan keluarga berasal dari pekerjaan Bp. S yang bekerja sebagai
karyawan swasta dan berdagang dengan penghasilan sekitar ± 2,5 juta per
bulan, dengan penghasilan tersebut Bp. S mampu mencukupi kebutuhan
rumah tangganya seperti, kebutuhan sehari-hari dan sekolah anak. Selain
itu, Ny. S juga membantu perekonomia keluarga dengan membantu
mengurus sawah.

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Stresor jangka pendek yang nampak pada keluarga Bp. S adalah
kecemasan terhadap kondisi Nn. E dan Bp. S. Keluarga Bp. S berharap Nn.
E dan Bp. S cepat sembuh dari penyakit. Stressor jangka panjang pada
keluarga Bp. S adalah Ny. S berharap agar penyakitnya saat ini tidak
menurun kepada anak-anaknya.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Keluarga Bp. S selalu menanamkan sikap kekeluargaan dalam
menyelesaikan permasalahan yaitu dengan musyawarah. Disamping itu
keluarga juga berusaha menghadapi kesulitan dan masalah dengan sabar,
berusaha, dan berdoa untuk bisa keluar dari permasalahan yang sedang
dihadapi. Keluarga Bp. S mampu menerima dengan sabar, ikhlas, situasi
saat ini dan menganggap semua permasalahan merupakan ujian dari Allah
SWT yang nantinya akan ada hikmah dibalik permasalahan tersebut.

c. Strategi Koping yang Digunakan


Strategi koping yang digunakan keluarga untuk penyembuhan Bp. S adalah
adaptif dengan melakukan pengaturan konsumsi makan. Sedangkan,
strategi koping yang digunakan keluarga unutk penyembuhan Nn. E adalah
adaprif dengan melakukan kontrol rutin berobat masalah kejiwaannya.
Keluarga selalu bersikap sabar, tetap selalu memberikan motivasi Nn. E
agat tidak putus ada dan menyerah dalam mengadapi penyakitnya serta
berusaha sesuai kemampuan untuk mengobati penyakit yang diderita agar
dapat sembuh dan sehat kembali.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional keluarga Bp. S yaitu apabila setiap ada
permasalahan sesalu diselesaikan secara musyawarah.

7. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang


a. Nama : Bp. S
Umur : 52 tahun

NO. PEMERIKSAAN FISIK HASIL PEMERIKSAAN


1 TTV TD : 180/100mmHg
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 19x/menit
Suhu : 36⁰C
2 Kepala Mesochepal, rambut bersih berwarna
hitam, terdapat uban namun
distribusinya tidak rata, konjugtiva tidak
anemis (berwarna pink), sklera tidak
ikterik, tidak ada gangguan
pendengaran, telinga terdapat serumen,
mata kanan kiri simetris, ada gangguan
penglihatan terhadap jarak pandang
(plus) 1, sehingga Bp.S menggunakan
kacamata
3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
peningkatan JVP
4 Dada Paru
I : tidak ada jejas, dada ada kanan dan
kiri simetris
P : tidak ada nyeri tekan pada dada
sebelah kanan dan kiri, pengembangan
dada kanan kiri simetris, vokal fremitus
teraba diseluruh lapang paru
P : Sonor
A : vesikuler
Jantung
I : tidak ada jejas, iktus kordis tampak
pada interkosta ke V sisi kiri garis medial
dari garis midklavikularis kiri
P : iktus kordis teraba,
P : Pekak
A : bunyi S1 dan S2 tidak ada bunyi
jantung tambahan
5 Abdomen I : tidak ada jejas ataupun luka, bersih,
berwarna kecoklatan
A : Bising usus 12x/menit
P : Tymphani
P : Tidak massa, tidak ada nyeri tekan
6 Ekstermitas Edema derajat 1 pada kedua ektermitas,
jari-jari lengkap, terdapat bekas luka
yang sudah kering pada kaki kanan, kaki
kanan terkadang sering mengalami
kesemutan kekuatan otot :
5 5
5 5
7 Pemeriksaan lainnya GDS 273 mg/dl
b. Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun

NO. PEMERIKSAAN FISIK HASIL


1 TTV TD : 100/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,2⁰C
2 Kepala Mesochepal, rambut sedikit kotor
berwarna hitam, terdapat uban namun
distribusinya tidak rata, pasien tampak
pucat, konjugtiva anemis, sklera tidak
ikterik, tidak ada gangguan
pendengaran, telinga terdapat serumen,
mata kanan kiri simetris
3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
peningkatan JVP

4 Dada Paru
I : tidak ada jejas, dada ada kanan dan
kiri simetris
P : tidak ada nyeri tekan pada dada
sebelah kanan dan kiri, pengembangan
dada kanan kiri simetris, vokal fremitus
teraba diseluruh lapang paru
P : Sonor
A : vesikuler
Jantung
I : tidak ada jejas, iktus kordis tampak
pada interkosta ke V sisi kiri garis medial
dari garis midklavikularis kiri
P : iktus kordis teraba,
P : Pekak
A : bunyi S1 dan S2 tidak ada bunyi
jantung tambahan
5 Abdomen I : tidak ada jejas ataupun luka, bersih,
berwarna kecoklatan
A : Bising usus 9x/menit
P : Tymphani
P : Tidak massa, tidak ada nyeri tekan
6 Ekstermitas Tidak edema pada kedua ekstermitas
atas maupun bawah, jari-jari pada
ekstermitas atas kanan dan kiri lengkap,
kekuatan otot

5 5
5 5
7. Pemeriksaan lain GDS 131 mg/dl
c. Nama : Nn. N
Umur : 29 tahun

NO. PEMERIKSAAN FISIK HASIL PEMERIKSAAN


1 TTV TD : 120/75 mmHg
Nadi : 87x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36⁰C
2 Kepala Mesochepal, rambut bersih berwarna
hitam pendek, konjugtiva tidak anemis
(berwarna pink), sklera tidak ikterik,
tidak ada gangguan pendengaran,
telinga bersih, mata kanan kiri simetris,
tidak ada gangguan pada mata maupun
penglihatan
3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
peningkatan JVP
4 Dada Tidak dilakukan pemeriksaan
5 Abdomen Tidak dilakukan pemeriksaan
6 Ekstermitas Tidak ada edema, jari-jari lengkap, tidak
ada luka, tidak ada kelainan pada kedua
ekstermitas atas maupun bawah,
kekuatan otot :
5 5
5 5

7 Pemeriksaan lain 100 mg/dl


d. Nama : Nn. E
Umur : 25 tahun
NO. PEMERIKSAAN FISIK HASIL PEMERIKSAAN
1 TTV TD : 110/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 19x/menit
Suhu : 36, 2⁰C
2 Kepala Mesochepal, rambut bersih berwarna
hitam panjang, , konjugtiva tidak anemis
(berwarna pink), sklera tidak ikterik,
tidak ada gangguan pendengaran,
telinga bersih, mata kanan kiri simetris,
tidak terdapat gangguan penglihatan
3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, dan JVP
4 Dada Tidak dilakukan pemeriksaan
5 Abdomen Tidak dilakukan pemeriksaan
6 Ekstermitas Tidak ada edema, jari-jari lengkap, tidak
ada luka, tidak ada kelainan pada dua
ekstermitas atas maupun bawah,
kekuatan otot :
5 5
5 5

7 GDS 125 mg/dl


e. Nama : An. F
Umur : 11 tahun

NO. PEMERIKSAAN FISIK HASIL PEMERIKSAAN


1 TTV TD : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 89x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 36,4⁰C
2 Kepala Mesochepal, rambut bersih berwarna
hitam panjang, , konjugtiva tidak anemis
(berwarna pink), sklera tidak ikterik,
tidak ada gangguan pendengaran,
telinga bersih, mata kanan kiri simetris,
tidak terdapat gangguan penglihatan
3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, dan JVP
4 Dada Tidak dilakukan pemeriksaan
5 Abdomen Tidak dilakukan pemeriksaan
6 Ekstermitas Tidak ada edema, jari-jari lengkap, tidak
ada luka, tidak ada kelainan pada dua
ekstermitas atas maupun bawah,
5 5 kekuatan otot :

5 5
7 Pemeriksaan lain GDS 98 mg/dl

8. Harapan Keluarga
Keluarga Bp. S semua anggota keluarganya selalu diberikan kesehatan.
Persepsi Bp. S tentang masalah dan penyakit adalah dapat menghadapi
masalah maupun penyakit harus bersabar dan berusaha, dan semua akan ada
hikmah dibaliknya. Keluarga Bp. S terhadap petugas kesehatan agar lebih
memperhatikan masalah yang ada dimasyarakat, sehingga dapat berfungsi baik
mampu memahami dan memberikan pelayanan yang baik dan tepat pada siapa
saja yang membutuhkan sesuai dengan kondisi masyarakat.

B. Analisa Data

Data Subjektif Data Objektif Data Kesehatan Keluarga Problem


1. Bp. S 1. Hasil 1. Mengenal masalah Resiko
mengatakan pemeriksaan Keluarga belum Ketidakstabilan
mengetahui gula darah mengetahui cara Kadar Gula
penyakit DM sewaktu pencegahan penyakit Darah
sejak tahun terakhir 273 diabetes mellitus,
2017, pada saat mg/dl penanganan saat terjadi
itu Bp. S 2. Edema derajat kekambuhan,
mempunyai luka 1 pada kedua manajemen diabetes
pada kaki yang kaki Bp. S mellitus.
tak kunjung 2. Mengambil keputusan
sembuh. Keluarga belum dapat
2. Bp. S mengambil keputusan
mengatakan dengan benar
tidak pernah pengelolaan keluarga
kontrol rutin dengan salah satu
untuk penyakit anggota menderita
gula sejak 2 diabetes mellitus
tahun yang lalu. 3. Melakukan perawatan
3. Bp. S sederhana dirumah yaitu
mengatakan kaki istirahat yang cukup
kanan terkadang apabila kadar gula darah
sering mengalami naik dan istirahat juga
kesemutan memakan gula, merah
4. Bp. S hanya apabila kadar gula darah
mengurangi drop, seta konsumsi
konsumsi gula, makanan rengah gula
tanpa periksa ke 4. Memodifikasi lingkungan
fasilitas Keluarga Bp. S tidak ada
pelayanan yang merokok dan selalu
kesehatan mencipatakan suasana
5. Bp. S dan Ny. S yang tenang bila sedang
mengatakan beristirahat seperti
kurang mematikan TV
mengetahui
tentang makanan 5. Fasilitas kesehatan
untuk penderita Keluarga Bp. S kurang
diabetes mellitus, memanfaatkan fasilitas
namun hanya kesehatan untuk
mengetahui pemantauan kesehatan
bahwa penderita pada Bp. S terbukti sejak
diabetes mellitus 2 tahun yang lalu tidak
tidak boleh kontrol penyakit diabetes
makan makanan mellitusnya
ataupun
minuman yang
mengandung
gula tinggi
6. Keluarga juga
tidak mengetahui
apa yang harus
dilakukan bila
terjadi
kekambuhan
pada Bp. S
seperti kadar
gula darah yang
terlalu tinggi
maupun rendah.
7. Keluarga
mengatakan
pengetahuan dan
pemahaman
keluarga tentang
bagaimana
mengelola
keluarga dengan
DM kurang

1. Bp. S - 1. Mengenal masalah Ketidakefektifan


mengatakan tidak Keluarga sedikit Manajemen
pernah kontrol mengetahui tentang Kesehatan
rutin untuk manajemen kesehatan
penyakit gula dan pada salah satu anggota
tekanan darah keluarga yang
tingginya sejak 2 mengalami penyakit DM
tahun yang lalu. dan hipertensi
2. Bp. S juga 2. Mengambil keputusan
mengatakan Keluarga Bp. S belum
menganggap memutuskan untuk
tidak ada keluhan menentukan pilihan
sehingga tidak pengobatan untuk
periksa ke penyakit hipertensi dan
fasilitas penyakit DM
kesehatan untuk 3. Melakukan perawatan
mengontrol sederhana dirumah
kesehatannya. seperti mempersiapkan
3. Bp. S juga tidak makanan dan minuman
pernah yang tidak manis
memeriksakan (rendah gula), namun
kadar gula tidak melaksanakan diet
darahnya rendah garam
4. Bp. S 4. Memodifikasi lingkungan
mengatakan Keluarga Bp. N dalam
hanya menjaga kebersihan
mengurangi lingkungan kurang baik,
konsumsi gula, namun lingkungan
tanpa periksa ke keluarga Bp. N tidak ada
fasilitas yang merokok
pelayanan 5. Fasilitas kesehatan
kesehatan Keluarga Bp. N kurang
5. Bp. S memanfaatkan fasilitas
mengatakan tidak kesehatan untuk
mengkonsumsi pengobatan diabetes
obat penurun mellitus dan hipertensi
hipertensi, Ny. S sejak 2 tahun yang lalu
juga mengatakan
untuk
menghindari
konsumsi garam
susah.
6. Bp. S
mengatakan
pengetahuan dan
pemahaman
keluarga tentang
bagaimana
mengelola
keluarga dengan
DM kurang
7. Bp. S
mengatakan tidak
pernah pergi ke
fasilitas
kesehatan untuk
pengobatan
penyakitnya.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Bp. S
2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Ny. S

D. Scoring
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan

No. Kriteria Skore Pembenaran


1. Sifat masalah: aktual 3/3 x 1 = 1 Sejak 2 tahun yang lalu tidak
pernah kontrol penyakit hipertensi
dan gula karena tidak merasakan
keluhan, pengetahuan tentang
manajemen diabetes mellitus dan
hipertensi kurang baik.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 =2 Ada kemauan keluarga untuk
masalah untuk memperbaiki manajemen
diubah: mudah kesehatan dan kemauan untuk
melakukan pencegahan penyakit
DM pada anggota keluarga
lainnya.
3. Pontesial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Mengatur pola makan dengan
untuk dicegah: cukup konsumsi makanan dan minuman
rendah gula, istirahat yang cukup
bila terjadi kekambuhan. Namun
untuk penyakit hipertensinya
keluarga belum mampu
mengelola diet rendah garam.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Apabila manajemen kesehatan
masalah: tidak perlu DM dan hipertensi pada Bp. S
segera teratasi maka masalah yang
berkaitan dengan komplikasi
penyakit akan teratasi pula
Total 4 2/3

2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah

No. Kriteria Skore Pembenaran


1. Sifat masalah: resiko 2/3 x 1 = 2/3 Apabila manajemen Bp. S seperti
porsi makanan, tidak dilakukan
dengan baik beresiko mengalami
peningkatan kadar gula kembali
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga selalu mengkonsumsi
masalah untuk obat untuk mengontrol kadar gula
diubah:mudah darah
3. Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga mempersiapkan
untuk dicegah:cukup makanan dan minuman yang
tidak manis (rendah gula), dan
konsumsi buah sayur setiap hari,
serta mengajurkan Bp. S istirahat
yang cukup, namun tidak kontrol
ke fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Bp. S berharap agar penyakitnya


masalah:perlu segera saat ini tidak menurun kepada
ditangani anak-anaknya dan ingin kadar
gula darah dapat terkontrol.
Total 4 1/3

E. Perencanaan

Diagnosa Tujuan NOC NIC


Keperawatan
Ketidakefektifan Asuhan Keluarga mampu mengenal masalah Pengajaran:
manajemen keperawatan Proses
Pengetahuan: Manajemen Penyakit Kronik
kesehatan pada yang Penyakit
(1847)
keluarga Bp. S diberikan (5602)
1. (184702) Perjalanan penyakit (3)
kepada 2. (184703) Manfaat manajemen penyakit
keluarga Bp. (3)
S selama 3. (184707) Strategi mencegah komplikasi
2x60 menti (4)
diharapkan 4. (184710) Pilihan pengobatan yang
keluarga tersedia (4)
mampu 5. (184718)Tanggung jawab personal
mengenal dalam regimen pengobatan (3)
masalah 6. (184719)Pentingnya kepatuhan terhadap
diabetes regimen pengobatan (3)
mellitus dan
hipertensi

Asuhan Keluarga mampu mengambil keputusan Dukungan


keperawatan Pembuatan Keputusan (0906) Pengambilan
yang 1. (090601) Mengidentifikasi informasi yang Keputusan
diberikan relevan (5) (5250)
kepada 2. (090602) Mengidentifikasi alternative
keluarga Bp. (pilihan) (4)
S selama 1 x 3. (0909603) Mengidentifikasi kemungkinan
60 menit, konsekuensi dari masing-masing pilihan
diharapkan (4)
keluarga 4. (090608) Mempertimbangkan alternative
mampu (4)
mengambil 5. (090609) Menmilih diantara
keputusan alternative/pilihan (5)
kesehatan
Asuhan Keluarga mampu melakukan perawatan Fasilitas
keperawatan Kinerja Caregiver: Perawatan Langsung Pembelajaran
yang (2205) (5520)
diberikan 1. (220503) Pengetahuan tentang proses
kepada penyakit (3)
keluarga Bp. 2. (220504) pengetahuan tentang rejimen
S selama 1 x pengobatan (4)
60 menit, 3. (220505) Kepatuahan terhadap rejimen
diharapkan pengobatan (5)
keluarga 4. (220506) Bantuan kepada penerima
mampu rawatan mengernai kebutuhan aktivitas
melakukan hidup sehari-hari (4)
perawatan 5. (220501) Pemberian dukungan emosi
sederhana pada penerima rawatan (3)
dirumah 6. (220517) Perhatian positif yang tulus
bagi penerima rawatan

Asuhan Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Bantuan


keperawatan Iklim Sosial Keluarga (2601) Pemeliharaan
yang 1. (260108) Menjaga kebersihan rumah (5) Rumah
diberikan 2. (260109) Mendukung satu sama lain (4) (7180)
kepada 3. (260114) Berbagi perasaan dengan satu Pengurangan
keluarga Bp. sama lain (3) Stress
S selama 1 x 4. (260115) Berbagi masalah dengan satu Relokasi
60 menit, sama lain (4) (5350)
diharapkan
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan

Asuhan Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas Rujukan


keperawatan kesehatan (8100)
yang Partisipasi Dalam Keputusan Perawatan
diberikan Kesehatan (26050)
kepada 1. (260501) Berpartisipasi dalam
keluarga Bp. perencanaan perawatan (3)
S selama 1 x 2. (260506) Bekerja sama dalam
60 menit, menentukan perawatan (3)
diharapkan 3. (260509) Berpartisipasi dalam keputusan
keluarga bersama dengan pasien (4)
mampu 4. (260511) Mengevaluasi efektivitas
memanfaatk perawatan (3)
an fasilitas
kesehatan
Resiko Asuhan Keluarga mampu mengenal masalah Pengajaran:
ketidakstabilan keperawata Pengetahuan: Manajemen Diabetes (1820) Proses
kadar gula yang 1. (182030) Faktor penyebab dan faktor Penyakit
darah pada Bp. diberikan yang berkonstribusi diabetes (3) (5602)
S kepada 2. (182031) Tanda dan gejala awal Pendidikan
keluarga Bp. penyakit diabetes (3) Kesehatan
S selama 1 x 3. (182007) Pencegahan hiperglikemia (3) (5510)
60 menit, 4. (182010) pencegahan hipoglikemia (3)
diharapkan 5. (182034) Pengunaan insulin yang bernar
keluarga (3)
mampu 6. (182020) Rejimen obat oral yang yang
mengenal diresepkan (4)
kadar gula
darah stabil

Asuhan Keluarga mampu mengambil keputusan Konseling


keperawatan Perilaku Patuh: Diet yang disarankan (1622) Nutrisi
yang 1. (162202) Memilih makanan dan cairan (5246)
diberikan yang sesuai dengan diet yang ditentukan
keluarga Bp. (4)
S selama 1 x 2. (162204) Memilih porsi yang sesuai
60 menit, dengan diet yang ditentukan (4)
diharapkan 3. (162207) Menghindari makanan dan
keluarga minuman yang tidak diperbolehkan
mampu dalam diet (3)
mengambil
keputusan

Asuhan Keluarga mampu melakukan perawatan Manajemen


keperawatan sederhana dirumah Hiperglikemia
yang Manajemen diri: Diabetes (1619) (2120)
diberikan 1. (161909) Menjalani aturan pengobatan Manajemen
kepada sesuai resep (4) Hipoglikemia
keluarga Bp. 2. (161911) Memantau kadar gula darah (2130)
S selama 1 x (3)
60 menit, 3. (161912) Memantau gejala hiperglikemia
diharapkan (3)
keluarga 4. (161913) Memantu gejala hipoglikemia
mampu (3)
melakukan 5. (161920) Mengikuti diet yang
perawatan direkomendasikan (4)
sederhana 6. (161933) Menggunakan obat-obatan
dirumah sesuai resep (5)
dalam
menstabilkan
kadar gula
darah

Asuhan Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Modifikasi


keperawatan Partisipasi dalam Lingkungan (1633) Perilaku
yang 1. (163301) Merencanakan latihan yang (4360)
diberikan tepat dengan tenaga kesehatan sebelum
keluarga Bp. memulai latihan (4)
S selama 1 x 2. (163308) Melakukan olahraga secara
60 menit, teratur (3)
diharapkan 3.
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
Asuhan Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas Manajemen
keperawatan kesehatan Pengobatan
yang Perilaku Patuh: Pengobatan yang Disarankan (2380)
diberikan (1623)
keluarga Bp. 1. (162302) Memperoleh obat yang
S selama 1 x dibutuhkan (5)
60 menit, 2. (162305) Minum obat sesuai dosis (5)
diharapkan
keluarga
mampu
memanfaatk
an fasilitas
kesehatan

F. Implementasi dan Evaluasi

No. Hari, Tgl/ Tugas Implementasi Evaluasi


DX Jam Kesehatan
Keluarga
1, 2 Jumat, 12 1 1. Membina hubungan saling S:
Juli 2019 percaya dengan keluarga Bp. Keluarga mengatakan
12.30 S bersedia untuk menjadi
WIB 2. Mengkaji pengetahuan keluarga binaan, keluarga
pasien dan keluarga tentang hanya mengetahui sedikit
penyakit diabetes mellitus tentang penyakit DM dan
dan hipertensi juga tekanan darah tinggi
3. Menjelaskan tentang O:
penyakit diabetes mellitus Keluarga mampu
dan hipertensi mengenal masalah
dengan outcome
kesehatan perjalanan
penyakit (3), strategi
mencegah komplikasi (3)
faktor penyebab dan
faktor yang berkonstribusi
diabetes (3), tanda dan
gejala awal penyakit
diabetes (3)
A:
Tugas kesehatan keluarga
mengenal masalah
tercapai
P:
1. Optimalisasi tugas
kesehatan mengenal
masalah penyakit
diabetes mellitus dan
hipertensi
2. Konseling
pengambilan
keputusan dalam
merawat keluarga
dengan masalah
kesehatan hipetensi
dan diabetes melitus

2 Minggu, 1,2 a. Mendiskusikan tentang S:


21 Juli manajemen pengolaan Keluarga mengatakan
2019 hipertensi melalui PATUH memahami bagaimana
18.30 b. Mendisukusika tentang cara pengelolaan penyakit
WIB menajemen pengelolaan hipertensi melalui PATUH
diabetes mellitus melalui dan penyakit gula melalui
CERDIK CERDIK
c. Melakukan konseling Keluarga mengatakan
pengambilan keputusan diit akan melakukan diit
nutrisi pada penderita rendah gula dan rendah
hipertensi dan diabetes garam
melitus O:
Keluarga mampu
mengenal masalah
dengan outcome
kesehatan tanggung
jawab personal dalam
regimen pengobatan (3),
pentingnya kepatuhan
terhadap regimen
pengobatan (3)
Keluarga mampu
mengambil keputusan
dalam emilih makanan
dan cairan yang sesuai
dengan diet yang
ditentukan (4), memilih
porsi yang sesuai dengan
diet yang ditentukan (4),
menghindari makanan
dan minuman yang tidak
diperbolehkan dalam diet
(3)
A:
Tugas kesehatan keluarga
mengenal masalah
tercapai
P:
1. Follow up diet yang
telah dipilih keluarga
2. Konseling
pengambilan
keputusan dalam
merawat keluarga
dengan masalah
kesehatan hipetensi
dan diabetes melitus
1 Kamis, 25 2 1. Mengevaluasi diet yang S:
Agustus diterapkan keluarga (rendah Keluarga Bp. S
2019 garam dan gula) mengatakan sudah 3 hari
18.30 2. Melakukan pemeriksaan mencoba mengkonsumsi
WIB kadar gula darah makanan rendah gula dan
3. Mendiskusikan perbedaan garam
antara pandangan pasien Bp. S mengatakan
dan pandangan penyedia bersedia untuk periksa di
perawatan kesehatan puskesmas cawas I untuk
mengenai kondisi pasien masalah tekanan darah
4. Menginformasikan keluarga tinggi dan diabetesnya
dari pandangan O:
alternatif/solusi secara jelas Keluarga mampu
dan mendukung. mengamil keputusan
5. Membantu keluarga dengan outcome
mengidentifikasi kelebihan kesehatan memilih
dan kekurangan masing- diantara
masing alternatif alternative/pilihan (5)
6. Memfasilitasi keluarga dalam Kadar gula darah sewaktu
pengambilan keputusan 290 mg/dl
A:
Tugas kesehatan keluarga
dalam mengambil
keputusan tercapai
P:
1. Lakukan rujukan ke
pusat pelayanan
kesehatan sesuai
pilihan keluarga dan
pasien
2. Ajarkan keluarga
dalam merawat
anggota yang
menderita penyakit
diabetes mellitus dan
hipertensi
1,2 Senin, 30 3,5 1. Mengantar Bp. S ke S:
Juli 2019 puskesmas cawas I Keluarga memahami cara
07.30 2. Mengajarkan bagaimana minum obat yang benar
WIB cara minum obat yang benar dan mengerti bagaimana
3. Memberikan edukasi terkait penanganan bila terjadi
manajemen hiperglikemia kadar gula yang terlalu
dan hipoglikemia tinggi dan terlalu rendah
O:
Keluarga mampu
melakukan perawatan
dengan outcome
kesehatan kepatuahan
terhadap rejimen
pengobatan (4),
berpartisipasi dalam
perencanaan perawatan
(3), berpartisipasi dalam
keputusan bersama
dengan pasien (4),
menjalani aturan
pengobatan sesuai resep
(4), memantau gejala
hiperglikemia (3),
memantu gejala
hipoglikemia (3),
menggunakan obat-
obatan sesuai resep (5)

A:

Tugas kesehatan keluraga


merawat dan
memanfaatkan kesehatan
tercapai

P:

Follow up dan kaji


kembali tugas kesehatan
keluarga yang belum
dapat tercapai atau
keluarga mengalami
kesulitan

Anda mungkin juga menyukai