Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA

Dosen Pembimbing : Siska Nawang A M, M.Keb

DISUSUN OLEH :
1. Rurik Rosa A (P17321183021) 10. Risa Mafirta (P17321183032)
2. Rizkha Dewi (P17321183022) 11. Natasya (P17321183033)
3. Iva Satya (P17321183023) 12. Hivani A (P17321183034)
4. Melati Indah (P17321183024) 13. Rike P (P17321183035)
5. Faizatul A (P17321183026) 14. Inas Z (P17321183036)
6. Amelia Eka (P17321183027) 15. Victoria (P17321183038)
7. Mirza Aulia C (P17321183028) 16. Irmania A (P17321183039)
8. Arina Himatul (P17321183025) 17. Selvyra E (P17321183040)
9. Regita S (P17321183031) 18. Rosa (P17321183041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta

karunia-NYA kepada kita semua karena dengan izin-Nya-lah sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini.

Topik Makalah kami adalah “Anatomi Sistem Endokrin”. Kami menyadari sepenuhnya

bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dimana masih terdapat kekurangan-

kekurangan yang tentunya masih diharapkan perbaikannya, oleh karena itu kami mohon kritik

dan saran dari dosen mata kuliah serta teman-teman semua guna perbaikan dan kesempurnaan isi

makalah ini.

Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kediri, 29 Oktober 2018


DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ……………………………………..................................... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...........1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………......…....1
1.3 Tujuan……………………………………….……………………………....2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem endokrin………………………………...………...…….3
2.2 Anatomi fisiologi sistem endokrin …...…………………………..………..4
A. Kelenjar tiroid…..……………………………………......…………...….4
B. Kelenjar paratiroid……………………………………………………….5
C. Kelenjar adrenal………………………………………………………….6
2.3 Hubungan antara kelenjar tiroid, paratiroid dan adrenal dengan reproduksi
wanita…………………………………………………..…………………...8
A. Hubungan kelenjar tiroid dengan reproduksi wanita……………………8
B. Hubungan kelenjar paratiroid dengan reproduksi wanita……………….8
C. Hubungan kelenjar adrenal dengan reproduksi wanita………………….8
2.4 Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar tiroid, para tiroid dan
adrenal………………………………………………………………………8
2.5 Mekanisme umpan balik hormon…………………………………………..9
BAB III : PENUTUP
3.1Kesimpulan……………………........………………………………….......12
3.2 Saran……………..…………………………...…………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran
dan hasil sekresinya disebut hormon.
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon
yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar
pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa
dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu
juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya
kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon,
maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah . Kelenjar endokrin
ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis
untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada
permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti lapisan traktusintestinal.
  Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah
bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. 
Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-
batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak
atau lebih sedikit hormon.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian sistem endokrin?
2. Bagaimana anatomi fisiologi sistem endokrin kelenjar tiroid,paratiroid dan adrenal?
3. Bagaimana hubungan antara kelenjar tiroid, paratiroid,dan kelenjar adrenal?
4. Bagaimana kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar tiroid,paratiroid dan
kelenjar adrenal?
5. Bagaimana mekanisme umpan balik hormon?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui sistem endokrin
2.Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem endokrin kelenjar tiroid,paratiroid dan
adrenal
3. Untuk mengetahui hubungan antara kelenjar tiroid, paratiroid,dan kelenjar adrenal
4.Untuk mengetahui kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar
tiroid,paratiroid dan kelenjar adrenal
5.Untuk mengetahui mekanisme umpan balik hormon
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan
organ-organ dalam tubuh. Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh pembawa pesan kimia
yang disebut hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, di
absorbsi ke dalam aliran darah, dan di bawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel
target.
Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul protein yang
memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat,
durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas dari pada respons langsung otot dan kelenjar
terhadap stimulus sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mengsekresi langsung ke dalam
cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Kelenjar endokrin biasanya mengsekresi lebih dari satu jenis
hormon (kelenjar paratiroid yang hanya mengsekresi hormon para tiroid merupakan suatu
pengecualian). Dalam tubuh manusia telah diidentifikasi sekitar 40 sampai 50 jenis hormon.
Hormon-hormon baru ditemukan di berbagai bagian tubuh termasuk di saluran gastrointestinal,
sistem saraf pusat, dan saraf perifer.
Konsentrasi hormon dalam sirkulasi rendah. Hormon yang bersirkulasi dalam aliran
darah hanya sedikit jika di bandingkan dengan zat aktif biologis lainnya, seperti glukkosa dan
kolesterol. Walaupun hormon dapat mencapai sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu
yang memiliki reseptor spesifik yang dapat di pengaruhi.
Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik. Secara mikrobiologis,
kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sektori yang dikelilingi banyak kapiler dan
di topang jaringan ikat.
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah
contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan.
Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe
sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon
paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular.Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel
yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di
reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

2.2 Anatomi fisiologi sistem endokrin


A. Kelenjar tiroid

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh
jaringan tiroid yang menyatu di bagian tengah  oleh bagian sempit kelenjar yang berbentuk
seperti dasi kupu-kupu dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang
terdapat di dalam leher bagian depan bawah, letaknya berada di atas trakea, tepat dibawah laring.
Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid. Hormon tiroid ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu
yang mengandung tiroksin (t4 ) dan triioditironin ( t3 ). Di luar tiroid sebagian besar t4 yg
disekresikan diubah jadi t3. Sebagian besar t3 dan t4 diangkut di darah dalam keadaan terikat ke
protein plasma  tertentu.

Gambar kelenjar tiroid

Sel sekretorik utama hormon tiroid tersusun membentuk gelembung berongga berisi


koloid yang membentuk unit fungsional yaitu folikel  dan menjadi sel folikel. Di ruang
interstisium diantara folikel terdapat sel sekretorik ( sel c) yang menghasilkan hormon
kalsitonin. Sel folikel memfagosit koloid berisi tiroglobulin untuk melakukan sekresi hormon
tiroid.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar
tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin yaitu
mengatur metabolisme tubuh baik metabolisme karbohidrat, protein dan  lipid. Hormon
Liotironin yang merupakan bahan baku thyroksin dengan syarat harus ada ion iodium yang
terdapat di dekat laut atau hasil dari laut seperti ikan, garam yang beriodium. Hormon Kalsitonin
yang merupakan bahan baku pembentukkan parathormon yang juga disekresikan oleh kelenjar
parathyroid dan berfungsi untuk mengatur kadar kalsium (ion Ca2+) dalam darah.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh
epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang
bersifat lekat yaitu Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan
hormon tiroksin.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
a)Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
b)Mengatur penggunaan oksidasi.
c)Mengatur pengeluaran karbondioksida.
d) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
e)Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

3 Kelenjar paratiroid

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bejumlah 4
buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid
memiliki panjang kira-kira 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm. Jika dilihat secara mikroskopik
kelenjar ini terlihat seperti lemak berwarna coklat kehitam-hitaman. Kelenjar ini sulit ditemukan 
karena tampak seperti  lobus kelenjar tiroid. Fungsi paratiroid adalah Mengatur metabolisme
fospor dan Mengatur kadar kalsium darah.

Gambar kelenjar paratiroid

Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Contohnya pada keadaan Hipoparatiroidisme


terjadi kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang
disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal
spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium.
 Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti kelemahan pada otot-otot, sakit
pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan
deformitas, dapat juga terjadi patah tulang spontan. Contohnya pada keadaan
Hiperparatiroidisme biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar.
Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan
dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas
beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang,
kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.

4 Kelenjar adrenal

Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari
ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9
gram. Secar struktural dan fungsional kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar endokrin yg
menyatu yaitu bagian korteks dan medulla. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
a)      Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks. Korteks adrenal ini secara histologis terdiri dari 3 lapisan (zona), yaitu Zona
glomerulosa yang menghasilkan mineralokortikoid (95 % aldosteron) yang berfungsi untuk
keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah, Zona fasikulata ( menghasilkan
glukokortikoid) yang memiliki efek metabolik , berperan dalam adaptasi thd stress, dan Zona
retikularis (glukokortikoid) dan hormon kelamin / seks  (gonadokortikoid).
b)      Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin). Medula adrenal ini terdiri dari sel-sel kromafin ( modifikasi neuron simpatis) yg
bergerombol di sekitar kapiler darah dan sinusoid. Bagian iniMensekresi katekolamin  ( neuron
pascaganglion yg mengalami modifikasi ) yaitu Epinefrin  yang merangsang jantung, saraf
simpatis  dan aktifitas metabolik dan Norepinefrin yang mempengaruhi vasokonstriksi perifer 
dan tek darah.
Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Peningkatan jumlah zat menaikkan tekanan darah guna melawan shok. Sedangkan
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan
menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah Hidrokortison,
Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan
fungsi ginjal dan kondisi otot.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu Mengatur keseimbangan air, elektrolit
dan garam, Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, dan
mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari
Vaso konstriksi pembuluh darah perifer dan Relaksasi bronkus.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. sedangkan Kelainan-kelainan yang timbul
akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada
wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.

                                
Gambar kelenjar adrenal
2.3 Hubungan antara kelenjar tiroid, paratiroid dan adrenal dengan
reproduksi wanita
A. Hubungan kelenjar tiroid dengan reproduksi wanita
"Ketidaknormalan pada fungsi tiroid bisa berdampak pada kesehatan reproduksi dan
menyebabkan kesulitan pembuahan, meningkatkan risiko keguguran, dan menurunkan kualitas
kehamilan," kata salah satu peneliti Amanda Jefferys.

B. Hubungan kelenjar paratiroid dengan reproduksi wanita


Pada kelenjar paratiroid juga memberikan peningkatan tuntutan untuk kalsium untuk
pertumbuhan bayi. Ketika waktu untuk melahirkan sudah dekat, hipofisis posterior akan mulai
mengeluarkan oksitosin yang diproduksi dalam hypothatlamus. Hormon ini membantu dalam
kontraksi otot dan tenaga kerja mulai memastikan pengiriman yang halus.

C. Hubungan kelenjar adrenal dengan reproduksi wanita


Androgen (zona reticularis) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rambut
pubik dan aksilaris pada wanita.

2.4 Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar tiroid,


paratiroid dan adrenal
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa
diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon
hipofisa. Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan
berbagai fungsidarikelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek
langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh
organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui
mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan
sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.

Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone


(TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone
(TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon
tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi,
suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian
berakibat pada hipertiroid.
2.5 Mekanisme umpan balik hormon
Pada sistem endokrin, umpan balik mengacu kepada efek yang ditimbulkan oleh
pengaktifan suatu jaringan sasaran oleh hormon terhadap pelepasan hormon tersebut lebih lanjut.
Setiap hormon dirangsang pelepasannya oleh suatu sinyal khusus. Setelah dilepaskan, hormon
hormon mempengaruhi organ sasarannya dan menimbulkan respon yang mengurangi pelepasan
hormon tersebut lebih lanjut.
Kadar hormon diatur oleh mekanisme umpan balik, konsentrasi hormon harus
dipertahankan karena hormon memiliki efek yang kuat pada tubuh. Sistem umpan balik
merupakan sarana yang ideal untuk mengontrol kadar hormon karena melibatkan pemantauan
konstan dan membuat penyesuaian untuk menjaga kadar hormon yang stabil.
Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negative manakala kadar
hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon
lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif.
Mekanisme umpan balik (juga disebut sebagai "sistem umpan balik" atau "umpan balik")
adalah siklus peristiwa di mana keadaan aspek tertentu dari kondisi tubuh (disebut "kondisi
terkendali"), misalnya suhu, yang terus dimonitor dan disesuaikan sesuai untuk menjaga nilai
kondisi terkendali dalam kisaran yang aman sehingga tubuh terus berfungsi berhasil - sebagai
lawan mengalami kerusakan misalnya karena over-heating.
Pada sistem endokrin, umpan balik mengacu kepada efek yang ditimbulkan oleh
pengaktifan suatu jaringan sasaran oleh hormon terhadap pelepasan hormon tersebut lebih lanjut.
Setiap hormon dirangsang pelepasannya oleh suatu sinyal khusus. Setelah dilepaskan, hormone
mempengaruhi organ sasarannya dan menimbulkan respons yang mengurangi pelepasan hormon
tersebut lebih lanjut.
Kadar hormone diatur oleh mekanisme umpan balik, konsentrasi hormon harus
dipertahankan karena hormon memiliki efek yang kuat pada tubuh. Sistem umpan balik
merupakan sarana yang ideal untuk mengontrol kadar hormon karena melibatkan pemantauan
konstan dan membuat penyesuaian untuk menjaga kadar hormon yang stabil. Yang sangat
penting dalam kasus kadar hormon karena:
o Hormon dapat mempengaruhi organ target pada konsentrasi rendah sehingga
bahkan sejumlah kecil kadang-kadang bisa terlalu banyak.
o Lamanya waktu selama hormon tetap aktif terbatas sehingga lebih banyak
hormon harus dikeluarkan yang diperlukan untuk menggantikan mereka yang tidak
aktif . Dalam konteks ini "tidak aktif" berarti bahwa hormon tersebut sudah rusak
oleh proses kimia dan karena itu tidak dapat-lagi fungsi (sebagai hormon itu sebelum
inaktivasi). Secara umum, hormon dapat aktif oleh degradasi, oksidasi, reduksi,
metilasi atau konjugasi dengan asam glukuronat.
Suatu sistem umpan balik misalnya umum digunakan untuk mengatur hormon dalam
darah.
Contoh dari sistem umpan balik umum mengatur sebuah glukokortikoid * hormon :
o Dikontrol kondisi Tingkat glukokortikoid dalam darah (ketat - jumlah atau konsentrasi
hormon glukokortikoid dalam darah dan cairan ekstrasel, ECF)
o Rangsangan - Tingkat darah dari glukokortikoid menurun.
o Reseptor sel neurosecretory di hipotalamus – mengirim sinyal input dalam bentuk :
peningkatan hormone melepaskan hypothalamic dan munurunkan glukokortikoid.
o Control centre – kelenjar hipofisis anterior mengirimkan sinyal output dala bentuk :
peningkatan hormone adrenocorticotrophic (ACTH).
o Efektor - Adrenal cortex - mensekresi glukokortikoid.
Sebagai hasil dari korteks adrenal (effector) mensekresi glukokortikoid, tingkat
glukokortikoid dalam darah (kondisi terkontrol) dibawa kembali ke keseimbangan. Artinya,
efek dari stimulus penurunan tingkat darah dari hormon glukokortikoid adalah kontra-bertindak.
Ini adalah contoh dari sistem umpan balik negative. Hormon glukokortikoid membentuk salah
satu dari dua kelompok utama kortikosteroid . Egs glukokortikoid termasuk kortisol, kortison,
kortikosteron.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem umpan balik:
o Dikontrol Kondisi - aspek kondisi tubuh bahwa mekanisme umpan balik tertentu
mengatur, misalnya "tingkat kalsium dalam darah" - melihat sebaliknya.
o Stimulus - gangguan apapun (untuk lingkungan internal atau eksternal) yang
menyebabkan perubahan dalam kondisi terkendali. Beberapa sistem umpan balik
melibatkan lebih dari satu stimulus, misalnya dua rangsangan, seperti parameter
meningkat dikendalikan, dan parameter dikendalikan menurun.
Semakin banyak rangsangan, dan bagian lain dari sistem umpan balik, misalnya
effectors, semakin rumit sistem umpan balik.
o Reseptor - struktur tubuh yang mendeteksi perubahan dalam kondisi terkontrol dan
mengirimkan informasi tentang hal itu (disebut "masukan") ke pusat kontrol.
o Pusat Kontrol - sebuah pusat pengolahan yang menerima masukan dari reseptor (yang
mungkin terletak di salah satu wilayah atau seluruh tubuh), membandingkan
informasi tersebut dengan rentang nilai dari kondisi terkontrol di mana tubuh dapat
beroperasi secara efisien, dan jika perlu mengirimkan ( "output") instruksi untuk
effectors - menyebabkan mereka untuk mengambil tindakan khusus untuk mengubah
nilai kondisi terkontrol, yang sesuai.
o Efektor - struktur tubuh yang menerima sinyal output dengan pusat kontrol dan
merespon mereka dengan mengambil atau memproduksi tindakan yang
mempengaruhi kondisi terkontrol ( "efektor" menghasilkan efek).
Ada dua jenis mekanisme umpan balik:
Tanggapan Negatif Sistem (juga disebut "mekanisme umpan balik negatif" dan
"loop umpan balik negatif"). Umpan balik negatif adalah mekanisme utama dalam
sistem endokrin untuk mempertahankan homeostasis, pengaturan sekresi hormon.
Sekresi dari hormon yang spesifik di-”on atau off”-kan oleh perubahan fisiologi yang
spesifik. Hormon dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
sekresinya sendiri melalui mekanisme down- regulation (penurunan jumlah reseptor
hormon yang menyebabkan penurunan sensifitas pada hormon).
Tanggapan Positif Systems (juga disebut "mekanisme positif umpan balik" dan
"loop umpan balik positif").
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem endokrin
memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan
hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi
makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://dianasrinurse.blogspot.com/
https://www.academia.edu/25771931/mekanisme_umpan-
balik_pada_kerja_hormone_peranan_fisiologi_hormone_kelenjar_hormone_verteb
rata_dan_kelenjar_hormone_invertebrate
http://niasari19.blogspot.com/2017/12/makalah-sistem-endokrin-pada-
manusia.html
https://www.dictio.id/t/bagaimana-anatomi-sistem-endokrin-pada-manusia/16999

Anda mungkin juga menyukai