Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN GERONTIK

PADA PENERIMA MANFAAT NY. M DENGAN DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA PENERIMA MANFAAT NY.M

Tanggal Pengkajian Senin, 02 Maret 2020


A. Karakteristik Demografi

1. Identitas Penerima manfaat


Nama : Ny M
Tempat/tgl lahir : Semarang/ 24 Desember 1952

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Tidak kawin

Agama : Katolik

Suku : Jawa

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat rumah :

Diagnose Medis :

2. Keluarga yg bisa dihubungi (penanggungjawab)


Nama : Tn. S

Alamat : -

No.telp :

Hubungan dg : Majikan
Penerima manfaat
3. Riwayat Keluarga (Genogram 3 generasi)

4. Riwayat kematian dalam keluarga 1 tahun terakhir


Nama : -

Umur : -

Penyebab kematian : -

5. Riwayat Pekerjaan & StatusEkonomi


Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja

Pekerjaan sebelumnya : Serabutan Ibu Rumah Tangga, Perawat digereja

Sumber pendapatan : -

Jml penghasilan / bulan : -

Kecukupan pendapatan : -

6. Aktivitas Rekreasi
Hoby : Menyanyi

Bepergian/ wisata : -

Keanggotaan Organisasi : -

Lain-lain : -
B. Pola kebiasaanSehari-hari
1. Persepsi Lansia
Persepsi sehat - sakit lansia Penerima manfaat mengatakan bahwa
kesehatan itu penting, pada saat
Penerima manfaat sakit Penerima
manfaat selalu meminta diperiksakan ke
pelayanan kesehatan, seperti saat ini
Penerima manfaat mengalami diare
Penerima manfaat langsung meminta
tolong kepada mahasiswa keperawatan
untuk minta diantarkan kepoli dan
meminta obat diare. Penerima manfaat
mempunyai penyakit DM maka
Penerima manfaat selalu rutin cek GDS
saat jadwal pemeriksaan rutin.

2. Nutrisi
Frekuensi makan : 3x 1 hari
Nafsu makan : Baik, saat ini klien tidak nafsu makan
Jenis makanan : Lauk, sayur dan pauk
Kebiasaan sebelum makan : Berdoa
Makanan yg tidak disukai : Udang, Cumi
Alergi makanan : Udang
Pantangan makanan : Makanan yang mengandung gula
Keluhan yg berhubungan dg : Mual muntah
makanan

3. Eliminasi
a) Buang Air Besar(BAB)
Frekuensi & waktu : 3 Hari 1x

Konsistensi : Sedikit keras

Keluhan BAB : Susah BAB

Pengalaman memakai pencahar : -

b) Buang Air kecil(BAK)


Frekuensi & waktu : 4-5 x sehari

Kebiasaan BAK malam hari : 3 kali

Keluhan BAK : Tidak ada

4. Personal Higiene
a) Mandi
Frekuensi : 2 x sehari

Waktu : Pukul 04.00 WIB dan 15.00 WIB

Pemakaian sabun : Pemakaian sabun setiap mandi

b) Oral Higiene
Frekuensi & waktu sikat gigi : 3x1 saat pagi, siang, da malam

Menggunakan pasta gigi : Menggunakan pasta gigi

c) Cucirambut
Frekuensi : 1 minggu 4x

Penggunaan shampo (ya/tdk) : Ya

d) Kuku &tangan
Frekuensi gunting kuku : 1 minggu 1x

Mencuci tangan dg sabun : Jika tangaan terlihat kotor

5. Istirahat &Tidur
Lama tidur malam berapa jam : 8 jam

Terbanguntidur malam berapa jam : -

Tidur siang berapa jam : 1- 2 jam

Keluhan tidur : Tidak ada

6. Kebiasaan mengisi waktuluang


Olahraga : Senam setiap pagi bersama lansia-
lansia lain namun pada saat diare
Penerima manfaat tidak bisa mengikuti
kegiatan senam karena mengatakan
badan lemas.
Lihat TV : Penerima manfaat biasa menonton tv
saat ba’da ashar dan malam hari
sebelum tidur
Berkebun/ memasak : Penerima manfaat suka membantu
memasak didapur
Lain-lain : -

7. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis / frekuensi/


jumlah/lama pemakaian)
Merokok (ya/tdk) : Tidak

Berapa banyak : -

Minuman keras (ya/ tdk) : Tidak

Ketergantungan Obat (ya/ : Tidak


tdk)
Lain-lain : -
8. Kronologis kegiatan sehari-hari (mulai bangun tidur sampai tidur
lagi)
No Jenis Kegiatan Lama waktu setiap kegiatan
1 Bangun tidur 03.00 WIB
2 Mandi 04.00 WIB
4 Apel pagi 07.00 WIB
5 Senam 07.30 WIB
6 Kegiatan terjadwal 09.00 WIB
(karaoke/rebanaan/pemeriksaan
kesehatan, pengajian, kebersihan
lingkungan dll)
7 Istirahat 10.00 WIB
8 Makan siang 12.00 WIB
9 Tidur siang 13.00 WIB
10 Mandi 15.00 WIB
11. Makan sore 16.00 WIB
12. Istirahat (nonton tv) 16.30 WIB
13. Istirahat 19.30 WIB

C. StatusKesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : Penerima manfaat mengatakan sulit tidur, nafsu
makan menurun.
Gejala yg dirasakan : -

Factor pencetus : -

Timbul keluhan secara : -

Waktu timbulnya keluhan : -

Upaya mengatasi penyakit : Memeriksa keklinik dirumah pelayanan, dan


meminta obat dari dokter.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yg pernah diderita : Penerima manfaat hanya memiliki 1 ginjal

Mulainya kapan : Saat umur 13 tahun

Pengobatan & tindakan medis : -


Riwayat alergi : Makan udang

Riwayat kecelakaan : -

Riwayat dirawat di Rumah Sakit : Pada umur 13 tahun

Riwayat pemakaian obat : Glimepiride 3x1 sebelum makan

3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, auskultrasi, perkusi, danpalpasi)


1). Keadaan umum
Tanda vital TD = 140/70mmHg
S = 36,5
RR = 22x per menit
Kesadaran Composmentis ( E=4, M=6, V=5)
Tinggi Badan/ B.Badan
2). Kepala
Rambut : Beruban, pendek, tidak ada lesi, tidak ada
ketombe maupun kutu, kebersihan rambut terjaga
Mata : Simetris, tidak ada lesi, penglihatan sedikit kabur
bagian kanan, Penerima manfaat memiliki riwayat
katarak, sklera tidak ikterik, conjuctiva tidak
anemis, saat ini mata terlihat cekung
Hidung : Simetris, tidak ada lesi
Mulut, gigi,bibir : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis,
mukosa bibir lembab, gigi sudah banyak yang
tanggal, caries gigi, kelembaban bibir kering.
Telinga : Telinga simetris, tidak ada lesi, pendengaran
Penerima manfaat masih bagus tidak ada gangguan
pendengaran, tidak ada benjolan
3). Leher : Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
4). Dada/ thorak
Dada : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
pada bagian dada
Paru-paru : Suara paru-paru vesikuler
5). Abdomen : Supel, tidak ada pembesaran
6). Musculoskeletal (tingkat Fungsi otot masih baik, mampu mengangkat
mobilisasi, paralisis, kifosis, barang- barang yang sedikit berat
ROM) :
7). Neurologis -
8). Kulit Kulit terlihat keriput warna kulit sawo matang.
9). Ekstremitas atas Tidak ada odem
10). Ekstremitas Bawah Tidak ada odem
D. Hasil Pengkajian Khusus (Format terlampir)
1. Masalah kesehatan kronis
2. Fungsi kognitif
3. Status fungsional
4. Dukungan keluarga

E. Lingkungan TempatTingkat
F. 1. Kebersihan & kerapihan : Tempat tidur Penerima manfaat bersih dan meja,
Ruang lemari kelien terlihat rapi
2. Penerangan : Terang

3. Sirkulasi udara : Terdapat ventilasi udara yang baik

4. Keadaan kamar mandi & : Bersih, sedikit licin


WC
5. Pembuangan air kotor : Di wc

6. Sumber air minum : Menggunakan aqua galon

7. Jarak sumberair dg WC : <100m

8. Pembuangan sampah : Didepan bangsal

9. Sumber pencemaran : -

10. Penataan halaman : Halaman tertata dengan bersih

11. Privasi : Cukup ada ruang privasi

12. Resiko injuri : -

F. Riwayat Psikologis (Aspek sosial Lansia)


G. Aspek Spiritual/ Kultural Lansia Penerima manfaat beragama katolik dan
rutin melakukan ibadah di panti.
Penerima manfaat mengikuti kegiatan
keagamaan yang dilakukan dipanti.
H. Riwayat Psikososial (Aspek Psikososial Kemampuan bersosialisasi saat ini baik
Lansia) kadang saling ngobrol dengan teman
satu kamarnya dan penghuni wisma lain.

I. Riwayat terapi Penerima manfaat saat ini rutin


meminum obat untuk menstabilkan
kadar gula darahnya Glimepirid 3 x 2mg
sanprima forte 2x 480mg,
lopamid 2x2mg
J. Pemeriksaan penunjang
1. Diagnose medis -
2.Laboratorium -
K. ANALISA DATA

No Tanggal/jam Data fokus Etiologi Masalah


keperawatan
1. 02/03/2020 1.DS : penerima Kendala Gangguan pola
10.00 WIB lingkungan tidur
manfaat
mengatakan sulit
tidur.
2.DO : penerima
manfaat tampak
mengantuk saat
mengikuti kegiatan
panti.

2. 02/03/2020 DS : Penerima Ketidakmampuan Nutrisi Kurang


10.15 WIB mengabsorbsi dari kebutuhan
manfaat
nutrien tubuh
mengatakan tidak
nafsu makan
DO : klien hanya
ingin minum saja,
roti yang diberikan
hanya dimakan
sedikit. Bibir Ny. M
tampak kering

3. 02/03/2020 DS : Penerima Mengalami Sindrom


10.30 WIB kejadian Pascatrauma
manfaat
traumatik
mengatakan jika
merasa trauma
untuk mempunyai
suami karena ayah
nya yang menikah
5x.
DO : Penerima
manfaat tidak
mempunyai suami
dan anak.
L. RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal/j No Diagnosa Tujuan Intervensi TTD Perawat


am Keperawatan
02/03/20 1. Gangguan Setelah dilakukan asuhan NIC :
20 pola tidur b.d keperawatan selama 3 x Peningkatan tidur
10.00 kendala 24 jam diharapkan 1. Observasi pola tidur PM
WIB lingkungan pemenuhan kebutuhan 2. Jelaskan pentingnya tidur
pasien tercukupi yaitu : 3. Bantu menghilangkan situasi stress sebelum tidur
NOC : 4. Terapkan langkah-langkah kenyaman seperti pijat,
  Tidur pemberian posisi
Kriteria Hasil : 5. Anjurkan pasien untuk berwudhu sebelum tidur
  Jam tidur 6. Evaluasi pola tidur PM
  Pola tidur
  Kualitas tidur
02/03/20 2. Nutrisi Setelah dilakukan asuhan NIC :
20 Kurang dari keperawatan selama Nutrition Management
10.15 kebutuhan 3x24jam diharapkan 1. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
WIB tubuh b.d pemenuhan kebutuhan 2. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
Ketidakmamp pasien tercukupi dengan dibutuhkan
uan kriteria hasil: 3. Kaji adanya alergi makanan
mengabsorbsi Kriteria Hasil: 4. Berikan makanan yang terpilih
nutrien  Adanya 5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
peningkatan berat vitamin C
badan sesuai dengan 6. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
tujuan harian
 Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
 Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
  Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
02/03/20 3. Sindrom NOC NIC
20 pascatrauma Setelah dilakukan asuhan Konseling
10.30 b.d keperawatan selama 1. Bangun hubungan terapeutik yang didasarkan saling
WIB mengalami 3x24jam diharapkan percaya
kejadian pemenuhan kebutuhan 2. Tetapkan lama konseling
traumatik pasien tercukupi dengan
3. Identifikasi penyebab trauma PM
kriteria hasil
NOC : 4. Sediakan privasi dan sediakan informasi sesuai
  Tingkat Depresi kebutuhan
  Koping 5. Dukung pengembangan keterampilan
Kriteria Hasil :
  Gangguan tidur
  Perubahan pada pola
makan
M. TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal/jam Kode diagnosa Tindakan Keperawatan Respon TTD


keperawatan Perawat

02/03/2020 1 1. Mengobservasi pola tidur PM S : PM mengatakan setiap malam sulit untuk tidur.
2. Menjelaskan pentingnya tidur
10.00 WIB 3. Membantu menghilangkan situasi O : PM tampak mengantuk saat mengikuti kegiatan, PM
stress sebelum tidur
4. Menerapkan langkah-langkah kooperatif saat diajak berdiskusi
kenyaman seperti pijat,
pemberian posisi S : PM mengatakan alergi terhadap makanan laut berupa
5. Menganjurkan pasien untuk
11.30 WIB 2 udang dan cumi
berwudhu sebelum memulai tidur
6. Mengevaluasi pola tidur PM
7. Memonitor jumlah nutrisi klien O : PM makan roti 2 buah dan minum kopi, PM tidak
Glimepirid 3 x 2mg menghabiskan makanan dari panti
8. Mengkaji makanan yang membuat
alergi klien
9. Kolaborasi dengan bagian dapur
untuk penyajian makan bagi klien
12.00 WIB 3 S: PM mengatakan jika trauma dengan ayah nya yang

6. Membangun hubungan menikah sampai 5x sehingga PM tidak menikah.


terapeutik yang didasarkan saling
percaya O : PM tampak sedih saat bercerita tentang masa lalu
7. Menetapkan lama konseling nya.
8. Mengidentifikasi penyebab
trauma PM
9. Menyediakan privasi dan
sediakan informasi sesuai
kebutuhan
10. Mendukung pengembangan
S : PM mengatakan jika tidak dapat tidur melakukan
keterampilan
03/03/2020 1 langkah langkah nyaman seperti pijat
10.00 WIB 1. Mengobservasi pola tidur PM O : PM tampak menerapkan posisi yang nyaman agar
2. Menjelaskan pentingnya tidur dapat tidur dengan baik
3. Membantu menghilangkan
situasi stress sebelum tidur
4. Menerapkan langkah-langkah
kenyaman seperti pijat, S : PM mengatakan tadi pagi makan habis setengah porsi
pemberian posisi
5. Mengevaluasi pola tidur PM O : -PM mengerti makanan yang tinggi protein untuk
dimakan seperti telur, daging, ikan laut
11.30 WIB 2
6. Monitor jumlah nutrisi yang
masuk
Glimepirid 3 x 2mg
7. Menganjurkan pada klien untuk
makan yang mengandung protein
tinggi S : PM mengatakan agar sedikit lupa dengan trauma nya
12.00 WIB 3 melakukan hobinya yaitu menyanyi
8. Membangun hubungan terapeutik
yang didasarkan saling percaya O : -PM tampak kooperatif saat ada kegiatan menyanyi
9. Menetapkan lama konseling
10. Mengidentifikasi penyebab
trauma PM
11. Menyediakan privasi dan
sediakan informasi sesuai
kebutuhan
12. Mendukung pengembangan
keterampilan S : PM mengatakan sudah bisa tidur sejak semalam,
karena melakukan tindakan sebelum tidur seperti
berwudhu sebelum tidur
1. Mengobservasi pola tidur PM
04/03/2020 1 2. Menjelaskan pentingnya tidur O : PM tampak sudah tidak mengantuk ketika mengikuti
3. Membantu menghilangkan
09.00 WIB kegiatan panti.
situasi stress sebelum tidur
4. Menerapkan langkah-langkah
kenyaman seperti pijat,
S : Klien mengatakan makan pagi habis satu porsi
pemberian posisi
5. Menganjurkan pasien untuk O : -Klien makan bubur 1 mangkok habis
berwudhu sebelum memulai tidur
6. Mengevaluasi pola tidur PM

10.00 WIB
2 7. Memonitor jumlah nutrisi klien
yang masukGlimepirid 3 x 2mg
8. Memonitor kondisi lingkungan
9. Memberikan lingkungan yang
nyaman untuk istirahat S:-
10. Memonitor kemempuan klien
memenuhi nutrisi yang O : -PM tampak kooperatif bernyanyi saat kegiatan
dibutuhkan
12.00 WIB 3 karaoke dan PM berdoa ketika mengingat trauma yang
dialami.
11. Mendukung pengembangan
keterampilan
L. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/ja Kode Subjektif, Obyektif, Assasment, Planning TTD


m diagnosa Perawat
keperawata SOAP
n

04/03/2020 1 S : PM mengatakan sudah bisa tidur.

12.15 WIB O : PM tampak tidak mengantuk saat


mengikuti kegiatan panti.

A : Masalah keperawatan gangguan pola


tidur teratasi

P : Hentikan intervensi

S :-PM mengatakan makan siang habis 1


2 porsi

O:-

A : Masalah keperawatan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh teratasi

P : Pertahankan kondisi klien

S :-PM mengatakan dapat melakukan


3 kegiatan tanpa ingat masalah trauma nya.
O :-PM tampak kooperatif
A : Masalah keperawatan sindrom
pascatrauma teratasi
P : Pertahankan kondisi PM
BAB III

PEMBAHASAN

Setelah dilakukannya tindakan wudhu sebelum tidur pasien mengatakan


dapat merasakan rileks sebelum tidur dan tidur nyenyak. PM mengatakan saat
bangun pagi merasakan segar dan bugar.

Berwudhu dapat menekan beberapa penyebab kualitas tidur yang buruk,


yaitu stres dan cemas. Berwudhu dengan air yang bersih akan merelaksasi
sistem syaraf dan meredakan stres serta kecemasan (Bajirova, 2018).
Berwudhu merupakan salah satu terapi yang dapat mempengaruhi
fungsi neurologis (Saputro, 2015). Ketika berwudhu, neurotransmiter
glutamat, GABA, dan Glisin akan aktif yang menyebabkan rileksnya otot –
otot, tubuh segar, dan suasana hati yang nyaman serat terblokadenya
rangsangan – rangsangan dari luar (Tumiran, Saat, Rahman, & Adli, 2010).
Selain itu, dapat juga sebagai pelancar peredaran darah yang bisa
memperlancar distribusi O2 ke otak (Agrawal, Sao, Maheshwari, & Singh,
2012). Saat membasuh kepala dari depan sampai belakang dapat memicu
gelombang theta sehingga menciptakan keadaan yang rileks atau dapat
dikatakan mengantuk, memudahkan seseorang mendapatkan tidur dalam
(Waterhouse, Fukuda, & Morita, 2012).
Menurut Nashori & Wulandari (2017) salah satu cara untuk
mendapatkan kualitas tidur yang baik adalah dengan berwudhu sebelum tidur.
Berwudhu dapat sebagai sarana membersihkan diri dari kotoran sebelum tidur
(Brick, Seely, & Palermo, 2010). Sejalan dengan pernyataan Harmoniati,
Sekartini, & Gunardi, (2016) yaitu saat tubuh bersih dapat memperbaiki
mood, kesulitan bangun pagi dan perbaikan tidur. Kualitas tidur yang baik
akan tercapai dengan tubuh yang bersih dan segar (Sabra, 2018). Saat
mencuci tangan dari ujung tangan sampai siku – siku ketika berwudhu
bermanfaat sebagai penekan stres, (Maigari, 2016).
Berwudhu memberikan manfaat baik secara psikologi maupun
fisiologis. Pada aspek psikologis berwudhu dapat memberikan kedamaian
jiwa yang mampu mengatasi berbagai masalah saraf dan ketegangan saraf,
pada saat syaraf rileks, neurotransmitter GABA akan bekerja. Selain itu, air
wudhu dapat meresap dalam pikiran dan hati bisa menciptakan emosi yang
baik. Sedangkan pada aspek fisiologis berwudhu dapat sebagai sarana
membersihkan tubuh dari kotoran dan sebagai relaksasi (Sari, 2018)
Gerakan pada wudhu juga dapat menstimulasi saraf vagus, seperti pada
saat membasuh wajah dan berkumur dengan air dingin dapat merangsang
saraf vagus. Saraf vagus adalah bagian yang sangat penting dalam sistem
otonom, bekerja di bawah naluri seseorang. Saraf vagus dapat diibaratkan
dengan sistem komunikasi dua arah yang menghubungkan sensasi dan emosi .
Saraf vagus bekerja dengan mempengaruhi zat kimia seperti dopamin,
GABA, dan serotonin (Dreher, 2017). Air dingin yang diusapkan ke kepala
merupakan teknik untuk merangsang saraf vagus yang mana dapat meredakan
marah dan merelakskan tubuh (Schwartz, 2015).
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil analisa jurnal dan tindakan wudhu sebelum tidur
yaitu wudhu dapat diterapkan pada lansia dengan gangguan tidur untuk
mendapatkan kualitas tidur yang baik.
B. Saran
1. Bagi pengelola
Untuk pengelola panti dapat mengingatkan PM untuk berwudhu sebelum
tidur bagi yang bisa melakukan wudhu secara mandiri.
2. Bagi institusi
Untuk institusi dapat mengajarkan dan mensosialisasikan wudhu sebelum
tidur sebagai cara untuk mengatasi gangguan tidur.
3. Bagi penerima manfaat
Untuk dapat melakukan wudhu sebelum tidur secara rutin.
Daftar Pustaka

Agrawal, G., Sao, H., Maheshwari, R., & Singh, P. (2012). Can Hand Lines
Diagnose Regular Headaches / Migraine. Recent Educational &
Psychological Researches, 2(1), 4–8.
Bajirova, M. (2018). Hygiene and Health in Quran and Science. EC Gynaecology,
1, 44–55. Retrieved from
https://www.researchgate.net/profile/Mira_Bajirova/publication/324031224_
Hygiene_and_Health_in_Quran_and_Science/links/5aba1b72a6fdcc46d3ba3
e49/Hygiene-and-Health-in-Quran-and-Science.pdf
Brick, C. A., Seely, D. L., & Palermo, T. M. (2010). Association Between Sleep
Hygiene and Sleep Quality in Medical Students. Behav Sleep Med., 8(2),
892. https://doi.org/10.1080/15402001003622925.Association
Dreher, L. (2017). Stimulating the Vagus Nerve - UltraWellness Center -
UltraWellness Center. Retrieved June 9, 2019, from
https://www.ultrawellnesscenter.com/2017/06/30/stimulating-the-vagus-
nerve/
Harmoniati, E. D., Sekartini, R., & Gunardi, H. (2016). Intervensi Sleep Hygiene
Pada Anak Usia Sekolah Dengan Gangguan Tidur. Sari Pediatri, 18(2), 93–
99. Retrieved from https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/article/download/33/378
Maigari, Y. T. (2016). The Relevance of the Islamic Principles on Cleanliness To
Contemporary Times : Focus on Hand Washing. Ilorin Journal of Religious
Studies, 6(2), 91–104. Retrieved from
https://www.ajol.info/index.php/ijrs/article/view/150351
Nashori, F., & Wulandari, E. D. (2017). PSIKOLOGI TIDUR: DARI KUALITAS
TIDUR HINGGA INSOMNIA. Universitas Islam Indonesia (1st ed., Vol. 1).
Yogyakarta.
Sabra, S. M. M. (2018). Ablution ( Wudu ) health benefits ( HBs ) through
comparison nasal – cavity ( NC ) bacterial – content ( BC ) with gold –
standard ( GS ) at high – altitude ( HA ) area , Taif , KSA. Journal of
Applied Biotechnology & Bioengineering, 5(6), 334–336.
https://doi.org/10.15406/jabb.2018.05.00160
Sari, D. C. (2018). Wudhu As a Succession of Mental Revolution For Future
Generation. Journal of Educational Science and Technology, 4(1), 1–5.
Retrieved from http://dx.doi.org/10.26858/est.v4i1.3775
Schwartz, A. (2015). Natural Vagus Nerve Stimulation | Dr. Arielle Schwartz.
Retrieved June 9, 2019, from https://drarielleschwartz.com/natural-vagus-
nerve-stimulation-dr-arielle-schwartz/#.XP0vuxYzbDd
Tumiran, M. A., Saat, R. M., Rahman, N. N. A., & Adli, D. S. H. (2010). Sleep
from neuroscience and Islamic perspectives: Comprehension and practices of
Muslims with science background in Malaysian education system. Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 9, 560–564.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.12.197
Waterhouse, J., Fukuda, Y., & Morita, T. (2012). Daily rhythms of the sleep-wake
cycle. Journal of Physiological Anthropology, 1–14. Retrieved from
http://www.jphysiolanthropol.com/content/31/1/5

Anda mungkin juga menyukai