DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7 :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah tentang “Analisis Feces” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Urinalisa dan Cairan Tubuh. Kami berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi penulis dan para pembaca.
Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………
2.1 Pengertian Feces…………………………………………………………………………
2.2 Bau Feces………………………………………………………………………………..
2.3 Dekomposisi Tinja………………………………………………………………………
2.4 Macam-macam Warna Feces……………………………………………………………
2.5 Akibat Buruknya Pembuangan Feces…………………………………………………..
2.6 Pemeriksaan Feces……………………………………………………………………..
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini
berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO 2 sebagai hasil dari proses pernapasan. saat ini
akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, masih jauh dari harapan. Berbagai
kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berbagai upaya tersebut sebetulnya bermuara pada
terpenuhinya akses sanitasi masyarakat,khususnya jamban. Namun akses tersebut selain
berbicara kuantitas yang terpenting adalah kualitas. Berdasarkan hasil penelitian yang ada,
seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970gram dan
menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka
setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 juta gram (194.000 ton). Maka bila
pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Dengan bertambahnya
penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia
meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat ,masalah pembuangan kotoran manusia
merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Kurangnya perhatian terhadap
pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat
penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Karena kotoran manusia (faeces)
adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber
pada faeces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.
6. Pemeriksaan Feses
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari feses
2. Untuk mengetahui Bau dari feses
3. Untuk mengetahui bagaimana dekomposisi feses
4. Untuk mengetahui penyebab perbedaan warna feses
5. Agar dapat mengetahui akibat dari buruknya penanganan buangan feses
6. Untuk mengetahui pemeriksaan feses
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Feces
Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakan salah satu sumber penyebaran penyakit
yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan
infeksi ini melalui tinja (faeces). Seperti halnya sampah,tinja juga mengundang kedatangan lalat
dan hewan-hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja (faeces) yang mengandung kuman-
kuman dapat menularkan kuman-kuman itu lewat makanan yang dihinggapinya, dan manusia
lalu memakan-makanan tersebut sehingga berakibat sakit. Beberapa penyakit yang dapat
disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing
(gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya
frekuensi buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan konstipasi
atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja atau feses terganggu, menyebabkan
menurunnya waktu dan meningkatnya frekuensi buang air besar disebut dengan diare atau
mencret.
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresi
saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gas
indol, skatol, sterkobilinogen dan bahan patologis. Normal 100-200 gram / hari. Frekuensi
defekasi : 3X / hari – 3X / minggu.
3.1 Kesimpulan
Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakansalah satu sumber penyebaran
penyakit yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya
mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces).
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil
sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris,
celulosa gas indol, skatol, sterkobilinogen dan bahan patologis. Normal : 100 – 200 gram /
hari. Frekuensi defekasi : 3x / hari – 3x / minggu.
Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas bakteri. Bakteri
menghasilkan senyawa seperti indole, skatole, dan thiol (senyawa yang
mengandung belerang), dan juga gas hidrogen sulfida. Feses umumnya berwarna Kuning di
karenakan Bilirubin (sel darah merah yang mati, yang juga merupakan zat pemberi warna
pada feses dan urin).
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA