Anda di halaman 1dari 30

RESTORASI KELAS IV KOMPOSIT PADA

GIGI INSISIF SENTRAL RAHANG ATAS

LAPORAN KASUS DEPARTEMEN KONSERVASI GIGI

disusun oleh:
Jessica Anastasia
160112180095

Dosen Pembimbing:
Dr. drg. Hendra Dian Adhita, Sp.KG (K)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................2
BAB I LAPORAN KASUS..................................................................3
1.1 Status Kunjungan I.................................................................................3
1.1.1 Identitas Pasien.......................................................................................................3
1.1.2 Pemeriksaan Subjektif............................................................................................3
1.1.3 Pemeriksaan Objektif..............................................................................................4
1.1.4 Diagnosis.................................................................................................................6
1.1.5 Rencana Perawatan.................................................................................................6
1.1.6 Prosedur Perawatan.................................................................................................6
1.2 Kunjungan II.........................................................................................17
1.2.1 Pemeriksaan Subjektif..........................................................................................18
1.2.2 Pemeriksaan Subjektif..........................................................................................18
1.2.3 Diagnosa................................................................................................................18
1.2.4 Rencana Perawatan...............................................................................................18
1.2.5 Prosedur Perawatan...............................................................................................18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................20


2.1 Komposit................................................................................................20
BAB III DISKUSI..............................................................................21
BAB IV KESIMPULAN....................................................................22
BAB V DAFTAR PUSTAKA.............................................................23
BAB I

LAPORAN KASUS

I.1 Status Kunjungan I

I.1.1 Identitas Pasien

Tanggal : 21 Oktober 2019

Nomor rekam medis : 2019-007023

Nama Pasien : Nn. RJ

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 21 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : gg. Abah halim, dago pojok

I.1.2 Pemeriksaan Subjektif

Pasien perempuan berusia 21th datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut

dengan keluhan gigi depan rahang atas patah sehingga terasa mengganggu ketika

makan. Pasien mengatakan bahwa pada awalnya gigi tersebut berlubang dan patah

sekitar 4 hari yang lalu sehingga sulit untuk makan. Tidak ada rasa sakit pada

lubang. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat apapun. Riwayat penyakit

sistemik disangkal. Riwayat penyakit keluarga disangkal. Pasien terakhir kali ke

dokter gigi 1 bulan yang lalu untuk mencabut gigi. Pasien ingin giginya ditambal.
I.1.3 Pemeriksaan Objektif

I.1.3.1 Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/60 mmHg

Nadi : 76x /menit

Respirasi : 20x /menit

Suhu : afebris

I.1.3.2 Pemeriksaan Ekstra Oral

Kelenjar Limfe :

Lunak/Kenyal/Kera
Kelenjar Teraba Sakit
s
Kana
- Kenyal -
Submandibula n
Kiri - Kenyal -
Kana
- Kenyal -
Submental n
Kiri - Kenyal -
Kana
- Kenyal -
Servikal n
Kiri - Kenyal -

Mata : Pupil : Isokhor

Konjungtiva : Non-anemis

Sklera : Non-Ikterik

TMJ : Tidak ada kelainan

Bibir : Kompeten, tidak ada kelainan

Wajah : Simetris, oval, profil cembung

Hidung : Tidak ada kelainan

Telinga : Tidak ada kelainan


I.1.3.3 Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa bukal : tidak ada kelainan

Mukosa labial : tidak ada kelainan

Palatum : normal

Frenulum : normal

Uvula : tidak ada kelainan

Tonsil : T1-T1

Gingiva : tidak ada kelainan

Lidah : tidak ada kelainan

Dasar mulut : tidak ada kelainan

Odontogram

PE PE

PE PE

Status Lokalis

Gigi Dingin Perkusi Tekan Mobiliti Jaringan Sekitar


16 + + - - Tidak ada kelainan
21 + - - - Tidak ada kelainan
11 + - - - Tidak ada kelainan

Gambar 1. Lesi karies di bagian mesio-insisal gigi 21.

I.1.4 Diagnosis

Pulpitis reversible gigi 16, 21, 11

I.1.5 Rencana Perawatan

Pro Restorasi kelas IV komposit gigi 21

Pro Restorasi kelas III komposit gigi 11

Pro Restorasi kelas I komposit gigi 16

I.1.6 Prosedur Perawatan

1. Persiapan alat dan bahan :

1) Alat dasar (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset)

2) Cotton pellet, cotton roll

3) Saliva ejector

4) Polybib
5) High speed handpiece

6) Diamond burs (high speed)

7) Alat dan bahan untuk restorasi komposit:

(1) Glass lab

(2) Composite filling instrument

(3) Light cure

(4) Etsa

(5) Bonding

(6) Microbrush

(7) Komposit

2. Persiapan pasien

Pasien diinstruksikan untuk duduk di dental chair, lalu dipasangkan

polybib

3. Informed consent

1) Menjelaskan mengenai dan penyakit pasien serta

perawatannya

2) Menjelaskan tahapan perawatan yang akan dilakukan, efek

samping serta komplikasi yang mungkin akan terjadi.

4. Isolasi rongga mulut pasien dengan cotton roll dan saliva ejector untuk

kontrol saliva

5. Ekskavasi seluruh lesi meliputi dentin yang terinfeksi dan jaringan

lunak. Selanjutnya dilakukan preparasi menggunakan bur diamond,

perluasan margin cavosurface dengan menggunakan bur fissure


tapered sampai kedalaman 0,5mm, lalu memperluas preparasi kearah

incisal, gingival mesial dan distal sampai margin cavosurface terletak

pada struktur gigi yang sehat. Pada gigi yang akan direstorasi dengan

komposit diberikan bevel pada cavosuface line angle.

6. Penyelesaian preprasi dengan memastikan seluruh dinding kavitas

halus dan kavitas dibersihan dari debris.

Gambar 2. Tampak labial preparasi kelas IV pada mesioinsiso gigi 21

7. Penambalan

1) Penambalan komposit

1) Sebelum dilakukan penambalan, perlu melakukan pemilihan

warna komposit, dengan cara pakaian yang berwarna ditutup

dengan warna netral, dan membersihkan lipstick pada bibir

pasien. Warna yang dipilih untuk pasien ini adalah A2.

2) Aplikasi etsa selama 20 detik pada enamel dan 10 detik pada

dentin
3) Lalu membersihkan etsa menggunakan water syringe dan

keringkan

4) Aplikasi agen bonding dengan menggunakan microbrush, lalu

diamkan selama 10 detik, kemudian disinar menggunakan

light curing selama 20 detik.

5) Aplikasi komposit pada kavitas dengan menggunakan

composite filling instrument dengan Teknik inkremental,

setiap langkah inkremental di curing selama 20 detik.

6) Penghalusan dan pembentukan anatomi mengunakan bur

fine/superfine

7) Pastikan seluruh kavitas terisi komposit dengan baik

Gambar 3. Tampak fasial restorasi komposit pada gigi 21


Gambar 4. Tampak palatal restorasi komposit gigi 21

8. Pasien diinstruksikan untuk datang kembali setelah 1 minggu untuk

pemolesan dan kontrol pada restorasi tersebut

I.1.7 Pemeriksaan Objektif

I.1.7.1 Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/60 mmHg

Nadi : 76x /menit

Respirasi : 20x /menit

Suhu : afebris

I.1.7.2 Pemeriksaan Ekstra Oral

Kelenjar Limfe :
Kelenjar Teraba Lunak/Kenyal/Keras Sakit
Kanan - Kenyal -
Submandibula
Kiri - Kenyal -
Kanan - Kenyal -
Submental
Kiri - Kenyal -
Kanan - Kenyal -
Servikal
Kiri - Kenyal -
Mata : Pupil Isokhor; Konjungtiva Non-anemis ; Sklera Non-

Ikterik

TMJ : Tidak ada kelainan

Bibir : Kompeten, tidak ada kelainan

Wajah : Simetris, oval, profil cembung

Hidung : Tidak ada kelainan

Telinga : Tidak ada kelainan

I.1.7.3 Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa bukal : tidak ada kelainan

Mukosa labial : tidak ada kelainan

Palatum : normal

Frenulum : normal

Uvula: tidak ada kelainan

Tonsil : T1-T1

Gingiva : tidak ada kelainan

Lidah : tidak ada kelainan

Dasar mulut : tidak ada kelainan

Odontogram
PE PE

PE PE

Status Lokalis

Gigi Dingin Perkusi Tekan Mobiliti Jaringan Sekitar


16 + + - - Tidak ada kelainan
21 + - - - Tidak ada kelainan
11 + - - - Tidak ada kelainan

Gambar 1.1 Lesi karies di bagian mesio-insisal gigi 21.

I.1.8 Diagnosis

Pulpitis reversible gigi 16, 21, 11

I.1.9 Rencana Perawatan


Pro Restorasi kelas IV komposit gigi 21

Pro Restorasi kelas III komposit gigi 11

Pro Restorasi kelas I komposit gigi 16

I.1.10 Prosedur Perawatan

1. Persiapan alat dan bahan :

1) Alat dasar (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset)

2) Cotton pellet, cotton roll

3) Saliva ejector

4) Polybib

5) High speed handpiece

6) Diamond burs (high speed)

7) Alat dan bahan untuk restorasi komposit:

1) Glass lab

2) Composite filling instrument

3) Light cure

4) Etsa

5) Bonding

6) Microbrush

7) Komposit

2. Persiapan pasien

Pasien diinstruksikan untuk duduk di dental chair, lalu dipasangkan

polybib

3. Informed consent
1) Menjelaskan mengenai dan penyakit pasien serta perawatannya

2) Menjelaskan tahapan perawatan yang akan dilakukan, efek

samping serta komplikasi yang mungkin akan terjadi.

4. Isolasi rongga mulut pasien dengan cotton roll dan saliva ejector untuk

kontrol saliva

5. Ekskavasi seluruh lesi meliputi dentin yang terinfeksi dan jaringan

lunak. Selanjutnya dilakukan preparasi menggunakan bur diamond,

perluasan margin cavosurface dengan menggunakan bur fissure

tapered sampai kedalaman 0,5mm, lalu memperluas preparasi kearah

incisal, gingival mesial dan distal sampai margin cavosurface terletak

pada struktur gigi yang sehat. Pada gigi yang akan direstorasi dengan

komposit diberikan bevel pada cavosuface line angle.

6. Penyelesaian preprasi dengan memastikan seluruh dinding kavitas

halus dan kavitas dibersihan dari debris.


Gambar 1.2. Tampak labial preparasi kelas IV pada mesioinsiso gigi 21

7. Penambalan Komposit

1) Sebelum dilakukan penambalan, perlu melakukan pemilihan warna

komposit, dengan cara pakaian yang berwarna ditutup dengan

warna netral, dan membersihkan lipstick pada bibir pasien. Warna

yang dipilih untuk pasien ini adalah A2.

2) Aplikasi etsa selama 20 detik pada enamel dan 10 detik pada

dentin

3) Lalu membersihkan etsa menggunakan water syringe dan

keringkan

4) Aplikasi agen bonding dengan menggunakan microbrush, lalu

diamkan selama 10 detik, kemudian disinar menggunakan light

curing selama 20 detik.

5) Aplikasi komposit pada kavitas dengan menggunakan composite

filling instrument dengan Teknik inkremental, setiap langkah

inkremental di curing selama 20 detik.

6) Penghalusan dan pembentukan anatomi mengunakan bur

fine/superfine

7) Pastikan seluruh kavitas terisi komposit dengan baik


Gambar 1.3. Tampak fasial restorasi komposit pada gigi 21
Gambar 1.4. Tampak palatal restorasi komposit gigi 21

8) Pasien diinstruksikan untuk datang kembali setelah 1 minggu untuk

pemolesan dan kontrol pada restorasi tersebut

I.2 Kunjungan II

Tanggal : 28 Oktoer 2019

Nama : Nn. RJ

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 21 tahun

NRM : 2019-007023

I.2.1 Pemeriksaan Subjektif

Pasien datang Kembali ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut untuk melanjutkan

perawatan. Tidak terdapat keluhan apapun dari pasien, pasien merasa

nyaman dengan tambalanya.

I.2.2 Pemeriksaan Subjektif

Status Lokalis

Gigi Dingin Perkus Tekan Mobilit Jaringan Sekitar


i i
21 + - - - Tidak ada kelainan

I.2.3 Diagnosa

Post penambalan komposit kelas IV gigi 21

I.2.4 Rencana Perawatan

Pro Pemolesan dan kontrol restorasi kelas IV komposit gigi 21


I.2.5 Prosedur Perawatan

1. Persiapan alat dan bahan :

1) Alat dasar (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset)

2) Cotton pellet, cotton roll

3) Salive ejector

4) Polybib

5) Alat dan bahan untuk pemolesan

(1) Low speed contra angle handpiece dan mikromotor

(2) Polishing burs (fine finishing diamond bur, bur poles)\

2. Persiapan pasien

Pasien diinstruksikan untuk duduk di dental chair, lalu dipasangkan

polybib

3. Isolasi rongga mulut pasien dengan cotton roll dan saliva ejector untuk

kontrol saliva

Pemolesan dilakukan menggunakan polishing rubber serta bur fine/super

fine. Lakukan pemolesan serta pastikan tidak terdapat step antara tambalan

komposit gigi pada tepi gigi pada tepi restorasi dan tambalan harus mengkilat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Karies

Permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan di

masyarakat adalah gigi berlubang atau karies. Karies merupakan suatu penyakit

jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh

aktivitas suatu mikroorganisme atau jasad renik dalam memfermentasikan

karbohidrat menjadi zat asam yang berakibat terjadinya penurunan pH saliva (Sari

and Ghaisani, 2020).

II.2 Komposit

Komposit adalah bahan restorasi yang paling sering digunakan oleh dokter

gigi karena keunggulannya yaitu lebih estetik, lebih baik dalam mempertahankan

struktur gigi (conservative approach), dapat menutup margin restorasi karena

bahan bonding dapat berkaitan dengan struktur gigi dan memperkuat sisa struktur

gigi radioopak, mudah dalam mengevaluasi kontur. Bahan restorasi resin

komposit relatif mudah dimanipulasi sehingga sangat membantu dokter gigi

dalam melakukan perawatan gigi berlubang dan memberikan hasil yang

memuaskan (Sari and Ghaisani, 2020).

II.3 Preparasi Komposit

Preparasi gigi adalah pengubahan mekanis dari gigi yang sudah rusak,

luka, atau sakit sehingga penempatan dari bahan restorasi dapat membangun
kembali bentuk gigi menjadi seperti sedia kala (dan berfungsi dengan baik)

termasuk kedalamnya yaitu perbaikan secara estetik, ketika diindikasikan. Pada

umumnya, tujuan utama dari preparasi gigi yaitu untuk (1) menjaga struktur gigi

yang masih sehat sebanyak mungkin, (2) menghilangkan seluruh defek dan

memberikan perlindungan pada kompleks pulpa-dentin secara bersamaan, (3)

membentuk preparasi gigi sehingga, dibawah tekanan dari mastikasi, baik gigi

maupun restorasi (atau keduanya) tidak akan mengalami fraktur dan restorasi

tersebut tidak akan berpindah tempat, dan (4) memungkinkan penempatan estetik

dari bahan restoratif jika diindikasikan. Tujuan dari operative dentistry adalah

untuk memaksimalkan konservasi dari setiap bagian mahkota gigi yang tersisa,

dikarenakan melemahnya gigi dari lesi karies pada struktur gigi (Ritter et al.,

2019).

Proses dari preparasi gigi secara konseptual dibagi menjadi fase awal dan

fase akhir, masing-masing dibagi menjadi beberapa tahapan, untuk mempermudah

pemahaman mental (Ritter et al., 2019).

Tahap inisial terdiri dari, pembuatan outline form dan kedalaman inisial,

bentuk resistensi primer, bentuk retensi primer, serta convenience form (Heymann

et al., 2014). Fase inisial dari preparasi gigi pada dasarnnya melibatkan insisi

bedah superfisial (dengan instrumen rotari) kedalam dan melalui lesi karies

enamel menuju kedalaman dari DEJ, diikuti dengan pelebaran lateral dari dinding

preparasi, dalam kedalaman yang terbatas ini, dan agar memperlihatkan lesi karies

dentin atau defek secara lengkap. Ekstensi lateral diatur agar sehingga hanya
menghilangkan enamel dengan DEJ compromised (demineralisasi) (Ritter et al.,

2019).

Pada tahap akhir terdiri dari, penghilangkan seluruh dentin yang terinfeksi

atau material restorasi yang lama, proteksi pulpa, bentuk resistensi dan retensi

sekunder, finishing dinding eksternal, serta prosedur final seperti cleaning,

inspecting, dan sealing (Heymann et al., 2014).

Tahap final difokuskan dalam (1) manajemen yang akurat pada lesi/defek

yang telah diisolasi, (2) Proteksi optimal dari struktur gigi yang tersisa, dan (3)

peningkatan kualitas preparasi yang konsisten dengan prognosis jangka panjang

(durabilitas) dari restorasi (Ritter et al., 2019).

II.4 Preparasi Kelas IV Komposit

Preparasi yang diperlukan untuk mengoreksi lesi karies atau defek lain

yang berkembang di permukaan proksimal gigi anterior yang mencakup tepi

insisal disebut preparasi Kelas IV. Preparasi kelas IV komposit mencakup (1)

membuat akses kedalam struktur defek (lesi karies, fraktur, defek non karies), (2)

menghilangkan struktur yang rusak (pembuangan jaringan karies, enamel dan

dentin yang defek, restorasi lama yang defek, dan base material), dan (3) membuat

convenience form untuk bahan restorasi (Ritter et al., 2019).

Preparasi kelas IV komposit memiliki tiga tipe preparasi, yaitu preparasi

konvensional kelas IV komposit, preparasi dengan bevel konvensional kelas IV

komposit, dan preparasi modifikasi kelas IV komposit (Heymann et al., 2014).


II.4.1 Preparasi Konvensional kelas IV Komposit

Preparasi konvesional digunakan untuk kavitas yang meluas ke akar gigi.

Desain dari preparasi ini adalah preparasi berbentuk box, kedalaman 0.75 mm di

akar dan 0.2 mm di dentin, margin cavosurface 90o dan menambahkan groove

sebagai bentuk retensi (Heymann et al., 2014).

II.4.2 Preparasi dengan Bevel Konvensional kelas IV komposit

Preparasi dengan bevel diindikasikan untuk keterlibatan area proksimal

yang luas dan mencakup permukaan insisal dari gigi anterior. Preparasi ini sama

dengan konvensional tetapi menambahkan bevel pada margin enamel. Retensi ada

kelas IV komposit didapatkan dari etching pada margin enamel dan dapat

ditambahkan dengan groove, perluasan dovetail, dan lainnya. Preparasi bevel

membentuk sudut 45o terhadap permukaan eksternal gigi. Lebar dari bevel sekitar

0.25 – 2 mm bergantung pada jumlah struktur gigi yang hilang dan retensi yang

dibutuhkan. Bentuk retensi didapatkan dari micromechanical bonding antara

komposit dengan enamel dan dentin (Heymann et al., 2014).

II.4.3 Preparasi Modifikasi Kelas IV Komposit

Preparasi modifikasi kelas IV komposit diindikasikan untuk lesi kelas IV

yang kecil atau sedang dan juga defek trauma. Tujuan preparasi gigi ini adalah

menghilang sesedikit mungkin struktur gigi dan tetap menyediakan bentuk retensi

dan resistensi yang baik. Pada kasus fraktur di sudut insisal biasanya

diindikasikan untuk sedikit atau tidak sama sekali ada preparasi inisial. Margin

cavosurface tetap di bevel tetapi tidak ada tambahan groove untuk retensi

(Heymann et al., 2014).


Gambar 2.1 Preparasi dengan bevel konvensional kelas IV komposit. A, Defek yang luas
pada restorasi kelas III yang menghasilkan fraktur pada sudut insisal. B, Bevel
pada cavosurface. C, Gingival retention groove. D, Preparasi dengan bevel
konvensional kelas IV komposit yang telah selesai (Heymann et al., 2014).

II.5 Teknik Restorasi Kelas IV Komposit

II.5.1 Etching Priming, dan Adhesif

Tahap awal, bagian proksimal dari gigi yang berada di sebelah gigi yang

akan dilakukan restorasi harus dilindungi menggunakan strip poliester agar tidak

terkena etsa. Gel etsa diaplikasikan di struktur gigi yang dipreparasi selama 30

detik pada enamel yang terpreparasi dan 15 detik pada dentin yang terlibat.

Kemudian bilas gel dan bersihkan, dentin harus tetap dalam keadaan lembab

(Heymann et al., 2014).

Primer diaplikasikan di seluruh permukaan gigi yang terpreparasi

menggunakan microbrush atau aplikator lain. Durasi aplikasi primer tergantung

dari petunjuk manufaktur. Setelah pengaplikasian primer, bagian tersebut

diberikan penyinaran (Heymann et al., 2014).


II.5.2 Aplikasi Matriks

Kebanyakan restorasi komposit kelas IV membutuhkan matriks untuk

membatasi bahan restorasi dan untuk membantu pembuatan dari kontur aksial

gigi, kecuali pada fraktur ujung insisal enamel yang sangat kecil. Mylar matriks

dapat digunakan untuk kebanyakan preparasi kelas IV, walaupun fleksibilitas dari

matriks membuatnya sulit untuk dikontrol. Kesulitan ini dapat mengakibatkan

overcontoured atau undercontoured, open contact, atau keduanya (Ritter et al.,

2019).

Matriks diperlukan untuk (1) membatasi kelebihan bahan restoratif dan (2)

membantu dalam pengembangan kontur axial gigi yang sesuai. Pada umumnya,

matriks diaplikasikan sebelum penempatan bahan adhesif. Tidak ada masalah

signifikan yang ditemui ketika menggunakan matriks logam selama menggunakan

teknik inkremental (Ritter et al., 2019).

Jika wedge digunakan selama prosedur preparasi gigi, wedge dilepas

sehingga matrix band dapat dipasang, dan kemudian wedge segera dipasang

kembali. Wedge diperlukan pada margin gingiva untuk (1) menahan matriks pada

posisinya, (2) memberikan sedikit ruang antar gigi, dan (3) mencegah overhang

gingiva pada komposit. Wedge harus digunakan untuk memisahkan gigi dimana

ruang yang dibuat dapat mengkompensasi ketebalan dari matriks jika restorasi

yang dibuat harus memiliki kontak proksimal yang tepat (Ritter et al., 2019).

II.5.3 Pengisian dan Light Curing Komposit

Setelah aplikasi dari bahan adhesif, operator memasukkan komposit

dengan instrumen tangan atau syringe. Komposit dimasukkan dengan ketebalan


kurang dari 2 mm. Pada umumnya, akan lebih mudah untuk mengerjakan

permukaan lingual dari restorasi terlebih dahulu, kemudian badan restorasi, dan

terakhir permukaan facial. Pendekatan ini memfasilitasi pengembangan anatomi

yang memadai dengan potensi yang lebih kecil dalam menghasilkan material

komposit yang berlebih. Lapisan inkremental secara anatomis ini juga

memfasilitasi pengembangan karakterisasi shade yang memadai, dikarenakan

warna komposit dari dentin dan enamel dapat diterapkan sesuai dengan struktur

yang digantikan (Ritter et al., 2019).

Pengisian inkremental dari komposit light-cured juga memungkinkan

klinisi untuk melapisi komposit dengan sifat optikal yang berbeda ( lebih opak,

pewarnaan lebih gelap, atau keduanya, untuk meniru dentin; dan lebih translusen,

pewarnaan lebih terang, atau keduanya, untuk meniru enamel), yang mana dapat

menghasilkan restorasi komposit yang terlihat natural. Setelah polimerisasi,

matriks lingual dilepaskan. Untuk memastikan polimerisasi yang optimal,

operator menyinari bahan restorasi dari arah facial dan lingual (Ritter et al., 2019).
Gambar 2.2 Penggunaan Custom lingual Matrix (Ritter et al., 2019)
II.5.4 Finishing dan Polishing komposit

Hal yang perlu diperhatikan dalam kontur dan pemolesan restorasi

komposit kelas IV yaitu keterlibatan dari sudut insisal dan tepi insisal pada gigi

dan perluasan permukaan fasial pada restorasi kelas IV yang besar. Panjang dan

ketebalan dari tepi insisal harus diperhatikan dengan seksama, begitu pula dengan

macroanatomi dan microanatomy permukaan fasial pada gigi yang sedang di

restorasi. Kebutuhan fungsional dari bimbingan anterior juga akan berpengaruh

langsung pada posisi akhir dan kontur pada permukaan lingual dan tepi insisal.

Penyesuaian dan perbaikan yang teliti akan mencegah muatan oklusal yang

berlebih dari restorasi dan mengurangi potensi dari kegagalan klinis prematur

(Ritter et al., 2019).

Bur carbide digunakan untuk menghilangkan kelebihan komposit. Karet

poles digunakan untuk poles dan penyelesaian akhir (Heymann et al., 2014).
BAB III

DISKUSI

Pada kasus ini terdapat karies media pada mesioinsio gigi 21 dan karies

superfisial pada mesial gigi 11 dibagian proximal. Pasien mengeluhkan Mulut

dengan keluhan gigi depan rahang atas berlubang lalu kemudian patah sehingga

terasa mengganggu ketika makan. Secara estetik, patahnya gigi bagian anterior

juga akan mengganggu ketika tersenyum atau berbicara dengan orang lain. Pada

kasus ini dilakukan penambalan kelas dengan menggunakan komposit shade A2.

Preparasi dengan long bevel dilakukan, kemudian dilakukan pemasangan mylar

strips dan wedge untuk pembentukan dinding proksimal gigi. Restorasi dilakukan

pada bagian palatal terlebih dahulu kemudian dilanjutkan hingga bagian labial

dengan cara layering. Setelah itu restorasi dihaluskan dengan menggunakan bur

fine dan superfine, restorasi kemudian dipoles menggunakan bur enhanz dengan

berbagai macam tipe sesuai kebutuhan.


BAB IV

KESIMPULAN

Diagnosis gigi 21 pada kasus ini adalah pulpitis reversible. Hal ini

didasarkan pada anamnesis dan tes vitalitas yang dilakukan pada kunjungan

pertama, dengan hasil tes vitalitas positif, tes perkusi dan tes tekan negatif.

Perawatan yang dilakukan untuk gigi 21 tersebut adalah restorasi kelas IV

komposit dengan menggunakan mylar strip dan layering. Pasien datang seminggu

kemudian untuk kontrol, dan pasien tidak memiliki keluhan apapun.


BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Heymann, H. O. et al. (2014) Sturdevant’s Art & Science of Operative Dentistry - E-Book.
Elsevier Health Sciences. [online]. Available from:
https://books.google.co.id/books?id=IMbsAwAAQBAJ.
Ritter, A. V. et al. (2019) Sturdevant’s ART and SCIENCE of OPERATIVE DENTISTRY
Seventh Edition. 7th edition. Missouri: Elsevier.
Sari, M. & Ghaisani, M. E. (2020) KNOWLEDGE, ATTITUDE, PRACTICE (KAP) DOKTER GIGI
PADA PEMILIHAN DAN PEMAKAIAN RESIN KOMPOSIT DI SURAKARTA DAN
SUKOHARJO. JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi). 3 (1), 2579–7339.

Anda mungkin juga menyukai