Ruminiati
Penelaah Materi
Marijo
Penyunting Bahasa
Jaslin Ikhsan
Layout
Nurjahati
Tinjauan Mata Kuliah
B uku Pembelajaran PKn SD ini terdiri dari 6 unit, yaitu unit satu membahas
tentang teori belajar dan pembelajaran, PKn sebagai pendidikan nilai,
moral,norma serta analisis materi PKn SD dalam kurikulum 2006; Unit dua
membahas tentang strategi, metode dan media PKn SD; Unit tiga tentang penilaian
PKn SD; Unit empat tentang model pembelajaran PKn SD kelas 1, 2, 3; Unit lima
tentang model pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, 6; dan Unit enam membahas tentang
penyusunan silabus, RPP, Delapan ketrampilan dasar mengajar serta implikasi pada
simulasi pembelajaran PKn SD.
Perlu Anda ketahui bahwa unit 1 membahas tentang teori belajar dan
pembelajaran, PKn sebagai pendidikan nilai, moral dan norma, serta analisis materi
PKn SD dalam kurikulum 2006 . Teori belajar dan pembelajaran mengacu pada teori
konstruktivisme, kognitivisme, moralitas, dan humaniora, walaupun tidak semuanya
diimplikasikan dalam penyusun model pembelajaran PKn SD. Unit satu bertujuan
untuk menjelaskan teori belajar dan pembelajaran sehingga menambah wawasan
mahasiswa dalam menciptakan suasana belajar yang kreaktif dan menyenangkan.
Unit satu ini besar sekali manfaatnya, karena Anda akan memiliki kemampuan
menganalisis 24 standar kompetensi PKn SD dari kandungan nilai moral dan norma,
seperti yang tercantum dalam Kurikulum 2006. Dengan demikian, Anda akan dapat
mengetahui sejauh mana kandungan nilai, moral, dan norma yang terdapat pada
materi PKn SD tersebut.
Unit 2 merupakan kelanjutan dari Unit 1. Unit 2 membahas tentang strategi,
metode, dan media pembelajaran SD. Tujuan dari unit dua adalah agar Anda tidak
rancu lagi dalam memahami strategi dan metode pembelajaran. Manfaat yang Anda
peroleh dari unit 2 adalah Anda akan memperoleh kemampuan dalam memadukan
penerapan strategi, metode, dan media pembelajaran dalam satu kegiatan
pembelajaran PKn SD.
Unit 3 juga merupakan kelanjutan dari unit 1 dan unit 2, yang bertujuan untuk
mengembangkan alat penilaian PKn yang benar, karena selama ini masih
iv Tinjauan Matakuliah
menekankan pada satu aspek saja sehingga belum mengenai sasarannya. Unit 3 ini
bermanfaat besar bagi dunia pendidikan karena membahas tentang penilaian PKn SD
yang selama ini menjadi polemik dalam dunia pendidikan sebagai over cognitive.
Dengan demikian, diharapkan Anda dapat membuat alat penilaian PKn SD yang
seimbang antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotornya. Problem over cognitive
ini menjadi persoalan pendidikan yang serius, mengingat masalah yang dihadapi
bangsa juga beragam, dan tidak bisa didekati dengan over kocnitiv saja.
Unit 4 membahas tentang pengembangan model pembelajaran PKn SD kelas 1,
2, dan 3. Tujuan yang dapat dicapai dari Unit 4 ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan Anda dalam mengembangkan model pembelajaran yang kreaktif dan
menyenangkan. Manfaat yang dapat Anda peroleh dari Unit 4 ini adalah Anda
menjadi lebih mampu menganalisis kurikulum PKn kelas 1, 2, 3 sehingga
memudahkan dalam penyusunan RPP dalam KTSP.
Unit 5 membahas tentang pengembangan model pembelajaran PKn SD kelas 4,
5, dan 6. Tujuannya juga sama dengan unit empat yaitu untuk meningkatkan
kemampuan Anda dalam mengembangkan model pembelajaran yang kreaktif dan
menyenangkan. Manfaat yang dapat Anda peroleh dari Unit 5 ini adalah kemampuan
Anda, selaku guru, dalam menganalisis Kurikulum PKn SD kelas 4, 5, 6 sehingga
siap menjadi RPP dalam Kurikulum 2006.
Unit 6 membahas tentang silabus, RPP, dan delapan keterampilan mengajar,
beserta implikasinya terhadap simulasi pembelajaran PKn. Tujuan yang ingin dicapai
adalah agar lekas melaksanakan kurikulum 2006, karena fakta di lapangan belum
semua sekolah sudah memulai kurikulum tersebut. Manfaat yang dapat Anda
peroleh dari Unit 6 ini adalah tercapainya kemampuan guru dalam hal penyusunan
silabus dan RPP sehingga contoh dalam unit enam ini bisa dijadikan motivasi dan
pertimbangan dalam penyusunan silabus dan RPP. Selain itu manfaat lain untuk
meningkatkan kemampuan Anda dalam menggunakan ketrampilan dasar mengajar
dalam simulasi pembelajaran PKn sehingga dalam unit enam ini juga dilengkapi
dengan lembar penilaian PPL.
Matakuliah Pembelajaran PKn SD merupakan suatu matakuliah yang diberikan
kepada Mahasiswa PJJ S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Matakuliah ini berbobot
2 SKS. Materi ini secara umum bertujuan untuk mencapai kemampuan penguasaan
substansi dasar komponen pembelajaran PKn SD. Bahan ajar dikemas dalam bentuk
bahan ajar cetak berupa buku ajar dan memiliki manfaat yang besar karena Anda
akan mendapat pengalaman belajar dalam bentuk mengkaji berbagai konsep dan
contoh penerapannya serta melakukan pembelajaran yang aktif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM). Mata kuliah yang terdiri dari 6 unit ini satu sama lain
Pendidikan Kewarganegaraan v
saling keterkaitan erat dan secara hirarkis sehingga unit 1 merupakan teori-teori yang
akan dipakai dasar acuan unit 2, 3, 4, dan 5, sedangkan unit enam merupakan titik
kulminasi dari perwujudan buku pembelajaran PKn SD ini. Konsep-konsep yang
Anda pelajari ditulis sebagai berikut.
Unit 1 Teori Belajar dan Pembelajaran, PKn sebagai Pendidikan Nilai, Moral dan
Norma, serta Cara Menganalisis Materi PKn SD dalam Kurikulum 2006
Unit 2 Srategi, Metode dan Media serta Pengaplikasiannya dalam Pembelajaran
PKn SD
Unit 3. Penilaian PKn SD yang menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang.
Unit 4. Pengembangkan model pembelajaran PKn SD kelas 1, 2, 3 serta
aplikasiannya dalam kurikulum 2006.
Unit 5. Pengembangkan Model Pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, 6 serta
Penerapannya dalam Kurikulum 2006.
Unit 6 Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta
Penerapan Keterampilan Dasar Mengajar dalam Simulasi PKn SD.
Setelah selesai mempelajari mata kuliah ini anda akan memiliki kemampuan
untuk merancang pembelajaran PKn SD yang mendidik sekaligus menyenangkan
bagi siswa sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut anda akan dibekali
beberapa macam model pembelajaran yang aktif kreatif, efektive dan menyenangkan
untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan anda sebagai guru
sebaiknya mengenali mereka menggidentifikasi perilaku awal dan karakteristik
mereka sesuai dengan teori belajar. Selanjutnya anda harus mampu memilih dan
menentukan model pendekatan pembelajaran mana yang saudara anggap tepat dalam
membelajarkan PKn di SD. Pendekatan tersebut diantaranya melalui model
pembelajaran induktif-deduktif ekspository, terpadu, pendekekatan pembelajaran
sosial, model pendekatan pembelajaran perilaku, dan pendekatan proses serta
simulasi. Mata kuliah ini memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lain terutama
yang serumpun seperti mata pelajaran IPS, dan disiplin ilmu-ilmu sosial lainya.
Dalam mempelajari mata kuliah ini, mahasiwa dapat menerima materi melalui
tatap muka, dan tidak langsung, seperti buku ajar/ modul, dan non cetak seperti video
serta Web internetj yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Mata kuliah ini sangat
penting bagi anda sebagai guru karena selain tujuan di atas mata kuliah ini juga
vi Tinjauan Matakuliah
untuk memudahkan mahasiswa dalam menyampaikan bahan ajar pada siswa di
kelasnya.
Profesi anda sebagai guru merupakan pekerjaan yang mulia karena dalam
dunia pendidikan maupun dalam masyarakat guru merupakan sosok yang
mengemban tugas yang mulia karena dapat membentuk watak anak (siswa SD/MI)
sebagai calon generasi penerus bangsa sehingga bisa dikatagorikan sebagai tugas
yang bernuansa pengabdian dan profesional. Guru sebagai ujung tombak dalam
dunia pendidikan dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran.
Agar Anda memahami buku ini dengan baik, ikutilah TTM dengan baik.
Diskusikan materi yang diajarkan tersebut dengan teman Anda. Apabila menemui
kesulitan, segeralah bertanya kepada tutor atau dosen Anda. Selamat belajar, selamat
bekerja, dan semoga sukses selalu menjadi milik Anda.
Paket bahan ajar PJJ S1 PGSD ini tidak hanya berisi materi kajian, tetapi juga
pengalaman belajar yang dirancang untuk dapat memicu mahasiswa untuk dapat
belajar secara aktif, bermakna, dan mandiri. Paket bahan ajar ini dikemas secara
khusus dalam bentuk bahan ajar hybrid yang meliputi:
a. Bahan ajar cetak,
b. Bahan ajar audio,
c. Bahan ajar video, serta
d. Bahan ajar berbasis web.
Seluruh paket bahan ajar ini dikembangkan oleh Konsorsium PJJ S1 PGSD yang
terdiri dari 10 Perguruan Tinggi (PT), yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas
Katolik Atmajaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Tanjungpura, Universitas Nusa Cendana, Universitas Negeri Makassar,
Universitas Cendrawasih, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA,
Universitas Pattimura, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri
Gorontalo, Universitas Negeri Jember, Universitas Lampung, Universitas Lambung
Mangkurat, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Mataram, Universitas
Negeri Semarang, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Negeri Solo, dan
Universitas Haluoleo. Proses pengembangan bahan ajar ini difasilitasi oleh
SEAMOLEC.
Semoga paket bahan ajar ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan program PJJ S1 PGSD di tanah air.
Supeno Djanali
NIP. 130368610
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi ............................................................................................................... i
Tinjauan Mata Kuliah ...........................................................................................
Pendidikan Kewarganegaraan i
Subunit 2 : Langkah-Langkah Pemilihan dan Penggunaan Metode
dan Media Pembelajaran PKn SD............................................. 2.30
Latihan : ................................................................................................... 2.50
Rangkuman : .................................................................................................. 2.52
Tes Formatif 2 : ................................................................................................... 2.53
Tes Formatif 3 : ................................................................................................... 2.60
Daftar Pustaka : ................................................................................................... 2.62
ii Daftar Isi ii
UNIT 5 : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SERTA
ANALISIS KURIKULUM PKn SD KELAS 4, 5, 6 .............. 5.1
Subunit 1 : Model Pembelajaran PKn SD Kelas 4, 5, dan 6....................... 5.5
Latihan : .................................................................................................. 5.25
Rangkuman : .................................................................................................. 5.26
Tes Formatif : .................................................................................................. 5.27
PENDAHULUAN
B uku ini merupakan materi awal dalam matakuliah pembelajaran PKn SD.
Dalam unit satu ini akan dibahas tentang dua hal, yaitu teori belajar dan
pembelajaran, serta PKn sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma. Pertama, teori
belajar bermanfaat untuk merancang model pembelajaran di samping komponen-
komponen yang lain, sehingga terkait erat dengan unit-unit yang lain, terutama unit
empat dan lima. Ada beberapa teori belajar yang dibahas di sini, antara lain
kognitivisme, konstruktivisme, behaviorisme dan humanisme, walaupun tidak semua
teori tersebut digunakan dalam pembelajaran ini. Kedua, PKn merupakan mata
pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik. Oleh karena
itu, matapelajaran PKn dapat dipergunakan untuk menanamkan pendidikan nilai,
moral, dan norma secara terus menerus, sehingga warga negara yang baik lekas
terwujud.
Sejalan dengan adanya tatanan baru di Indonesia maka konsep nilai, moral, dan
norma sudah selayaknya menjadi karakteristik utama PKn. Terlebih jika mengingat
kenyataan bahwa bangsa Indonesia sekarang sedang mengalami krisis jati diri,
sehingga nilai moral dan norma menjadi hal yang penting untuk membentengi
kekrisisan jati diri bangsa ini.
Setelah mempelajari Unit 1 ini, Anda diharapkan dapat :
1. Mendeskripsikan pengertian belajar menurut pandangan para teoritisi belajar.
2. Mendeskripsikan pengertian pembelajaran
3. Menjelaskan pengertian konsep.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 1
4. Menjelaskan pengertian nilai
5. Menjelaskan pengertian moral
6. Menjelaskan pengertaian norma
7. Menganalisis kosep, nilai, moral, dan norma dalam materi PKn SD
Sebelum Anda melangkah ke unit berikutnya, pahami betul isi Unit 1 ini, sehingga
akan memudahkan Anda memahami unit yang lain tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa buku ini juga dilengkapi dengan soal latihan/tugas
yang disertai dengan rambu-rambu jawaban, serta soal tes formatif dengan kunci
jawabannya. Soal-soal ini sebaiknya Anda jawab secara mandiri, dan baru Anda
cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia. Jumlah jawaban mandiri Anda yang
benar dihitung dengan rumus yang disediakan dalam buku ini, sehingga Anda secara
jujur dapat mengetahui sejauh mana posisi Anda dalam memahami materi dari unit
yang telah Anda pelajari ini. Disamping itu, bahan ajar cetak ini juga didukung
dengan media yang lain seperti Video, Audio, dan Web.
Mantapkan lagi pemahaman Anda melalui refleksi, dan saling berdiskusi
dengan teman/mahasiswa lain atau orang yang Anda anggap ahli dalam hal materi
ini. Selanjutnya, marilah kita mulai belajar dengan menelaah Subunit 1 di bawah ini.
1-2 Unit 1
Subunit 1
Pengantar
D alam dunia pendidikan belajar tidak hanya terjadi di sekolah saja, tetapi juga
di tiga pusat yang lazim disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Tri Pusat
Pedidikan adalah tempat anak mendapatkan pengajaran baik secara langsung maupun
tidak langsung, baik formal maupun non formal, yang terdiri atas: (1) pendidikan
dari dalam keluarga (informal), (2) pendidikan di sekolah (formal), dan (3)
pendidikan dalam masyarakat (non formal). Dalam pendidikan informal, peran
anggota keluarga sangat besar, terutama orang tua karena orang tua merupakan
pendidik yang pertama dan utama. Dalam budaya gender, pendidikan informal biasa
diperankan oleh ibu, walaupun anak itu tanggung jawab ibu dan ayah secara
bersama. Namun dalam teori pembagian kerja secara seksual (Budiman, 1985)
dikemukakan bahwa secara budaya pendidikan dan pengasuhan anak diperankan
pada ibu, sedangkan pencari nafkah diperankan pada sang ayah. Setujukah Anda jika
budaya seperti itu masih tetap dipertahankan di zaman modern seperti sekarang ini?
Tugas Anda sebagai guru SD, untuk memulai menggeser budaya tersebut, agar
bangsa kita baik laki maupun perempuan bisa maju bersama sesuai kemampuan
masing- masing.
Selaku guru SD, Anda dipandang perlu untuk mengetahui teori-teori belajar
dan model pembelajaran, sehingga Anda mempunyai wawasan yang luas dalam
menjalankan tugas. Dengan demikian Anda dapat memilih teori belajar dan model
pembelajaran yang paling cocok untuk membelajarkan siswa. Untuk itu, teori-teori
belajar dan model pembelajaran dikemukakan secara ringkas berikut ini.
A. Teori Belajar
Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu
aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif
lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari
usaha orang tersebut. Oleh karena itu, proses terjadinya perubahan tingkah laku
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 3
dengan tanpa adanya usaha tidak disebut belajar. Terdapat beberapa teori belajar
yang dikenal, namun hanya dua di antaranya akan dibahas dalam buku ini, yaitu teori
belajar yang berdasarkan psikologi stimulus-respon (S-R) dan yang berdasarkan
psikologi kognitif.
Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh
peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan penguatan.
Karena adanya stimulus tersebut (faktor-faktor lingkungan) muncul respon (tingkah-
laku). Stimulus dan Respon itu saling berasosiasi. Menurut psikologi S-R, belajar
merupakan akibat adanya hubungan antara peristiwa-peristiwa (S) yang
dirangsangkan kepada siswa dan respon (R) siswa terhadap rangsangan tersebut. Dari
beberapa aliran psikologi S-R yang ada, aliran yang dianut oleh Thorndike, Skiner,
Bruner dan Gagne yang akan dibahas di sini.
Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan
konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktifitas
seseorang. Dengan demikian belajar bukan sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon saja, tetapi juga melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Menurut teori ini, kemampuan individu terbangun melalui proses interaksi
yang terus menerus dan menyeluruh antara individu dan lingkungannya. Apa yang
dipikirkan dan dipelajari seseorang diawali dari pengamatan, sedangkan berpikir dan
belajar pada dasarnya melakukan perubahan struktur kognitif. Dari beberapa tokoh
pengikut aliran ini, yang akan dibahas adalah Piaget dan Ausubel.
1-4 Unit 1
menyatakan bahwa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif, karena asosiasi S
dan R hanya diperkuat oleh ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada
banyaknya pengulangan, yang biasa disebut drill.
c. Hukum akibat, yang menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat
dimodifikasi seperti halnya hubungan antara stimulus dan respon, dan
hubungan tersebut diikuti oleh peristiwa yang diharapkan, maka kekuatan
hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya, jika kondisi peristiwa
yang tidak diharapkan mengikuti hubungan tersebut, maka kekuatan hubungan
yang terjadi semakin berkurang.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 5
yang bergurau tadi diam dan pergi menjauhi kelas. Guru meneruskan cerita, siswa
dapat lebih konsentrasi mengikuti jalan cerita yang disampaikan guru tersebut.
Menghilangkan suara gaduh di luar kelas itu merupakan salah satu contoh penguatan
negatif.
Skinner membedakan respon menjadi dua macam, yaitu respondent
conditioning dan operant conditioning. Respondent conditioning adalah respon yang
diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi, dan respon tersebut bersifat
relatif tetap. Sebagai contoh, seorang siswa diberi soal sederhana dan siswa dapat
menyelesaikannya sendiri. Dengan peristiwa ini, siswa merasa yakin atas
kemampuannya, sehingga timbul respon mempelajari hal-hal berikutnya yang sesuai
atau kelanjutan dari apa yang dapat dia selesaikan tadi. Dalam hal ini, Hudoyo
(1990) menyatakan bahwa stimulus berupa masalah itu dapat diibaratkan sebagai
makanan yang dapat menimbulkan keluarnya air liur. Hudoyo (1990) selanjutnya
mengatakan bahwa stimulus yang demikian pada umumnya mendahului respon yang
ditimbulkan. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya efektif jika suatu
respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu.
Seorang siswa belajar dengan sunguh-sungguh sehingga saat ulangan dia bisa
menyelesaikan hampir semua soal yang diberikan sehingga mendapatkan nilai yang
bagus. Dengan nilai yang bagus ini dia merasa sangat senang dan dalam hatinya ia
berniat untuk belajar lebih giat lagi. Dalam hal ini, nilai yang bagus itu merupakan
operant coditioning. Jadi operant conditioning adalah suatu respon terhadap
lingkungannya yang diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu.
Perlu Anda ketahui bahwa Teori Skinner sangat besar pengaruhnya terhadap
pendidikan, khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran.
Program- program inovatif dalam bidang pengajaran sebagian besar disusun
berdasarkan teori Skinner (Sudjana dan Rivai, 2003). Dengan demikian teori belajar
menurut Skinner hampir sama dengan teori yang sampaikan Thorndike, hanya istilah
ganjaran perlu diganti dengan penguatan, yang dibedakan menjadi dua yaitu
penguatan positip dan penguatan negatif. Sesuai dengan contoh tersebut kiranya
tidak sukar bagi Anda untuk memanfatkan teori ini dalam pembelajaran yang anda
lakukan.
1-6 Unit 1
(eksternal) yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar, dan faktor dari dalam
(internal) yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa.
Keadaan internal menunjukkan pengetahuan dasar (yang berkaitan dengan hahan
ajar), sedangkan proses kognitif menunjukkan bagaimana kemampuan siswa
mengolah/mencerna bahan ajar.
Kondisi internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dan
dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar. Untuk lebih memperjelas interaksi
tersebut, disusun suatu bagan yang mengilustrasikan interaksi antara komponen
esensial belajar dan pembelajaran sebagai benikut ini (Dimyati dan Mujiono: 1999).
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 7
berhubungan dengan lingkungan hidupnya. Strategi kognitif adalah kemampuan
untuk mengarahkan aktivitas kognitifnya. Keterampilan motorik adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi. Sikap
merupakan kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek tersebut.
Menurut Gagne, ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar
dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan
kembali informasi; (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang
digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon,
dan penguatan; dan (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan
memberlakukan secara umum (Dimyati dan Mudjiono, 1999:12). Dengan demikian
menurut Gagne hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari luar dengan
pengetahuan internal siswa. Dalam pembelajaran PKn, kegiatan seperti performansi
dan alih belajar yang dicontohkan di atas sangat diperlukan.
1-8 Unit 1
diintegrasikan dan menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang.
Akomodasi, adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai suatu akibat
adanya pengalaman atau adanya informasi baru. Sedangkan penyeimbangan adalah
penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Dengan
demikian, belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman saja, tetapi
juga terjadi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman lamanya untuk
mengakomodasikan informasi dan pengalaman baru tersebut.
Dengan demikian teori Piaget menunjukkan bahwa pikiran manusia mengalami
perkembangan yang mempengaruhi proses berpikirnya, sehingga dalam
melaksanakan pembelajaran guru perlu memikirkan tingkat perkembangan
intelektual siswa. Saat siswa belajar dalam diri siswa terjadi interaksi antara
pengamatan atau pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki, yang diberi
istilah asimilasi dan akomodasi. Pembelajaran dalam PKn sedapat mungkin
diusahakan munculnya asimilasi dan akomodasi kognitif.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 9
(1) Apa yang menjadi ciri khas manusia itu? (2) Bagaimana manusia mendapatkan
ciri khas itu? dan (3) Bagaimana ciri khas manusia itu dibentuk?
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam teori belajar
Bruner terdapat tiga tahap proses belajar, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi.
Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Pembelajaran PKn seyogyanya juga
dapat memberikan informasi yang jelas dan evaluasi hasil belajar siswa.
1-10 Unit 1
Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang
dipelajari bermakna. Dari empat kemungkinan tipe belajar Ausubel yang disebutkan
di atas, dua tipe belajar pertamalah yang akan memberikan hasil yang baik. Sejalan
dengan ini, pembelajaran PKn SD perlu memperhatikan kebermaknaan.
B. Model-Model Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 11
bagus, karena anak pada usia SD masih dalam tingkat perkembangan kongkrit
(sesuai dengan teori Piaget).
1-12 Unit 1
konsep yang ada, mengenal adanya masalah, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data dan menyimpulkan.
Dalam pembelajaran PKn tidak semua aktifitas seperti tersebut diatas
dilaksakan. Sebagai contoh, guru bermaksud membelajarkan sikap menghargai jasa
pahlawan. Guru dapat mengawalinya dengan bercerita seperti contoh pada
pembelajaran pendekatan ekspositori, tetapi guru tidak cerita terus sampai
kesimpulan akhir, tetapi siswa diminta untuk menganalisisnya. Guru sekedar
memberi data, fakta adanya pemberontakan-pemberontakan. Siswa diminta
menganalisis mengapa pemberontakan itu terjadi, mengapa pemberontakan selalu
dapat dipadamkan, sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri mengapa harus
menghargai jasa pahlawan. Jika siswa kesulitan, guru dapat membimbingnya. Jadi,
pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru, tetapi murid sendiri
yang menemukan.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 13
dan memanfaatkan kesalahan untuk mengarahkan kepada jalur yang semestinya.
Contoh ini sudah banyak diterapkan pada simulasi Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila.
Pembelajaran PKn SD
Menurut Corey (1986), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu juga. Sedangkan menurut Nurani (2003), konsep
pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar
pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, dengan didukung
oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran.
Jadi, dalam pembelajaran semua kegiatan guru diarahkan untuk membantu
siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran, ketrampilan, sikap,
kerohanian dan sebagainya. Untuk dapat membantu siswa secara baik, guru harus
1-14 Unit 1
benar-benar merencanakan pembelajaran dengan matang, dan untuk ini guru perlu
mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Latar belakang siswa yang
dimaksud di sini bukan sekedar latar belakang ekonomi, lingkungan, asal sekolah/pra
sekolah, orang tua dan sebagainya, tetapi juga keberadaan siswa di kelas.
Mengapa latar belakang siswa yang berkaitan dengan lingkungan hidup serta
orang tua siswa perlu diketahui oleh guru? Latar belakang siswa yang berkaitan
dengan lingkungan hidup dan orang tua siswa perlu diketahui oleh guru, khususnya
guru yang melaksanakan pembelajaran PKn. Pelajaran PKn merupakan salah satu
pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyakat dan cenderung pada
pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang khususnya anak-anak banyak
dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan
teman bermainnya.
Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh
guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi siswa mempelajari suatu
informasi tertentu dalam suatu proses yang telah dirancang secara masak mencakup
segala kemungkinan yang terjadi. Perlu Anda ketahui bahwa berdasarkan
pengalaman, bagaimanapun rincinya dan lengkapnya suatu perencanaan
pembelajaran masih ada kemungkinan menyimpang dari perencanaan tersebut.
Dalam hal ini guru yang berpengalamanlah yang dengan mudah dapat mengatasi
permasalahan yang muncul diluar perencanaan tersebut. Sebagai bahan pertimbangan
Anda dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan tugas utama (pembelajaran),
perlu memahami model-model pendekatan pembelajaran yang akan dibahas berikut.
Menurut Sagala (2003), pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas
pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka mempermudah siswa mempelajari
bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran, guru perlu
mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah
yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan
demikian, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sikap siswa terhadap model
pembelajaran yang dipilih guru; senang atau tidak? Termotivasi atau tidak? Jika
Anda yang melaksanakan pembelajaran dan siswa tampak senang, maka anda perlu
menelusurinya mengapa mereka senang? Apakah dalam proses pembelajaran itu
mereka banyak bermain atau mereka merasa puas akibat dapat memahami bahan
ajar?
Model pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempunyai
andil cukup besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam memilih model
pembelajaran guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang berkaitan antara
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 15
yang satu dengan yang lainnya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru
menggunakan satu atau lebih model pembelajaran, tergantung pada bahan ajar,
tujuan pembelajaran, kondisi siswa, dan lingkungannya.
Model pendekatan pembelajaran terpadu merupakan hubungan antar tema-tema
dalam satu mata pelajaran (connected), keterhubungan antara mata pelajaran satu
dengan lainnya (integrated dan webbed). Pembelajaran terpadu seperti ini
bermanfaat untuk menambah wawasan guru, dan dapat membantu siswa untuk
menerima materi secara utuh.
1-16 Unit 1
Latihan
1. Apakah yang dimaksud tripusat pendidikan itu?
2. Bandingkan pendapat ketiga tokoh psikologi kognitif yang telah anda pelajari
tentang proses terjadinya belajar.
3. Apa yang anda ketahui dengan metode ekspositori bermakna?
4. Menurut teori Thorndike, asosiasi stimulus dan respon berdasarkan tiga hukum.
Jelaskan teori tersebut!
5. Mengapa pedidikan dalam kandungan tidak termasuk dalam tripusat pendidikan?
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 17
Rangkuman
1. Belajar merupakan usaha aktif seseorang untuk mengadakan perubahan
tingkah laku akibat adanya rangsangan dari luar yang berupa pengamatan
atau informasi
2. Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh
peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan
penguatan.
3. Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan
akibat dari konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui
serangkaian aktifitas seseorang.
4. Terdapat beberapa istilah model pendekatan pembelajaran, tergantung pada
sudut pandanggya. Ditinjau dari sudut interaksi siswa dan materi, dikenal
pendekatan deduktif, induktif, dan penemuan. Ditinjau dari sudut interaksi
guru dan siswa, dikenal istilah ekspositori, ceramah, tanya jawab, dan
diskusi. Ditinjau dari interaksi antar siswa atau siswa dengan masyarakat
(bukan guru), dikenal istilah diskusi kelompok, bermain peran, dan simulasi
sosial.
1-18 Unit 1
Tes Formatif 1
Pilih salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat!
1. Tiga jenis pendidikan yang termasuk Tripusat pendidikan adalah…..
A. pendidikan informal, formal dan pendidikan dalam kandungan
B. pendidikan dalam kandungan, pendidikan formal dan non formal
C. pendidikan in formal, pendidikan dalam kandungan dan pendidikan non
formal
D. pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal
2. Dua tokoh teori belajar yang termasuk aliran psikologi kognitif antara lain
adalah…..
A. Piaget dan Gagne
B. Bruner dan Ausubel
C. Skiner dan Gagne
D. Thorndike dan Piaget
3. Tokoh psikologi yang menyatakan bahwa dalam proses belajar itu terjadi proses
asimilasi adalah…..
A. Gagne
B. Thorndike
C. Piaget
D. Burner
4. Dalam proses pembelajaran di SD khususnya kelas satu guru harus sabar dan perlu
tahu latar belakang siswanya karena beberapa hal berikut kecuali…..
A. tingkat kemandirian siswa masih kurang
B. materi ajar yang disajikan lebih banyak kognitifnya
C. di lingkungan sekolah masih merasa asing
D. siswa masih memerlukan banyak kasih sayang
5. Materi yang disajikan kepada siswa SD harus bersifat nyata, dan yang lebih bagus
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka karena tingkat perkembangan
kognitif merka masih pada tahap…..
A. sensori motor atau operasional
B. operasional atau operasi formal
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 19
C. sensori motor atau operasi kongkrit
D. operasi kongkrit atau pra operasional
10. Tujuan penerapan pembelajaran dengan pendekatan proses antara lain supaya
siswa dapat …..
1-20 Unit 1
A. berlatih menganalisis hubungan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang
lain
B. mengetahui tindakan/sikap yang tercela dan yang terpuji
C. mengetahui tindakan/sikap yang sopan dan tidak sopan
D. bukan salah satu tersebut di atas, tetapi alas an yang lain.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 21
Umpan Balik
Selanjutnya cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
unit 1
Rumus
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang
Setelah mengerjakan soal formatif ini, bandingkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika Anda dapat menjawab minimal 80%
dari pertanyaan yang ada dengan benar, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik.
Selamat atas prestasi ini, dan silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban Anda yang benar kurang dari 80%, silahkan mempelajari
kembali Subunit sebelumya, terutama pada bagian yang belum Anda kuasai dengan
baik.
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini, lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan fahami uraian materi yang ada dalam topik bacaan yang dianjurkan
2. Buat rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,,
catat konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan dengan baik, silahkan
lanjutkan untuk mempelajari bab berikutnya.
1-22 Unit 1
Selanjutnya, mari kita cermati Subunit 2 (dua). Subunit 2 ini terdiri dari dua bahasan
utama, yaitu: pengertian konsep, nilai, moral, norma dalam pembelajaran PKn SD
dan analisis materi pembelajaran PKn SD dalam kurikulum 2006. Lebih jelasnya
mari kita cermati dan kita analisis Subunit 2 di bawah ini!
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 23
Subunit 2
Pengantar
D alam Subunit 2 ini dibahas tentang pengertian PKn sebagai Pendidikan Nilai,
Moral, dan Norma, yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik.
Setelah Anda menguasai pengertian konsep, nilai, moral dan norma, Anda diajak
untuk memanfaatkannya untuk menganalisis materi PKn SD yang terdiri dari 24
setandar kompetensi yang ada dalam kurikulum 2006 (KTSP). Sudah barang tentu,
analisis materi akan ditinjau dari muatan nilai, moral, dan norma. Pembahasan ini
bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana muatan nilai, moral, dan norma yang
terkandung dalam setiap standar kompetensi yang tercantum dalam materi PKn SD,
dalam rangka mewujudkan warga negara yang baik. Subunit 2 ini berisi karakter
PKn, yang terkait sangat erat dengan unit-unit lain, sehingga materi tentang
pembelajaran dan tentang kosep nilai, moral, dan norma merupakan materi dasar
untuk mengembangkan model-model pembelajaran PKn SD. Oleh karena itu, teori
belajar dan pembelajaran serta karakteristik PKn diposisikan pada peta materi bagian
awal.
Setelah mempelajari Subunit ini diharapkan Anda dapat memperoleh
kemampuan sebagai berikut.
1) Dapat mendiskripsikan pengertian warga negara yang baik.
2) Dapat menjelaskan pengertian dan makna nilai dalam materi PKn.
3) Dapat menjelaskan pengertian dan makna moral dalam materi PKn.
4) Dapat menjelaskan pengertian dan makna norma dalam materi PKn.
5) Dapat menganalisis muatan nilai, moral, dan norma dalam materi PKn SD yang
ada pada kurikulum 2006.
6) Dapat menjelaskan keterkaitan PKn dengan IPS dan mata pelajaran lainnya.
1-24 Unit 1
7) Dapat membedakan pengertian PKN (N) dengan PKn (n).
Materi dalam Subunit 2 ini juga dilengkapi dengan rangkuman, latihan soal,
dan tes formatif yang dilengkapi dengan rambu-rambu kunci jawabannya. Oleh
karena itu, agar Anda bisa memahami buku ini dengan mudah, ikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Baca buku ini dengan seksama dan dalami semua konsep yang ada.
2) Mantapkan pemahaman Anda melalui refleksi atau hasil diskusi dengan teman
‘seprofesi’.
3) Manfaatkan pertemuan TTM dengan baik, sehingga apabila ada yang kurang bisa
dimengerti bisa Anda tanyakan pada dosen/tutor.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 25
UU No.12 th. 2006 ini berangkat dari adanya keiinginan UU yang ideal yang
harus memenuhi tiga unsur :Unsur Filosofi, Yuridis, Sosiologis. Dalam UU yang
lama, ketiga unsur diatas kurang tampak, karena secara filosofis UU lama masih
mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Sebagai
contohnya, adanya sifat diskriminatif karena kurang adanya perlindungan terhadap
perempuan dan anak. Sedangkan secara yuridis, pembentukan UU yang lama masih
mengacu pada UUDS th. 1950, dan secara sosiologis, UU tersebut sudah tidak sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat dunia.
Dengan demikian, sudah jelas bahwa KN berbeda dengan Kn karena KN merupakan
program pendidikan tentang hak dan kewajiban warga negara yang baik, sedangkan
Kn merupakan status formal warga negara yang diatur dalam UU No.2 th. 1949
tentang naturalisasi, yang kemudian diperbarui lagi dalam UU No.12 th. 2006.
1-26 Unit 1
(3) HAM, (4) Kebutuhan warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan
Politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8) Globalisasi. PKn SD terdiri dari 24 standar
kompetensi yang dijabarkan dalam 53 kompetensi dasar. Menurut Mulyasa (2007),
delapan kelompok tersebut dijelaskan pada bagian berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan
keadilan.
2. Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan
peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional.
3. Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan Warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan rnengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan
warga negara.
5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaañ dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi
terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia
di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 27
D. Pengertian Konsep dalam Materi PKn
1-28 Unit 1
Contoh-2
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 29
Pengertian yang terdapat dalam pikiran seseorang tentang berbagai hal. Dalam
matakuliah pembelajaran PKn SD, konsep perlu dikenalkan pada mahasiwa agar
kelak mahasiswa bisa mengatasi masalah secara runtut, kronologis, dan memiliki
konsep yang matang, jika menghadapi masalah yang berkaitan dengan moral.
Contoh 1 : Nilai benda kayu jati dianggap tinggi, sehingga kayu jati memiliki
nilai jual lebih mahal daripada kayu kamper atau kayu lainnya.
Secara intrinsik kayu jati adalah kayu yang memiliki kualitas yang
baik, tangguh, tidak mudah kropos, dan lebih kuat daripada jenis
kayu yang lain seperti kamper. Oleh karena itu, sudah sewajarnya
jika kayu jati, menurut pandangan masyarakat khususnya
pemborong, nilainya mahal.
1-30 Unit 1
Coba Anda buat contoh lain tentang pengertian nilai yang disertai contoh, dan
tulislah di buku tulis Anda. Jika Anda mengajarkan semua ini pada siswa SD,
sebaiknya Anda awali dengan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut. Uang ini berapa
rupiah? Mengapa ada gambar orang? Siapa nama orang dalam gambar ini? Mengapa
Pak Sudirman bukan tetanggamu? Nah, di sinilah Anda mulai menjelaskan jasa
beliau. Dengan demikian, nilai itu selalu terkait dengan manusia, barang, keadaan,
maupun kejadian.
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai Pancasila
merupakan standar hidup bangsa yang yang berideologi Pancasila. Nilai ini sudah
pernah dikemas dan disosialisasikan melalui P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila), dan diajarkan di sekolah-sekolah sebagaimana telah dibahas
di muka.
Setujukah Anda jika nilai yang kita jadikan tuntunan hidup ini kita tanamkan
pada seluruh bangsa Indonesia? Mengapa Anda setuju atau tidak setuju? Anda
hendaknya sadar bahwa secara historis, nilai Pancasila digali dari puncak-puncak
kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak
dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh karena itu,
sudah sepantasnya jika Pancasila mendapat predikat sebagai jiwa bangsa.
Nilai Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri merupakan pandangan
hidup/panutan hidup bangsa Indonesia. Kemudian, ditingkatkan kembali menjadi
Dasar Negara yang secara yuridis formal ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945,
yaitu sehari setelah Indonesia merdeka. Secara spesifik, nilai Pancasila telah
tercermin dalam norma seperti norma agama, kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, serta
norma hukum.
Dengan demikian, nilai Pancasila secara individu hendaknya dimaknai sebagai
cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan dalam cara
bertindak. Bisakah Anda membuat contoh penerapan nilai ini pada keluarga Anda?
Marilah kita coba dengan contoh gotong-royong. Jika perbuatan gotong-royong
dimaknai sebagai nilai, maka akan lebih bermakna jika nilai gotong-royong tersebut
telah menjadi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak seseorang secara individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, nilai gotong-royong seperti
yang dicontohkan tadi adalah perilaku yang menunjukkan adanya rasa saling
membantu sesama dalam melakukan sesuatu yang bisa dikerjakan secara bersama-
sama sebagai perwujudan dari rasa solidaritas, yang memiliki makna kebersamaan
dalam kegiatan bergotong-royong.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 31
Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan makna
nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam berbagai
hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat.
Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini
karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup. Dengan demikian, nilai
Pancasila perlu dipahamkan pada anak SD. Sarana yang paling tepat untuk
menanamkannya adalah melalui pembelajaran PKn, karena di dalamnya terkandung
muatan nilai, moral, dan norma yang disertai contoh-contoh.
1-32 Unit 1
Pandangan Lickona (1992) tersebut dikenal dengan educating for character atau
pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam hal
ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosof Michael Novak yang berpendapat
bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral
knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang satu sama lain saling berhubungan
dan terkait.
Lickona menggarisbawahi pemikiran Novak. Ia berpendapat bahwa
pembentukan karakter atau watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir,
yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral
(moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karakter anak pun
dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral.
Lebih jelasnya silakan Anda mencermati bagan dibawah ini yaitu Alur pikir
Lickona seperti yang telah kita jelaskan di atas.
KONSEP MORAL
¾ Kesadaran moral
¾ Pengetahuan nilai moral
¾ Pandangan ke depan
¾ Penalaran moral
¾ Pengambilan keputusan
¾ Pengetahuan diri
SIKAP MORAL
¾Kata hati
¾Rasa percaya diri
KARAKTER/ ¾Empati
WATAK ¾Cinta kebaikan
¾Pengendalian diri
¾Kerendahan diri
PERILAKU MORAL
¾kemampuan
¾kemauan
¾kebiasaan
Marilah kita melihat sasaran hasil belajar, dan isi materi PKn, yang pada
dasarnya harus memiliki ketiga aspek yang disebutkan di atas.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 33
Contoh Materi : Standar Kompetensi Demokrasi
Kelas : SD kelas II semester 2
Pemikiran Lickona ini diupayakan dapat digunakan untuk membentuk watak anak,
agar dapat memiliki karakter demokrasi. Oleh karena itu, materi tersebut harus
menyentuh tiga aspek teori (Lickona), seperti berikut.
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness),
pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective
taking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan
pengetahuan diri (self knowledge).
Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri
(self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri
(self control), dan kerendahan hati (and huminity).
1-34 Unit 1
Teori Lickona (1992) ini cukup relevan untuk digunakan dalam pembentukan
watak anak dan sesuai dengan karakteristik materi PKn. Sasaran pembelajaran PKn
SD dapat dikaitkan dengan pola pikir Lickona tersebut. Dari sini dapat kita lihat
hasilnya, tentang seberapa jauh perubahan watak atau karakter anak setelah
mendapat materi PKn. Misalnya, bagaimana watak atau karakter anak yang terbentuk
berkenaan dengan demokrasinya setelah ia menerima materi demokrasi tersebut.
Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian
moral/moralitas adalah suatu tuntutan perilaku yang baik yang dimiliki oleh individu
sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku.
Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia
SD, karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk moral
anak, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 35
Begitu pula norma hukum, biasanya berupa aturan-aturan atau undang-undang yang
berlaku di masyarakat dan disepakati bersama.
Sebagai contoh, mari kita buat studi kasus tentang pelanggaran norma agama.
Misalnya kasus Parman, seorang anak yang sedang duduk di kelas enam dan
beragama Islam. Semua keluarganya juga beragama Islam. Parman berdomisili di
daerah Kauman, yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Setiap malam pada
bulan Ramadhan, masjid di sebelah rumahnya ramai oleh kegiatan agama. Namun,
Parman tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan di masjid sebelah rumahnya.
Parman tidak pernah tarawih, bahkan ia tidak pernah berpuasa. Pada suatu malam,
ketika di masjid itu diselenggarakan shalat tarawih yang berlangsung dengan
khidmat, tiba-tiba Parman dan teman-teman sepermainannya membunyikan mercon
tepat di depan rumahnya, yang berarti dekat juga dengan masjid. Dia beserta teman
sepermainannya sudah tidak ingat lagi dengan kewajibannya untuk menjalankan
ibadah, bahkan sudah lupa dan tidak sadar bahwa bulan ini bulan suci bagi dirinya,
yang sebenarnya juga beragama Islam.
Menurut Anda, Parman dan teman sepermainanya kena sanksi norma apa?
Parman akan mendapatkan sanksi moral dari masyarakat sekitarnya, karena dianggap
melanggar norma agama, norma kesopanan, dan norma kebiasaan. Di samping itu,
barangkali Parman juga akan mendapat hukuman dari Tuhan karena ia telah
mengganggu ketenteraman orang yang sedang menjalankan ibadah, yang berarti juga
menyakiti hati orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa norma adalah petunjuk
hidup bagi warga yang ada dalam masyarakat. Norma dalam masyarakat hendaknya
dipatuhi oleh anggota masyarakat, karena norma tersebut mengandung sanksi. Siapa
saja, baik individu maupun kelompok, yang melanggar norma mendapat hukuman
yang berwujud sanksi, seperti sanksi agama dari Tuhan dan departemen agama,
sanksi akibat pelanggaran susila, kesopanan, hukum, maupun kebiasaan yang berupa
sanksi moral dari masyarakat.
Untuk memantapkan pengetahuan yang telah Anda pelajari, kerjakan latihan
berikut ini.
1-36 Unit 1
Latihan
1) Setelah Anda mengetahui tujuan dan ruang lingkup PKn, coba Anda renungkan
melalui apa dan bagaimana tolok ukurnya suatu bangsa atau generasi penerus
dapat dikatagorikan sebagai bangsa yang baik?
2) Moral anak perlu dibentuk, agar menjadi bangsa yang baik. Selaku guru SD
tentunya Anda tahu, melalui apa moral anak bangsa ini sebaiknya dapat
dibentuk?
3) Karakteristik PKn terletak pada nilai moral yang dikandung. Menurut Anda,
menggunakan pedoman apa agar nilai moral dapat ditanamkan pada siswa?
4) Jelaskan apa arti nilai moral yang ada dalam PKn!
5) Generasi terdahulu sering menyatakan bahwa bangsa Indonesia saat sekarang
sedang mengalami krisis jati diri, setujukah Anda jika dikaitkan dengan moral
bangsa, dan jelaskan mengapa demikian?
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 37
Rangkuman
1) Materi PKn di semua jenjang kelas mengandung muatan konsep nilai, moral, dan
norma. Semua ini ada dalam materi PKn SD dan termuat dalam semua standar
kompetensi, mulai kelas satu sampai kelas enam.
2) Konsep adalah semua pengertian yang terdapat dalam pikiran seseorang tentang
berbagai hal yang dinyatakan dengan kata-kata. Dalam pembelajaran PKn SD,
konsep perlu dikenalkan pada siswa agar kelak jika memandang masalah dapat
runtut, kronologis, dan memiliki konsep yang matang. Dengan demikian, konsep
adalah kata yang menunjuk sesuatu.
3) Pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang
terdapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai barang/sesuatu yang berharga,
berguna, dan memiliki manfaat. Nilai adalah kualitas kebaikan yang ada pada
sesuatu. Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan
sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai tuntunan hidup. Misalnya, nilai-nilai
pancasila perlu ditanamkan pada anak SD. Sarana yang paling tepat adalah
melalui pembelajaran PKn karena dalam materi PKn terkandung muatan nilai dan
moral.
4) Moral/moralitas adalah suatu tuntutan perilaku yang baik, yang dimiliki oleh
individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan
tingkah laku. Moral merupakan tuntutan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia
SD karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk
moral anak, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.
5) Norma adalah aturan sebagai petunjuk hidup bagi individu dalam masyarakat.
Norma merupakan sumber hukum yang menguatkan kedudukan muatan materi
dalam PKn, yaitu konsep, nilai, moral yang diwujudkan dalam perilaku. Norma
dalam masyarakat hendaknya dipatuhi oleh anggota masyarakat, karena norma
tersebut mengandung sanksi. Siapa saja, baik individu maupun kelompok, yang
melanggar norma mendapat hukuman yang berwujud sanksi, antara lain sanksi
agama, sanksi susila, sanksi moral bagi pelanggaran kesopanan, hukum atau
kebiasaan masyarakat.
1-38 Unit 1
TES FORMATIF 2
1. Konsep moral merupakan pengertian yang ada dalam pikiran seseorang yang
berkaitan dengan segala hal. Oleh karena itu, cara menanamkannya dapat
dilakukan dengan menggunakan.....
A. proses kognitif
B. proses afektif
C. proses psikomotor
D. proses normatif
2. Nilai merupakan kualitas kebaikan yang melekat dalam berbagai hal dan
dianggap sebagai sesuatu hal yang berharga, berguna, atau bermanfaat. Nilai
bersifat performatif. Oleh karena itu, penanganannya dapat dilakukan
menggunakan.....
A. pendekatan interaktif
B. pendekatan terbuka
C. pendekatan kognitif
D. pendekatan psikomotor
4. Kemampuan setiap orang tidak sama. Oleh karena itu, kemampuan bergaul
dalam masyarakat cukup penting, karena tergolong.....
A. keterikatan pada norma
B. keterikatan pada sikap
C. keterikatan pada nilai
D. keterikatan pada moral
5. Norma adalah petunjuk hidup yang ada dalam masyarakat dan harus dipatuhi.
Norma yang erat kaitannya dengan perundang-undangan adalah.....
A. norma agama
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 39
B. norma kebiasaan
C. norma hukum
D. norma kesopanan
6. Jenderal Sudirman merupakan sosok pahlawan yang memiliki nilai tinggi bagi
bangsa Indonesia karena....
A. jasanya kepada Belanda
B. jasanya kepada pendidikan
C. jasanya kepada angkatan bersenjata
D. jasanya kepada pejuang kemerdekaan
10. PKn terkait erat dengan IPS karena kedua mata pelajaran tersebut .....
A. berasal dari satu rumpun
B. sama sama bidang ilmu sosial
C. mata pelajaran tentang kemasyarakatan
D. hasil dari perubahan kurikulum baru
1-40 Unit 1
Umpan Balik
Setelah selesai mengerjakan tes formatif Subunit 1 ini, bandingkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia dalam buku ini. Hasilnya Anda
hitung dengan rumus yang ada. Jika Anda telah mampu mengerjakan 80% benar,
silakan melanjutkan ke Unit berikutnya. Jika belum mencapai 80%, silahkan
mencermati mana yang Anda anggap belum paham, dan akan lebih baik lagi jika
Anda berdiskusi dengan teman.
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,
catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban
latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya
jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang
dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan bacaan tersebut
silahkan Anda lanjutkan ke unit berikutnya.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 41
Selanjutnya setelah memahami pengertian konsep nilai, moral dan norma marilah
kita menganalisis materi PKn SD dalam kurikulum 2006 (KTSP), seperti yang telah
dilakukan Wahab dan Winataputra, 2005:3.11-3.38 dalam kurikulum sebelumnya.
Kelas 1
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
1-42 Unit 1
Standar Kompetensi : 2. Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 43
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah.
Kelas 2
Standar Kompetensi : 5. Membiasakan hidup gotong royong
1-44 Unit 1
Standar Kompetensi : 6. Cinta lingkungan
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 45
Standar Kompetensi : 8. Menampilkan nilai-nilai Pancasila
1-46 Unit 1
Standar Kompetensi : 10. Memiliki harga diri sebagai individu
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 47
Kelas 4
Standar Kompetensi : 12. Memahami sistem pemerintahan desa dan kecamatan
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Memiliki wawasan tentang sistem pemerintahan di desa dan
kecamatan.
a. Merupakan nama konsep sistem pemerintahan desa/kec.
b. Misalnya, sistem pemilihan kepala desa, camat, sistem pemilihan
perangkat desa, RW, RT. Begitu pula sistem kerjanya seperti
pembagian pengairan sawah, rapat/musyawarah desa, pembagian
keamanan, peran PKK.
c. Ciri-cirinya yaitu aktif mengikuti kegiatan di desanya,
kecamatan dengan mematuhi aturan RT, RW, Desa, Kecamatan,
serta menghargai semua sistem yang telah menjadi kesepakatan
bersama.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan moral dengan
pengetahuan dalam kelembagaan atas dasar kemahuan untuk
memahami dan menyadari fakta yang ada.
Nilai : Mengetahui stuktur dan sistem dalam kelembagaan serta mematuhi
sistem tersebut sesuai dengan nilai dalam falsafah hidupnya.
Moral atau moralitas : Dapat membentuk moral paham pada sistem dan ada upaya untuk
mengikuti sistem tersebut merupakan moral yang diharapkan.
Norma : Untuk mematuhi norma diperlukan norma kebiasaan, kesopanan,
agama, hukum dan kesusilaan dalam memahami dan mengikuti
sistem.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dan memahami desa dan
kecamatan
1-48 Unit 1
Standar Kompetensi : 14. Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi di
lingkungannya.
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Memiliki wawasan tentang sikap terhadap globalisasi
lingkungan
a. Merupakan nama konsep menyikapi globalisasi lingkungan.
b. Misalnya, sikap terhadap fasilitas tilpun umum, wartel, warnet,
pasar kaset, acara TV, media koran, majalah, dan media lainnya.
c. Ciri-cirinya yaitu menggunakan wartel dengan baik, memanfaatkan,
warnet, memilih kaset di pasaran yang mendidik, tanggap membaca
koran, majalah/cerita maupun pendidikan.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan perilaku moral dalam
menyikapi globalisasi lingkungan yang modern.
Nilai : Mengetahui kelebihan dan kelemahan globalisasi lingkungan yang
disesuaikan dengan nilai-nilai dalam falsafah hidupnya.
Moral atau moralitas : Dapat membentuk moral paham pada arus globalisasi sehingga mampu
bersikap dengan tetep mempertahankan nilai moral dalam kehidupannya.
Norma : Untuk menyikapi arus globalisasi diperlukan norma kebiasaan,
kesopanan, agama, hukum, dan kesusilaan agar norma kita tetap terjaga
baik.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik berwawasan lingkungan global
Kelas 5
Standar Kompetensi : 15. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Keutuhan NKRI
a. Merupakan nama konsep sejarah perjuangan bangsa.
b. Misalnya, bersatu dengan teman, bersatu dengan teman
walaupun lain daerah, lain agama.
c. Ciri-cirinya yaitu suka berteman banyak, bekerja sama dan
meneruskan cita-cita gotong royong.
d. Aturannya yaitu sikap moral dan perilaku bersatu dengan teman
darimana pun asal maupun agamanya.
Nilai : Perilaku mengutamakan persatuan dengan teman maupun
siapapun untuk menjaga keutuhan NKRI.
Moral atau moralitas : Untuk dapat berperilaku bersatu perlu memiliki jiwa persatuan
yang dikembangkan mulai usia dini.
Norma : Untuk menumbuhkan jiwa persatuan diperlukan norma agama,
susila, kesopanan, kebiasaan, dan norma hukum.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik menjaga keutuhan NKRI
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 49
Standar Kompetensi : 16. Memahami perundangan tingkat pusat dan daerah.
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Memahami perundangan di pusat dan daerah
a. Merupakan nama konsep dari undang-undang daerah dan
pusat.
b. Misalnya, mengikuti undang-undang pendidikan,
perlindungan anak, KDRT anak, traffiking anak, dan
HAM anak.
c. Ciri-cirinya yaitu mempelajari materi UU/ OTODA dengan
seksama, mengikuti UU yang telah ditentukan pusat dan
daerah, mematuhu Raperda.
d. Aturannya yaitu merupakan perilaku yang taat pada UU pusat
maupun daerah.
Nilai : Perilaku mental yang mematuhi UU maupun Perda dalam
menerapkan kebijakan tatanan reformasi desentralisasi
moralitas. Untuk dapat memahami UU No. 22 dan UU No.
25/1999 tentang OTODA / UU Pusat dan Daerah, perlu nilai
moral yang konsisten.
Moral : Untuk dapat bersikap dan mematuhi UU Pusat dan Daerah
dituntut memiliki moral yang disiplin, sehingga tidak hanya
memahami saja tetapi melaksanakan UU yang telah disepakati
bersama.
Norma : Untuk menumbuhkan sikap menghormati perundangan yang
berlaku baik pusat maupun daerah, diperlukan norma agama,
susila, kesopanan maupun kebiasaan dan norma hukum
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dan paham UU pusat dan daerah
1-50 Unit 1
Standar Kompetensi : 18. Menghargai keputusan bersama
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Menghargai keputusan bersama
a. Merupakan nama konsep musyawarah dan menghargai keputusan
bersama.
b. Misalnya, mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama dan
menghormati keputusan bersama teman-temannya, seperti hasil
keputusan pemilihan ketua kelas walaupun tidak suka Ali menjadi
ketua kelas namun harus menerima dengan ihklas.
c. Ciri-cirinya yaitu senang memberi usul pada temannya, ingin
melaksanakan keputusan, dan ingin menyetujui pendapat terbanyak.
d. Aturannya yaitu menghargai keputusan bersama terbentuk karena
adanya proses pembiasaan menerima keputusan yang sehat.
Nilai : Mengahargai pendapat orang lain merupakan sikap moral yang terpuji
karena sesuai dengan nilai yang terkandung dalam fahsafah hidup
yang dianutnya.
Moral atau moralitas : Untuk dapat bersikap dan berperilaku kebiasaan menghargai
keputusan bersama, diperlukan sikap moral dalm pembiasaan
menghargai pendapat orang lain/ keputusan bersama.
Norma : Guna mendukung kebiasaan menghargai keputusan bersama
diperlukan norma agama, susila, kesopanan, maupun kebiasaan dan
norma hukum.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik, menghargai keputusan bersama
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 51
Standar Kompetensi : 20. Memahami peran Indonesia dalam lingkungan Asia
Tenggara.
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Peran Indonesia dalam Asia Tenggara.
a. Merupakan nama konsep hubungan dengan Asia
Tenggara.
b. Misalnya, mengetahui politik luar negeri bebas dan aktif,
contoh- contoh peran Indonesia dalam negara Asia
Tenggara.
c. Ciri-cirinya yaitu suka melihat Asean Games, ikut
pertukaran pelajar dengan negara Asia Tenggara, tahu
barang impor dan ekspor Indonesia/Asia tenggara/negara
lain.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan antarindividu
dengan bangsa Indonesia dan negara Asia Tenggara atas
dasar rasa kebangsaan.
Standar Kompetensi : 23. Memahami politik luar negeri Indonesia dalam era
globalisasi
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Politik luar negeri Indonesia.
a. Merupakan nama konsep politik luar negeri dalam globalisasi.
b. Misalnya, memahami politik luar negeri bebas aktif.
Menunjukkan contoh peran politik luar negeri Indonesia yang
bebas aktif dan memahami politik dalam negeri.
c. Ciri-cirinya yaitu ikut membantu permasalahan dunia, ikut
membantu perang, mengirim pasukan perang ke negara lain.
Memberi masukan pertimbangan ke negara lain.
d. Aturannya yaitu kedisiplinan terbentuk karena merupakan
hubungan antar bangsa dengan bangsa dan negara lain di
bidang politik.
Moral atau moralitas : Dapat menyatakan rasa cinta perdamaian dengan negara-negara di
dunia sesuai dengan moral bangsa.
Norma : Untuk menjaga hubungan politik luar negeri diperlukan norma
kebiasaan, kesopanan, agama, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik, dan paham terhadap politik
l id l l b li i
1-52 Unit 1
Keterangan: Dari 24 standar kompetensi yang ada dalam PKn SD, sengaja
hanya 20 yang dianalisis dengan harapan untuk memberi peluang pada Anda agar
mencoba menganalisis sendiri atau bersama kelompok diskusi, sehingga Anda
menjadi lebih memahami tentang konsep nilai, moral dan norma dalam PKn.
Tujuan PKn untuk membentuk karakter warga negara yang baik yaitu warga negara
yang tahu, mau, sadar, akan hak dan kewajibannya, serta cerdas dan trampil, bisa
lekas terwujud melalui penanaman nilai, moral dan norma dalam materi PKn SD
dengan serius.
Mata pelajaran ini juga terkait erat dengan mata pelajaran yang lain. Oleh
karena itu salah satu langkah kita dengan mengembangkan model pembelajaran
terpadu yang mengkaitkan mata pelajaran PKn dengan mata pelajaran yang lain
seperti IPS, Bahasa Indonesia, IPA, Matematika dan yang lain lagi. Lebih jelasnya
lihat model pembelajaran terpadu pada unit empat. Selamat mencoba menganalisis
empat standar kompetensi yang belum tercantum di atas.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 53
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1. D. pendidikan informal, formal dan non formal.
2. B. Bruner dan Ausubel.
3. C. Piaget.
4. B. lebih banyak kognitif
5. D. operasi kongkrit atau pra operasional
6. D. ekspositori
7. A. siswa merencanakan, melaksanakan, menilai dan menyimpulkan
8. A. memberi contoh dan bercerita
9. C. siswa memperoleh inspirasi dan pengalaman baru
10. A. berlatih menganalisis hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain
1-54 Unit 1
Daftar Pustaka
Akbar Sa’dun dkk. 2003 Laporan Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran
Terpadu. Malang: Lemlit UM
Bobbi DE Porter dan Mike Hernacki.1999.Quantum Learning: Membiasakan
Belajar nyaman dan Menyenangkan. Alih Bahasa Alwiyah Abdulrrahman
Bandung:Kaifa.
Depdiknas.2003.Pendekatan Kontekstual (Contektual Teaching and
learning)Jakarta:Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Makalah tidak diterbitkan.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Lickona,T. 1992. Educating for Character. New York: Bantam Books.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Rusyan.A. T. 1993.Proses Belajar Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.
Bandung: Bina Budhaya
Sagala, Syaiful.2006.Konsep dan makna pembelajaran.Bandung: CV Alfabeta.
Syaiful, B.2002. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Winataputra, Udin S. 1990. Konsep dan Strategi Pendidikan Moral Pancasila (Suatu
Penelitian Kepustakaan ). Jakarta: Universitas Terbuka.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 55
Glosarium
Kewargaan Negara artinya progam pendidikan tentang hak dan kewajiban warga
negara yang baik yaitu warga negara yang tahu, mau, mampu akan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara.
Kewarganegaraan artinya status formal warganegara yang diatur dalam UU no.2
tahun 1949. Jo UU no.12 tahun 2006, yang digunakan dalam
perundangan mengenai status formal warganegara dalam suatu negara.
Isinya antara lain tentang diri kewarganegaraan serta peraturan
naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga Negara Indonesia
bagi orang-orang asing. Dengan demikian kedua istilah tersebut jelas
memilik perbedaan.
wewarah: pesan dari orang tua atau para leluhur yang isinya suatu petunjuk yang
berupa larangan atau anjuran yang berlu dilaksanakan.
1-56 Unit 1
Unit 2
PENDAHULUAN
D alam Unit 2 ini dibahas tentang strategi, metode, dan media pembelajaran PKn
SD sebagai kelanjutan dari Unit 1. Anda tentu sudah paham bahwa
pembelajaran PKn di SD, terdiri dari materi yang menyangkut nilai, moral, dan
norma. Pembelajaran PKn di SD juga memerlukan strategi, metode dan media yang
tepat. Pada Unit 1, materi PKn mulai kelas satu sampai kelas enam yang terdapat
dalam Kurikulum 2006 telah dianalisis menggunakan pandangan Lickona. Dalam
analisis itu dikaji sejauh mana kandungan nilai, moral dan norma yang terdapat
dalam setiap standar kompetensi.
Unit 2 ini bertujuan mengaplikasikan strategi, metode, dan media dalam
pembelajaran PKn SD. Media, metode dan alat penilaian merupakan komponen
pembelajaran yang terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dengan Unit 3, terlebih
pada pembelajaran di zaman modern yang bersifat multi arah yang mengharuskan
penggunaan model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi kreatif.
Unit 2 ini bermanfaat untuk mempermudah para mahasiswa yang berstatus
sebagai guru untuk menentukan metode dan media yang tepat untuk pembelajaran
PKn sehari-hari.Oleh karena itu, setelah mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat
menjelaskan tentang:
1. pengertian strategi dalam pembelajaran PKn SD
2. pengertian media dalam pembelajaran PKn SD
3. pengertian metode pembelajaran PKn SD
4. kebaikan dan kelemahan metode pembelajaran PKn SD, serta
2- 2 Unit 2
Subunit 1
2- 4 Unit 2
metode ini, pemahaman siswa menjadi lebih mendalam. Apabila siswa kurang
konsentrasi, guru dapat melontarkan pertanyaan sebagai salah satu upaya
membangkitkan konsentrasi siswa. Dengan demikian siswa menjadi lebih
konsentrasi karena terpaksa harus mencari jawaban atas pertanyaan guru.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari
keterampilan yang kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus. Oleh
karena itu metode diskusi sangat tepat untuk dibiasakan pada anak agar lebih
membiasakan anak dalam memecahkan masalahnya.
4. Metode Simulasi
Seringkah Anda menggunakan metode simulasi jika menyampaikan materi
PKn pada siswa? Apa metode simulasi cocok untuk siswa SD? Apa kelemahan
dan kelebihan jika Anda menggunakan metode simulasi?
Metode simulasi adalah metode yang diberikan kepada siswa, agar siswa
dapat menggunakan sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu. Penggunaan
metode tersebut memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi sehingga
dapat mengurangi rasa takut. Metode simulasi cenderung lebih dinamis dalam
menanggapi gejala fisik dan sosial, karena melalui metode ini seolah-olah siswa
melakukan hal-hal yang nyata ada. Dengan mensimulasikan sebuah kasus atau
permasalahan, seseorang akan lebih menjiwai keberadaannya.
2- 6 Unit 2
5. Metode pemberian tugas
Tentunya Anda setiap hari menggunakan metode pemberian tugas pada siswa
Anda. Tanpa metode ini pembelajaran tentu tidak dapat berjalan dengan aktif.
Setujukah Anda dengan pernyataan ini?
Metode pemberian tugas adalah metode yang dilakukan oleh guru terhadap
siswa, yang biasanya lebih banyak dikerjakan di rumah atau di luar sekolah
karena penyelesaiannya memerlukan waktu yang lebih panjang. Metode ini biasa
dilakukan guru apabila pembelajaran telah selesai, supaya apa yang telah
dijelaskan guru dalam pembelajaran semakin diresapi siswa. Selanjutnya, tugas
laporan ditanggapi bersama supaya dicapai hasil yang lebih baik.
6. Metode Karyawisata
Bagi siswa metode yang satu ini tentu merupakan metode yang
menyenangkan . Mengapa demikian? Ya karena metode ini lebih banyak
rekreasinya dari pada karyanya, sehingga membuat siswa menjadi senang.
Metode karyawisata adalah suatu metode yang mengajak siswa ke suasana di
luar kelas. Siswa di bawah bimbingan guru diajak menuju ke tempat-tempat yang
kongkret, misalnya tempat rekreasi untuk belajar. Karyawisata berbeda dengan
rekreasi. Karyawisata menghasilkan sesuatu yang dicari, sedangkan rekreasi tidak
menghasilkan sesuatu yang dilaporkan selain hanya pengalaman-pengalaman.
7. Metode Laboratorium
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan metode laboratorium. Untuk PKn
siswa lebih mudah belajar di Lab PKn, karena semua keperluan tersedia disitu,
sehingga memudahkan siswa lebih inovatif.
Metode laboratorium adalah suatu metode yang mengaitkan teori dengan
pengalaman. Metode ini mungkin digunakan untuk menyelidiki berbagai hal,
termasuk tingkah siswa.
8. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama (role playing) adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan mendramasisasikan tingkah laku dalam hubungan social dengan
suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan masalah sosial. Metode
sosiodrama bertujuan untuk mempertunjukkan suatu perbuatan dari suatu pesan
yang ingin disampaikan dari peristiwa yang pernah dilihat. Metode ini juga
2- 8 Unit 2
menjadikan siswa menjadi senang, sedih, dan tertawa jika pemerannya dapat
menjiwai dengan baik. Seringkah Anda melakukan?
9. Metode Demonstrasi
Metode ini saat sekarang banyak dimanfaatkan orang yang memiliki
ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa, sampai pada penampilan
tinkah laku yang di contohkan agar dapat dipahami oleh peserta didik, baik secara
nyata maupun secara tiruan. Metode ini pertama kali digunakan oleh manusia
purba, sewaktu akan menambah kayu bakar agar dapat memperbesar nyala api
unggun, akhirnya anak-anaknya ikut menirunya. Hal ini lebih cocok untuk gerakan
yang sifatnya ke arah gerakan motorik di samping moral. Dengan demikian
metode domonstrasi adalah metode yang digunakan guru untuk mempertunjukkan
gerakan dengan prosedur yang benar.
2- 10 Unit 2
masing individu. Metode ini biasanya digunakan untuk kepentingan pribadi
(privat) atau apabila ditemui ada kelainan pada diri siswa.
Kebaikan metode individual adalah siswa dapat berkembang sesuai dengan
kemampuannya dan tidak merasa rendah dibanding temannya.
Kelemahan metode individual adalah siswa menjadi kurang berkembang karena
mereka belajar tanpa ada motivasi lain dari teman sebayanya.
Setujukah Anda jika metode ini sering diberikan pada siswa sesering mungkin?
2- 12 Unit 2
terlebih dulu dengan segenap kemampuan dan keterampilan dalam
mengoperasionalisasikannya, sehingga kegiatan pembelajaran yang Anda
lakukan dapat berlangsung dengan lancar. Selanjutnya marilah kita
mengamati bagan di bawah ini!
Verbal
symbol visual
visual
film
televisi
pameran wisata
demonstarsi
observasi
pengamatan langsung
1) Media nonproyeksi
Media nonproyeksi disebut juga media pameran atau displayed media.
Media yang termasuk media nonproyeksi adalah (a) model dan (b) grafis.
Kedua media nonproyeksi tersebut dipaparkan sebagai berikut.
a). Model
Model adalah benda nyata yang dimodifikasikan. Penggunaan model
sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi
kendala pengadaan realia karena harga yang mahal, sulit
pengadaannya, barangnya terlalu besar, bahkan mungkin terlalu kecil.
Menurut Heinich et. al. (1996) model adalah gambaran tiga dimensi
dari sebuah benda nyata. Model dapat berukuran lebih besar, lebih
kecil atau berukuran sama persis dengan benda aslinya, dan dapat
menampilkan bentuk yang lengkap dan rinci dari benda aslinya.
Sebagai salah satu media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, model memiliki keunggulan dan
keterbatasan.Selanjutnya di bawah ini adalah contoh media grafis.
2- 14 Unit 2
b.) Bahan Grafis. Bahan grafis adalah media visual nonproyeksi yang
mudah digunakan karena tidak membutuhkan peralatan dan relatif
murah. Menurut Brown et. al. (1985) ada lima jenis media grafis yang
memiliki keunggulan yang cukup tinggi dalam proses pembelajaran
yaitu: graft, chart atau diagram, kartun, poster, peta atau globe.
Masing-masing media grafis memiliki keunggulan dan keunikan
sendiri-sendiri.
Gambar 2.3 Gambar ini merupakan media grafis dan termasuk media
gambar diam
2- 16 Unit 2
b). Slide
Slide adalah media visual yang penggunaannya diproyeksikan ke
layar lebar, dengan menggunakan slide gambar yang disampaikan
sangat realistis. Hal itu disebabkan materi atau bahan slide adalah film
fotografi yang berbentuk transparan.
3) Media Audio
Media audio merupakan media yang fleksibel karena bentuknya yang
mudah dibawa, praktis, dan relatif murah (misalnya tape compo, pengeras
suara).
2- 18 Unit 2
4. Peran Media Pembelajaran
Tentunya Anda tahu bahwa peran media sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Kemp dkk (1985) menjabarkan peran media di dalam
kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
2- 20 Unit 2
1). Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media.
2). Persiapan guru.
3). Persiapan kelas.
4). Langkah penyajian materi ajar dan pemanfaatan media.
5). Langkah kegiatan belajar siswa.
6). Langkah evaluasi pembelajaran.
2- 22 Unit 2
g. Guru menyimpulkan materi PKn yang telah disampaikan dan menanamkan
konsep-nilai-moral-norma yang menjadi pesan pokok bahasan yang telah
disampaikan.
2- 24 Unit 2
Latihan Subunit 1
Rambu-rambu Jawaban
1. Baca sekali lagi tentang strategi pembelajaran
2. Lihat penejelasan tentang metode pembelajaran
3. Pahami kelebihan dan kelemahan metode diskusi
4. Baca sekali lagi kelebihan dna kelemahan metode karya wisata
5. Cermati beberapa metode yang telah diuraikan di atas seperti metode sosio
drama, problem solving, dan metode laboratorium pada uraian di atas
2- 26 Unit 2
Tes Formatif 1
7. Faktor yang bukan merupakan hal yang harus diperhatikan didalam memilih
media pembelajaran adalah
a. objektivitas
b. sasaran program
c. situasi dan kondisi
d. merk media
2- 28 Unit 2
Umpan Balik
Tindak Lanjut
Marilah kita memilih metode, media dan cara penggunaannya dalam proses
pembelajaran.
B eberapa metode dan media di atas merupakan metode dan media yang sering
digunakan untuk pembelajaran PKn di SD. Apakah Anda telah menyiapkan
komponen yang tepat sebelum melaksanakan pembelajaran? Komponen tesebut
adalah materi, metode, media dan alat evaluasinya. Begitu pula model
pembelajarannya, yang dipilih yang bagaimana? Mungkin Anda akan merasa mudah
apabila komponen ini Anda persiapkan sebelumnya sehingga rencana pelaksanaan
pembelajarannya (RPP) menjadi lebih jelas. Penggabungan dari beberapa metode,
media dan penilaian ini bertujuan untuk membantu guru dalam menyusun RPP. Guru
SD adalah guru kelas sehingga setiap harinya dituntut untuk membuat beberapa RPP.
Dengan demikian, pemilihan dan penggabungan ini dapat membantu guru untuk
memperingan penyusunan RPP, khususnya RPP PKn.
2- 30 Unit 2
Dengan demikian, guru secara tidak sadar telah menggunakan tiga metode
sekaligus, yaitu memberi penjelasan (metode ceramah), menugaskan ke pilkades
(metode tugas) dan terjadi interaksi, yaitu tanya jawab. Ini mungkin masih dapat
divariasi lagi dengan metode yang lain. Media yang digunakan dapat gambar, bagan,
struktur sistem pemerintahan desa, dan kaset lagu “Desaku Yang Kucintai”. Alat
evaluasinya adalah tes lisan dan tes tulis hasil laporan penugasan di Pilkades di
desanya. Jika melihat ini semua, model pembelajarannya adalah model pemberian
proses, karena akhirnya menjadi aktif semua.
Berikut adalah penggunaan metode, media dan alat penilaian dalam
pembelajaran PKn SD.Dalam proses pembelajaran, penggunaan metode maupun
media dapat bervariasi. Dalam satu kali tatap muka dapat menggunakan bermacam-
macam metode. Media dan evaluasi yang digunakan juga dapat bervariasi. Suatu
contoh, ketika akan membahas materi sumpah pemuda, media, metode, dan alat
penilaian yang digunakan dapat bervariasi. Marilah kita teliti dulu, apa kiranya kita
dapat memilih yang lebih tepat untuk mendekatinya.
2- 32 Unit 2
didramatisasikan adalah mengenai situasi sosial. Sosiodrama akan menarik bila
pada situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan
diskusi, bagaimana jalan cerita seterusnya, atau pemecahan masalah selanjutnya.
Kls/ Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt
1/1 1. Menerapkan hidup1.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita ttg penerapan hidup- ceramah - gambar orangproses:
rukun dalam perbedaan jenis- ekspositori rukun dalam perbedaan - bercerita menjalankan - tes lisan (tanya
perbedaan kelamin, agama, - guru menceritakan gambar di papan- tanya jawab ibadah jawab)
dan suku bangsa tulis tentang ketertiban dalam- penugasan - gambar tempat- pengamatan
menjalankan ibadah
ibadah hasil:
- guru bertanya kepada siswa tentang
- video hidup- tes tulis (LKS)
nama-nama tempat ibadah yang ada
di papan tulis
toleransi - penugasan
- siswa mengerjakan LKS beragama
Kls/ Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt
- induktif - guru bercerita penerapan hidup- ceramah - gambar kerjasa-proses:
rukun dalam perbedaan - bercerita ma anak laki-- tes lisan (tanya
- guru menceritakan gambar di papan- diskusi laki perempuan jawab)
tulis tentang kerukunan antar suku- penugasan - gambar pakaian- pengamatan
bangsa - menyanyi Satu
adat beberapa- penilaian
- guru menceritakan gambar di papan Nusa Satu
daerah performansi
tulis tentang kerukunan dan Bangsa
- gambar rumah- portofolio
kerjasama antara laki-laki dan
perempuan dalam mengerjakan adat beberapa sederhana
suatu pekerjaan daerah hasil:
- guru membentuk kelompok2 - kaset lagu-lagu - tes tulis (LKS)
beranggotakan siswa laki-laki dan - penugasan
perempuan, kemudian meminta
bekerja sama membuat kliping
tentang ragam budaya di Indonesia
- guru menegaskan pentingnya
kerukunan antar jenis kelamin, antar
agama, antarsuku bangsa
35
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
1.2 Memberikan- induktif - guru menceritakan gambar di- ceramah - gambar orang Proses:
contoh hidup papan tulis tentang contoh- bercerita kerja bakti - tes lisan
rukun melalui hidup rukun melalui kegiatan- tanya jawab - cerita (tanya jawab)
kegiatan di di rumah bergambar anak- pengamatan
rumah dan di - guru bercerita tentang suatu menjenguk - skala sikap
sekolah permasalahan sederhana teman yg sakit Hasil:
berkaitan dengan hidup rukun - cerita - tes tulis (LKS)
melalui kegiatan di rumah dan bergambar anak- penugasan
di sekolah bermain dengan
- guru meminta siswa adik/kakak
menjelaskan bagaimana
seharusnya siswa bersikap
terkait dengan permasalahan
sederhana yang
dikemukakan.
- guru meminta siswa
mengerjakan soal dalam LKS
36
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2. Membiasakan2.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita dan memberi- ceramah - cerita tata tertibproses:
tertib di rumah pentingnya tata- ekspositori contoh tata tertib di rumah- bercerita di rumah melalui- tes lisan
dan di sekolah tertib di rumah dan di sekolah melalui video - tanya-jawab video (tanya jawab)
dan di sekolah - guru menjelaskan tentang - cerita tata tertib- pengamatan
pentingnya mematuhi tata di sekolahhasil:
tertib di rumah dan di sekolah melalui video - tes tulis (LKS)
- guru bertanya tentang akibat - penugasan
tidak mematuhi tata tertib di
rumah dan di sekolah
- guru meminta siswa
mengerjakan LKS
-
37
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
rumah dan di sekolah - penugasan
- guru meminta siswa membuat
kliping portofolio sederhana
tentang ketertiban di rumah
dan di sekolah
1/2 3. Menerapkan hak3.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita tentang hak- ceramah - gambar ceritaproses:
anak di rumah hak anak untuk- ekspositori anak di rumah dan di sekolah - bercerita tentang anak- tes lisan
dan di sekolah bermain, belajar - guru menceritakan gambar di- pengamatan yang mendapat (tanya jawab)
dengan papan tulis tentang anak yang haknya - pengamatan
gembira, dan kehilangan haknya - gambar ceritahasil:
didengar - guru menceritakan gambar di tentang anak- tes tulis (LKS)
pendapatnya papan tulis tentang anak yang yang kehilangan- penugasan
mendapatkan haknya haknya
- guru menegaskan pentingnya
hak anak dalam bermain,
belajar dengan gembira, dan
didengar pendapatnya
- guru menegaskan pengertian
hak dan hak anak
38
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
3.2 Melaksanakan-ekspositori - guru menjelaskan tentang hak- ceramah - cerita dalamproses:
hak anak di anak di rumah dan di sekolah - tanya-jawab video tentang- tes lisan
rumah dan di - guru meminta siswa- penugasan anak yang (tanya jawab)
sekolah menyebutkan hak anak di mendapat - pengamatan
rumah dan di sekolah haknya hasil:
- guru menjelaskan bagaimana - cerita dalam- tes tulis (LKS)
cara anak melaksanakan video tentang- penugasan
haknya di rumah dan di anak yang
sekolah kehilangan
- guru meminta siswa haknya
menuliskan cara
melaksanakan haknya di
rumah dan di sekolah
39
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
4. Menerapkan4.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita tentang kewa-- ceramah - gambar ceritaproses:
kewajiban anak di kewajiban anak- ekspositori jiban anak di rumah dan di- bercerita tentang - tes lisan
rumah dan di di rumah dan di sekolah kewajiban anak (tanya jawab)
sekolah sekolah - guru menceritakan gambar di - gambar cerita- pengamatan
papan tulis tentang anak yang tentang anakhasil:
melaksanakan kewajibannya yang - tes tulis (LKS)
dengan penuh tanggung meninggalkan - penugasan
jawab dan anak yang tidak kewajibannya
melaksanakan kewajibannya
- guru menegaskan pentingnya
kewajiban anak di rumah dan
di sekolah
- guru menegaskan pengertian
kewajiban anak
40
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
4.2 Melaksanakan- ekspositori- guru menjelaskan tentang- ceramah - cerita dalamproses:
kewajiban anak kewajiban anak di rumah dan- tanya-jawab video tentang- tes lisan
di rumah dan di di sekolah - penugasan anak yang (tanya jawab)
sekolah - guru meminta siswa melaksanakan - pengamatan
menyebutkan kewajiban anak kewajibannya hasil:
di rumah dan di sekolah - cerita dalam- tes tulis (LKS)
- guru menjelaskan bagaimana video tentang- penugasan
cara anak melaksanakan akibat bagi anak
kewajibannya di rumah dan di yang
sekolah meninggalkan
- guru meminta siswa kewajibannya
menjelas-kan cara
melaksanakan kewa-jiban di
rumah dan di sekolah
41
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2/1 1. Membiasakan1.1 Mengenal- induktif - guru bercerita tentang kisah- ceramah - gambar proses:
hidup gotong pentingnya hidup rukun, saling berbagi- tanya-jawab kegiatan gotong- tes lisan
royong hidup rukun, dan tolong menolong - penugasan royong (tanya jawab)
saling berbagi, - guru meminta siswa menye- - portofolio
dan tolong butkan contoh hidup rukun, hasil:
menolong saling berbagi, dan tolong - tes tulis (LKS)
menolong - penugasan
- guru meminta siswa
menjelas-kan akibat tidak
hidup rukun, tidak saling
berbagi, dan tidak gotong
royong
- guru menegaskan pentingnya
hidup rukun, saling berbagi,
dan tolong menolong
42
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
1.2 Melaksanakan- induktif - guru menjelaskan tentang- ceramah - cerita dalamproses:
pentingnya pentingnya hidup rukun,- diskusi video tentang- tes lisan
hidup rukun, saling berbagi, dan tolong kisah hidup (diskusi)
saling berbagi, menolong rukun, saling- observasi
dan tolong - guru meminta siswa bekerja berbagi, danhasil:
menolong sama melakukan suatu tolong - tes tulis (LKS)
aktivitas di kelas, kemudian menolong - penugasan
guru memperhatikan kualitas - skala sikap
hidup rukun, saling berbagi
dan tolong menolong masing-
masing siswa
- guru menegaskan bagaimana
cara anak melaksanakan
hidup rukun, saling berbagi,
dan tolong menolong
43
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2. Menampilkan2.1 Membiasakan-ekspositori - guru menjelaskan pentingnya- ceramah - gambar anakproses:
sikap cinta membuang membuang sampah pada- tanya jawab membuang - tes lisan
lingkungan sampah pada tempatnya sampah di (diskusi)
tempatnya - guru bertanya kepada siswa tempatnya dan- observasi
akibat tidak membuang di selokan hasil:
sampah pada tempatnya - gambar - tes tulis (LKS)
- guru meminta siswa saling pasukan kuning- penugasan
mengawasi satu sama lain bekerja - skala sikap
aktivitas membuang sampah - gambar parit
pada tempatnya yang penuh
sampah
- gambar banjir
44
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2.2 Menampilkan- induktif - guru menceritakan tentang- ceramah - binatang proses:
sikap cinta sikap mencintai lingkungan - diskusi - tumbuhan - tes lisan
lingkungan - guru membimbing siswa- pengamatan pewarna (diskusi)
melakukan karyawisata - tanya jawab - gambar - observasi
- guru meminta siswa meng-- karyawisata binatang danhasil:
amati dan membandingkan- dialog bunga - tes tulis (LKS)
dua kondisi lingkungan yang - gambar - penugasan
berbeda lingkungan - portofolio
- siswa bermain peran fabel
- guru menegaskan pentingnya
sikap cinta lingkungan
45
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2/2 3. Menampilkan3.1 Mengenal- induktif - guru menceritakan tentang- bercerita - cerita proses:
sikap demokratis kegiatan suatu kegiatan- diskusi bergambar - tes lisan
bermusyawarah bermusyawarah dan- sosiodrama kegiatan (diskusi)
dan menghargai pengambilan suara terbanyak - tanya jawab musyawarah - observasi
suara terbanyak - guru memberi suatu - kaset lagu-lagu hasil:
permasalahan sederhana - tes tulis (LKS)
untuk dimusyawarahkan - penugasan
bersama oleh siswa di kelas
- guru meminta siswa bermain
peran tentang kegiatan
pengambilan suara terbanyak
- guru meminta siswa
memberikan beberapa contoh
lain tentang kegiatan
bermusyawarah dan
menghargai suara terbanyak
sebagai penegasan
46
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
4. Menampilkan4.1 Melaksanakan- induktif - guru menceritakan perilaku- bercerita - cerita dalamproses:
nilai-nilai perilaku jujur, jujur dlm kegiatan sehari-hari - pengamatan video tentang- tes lisan
Pancasila disiplin, dan - guru menayangkan sikap dan- tanya jawab sikap dan (diskusi)
senang bekerja perilaku jujur dan tidak jujur- diskusi perilaku jujur- skala sikap
dalam kegiatan melalui gambar video dan tidak jujur hasil:
sehari-hari - guru meminta siswa memban- - gambar - tes tulis (LKS)
dingkan dua sikap yang Pancasila - penugasan
berbeda tersebut disertai - portofolio
penjelasannya
- guru meminta siswa menulis
akibat tidak jujur
- guru menegaskan pentingnya
sikap dan perilaku jujur
47
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
- induktif - guru bercerita tentang- bercerita - cerita dalamproses:
perilaku disiplin dan senang- tanya jawab video tentang- tes lisan
bekerja dalam kegiatan- pengamatan sikap dan (tanya jawab)
sehari-hari - diskusi perilaku disiplin- skala sikap
- guru menayangkan sikap dan dan tidakhasil:
perilaku disiplin dan tidak disiplin - tes tulis (LKS)
disiplin melalui gambar video - cerita dalam- penugasan
- guru meminta siswa memban- video tentang- portofolio
dingkan dua sikap yang senang bekerja
berbeda tersebut disertai dalam kegiatan
penjelasannya sehari-hari
- guru meminta siswa menulis - gambar
akibat tidak disiplin Pancasila
- guru menegaskan pentingnya
sikap dan perilaku disiplin
48
2- Unit 2
Soal Latihan Subunit 2
3. Untuk menyampaikan materi sumpah pemuda kepada anak kelas tiga yang paling
tepat menggunakan metode/media ....
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Ceramah, tanya jawab, bermain peran
c. Ceramah, tanya jawab, diskusi
d. Ceramah, tanya jawab, diskusi dan main peran
2- 56 Unit 2
5. Dalam memilih metode dan media, guru harus berorientasi pada situasi sekolah....
a. Mengacu pada materi dan tujuan yang akan dicapai
b. Mengacu pada harga
c. Mengacu pada keuangan sekolah
d. Mengacu pada lingkungan
2- 58 Unit 2
Soal Formatif 2
B. Memahami Peran Politik Luar Negeri Indonesia dalam Era Globalisasi pada
kelas VI SD semester 2.
1. Model pembelajaran apa yang Anda pilih?
2. Metode pembelajaran apa yang Anda gunakan?
3. Langkah-langkah apa yang Anda tempuh untuk melaksanakan pembelajaran
tersebut?
4. Media pembelajaran apa yang Anda gunakan?
5. Alat penilaian apa yang Anda terapkan?
Kunci Jawaban
A.1. Model yang dipilih adalah induktif.
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya-jawab, dan
penugasan
3. Langkah-langkah yang ditempuh, yaitu:
- guru menjelaskan tentang kisah gotong royong membersihkan selokan di
lingkungan rumah,
- guru meminta siswa menyebutkan contoh lain kegiatan gotong royong,
- guru meminta siswa melaksanakan kegiatan gotong royong membersihkan
kelas,
- guru meminta siswa menjelaskan akibat tidak gotong royong,
- guru menegaskan pentingnya hidup gotong royong.
4. Media pembelajaran yang digunakan adalah gambar kegiatan gotong royong.
2- 60 Unit 2
5. Penilaian proses yang diterapkan adalah tes lisan (tanya-jawab) dan
pengamatan (skala sikap), sedangkan penilaian hasil yang diterapkan adalah tes
tulis (LKS) dan penugasan.
B.6. Model yang dipilih adalah simulasi.
7. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya-jawab, dan
penugasan
8. Langkah-langkah yang ditempuh, yaitu:
- siswa menonton video tentang peran politik luar negeri Indonesia dalam era
globalisasi,
- guru menjelaskan peran politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi,
- guru meminta siswa berdiskusi tentang salah satu peran politik luar negeri
Indonesia dalam era globalisasi (misalnya pengiriman Pasukan Garuda ke
Palestina tahun 2006)
- guru menegaskan pentingnya peran politik luar negeri Indonesia dalam era
globalisasi,
- guru menugasi siswa membuat kliping tentang peran politik luar negeri
Indonesia dalam era globalisasi.
9. Media pembelajaran yang digunakan adalah video tentang peran politik luar
negeri Indonesia dalam era globalisasi.
10. Penilaian proses yang diterapkan adalah tes lisan (diskusi) dan portofolio,
sedangkan penilaian hasil yang diterapkan adalah tes tulis (LKS) dan
penugasan.
2- 62 Unit 2
Unit 3
PENILAIAN PEMBELAJARAN PKN SD
Ruminiati
Pendahuluan
P enilaian Pembelajaran PKn SD merupakan unit ke-tiga dari enam unit yang
terdapat dalam buku ini. Unit 3 ini merupakan komponen pembelajaran yang
sama pentingnya dengan Unit 1 dan Unit 2 di atas. Unit tiga ini terkait erat dengan
unit sebelumnya, yang nantinya akan dikemas dalam Unit 4, Unit 5 dan Unit 6.
Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, sehingga
bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menyerap
materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi guru, penilaian bermanfaat untuk
umpan balik dari hasil pembelajaran yang telah disampaikan, dan untuk laporan
kepada orang tua siswa dan guru sendiri di setiap akhir semester, yang dituangkan
dalam buku raport. Anda selaku guru tentu tidak merasa asing dengan penilaian
pembelajaran karena semua guru dari berbagai jenjang tentu sudah terbiasa
menggeluti penilaian, baik proses maupun hasil.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa dari 60 guru
SD/MI yang mengajar matapelajaran PKn, hampir seluruhnya menekankan
penilaian hanya pada aspek kognitif. Secara riil, 93% guru memberikan nilai rapor
PKn dengan cara mengambil nilai rata-rata pada hasil tes kognitif saja. Sedangkan
7% lainnya merupakan gabungan dari kognitif dan afektif. Setelah dicermati lebih
lanjut, ternyata hal ini dikarenakan guru-guru tersebut merasa kesulitan menyusun
alat penilaian afektif dan psikomotor. Karena alasan itulah, para guru SD/MI tersebut
jarang, bahkan tidak pernah melakukan penilaian yang mencakup tiga taksonomi
tersebut. Hal senada juga diungkapkan oleh peneliti lain bahwa pendidikan di
Indonesia mengalamai over materi/kognitif, kurang menyentuh aspek sikap dan
ketrampilan, padahal permasalahan di negeri ini cukup kompleks, dan membutuhkan
pemecahan masalah yang serius dari berbagai aspek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian dalam pembelajaran PKn
masih over cognitive, sehingga walaupun kurikukum selalu dibenahi, namun jika
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 1
guru sebagai pelaksana di lapangan tidak meningkatkan pengetahuannya, maka
permasalahan pembelajaran PKn akan tetap saja.
Unit 3 ini terdiri dari dua subunit yaitu:
Subunit 1. Pengeritian, tujuan, fungsi serta prinsip penilaian PKn SD, dan
Subunit 2. Pengembangan model penilaian kognitif, afektif dan psikomotor dalam
pembelajaran PKn SD.
Melalui buku ini Anda akan menambah pengetahuan tentang penilaian dalam
PKn di SD. Pada akhir pembelajaran Unit 3 ini, Anda diharapkan mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
1. dapat menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian dalam
pembelajaran PKn SD,
2. dapat membedakan penilaian dengan menggunakan tes dan nontes, baik dalam
penilain proses maupun hasil dalam pembelajaran PKn SD,
3. dapat mengembangkan model alat penilaian kognitif dari taksonomi Bloom
dalam pembelajaran PKn SD,
4. dapat mengembangkan model alat penilaian afektif dari taksonomi Bloom dalam
pembelajaran PKn SD,
5. dapat mengembangkan model alat penilaian psikomotor dari taksonomi Bloom
dalam pembelajaran PKn SD.
Untuk lebih memahami materi tentang pengembangan alat penilaian ini, perlu
Anda lakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Cermati materi pengembangan alat penilaian PKn SD ini dengan seksama.
2. Diskusikan dengan teman kelompok Anda tentang perbedaan penilaian dengan
menggunakan tes dan nontes.
3. Kembangkan model penilaian PKn dengan petunjuk dari tutor maupun dengan
teman lain, sehingga Anda mampu menyusun alat penilaian yang benar, sesuai
dengan kondisi di sekolah Anda.
4. Aplikasikan alat penilaian hasil penyusunan ini di sekolah tempat Anda
mengajar, sehingga kekurangtepatan dalam pembelajaran segera diketahui dan
dapat dipebaiki, dan dapat dirasakan manfaatnya.
Sebelum anda melangkah ke Subunit 1, disarankan anda memahami dan
mengikuti petunjuk yang telah tersedia. Buku ini juga dilengkapi dengan latihan-
latihan soal. Untuk membantu Anda dalam memahami soal latihan, disediakan kunci
jawaban dalam buku ini. Keberadaan kunci jawaban tersebut diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk mengetahui kebenaran jawaban anda terhadap
soal-soal latihan. Buku ini juga didukung oleh media lain seperti Video, WEB,
maupun Audio Visual yang menunjang proses pembelajaran PKn di SD.
3- 2 Unit 3
Untuk mengukur sejauh mana Anda mendalami materi pengembangan model
penilaian PKn SD, dalam buku ini disediakan pula latihan soal, tes formatif beserta
alternatif kunci jawabannya. Untuk mengerjakan bagian ini, perlu Anda lakukan hal-
hal sebagai berikut.
1. Pahami dengan baik latihan soal yang ada dalam setiap unit dengan cara
membaca, mendiskusikan dengan teman, dan menjawab dengan pikiran sendiri.
2. Manfaatkan TTM dengan sebaik-sebaiknya agar pengertian Anda mengenai isi
materi dapat dimaksimalkan. Dengan demikian, Anda dapat mengerjakan soal-
soal latihan dengan benar.
3. Manfaatkan pertemuan tutorial dengan semaksimal mungkin, sehingga apabila
ada tugas mandiri maupun latihan soal formatif yang belum dapat terjawab
dengan mantap, maka persoalan tersebut dapat teratasi dengan baik.
4. Kerjakan semua tugas dengan segera, sehingga semua soal formatif dapat Anda
jawab dengan tepat dan benar.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 3
Subunit 1
Pengantar
A. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil
pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas secara
keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran (Supratiningsih dan Suharja, 2006). Menurut Davies (1981), pengertian
penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek. Adapun Sujana (1990)
membatasinya sebagai suatu proses pemberian nilai terhadap objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria yang tertentu pula. Untuk menentukan nilai suatu hasil
pembelajaran, penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Kegiatan
3- 4 Unit 3
penilaian dapat juga Anda lakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-
kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dulu.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tidak semua proses penilaian dilakukan
melalui pengukuran. Dari pernyataan ini tampak bahwa penilaian berbeda dengan
pengukuran. Sebagai guru hendaknya Anda tahu perbedaan pengertian pengukuran
dan penilaian. Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah suatu proses
membandingkan tingkat keberhasilan dengan ukuran keberhasilan dalam
pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan penilaian dalam pembelajaran
adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan dalam pembelajaran melalui
kegiatan pengukuran atau pembandingan dengan kriteria-kriteria yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat diartikan
sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan,
keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain).
Setelah memahami pengertian penilaian dan proses penilaian dalam kegiatan
pembelajaran, kiranya Anda juga perlu memahami kedudukan penilaian dalam
proses pendidikan. Proses pendidikan sebenarnya merupakan proses
memanusiawikan anak manusia. Oleh sebab itu, sebagai guru di SD sebaiknya Anda
memahami bahwa proses pendidikan merupakan upaya untuk membudayakan dan
memberadabkan anak manusia, sehingga terbentuk manusia yang berbudaya dan
beradab dengan ciri memiliki kepribadian dan moral yang baik, yaitu moral yang
sesuai dengan falsafah hidup bangsa dan negara itu sendiri. Dapat dikatakan pula
bahwa proses pendidikan merupakan proses transformasi budaya dan peradaban
untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Mungkin Anda juga ingin tahu, apa pengertian transformasi dalam pendidikan?
Tranformasi dalam pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan
memberadabkan siswa sebagai anak manusia agar menjadi generasi penerus bangsa
yang baik. Ukuran keberhasilan transformasi tersebut dapat diketahui melalui
penilaian. Agar Anda dapat memahami secara lebih komprehensif tentang proses
pendidikan, perhatikan bagan transformasi pendidikan berikut ini.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 5
Bagan 3.1 Proses Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya dan Peradaban
(Sumber: Mudjiono & Dimyati 1999:192)
Keterangan:
Masukan. Masukan yang dimaksud di sini adalah siswa yang masuk ke sekolah
tersebut. Masukan tersebut memiliki karakter yang beragam.
Transformasi. Dalam proses pendidikan, siswa yang telah masuk sekolah tersebut
akan memperoleh transformasi budaya dan peradaban.
Keluaran. Pada akhirnya, transformasi budaya dan peradaban yang dilakukan dalam
proses pendidikan tersebut menghasilkan keluaran. Keluaran yang diharapkan berupa
manusia berbudaya dan beradab yang memiliki kepribadian dan moral yang baik
sesuai dengan falsafah hidup bangsa.
Umpan Balik. Umpan balik perlu dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk
memperbaiki kualitas masukan berikutnya dan proses pendidikan menyeluruh.
Gambar 3.2 Guru-guru PKn sedang diskusi tentang model penilaian yang baik.
3- 6 Unit 3
1. Kesahihan (validity)
Kesahihan (validity) adalah ketepatan alat penilaian dalam mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, suatu
alat penilaian dikatakan sahih apabila ia dapat menilai apa yang seharusnya
dinilai. Misalnya, kalau Anda ingin mengukur perubahan perilaku siswa dalam
berdisiplin, maka alat penilaian itu harus dapat memberi indikasi tentang tingkat
perubahan perilaku siswa tersebut. Harus Anda ingat bahwa dalam matapelajaran
PKn, keterukuran tingkat perubahan tersebut tidak sebatas aspek kognitif saja,
melainkan harus mempertimbangkan juga aspek afektif dan psikomotor.
Sebaiknya Anda juga tahu bahwa kesahihan suatu alat penilaian dapat
ditinjau dari empat sisi, yaitu (a) kesahihan isi (content validation), (b) kesahihan
konstruksi (construction validity), (c) kesahihan yang ada sekarang (concurrent
validity), dan (d) kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990).
Penentuan kesahihan suatu alat penilaian juga dipengaruhi oleh faktor penskoran,
faktor respon siswa, dan faktor pengadministrasiannya.
Setelah memahami kesahihan alat penilaian ini, hendaknya Anda memikirkan
keberadaannya ketika Anda menyusun alat penilaian. Kalau biasanya Anda telah
memikirkan tentang kesahihan, ada baiknya kini Anda lebih mencermatinya lagi
agar kualitas kesahihannya dapat lebih ditingkatkan lagi.
2. Keterandalan (reliability)
Keterandalan (reliability) biasanya disebut juga dengan keajegan atau
konsistensi. Keterandalan suatu alat penilaian penting untuk diperhatikan. Alat
penilaian yang handal akan memberikan skor yang relatif sama/tetap pada setiap
pelaksanaan penilaian. Misalnya, kalau dalam pelaksanaan penilaian yang
pertama seorang siswa mendapat skor 70, kemudian dalam penilaian yang kedua
siswa tersebut mendapat skor 75, maka dapat dikatakan bahwa alat penilaian
tersebut handal. Namun, apabila dalam penilaian yang pertama seorang siswa
mendapat skor 70, kemudian dalam penilaian yang kedua siswa tersebut
mendapat skor 50 atau 90, maka dapat dikatakan bahwa alat penilaian tersebut
tidak handal.
Perlu Anda ketahui bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat
reliabilitas suatu alat penilaian. Pertama, jika alat penilaian yang diberikan
kepada siswa terlalu mudah, terlalu sukar, atau tidak jelas, maka akan berpeluang
memberikan skor yang tidak handal. Kedua, jika siswa peserta penilaian tersebut
memiliki karakteristik yang terlalu beragam, maka hal ini juga berpeluang
memberikan skor yang tidak handal. Ketiga, jika standar penilaian yang
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 7
digunakan guru pada masing-masing pelaksanaan kegiatan penilaian tidak
seragam, maka skor yang dihasilkan pun tidak handal. Keempat, jika jumlah soal
yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terlalu sedikit, maka hal ini
berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Alasannya, jumlah soal yang
tersedia tidak mampu menjaring secara lengkap pengetahuan siswa.
Tahukah Anda bahwa ada keterkaitan yang sangat erat antara kesahihan
dengan keterhandalan. Suatu alat penilaian yang sahih dapat dipastikan handal.
Namun, alat penilaian yang handal belum tentu sahih. Alat penilaian yang tidak
handal dipastikan tidak dapat mengukur apa pun, atau dengan kata lain alat
penilaian tersebut tidak sahih.
Ketika menyusun alat penilaian, sudahkah Anda berpikir tentang
keterhandalan? Kini Anda tahu bahwa keterhandalan alat penilaian mutlak
diperhatikan keberadaannya. Tingkatkan pengetahuan dan kemampuan Anda
untuk mampu menyusun alat penilaian yang sahih dan handal, sebab alat
penilaian yang demikian sangat efektif digunakan untuk mengukur peningkatan
kualitas belajar siswa.
3. Kepraktisan
Kepraktisan dalam menyusun suatu alat penilaian penting untuk
diperhatikan. Alat penilaian yang praktis dapat membantu guru dalam
menyiapkan, menggunakan, dan menginterpretasikan hasil penilaian. Kepraktisan
ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu penskoran, kemudahan dalam
mengadministrasikan, waktu, dan bentuk alat penilaian.
Coba Anda ingat, apakah dalam penyusunan soal yang telah Anda lakukan
selama ini Anda sudah memperhatikan syarat kepraktisan? Jika sudah, apakah
telah mencakup hal-hal yang mempengaruhinya.
3- 8 Unit 3
B. Tujuan Penilaian
Selaku guru, tentunya Anda sudah tahu bahwa penilaian dalam pembelajaran
PKn di SD memiliki tujuan tersendiri, sehingga dalam menjalankan tugas Anda tidak
kehilangan arah atau tidak lepas dari apa yang menjadi tujuan Anda. Tujuan
penilaian dalam proses pembelajaran dijelaskan pada bagian berikut.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 9
C. Fungsi Penilaian
Penilaian dalam proses pembelajaran memiliki sejumlah fungsi. Empat fungsi
di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Sebagai bahan diagnosis dan pengembangan
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian tersebut sebagai dasar
mendiagnosis kelemahan dan keunggulan siswa, serta hambatan yang
menyertainya. Dengan demikian, jika ada siswa yang tidak berhasil maka dengan
mudah Anda dapat mengetahui penyebabnya melalui tes ini. Hasil diagnostik ini
juga dapat Anda gunakan sebagai bahan pengembangan kualitas pembelajaran
siswa.
2. Sebagai bahan seleksi
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian sebagai dasar seleksi
penempatan siswa menurut jenis jurusan atau jabatannya.
3. Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelas
Artinya, Anda dapat mengguna-kan hasil penilaian sebagai dasar untuk
menentukan apakah siswa yang bersangkutan dapat naik kelas atau tidak.
Wujudnya adalah nilai atau skor dalam rapor siswa.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian sebagai dasar seleksi
penempatan siswa berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.
D. Prinsip-Prinsip Penilaian
Penilaian merupakan langkah terakhir untuk menentukan sejauh mana tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Melalui penilaian, keberhasilan anak dan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dapat diukur. Berkaitan dengan hal tersebut di
atas, maka prinsip penilaian seperti dibawah ini perlu Anda perhatikan.
1. Penilaian hendaknya memiliki prinsip objektif, artinya dalam melakukan suatu
penilaian, hendaknya guru bertindak adil dan tidak pandang bulu. Terhadap siapa
pun, standar penilaian yang digunakan guru harus sama. Misalnya, untuk soal
kapan Indonesia merdeka jawaban yang benar adalah tanggal 17 Agustus 1945.
Siapa pun siswa yang menjawab benar, wajib sifatnya untuk dibenarkan. Akan
tetapi, kalau jawabannya salah maka wajib juga disalahkan, meskipun ia
keponakan atau anak tetangga guru tersebut. Dengan demikian, prinsip objektif
berlaku untuk semua siswa.
3- 10 Unit 3
2. Penilaian hendaknya memiliki prinsip kejelasan, artinya dalam melakukan
penilaian hendaknya guru memahami semuanya dengan jelas. Hal ini akan
memudahkan guru dalam menyiapkan alat penilaian yang akan digunakan.
3. Penilaian hendaknya dikerjakan dengan seksama, artinya semua komponen untuk
menilai siswa sudah disiapkan oleh guru secara cermat dan seksama. Perlu Anda
pahami bahwa alat penilaian afektif atau psikomotor tidak sama dengan alat
penilaian kognitif, sehingga jika guru sudah menyiapkannya dengan seksama
maka tidak ada siswa yang dirugikan.
4. Penilaian hendaknya menggunakan prinsip representatif, artinya dalam menilai
hendaknya guru mampu melakukannya secara menyeluruh. Semua materi yang
telah disampaikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas harus dapat dinilai
secara representatif. Soal yang disusun hendaknya dapat mewakili materi yang
diajarkan secara menyeluruh, meskipun mungkin tingkat kesulitan masing-
masing soal tersebut tidak sama.
5. Penilaian hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan prinsip terbuka, artinya
apa pun bentuk soal yang dibagikan kepada siswa, hendaknya model
penilaiannya diinformasikan secara terbuka kepada siswa. Model penilaian yang
dimaksud antara lain meliputi bobot skor masing-masing soal, kejelasan maksud
soal, serta hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian dari siswa ketika
menjelang pelaksanaan penilaian. Dengan demikian, siswa menjadi tahu soal-
soal mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu (karena bobot skornya tinggi)
dan soal-soal mana yang dapat dikerjakan lebih akhir.
Sudahkah Anda melakukan kelima prinsip di atas dalam pelaksanaan
penilaian di kelas selama ini? Jika belum, cobalah untuk mulai memperhatikan setiap
prinsip di atas agar keberhasilan anak dan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dapat benar-benar terukur dengan baik.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 11
Latihan Soal
1. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Jelaskan maksud
dari pernyataan tersebut!
2. Pengukuran dalam pembelajaran berbeda dengan penilaian dalam
pembelajaran. Jelaskan perbedaan keduanya!
3. Transformasi merupakan salah satu unsur dari proses pendidikan. Jelaskan
maksud dan tujuan dari transformasi tersebut!
4. Alat penilaian yang baik harus memperhatikan syarat kesahihan. Alat penilaian
yang bagaimanakah yang dapat dikategorikan memenuhi syarat sahih?
5. Adakah hubungan antara kesahihan dan keterhandalan? Jelaskan jawaban Anda!
Rambu-Rambu Jawaban
1. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui pengukuran. Penilaian dapat juga
dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-kriteria yang berlaku
tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dulu.
2. Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah proses membandingkan
tingkat keberhasilan dengan ukuran keberhasilan dalam pembelajaran yang telah
ditentukan, sedangkan penilaian dalam pembelajaran adalah proses pembuatan
keputusan nilai keberhasilan dalam pembelajaran melalui kegiatan pengukuran
atau pembandingan dengan kriteria-kriteria yang berlaku.
3. Tranformasi dalam pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan
memberadabkan siswa sebagai anak manusia. Tujuan transformasi adalah
membentuk manusia yang berbudaya dan beradab dengan ciri memiliki
kepribadian dan moral yang baik, yaitu moral yang sesuai dengan falsafah hidup
bangsa dan negara itu sendiri.
4. Suatu alat penilaian dikatakan sahih apabila ia dapat menilai apa yang seharusnya
dinilai.
5. Suatu alat penilaian yang sahih dapat dipastikan handal. Namun, alat penilaian
yang handal belum tentu sahih. Alat penilaian yang tidak handal dipastikan tidak
dapat mengukur apa pun, atau dengan kata lain alat tersebut tidak sahih.
3- 12 Unit 3
Rangkuman
• Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil
pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas
secara keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran.
• Tujuan penilaian dalam pembelajaran adalah mengetahui kedudukan siswa dalam
kelompok di kelasnya. Selain itu, sebagai umpan balik bagi guru untuk
mengetahui ketepatan pemilihan program dan metode yang digunakan, untuk
menganalisis kendala siswa dalam proses pembelajaran, serta menempatkan
informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan langkah selanjutnya.
• Penilaian berfungsi sebagai (a) bahan diagnostik kesulitan siswa dan bahan
pengembangan kualitas pembelajaran siswa, (b) bahan seleksi, (c) bahan
pertimbangan kenaikan kelas, dan sebagai (d) bahan pertimbangan penempatan
siswa selanjutnya.
• Penilaian hendaknya memenuhi prinsip-prinsip berikut. (a) Objektif, yaitu guru
bertindak adil. (b) Jelas, yaitu guru harus memahami prosedur penilaian secara
jelas. (c) Seksama, yaitu guru harus menyiapkan seluruh komponen secara cermat
dan seksama. (d) Representatif, yaitu guru harus mampu melakukan penilaian
secara menyeluruh. Serta, (e) terbuka, yaitu guru harus selalu menginformasikan
prosedur penilaian secara lengkap kepada siswa.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 13
Tes Formatif 1
Pilih jawaban yang paling tepat di antara alternatif jawaban yang telah disediakan.
1. Penilaian merupakan salah satu aspek pembelajaran yang keberadaannya penting
untuk diperhatikan. Penilaian adalah ....
A. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran dari
masing-masing siswa, serta keberhasilan secara menyeluruh
B. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran secara
integral
C. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang kebijakan proses
pembelajaran berdasarkan hasil pembelajaran dari masing-masing siswa
D. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang kebijakan proses
pembelajaran berdasarkan hasil pembelajaran secara menyeluruh
3- 14 Unit 3
5. Cobalah Anda susun portofolio dengan standar kompetensi NKRI di Aceh, yang
nantinya akan Anda jadikan contoh pada siswa Anda dalam tugas yang sama!
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 15
Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 1, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda, silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum anda
kuasai dengan baik. Apabila telah mencapai 80% ke atas silakan melanjutkan ke
subunit berikutnya
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik yang dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke unit berikutnya.
3- 16 Unit 3
Subunit 2
Pengantar
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 17
A. Pengembangan Alat Penilaian dalam Bentuk Tes dan Non-Tes
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Anda tentu sudah memahami penilaian
pembelajaran di SD, termasuk di antaranya penilaian dalam matapelajaran PKn yang
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan teknik tes dan teknik non-tes.
Pembahasan mengenai pengembangan alat penilaian pada kedua teknik tersebut
dapat Anda baca pada berikut.
3- 18 Unit 3
a. Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan
sikap siswa melalui tugas tertulis. Sikap artinya pendirin seseorang terhadap
suatu peristiwa atas obyek. Skala sikap alat penialain yang mengukur
pendirian seseorang seperti sangat setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat tidak
setuju. Contoh: setujukan kamu menyeberangkan orang trua di jalan raya,
sedangkan kamu harus buru-buru ke sekolah? Hampir dapat dipastikan siswa
akan selalu memilih jawaban yang baik-baik saja, meski mungkin siswa tidak
akan melakukan tindakan tersebut dalam tindakan nyata. Inilah salah satu
kelemahan mendasar yang sering terjadi pada aspek penilaian sikap, yaitu
sulit diukur.
b. Check list, yaitu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas
dasar pengamatan terhadap perilaku siswa. Dalam tes pengamatan, siswa
tidak perlu selalu diberitahu sebelumnya bahwa perilaku mereka sedang
diamati. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kealamiahan perilaku siswa.
Namun, pada hal-hal tertentu siswa memang perlu diberitahu sebelumnya
agar siswa menjaga perilakunya.
c. Quesioner, yaitu alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya
dilakukan dengan cara tertulis. Penyusunan angket diarahkan untuk
menyaring infomasi mengenai berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar.
d. Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang
mempunyai kaitan dengan perkembangan kepribadiannya. Misalnya, catatan
mengenai siswa yang memperlihatkan perilaku khusus seperti, suka
terlambat, mengambil milik teman, suka mengganggu, atau membuat gaduh.
Perilaku khusus yang dicatat tidak selalu berupa perilaku negatif. Perilaku
positif yang tidak biasa dilakukan siswa pun perlu ditulis dalam catatan
harian, misalnya siswa yang biasanya suka mengganggu teman tiba-tiba
menjadi suka menolong teman, atau siswa yang biasanya sering membuat
gaduh tiba-tiba menjadi pendiam di kelas.
e. Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan koleksi atau kumpulan bahan pilihan
yang dikembangkan oleh siswa/guru, berfungsi untuk menelaah proses,
usaha, perbaikan, dan pencapaian kinerja siswa secara objektif. Ada beberapa
prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam penggunaan portofolio, yaitu (1)
saling percaya antara guru dan siswa (mutual trust), (2) milik bersama antara
guru dan siswa (joint ownership), (3) keberhasilan bersama antara guru dan
siswa (confidentiality), (4) kepuasan (satisfaction), serta (5) kesesuaian
(relevance).
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 19
Gambar 3.5 Guru sedang merancang penilaian Portofolio
dengan memilih koleksi gambar yang relevan.
3- 20 Unit 3
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk pola baru yang dianggap lebih
tepat.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan untuk menilai hasil ujian atu hal lain sesuai
dengan standart yang telah ada.
Adapun kata kerja yang digunakan dalam domain kognitif dideskripsikan pada
tabel berikut.
No. Jenis Hasil Belajar Indikator-indikator Cara Pengungkapan
1 Pengetahuan Dapat menyebutkan/ Pertanyaan/tugas/tes
menunjukkan lagi.
2 Pemahaman Dapat menjelaskan/ Pertanyaan/soal/tugas
mendefinisikan.
3 Penerapan Dapat memberi contoh/ Tugas/persoalan/tes
memecahkan masalah.
4 Analisis Dapat menguraikan/ Tugas/menganalisis
mengklasifikasikan masalah
5 Sintesis Dapat menyimpulkan kembali, Tugas/persoalan
menggeneralisasikan
6 Evaluasi Dapat menginterpretasikan/ Tugas/permasalahan.
memberikan pertimbangan/
penilaian
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 21
Bagan 3.3 Hirarki Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal menurut Taksonomi
Bloom. Kutipan dari (Mujiono dan Dimyati, 1994:28)
3- 22 Unit 3
Kisi-kisi
Matapelajaran : PKn (KTSP)
Semester : 1 dan 2
Tahun : 2006/2007
Pokok Bahasan
Jumlah
No. dan Subpokok C1 C2 C3 C4,5,6 %
Soal
Bahasan
A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E
Jumlah Soal
Persentase 20 40 30 10 100
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 23
Selanjutnya, setelah menentukan kisi-kisi soal PKn SD, dilakukan
penyusunan model tes. Bentuk soal tes esei dan tes objektif aspek kognitif pada
matapelajaran PKn di SD dideskripsikan pada bagian berikut.
SOAL
Jawab pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!
Dengarkan dengan baik apabila guru kalian membacakan pertanyaan di bawah
ini!
1) Kemarin bu guru bercerita tentang demokrasi, masih ingatkah anak-anak
apa demokrasi ?
2) Pemilihan ketua kelas di kelas dua yang terpilih siapa?
3) Anak-anak memilih Krisna jadi ketua kelas, karena dipaksa atau tidak?
4) Memilih ketua kelas tidak dipaksa, berarti Krisna terpilih secara ................
KUNCI JAWABAN
1) Demokrasi adalah bebas memilih ketua kelas tanpa dipaksa siapa pun.
2) Ketua kelas yang terpilih adalah Krisna.
3) Anak-anak memilih Krisna menjadi ketua kelas tanpa dipaksa.
4) Krisna dipilih secara demokratis.
SOAL
Pilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar!
1. Hari sumpah pemuda diperingati setiap tanggal….
a) 28 September
b) 28 Oktober
c) 28 Nopember
d) 28 Desember
Model alat penilaian diatas sekedar contoh, sehingga Anda silakan
2. Para pemuda yang mengikuti ikrar sumpah pemuda adalah….
a) Yong dari Jawa dan Sumatra
b) Yong dari Sulawesi dan Kalimantan
c) Yong dari Nusa tenggara dan Irian
d) Yong dari seluruh pelosok tanah air
3- 24 Unit 3
2. Pengembangan Alat Penilaian Afektif
Alat penilaian afektif, atau disebut juga dengan tes afektif, merupakan
salah satu bagian dari tes non-kognitif. Domain afektif ini mencakup nilai, sikap,
minat, dan perasaan. Penilaian untuk domain ini relatif sulit. Perlu Anda ketahui
bahwa Bloom menggradasikan ranah afektif menjadi lima tingkatan sebagai
berikut.
a. Penerimaaan, berhubungan dengan kesensitifan. Sebagai contoh,
kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
b. Partisipasi, berhubungan dengan kesediaan memperhatikan. Misalnya, ikut
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian dan penentuan sikap, mencakup penerimaan yang mengakui
penilaian atu pendapat orang lain.
d. Organisasi, mencakup sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
Misalnya, menganggap nilai dalam suatu skala penilaian yang digunakan
sebagai pedoman untuk bertindak.
e. Pembentukan pola hidup, mencakup kehidupan pribadi. Sebagai contoh,
mempertimbangkan sesuatu dengan detil.
Dari kelima gradasi di atas juga dilaksanakan secara hierarkis, artinya gradasi
kelima dapat dilakukan dengan baik apabila yang sebelumnya sudah.
Kata kerja yang digunakan dalam domain afektif dapat Anda lihat pada tabel
berikut.
No Jenis Hasil Belajar Indikator-indikator Cara Pengungkapan
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 25
Ranah afektif yang terdiri dari lima hierarkis tersebut dilukiskan oleh
Dimyati seperti dalam Bagan 3.4 (dalam Mudjiono dan Dimyati 1994: 30).
Bagan 3.4 : Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Afektif Menurut Bloom
3- 26 Unit 3
Mata pelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kelas/Semester : 5/1
Model Soal : Skala sikap/bertingkat (Rating Scale)
SOAL
Baca soal ini dengan teliti, kemudian pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1) NKRI cocok untuk Negara kepulauan seperti Indonesia, maka perlu
dipertahankan.
2) NKRI tidak perlu karena bertentangan dengan OTODA.
TabelT
3) NKRI tidak perlu karena tidak mendidik bangsa tidak mandiri.
4) NKRI perlu karena sesuai dengan Sila tiga Pancasila.
5) NKRI perlu bangsa Indonesia krisis jati diri.
KUNCI JAWABAN
No. Sangat Tidak Tidak Suka Biasa Suka Sangat Suka
Suka
1 V
2 V
3 V
4 V
5 V
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 27
Mata pelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Menghargai Keputusan Bersama
Kelas/Semester : 5/2
Model Soal : Skala sikap/bertingkat (Rating Scale)
SOAL
Pilih salah satu jawaban yang cocok dengan pilihanmu, dan beri tanda cek (V).
KUNCI JAWABAN
No. Perilaku Sedang Baik Baik
sekali
1 Datang ke sekolah sebelum bel berbunyi V
2 Membuat surat jika tidak masuk sekolah V
Tabel 3.3 model penilaian skala bertingkat
3 Tidak menyontek waktu tes berlangsung
(rating scale) V
4 Mengucap salam setiap ketemu guru V
5 Bermain di halaman sekolah V
3- 28 Unit 3
e. Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan sikap moral cara
membantu teman yang membutuhkan bantuan dengan sikap yang
menyenangkan, trampil dan cekatan.
f. Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan mengadakan
penyesuaian dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan hal-hal yang
baru.
g. Kreativitas, mencakup kemampuan berperilaku yang disesuaikan dengan
sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Misal cara bergaul dengan teman yang
menyenangkan, cara menolong teman yang sakit, teman jatuh dengan sikap
yang penuh keiklasan dan menyenangkan.
Selanjutnya perhatikan ilustrasi/gambar di bawah ini!
Kata kerja yang digunakan dalam domain afektif dapat Anda lihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.4 Kata Kerja dalam Domain Psikomotor dari Taksonomi Bloom
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 29
Dalam pembelajaran PKn SD tabel tersebut disesuaikan dengan karakteristik
dan tujuan dari PKn sendiri, yaitu menanamkan nilai, norma dan moral untuk
membentuk karakter warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu mau dan
sadar akan hak dan kewajibannya.
Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf keterampilan yang
berangkaian dan bersifat runtut. Perilaku persepsi bergradasi paling rendah,
sedangkan perilaku kreativitas paling tinggi. Perlu Anda ketahui bahwa perilaku
yang gradasinya paling tinggi, menurut Bloom, akan tercapai setelah siswa melalui
perilaku-perilaku rendah di bawahnya terlebih dulu. Siswa akan mampu
berkreativitas kalau ia telah mampu melalui gradasi pertama (perilaku persepsi)
sampai gradasi keenam (penyesuaian pola gerakan) dengan baik. Ranah
psikomotorik yang terdiri dari tujuh hierarkis tersebut dilukiskan oleh Dimyati
seperti dalam Bagan 3.4 berikut.
Bagan 3.5 Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Psikomotor Menurut Bloom
Dikutip dari bagan Mudjiono dan Dimyati (1994: 31)
Berikut contoh model tes psikomotor dengan bentuk tes unjuk kerja
(performance) pada matapelajaran PKn di SD.
3- 30 Unit 3
Matapelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Sikap dan perilaku siswa dalam berdiskusi tentang
globalisasi dan budaya
Kelas/Semester : 4/2
Model Soal : Tes Unjuk Kerja (Performance)
SOAL
Tuliskan sikap dan perilaku siswa ketika berdiskusi tentang Globalisasi
Lingkungan (Budaya) dengan memberikan tanda cek (v) dalam tabel yang
tersedia.
KUNCI JAWABAN
No. Contoh Perilaku Selalu Sering Tidak
Pernah
1 Menjelskan konsep globalisasi dan V
budaya dengan jelas dan sopan
2 Mematuhi tata tertib dengan disiplin V
selama diskusi berlangsung.
3 Menghargai pendapat oerang lain tentang V
budaya traficking dan HAM yang
mengglobal
4 Tidak memaksakan kehendak dalam V
diskusi
5 Mengajukan pendapat yang tajam tetapi
tetap sopan dan terkesan patuh
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 31
Matapelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Sikap dan perilaku diskusi tentang gotong-royong
Kelas/Semester : 2/2
Model Soal : Tes Unjuk Kerja (Performance)
SOAL
Tuliskan sikap dan perilaku siswa dalam bergotong royong terkait dengan keterampilan dan
ketertiban dalam beraktivitas dengan memberikan tanda cek (v) dalam tabel yang tersedia.
1) Bekerjasama dengan teman dalam membersihkan kelas.
2) Serius dalam bekerja membersihkan kelas.
3) Terampil menggunakan alat-alat kebersihan.
4) Mengembalikan perangkat kelas dan menata kembali dengan rapi.
5) Berkreativitas menata lingkungan kelas sehingga nyaman.
Contoh format untuk butir-butir yang dinilai selama kegiatan gotong royong membersihkan
kelas berlangsung.
Berkreasi
Bekerjasama Menata
Serius dalam Trampil meng- menata
dengan teman kelas
Nama murid bekerja mem- gunakan alat2 lingk.
dlm member- dengan
bersihkan kelas kebersihan kelas shg
sihkan kelas rapi
nyaman
Ahmadi
Alirman
Basir
Siti
Ending
Tinah
Zalmah
KUNCI JAWABAN
Berkreasi
Bekerjasama Menata
Serius dalam Trampil meng- menata
dengan teman kelas
Nama murid bekerja mem- gunakan alat2 lingk.
dlm member- dengan
bersihkan kelas kebersihan kelas shg
sihkan kelas rapi
nyaman
Ahmadi V V V -- V
Alirman -- V V -- V
Basir -- V -- V V
Siti V -- V V V
Ending -- -- V -- V
Tinah V V -- V V
Zalmah V V -- V V
Tabel 3.4 skala sikap dan perilaku unjuk kerja dalam penilaian PKn SD
3- 32 Unit 3
Latihan Soal
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi pengembangan model
penilaian PKn SD coba kerjakan latihan di bawah ini!
1. Nilai rapor di SD/MI pada umumnya lebih menekankan pada hasil tes kognitif
Jelaskan mengapa nilai kognitif dan psikomotor tidak dijadikan bahan
pertimbangan?
2. Ada beberapa prisip penilaian dalam menyusun tugas portofolio, Sebut dan
jelaskan bagaimana prinsip-prinsip penilaian portofolio dalam pembelajaran PKn
SD!
3. Mengukur sikap murid SD ternyata cukup sulit. Susunlah satu contoh model tes
afektif yang dapat untuk mengukur perubahan sikap/tingkah laku anak!
4. Setiap guru kelas selalu dihadapkan pada penyusunan soal di kelasnya. Sebut dan
jelaskan bagaimana cara menyusun tes kelas yang baik menurut pendapat
Gronlund!
Rambu-Rambu Jawaban
1. Menurut hasil penelitian sebagian besar guru-guru kurang paham dengan cara
mengaplikasikan model penilaian afektif dan psikomotor, sehingga nilai rapor
hanya diambilkan dari aspek kognitif saja. Oleh karena itu model- model
penilaian dari tiga domain tersebut perlu segera dikembangkan dan di aplikasikan
dalam pembelajaran PKn di SD, agar tidak over kognitif.
2. Ada lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan portofolio, yaitu (a)
saling mempercayai antara guru dengan siswa (mutual trust), (b) keberhasilan
bersama dalam mengumpulkan bahan dan hasil penilaian (confidentiality), (c)
milik bersama antara guru dan siswa (joint ownership), (d) kepuasan terhadap
bukti prestasi (satisfaction), dan (e)sesuai dengan bahan yang dihimpun
(relevance)
3. Contoh soal: Jika ada seorang anak tertabrak mobil, padahal saat itu Anda harus
segera masuk ke kelas untuk melaksanakan UAS, apa yang akan Anda lakukan?
A. Lari cepat karena takut terlambat UAS.
B. Lari cepat karena mencari kendaraan untuk dipasrahkan pada orang agar
dibawa ke dokter.
C. Lari cepat untuk mengantarkan ke rumah sakit.
D. Lari cepat untuk menghubungi polisi
4. Cara menyusun tes yang baik menurut Gronlund adalah.....
A. Menyusun kisi-kisi soal
B. Menentukan langkah-langkah dasar seperti di jelaskan dalam buku ajar
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 33
C. Berorientasi pada tujuan yang diinginkan
D. Bahasanya bahasa baku.
Rangkuman
• Penilaian PKn tidak hanya ditekankan pada domain kognitif saja, melainkan
lebih ditekankan pada domain afektif tanpa meninggalkan domain kognitif dan
psikomotor. Penyusunan model penilaian PKn ini kiranya perlu disosialisasikan
kepada guru-guru SD dan guru-guru MIS, karena pada umumnya guru-guru
tersebut masih melaporkan nilai PKn dalam buku rapot dengan sekedar
menekankan pada nilai rata-rata tes formatif, sub-sumatif, dan sumatif dengan
titik tekan pada domain kognitif saja.
• Penilaian PKn di sekolah dasar hendaknya ditekankan pada nilai rata-rata afektif,
kognitif, dan psikomotor secara menyeluruh sehingga sesuai dengan tujuan PKn
itu sendiri. Dengan model penilaian seperti tersebut, diharapkan warga negara
Indonesia menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau,
dan sadar akan hak dan kewajibannya. Di samping itu, diharapkan kelak menjadi
warga negara yang cerdas, terampil, dan berbudi pekerti luhur.
3- 34 Unit 3
Tes Formatif 2
3. Tes yang dapat digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa dalam
mencapai hasil pembelajaran dengan menggunakan tes….
A. tes formatif
B. tes sub sumatif
C. tes sumatif
D. tes diagnosa
5. Dalam menyusun soal tes sumatif guru PKn di SD dapat mengambil materi dari
semua pokok bahasan yang telah disampaikan. Tindakan ini merupakan aplikasi
dari prinsip….
A. terbuka
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 35
B. objektif
C. representatif
D. kejelasan
6. Bentuk soal pilihan ganda dan sebab akibat merupakan aplikasi dari….
A. tes domain kognitif
B. tes domain afektif
C. tes domain psikomotor
D. tes latihan sehari-hari
8. Berikut ini adalah teknik yang dapat digunakan untuk menilai perubahan sikap
siswa, kecuali….
A. tes tertulis
B. wawancara langsung
C. skala sikap
D. angket
3- 36 Unit 3
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif dari Subunit 2 yang
terdapat pada bagian akhir buku ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan Subunit 2 tersebut.
Rumus:
Apabila angka penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Anda dapat melanjutkan ke
modul berikutnya. Namun, jika penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi Subunit 2 lagi, terutama pada bagian yang belum Anda kuasai.
Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 2, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum
anda kuasai dengan baik. Begitu pula sebaliknya jika sudah lebih dari 80% silahkan
melanjutkan ke Subunit berikutnya
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 37
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
a. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
b. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,
catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
a. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban
latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya
jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang
dianjurkan.
b. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke unit berikutnya
3- 38 Unit 3
Daftar Pustaka
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 39
Kunci jawaban Tes Formatif 1
1. A. Keputusan masing-masing siswa siswa dan menyeluruh.
2. D. Kejelasan, keterbukaan, keseksamaan, keobjektifan
3. A. Sebagai bahan isi raport kenaikan kelas penempatan siswa
4. D. Keseusaian dan kepuasan pembuatan porto folio
5. Tugas membuat porto folio
6. A. Merupakan keharusan ada perbandingan
7. C. Tidak harus dengan pengukuran terlebih dahul
8. C. Membudayakan dan memberadabkan
9. A. Keajegan = keterandalan
10. D. Afektif, kognitif, psikomotor
3- 40 Unit 3
Glosarium
Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 41
Unit 4
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
PKn SD KELAS 1, 2, 3
Ruminiati
Gambar 4.1 Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa
Pendahuluan
P embelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru
dan siswa. Pembelajaran menurut UU SPN No 2 tahun 2003 adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran mempunyai dua manfaat dan karakter. Pertama, dalam proses
pembelajaran, proses mental siswa dilibatkan secara maksimal, maksudnya siswa
tidak hanya mendengar dan mencatat melainkan harus juga berpikir. Kedua, dengan
pembelajaran akan terbangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara terus
4- 2 Unit 4
yang telah tersedia. Jawaban mandiri Anda yang benar dihitung dengan rumus yang
telah disediakan. Dengan demikian Anda secara jujur akan mengetahui sejauh mana
posisi Anda. Jika jawaban Anda yang benar lebih dari 80% berarti Anda dapat
berlanjut ke unit berikutnya.
Pengantar
P ada Subunit 1 ini akan dibahas tiga model pembelajaran PKn SD yaitu, (1)
model pembelajaran induktif dan deduktif, (2) model pembelajaran ekspositori
dan (3) model pembelajaran terpadu. Model pembelajaran ini akan lebih bermakna
apabila didukung dengan teori belajar lain yang relevan, sehingga siswa lebih
termotivasi untuk memahaminya. Akan lebih menyenangkan apabila Anda
menggunakan media yang menunjang, seperti halnya kaset, gambar, audio maupun
video.
Untuk model pembelajaran induktif bertujuan untuk memudahkan cara belajar
siswa usia SD, dan oleh karena itu memerlukan beberapa contoh dan media. Semakin
banyak media yang digunakan, akan semakin mendukung terjadinya proses
pembelajaran. Model pembelajaran ekspositori juga besar manfaatnya bagi anak
SD, terutama kelas rendah.
Guru akan lebih dominan bercerita satu arah, karena siswa kelas rendah,
terutama kelas 1 belum berani untuk memberikan umpan balik. Oleh karena itu, guru
hendaknya mempersiapkan perlengkapan dan media yang dapat memotivasi anak,
bahkan menyiapkan ganjaran agar anak menjadi lebih berani dan termotivasi. Guru
yang mampu membawakan materi dengan menarik dan menyenangkan akan
membuat siswa menjadi terpukau, sehingga siswa sudah puas dengan penjelasan
guru, tanpa ada keinginan bertanya. Pembelajaran ini terkait erat dengan Unit 5
yang juga membahas tentang pembelajaran di kelas tinggi.
Pembelajaran terpadu, juga tidak jauh berbeda karena model ini memadukan
beberapa tema dari mata pelajaran inter maupun antar mata pelajaran. Dampak
positif dari penggunaan model ini adalah: (1) guru dapat memperoleh cakrawala
pengetahuan yang lebih luas, dan (2) siswa dapat memperoleh materi secara utuh.
4- 4 Unit 4
Untuk lebih jelasnya silakan Anda mencermati beberapa model pembelajaran di
bawah ini.
B. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran
dari umum ke khusus. Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang dari khusus
ke umum.
Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam model pembelajaran
dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut.
1. Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
2. Kedua, guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan
definisi dan contoh-contohnya.
4- 6 Unit 4
Setelah itu, guru membimbing siswa untuk mengambil suatu kesimpulan tentang apa
yang dimaksud dengan kerukunan.
Untuk lebih memudahkan pemahaman Anda tentang penerapan model
pembelajaran dengan pendekatan induktif dalam pembelajaran PKn di SD, marilah
kita membelajarkan anak kelas satu, semester satu dengan standar kompetensi
menerapkan hidup rukun dalam perbedaan, (perbedaan jenis kelamin, agama dan
budaya). Marilah kita cermati contoh-contoh model pembelajaran induktif berikut,
dan Anda dapat juga memadukan dengan model pembelajaran lainnya, bahkan Anda
dapat juga memadukan teori belajar Thordhike di dalamnya untuk mendukung
pembelajaran.
Contoh ke satu:
Kelas I Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menerapkan hidup 1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin,
rukun dalam agama dan suku bangsa
perbedaan 1.2 Memberikan contoh hidup rukun melalui
kegiatan di rumah dan di sekolah
Pertemuan pertama
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Kerukunan yang
dilandasi oleh pendekatan induktif skenarionya sebagai berikut:
1. Pertama, Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan
jenis kelamin, agama, suku bangsa.
2. Kedua, Guru mulai menceritakan gambar yang ada di papan tulis tentang
kerukunan dalam menjalankan ibadah. Guru menunjukkan gambar orang
yang saling berdatangan ke tempat orang yang beragama lain untuk
mengucapkan selamat hari besar agama lain, dan gambar anak laki-laki
sedang berjabatan tangan dengan anak perempuan di saat merayakan hari
ulang tahun.
3. Ketiga, Setelah selesai guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang
nama-nama tempat ibadah sesuai dengan gambar yang ada di papan tulis.
Tempat ibadah orang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha
yang didukung dengan media lain, seperti kaset, radio dsb.
4. Keempat, guru memberi pertanyaan apakah anak perempuan dan anak laki-
laki diperbolehkan datang ke rumah teman yang sedang merayakan hari
Tugas:
Silahkan kalian melengkapi contoh gambar di atas sehingga dapat menggambarkan 5
tempat ibadah di Indonesia
4- 8 Unit 4
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Kerukunan yang
dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai berikut.
1. Pertama, Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan
suku bangsa
2. Kedua, Guru mulai menceritakan tentang contoh-contoh macam dan
perbedaan antara suku bangsa yang ada dengan media gambar yang dipasang
di papan tulis.
3. Ketiga, setelah selesai guru memberi penjelasan tentang nama-nama suku
yang ada di Indonesia, kemudian diteruskan dengan penyajian materi yang
menunjukkan akibat tidak rukun dan kegunaan hidup rukun, yang diselingi
dengan menyanyikan lagu wajib satu nusa satu bangsa secara bersama-sama
yang mendukung kerukunan antar suku bangsa.
4. Keempat, guru menunjukkan contoh akibat tidak rukun, contoh perbuatan
rukun dan meminta siswa menyanyikan lagu- lagu daerah yang mereka
dapat, misalnya O Inani Keke. Penilaian kerja kelompok dengan LKS.
5. Kelima, guru bersama siswa membuat menyimpulkan dari contoh-contoh
gambar, contoh lagu/nyanyian, contoh menolong teman yang jatuh walaupun
berlainan suku bangsa, itu menunjukkan bahwa kita harus rukun dengan siapa
pun. Guru membuat penegasan bahwa kita wajib rukun dengan teman siapa
pun, baik laki-laki, maupun perempuan, lain agama, dan lain suku bangsa.
Guru juga menegaskan akibat jika kita tidak hidup rukun dan keuntungan
hidup rukun.Tindak lanjut membuat kliping tentang ragam budaya yang ada
di Indonesia dan dikumpulkan minggu depan.
4 - 10 Unit 4
membuat kliping portofolio sederhana secara berkelompok tentang ketertiban
di rumah dan di sekolah dan dikumpulkan minggu depan.
Contoh di muka menunjukkan penerapan induktif dalam pembelajaran
PKn di SD. Hal mendasar yang perlu Anda ketahui yaitu bahwa anak usia SD
berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini kemampuan pemahaman
anak terbatas pada hal-hal yang bersifat konkrit. Anak belum mampu
memahami hal-hal yang bersifat abstrak dengan baik. Kondisi ini menjadi
alasan mengapa anak usia SD kelas rendah lebih cocok memahami suatu
bahan ajar dengan pendekatan pembelajaran dengan induktif. Pada
pendekatan ini siswa dipertunjukkan terlebih dulu benda atau keadaan yang
dibicarakan baru kemudian dibimbing untuk menarik kesimpulan dari hasil
pengamatan/ pemahamannya. Dengan kata lain, pembelajaran diawali dari
hal-hal yang bersifat konkrit terlebih dulu, diikuti penarikan simpulan.
Apabila pembelajaran diawali dengan pernyataan atau penjelasan-penjelasan
konseptual yang abstrak kemudian diikuti penunjukan contoh-contoh, maka
kemungkinan anak akan sempat mengalami saat ‘bingung’ terlebih dulu,
sebelum pada akhirnya mereka dapat memahaminya.
4 - 12 Unit 4
Gambar 4.6 Anak berhak mendapat kebebasan di sekolah maupun di rumah
C. Model Ekspositori
Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang menekankan
pada interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu
arah, yaitu dari guru ke siswa sehingga guru jauh lebih aktif dari pada siswa.
Guru banyak berbicara untuk menginformasikan bahan ajar kepada siswa,
sementara siswa sebagai objek. Siswa menerima apa yang diceramahkan guru
dan sambil mendengarkan penjelasannya siswa menulis apa yang diperintahkan
guru, atau yang dianggap penting. Model pembelajaran ekspositori lebih tepat
diterapkan pada siswa kelas satu/kelas rendah. Guru menggunakan sistem satu
arah karena anak kelas satu SD cenderung pasif. Mereka baru mampu menerima
ceramah dari guru saja tanpa mampu memberi umpan balik, lebih-lebih jika guru
sudah mempersiapkan semuanya, sehingga siswa sudah nyaman dan tertegun
dengan penjelasan gurunya.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang didasarkan pada
pendekatan ekspositori dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertama, guru menyiapkan materi dan perlengkapan lain yang akan
disampaikan
2. Kedua, apersepsi dengan sedikit mengulangi pelajaran yang lalu
3. Ketiga, setelah itu guru menyampaikan konsep-konsep materi
4. Keempat, guru yang kreatif akan menyiapkan perlengkapan yang mendukung
seperti gambar, kaset, dan yang lain di sesuaikan dengan situasi dan kondisi.
5. Kelima, guru mulai mengadakan pembelajaran, model ini yang aktif guru
lebih-lebih untuk siswa SD kelas satu atau dua, anak masih malu-malu dan
4 - 14 Unit 4
Bagan 4.7 Model Pembelajaran Ekspositori
(Guru aktif siswa pasif)
4 - 16 Unit 4
3. Model Pembelajaran terpadu
Model ini sangat cocok untuk meningkatkan cakrawala dan wawasan guru
serta siswa agar dapat mendapatkan materi secara utuh dan menyeluruh.
Pembelajaran terpadu adalah, suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-
tema yang senada/over laping, kemudian dikemas menjadi tema yang akan
dibahas dalam suatu pembelajaran. Ada sepuluh macam pembelajaran terpadu,
namun disini akan disajikan tiga macam yang dianggap paling tepat untuk
menanamkan sikap nilai, moral, dan norma di SD.Tiga model tersebut adalah
terpadu model keterhubungan (connected), terpada model jaring laba- laba
(webbed) dan terpadu model terintegrasi (intergratedi).
4 - 18 Unit 4
Mendeskripsikan tugas
dan fungsi pemerintah
Memahami system
Mengenal system
pemerintahan RI
pemerintahan tingkat
pusat PKn
Kelas IV
Semester I, Sk 1
Memahami sistem
pemerintah Desa dan
Kecamatan
Memahami sistem
pemerintahan pusat dan Demokrasi
daerah
4 - 20 Unit 4
tema tiga, Pemilihan kepala daerah tingkat Desa/Kecamatan. Sub tema ini
dikembangkan dari materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan
Pembelajaran model keterhubungan ini akan menambah wawasan guru,
sedangkan siswa akan mendapatkan materi yang lebih luas. Pengembangan model
pembelajaran terpadu dengan model lain seperti jaring laba-laba dapat Anda cermati
lagi seperti contoh di bawah ini, karena semakin banyak contoh dan semakin banyak
fariasi Anda semakin jelas. .
Tema-tema Tema-tema
IPS B.Ind /
Daerah
Tema-tema
Nilai juang dalam
perumusan pancasila
Kelas 6
Tema-tema Tema-tema
IPS B.Ind /
Daerah
4 - 22 Unit 4
IPA TEMA MAT TEMA
Terurai pada indikator di dalam Terurai pada indikator di dalam
RPP. Contoh RPP. Contoh
Mengenal hewan dan Geometri dan pengukuran
disekitar rumah dan sekolah
melalui pengamatan
PKn
KD. 2.1 Mengenal pentingnya
lingkungan alam
seperti dunia
tumbuhan dan hewan
IPS . TEMA
Terurai pada indikator di
BAHASA INDONESIA. dalam RPP . Contoh
TEMA Terurai pada indikator Memelihara dokumen koleksi
didalam pribadi dan flora fauna
RPP Contoh KTK
SENI RUPA. TEMA Terurai pada indkator
Menceritakan kegiatan sehari- RPP. Contoh
hari dengan bahasa yang mudah
dipahami orang lain Menyanyikan lagu wajib dan lagu anak
dengan atau tanpa iringan sederhana
Dari gambar di atas dapat dilihat adanya integrasi antara tema mengenal
pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan dengan mata-
pelajaran lainnya. Diharapkan, konsep-konsep yang dapat diambil dari berbagai
mata-pelajaran tersebut dapat memberi makna terhadap pembelajaran anak melalui
model pembelajaran terpadu seperti pada bagan di atas.
Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan
akan sangat bermakna jika dikaitkan dengan kehidupan anak sehari-hari, baik di
rumah, sekolah, maupun dalam masyarakat.
Langkah langkah pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut
a. Langkah pertama, guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran PKn
yang akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain.
b. Langkah kedua, guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki
makna yang sama.
4 - 24 Unit 4
Contoh RPP pembelajaran terpadu model integrated dapat Anda paparkan
pada bagan berikut ini:
Tahap 1:Tahap
perencanaan tema/
Indikator tang di : 1. Menceritakan arti mencintai lingkungan hidup
pilih adalah: (IPA)
2. Menyebutkan 2 jenis Lingkungan (Mat dan IPA)
3. Membandingkan 2 jenis lingkungan (MAT dan
IPA)
4. Menyebutkan 2 macam lingkungan (IPA)
5. Mengenal hewan dan Tumbuhan disekitar rumah
dan sekolah melalui pengamatan (IPA)
6. Membuat cat pewarna dari bahan alam
(Kertakes)
7. Menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku,
kupu-kupu, dll) bersama-sama (Kesenian)
8. Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan
(contoh : tentang gajah, bunga, dsb) (Kesenian
dan B. Indonesia)
9. Mengunjungi kebun binatang (suaka marga
satwa) atau puncak (IPA)
10. Mencari tau manfaat Toga di sekitar kita.(IPA)
11. Akibat bila kita tidak melestarikan hewan yang
ada disekitar kita (IPA dan PKN)
12. Akibat bila kita menebang pohon secara
sembarangan. (IPA dan PKN)
4 - 26 Unit 4
8. Puisi tentang hewan dan tumbuhan
9. Rekreasi ke kebon binatang
10. Membuat TOGA/mengukur ukuran resep berapa
lembar daun sirih, berapa butir kencur, kunyit.
11. Kerusakan alam yang tidak dilestarikan
12. Dampak dari penebangan hutan liar
Metode : 1. Diskusi
Pembelajaran 2. Pengamatan
3. Tanya Jawab
4. Karya wisata
5. Dialog
Media 1. Beberapa macam hewan, tumbuhan disekitar kita
2. Tumbuhan yang dapat dijadikan pewarna
3. Kaset
4. Gambar- gambar binatang dan bunga
Kegiatan Pembelajaran : Tahap 3 Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal : a. Menciptakan suasana: Salam pembuka dan do’a.
b. Pretest : Peserta didik menjawab beberapa
pertanyaan tentang tumbuhan dan hewan di di
sekitarnya.
c. Menghubungkan materi yang telah dimiliki
peserta didik dengan bahan kompentensi baru.
2. Kegiatan Inti : a. Pengorganisasian : Kelompok kecil
b. Prosedur Pembelajaran
1) Tanya jawab mengenai hewan dan
tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan
rumah.
2) Menceritakan hewan dan tumbuhan yang ada
di sekitar sekolah dan rumah
3) Kegiatan pengamatan
4) Melaporkan hasil pengamatan
5) Diskusi kelompok
6) Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi
7) Memberi contoh lingkungan tumbuhan dan
hewan dan cara memeliharanya
8) Membuat rangkuman
4 - 28 Unit 4
Manusia dan hewan saling menyanyangi
4 - 30 Unit 4
Dalam pembelajaran terpadu guru harus memahami benar konsep-konsep
materi atau standart kompetensi dan kompetensi dasar, mana yang akan dijadikan
topik atau masalah pembahasan dalam pembelajaran PKn tersebut dalam
keterkaitannya dengan bidang studi lain. Ketiga model tersebut dapat digunakan
dalam pembelajaran PKn dengan mata pelajaran lain seperti IPS, Bahasa Indonesia,
IPA, Kesehatan, Kesenian dan lainnya seperti pada bagan model webbed dan
integrated. Sedangkan keterhubungan (connected) akan digunakan untuk keterkaitan
dalam satu mata pelajaran misal tema-tema dalam PKn itu sendiri.
Soal Latihan
Rambu-rambu jawaban
1. PKn memang memiliki keterkaitan erat dengan IPS karena ditinjau dari
historisnya keduanya berasal dari rumpun yang sama yaitu Ilmu-ilmm social.
2. Connected adalah keterhubungan materi PKn dengan PKn dengan tema yang
hamper sama pengertiannya.
3. Ya memang berbeda karena webbed mengintegrasikan dengan beberapa mata
pelajaran namun tema-temanya hampir sama.
4. Setuju pendapat Piaget, karena Induktif berdasarkan fakta/contoh-contoh,
kemudian ditarik kesimpulan, yang cocok dengan tingkat perkembangan anak
usia SD.
5. Ya memang berbeda. Perbedaannya jika deduktif berangkat dari kesimpulan lebih
dahulu baru dibuktikan melalui fakta-fakta. Untuk anak usia SD masih terlalu
sulit jika membuktikan hasil kesimpulan.
4 - 32 Unit 4
Tes Formatif
Pilih salah satu jawaban dari pertanyaan dibawah ini yang Anda anggap paling
tepat!
8.Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang paling erat dengan mata
pelajaran PKn sebab….
A. banyak temanya yang sama
B. satu rumpun berasal dari IIS
C. pernah digabung menjadi PKPS
D. berasal dari PPKn
10 Menghubungkan konsep NKRI dengan mata pelajaran lain seprti IPS. Bahasa
daerah, Agama disebut….
A. integrated
B. connected
C. deduktif
D. induktif
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap unit 1
4 - 34 Unit 4
Rumus
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang
Jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80, Anda harus mengulangi lagi unit 1
terutama yang belum anda kuasai.
Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 2, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum
anda kuasai dengan baik.
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
a. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
b. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,
catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
c. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban
latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya
jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang
dianjurkan.
d. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan maka silahkan Anda lanjutkan ke
Subunit berikutnya.
Pengantar
4 - 36 Unit 4
demikian, Subunit 2 ini merupakan implikasi dari unit-unit sebelumnya dan terkait
erat sekali. Selanjutnya marilah kita mencermati bagan contoh analisis kurikulum di
bawah ini.
2. Membiasakan Mengetahui Memiliki sikap Membiasakan diri Ceramah, Gambar, tape Proses : lisan, tulis,
tertib di rumah dan perlunya tata hidup tertib dalam melaksanakan cerita, gambar, recorder, video pengamatan
di sekolah. tertib di mematuhi aturan kegiatan menurut kaset, lagu Hasil : tulis, lisan
sekolah dan dirumah dan peraturan yang
dirumah. disekolah. berlaku.
Kelas I semester 2
1. Menerapkan hak anak di Mengetahui Menghayati dirinya Membiasakan diri Ceramah Video, tape Proses : test lisan,
rumah dan disekolah hak anak di mempunyai hak menggunakan Tanya jawab recorder, LKS
rumah dan dirumah dan haknya dirumah dan Penugasan gambar Tulis tulis, tu-gas,
disekolah disekolah disekolah dengan pengamatan
baik
Pendidikan Kewarganegaraan SD 4- 38
Uraian
Standard kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
2. Menerapkan kewajiban Mengetahui Mempunyai sikap Membiasakan diri
anak dirumah dan disekolah berbagai hidup untuk hidup dengan
bentuk memayuhi mematuhi
kewajiban kewajiban dirumah kewajiban dirumah
dirumah dan dan disekolah. dan disekolah.
disekolah.
Kelas II semester 1
1. Membiasakan hidup Mengenal Menghayati Melatih diri untuk Ceramah, Gambar Proses
kegotong royongan berbagi perlunya gotong berperan serta dalam Tanya jawab, gotong Lisan, porto folio
bentuk royong dalam suatu kegiatan gotong penugasan royong, kaset Hasil
kegiatan kegiatan royong di rumah Tulis. tugas
gotong sekola dan
royong masyarakat.
dalam
rumah,
sekolah dan
masyarakat
2. Menampilkan sikap cinta Mengetaui Membiasakan Memberi contoh Diskusi, Ikan hias, Proses : test lisan,
lingkungan perlunya hidup dengan cinta perilaku saying pada pengamatan, tumbuhan porto folio S, test
mencintai lingkungan lingkungan tanya jawab, yang dapat tulis, pengamatan
2. Menampilkan nilai-nilai Mengenal Menghayati nilai- Mengamalkan nilai- Ceeramah, Gambar Proses
pancasila perlunya nilai pancasila nilai pancasila Tanya jawab, Pancasila Lisan, Tanya
kesadaran dalam sesuai dalam diskusi video, jawab, skala sikap.
teradap kehidupannya kehidupan sehari- pengamatan Hasil
nilai-nilai hari Tes tulis,
pancasila penugasan, tulis
4 - 40 Unit 4
Uraian
Standard kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
Kelas III semester 1
1. Mengamalkan makna Mengetahui Menghargai jasa mengadakan Ceramah, Gambar, kaset, Proses
sumpah pemuda sejarah pahlawan pencetus peringatan hari Tanya jawab, video Kinerja, tes tulis,
terjadinya sumpah pemuda. sumpah pemuda bermain peran, pengamatan, porto
sumpah penugasan folio
pemuda ikrar sumpah
pemuda,
menyanyikan
lagu wajib
2. Melaksanakan norma yang Mengenal Menghargai norma- Membiasakan diri
berlaku di masyarakat norma- norma yang ada di melakukan norma-
norma yang masyarakat. (norma norma yang ada di
berlaku agama, hukum, masyarakat. (norma
dalam kesopanan, agama, hukum,
masyarakat. kesusilaan dan kesopanan,
(norma kebiasaan ) kesusilaan dan
agama, kebiasaan )
hukum,
kesopanan,
kesusilaan
dan
4 - 42 Unit 4
Soal Latihan Subunit 2
1. Menurut anda model pembelajaran apa yang lebih cocok untuk menanamkan
sikap bangga terhadap bangsa Indonesia dalam pembelajaran PKn SD kelas 3
semester dua.
2. Dari soal latihan no.1 di atas apa aspek kognitif yang anda pilih?
3. Apa aspek afektif yang anda pandang cocok?
4. Apa juga aspek psiko motor yang anda anggap tepat?
Rambu-rambu Jawaban
1.Model pembelajaran yang cocok untuk menanamkan sikap bangga kepada bangsa
Indonesia untuk kelas tiga semester dua, silahkan dilihat pada tabel Subunit 2.
2. Aspek kognitif yang akan Anda pilih semua terserah yang akan Anda pilih semua
sudah jelas.
3. Aspek afektif sudah jelas seperti dalam bagan.
4. Aspek psikomotorpun juga sudah jelas. Oleh karena itu cermati sekali lagi analisis
pada Subunit 2.
1. Secara umum ada beberapa rumpun model pembejaran namun untuk kelas 1,2,3
dipilih model pembelajaran induktif, ekspositori dan terpadu.
2.Dalam Subunit 2 ini dilengkapi dengan analisis kurikulum, seperti materi dalam
standar kompetensi, muatan kognitif, afektif, psikomotor.
3.Pengaplikasian metode, media dan penilaian yang telah dipilih dan cocok,untuk
menganalisis kurikulum PKn 2006 sangat membantu guru dalam persiapan
penyusunan silabus dan RPP.
4.Dalam Unit 4 ini selain mengembangkan model pembelajaran PKn SD, juga perlu
mengembangkan alat penilaian. Oleh karena itu dalam penyusunan RPP bentuk
soal jangan pengetahuannya saja yang diukur tetapi secara keseluruhan
4 - 44 Unit 4
Tes Formatif
Bagaimana langkah anda dalam menganalisis kurikulum PKn SD kelas 1,2,3 dengan
standar kompetensi memiliki harga diri sebagai individu. Jelaskan dari beberapa
tinjauan di bawah ini!
1. Jelaskan jika ditinjau dari aspek kognitif!
2. Bagaimana jika ditinjau dari aspek afektif?
3. Bagaimana pula jika ditinjau dari aspek psikomotor?
4. Jelaskan apa bila ditinjau dari beberapa metode yang akan digunakan!
5. Bagaimana pula jika ditinjau dari media yang akan digunakan?
6. Jelaskan dari alat penilaian yang cocok untuk digunakan!
7. Model pembelajaran apa yang akan Anda gunakan?
8. Materi apa yang terkait dengan memiliki harga diri yang akan Anda
kembangkan?
Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif, bandingkanlah jawaban anda dengan
kunci jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum
anda kuasai dengan baik.
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
4 - 46 Unit 4
harga diri, karena dengan contoh yang berlawanan yang baik dan yang buruk
membuat siswa semakin jelas.
8. Sesuai dengan usia anak kelas tiga materi tentang “Menyontek” teman waktu
ujian, menunjukkan perilaku yang tidak memiliki harga diri.Materi ini dapat
dikembangkan sehingga siswa menyadari bahwa menyontek merupakan
perilaku yang menjatuhkan harga diri seseorang terutama setatusnya sebagai
pelajar.
4 - 48 Unit 4
Glosarium
PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 1
berprestasi hingga dapat memotifasi ke yang lebih lanjut. Hal ini senada dengan
teori belajar Thordike.
- Sedangkan guru sebagai evaluator, guru hendaknya secara terus menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai, oleh para siswanya sehingga
memperoleh umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik ini akan
dijadikan umpan dasar untuk memperbaiki peningkatan pembelajaran
selanjutnya. Oleh karena itu disamping penilaian hasil, penilaian proses juga
banyak manfaatnya bagi guru.
- Guru sebagai konselor, pada tingkatan sekolah dasar diharapkan guru dapat
merespon proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus dapat mengetahui
permasalahan siswanya, kemudian membantu memecahkan permasalahannya
sehingga siswa bisa memecahkan permasalahannya sendiri dengan mudah.
- Guru sebagai pelaksana kurikulum, peran guru dalam keberhasilan kurikulum
sangat besar artinya sehingga guru merupakan ujung tombak dan bertanggung
jawab dalam mewujutkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu
kurikulum. Bahkan ada pendapat yang menyatakan walaupun kurikulumnya
bagus, tetapi berhasil atau gagalnya terletak pada tangan guru, karena guru
sebagai pelaksana langsung kurikulum dalam kelas, maka yang langsung
menghadapi permasalahan juga guru.
Selanjutnya dalam Unit 5 ini akan dibahas dua hal yaitu:
Subunit 1. Model model pembelajaran kelas 4, 5, 6
Subunit 2. Analisis kurikulum PKn SD kelas 4, 5, 6.
Dengan mengkaji materi Unit 5 dan Subunit 1 dan 2 ini diharapkan Anda
dapat:
1. Mengembangkan model-model pengembangan pembelajaran PKn SD kelas
4, 5, dan 6, meliputi pengembangan materi, metode, dan penilaian.
2. Mensimulasikan skenario pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, dan 6 melalui
TTM.
3. Mengaplikasikan model pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, dan 6 melalui
TTM.
Dengan demikian, Unit 5 ini terkait erat dengan Unit 4. Agar Anda lebih memahami
Unit 5, langkah-langkah yang Anda lakukan adalah:
1. Pahami isi Unit 5 ini.
2. Apabila belum paham diskusikan dengan teman Anda.
3. Terapkan di sekolah Anda mulai sekarang sehingga jika ada kekeliruan bisa
ditanyakan pada tutor Anda.
Secara lengkap tugas guru dapat Anda lihat dalam bagan berikut ini
5-2 Unit 5
Sebelum Anda melangkah ke unit berikutnya, pahami betul isi dari unit ini, sehingga
akan memudahkan Anda memahami unit yang lain tersebut.
Perlu Anda ketahui pula bahwa dalam buku ini juga dilengkapi dengan soal
latihan/tugas yang dilengkapi dengan rambu-rambu jawaban. Disamping itu
dilengkapi pula dengan soal tes formatif, beserta kunci jawabannya. Sebaiknya soal-
soal ini nanti Anda jawab secara mandiri baru Anda cocokkan dengan kunci jawaban
yang telah tersedia dan akhirnya hasil jawaban mandiri, Anda hitung dengan rumus
yang telah disediakan pula dalam buku ini. Apabila Anda dapat menyelesaikan 80%
lebih, Anda bisa meneruskan ke ke unit berikutnya, namun apabila belum 80%
silakan mencermati lagi hal-hal yang belum Anda pahami. Dengan demikian, Anda
secara jujur akan mengetahui sejauh mana posisi Anda dalam memahami materi dari
unit yang telah Anda pelajari ini. Di samping itu, bahan ajar cetak ini juga didukung
dengan media yang lain seperti audio, video, Web dan sebagainya.
Mantapkan lagi pengertian Anda melalui refleksi, dan saling menukar pikiran dengan
teman/mahasiswa lain, atau orang yang Anda anggap ahli dalam hal materi ini.
Selanjutnya, sekarang marilah kita awali dengan menelaah Subunit 1 di bawah ini.
BAGAN TUGAS GURU
Auto-pengertian:
- Homoludens
- Homo puber
KEMANUSIAA
- Homosapiens
Transformasi diri
Autodentifikasi
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 3
Bagan 5.1diambil dari Usman, 1995:8
Berdasarkan bagan di atas, tugas guru cukup berat dan merupakan tugas yang
mulia karena gurulah, di samping orang tua, yang mendidik generasi penerus untuk
menjadi manusia yang berpengetahuan, berperilaku, dan berketerampilan baik.
5-4 Unit 5
Subunit 1
Model Pembelajaran PKn SD Kelas 4, 5, dan 6
Pengantar
M odel pembelajaran PKn di SD sengaja dijadikan dua unit, yaitu kelas 1,2, dan
3 (kelas rendah) dan kelas 4, 5, 6 ( kelas tinggi). Hal ini bertujuan untuk
mempertimbangkan tingkat usia perkembangan anak, sehingga walaupun
perbedaannya tidak seberapa tetapi cukup bermanfaat, terutama untuk menentukan
situasi pembelajaran di kelas . Untuk siswa kelas 6 tentu berbeda dengan kelas 1. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya. Perlu Anda
ketahui bahwa Unit 5 terkait erat dengan Unit 4 maupun yang lain karena Unit 5 ini
merupakan kelanjutan dari unit sebelumnya. Di dalam unit ini, terdapat metode dan
penilaian, yang dibahas saling terkait dalam Unit 4, 5 dan 6.
Selanjutnya, marilah kita coba mencermati model pembelajaran PKn SD
untuk kelas 4, 5, 6 yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan seperti di
bawah ini. Dalam Unit 5 ini, kita akan mengembangkan model pembelajaran
bermain peran, simulasi sosial, telaah yuris prodensi, inquiri dan pendekatan proses.
A. Bermain Peran
a) Orientasi Model
Bermain peran adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
siswa dalam menemukan jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga,
dan lingkungan masyarakat, dalam memecahkan masalahnya dengan
bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain peran siswa dapat
menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku
orang lain. Model ini dikembangkan oleh George Shaffel.
b) Banyak manfaat dari model bermain peran ini, yaitu :
- Sebagai sarana untuk menggali perasaan siswa
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 5
-
Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan
masalahnya
- Untuk medapatkan inspirasi dan pemahaman yang dapat
mempengaruhi sikap, nilai dan persepsinya
- Untuk mendalami isi mata pelajaran yang dipelajari
- Untuk bekal terjun kemasyarakat dimasa mendatang sehingga siswa
dapat membawa diri menempatkan diri, menjaga dirinya sehingga
sudah tidak asing lagi apabila dalam kehidupan bermasyarakat terjadi
banyak siswa yang berbeda-beda. Setelah anda mengetahui bermain
peran maka anda tentunya juga perlu tahu tentang langkah-langkah
bermain peran.
c) Prosedur/Langkah-langkahnya
1. Guru mengadakan pemanasan (Warming up), guru menjelaskan
permasalahan yang akan dijadikan bahan bermain peran, sikap jujur.
2. Memilih partisipan, guru dan siswa menjelaskan karakter
3. Menata ruang tempat untuk bermain peran biasanya tetap di kelas,
kecuali jika untuk kelas tinggi yang akan digunakan sebagai
pertunjukan perpisahan kelas, perlu ruang /tempat yang sesuai,
biasanya untuk kelas rendah hanya mengatur skenario sederhana,
misal siapa yang jadi anak tidak jujur/ yang jujur dan siapa yang
akan keluar dulu dan seterusnya.
4. Langkah ke empat ini, guru juga memikirkan yang lain, anak yang
tidak main peran juga harus dilibatkan walaupun sebagai penonton
agar supaya mengamati temannya.
5. Langkah kelima; permainan dimulai, walaupun masih banyak anak
yang masih bingung dan malu-malu, sambil tertawa gembira, jika
tidak bisa berjalan dengan baik guru bisa mengehentikan dan
diulang lagi atau bila perlu diganti siswa yang lebih cocok.
6. Guru mendiskusikan tentang pelaksanaan bermain peran ini bila
perlu alur ceritanya diubah sedikit / banyak
7. Permainan diulangi lagi setelah mendapatkan pembenahan-
pembenahan
8. Membahas jalannya main peran, guru memberikan masukan –
masukan agar lebih menjiwai lagi.
9. Guru menutup dan menyimpulkan bersama siswa, namun guru
akhirnya memberi penegasan bahwa dalam gambar tadi ada anak
5-6 Unit 5
yang tidak jujur, dijauhi teman dan anak yang jujur disenangi teman,
disegani teman, guru dan orang tua.
d) Aplikasi
Bermain peran bisa juga untuk memecahkan masalah sosial atau kasus
yang dihadapi publik atau siswa sendiri.
Guru berupaya menegaskan kemampuan untuk menanamkan sikap
perasaan pada dirinya sendiri atau orang lain/teman lain dan dapat
pengetahuan untuk memecahkan masalah
e) Kesimpulan bermain peran dalam pembelajaran PKn SD dapat untuk
mencari jati diri anak dan dapat menanamkan nilai moral dan norma
dalam standar kompetensi memahami sistem pemerintah desa dan
kecamatan
Langkah – langkah
1. Pertama, guru memberikan penjelasan tentang sistem pemerintahan yang
ada di desa dan kecamatan Sumberingin/Karangan Trenggalek
2. Kedua, guru menjelaskan dan memilih peran tentang cara pemilihan
kepala desa/lurah di desa Sumberingin, merupakan salah satu
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 7
perwujudan dari kinerja sebagai perwujudan pelaksanaan sistem
pemerintahan desa dan kecamatan.
3. Ketiga, guru menjelaskan tentang tata cara bermain peran. Pertama-tama
guru dan siswa menata ruang dikelas. Dua baris bangku depan diundurkan
karena akan digunakan untuk bermain peran.
4. Keempat, guru memberi tahu kepada anak yang tidak bermain peran agar
menjadi pemilih sekaligus mencatat tata cara yang digunakan dalam
pemilihan.
5. Kelima, guru memilih setiap siswa yang akan bermain peran.
Amir membawa simbol gambar padi sebagai wakil dari bapak Sumo
Agung membawa simbol gambar mangga sebagi wakil dari bapak Dahlan
Ida membawa simbol gambar ketela sebagi wakil dari Bu Inah
Susi membawa simbol gambar jagung sebagi wakil dari Bu Rita
Siswa yang tidak kebagian peran menjadi pemilih. Mereka memilih
gambar mana yang nantinya akan mereka jadikan pemimpin. Murid
mencatat hal-hal apa saja sewaktu pemilihan.
6. Keenam, setelah selesai, penghitungan suara dimulai, dan yang menjadi
pemimpin adalah bapak Dahlan karena mendapat suara 25. Nah disinilah
tiba saatnya guru menamkan nilai moral sebagai perwujudan pelaksanaan
sistem dengan program pemilihan kepala desa apabila selama perhitungan
suara ada yang tidak setuju dengan berbagai alasan karena mendapatkan
suara sedikit maka guru harus segera menegaskan bahwa sistem
pemilihan ini sudah sesuai dengan prosedur. Disinilan guru menjelaskan
Pemimpin yang baik tidak boleh sombong dan harus tetap baik pada
masyarakat, dan bagi yang tidak terpilih tidak boleh marah dan harus
mendukung program pak Dahlan untuk memajukan desa. Ini merupakan
aktualisasi sistem pemerintahan desa yang menerapkan contoh pemilihan
desa sambil guru berdiskusi tentang cara pemilihan
7. Ketujuh, Sebelum diulang kembali guru terlebih dahulu memberi
masukan agar anak-anak menjadi lebih menjiwai.
8. Kedelapan, diadakan pengulangan bermain peran lagi karena bermain
peran yang pertama masih banyak yang kurang baik.
9. Kesembilan, guru mengakhiri permaian karena siswa belum tampak
memahami bermain peran maka akan ditindak lanjuti di pertemuan
selanjutnya dengan topik yang berbeda.
5-8 Unit 5
10. Kesepuluh, Guru memberikan pertanyaan lisan tentang pemilihan kepala
desa dan tindak lanjutnya di rumah tentang pemilihan RT di kampung
masing masing. Hasilnya dikumpulkan minggu depan.
11. Kesebelas, Guru menjelaskan Sistem pemerintahan kepala desa yang
diterapkan di atas pada waktu pemilian kepala desa. Karena sistem
pemilihan kepala desa bisaanya masih menggunakan simbul dari hasil
pertanian di desa tersebut disini media pendukung sangat diperlukan oleh
guru.
12. Dua belas, menyanyikan lagu desaku yang kucinta setelah itu sebagai
tindak lanjut guru menugaskan kepada siswa merangkum buku PKn
kelas 4 hal yang menyangkut tentang Mengenal lembaga-lembaga dalam
susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan serta
menggambarkan struktur organisasi di desa dan pemerintahan di
kecamatan.
Keterangan:
• Media yang digunakan adalah gambar jagung, padi, mangga, ketela
pohon.
• Papan penghitungan suara
• Kardus untuk memasukkan kotak suara
• Kertas
• Kaset lagu “Desaku Yang Kucinta” (dinyanyikan pada waktu selesai
bermain peran)
Selanjutnya guru memberi penjelasan sebagai pemantapan materi
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 9
Bermain peran di bawah ini merupakan salah satu upaya guru untuk
menanamkan sikap dan perilaku kepada siswa tentang sistem yang digunakan
dalam pemilihan kepala desa dalam pemerintahan. Dengan cara diatas guru
bisa melihat perilaku anak dalam bermain peran. Karena belum mantap
minggu depan akan dilakukan bermain peran lagi dengan ruang lingkup yang
lebih besar yaitu pemilihan Walikota.
Pertemuan Kedua/Model I
Standart kompetensi : Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota dan
propinsi
Model pembelajaran dengan bermain peran tentang pemilihan Bupati
Kelas IV semester 2
2. Memahami sistem 2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan pemerintahan kabupaten, kota, dan propinsi
kabupaten, kota dan 2.2 Menggambarkan struktur organisasi
propinsi kabupaten kota, dan propinsi
5-10 Unit 5
8. Kedelapan, guru mengakhiri permaian dengan memutar
kaset yang berisi lagu pemilihan umum.
9. Kesembilan, Guru memberikan pertanyaan lisan tentang
pemilihan Walikota/ Bupati karena kebetulan bulan depan
masa jabatan bupati yang lama akan berakhir. Selanjutnya
sebagai tindak lanjut guru memberikan tugas porto folio
pada siswa tentang pelaksanaan pemilihan bupati yang akan
datang yang sekarang sudah di ramaikan di media massa.
Guru berjanji bahwa suatu saat nanti para siswa akan diajak
mendatangi kantor kabupaten untuk melihat struktur/sistem
organisasi yang ada di sana. Coba sekarang anda perhatikan
bagaimana susunan pemerintahan kabupat
Kelurahan
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 11
Model I Contoh 3 :
Kelas IV semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mengenal sistem 3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam
pemerintahan tingkat susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti
pusat MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK,
dll.
3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat
pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden, dan
para menteri
Contoh ke tiga ini hampir sama dengan contoh ke satu. Dengan demikian,
langkah-langkah yang digunakan untuk pemilihan presiden hampir sama dengan
langkah-langkah pemilihan walikota. Hanya ruang lingkupnya yang lebih luas, lebih
ketat dalam mencakup seluruh lapisan masyarakat, baik yang ada di desa atau kota.
Saat pelaksanaan bermain peran guru juga melakukan penilaian tentang sikap dan
perilaku moral siswa, serta memperbaiki hal-hal apa yang kurang dan tidak boleh
dilakukan dalam pemilihan serta ditindak lanjuti dengan membuat bagan struktur
lembaga pemerintahan yang ada di pusat.
1. Silakan anda membuat contoh lain tentang model bermain peran
Langkah-langkah bisa mengikuti yang di atas atau menyesuaikan kondisi
anak dan materi yang akan disampaikan.
2. Silahkan anda membuat bagan struktur lembaga pemerintahan negara
yang ada di pusat.
5-12 Unit 5
HASIL KARYA MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN
PERAN
MATA PELAJARAN PKN SD YANG DITAMPILKAN DALAM RANGKA
PELEPASAN KELAS 6 SD.
Gambar 5.2 Para Punakawan ini sebagai sarana dalam pembelajaran model main
peran untuk menanamkan nilai sikap moral kepada siswa -siswi dan pemirsa
yang hadir pada acara malam pelepasan siswa kelas 6.
A. Orientasi Model
Simulasi Sosial adalah suatu studi perbandingan dengan sistem
elektro mekanik yang mengacu pada teori Siber Metika jadi teori ini
menganalogkan bahwa siswa belajar sebagai sistem yang dapat
mengendalikan umpan balik sendiri yang menyerupai mesin. Dalam
penanaman nilai sikap moral, model simulasi ini pernah eksis di program
pemerintah yaitu pada penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4). Model ini dipelopori oleh Sarene Boocock
B. Kegunaan
1. Untuk menghasilkan tindakan sistem terhadap tujuan yang akan
dicapai.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 13
2. Untuk membandingkan dampak dari tindakan tersebut apakah sudah
sesuai dengan tujuan apa belum.
3. Membetulkan kesalahan-kesalahan yang terjadi sebagai kontrol.
C. Prosedur /langkah
Kunci utama adalah guru sebagai fasilitator
1. Pertama, adanya penjelasan dari guru, yang ditujukan pada siswa,
tentang permasalahan yang akan disimulasikan.
2. Kedua, adanya pengawasan dari guru karena yang memerlukan
skenario simulasi adalah guru sebagai fasilitator.
3. Ketiga, adanya pelatihan dari guru, oleh karena itu pengarahan dari
guru harus jelas dan lengkap sehingga tidak terjadi berulang-ulang
melakukan kesalahan
4. Keempat, diadakan diskusi, hal ini perlu dilakukan pada waktu
simulasi berakhir. Dalam diskusi biasanya yang dibicarakan adalah
hasil temuan yang diperoleh, kelayakan simulasi dan kendala-kendala
apa serta upaya apa untuk memperbaikinya.
5. Dengan demikian langkah-langkah simulasi secara singkat adalah 1)
Orientasi, 2) partisipasi, 3) Simulasi, 4) Diskusi
D. Aplikasi
Simulasi PKn banyak manfaatnya bagi siswa agar bisa berpikir
semakin kritis dan bisa mengambil keputusan melalui simulasi tersebut
sesuai dengan isi hatinya dan lebih bisa menghayati dalam kehidupannya.
Model II Contoh 1
Kelas V Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1 Memahami 1.1 Mendeskripsikan negara Kesatuan
pentingnya keutuhan Republik Indonesia
negara Kesatuan 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan
Republik Indonesia Negara Kesatuan Republik
(NKRI) Indonesia
5-14 Unit 5
kesatuan sehingga bila disimulasikan konsep tersebut lebih dipahami oleh
anak.
Langkah-langkah:
1. Pertama, guru menjelaskan tentang gangguan NKRI yang ada di Aceh
dan menjelaskan skenario. Contoh bersimulasi dengan P4 dan cara-cara
yang harus dilakukan dalam simulasi.
2. Kedua, Guru mengawasi jalanya simulasi.
3. Ketiga, Guru melatih cara bersimulasi yang hampir sama dengan cara P4
dengan model kartu yang berisi lembaran pernyataan yang berisi tentang
NKRI.
4. Keempat, Setelah simulasi berjalan didiskusikan dan guru menjelaskan.
Saat simulasi berjalan guru bisa melihat sejauh mana murid bisa
memahami.
Dengan demikian ada empat langkah yang harus dijalankan dalam
model pembelajaran simulasi sosial. Pertama, guru menyajikan topik dan
konsep-konsep yang akan disajikan dan dilanjutkan dengan aturan main
simulasi tentang gambaran umum simulasi. Kedua, guru menyusun skenario
sampai ditemukan skor penilaian, tujuan bermain peran, dll. Ketiga,
pelaksanaan dari simulasi itu sendiri. Siswa sebagai peserta simulasi dan guru
sebagai fasilitator. Empat, diskusi tentang penjelasan yang ada diatas dengan
dialog bebas. Sehingga guru bisa menanamkan nilai sikap moral tentang
NKRI kepada siswa setelah mensimulasikan situasi dan kondisi NKRI di
Aceh. Cara pembelajaran ini bisa diterapkan di kelas mana saja sesuai dengan
kondisi yang ada, sebagai contoh di bawah ini guru dan siswa sedang
berperan aktif melakukan simulasi cara mengatasi gangguan NKRI di
republik ini.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 15
Gambar 3.3 Guru Sedang mengadakan simulasi untuk mencari solusi
Tentang adanya Gangguan NKRI bersama siswa di kelasnya
Model II contoh ke 2 :
Anak diajak untuk Menghargai Keputusan Bersama kelas V semester 2
1. Minggu depan Pramuka SD sumberringin akan mengadakan PERSAMI
(Perkemahan Sabtu Minggu).
2. Pembina pramuka menanyakan pada anggota pramuka, dimana persami
akan diadakan ?
3. Pembina pramuka memberikan masukan tempat-tempat mana yang bisa
dilakukan persami yaitu daerah puncak dan laut.
4. Tahap penentuan ulang akan sikap siswa mana yang bertahan setuju
persami diadakan di puncak atau laut dan mana yang tidak setuju.
Disinilah guru akan melihat jati diri siswa yang sebenarnya dari nilai-nilai
pengetahuan maupun nilai sikapnya kurang bisa mengendalikan diri dan
sebaliknya.
5. Setelah itu diadakan diskusi apakah dengan model ini tadi sudah bisa
dipahami siswa atau belum.
Kelompok I
Setuju jika persami diadakan di puncak. Menurut sebagian angota pramuka
persami membutuhkan medan yang bagus agar bisa melakukan apa yang
telah diajarkan oleh kakak pembina pramukanya tersebut, karena bisa melihat
keindahan alam dari atas , ada yang berpendapat bahwa hawa di puncak
5-16 Unit 5
sangat baik bagi kesehatan. Kelompok ini sambil membacakan program kerja
selama berkemah.
Kelompok II
Kelompok yang tidak setuju persami diadakan di puncak. Menurut mereka
persami di daerah pantai lebih mengasikkan. Mereka bisa bermain pasir,
memancing, dan berenang sambil mengadakan acara persami. Ada juga yang
berpendpat jarak sekolah ke pantai lebih dekat daripada ke puncak sehingga
tidak menghabiskan biaya yang bayak. Sambil merencanakan kegiatan apa
saja yang akan dilaksanakan di sana.
Kelompok III
Kelompk yang setuju diadakan pramuka yang dekat sekolah saja memilih di
kebun raya dengan pertimbangan seperti yang dikemukakan oleh kelompok
satu.
Pada pertemuan yang kedua siswa sudah mulai bisa memahami tentang
pelajaran yang diberikan oleh guru. Begitu seterusnya hingga terjadi keputusan dan
siswa mau mengakui kekalahanya karena dari hasil yang diperoleh banyak yang
memilih berkemah ke kebun raya dari pada ke pantai. Dengan adanya masalah diatas
guru memberikan pemahaman yang baik bahwa Guru menegaskan bahwa ini cocok
untuk PKn. dengan hal demikian ini guru bisa menilai sikap moral anak
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 17
Guru sebagai fasilitator sedang mengadakan simulasi untuk menentukan lokasi
kegiatan pramuka
Penentuan lokasi masih menjadi pro dan kontra.
5-18 Unit 5
B. Kegunaan
Manfaatnya untuk melatih agar siswa peka terhadap permasalahan-
permasalahan sosial, sehingga bisa mengambil sikap terhadap permaslahan
yang dihadapai. Di samping itu model ini juga bermanfaat untuk melatih
siswa agar dapat menerima dan menghargai sikap terhadap orang lain
walaupun bertentangan dengan dirinya.
C. Prosedur /langkah-langkahnya
1. Berorientasi pada kasus yang akan dipecahkan dengan demikian guru
menjelaskan pada siswa apa yang akan diperdebatkan.
2. Siswa mensimulasi pada fakta maksudnya apa saja kira-kira masalah
sosial di seputar dunia pendidikan yang perlu diangkat.
3. Siswa diminta untuk berpendapat, bagaimana pendapat siswa seharusnya
kebijakan dalam bersikap. Guru menggali sikap siswa yang kontradiksi
maksudnya yang menyebabkan terjadinya konflik pendapat itu apa, disini
atas bimbingan guru siswa supaya mengajukan argumentasi yang logis
dan rasional.
4. Tahap penentuan ulang akan sikap siswa, tetap bertahan dengan
pendapatnya atau berubah mengikuti lawan debatnya, sehingga akan
terjadi perubahan sikap atas kesadaran sendiri tanpa paksaan.
5. Diskusi, apakah argumentasi tersebut terlepas atau tidak untuk menguji
asumsi tentang fakta definisi dan konsekuensinya sebagai contoh dari
model telaah yurisprodensi adalah kelas VI standar kompetensi
memahami perundang-undangan pusat dan daerah. Kasus penerapan UU
tentang standar nilai lulus diatas nilai 5. Contoh kelas 5 semester II
dengan standar kompetensi “Menghargai keputusan bersama”. Kasus
pendidikan tentang kelulusan UAN syarat lulus tidak boleh ada nilai 5
walaupun mata pelajaran lainnya 9 dan 10 jika ada satu mata pelajaran
bernilai 5 maka akan tidak lulus maka terjadilah pro dan kontra. Ada
kelompok diskusi yang setuju tidak lulus dengan nilai 5 tetapi ada
kelompok diskusi yang setuju jika nilai 5 tidak diluluskan. Langkah-
langkah simulasi yurisprodensi inqury sebagai berikut.
Kesimpulan yang diperoleh dari model pembelajaran telaah
Yurisprodensi inquiry adalah guru bisa menanamkan sikap moral mengenai
memahami peraturan UU tingkat pusat atau daerah.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 19
Contoh Model Simulasi Sosial Kelas V Semester 2 dengan Standar
Kompetensi Menghargai Keputusan Bersama, dengan Kasus Kontradiksi
Kelulusan UAN
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mahami kebebasan 3.1 Mendeskripsikan pengertian
berorganisasi organisasi
3.2 Menyebutkan contoh organisasi di
lingkungan sekolah dan masyarakat
3.3 Menampilkan peran serta dalam
memilih organisasi di sekolah
4. Menghargai 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan
keputusan bersama bersama
4.2 Memenuhi bentuk-bentuk keputusan
bersama
Langkah-langkah:
1. Pertama, guru membacakan kasus pro dan kontra yang ada di koran
tentang undang undang pendidikan (kelulusan dalam penilaian UAN).
2. Kedua, mengkaji ulang langkah-langkah tentang kasus yang ada.
3. Ketiga, memberikan pertanyaan kepada siswa tentang permasalahan yang
ada serta alasan memilih jawaban setuju atau tidak setuju.
4. Keempat, guru menggali sikap siswa dengan cara dialog dengan guru dan
siswa khususnya dengan guru dan kelompok-kelompok yang telah
dibentuk. atas bimbingan guru siswa diarahkan untuk mengajukan
argumentasi yang logis, valid, rasional dan dialami sehari-hari.
5. Kelima, tahap penentuan ulang akan sikap siswa mana yang bertahan
setuju, dan mana yang tidak setuju. Disinilah guru akan melihat jati diri
siswa yang sebenarnya dari nilai-nilai pengetahuan maupun nilai sikapnya
6. Keenam, setelah itu diadakan diskusi apakah dengan model ini tadi sudah
bisa diserap siswa atau belum.
Untuk lebih jelasnya silakan Anda memperhatikan bagan di bawah ini !
5-20 Unit 5
Guru
kelompok setuju
Gambar 5.5 suasanakelompok pasifsimulasi sosial
kelompok kelompok tidak setuju
Kelompok II
Masih binggung karena merasa semua ada benarnya dan ada salahnya jadi
tidak berani memilih, akhirnya kelompok ini mengikuti suara terbanyak
dengan ikhlas karena semua argumentasi kelompok baik dan benar. Jadi
mana saja yang jadi putusan mengikuti saja.
Kelompok III
Kelompok yang tidak setuju jika tidak diluluskan karena tidak menghargai
jerih payah temannya yang sudah belajar sehingga bisa mendapatkan 9 atau
10, tapi diluluskan, alasan lain kakaknya sedang ikut ujian dan khawatir kalau
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 21
tidak lulus, dan masih banyak lagi alasan lain. Jadi kelompok ini menyetujui
pendapat orang yang lemah.
Begitu seterusnya hingga terjadi keputusan dan siswa mau mengakui
kekalahanya, jadi Undang-undang pendidikan bisa mengundang pro dan
kontra dengan teman tidak ada kaitannya dengan masalah ini. Dengan adanya
masalah di atas guru memberikan pemahaman yang baik dan guru
menegaskan bahwa simulai ini cocok untuk PKn. Dengan hal ini guru bisa
menilai sikap moral dari segi kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
Keuntungannya simulasi ini bisa melatih siswa berfikir kritis, rasional,
belajar berorganisasi, mau mengakui kelebihan orang lain jika ternyata
dirinya kalah, dan mau menghargai orang lain walaupun dirinya yang
menang. Simulasi seperti ini perlu dikembangkan untuk menuju warga negara
yang baik.
5-22 Unit 5
Model 4 contoh 1 :
S S S
S
S
S G M
S S S S S
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 23
Kelas VI semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai nilai-nilai 1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang
juang dalam proses dalam proses perumusan Pancasila
perumusan pancasila sebagai Dasar Negara
sebagai dasar negara. 1.2 Menceritakan secara singkat nilai
kebersamaan dalam proses
perumusan Pancasila sebagai dasar
negara
1.3 Meneladani nilai-nilai juang para
tokoh yang berperan dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara dalam kehidupan sehari-hari
Setelah memahami Unit 5 ini marilah kita menganalisis kurikulum PKn pada Subunit
2. di bawah ini!
5-24 Unit 5
Selanjutnya kembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi di sekolah Anda.
Soal Latihan
1. Silakan Anda membuat skenario bermain peran dengan topik yang Anda
pilihkan dari materi SD kelas empat.
2. Membuat model pembelajaran simulasi telaah yurisprodensi inqury dengan
standar kompetensi. Anda pilihkan dari materi SD kelas lima
3. Silakan Anda menyusun model pendekatan proses untuk kelas enam
4. Jelaskan apa kelebihan dari bermain peran!
5. Jelaskan pula kekurangan dari bermain peran!
Rambu-rambu jawaban
1. Pelajari kembali langkah-langkah bermain peran!
2. Baca sekali lagi model yurisprodensi inquiry
3. Perhatikan model proses sebagaimana yang telah dijelaskan di atas!
4. Salah satu kelebihan bermain peran adalah siswa menjadi berani, dan bisa
menjiwai perasaan orang lain, sehingga siswa menjadi sadar bahwa di luar
dirinya ada berbagai perbedaan yang dialami orang lain
5. Kekurangan bermain peran adalah tidak semua siswa mampu memerankan
peran yang harus dilakukan. Bahka tidak sedikit siswa yang tidak bersedia
karena malu-malu.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 25
Rangkuman
Bermain peran terdiri dari beberapa langkah, yaitu pemanasan, pemilihan
partisipan, penyiapan pengamat, menata panggung, main peran, diskusi, serta
kesimpulan. Namun kalau untuk di kelas tidak harus menata panggung. Prose bermain
peran dapat memberikan contoh perilaku siswa untuk menggali perasaan,
mengembangkan ketrampilan, memperoleh inspirasi, dan mendalami mata pelajaran.
Sedangkan bermain peran simulasi bisa merangsang berbagai bentuk belajar seperti
kerjasama, impati, sistem sosial, dan pengambilan keputusan. Prosedur bermain peran
terdiri dari : pemanasan, memainkan peran, menyiapkan panggung, memilih peran,
diskusi dan evaluasi, berbagi pengalaman dan kesimpulan.
Prosedur pembelajaran telaah yurisprodensi inqury terdiri dari beberapa
langkah yaitu orientasi kasus, pengambilan posisi sikap, mengidentifikasi isu,
memperjelas ulang dan meperkuat sikap, menguji asumsi.
5-26 Unit 5
Tes Formatif
Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 2, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal 80% pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil dengan
baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya. Sebaliknya,
jika jawaban yang benar kurang dari 80% silahkan pelajari kembali pelajaran yang
ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai dengan
baik.
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
a. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
b. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
c. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik yang dianjurkan.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 27
d. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke bab berikutnya.
Selanjutnya marilah kita memahami Subunit 2 di bawah ini.
5-28 Unit 5
Subunit 2
Analisis Kurikulum PKn SD
Pengantar
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 29
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
Kelas IV semester 1
1. Memahami sistem Mengenal Membisakan Mematuhi • Ceramah • Buku • Tanya jawab
pemerintahan desa perlunya sistem bersikap sesuai semua sistem • Tanya jawab • Kantor • Tes tulis
dan pemerintahan yang ada di dengan sistem yang ada di • Pengamatan desa dan • Tes lisan
kecamatan desa, yang berlaku di desa, kecamatan • Simulasi kecamatan • Kliping
kecamatan. desa, kecamatan
Kelas V semester 1
1.Memahami Mengetahui Menampilkan Mencegah • Ceramah • Buku • Tanya jawab
pentingnya keutuhan perlunya sikap perilaku perpecahan • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
Negara Kesatuan menjaga yang terjadinya • Simulasi • Televisi • Tes lisan
Republik Indonesia keutuhan NKRI mencerminkan NKRI • Sosio drama/ • Kliping
(NKRI) sikap pentingnya bermain • Sikap
Negara kesatuan peran Nasionalisme
NKRI
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 31
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
2. Mematuhi Mengenal Ikut berperan Melakukan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
peraturan peraturan dalam dengan disiplin • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
perundang- perundangan mensosialisasikan undang-undang • Simulasi • Televisi • Tes lisan
undangan tingkat yang ada di peraturan yang ada di • Video • Kliping
pusat dan daerah daerah dan perundangan daerah dan • Sikap
pusat. yang ada di pusat. Nasionalisme
daerah dan pusat.
Kelas V semester 2 Mengetahui Menghargai Ikut aktif dalam • Ceramah • Buku • Tanya jawab
1.Memahami pentingnya kebebasan organisasi yang • Tanya jawab • Organisasi • Tes tulis
kebebasan berorganisasi berorganisasi ada di sekolah • Simulasi di sekolah • Tes lisan
berorganisasi • Bermain • Sikap aktif
peran berorganisasi
5-32 Unit 5
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
Kelas VI semester 1 Mengetahui Mengenang jasa Mengamalkan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
1. Menghargai nilai- sejarah pahlawan yang nilai pancasila • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
nilai juang dalam perumusan ikut dalam hasil perjuangan • Simulasi • TV • Tes lisan
proses perumusan pancasila perumusan para pahlawan • Bermain • Tape • Kliping
pancasila sebagai sebagai dasar pancasila sebagai terdahulu. peran recorder • Sikap
dasar Negara Negara dasar Negara • Video
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 33
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
Kelas VI semester 2
1. Memahami peran Mengenal Membisaakan diri Memanfaatkan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
Indonesia dalam perlunya ikut untuk menyadari kesempatan • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
lingkungan negara berperan dalam adanya kerjasama hasil hubungan • Bermain • Televisi • Tes lisan
asia tenggara lingkungan Asia antar Negara di dengan Negara- peran • Kliping
Tenggara asia tenggara negara di Asia • Diskusi
Tenggara
2. Memahami peran Mengetahui Menyadari Ikut berperan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
politik luar negeri perlunya politik pentingnya politik aktif dalam • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
Indonesia dalam era luar negeri luar negeri kegiatan politik • Televisi • Tes lisan
globalisasi Indonesia dalam Indonesia luar negeri • Kliping
era globalisasi Indonesia
5-34 Unit 5
Soal Latihan
Analisislah kurikulum PKn SD dengan standar kompetensi mengenal pemerintahan
tingkat pusat.
1. Cari aspek kognitifnya!
2. Analisis aspek afektifnya!
3. Cari juga aspek Psikomotornya!
4. Cari metode dan media yang Anda anggap lebih tepat!
5. Susun pula aspek penilaiannya!
Rangkuman
Model pembelajaran menurut Sokrates menggunakan enam langkah yaitu orientasi
terhadap kasus, mengidentifikasi isu, pengambilan posisi atau sikap, penggalian
argumentasi, memperjelas, menguji asumsi tentang fakta dan konsekuensi. Model ini
cocok untuk pembelajaran menanamkan sikap, nilai moral dan norma. Sedangkan
pembelajaran yuris prodensi terdiri dari enam langkah yaitu orientasi terhadap kasus,
memperjelas ulang, menguji asumsi tentang fakta dan konsekuen, mengidentifikasi
isu. Ini semua bisa untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan PKn di SD
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 35
Tes Formatif 2
Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif, bandingkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar minimal
80 persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil dengan baik.
Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya. Sebaliknya, jika
jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali pelajaran yang
ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai dengan
baik.
5-36 Unit 5
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam
bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal,
selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada
dalam topik yang dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesuai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke bab berikutnya.
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 37
10. Model pembelajaran pendekatan proses, sehingga semua menunjukkan perilaku
aktif dalam pemilihan ketua kelas. Bisa juga dengan model pembelajaran
bermain peran.
5-38 Unit 5
Daftar Pustaka
Wahab, Aziz dan Udin. 2005. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).
Penerbit: Universitas terbuka
Pusat Penelitian Pendidikan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. 20003.
Laporan Penelitian Pengembangan Model-Model Pembelajaran terpadu
untuk PPKn SD. Penerbit: Departemen Pendidikan Nasional Dirtektorat
Jenderal Pendidikan dasar dan menengah Direktorat TK dan SD.
Sukmaningadji, Sandra dkk. 20006. Panduyan Belajar Mahasiswa: Mata Kuliah
Kapita Slekta Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penerbit: Departemen
Pendidikan Nasional.
Corey dalam Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta
Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 39
Glosarium
5-40 Unit 5