Anda di halaman 1dari 252

Penulis

Ruminiati

Penelaah Materi
Marijo

Penyunting Bahasa
Jaslin Ikhsan

Layout
Nurjahati
Tinjauan Mata Kuliah

B uku Pembelajaran PKn SD ini terdiri dari 6 unit, yaitu unit satu membahas
tentang teori belajar dan pembelajaran, PKn sebagai pendidikan nilai,
moral,norma serta analisis materi PKn SD dalam kurikulum 2006; Unit dua
membahas tentang strategi, metode dan media PKn SD; Unit tiga tentang penilaian
PKn SD; Unit empat tentang model pembelajaran PKn SD kelas 1, 2, 3; Unit lima
tentang model pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, 6; dan Unit enam membahas tentang
penyusunan silabus, RPP, Delapan ketrampilan dasar mengajar serta implikasi pada
simulasi pembelajaran PKn SD.
Perlu Anda ketahui bahwa unit 1 membahas tentang teori belajar dan
pembelajaran, PKn sebagai pendidikan nilai, moral dan norma, serta analisis materi
PKn SD dalam kurikulum 2006 . Teori belajar dan pembelajaran mengacu pada teori
konstruktivisme, kognitivisme, moralitas, dan humaniora, walaupun tidak semuanya
diimplikasikan dalam penyusun model pembelajaran PKn SD. Unit satu bertujuan
untuk menjelaskan teori belajar dan pembelajaran sehingga menambah wawasan
mahasiswa dalam menciptakan suasana belajar yang kreaktif dan menyenangkan.
Unit satu ini besar sekali manfaatnya, karena Anda akan memiliki kemampuan
menganalisis 24 standar kompetensi PKn SD dari kandungan nilai moral dan norma,
seperti yang tercantum dalam Kurikulum 2006. Dengan demikian, Anda akan dapat
mengetahui sejauh mana kandungan nilai, moral, dan norma yang terdapat pada
materi PKn SD tersebut.
Unit 2 merupakan kelanjutan dari Unit 1. Unit 2 membahas tentang strategi,
metode, dan media pembelajaran SD. Tujuan dari unit dua adalah agar Anda tidak
rancu lagi dalam memahami strategi dan metode pembelajaran. Manfaat yang Anda
peroleh dari unit 2 adalah Anda akan memperoleh kemampuan dalam memadukan
penerapan strategi, metode, dan media pembelajaran dalam satu kegiatan
pembelajaran PKn SD.
Unit 3 juga merupakan kelanjutan dari unit 1 dan unit 2, yang bertujuan untuk
mengembangkan alat penilaian PKn yang benar, karena selama ini masih

iv Tinjauan Matakuliah
menekankan pada satu aspek saja sehingga belum mengenai sasarannya. Unit 3 ini
bermanfaat besar bagi dunia pendidikan karena membahas tentang penilaian PKn SD
yang selama ini menjadi polemik dalam dunia pendidikan sebagai over cognitive.
Dengan demikian, diharapkan Anda dapat membuat alat penilaian PKn SD yang
seimbang antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotornya. Problem over cognitive
ini menjadi persoalan pendidikan yang serius, mengingat masalah yang dihadapi
bangsa juga beragam, dan tidak bisa didekati dengan over kocnitiv saja.
Unit 4 membahas tentang pengembangan model pembelajaran PKn SD kelas 1,
2, dan 3. Tujuan yang dapat dicapai dari Unit 4 ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan Anda dalam mengembangkan model pembelajaran yang kreaktif dan
menyenangkan. Manfaat yang dapat Anda peroleh dari Unit 4 ini adalah Anda
menjadi lebih mampu menganalisis kurikulum PKn kelas 1, 2, 3 sehingga
memudahkan dalam penyusunan RPP dalam KTSP.
Unit 5 membahas tentang pengembangan model pembelajaran PKn SD kelas 4,
5, dan 6. Tujuannya juga sama dengan unit empat yaitu untuk meningkatkan
kemampuan Anda dalam mengembangkan model pembelajaran yang kreaktif dan
menyenangkan. Manfaat yang dapat Anda peroleh dari Unit 5 ini adalah kemampuan
Anda, selaku guru, dalam menganalisis Kurikulum PKn SD kelas 4, 5, 6 sehingga
siap menjadi RPP dalam Kurikulum 2006.
Unit 6 membahas tentang silabus, RPP, dan delapan keterampilan mengajar,
beserta implikasinya terhadap simulasi pembelajaran PKn. Tujuan yang ingin dicapai
adalah agar lekas melaksanakan kurikulum 2006, karena fakta di lapangan belum
semua sekolah sudah memulai kurikulum tersebut. Manfaat yang dapat Anda
peroleh dari Unit 6 ini adalah tercapainya kemampuan guru dalam hal penyusunan
silabus dan RPP sehingga contoh dalam unit enam ini bisa dijadikan motivasi dan
pertimbangan dalam penyusunan silabus dan RPP. Selain itu manfaat lain untuk
meningkatkan kemampuan Anda dalam menggunakan ketrampilan dasar mengajar
dalam simulasi pembelajaran PKn sehingga dalam unit enam ini juga dilengkapi
dengan lembar penilaian PPL.
Matakuliah Pembelajaran PKn SD merupakan suatu matakuliah yang diberikan
kepada Mahasiswa PJJ S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Matakuliah ini berbobot
2 SKS. Materi ini secara umum bertujuan untuk mencapai kemampuan penguasaan
substansi dasar komponen pembelajaran PKn SD. Bahan ajar dikemas dalam bentuk
bahan ajar cetak berupa buku ajar dan memiliki manfaat yang besar karena Anda
akan mendapat pengalaman belajar dalam bentuk mengkaji berbagai konsep dan
contoh penerapannya serta melakukan pembelajaran yang aktif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM). Mata kuliah yang terdiri dari 6 unit ini satu sama lain

Pendidikan Kewarganegaraan v
saling keterkaitan erat dan secara hirarkis sehingga unit 1 merupakan teori-teori yang
akan dipakai dasar acuan unit 2, 3, 4, dan 5, sedangkan unit enam merupakan titik
kulminasi dari perwujudan buku pembelajaran PKn SD ini. Konsep-konsep yang
Anda pelajari ditulis sebagai berikut.
Unit 1 Teori Belajar dan Pembelajaran, PKn sebagai Pendidikan Nilai, Moral dan
Norma, serta Cara Menganalisis Materi PKn SD dalam Kurikulum 2006
Unit 2 Srategi, Metode dan Media serta Pengaplikasiannya dalam Pembelajaran
PKn SD
Unit 3. Penilaian PKn SD yang menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang.
Unit 4. Pengembangkan model pembelajaran PKn SD kelas 1, 2, 3 serta
aplikasiannya dalam kurikulum 2006.
Unit 5. Pengembangkan Model Pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, 6 serta
Penerapannya dalam Kurikulum 2006.
Unit 6 Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta
Penerapan Keterampilan Dasar Mengajar dalam Simulasi PKn SD.

Setelah selesai mempelajari mata kuliah ini anda akan memiliki kemampuan
untuk merancang pembelajaran PKn SD yang mendidik sekaligus menyenangkan
bagi siswa sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut anda akan dibekali
beberapa macam model pembelajaran yang aktif kreatif, efektive dan menyenangkan
untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan anda sebagai guru
sebaiknya mengenali mereka menggidentifikasi perilaku awal dan karakteristik
mereka sesuai dengan teori belajar. Selanjutnya anda harus mampu memilih dan
menentukan model pendekatan pembelajaran mana yang saudara anggap tepat dalam
membelajarkan PKn di SD. Pendekatan tersebut diantaranya melalui model
pembelajaran induktif-deduktif ekspository, terpadu, pendekekatan pembelajaran
sosial, model pendekatan pembelajaran perilaku, dan pendekatan proses serta
simulasi. Mata kuliah ini memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lain terutama
yang serumpun seperti mata pelajaran IPS, dan disiplin ilmu-ilmu sosial lainya.
Dalam mempelajari mata kuliah ini, mahasiwa dapat menerima materi melalui
tatap muka, dan tidak langsung, seperti buku ajar/ modul, dan non cetak seperti video
serta Web internetj yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Mata kuliah ini sangat
penting bagi anda sebagai guru karena selain tujuan di atas mata kuliah ini juga

vi Tinjauan Matakuliah
untuk memudahkan mahasiswa dalam menyampaikan bahan ajar pada siswa di
kelasnya.
Profesi anda sebagai guru merupakan pekerjaan yang mulia karena dalam
dunia pendidikan maupun dalam masyarakat guru merupakan sosok yang
mengemban tugas yang mulia karena dapat membentuk watak anak (siswa SD/MI)
sebagai calon generasi penerus bangsa sehingga bisa dikatagorikan sebagai tugas
yang bernuansa pengabdian dan profesional. Guru sebagai ujung tombak dalam
dunia pendidikan dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran.
Agar Anda memahami buku ini dengan baik, ikutilah TTM dengan baik.
Diskusikan materi yang diajarkan tersebut dengan teman Anda. Apabila menemui
kesulitan, segeralah bertanya kepada tutor atau dosen Anda. Selamat belajar, selamat
bekerja, dan semoga sukses selalu menjadi milik Anda.

Pendidikan Kewarganegaraan vii


Kata Pengantar
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) memiliki ciri utama keterpisahan ruang dan waktu antara
mahasiswa dengan dosennya. Dalam PJJ, keberadaan bahan ajar memiliki peran
strategis. Melalui bahan ajar, mahasiswa secara mandiri mampu belajar, berefleksi,
berinteraksi, dan bahkan menilai sendiri proses dan hasil belajarnya.

Paket bahan ajar PJJ S1 PGSD ini tidak hanya berisi materi kajian, tetapi juga
pengalaman belajar yang dirancang untuk dapat memicu mahasiswa untuk dapat
belajar secara aktif, bermakna, dan mandiri. Paket bahan ajar ini dikemas secara
khusus dalam bentuk bahan ajar hybrid yang meliputi:
a. Bahan ajar cetak,
b. Bahan ajar audio,
c. Bahan ajar video, serta
d. Bahan ajar berbasis web.

Seluruh paket bahan ajar ini dikembangkan oleh Konsorsium PJJ S1 PGSD yang
terdiri dari 10 Perguruan Tinggi (PT), yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas
Katolik Atmajaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Tanjungpura, Universitas Nusa Cendana, Universitas Negeri Makassar,
Universitas Cendrawasih, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA,
Universitas Pattimura, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri
Gorontalo, Universitas Negeri Jember, Universitas Lampung, Universitas Lambung
Mangkurat, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Mataram, Universitas
Negeri Semarang, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Negeri Solo, dan
Universitas Haluoleo. Proses pengembangan bahan ajar ini difasilitasi oleh
SEAMOLEC.

Semoga paket bahan ajar ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan program PJJ S1 PGSD di tanah air.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi


Pjs. Direktur Ketenagaan,

Supeno Djanali
NIP. 130368610
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi ............................................................................................................... i
Tinjauan Mata Kuliah ...........................................................................................

UNIT 1 : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN SERTA PKN


SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI, MORAL,
DAN NORMA ....................................................................... 1.1
Subunit 1 : Pengertian Belajar dan Pembelajaran ...................................... 1.3
Latihan : .................................................................................................. 1.17
Rangkuman : .................................................................................................. 1.18
Tes Formatif 1 :................................................................................................... 1.19

Subunit 2 : Pengertian Konsep, Nilai, Moral, Norma dalam Pembelajaran


PKn SD dan Analisis materi Pembelajaran PKn SD
dalam Kurikulum 2006 ............................................................ 1.24
Latihan : .................................................................................................. 1.37
Rangkuman : .................................................................................................. 1.38
Tes Formatif 2 :................................................................................................... 1.39
Daftar Pustaka : ................................................................................................... 1.55
Glosarium :................................................................................................... 1.56

UNIT 2 : PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA


DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SD................................................ 2.1
Subunit 1 : Pengertian Strategi, Metode, dan Media Pembelajaran........... 2.3
Latihan : ................................................................................................. 2.25
Rangkuman : ................................................................................................. 2.26
Tes Formatif 1 : .................................................................................................. 2.27

Pendidikan Kewarganegaraan i
Subunit 2 : Langkah-Langkah Pemilihan dan Penggunaan Metode
dan Media Pembelajaran PKn SD............................................. 2.30
Latihan : ................................................................................................... 2.50
Rangkuman : .................................................................................................. 2.52
Tes Formatif 2 : ................................................................................................... 2.53
Tes Formatif 3 : ................................................................................................... 2.60
Daftar Pustaka : ................................................................................................... 2.62

UNIT 3 : PENILAIAN PEMBELAJARAN PKN SD ............................. 3.1


Subunit 1 : Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Penilai PKn SD......... 3.4
Latihan :.................................................................................................... 3.12
Rangkuman : .................................................................................................. 3.13
Tes Formatif 1 : ................................................................................................... 3.14

Subunit 2 : Pengembangan Model Penilaian PKn SD ................................ 3.17


Latihan : ................................................................................................... 3.33
Rangkuman : .................................................................................................. 3.34
Tes Formatif 2 : ................................................................................................... 3.35
Daftar Pustaka : ................................................................................................... 3.39
Glosarium : ................................................................................................... 3.41

UNIT 4 : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN


PKn SD KELAS 1, 2, 3............................................................. 4.1
Subunit 1 : Model Pembelajaran PKn SD Kelas 1, 2, 3 (kelas rendah)
Pendekatan Induktif/Deduktif .................................................. 4.4
Latihan : ................................................................................................... 4.31
Rangkuman : .................................................................................................. 4.32
Tes Formatif : ................................................................................................... 4.43
Subunit 2 : Analisis Pengembangan Kurikulum PKn SD kelas 1, 2, 3
sebagai Bahan Masukan untuk Menyusun RPP Dalam
Simulasi PKn SD....................................................................... 4.36
Latihan : ................................................................................................... 4.43
Rangkuman : .................................................................................................. 4.44
Tes Formatif : .................................................................................................. 4.45
Daftar Pustaka : ................................................................................................... 4.48
Glosarium : .................................................................................................. 4.49

ii Daftar Isi ii
UNIT 5 : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SERTA
ANALISIS KURIKULUM PKn SD KELAS 4, 5, 6 .............. 5.1
Subunit 1 : Model Pembelajaran PKn SD Kelas 4, 5, dan 6....................... 5.5
Latihan : .................................................................................................. 5.25
Rangkuman : .................................................................................................. 5.26
Tes Formatif : .................................................................................................. 5.27

Subunit 2 : Analisis Kurikulum PKn SD.................................................... 5.29


Latihan : .................................................................................................. 5.35
Rangkuman : .................................................................................................. 5.35
Tes Formatif 2 : .................................................................................................. 5.36
Daftar Pustaka : .................................................................................................. 5.39
Glosarium : .................................................................................................. 5.40

UNIT 6 : PENYUSUNAN SILABUS DAN RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, SERTA
PENGAPLIKASIAN KETERAMPILAN DASAR
BELAJAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN
PKn SD .................................................................................... 6.1
Subunit 1 : Menyusun Silabus dan RPP PKn SD Sesuai
Kurikulum 2006 ....................................................................... 6.3
Latihan : .................................................................................................. 6.21
Tes Formatif 1 : .................................................................................................. 6.22

Subunit 2 : Mengaplikasikan Delapan Keterampilan Dasar Belajar


Mengajar dalam Simulasi Pembelajaran PKn SD ................... 6.23
Latihan : .................................................................................................. 6.40
Rangkuman : .................................................................................................. 6.40
Test Formatif :................................................................................................... 6.41
Daftar Pustaka : .................................................................................................. 6.44
Glosarium : .................................................................................................. 6.45

Pendidikan Kewarganegaraan iii


Unit 1
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
SERTA PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI,
MORAL, DAN NORMA
Ruminiati

PENDAHULUAN

B uku ini merupakan materi awal dalam matakuliah pembelajaran PKn SD.
Dalam unit satu ini akan dibahas tentang dua hal, yaitu teori belajar dan
pembelajaran, serta PKn sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma. Pertama, teori
belajar bermanfaat untuk merancang model pembelajaran di samping komponen-
komponen yang lain, sehingga terkait erat dengan unit-unit yang lain, terutama unit
empat dan lima. Ada beberapa teori belajar yang dibahas di sini, antara lain
kognitivisme, konstruktivisme, behaviorisme dan humanisme, walaupun tidak semua
teori tersebut digunakan dalam pembelajaran ini. Kedua, PKn merupakan mata
pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik. Oleh karena
itu, matapelajaran PKn dapat dipergunakan untuk menanamkan pendidikan nilai,
moral, dan norma secara terus menerus, sehingga warga negara yang baik lekas
terwujud.
Sejalan dengan adanya tatanan baru di Indonesia maka konsep nilai, moral, dan
norma sudah selayaknya menjadi karakteristik utama PKn. Terlebih jika mengingat
kenyataan bahwa bangsa Indonesia sekarang sedang mengalami krisis jati diri,
sehingga nilai moral dan norma menjadi hal yang penting untuk membentengi
kekrisisan jati diri bangsa ini.
Setelah mempelajari Unit 1 ini, Anda diharapkan dapat :
1. Mendeskripsikan pengertian belajar menurut pandangan para teoritisi belajar.
2. Mendeskripsikan pengertian pembelajaran
3. Menjelaskan pengertian konsep.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 1
4. Menjelaskan pengertian nilai
5. Menjelaskan pengertian moral
6. Menjelaskan pengertaian norma
7. Menganalisis kosep, nilai, moral, dan norma dalam materi PKn SD
Sebelum Anda melangkah ke unit berikutnya, pahami betul isi Unit 1 ini, sehingga
akan memudahkan Anda memahami unit yang lain tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa buku ini juga dilengkapi dengan soal latihan/tugas
yang disertai dengan rambu-rambu jawaban, serta soal tes formatif dengan kunci
jawabannya. Soal-soal ini sebaiknya Anda jawab secara mandiri, dan baru Anda
cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia. Jumlah jawaban mandiri Anda yang
benar dihitung dengan rumus yang disediakan dalam buku ini, sehingga Anda secara
jujur dapat mengetahui sejauh mana posisi Anda dalam memahami materi dari unit
yang telah Anda pelajari ini. Disamping itu, bahan ajar cetak ini juga didukung
dengan media yang lain seperti Video, Audio, dan Web.
Mantapkan lagi pemahaman Anda melalui refleksi, dan saling berdiskusi
dengan teman/mahasiswa lain atau orang yang Anda anggap ahli dalam hal materi
ini. Selanjutnya, marilah kita mulai belajar dengan menelaah Subunit 1 di bawah ini.

Gambar 1.1 Teoritisi Behaviorisme sedang Bekerja

1-2 Unit 1
Subunit 1

Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Pengantar

D alam dunia pendidikan belajar tidak hanya terjadi di sekolah saja, tetapi juga
di tiga pusat yang lazim disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Tri Pusat
Pedidikan adalah tempat anak mendapatkan pengajaran baik secara langsung maupun
tidak langsung, baik formal maupun non formal, yang terdiri atas: (1) pendidikan
dari dalam keluarga (informal), (2) pendidikan di sekolah (formal), dan (3)
pendidikan dalam masyarakat (non formal). Dalam pendidikan informal, peran
anggota keluarga sangat besar, terutama orang tua karena orang tua merupakan
pendidik yang pertama dan utama. Dalam budaya gender, pendidikan informal biasa
diperankan oleh ibu, walaupun anak itu tanggung jawab ibu dan ayah secara
bersama. Namun dalam teori pembagian kerja secara seksual (Budiman, 1985)
dikemukakan bahwa secara budaya pendidikan dan pengasuhan anak diperankan
pada ibu, sedangkan pencari nafkah diperankan pada sang ayah. Setujukah Anda jika
budaya seperti itu masih tetap dipertahankan di zaman modern seperti sekarang ini?
Tugas Anda sebagai guru SD, untuk memulai menggeser budaya tersebut, agar
bangsa kita baik laki maupun perempuan bisa maju bersama sesuai kemampuan
masing- masing.
Selaku guru SD, Anda dipandang perlu untuk mengetahui teori-teori belajar
dan model pembelajaran, sehingga Anda mempunyai wawasan yang luas dalam
menjalankan tugas. Dengan demikian Anda dapat memilih teori belajar dan model
pembelajaran yang paling cocok untuk membelajarkan siswa. Untuk itu, teori-teori
belajar dan model pembelajaran dikemukakan secara ringkas berikut ini.

A. Teori Belajar
Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu
aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif
lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari
usaha orang tersebut. Oleh karena itu, proses terjadinya perubahan tingkah laku

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 3
dengan tanpa adanya usaha tidak disebut belajar. Terdapat beberapa teori belajar
yang dikenal, namun hanya dua di antaranya akan dibahas dalam buku ini, yaitu teori
belajar yang berdasarkan psikologi stimulus-respon (S-R) dan yang berdasarkan
psikologi kognitif.
Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh
peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan penguatan.
Karena adanya stimulus tersebut (faktor-faktor lingkungan) muncul respon (tingkah-
laku). Stimulus dan Respon itu saling berasosiasi. Menurut psikologi S-R, belajar
merupakan akibat adanya hubungan antara peristiwa-peristiwa (S) yang
dirangsangkan kepada siswa dan respon (R) siswa terhadap rangsangan tersebut. Dari
beberapa aliran psikologi S-R yang ada, aliran yang dianut oleh Thorndike, Skiner,
Bruner dan Gagne yang akan dibahas di sini.
Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan
konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktifitas
seseorang. Dengan demikian belajar bukan sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon saja, tetapi juga melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Menurut teori ini, kemampuan individu terbangun melalui proses interaksi
yang terus menerus dan menyeluruh antara individu dan lingkungannya. Apa yang
dipikirkan dan dipelajari seseorang diawali dari pengamatan, sedangkan berpikir dan
belajar pada dasarnya melakukan perubahan struktur kognitif. Dari beberapa tokoh
pengikut aliran ini, yang akan dibahas adalah Piaget dan Ausubel.

1. Teori Belajar menurut Thorndike


Berdasarkan teori stimulus-respon, Thorndike menyatakan bahwa cara belajar
manusia dan binatang pada dasarnya sama, karena belajar pada dasarnya terjadi
melalui pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon, Menurut Thorndike,
terjadinya asosiasi stimulus dan respon berdasarkan tiga hukum, yaitu:
a. Hukum kesiapan, yang mempunyai tiga ciri: (1) Jika seseorang berkeinginan
untuk bertindak dan keinginan tersebut dilaksanakan, maka dia akan puas dan
tidak melakukan tindakan yang lain. (2) Jika seseorang berkeinginan untuk
bertindak dan keinginan itu tidak dilaksanakan, maka dia tidak puas dan akan
melakukan tindakan yang lain. (3) Jika seseorang tidak mempunyai keinginan
untuk bertindak, tetapi dia melakukan tindakan itu, maka dia merasa tidak puas
dan akan melakukan tindakan lain.
b. Hukum latihan, yang berprinsip utama pada latihan (pengulangan). Oleh karena
itu, jika guru sering memberi latihan (S) dan siswa menjawabnya (R), maka
prestasi belajar siswa pada pelajaran tersebut akan meningkat. Thorndike

1-4 Unit 1
menyatakan bahwa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif, karena asosiasi S
dan R hanya diperkuat oleh ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada
banyaknya pengulangan, yang biasa disebut drill.
c. Hukum akibat, yang menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat
dimodifikasi seperti halnya hubungan antara stimulus dan respon, dan
hubungan tersebut diikuti oleh peristiwa yang diharapkan, maka kekuatan
hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya, jika kondisi peristiwa
yang tidak diharapkan mengikuti hubungan tersebut, maka kekuatan hubungan
yang terjadi semakin berkurang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seseorang akan melakukan


pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan/
memuaskan,. Sebaliknya, jika hasil tersebut tidak membawa dampak
menyenangkan, maka seseorang tidak melaksakan pekerjaan tersebut. Jika dikaitkan
dengan pembelajaran PKn, teori ini cocok diterapkan pada anak kelas satu, karena
mereka merasa senang apabila memperoleh hadiah dari gurunya.

2. Teori Belajar menurut Skinner


Menurut pandangan B. F. Skinner (1958), belajar merupakan suatu proses
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Pengertian belajar
ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Skinner
berpendapat bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses
belajar, tetapi istilahnya perlu diganti dengan penguatan. Ganjaran adalah sesuatu
yang menggembirakan, sedangkan penguatan adalah sesuatu yang mengakibatkan
meningkatkatnya suatu respon tertentu. Penguatan tidak selalu berupa hal yang
menggembirakan, tetapi dapat terjadi sebaliknya.
Penguatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan
negatif. Penguatan positif adalah sesuatu yang cenderung meningkatkan pengulangan
tingkah laku, sedangkan penguatan negatif adalah sesuatu yang jika dihapuskan
cenderung menguatkan tingkah laku. Sebagai contoh penguatan positif adalah
memberikan pujian terhadap siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik,
atau menunjukkan raut muka cemberut kepada siswa yang tidak dapat menyelesaikan
tugas. Pujian dan raut muka cemberut tadi merupakan penguatan positif karena akan
mendorong siswa belajar lebih giat lagi. Pada saat guru bercerita tentang kisah
seorang petani melerai anak-anaknya (kakak beradik) yang sedang bertengkar, para
siswa mendengarkan dengan serius. Saat itu ada beberapa siswa di luar kelas sedang
ramai bergurau sehingga mengganggu perhatian siswa yang serius mendengarkan
cerita guru tadi. Guru berhenti cerita dan keluar sebentar, tak lama kemudian siswa

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 5
yang bergurau tadi diam dan pergi menjauhi kelas. Guru meneruskan cerita, siswa
dapat lebih konsentrasi mengikuti jalan cerita yang disampaikan guru tersebut.
Menghilangkan suara gaduh di luar kelas itu merupakan salah satu contoh penguatan
negatif.
Skinner membedakan respon menjadi dua macam, yaitu respondent
conditioning dan operant conditioning. Respondent conditioning adalah respon yang
diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi, dan respon tersebut bersifat
relatif tetap. Sebagai contoh, seorang siswa diberi soal sederhana dan siswa dapat
menyelesaikannya sendiri. Dengan peristiwa ini, siswa merasa yakin atas
kemampuannya, sehingga timbul respon mempelajari hal-hal berikutnya yang sesuai
atau kelanjutan dari apa yang dapat dia selesaikan tadi. Dalam hal ini, Hudoyo
(1990) menyatakan bahwa stimulus berupa masalah itu dapat diibaratkan sebagai
makanan yang dapat menimbulkan keluarnya air liur. Hudoyo (1990) selanjutnya
mengatakan bahwa stimulus yang demikian pada umumnya mendahului respon yang
ditimbulkan. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya efektif jika suatu
respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu.
Seorang siswa belajar dengan sunguh-sungguh sehingga saat ulangan dia bisa
menyelesaikan hampir semua soal yang diberikan sehingga mendapatkan nilai yang
bagus. Dengan nilai yang bagus ini dia merasa sangat senang dan dalam hatinya ia
berniat untuk belajar lebih giat lagi. Dalam hal ini, nilai yang bagus itu merupakan
operant coditioning. Jadi operant conditioning adalah suatu respon terhadap
lingkungannya yang diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu.
Perlu Anda ketahui bahwa Teori Skinner sangat besar pengaruhnya terhadap
pendidikan, khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran.
Program- program inovatif dalam bidang pengajaran sebagian besar disusun
berdasarkan teori Skinner (Sudjana dan Rivai, 2003). Dengan demikian teori belajar
menurut Skinner hampir sama dengan teori yang sampaikan Thorndike, hanya istilah
ganjaran perlu diganti dengan penguatan, yang dibedakan menjadi dua yaitu
penguatan positip dan penguatan negatif. Sesuai dengan contoh tersebut kiranya
tidak sukar bagi Anda untuk memanfatkan teori ini dalam pembelajaran yang anda
lakukan.

3. Teori Belajar menurut Robert M. Gagne


Sejalan dengan Thorndike dan Skinner, Gagne juga salah satu tokoh penganut
aliran psikologi Stimulus-Respon (S-R). Gagne berpendapat bahwa terjadinya belajar
seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang
tersebut dimana keduanya saling berinteraksi (Nasution, 2000:136). Faktor dari luar

1-6 Unit 1
(eksternal) yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar, dan faktor dari dalam
(internal) yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa.
Keadaan internal menunjukkan pengetahuan dasar (yang berkaitan dengan hahan
ajar), sedangkan proses kognitif menunjukkan bagaimana kemampuan siswa
mengolah/mencerna bahan ajar.
Kondisi internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dan
dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar. Untuk lebih memperjelas interaksi
tersebut, disusun suatu bagan yang mengilustrasikan interaksi antara komponen
esensial belajar dan pembelajaran sebagai benikut ini (Dimyati dan Mujiono: 1999).

Bagan 1.1 Dikutip dari Mudjiono dan Dimyati (1999: 11)

Bagan di atas menjelaskan bahwa: (1) belajar merupakan interaksi antara


“keadaan internal dan proses kognitif siswa” dan “stimulus dan lingkungan”; (2)
proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar yang terdiri atas informasi
verbal, ketrampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Informasi verbal merupakan kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa. Keterampilan intelek merupakan ketrampilan yang berfungsi untuk

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 7
berhubungan dengan lingkungan hidupnya. Strategi kognitif adalah kemampuan
untuk mengarahkan aktivitas kognitifnya. Keterampilan motorik adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi. Sikap
merupakan kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek tersebut.
Menurut Gagne, ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar
dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan
kembali informasi; (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang
digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon,
dan penguatan; dan (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan
memberlakukan secara umum (Dimyati dan Mudjiono, 1999:12). Dengan demikian
menurut Gagne hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari luar dengan
pengetahuan internal siswa. Dalam pembelajaran PKn, kegiatan seperti performansi
dan alih belajar yang dicontohkan di atas sangat diperlukan.

4. Teori Belajar menurut Piaget


Jean Piaget, psikolog-kognitif dari Swiss ini, berpendapat bahwa proses
berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahap dari berpikir intelektual
kongkrit ke abstrak secara berurutan melalui empat tahap. Urutan tahapan itu tetap
bagi setiap orang, tetapi usia kronologis bagi setiap orang yang memasuki tiap tahap
berpikir berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing individu. Keempat tahap
tersebut adalah: (1) tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun, (2) tahap pra-
operasional pada usia 2-7 tahun, (3) tahap periode operasi kongkrit pada usia 7-12
tahun, dan (4) yang terakhir adalah tahap operasi formal pada usia 12 tahun ke atas.
Istilah “operasi” di sini dimaksudkan suatu proses berfikir logis yang merupakan
aktivitas mental (bukan aktivitas sensori motor).
Pada tahap sensori motor anak belum mempunyai kesadaran konsep obyek
yang tetap, sedangkan pada tahap operasi kongkrit pola pikir anak mulai
menunjukkan hubungan fakta-fakta riil yang diamati dengan pengalaman lampau.
Dalam hal ini anak belum memperhitungkan semua kemungkinan yang akan terjadi.
Pada tahap operasi formal anak telah mampu melihat hubungan abstrak antar dua
peristiwa atau lebih, sehingga mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan cara
yang lebih baik dan kompleks dibandingkan dengan pada saat pada tahap
sebelumnya.
Piaget berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap
asimilasi, tahap akomodasi dan equilibrasi/penyeimbangan (Sukmaningadji, S. 2006)
Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung

1-8 Unit 1
diintegrasikan dan menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang.
Akomodasi, adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai suatu akibat
adanya pengalaman atau adanya informasi baru. Sedangkan penyeimbangan adalah
penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Dengan
demikian, belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman saja, tetapi
juga terjadi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman lamanya untuk
mengakomodasikan informasi dan pengalaman baru tersebut.
Dengan demikian teori Piaget menunjukkan bahwa pikiran manusia mengalami
perkembangan yang mempengaruhi proses berpikirnya, sehingga dalam
melaksanakan pembelajaran guru perlu memikirkan tingkat perkembangan
intelektual siswa. Saat siswa belajar dalam diri siswa terjadi interaksi antara
pengamatan atau pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki, yang diberi
istilah asimilasi dan akomodasi. Pembelajaran dalam PKn sedapat mungkin
diusahakan munculnya asimilasi dan akomodasi kognitif.

5. Teori Belajar menurut Bruner


Dalam teori belajarnya, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar
akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau
kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan teori belajar menjadi tiga
tahap. Ketiga tahap itu adalah: (1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk
memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, (2) tahap transformasi, yaitu tahap
memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan
dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan (3)
evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi
benar atau tidak.
Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar
dapat ditransformasikan . Hal ini tergantung pada hasil yang diharapkan, di samping
motivasi siswa, minat, keinginan dan dorongan untuk menemukan sendiri. Selain itu,
Bruner juga mengangkat empat tema pendidikan yaitu: (1) mengemukakan
pentingnya arti struktur pengetahuan, (2) kesiapan (readiness) siswa untuk belajar,
(3) nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi, (4) motivasi atau keinginan
siswa untuk belajar, dan kemampuan guru untuk memotivasinya.
Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun dapat diajarkan secara
efektif dengan kejujuran intelektual, bahkan dalam tahap perkembangan manapun.
Bruner beranggapan bahwa anak kecilpun akan dapat mengatasi permasalahannya,
asalkan dididik berdasarkan kurikulum yang berisi tema-tema hidup, yang
dikonseptualisasikan untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu:

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 9
(1) Apa yang menjadi ciri khas manusia itu? (2) Bagaimana manusia mendapatkan
ciri khas itu? dan (3) Bagaimana ciri khas manusia itu dibentuk?
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam teori belajar
Bruner terdapat tiga tahap proses belajar, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi.
Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Pembelajaran PKn seyogyanya juga
dapat memberikan informasi yang jelas dan evaluasi hasil belajar siswa.

6. Teori Belajar menurut Ausubel


David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang
berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan
bahan ajar yang dipelajari. Suatu bahan ajar, informasi, atau pengalaman baru
seseorang akan bermakna jika pengetahuan yang baru dikenal itu dapat disusun
sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Jika demikian, orang tersebut dapat
dengan mudah mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang
dimilikinya. Hudoyo, H (1990:54) menyatakan bahwa Ausubel menggunakan istilah
“pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari
oleh peserta didik, agar belajar tersebut menjadi bermakna. “Pengatur lanjut” itu
terdiri dari bahan verbal di satu pihak, dan sesuatu yang sudah diketahui peserta
didik di pihak lain.
Dengan demikian, kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan
bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Jika informasi atau
pengalaman baru bermakna bagi siswa, maka siswa dapat memahaminya dengan
mudah dan sedikit kemungkinan mengalami kesulitan dalam menyusun suatu
kesimpulan yang merupakan hasil interaksi antara pengetahun baru dan pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya. Jadi kebermakmaknaan suatu bahan ajar sangat
ditentukan oleh keterkaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki anak didik, bukan
dari proses mendapatkan pengetahuan tersebut. Ausubel tidak setuju dengan
pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan
belajar. Dengan ceramahpun, asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik,
apalagi penyajiannya sistimatis, akan memperoleh hasil belajar yang baik pula.
Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar
dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3)
Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah
yang tidak bermakna. Dia berpendapat bahwa menghafal berlawanan dengan
bermakna, karena belajar dengan menghafal peserta didik tidak dapat mengaitkan
informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.

1-10 Unit 1
Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang
dipelajari bermakna. Dari empat kemungkinan tipe belajar Ausubel yang disebutkan
di atas, dua tipe belajar pertamalah yang akan memberikan hasil yang baik. Sejalan
dengan ini, pembelajaran PKn SD perlu memperhatikan kebermaknaan.

B. Model-Model Pembelajaran

1. Model pembelajaran dengan pendekatan induktif dan deduktif.


Kedua pendekatan ini merupakan pendekatan yang ditinjau dari interaksi
antara siswa dengan bahan ajar. Kedua pendekatan ini saling bertentangan.
Pendekatan deduktif merupakan suatu penalaran dari umum ke khusus, sedangkan
pendekatan induktif suatu penalaran dari khusus ke umum. Menurut teori belajar
Peaget, tingkat perkembangan intelektual siswa SD masih pada tahap berfikir
kongkrit sehingga jika dikaitkan dengan kedua pendekatan ini lebih cocok dengan
pendekatan induktif.
Dalam pendekatan induktif penyajian bahan ajar dimulai dari contoh-contoh
kongkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa
diharapkan mampu menyusun suatu kesimpulan di bawah bimbingan guru. Menurut
Purwanto (2002: 47), kebenaran kesimpulan yang disusun secara induktif ini
ditentukan tepat tidaknya (atau representative tidaknya) contoh yang dipilih.
Biasanya, semakin banyak contoh yang diberikan, semakin besar pula tingkat
kebenaran kesimpulannya.
Bagaimana penerapan pendekatan induktif ini dalam pembelajaran PKn?
Misalkan anda akan melaksanakan pembelajaran di SD dengan topik kedisiplinan.
Awali dengan memberikan contoh-contoh. Misalnya, pada suatu keluarga dengan
dua anak sekolah di SD dan satu anak di SMP; ada aturan bahwa sepulang sekolah,
anak-anak harus segera ganti kakaian, menempatkan pakaian di tempat yang telah
tersedia, cuci tangan dan baru makan. Aturan yang lain lagi, menjelang tidur malam
harus sudah disiapkan peralatan sekoah dan bersikat gigi. Dari tiga anak tadi ada
yang mentaati aturan, dan ada yang tidak. Skenerio ini diinformasikan kepada siswa
(langsung oleh guru, atau dengan gambar, atau dengan semacam drama). Dari contoh
itu, anak disuruh menetapkan siapa yang paling disiplin dan siapa yang tidak.
Kemudian diakhiri dengan kesimpulan, apa yang dimaksud disiplin itu.
Jadi dalam pembelajaran dengan pendekatan induktif diawali dari contoh-
contoh dan diakhiri dengan suatu kesimpulan, sedangkan sebaliknya dinamakan
pendekatan deduktif. Untuk siswa SD, penggunaaan pendekatan induktif akan lebih

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 11
bagus, karena anak pada usia SD masih dalam tingkat perkembangan kongkrit
(sesuai dengan teori Piaget).

2. Model pembelajaran dengan pendekatan ekspositori


Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang ditinjau dari
interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini semata-mata siswa tinggal
menerima apa yang disajikan oleh guru. Jadi guru telah mempersiapkan dan
merencanakan secara sistimatis sehingga siswa dapat menerimanya dengan mudah.
Untuk itu dalam proses pembelajaran guru perlu melakukan apersepsi, yaitu
mengingatkan kembali pengetahuan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan
disajikan. Dalam pembelajaran ini guru menjelaskan panjang lebar, jika perlu guru
membuat gambar maupun menggunakan media yang dianggap dapat lebih
mempermudah siswa memahami bahan ajar yang disampaikan.
Sekarang ini, kiranya tidak ada lagi guru yang melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan ekspositori, di mana guru tidak memberi kesempatan bertanya
kepada siswanya, bahkan sebaliknya, guru mendorong dan menyuruh siswa supaya
bertanya, sehingga interaksi tidak hanya satu arah. Yang jelas, dalam pembelajaran
model ekspositori ini pada dasarnya siswa tinggal menerima apa yang diberikan
guru., berbeda dengan ketrampilan proses, yang mana siswa diberi kesempatan untuk
menganalisis suatu permasalahan yang disajikan guru.
Sebagai contoh, misalnya guru menjelaskan mengapa kita harus menghormati
jasa pahlawan. Untuk ini diawali dari contoh pemberontakan-pemberontakan untuk
melawan penjajah dan selalu dapat dipadamkan oleh penjajah. Selanjutnya guru
menjelaskan munculnya ide persatuan untuk mencapai kemerdekaan karena
Indonesia tidak mungkin merdeka tanpa persatuan bangsa. Tindak lanjut dari ide
tersebut, guru menerangkan proses terjadinya sumpah pemuda dan akhirnya
tergalang semua kekuatan bangsa untuk bersama-sama melawan penjajah. Dengan
gaya mimik yang cukup simpatik, dilengkapi gambar-gambar yang relevan, guru
dapat membuat siswa serius mengikuti cerita guru. Akhirnya guru menjelaskan dan
mengarahkan pentingnya kita menghormati para pahlawan.

3. Model pembelajaran dengan Pendekatan Proses


Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi
sedemikian sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas
bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai
sendiri suatu kegiatan. Menurut Sagala (2003), dalam pendekatan proses ini yang
dapat dilakukan siswa antara lain: mengamati gejala yang timbul,
mengklasifikasikan, mengukur besaran-besarannya, mencari hubungan konsep-

1-12 Unit 1
konsep yang ada, mengenal adanya masalah, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data dan menyimpulkan.
Dalam pembelajaran PKn tidak semua aktifitas seperti tersebut diatas
dilaksakan. Sebagai contoh, guru bermaksud membelajarkan sikap menghargai jasa
pahlawan. Guru dapat mengawalinya dengan bercerita seperti contoh pada
pembelajaran pendekatan ekspositori, tetapi guru tidak cerita terus sampai
kesimpulan akhir, tetapi siswa diminta untuk menganalisisnya. Guru sekedar
memberi data, fakta adanya pemberontakan-pemberontakan. Siswa diminta
menganalisis mengapa pemberontakan itu terjadi, mengapa pemberontakan selalu
dapat dipadamkan, sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri mengapa harus
menghargai jasa pahlawan. Jika siswa kesulitan, guru dapat membimbingnya. Jadi,
pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru, tetapi murid sendiri
yang menemukan.

4. Model pembelajaran dengan pendekatan sosial.


Model pendekatan sosial merupakan model yang lebif tefokus pada hubungan
individu (siswa) dengan individu lain (bukan guru ataupun teman sekelasnya). Dalam
pendekatan ini siswa terlibat dalam alam demokratis dan bekerja secara produktif di
dalam masyarakat. Dari beberapa model pendekatan yang ada, akan dibahas model
pembelajaran bermain peran, model pembelajaran simulasi sosial, dan model diskusi
kelompok

a. Model bermain Peran


Dalam model bermain peran, siswa dapat berperan sebagai dan berperilaku
seperti orang lain sesuai dengan skenario yang telah disusun gurunya. Dalam hal ini
diharapkan siswa memperoleh inspirasi dan pengalaman baru yang dapat
mempengaruhi sikap siswa. Guru mengatur sedemikian sehingga cerita yang disusun
cukup bagus dan dapat menarik perhatian siswa, sehingga semata-mata semua siswa
dapat masuk di dalamnya, ikut merasakan dan ikut mengalaminya. Dengan demikian
siswa diharapkan dapat menyesuaikan diri dalam situasi seperti pada cerita tersebut,
serta dapat mengembangkannya. Contoh pada pendekatan induktif di atas tadi dapat
dilaksanakan dengan model bermain peran.

b. Model simulasi sosial


Model pembelajaran ini beranggapan bahwa siswa merupakan bagian suatu
system yang dapat mengendalikan umpan balik sendiri yang mempunyai tiga fungsi,
yaitu (1) menghasilkan gerakan/tindakan yang diinginkan, (2) membandingkan
kesesuaian tindakan dengan rerencana yang telah ditetapkan (mendeteksi kesalahan),

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 13
dan memanfaatkan kesalahan untuk mengarahkan kepada jalur yang semestinya.
Contoh ini sudah banyak diterapkan pada simulasi Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila.

Gambar 1.2 Simulasi Kelompok Pembelajaran PKn

c. Model diskusi kelompok


Dalam model diskusi kelompok, guru membentuk kelompok-kelompok siswa
untuk melakukan diskusi. Anggota kelompok sekitar 4-5 siswa dengan anggota yang
heterogen (ada laki-laki, ada perempuan dengan kualitas yang bervariasi). Dalam
pelaksanaan diskusi, guru hendaknya telah menetapkan aturan cara mainnya,
sehingga siswa semata-mata melakukan kompetisi sehat, sehingga proses
pembelajaran dapat lebih hidup, dan mendorong siswa menjadi kreatif dan inovatif.
Misalnya, guru memberi tugas kepada kelompok untuk berdiskusi menyusun suatu
cerita yang mengungkapkan sikap tertentu. Hasil diskusi dibaca di depan kelas, dan
guru memberikan komentar serta mengakhirinya dengan memberikan skor.

Pembelajaran PKn SD
Menurut Corey (1986), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu juga. Sedangkan menurut Nurani (2003), konsep
pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar
pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, dengan didukung
oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran.
Jadi, dalam pembelajaran semua kegiatan guru diarahkan untuk membantu
siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran, ketrampilan, sikap,
kerohanian dan sebagainya. Untuk dapat membantu siswa secara baik, guru harus

1-14 Unit 1
benar-benar merencanakan pembelajaran dengan matang, dan untuk ini guru perlu
mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Latar belakang siswa yang
dimaksud di sini bukan sekedar latar belakang ekonomi, lingkungan, asal sekolah/pra
sekolah, orang tua dan sebagainya, tetapi juga keberadaan siswa di kelas.
Mengapa latar belakang siswa yang berkaitan dengan lingkungan hidup serta
orang tua siswa perlu diketahui oleh guru? Latar belakang siswa yang berkaitan
dengan lingkungan hidup dan orang tua siswa perlu diketahui oleh guru, khususnya
guru yang melaksanakan pembelajaran PKn. Pelajaran PKn merupakan salah satu
pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyakat dan cenderung pada
pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang khususnya anak-anak banyak
dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan
teman bermainnya.
Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang oleh
guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi siswa mempelajari suatu
informasi tertentu dalam suatu proses yang telah dirancang secara masak mencakup
segala kemungkinan yang terjadi. Perlu Anda ketahui bahwa berdasarkan
pengalaman, bagaimanapun rincinya dan lengkapnya suatu perencanaan
pembelajaran masih ada kemungkinan menyimpang dari perencanaan tersebut.
Dalam hal ini guru yang berpengalamanlah yang dengan mudah dapat mengatasi
permasalahan yang muncul diluar perencanaan tersebut. Sebagai bahan pertimbangan
Anda dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan tugas utama (pembelajaran),
perlu memahami model-model pendekatan pembelajaran yang akan dibahas berikut.
Menurut Sagala (2003), pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas
pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka mempermudah siswa mempelajari
bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran, guru perlu
mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah
yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan
demikian, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sikap siswa terhadap model
pembelajaran yang dipilih guru; senang atau tidak? Termotivasi atau tidak? Jika
Anda yang melaksanakan pembelajaran dan siswa tampak senang, maka anda perlu
menelusurinya mengapa mereka senang? Apakah dalam proses pembelajaran itu
mereka banyak bermain atau mereka merasa puas akibat dapat memahami bahan
ajar?
Model pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempunyai
andil cukup besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam memilih model
pembelajaran guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang berkaitan antara

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 15
yang satu dengan yang lainnya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru
menggunakan satu atau lebih model pembelajaran, tergantung pada bahan ajar,
tujuan pembelajaran, kondisi siswa, dan lingkungannya.
Model pendekatan pembelajaran terpadu merupakan hubungan antar tema-tema
dalam satu mata pelajaran (connected), keterhubungan antara mata pelajaran satu
dengan lainnya (integrated dan webbed). Pembelajaran terpadu seperti ini
bermanfaat untuk menambah wawasan guru, dan dapat membantu siswa untuk
menerima materi secara utuh.

1-16 Unit 1
Latihan
1. Apakah yang dimaksud tripusat pendidikan itu?
2. Bandingkan pendapat ketiga tokoh psikologi kognitif yang telah anda pelajari
tentang proses terjadinya belajar.
3. Apa yang anda ketahui dengan metode ekspositori bermakna?
4. Menurut teori Thorndike, asosiasi stimulus dan respon berdasarkan tiga hukum.
Jelaskan teori tersebut!
5. Mengapa pedidikan dalam kandungan tidak termasuk dalam tripusat pendidikan?

Rambu-rambu jawaban soal latihan


1. Tri Pusat Pendidikan itu pencakup pendidikan informal, formal dan nonformal.
Jelaskan masing-masing dan tunjukkan adakah kaitannya dengan pendidikan
dalam kandungan.
2. Tekankan perbandingan pendapat ketiga tokoh tersebut pada proses terjadinya
interaksi antar informasi yang masuk dengan kondisi intern siswa yang belajar.
Misalnya, Ausubel berpendapat bahwa yang penting materi yang dipelajari siswa
harus bermakna mengapa demikian?
3. Guru yang melaksanakan itu pasti guru yang kreatif, hal ini terlihat bahwa materi
yang disajikan merupakan materi yang bermagna bagi siswa. Coba kaitkan hal ini
dengan teori Ausubel.
4. Tiga hukum tersebut adalah hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat.
Lebih jelasnya silahkan membaca lagi teori Thorndike
5. Sebenarnya seperti itu, namun belum kami temukan hasil penelitian yang akurat.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 17
Rangkuman
1. Belajar merupakan usaha aktif seseorang untuk mengadakan perubahan
tingkah laku akibat adanya rangsangan dari luar yang berupa pengamatan
atau informasi
2. Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh
peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan
penguatan.
3. Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan
akibat dari konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui
serangkaian aktifitas seseorang.
4. Terdapat beberapa istilah model pendekatan pembelajaran, tergantung pada
sudut pandanggya. Ditinjau dari sudut interaksi siswa dan materi, dikenal
pendekatan deduktif, induktif, dan penemuan. Ditinjau dari sudut interaksi
guru dan siswa, dikenal istilah ekspositori, ceramah, tanya jawab, dan
diskusi. Ditinjau dari interaksi antar siswa atau siswa dengan masyarakat
(bukan guru), dikenal istilah diskusi kelompok, bermain peran, dan simulasi
sosial.

1-18 Unit 1
Tes Formatif 1
Pilih salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat!
1. Tiga jenis pendidikan yang termasuk Tripusat pendidikan adalah…..
A. pendidikan informal, formal dan pendidikan dalam kandungan
B. pendidikan dalam kandungan, pendidikan formal dan non formal
C. pendidikan in formal, pendidikan dalam kandungan dan pendidikan non
formal
D. pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal

2. Dua tokoh teori belajar yang termasuk aliran psikologi kognitif antara lain
adalah…..
A. Piaget dan Gagne
B. Bruner dan Ausubel
C. Skiner dan Gagne
D. Thorndike dan Piaget

3. Tokoh psikologi yang menyatakan bahwa dalam proses belajar itu terjadi proses
asimilasi adalah…..
A. Gagne
B. Thorndike
C. Piaget
D. Burner

4. Dalam proses pembelajaran di SD khususnya kelas satu guru harus sabar dan perlu
tahu latar belakang siswanya karena beberapa hal berikut kecuali…..
A. tingkat kemandirian siswa masih kurang
B. materi ajar yang disajikan lebih banyak kognitifnya
C. di lingkungan sekolah masih merasa asing
D. siswa masih memerlukan banyak kasih sayang

5. Materi yang disajikan kepada siswa SD harus bersifat nyata, dan yang lebih bagus
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka karena tingkat perkembangan
kognitif merka masih pada tahap…..
A. sensori motor atau operasional
B. operasional atau operasi formal

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 19
C. sensori motor atau operasi kongkrit
D. operasi kongkrit atau pra operasional

6. Suatu pembelajaran yang mana guru lebih banyak menggunakan metode


ceramah/searah sehingga siswa sebagai objek, dan mencatat yang dianggap perlu,
pembelajaran ini dinamakan model pembelajaran…..
A. ekspositori
B. ketrampilan proses
C. induktif
D. deduktif
7. Suatu model pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses adalah suatu
pembelajaran yang mana…..
A. siswa berlatih merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu
kegiatan serta mngambil suatu kesimpulan
B siswa SD kelas rendah lebih cocok menggunakan model pembelajaran ini
C. siswa lebih banyak membahas masalah-masalah yang disajikan guru
D. siswa lebih banyak menerima informasi dari guru

8. Dalam melaksanakan pembelajaran di SD kelas rendah, guru harus lebih


banyak…..
A. bercerita sambil menyuruh siswa menirukan secara bergantian
B. menyuruh siswa menirukan secara bergantian dan memberi nasehat
C. memberi contoh pada siswa dan bercerita
D. memberi contoh pada siswa dan menyuruh menirukan secara bergantian

9. Pembelajaran model bermain peran perlu dilaksanakan, karena dengan model


ini…..
A. siswa akan senang karena lebih bebas untuk bermain
B. siswa senang melihat teman-temannya berperan seperti orang-orang dalam
cerita yang disampaikan guru
C. siswa memperoleh inspirasi dan pengalaman baru yang dapat mempengaruhi
sikap siswa
D. guru dapat istirahat sambil melihat kegiatan siswa melaksanakan scenario

10. Tujuan penerapan pembelajaran dengan pendekatan proses antara lain supaya
siswa dapat …..

1-20 Unit 1
A. berlatih menganalisis hubungan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang
lain
B. mengetahui tindakan/sikap yang tercela dan yang terpuji
C. mengetahui tindakan/sikap yang sopan dan tidak sopan
D. bukan salah satu tersebut di atas, tetapi alas an yang lain.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 21
Umpan Balik

Selanjutnya cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
unit 1
Rumus
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Setelah mengerjakan soal formatif ini, bandingkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika Anda dapat menjawab minimal 80%
dari pertanyaan yang ada dengan benar, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik.
Selamat atas prestasi ini, dan silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban Anda yang benar kurang dari 80%, silahkan mempelajari
kembali Subunit sebelumya, terutama pada bagian yang belum Anda kuasai dengan
baik.

Tindak Lanjut
Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari bahasan ini, lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan fahami uraian materi yang ada dalam topik bacaan yang dianjurkan
2. Buat rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,,
catat konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban Anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik yang dianjurkan.
4. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan dengan baik, silahkan
lanjutkan untuk mempelajari bab berikutnya.

1-22 Unit 1
Selanjutnya, mari kita cermati Subunit 2 (dua). Subunit 2 ini terdiri dari dua bahasan
utama, yaitu: pengertian konsep, nilai, moral, norma dalam pembelajaran PKn SD
dan analisis materi pembelajaran PKn SD dalam kurikulum 2006. Lebih jelasnya
mari kita cermati dan kita analisis Subunit 2 di bawah ini!

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 23
Subunit 2

Pengertian Konsep, Nilai, Moral, Norma dalam


Pembelajaran PKn SD dan Analisis materi
Pembelajaran PKn SD dalam Kurikulum
2006

Pengantar

D alam Subunit 2 ini dibahas tentang pengertian PKn sebagai Pendidikan Nilai,
Moral, dan Norma, yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik.
Setelah Anda menguasai pengertian konsep, nilai, moral dan norma, Anda diajak
untuk memanfaatkannya untuk menganalisis materi PKn SD yang terdiri dari 24
setandar kompetensi yang ada dalam kurikulum 2006 (KTSP). Sudah barang tentu,
analisis materi akan ditinjau dari muatan nilai, moral, dan norma. Pembahasan ini
bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana muatan nilai, moral, dan norma yang
terkandung dalam setiap standar kompetensi yang tercantum dalam materi PKn SD,
dalam rangka mewujudkan warga negara yang baik. Subunit 2 ini berisi karakter
PKn, yang terkait sangat erat dengan unit-unit lain, sehingga materi tentang
pembelajaran dan tentang kosep nilai, moral, dan norma merupakan materi dasar
untuk mengembangkan model-model pembelajaran PKn SD. Oleh karena itu, teori
belajar dan pembelajaran serta karakteristik PKn diposisikan pada peta materi bagian
awal.
Setelah mempelajari Subunit ini diharapkan Anda dapat memperoleh
kemampuan sebagai berikut.
1) Dapat mendiskripsikan pengertian warga negara yang baik.
2) Dapat menjelaskan pengertian dan makna nilai dalam materi PKn.
3) Dapat menjelaskan pengertian dan makna moral dalam materi PKn.
4) Dapat menjelaskan pengertian dan makna norma dalam materi PKn.
5) Dapat menganalisis muatan nilai, moral, dan norma dalam materi PKn SD yang
ada pada kurikulum 2006.
6) Dapat menjelaskan keterkaitan PKn dengan IPS dan mata pelajaran lainnya.

1-24 Unit 1
7) Dapat membedakan pengertian PKN (N) dengan PKn (n).

Materi dalam Subunit 2 ini juga dilengkapi dengan rangkuman, latihan soal,
dan tes formatif yang dilengkapi dengan rambu-rambu kunci jawabannya. Oleh
karena itu, agar Anda bisa memahami buku ini dengan mudah, ikuti langkah-langkah
sebagai berikut.

1) Baca buku ini dengan seksama dan dalami semua konsep yang ada.
2) Mantapkan pemahaman Anda melalui refleksi atau hasil diskusi dengan teman
‘seprofesi’.
3) Manfaatkan pertemuan TTM dengan baik, sehingga apabila ada yang kurang bisa
dimengerti bisa Anda tanyakan pada dosen/tutor.

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Anda perlu tahu bahwa pengertian PKn (n) tidak sama dengan PKN (N).
PKN (N) adalah Pendidikan Kewargaan Negara, sedangkan PKn (n) adalah
Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah KN merupakan terjemahan civics. Menurut
Soemantri (1967) Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) merupakan mata pelajaran
sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu
warganegara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. Tentunya Anda akan bertanya
warga negara yang baik itu yang bagaimana? Warga negara yang baik adalah warga
negara yang mengetahui dan menyadari serta melaksanakan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara (Winata Putra 1978). Sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan
Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara
yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No.2 th. 1949. Undang-undang ini
berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau
pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Winataputra 1995). Undang-
undang ini telah diperbarui dalam UU No. 62 th. 1958. Dalam perkembanganya, UU
ini dianggap cukup diskriminatif, sehingga diperbarui lagi menjadi UU No.12 th.
2006 tentang kewarganegaraan, yang telah diberlakukan mulai 1 Agustus 2006. UU
ini telah disahkan oleh DPR dalam sidang paripurna tanggal 11 Juli 2006. Hal yang
menarik dalam UU ini adalah terdapatnya peraturan yang memberi perlindungan
pada kaum perempuan yang menikah dengan warga negara asing, dan nasib anak-
anaknya (Harpen dan Jehani 2006). Perubahan ini dibangun setelah menimbang
UUD hasil amandemen yang sarat dengan kebebasan, dan penuh dengan
perlindungan HAM, serta hasil konvensi internasional yang anti diskriminasi.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 25
UU No.12 th. 2006 ini berangkat dari adanya keiinginan UU yang ideal yang
harus memenuhi tiga unsur :Unsur Filosofi, Yuridis, Sosiologis. Dalam UU yang
lama, ketiga unsur diatas kurang tampak, karena secara filosofis UU lama masih
mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Sebagai
contohnya, adanya sifat diskriminatif karena kurang adanya perlindungan terhadap
perempuan dan anak. Sedangkan secara yuridis, pembentukan UU yang lama masih
mengacu pada UUDS th. 1950, dan secara sosiologis, UU tersebut sudah tidak sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat dunia.
Dengan demikian, sudah jelas bahwa KN berbeda dengan Kn karena KN merupakan
program pendidikan tentang hak dan kewajiban warga negara yang baik, sedangkan
Kn merupakan status formal warga negara yang diatur dalam UU No.2 th. 1949
tentang naturalisasi, yang kemudian diperbarui lagi dalam UU No.12 th. 2006.

B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara
yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, menurut Mulyasa (2007) adalah untuk menjadikan siswa:
1. mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan
hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2. mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung
jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan
3. bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama
dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan
mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada
siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik,
maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SD adalah
untuk menjadikan warganegara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau, dan
sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, kelak siswa diharapkan dapat
menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik, serta mampu mengikuti
kemajuan teknologi modern.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka materi dalam pembelajaran PKn
perlu diperjelas. Oleh karena itu, ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-
aspek sebagai berikut. (1) Persatuan dan Kesatuan, (2) Norma Hukum dan Peraturan,

1-26 Unit 1
(3) HAM, (4) Kebutuhan warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan
Politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8) Globalisasi. PKn SD terdiri dari 24 standar
kompetensi yang dijabarkan dalam 53 kompetensi dasar. Menurut Mulyasa (2007),
delapan kelompok tersebut dijelaskan pada bagian berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan
keadilan.
2. Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan
peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional.
3. Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan Warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan rnengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan
warga negara.
5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaañ dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuasan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi
terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia
di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 27
D. Pengertian Konsep dalam Materi PKn

1. Pengertian dan Makna Konsep dalam Pembelajaran PKn


Konsep adalah suatu pernyataan yang masih bersifat abstrak/pemikiran untuk
mengelompokkan ide-ide atau peristiwa yang masih dalam angan-angan seseorang.
Meski belum diimplementasikan, konsep yang bersifat positif memiliki makna yang
baik. Begitu pula sebaliknya, jika konsep tersebut bersifat negatif maka juga akan
memiliki makna negatif pula.
Menurut Bruner (1996) konsep adalah suatu kata yang bernuansa abstrak dan
dapat digunakan untuk mengelompokkan ide, benda, atau peristiwa. Setiap konsep
memiliki nama, contoh positif, contoh negatif, dan ciri. Contoh konsep: HAM,
demokrasi, globalisasi, dan masih banyak lagi. Menurut Bruner, setiap konsep
mengandung nama, ciri/atribut, dan aturan. Benarkah pemikiran Bruner tersebut?
Untuk lebih jelasnya, mari kita mencermati contoh-contoh konsep dengan mengikuti
pandangan Bruner seperti di bawah ini.

Perhatikan contoh pemikiran Bruner dikaitkan dengan HAM seperti di bawah


ini!
Contoh -1

Contoh : Konsep Hak Asasi manusia (HAM) di rumah dan sekolah


Nama konsep : Hak asasi manusia terhadap anak
Contoh positif : Adanya kesadaran dari orang tua, guru, masyarakat,
pemerintah terhadap hak-hak anak yang harus diberikan.
Misal anak diberi waktu belajar, bermain, mengutarakan
pendapatnya baik di rumah, di sekolah maupun di dalam
masyarakat.
Contoh negatif : Orang tua yang merampas hak anak dengan memaksanya
untuk berjualan koran atau kue, sehingga dia tidak sempat
belajar atau tidak menyelesaikan sekolahnya.
Contoh lain dari guru: Yang diskriminasi terhadap sesama siswa, (misal kerena Amin
anak kepala sekolah, maka Amin diberi perhatian yang lebih
oleh guru), sedangkan siswa yang lain tidak mendapat
perhatian secara wajar, bahkan anak yang tidak pandai
juga kurang mendapat perhatian dari guru

1-28 Unit 1
Contoh-2

Konsep : Hak Asasi Manusia (HAM).


Nama konsep : Hak Asasi Manusia (HAM) anak di masyarakat.
Contoh positif : Anak mendapat pembinaan dari tri pusat
pendidikan (pendidikan nonformal) yang ada
dalam masyarakat.
Misalnya, adanya karang taruna, pembinaan
keterampilan.
Contoh negatif : Kasus oknum masyarakat yang
memperdagangkan anak (trafficking).
Misalnya, karena Susi anak orang tidak mampu, Susi seijin
orang tuanya ditawari menjadi penjaga toko di kota lain.
Setelah orang tua mengizinkan dan anaknya keluar dari
bangku sekolah, ternyata anak tersebut dipekerjakan di tempat
yang tidak sesuai dengan rencana semula. Dengan demikian
hak sekolah anak (Susi) hilang, karena tidak bisa sekolah dan
tidak bisa bermain-main dengan teman sekolahnya lagi.
Ciri-ciri HAM : - Menghargai hak anak (anak)
- Adanya lembaga pemerintah yang melindungi hak
anak
- Adanya Undang-Undang Kekerasan dalam Rumah
Tangga (KDRT)
- Penerapan UU NO 23 Tahun 2004 tentang KDRT
yang tegas.
- Adanya LSM yang memperjuangkan hak anak
Peraturan : Tata tertib sekolah dan aturan dalam keluarga maupun dalam
masyarakat tidak diskriminasi tetapi menghargai HAM/anak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep adalah semua

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 29
Pengertian yang terdapat dalam pikiran seseorang tentang berbagai hal. Dalam
matakuliah pembelajaran PKn SD, konsep perlu dikenalkan pada mahasiwa agar
kelak mahasiswa bisa mengatasi masalah secara runtut, kronologis, dan memiliki
konsep yang matang, jika menghadapi masalah yang berkaitan dengan moral.

E. Pengertian Nilai dan Moral dalam Materi PKn


Selanjutnya, mari kita kaji pengertian nilai. Tahukah Anda nilai-nilai apa yang
ada pada falsafah hidup Anda? Coba Anda renungkan, apa saja yang telah Anda
lakukan kemarin? Perilaku mana yang sudah sejalan dengan tuntutan nilai yang
menjadi tuntunan masyarakat Indonesia? Perilaku mana yang telah Anda lakukan
yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut?
Pengertian nilai (value), menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi dan
pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori,
sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan,
mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar
perilaku. Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah
harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu
tersebut secara intrinsik memang berharga.
Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. PKn SD merupakan matapelajaran
yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan
dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila /budaya bangsa seperti yang terdapat
pada kurikulum PKn SD. Pelaksanaan pendidikan nilai selain dapat melalui
taksonomi Bloom dkk, dapat juga menggunakan jenjang afektif (Kratzwoh,1967),
berupa penerimaan nilai (receiving), penanggapan nilai (responding), penghargaan
nilai (valuing), pengorganisasi nilai (organization), karakterisasi nilai
(characterization). Kecenderungan pendidikan nilai di sini adalah melalui taksonomi
Bloom dkk. Selanjutnya, mari kita cermati contoh nilai di bawah ini.

Contoh 1 : Nilai benda kayu jati dianggap tinggi, sehingga kayu jati memiliki
nilai jual lebih mahal daripada kayu kamper atau kayu lainnya.
Secara intrinsik kayu jati adalah kayu yang memiliki kualitas yang
baik, tangguh, tidak mudah kropos, dan lebih kuat daripada jenis
kayu yang lain seperti kamper. Oleh karena itu, sudah sewajarnya
jika kayu jati, menurut pandangan masyarakat khususnya
pemborong, nilainya mahal.

1-30 Unit 1
Coba Anda buat contoh lain tentang pengertian nilai yang disertai contoh, dan
tulislah di buku tulis Anda. Jika Anda mengajarkan semua ini pada siswa SD,
sebaiknya Anda awali dengan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut. Uang ini berapa
rupiah? Mengapa ada gambar orang? Siapa nama orang dalam gambar ini? Mengapa
Pak Sudirman bukan tetanggamu? Nah, di sinilah Anda mulai menjelaskan jasa
beliau. Dengan demikian, nilai itu selalu terkait dengan manusia, barang, keadaan,
maupun kejadian.
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai Pancasila
merupakan standar hidup bangsa yang yang berideologi Pancasila. Nilai ini sudah
pernah dikemas dan disosialisasikan melalui P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila), dan diajarkan di sekolah-sekolah sebagaimana telah dibahas
di muka.
Setujukah Anda jika nilai yang kita jadikan tuntunan hidup ini kita tanamkan
pada seluruh bangsa Indonesia? Mengapa Anda setuju atau tidak setuju? Anda
hendaknya sadar bahwa secara historis, nilai Pancasila digali dari puncak-puncak
kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak
dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh karena itu,
sudah sepantasnya jika Pancasila mendapat predikat sebagai jiwa bangsa.
Nilai Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri merupakan pandangan
hidup/panutan hidup bangsa Indonesia. Kemudian, ditingkatkan kembali menjadi
Dasar Negara yang secara yuridis formal ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945,
yaitu sehari setelah Indonesia merdeka. Secara spesifik, nilai Pancasila telah
tercermin dalam norma seperti norma agama, kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, serta
norma hukum.
Dengan demikian, nilai Pancasila secara individu hendaknya dimaknai sebagai
cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan dalam cara
bertindak. Bisakah Anda membuat contoh penerapan nilai ini pada keluarga Anda?
Marilah kita coba dengan contoh gotong-royong. Jika perbuatan gotong-royong
dimaknai sebagai nilai, maka akan lebih bermakna jika nilai gotong-royong tersebut
telah menjadi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak seseorang secara individu
maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, nilai gotong-royong seperti
yang dicontohkan tadi adalah perilaku yang menunjukkan adanya rasa saling
membantu sesama dalam melakukan sesuatu yang bisa dikerjakan secara bersama-
sama sebagai perwujudan dari rasa solidaritas, yang memiliki makna kebersamaan
dalam kegiatan bergotong-royong.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 31
Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan makna
nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam berbagai
hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat.
Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini
karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup. Dengan demikian, nilai
Pancasila perlu dipahamkan pada anak SD. Sarana yang paling tepat untuk
menanamkannya adalah melalui pembelajaran PKn, karena di dalamnya terkandung
muatan nilai, moral, dan norma yang disertai contoh-contoh.

F. Pengertian Moral dalam Materi PKn


Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya
seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak
manusia bermoral baik dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang. Walaupun moral itu berada di dalam diri individu, tetapi moral
berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan moralitas memiliki
sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan
makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi
maupun menjalankan aturan.
Setelah memahami pengertian dan makna moral di atas, coba Anda jelaskan
perbedaan antara moral dengan moralitas? Sebagai contoh, Anda tentu dapat
memberikan contoh perilaku moral yang baik dan kurang baik. Bagaimana cara
Anda membelajarkan moral baik dan tidak baik pada siswa SD? Sebaiknya diawali
dengan menceritakan kejadian atau kasus anak bermoral baik atau kurang baik.
Cerita Malin Kundang merupakan contoh cerita rakyat yang menggambarkan anak
bermoral tidak baik. Buatlah cerita tersebut semenarik mungkin sehingga anak dapat
memaknai akibat moral Malin terhadap ibunya. Anak akan belajar bahwa karena
sikap moral yang tidak baik, Malin mendapat kutukan dari Tuhan dan sanksi moral
dari masyarakat (dicemooh, tidak mendapat teman). Setelah mendengarkan cerita,
coba lanjutkan pembelajaran dengan metode sosiodrama/bermain peran, yang
memungkinkan anak memainkan peran-peran dalam cerita Malin Kundang.
Ada beberapa pakar yang mengembangkan pembelajaran nilai moral, dengan
tujuan membentuk watak atau karakterstik anak. Pakar-pakar tersebut di antaranya
adalah Newman, Simon, Howe, dan Lickona. Dari beberapa pakar tersebut, pendapat
Lickona yang lebih cocok diterapkan untuk membentuk watak/karakter anak.

1-32 Unit 1
Pandangan Lickona (1992) tersebut dikenal dengan educating for character atau
pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam hal
ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosof Michael Novak yang berpendapat
bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral
knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang satu sama lain saling berhubungan
dan terkait.
Lickona menggarisbawahi pemikiran Novak. Ia berpendapat bahwa
pembentukan karakter atau watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir,
yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral
(moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karakter anak pun
dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral.
Lebih jelasnya silakan Anda mencermati bagan dibawah ini yaitu Alur pikir
Lickona seperti yang telah kita jelaskan di atas.

KONSEP MORAL
¾ Kesadaran moral
¾ Pengetahuan nilai moral
¾ Pandangan ke depan
¾ Penalaran moral
¾ Pengambilan keputusan
¾ Pengetahuan diri

SIKAP MORAL
¾Kata hati
¾Rasa percaya diri
KARAKTER/ ¾Empati
WATAK ¾Cinta kebaikan
¾Pengendalian diri
¾Kerendahan diri

PERILAKU MORAL
¾kemampuan
¾kemauan
¾kebiasaan

Bagan 1.2 Pembentukan watak menurut pandangan Lickona, dikutip dari


Wahab dan Winataputra (2005: 1.16)

Marilah kita melihat sasaran hasil belajar, dan isi materi PKn, yang pada
dasarnya harus memiliki ketiga aspek yang disebutkan di atas.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 33
Contoh Materi : Standar Kompetensi Demokrasi
Kelas : SD kelas II semester 2

Pemikiran Lickona ini diupayakan dapat digunakan untuk membentuk watak anak,
agar dapat memiliki karakter demokrasi. Oleh karena itu, materi tersebut harus
menyentuh tiga aspek teori (Lickona), seperti berikut.
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness),
pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective
taking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan
pengetahuan diri (self knowledge).

ASPEK KONSEP MORAL (moral knowing)


ƒ kesadaran moral Æ kesadaran hidup berdemokrasi
ƒ pengetahuan nilai moral Æ pemahaman materi demokrasi
ƒ pandangan ke depan Æ manfaat demokrasi ke depan
ƒ penalaran moral Æ alasan senang demokrasi
ƒ pengambilan keputusan Æ bagaimana cara hidup demokratis
ƒ pengetahuan diri Æ introspeksi diri

Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri
(self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri
(self control), dan kerendahan hati (and huminity).

ASPEK SIKAP MORAL (moral feeling)


ƒ kata hati Æ kata hati kita tentang hidup bebas
ƒ rasa percaya diri Æ rasa percaya diri kita pada bebas berpendapat
ƒ empati Æ empati kita pada orang yang tertekan
ƒ cinta kebaikan Æ cinta kita terhadap musyawarah
ƒ pengendalian diri Æ pengendalian diri kita terhadap kebebasan
ƒ kerendahan hati Æ menjunjung tinggi dan hormati pendapat lain

Perilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance),


kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).

ASPEK PERILAKU MORAL (moral behavior)


ƒ kemampuan Æ kemampuan menghormati hidup demokrasi
ƒ kemauan Æ kemauan untuk hidup berdemokrasi
ƒ kebiasaan Æ kebiasaan berdemokrasi dengan teman

1-34 Unit 1
Teori Lickona (1992) ini cukup relevan untuk digunakan dalam pembentukan
watak anak dan sesuai dengan karakteristik materi PKn. Sasaran pembelajaran PKn
SD dapat dikaitkan dengan pola pikir Lickona tersebut. Dari sini dapat kita lihat
hasilnya, tentang seberapa jauh perubahan watak atau karakter anak setelah
mendapat materi PKn. Misalnya, bagaimana watak atau karakter anak yang terbentuk
berkenaan dengan demokrasinya setelah ia menerima materi demokrasi tersebut.
Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian
moral/moralitas adalah suatu tuntutan perilaku yang baik yang dimiliki oleh individu
sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku.
Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia
SD, karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk moral
anak, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.

G. Pengertian Norma Dalam Materi PKn


Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan
tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-
rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai
benar/salah. Dalam bahasa Inggris, norma diartikan sebagai standar. Di samping itu,
norma juga bisa diartikan sebagai kaidah atau petunjuk hidup yang digunakan untuk
mengatur perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.
Anda tentu masih ingat pelajaran PMP di SMA dulu. Coba Anda ingat-ingat
lagi, ada berapa macam norma yang berlaku dalam kehidupan kita? Norma yang
berlaku di masyarakat Indonesia ada lima, yaitu (1) norma agama, (2) norma susila,
(3) norma kesopanan, (4) norma kebiasaan, dan (5) norma hukum, di samping
adanya norma-norma lainnya. Semua norma tersebut tentu sudah Anda ketahui, dan
sudah pernah Anda lakukan. Pernahkah Anda menyimpang atau melanggar norma
tersebut? Coba Anda renungkan, pelanggaran apa dan apa akibat yang Anda terima
jika melanggar norma dalam masyarakat?
Pelanggaran norma biasanya mendapatkan sanksi, tetapi bukan berupa
hukuman di pengadilan. Menurut Anda apa sanksi dari pelanggaran norma agama?
Sanksi dari norma agama ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu, hukumannya
berupa siksaan di akhirat, atau di dunia atas kehendak Tuhan. Sanksi
pelanggaran/penyimpangan norma kesusilaan adalah moral yang biasanya berupa
gunjingan dari lingkungannya. Penyimpangan norma kesopanan dan norma
kebiasaan, seperti sopan santun dan etika yang berlaku di lingkungannya, juga
mendapat sanksi moral dari masyarakat, misalnya berupa gunjingan atau cemooh.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 35
Begitu pula norma hukum, biasanya berupa aturan-aturan atau undang-undang yang
berlaku di masyarakat dan disepakati bersama.
Sebagai contoh, mari kita buat studi kasus tentang pelanggaran norma agama.
Misalnya kasus Parman, seorang anak yang sedang duduk di kelas enam dan
beragama Islam. Semua keluarganya juga beragama Islam. Parman berdomisili di
daerah Kauman, yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Setiap malam pada
bulan Ramadhan, masjid di sebelah rumahnya ramai oleh kegiatan agama. Namun,
Parman tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan di masjid sebelah rumahnya.
Parman tidak pernah tarawih, bahkan ia tidak pernah berpuasa. Pada suatu malam,
ketika di masjid itu diselenggarakan shalat tarawih yang berlangsung dengan
khidmat, tiba-tiba Parman dan teman-teman sepermainannya membunyikan mercon
tepat di depan rumahnya, yang berarti dekat juga dengan masjid. Dia beserta teman
sepermainannya sudah tidak ingat lagi dengan kewajibannya untuk menjalankan
ibadah, bahkan sudah lupa dan tidak sadar bahwa bulan ini bulan suci bagi dirinya,
yang sebenarnya juga beragama Islam.
Menurut Anda, Parman dan teman sepermainanya kena sanksi norma apa?
Parman akan mendapatkan sanksi moral dari masyarakat sekitarnya, karena dianggap
melanggar norma agama, norma kesopanan, dan norma kebiasaan. Di samping itu,
barangkali Parman juga akan mendapat hukuman dari Tuhan karena ia telah
mengganggu ketenteraman orang yang sedang menjalankan ibadah, yang berarti juga
menyakiti hati orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa norma adalah petunjuk
hidup bagi warga yang ada dalam masyarakat. Norma dalam masyarakat hendaknya
dipatuhi oleh anggota masyarakat, karena norma tersebut mengandung sanksi. Siapa
saja, baik individu maupun kelompok, yang melanggar norma mendapat hukuman
yang berwujud sanksi, seperti sanksi agama dari Tuhan dan departemen agama,
sanksi akibat pelanggaran susila, kesopanan, hukum, maupun kebiasaan yang berupa
sanksi moral dari masyarakat.
Untuk memantapkan pengetahuan yang telah Anda pelajari, kerjakan latihan
berikut ini.

1-36 Unit 1
Latihan
1) Setelah Anda mengetahui tujuan dan ruang lingkup PKn, coba Anda renungkan
melalui apa dan bagaimana tolok ukurnya suatu bangsa atau generasi penerus
dapat dikatagorikan sebagai bangsa yang baik?
2) Moral anak perlu dibentuk, agar menjadi bangsa yang baik. Selaku guru SD
tentunya Anda tahu, melalui apa moral anak bangsa ini sebaiknya dapat
dibentuk?
3) Karakteristik PKn terletak pada nilai moral yang dikandung. Menurut Anda,
menggunakan pedoman apa agar nilai moral dapat ditanamkan pada siswa?
4) Jelaskan apa arti nilai moral yang ada dalam PKn!
5) Generasi terdahulu sering menyatakan bahwa bangsa Indonesia saat sekarang
sedang mengalami krisis jati diri, setujukah Anda jika dikaitkan dengan moral
bangsa, dan jelaskan mengapa demikian?

Rambu- Rambu Jawaban


1) Baca kembali uraian tentang nilai moral dan norma
2) Baca kembali makna dari pendidikan moral
3) Cermati dan telaah makna pelaksanaan nilai dan moral
4) Baca dan telaahn kembali makna dan nilai moral Pancasila
5) Berikan alasan yang tepat bila setuju dan tidak setuju, baca pengertian nilai moral
dan silakan Anda kaitkan dengan kondisi bangsa kita saat sekarang.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 37
Rangkuman
1) Materi PKn di semua jenjang kelas mengandung muatan konsep nilai, moral, dan
norma. Semua ini ada dalam materi PKn SD dan termuat dalam semua standar
kompetensi, mulai kelas satu sampai kelas enam.
2) Konsep adalah semua pengertian yang terdapat dalam pikiran seseorang tentang
berbagai hal yang dinyatakan dengan kata-kata. Dalam pembelajaran PKn SD,
konsep perlu dikenalkan pada siswa agar kelak jika memandang masalah dapat
runtut, kronologis, dan memiliki konsep yang matang. Dengan demikian, konsep
adalah kata yang menunjuk sesuatu.
3) Pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang
terdapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai barang/sesuatu yang berharga,
berguna, dan memiliki manfaat. Nilai adalah kualitas kebaikan yang ada pada
sesuatu. Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan
sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai tuntunan hidup. Misalnya, nilai-nilai
pancasila perlu ditanamkan pada anak SD. Sarana yang paling tepat adalah
melalui pembelajaran PKn karena dalam materi PKn terkandung muatan nilai dan
moral.
4) Moral/moralitas adalah suatu tuntutan perilaku yang baik, yang dimiliki oleh
individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan
tingkah laku. Moral merupakan tuntutan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia
SD karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk
moral anak, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.
5) Norma adalah aturan sebagai petunjuk hidup bagi individu dalam masyarakat.
Norma merupakan sumber hukum yang menguatkan kedudukan muatan materi
dalam PKn, yaitu konsep, nilai, moral yang diwujudkan dalam perilaku. Norma
dalam masyarakat hendaknya dipatuhi oleh anggota masyarakat, karena norma
tersebut mengandung sanksi. Siapa saja, baik individu maupun kelompok, yang
melanggar norma mendapat hukuman yang berwujud sanksi, antara lain sanksi
agama, sanksi susila, sanksi moral bagi pelanggaran kesopanan, hukum atau
kebiasaan masyarakat.

1-38 Unit 1
TES FORMATIF 2

1. Konsep moral merupakan pengertian yang ada dalam pikiran seseorang yang
berkaitan dengan segala hal. Oleh karena itu, cara menanamkannya dapat
dilakukan dengan menggunakan.....
A. proses kognitif
B. proses afektif
C. proses psikomotor
D. proses normatif

2. Nilai merupakan kualitas kebaikan yang melekat dalam berbagai hal dan
dianggap sebagai sesuatu hal yang berharga, berguna, atau bermanfaat. Nilai
bersifat performatif. Oleh karena itu, penanganannya dapat dilakukan
menggunakan.....
A. pendekatan interaktif
B. pendekatan terbuka
C. pendekatan kognitif
D. pendekatan psikomotor

3. Terdapat beberapa norma dalam kehidupan bangsa Indonesia. Hormat kepada


guru merupakan norma.....
A. agama
B. susila
C. hukum
D. adat

4. Kemampuan setiap orang tidak sama. Oleh karena itu, kemampuan bergaul
dalam masyarakat cukup penting, karena tergolong.....
A. keterikatan pada norma
B. keterikatan pada sikap
C. keterikatan pada nilai
D. keterikatan pada moral

5. Norma adalah petunjuk hidup yang ada dalam masyarakat dan harus dipatuhi.
Norma yang erat kaitannya dengan perundang-undangan adalah.....
A. norma agama

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 39
B. norma kebiasaan
C. norma hukum
D. norma kesopanan

6. Jenderal Sudirman merupakan sosok pahlawan yang memiliki nilai tinggi bagi
bangsa Indonesia karena....
A. jasanya kepada Belanda
B. jasanya kepada pendidikan
C. jasanya kepada angkatan bersenjata
D. jasanya kepada pejuang kemerdekaan

7. Melalui pembelajaran PKn penguasaan siswa terhadap nilai moral norma


termasuk wajib karena.....
A. sesuai dengan adat istiadat
B. sesuai dengan pandangan hidup bangsa
C. sesuai dengan budaya bangsa
D. sesuai dengan pola pikir nenek moyang kita

8. Materi PKn memiliki nuansa seperti berikut, kecuali.....


A. nuansa agamis
B. nuansa sosiologis
C. nuansa psikologis
D. nuansa hipotesis

9. Nilai yang terkandung dalam konsep gotong royong dalam masyarakat


merupakan nuansa perilaku terhadap.....
A. moral
B. adat kebiasaan
C. norma lingkungan
D. sikap

10. PKn terkait erat dengan IPS karena kedua mata pelajaran tersebut .....
A. berasal dari satu rumpun
B. sama sama bidang ilmu sosial
C. mata pelajaran tentang kemasyarakatan
D. hasil dari perubahan kurikulum baru

1-40 Unit 1
Umpan Balik
Setelah selesai mengerjakan tes formatif Subunit 1 ini, bandingkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia dalam buku ini. Hasilnya Anda
hitung dengan rumus yang ada. Jika Anda telah mampu mengerjakan 80% benar,
silakan melanjutkan ke Unit berikutnya. Jika belum mencapai 80%, silahkan
mencermati mana yang Anda anggap belum paham, dan akan lebih baik lagi jika
Anda berdiskusi dengan teman.

Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,
catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban
latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya
jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang
dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan bacaan tersebut
silahkan Anda lanjutkan ke unit berikutnya.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 41
Selanjutnya setelah memahami pengertian konsep nilai, moral dan norma marilah
kita menganalisis materi PKn SD dalam kurikulum 2006 (KTSP), seperti yang telah
dilakukan Wahab dan Winataputra, 2005:3.11-3.38 dalam kurikulum sebelumnya.

2.2 Cara Mengalisis Materi PKn SD Dalam Kurikulum 2006 Ditinjau


Dari Konsep, Nilai, Moral, dan Norma Untuk Membentuk Warga Negara yang
Baik

Kelas 1
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan

Analisis Muatan Materi


Konsep : Hidup rukun
a) Merupakan nama konsep perilaku, dalam hubungannya dengan
lingkungan
b) Misalnya, rukun dengan semua teman, baik laki-laki atau
perempuan/persamaan gender, dengan teman yang berbeda agama, dan
berbeda suku bangsa
c) Ciri-cirinya adalah suka berteman dengan sesama laki/perempuan,
sesama agama lain, dan teman yang berbeda suku dalam bentuk suka
menolong, suka bekerja sama.
d) Aturannya, yaitu sikap hidup rukun tumbuh secara interaktif dalam
lingkungan nya, dan bersumber dari nilai sila ke tiga
Nilai : Hidup rukun sebagai perilaku seseorang yang suka bekerjasama merupakan
produk dari proses perwujudan perilaku yang mengutamakan kebersamaan
dengan teman, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat.
Moral atau moralitas: Untuk dapat berlaku rukun, secara moral seseorang dituntut melakukan sesuatu
yang sifatnya untuk kepentingan bersama, dan mampu mengendalikan diri
demi kepentingan orang lain.
Norma : Untuk menumbuhkan perilaku hidup rukun diperlukan norma agama, susila,
kesopanan maupun kebiasaan, baik di rumah maupun di sekolah.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dan sadar terhadap hidup rukun.

1-42 Unit 1
Standar Kompetensi : 2. Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah.

Analisis Muatan Materi


Konsep : Membiasakan hidup tertib
a) Disiplin dan tepat waktu, misalnya melakukan tata tertib di
rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Bangun pagi teratur,
mengerjakan PR dari guru, membayar iuran RT.
b) Ciri-cirinya yaitu tepat waktu, disiplin, menepati janji, hak
kewajiban.
c) Aturannya yaitu merupakan proses dari perilaku, untuk berbuat
tertib sesuai dengan nilai yang tercantum dalam Pancasila.
Nilai : Perilaku tertib merupakan keadaan yang teratur rapi, sehingga serba
menyenangkan pandangan.
Moral atau moralitas : Untuk berlaku tertib diperlukan kedisiplinan dan ketepatan, sebagai
sarana memenuhi pelaksanaan hak dan kewajiban.
Norma : Untuk menumbuhkan perilaku tertib diperlukan peraturan, ketertiban,
dengan norma agama, susila, kesopanan maupun kebiasaan.
Tujuan : Membentuk warga negara baik dengan membiasakan hidup yangtertib

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah

Analisis Muatan Materi


Konsep : Menghargai hak anak
a) Merupakan nama konsep untuk menghargai hak anak
b) Misalnya, menjelaskan hak dan kewajiban anak, orang tua, dan
guru
c) Ciri-cirinya yaitu memberi kebebasan pada anak untuk
mengajukan pendapat, memberi kesempatan untuk bermain, dan
bersekolah.
d) Aturannya merupakan hubungan antara anak dengan orang tua
serta guru dan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban
masing-masing.
Nilai : Menghargai hak anak merupakan perwujudan warga negara yang baik.
Moral atau moralitas : Diperlukan sikap dan perilaku yang menyadari akan hak dan
kewajiban.
Norma : Untuk menumbuhkan kesadaran akan hak dan kewajiban, diperlukan
norma kesopanan, kebiasaan, hukum, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik menghargai hak anak.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 43
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah.

Analisis Muatan Materi


Konsep : Membiasakan anak memenuhi kewajibannya
a) Merupakan nama konsep kewajiban bagi anak
b) Misalnya, menjelaskan kewajiban anak di rumah dan di sekolah,
seperti membantu membersihkan rumah, atau membayar iuran
sekolah rutin setiap tanggal 10.
c) Ciri-cirinya yaitu memenuhi janji, belajar rutin, adil, dan
menghargai waktu.
d) Aturannya merupakan hubungan antara anak dengan orang tua
serta guru dengan membiasakan adanya aturan-aturan.
Nilai : Membiasakan anak sadar akan kewajibannya sehingga mempunyai
nilai yang sesuai dengan nilai yang diharapkan.
Moral atau moralitas : Diperlukan sikap untuk memenuhi kewajiban, sehingga terbentuk
moral menghargai hak-hak orang lain.
Norma : Untuk menumbuhkan perilaku sadar terhadap kewajiban, diperlukan
kesadaran dan displin. Untuk itu diperlukan norma agama, susila,
kesopanan maupun kebiasaan, baik di rumah maupun di sekolah.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik membiasakan anak memenuhi
Kewajibannya di rumah dan di sekolah.

Kelas 2
Standar Kompetensi : 5. Membiasakan hidup gotong royong

Analisis Muatan Materi


Konsep : Menerapkan hidup saling tolong menolong.
a) Merupakan nama konsep suka membantu sesama.
b) Misalnya, membantu teman yang terkena musibah banjir, kesulitan
membayar uang sekolah, menggendong adik ketika ibu masak.
c) Ciri-cirinya yaitu suka membantu teman, suka menolong, dan suka
bekerja sama.
d) Aturannya yaitu bersifat suka bekerja sama dengan teman atas dasar
tanpa pamrih yang merupakan perilaku yang diharapkan.
Nilai : Hidup meringankan beban orang lain dan memupuk kebersamaan.
Moral atau moralitas : Untuk berlaku gotong royong secara moral, seseorang dituntut untuk
melakukan sesuatu yang sifatnya untuk meringankan kepentingan
bersama.
Norma : Untuk menumbuhkan sikap gotong royong, diperlukan norma agama,
susila, kesopanan maupun kebiasaan, baik di rumah maupun di sekolah.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dengan membiasakan hidup
gotong royong

1-44 Unit 1
Standar Kompetensi : 6. Cinta lingkungan

Analisis Muatan Materi :


Konsep : Menerapkan hidup mencintai lingkungan.
a. Merupakan nama konsep suka menciptakan lingkungan.
b. Misalnya, suka merawat tanaman, penghijauan, dan menjaga
kebersihan.
c. Ciri-cirinya yaitu senang membuang sampah pada tempatnya,
berkebun, dan merawat taman.
d. Aturannya yaitu bersifat suka bekerja demi keindahan.
Nilai : Hidup penuh keindahan dan estetika.
Moral atau moralitas : Untuk menciptakan keindahan dituntut untuk berlaku bersih dan rajin.
Norma : Untuk menumbuhkan perilaku indah, diperlukan norma kebiasaan dan
agama, baik di rumah maupun di sekolah.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dengan membiasakan mencin-
tai lingkungan hidupnya

Standar Kompetensi : 7. Menampilkan sikap demokratis

Analisis Muatan Materi :


Konsep : Menerapkan pola hidup demokrasi.
a. Merupakan nama konsep suka kebebasan.
b. Misalnya, suka musyawarah, memberi peluang pada teman
lain, menghargai pendapat orang lain.
c. Ciri-cirinya yaitu berkumpul bersama, berpendapat, voting.
d. Aturannya yaitu bersifat curah pendapat, aklamasi, dan suara
terbanyak.
Nilai : Hidup memberi kebebasan bersuara dan tidak diktator.
Moral atau moralitas : Untuk menciptakan suasana demokrasi dituntut untuk berlaku tidak
diskriminasi gender pada anak.
Norma : Untuk menumbuhkan demokrasi, diperlukan norma kebiasaan, dan
kesopanan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik terbiasa hidup demokrasi

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 45
Standar Kompetensi : 8. Menampilkan nilai-nilai Pancasila

Analisis Muatan Materi :


Konsep : Menerapkan pola hidup sesuai dengan nilai yang dianutnya.
a. Merupakan nama konsep suka mengamalkan nilai
Pancasila.
b. Misalnya, rajin beribadah sesuai agamanya, suka kegiatan
kemanusiaan, menjunjung persatuan, berbuat adil.
c. Ciri-cirinya yaitu khusuk, amal, cinta tanah air,
musyawarah, dan adil.
d. Aturannya yaitu bersifat suri tauladan sesuai nilai pancasila.
Nilai : Hidup berpedoman pada nilai Pancasila, keteladanan, dan
pengamalan.
Moral atau moralitas : Untuk mengamalkan nilai Pancasila, dituntut untuk berlaku sesuai
jiwa Pancasila.
Norma : Untuk menanamkan nilai moral Pancasila diperlukan norma
kebiasaan, kesopanan, agama, hukum, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik sesuai nilai Pancasila

Standar Kompetensi : 9. Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat

Analisis Muatan Materi :


Konsep : Menerapkan perilaku hidup sesuai norma dalam masyarakat.
a. Merupakan nama konsep suka mematuhi norma hidup.
b. Misalnya, mentaati aturan dalam masyarakat, kerja bakti,
siskamling, PKK, karang taruna, iuran RT, iuran
kematian, rembug desa.
c. Ciri-cirinya yaitu tertib, sopan, tepat waktu, guyub, gotong
royong.
d. Aturannya yaitu bersifat suri tauladan sesuai norma adat
kebiasaan.
Nilai : Hidup berpedoman pada nilai Pancasila, adat istiadat, dan
budaya.
Moral atau moralitas : Dapat untuk melakukan norma dalam hidup bermasyarakat
diperlukan kesadaran dan aturan dalam masyarakat.
Norma : Untuk mematuhi norma diperlukan norma kebiasaan, kesopanan,
agama, hukum,dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik sesuai norma dalam masyaraka

1-46 Unit 1
Standar Kompetensi : 10. Memiliki harga diri sebagai individu

Analisis Muatan Materi :


Konsep : Menerapkan kata hati memiliki harga diri.
a. Merupakan nama konsep memiliki harga diri.
b. Misalnya, tidak suka merepotkan orang lain, tidak
menunjukkan kelemahannya, mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri, misalnya belum membayar sekolah
tidak mau mendapat bantuan sepanjang masih bias
mengatasi sendiri.
c. Ciri-cirinya yaitu mandiri, tidak cengeng, tidak tergantung
orang lain.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan antar manusia atas
dasar keteguhan hati.
Nilai : Memantapkan keteguhan hati yang didasarkan pada prisip
perasaan hati nuraninya.
Moral atau moralitas : Dapat menanamkan pikiran bahwa harkat dan martabat harus
dijunjung tinggi sesuai nilai moral Pancasila.
Norma : Untuk mematuhi norma, diperlukan norma kebiasaan,
kesopanan, agama, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dan memiliki harga diri

Standar Kompetensi : 11. Bangga sebagai bangsa Indonesia

Analisis Muatan Materi :


Konsep : Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
b. Merupakan nama konsep bangga terhadap bangsanya.
c. Misalnya, suka memakai produk negeri, membawa identitas
negaranya, menonjolkan kepribadian bangsa, menunjukkan
kebanggaan sebagai anak bangsa seperti menampilkan tari
topeng, masakan khas, pakaian adat ke negara lain.
d. Ciri-cirinya yaitu menggunakan batik swadesi, membawa
bendera merah putih ke negara tetangga, memamerkan
kelebihan negaranya seperti Borobudur, Bali, dan tidak
membuka kelemahan pemimpinya ke negara lain.
e. Aturannya yaitu merupakan hubungan antar-individu, dengan
bangsa dan negara, manusia, atas dasar keteguhan hati.
Nilai : Memantapkan perasaan hati dan bangga menjadi bangsa
Indonesia.
Moral atau moralitas : Dapat menyatakan rasa cinta pada tanah air.
Norma : Untuk mematuhi norma diperlukan norma kebiasaan, kesopanan,
agama, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik bangga sebagai bangsa Indones

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 47
Kelas 4
Standar Kompetensi : 12. Memahami sistem pemerintahan desa dan kecamatan
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Memiliki wawasan tentang sistem pemerintahan di desa dan
kecamatan.
a. Merupakan nama konsep sistem pemerintahan desa/kec.
b. Misalnya, sistem pemilihan kepala desa, camat, sistem pemilihan
perangkat desa, RW, RT. Begitu pula sistem kerjanya seperti
pembagian pengairan sawah, rapat/musyawarah desa, pembagian
keamanan, peran PKK.
c. Ciri-cirinya yaitu aktif mengikuti kegiatan di desanya,
kecamatan dengan mematuhi aturan RT, RW, Desa, Kecamatan,
serta menghargai semua sistem yang telah menjadi kesepakatan
bersama.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan moral dengan
pengetahuan dalam kelembagaan atas dasar kemahuan untuk
memahami dan menyadari fakta yang ada.
Nilai : Mengetahui stuktur dan sistem dalam kelembagaan serta mematuhi
sistem tersebut sesuai dengan nilai dalam falsafah hidupnya.
Moral atau moralitas : Dapat membentuk moral paham pada sistem dan ada upaya untuk
mengikuti sistem tersebut merupakan moral yang diharapkan.
Norma : Untuk mematuhi norma diperlukan norma kebiasaan, kesopanan,
agama, hukum dan kesusilaan dalam memahami dan mengikuti
sistem.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dan memahami desa dan
kecamatan

Standar Kompetensi : 13. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan


propinsi.
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Memahami sistem pemerintahan Kabupaten/ Kota/Propinsi
a. Sama dengan di atas hanya jangkauannya lebih luas, yaitu
meliputi Kabupaten, Kota, Propinsi.
b. Misalnya, sama juga hanya sistemnya lebih banyak
karena strukturnya berbeda, ada beberapa Dinas yang
menangani kegiatan di Kab, Kot, Prop.
c. Ciri-cirinya yaitu mau mempelajari dan memahami
pembelajaran di sekolah tentang materi tersebut dan
menghormati sistem yang berlaku.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan antar-individu,
dengan pemerintahan Kab/Kot/Propinsi
Nilai : Mengetahui stuktur dan sistem dalam kelembagaan, serta
mematuhi sistem tersebut sesuai dengan nilai dalam falsafah
hidupnya.
Moral atau moralitas : Dapat membentuk moral paham pada sistem dan ada
upaya untuk mengikuti sistem tersebut merupakan moral
yang diharapkan.
Norma : Untuk mematuhi norma diperlukan norma kebiasaan,
kesopanan, agama, hukum, dan kesusilaan dalam memahami dan
mengikuti sistem.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik memahami Kab/Kot/ Propinsi

1-48 Unit 1
Standar Kompetensi : 14. Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi di
lingkungannya.
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Memiliki wawasan tentang sikap terhadap globalisasi
lingkungan
a. Merupakan nama konsep menyikapi globalisasi lingkungan.
b. Misalnya, sikap terhadap fasilitas tilpun umum, wartel, warnet,
pasar kaset, acara TV, media koran, majalah, dan media lainnya.
c. Ciri-cirinya yaitu menggunakan wartel dengan baik, memanfaatkan,
warnet, memilih kaset di pasaran yang mendidik, tanggap membaca
koran, majalah/cerita maupun pendidikan.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan perilaku moral dalam
menyikapi globalisasi lingkungan yang modern.
Nilai : Mengetahui kelebihan dan kelemahan globalisasi lingkungan yang
disesuaikan dengan nilai-nilai dalam falsafah hidupnya.
Moral atau moralitas : Dapat membentuk moral paham pada arus globalisasi sehingga mampu
bersikap dengan tetep mempertahankan nilai moral dalam kehidupannya.
Norma : Untuk menyikapi arus globalisasi diperlukan norma kebiasaan,
kesopanan, agama, hukum, dan kesusilaan agar norma kita tetap terjaga
baik.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik berwawasan lingkungan global

Kelas 5
Standar Kompetensi : 15. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Keutuhan NKRI
a. Merupakan nama konsep sejarah perjuangan bangsa.
b. Misalnya, bersatu dengan teman, bersatu dengan teman
walaupun lain daerah, lain agama.
c. Ciri-cirinya yaitu suka berteman banyak, bekerja sama dan
meneruskan cita-cita gotong royong.
d. Aturannya yaitu sikap moral dan perilaku bersatu dengan teman
darimana pun asal maupun agamanya.
Nilai : Perilaku mengutamakan persatuan dengan teman maupun
siapapun untuk menjaga keutuhan NKRI.
Moral atau moralitas : Untuk dapat berperilaku bersatu perlu memiliki jiwa persatuan
yang dikembangkan mulai usia dini.
Norma : Untuk menumbuhkan jiwa persatuan diperlukan norma agama,
susila, kesopanan, kebiasaan, dan norma hukum.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik menjaga keutuhan NKRI

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 49
Standar Kompetensi : 16. Memahami perundangan tingkat pusat dan daerah.
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Memahami perundangan di pusat dan daerah
a. Merupakan nama konsep dari undang-undang daerah dan
pusat.
b. Misalnya, mengikuti undang-undang pendidikan,
perlindungan anak, KDRT anak, traffiking anak, dan
HAM anak.
c. Ciri-cirinya yaitu mempelajari materi UU/ OTODA dengan
seksama, mengikuti UU yang telah ditentukan pusat dan
daerah, mematuhu Raperda.
d. Aturannya yaitu merupakan perilaku yang taat pada UU pusat
maupun daerah.
Nilai : Perilaku mental yang mematuhi UU maupun Perda dalam
menerapkan kebijakan tatanan reformasi desentralisasi
moralitas. Untuk dapat memahami UU No. 22 dan UU No.
25/1999 tentang OTODA / UU Pusat dan Daerah, perlu nilai
moral yang konsisten.
Moral : Untuk dapat bersikap dan mematuhi UU Pusat dan Daerah
dituntut memiliki moral yang disiplin, sehingga tidak hanya
memahami saja tetapi melaksanakan UU yang telah disepakati
bersama.
Norma : Untuk menumbuhkan sikap menghormati perundangan yang
berlaku baik pusat maupun daerah, diperlukan norma agama,
susila, kesopanan maupun kebiasaan dan norma hukum
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dan paham UU pusat dan daerah

Standar Kompetensi : 17. Memahami kebebasan berorganisasi.


Analisis Muatan Materi :
Konsep : Kebebasan berorganisasi
a. Merupakan nama konsep kebebasan berorganisasi.
b. Misalnya, berusaha ingin tahu kegiatan OSIS, ingin menjadi
pengurus OSIS, ingin tahu Karang Taruna di desanya, RT,
RW, dan organisasi yang lain.
c. Ciri-cirinya yaitu senang bermusyawarah dengan teman di
sekolah maupun di rumah, setiap ada kegiatan ingin masuk
di dalamnya.
d. Aturannya yaitu sikap moral dan perilaku berorganisasi
perlu terbentuk sejak usia dini karena itu perlu latihan.
Nilai : Sikap mental perilaku berorganisasi sangat diperlukan oleh
masyarakat yang majemuk seperti Indonesia.
Moral atau moralitas : Untuk membentuk perilaku senang berorganisasi perlu
pembinaan moral suka berserikat berkumpul bersama teman
mulai dini.
Norma : Untuk menumbuhkan sikap gemar berorganisasi diperlukan
norma agama, susila, kesopanan, kebiasaan, dan norma hukum.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik dan paham berorganesasi

1-50 Unit 1
Standar Kompetensi : 18. Menghargai keputusan bersama
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Menghargai keputusan bersama
a. Merupakan nama konsep musyawarah dan menghargai keputusan
bersama.
b. Misalnya, mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama dan
menghormati keputusan bersama teman-temannya, seperti hasil
keputusan pemilihan ketua kelas walaupun tidak suka Ali menjadi
ketua kelas namun harus menerima dengan ihklas.
c. Ciri-cirinya yaitu senang memberi usul pada temannya, ingin
melaksanakan keputusan, dan ingin menyetujui pendapat terbanyak.
d. Aturannya yaitu menghargai keputusan bersama terbentuk karena
adanya proses pembiasaan menerima keputusan yang sehat.
Nilai : Mengahargai pendapat orang lain merupakan sikap moral yang terpuji
karena sesuai dengan nilai yang terkandung dalam fahsafah hidup
yang dianutnya.
Moral atau moralitas : Untuk dapat bersikap dan berperilaku kebiasaan menghargai
keputusan bersama, diperlukan sikap moral dalm pembiasaan
menghargai pendapat orang lain/ keputusan bersama.
Norma : Guna mendukung kebiasaan menghargai keputusan bersama
diperlukan norma agama, susila, kesopanan, maupun kebiasaan dan
norma hukum.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik, menghargai keputusan bersama

Standar Kompetensi. Kelas 6 : 19. Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia.


Analisis Muatan Materi :
Konsep : Paham terhadap sistem pemerintahan Indonesia.
b. Misalnya, bisa memahami adanya pemilu, pilkada, DPR,
DPD. Tugas dan fungsi pemerintah.
c. Ciri-cirinya yaitu ingin mengetahui apa, mengapa,
bagaimana Pemilu, Pilkada, DPR/ PPD, serta lembaga-
lembaga negara.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan antarindividu
dengan bangsa dan lembaga negara atas dasar keteguhan
hati.
Nilai : Memantapkan perasaan hati ingin mengetahui kondisi
pemerintahan dan negaranya merupakan tindakan yang terpuji
karena sesuai dengan nilai yang ada di negaranya.
Moral atau moralitas : Dapat menyatakan rasa senang pada sistem pemerintahan di
negaranya.
Norma : Untuk memahami dan mematuhi sistem diperlukan norma
kebiasaan, kesopanan, agama, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik, sehingga memahami
sistem pemerintahan Republik Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 51
Standar Kompetensi : 20. Memahami peran Indonesia dalam lingkungan Asia
Tenggara.
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Peran Indonesia dalam Asia Tenggara.
a. Merupakan nama konsep hubungan dengan Asia
Tenggara.
b. Misalnya, mengetahui politik luar negeri bebas dan aktif,
contoh- contoh peran Indonesia dalam negara Asia
Tenggara.
c. Ciri-cirinya yaitu suka melihat Asean Games, ikut
pertukaran pelajar dengan negara Asia Tenggara, tahu
barang impor dan ekspor Indonesia/Asia tenggara/negara
lain.
d. Aturannya yaitu merupakan hubungan antarindividu
dengan bangsa Indonesia dan negara Asia Tenggara atas
dasar rasa kebangsaan.

Nilai : Memantapkan perasaan hati bangga menjadi bangsa


Indonesia yang menjalin hubungan dengan Asia Tenggara.
Moral atau moralitas : Dapat menyatakan rasa cinta pada tanah air dan cinta negara
tetangga merupakan sikap moral yang perlu dikembangkan.
Norma : Untuk memahami dan mematuhi peran persahabatan dengan
negara tetangga diperlukan norma kebiasaan, kesopanan,
agama, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik, paham peranya di
Asean

Standar Kompetensi : 23. Memahami politik luar negeri Indonesia dalam era
globalisasi
Analisis Muatan Materi :
Konsep : Politik luar negeri Indonesia.
a. Merupakan nama konsep politik luar negeri dalam globalisasi.
b. Misalnya, memahami politik luar negeri bebas aktif.
Menunjukkan contoh peran politik luar negeri Indonesia yang
bebas aktif dan memahami politik dalam negeri.
c. Ciri-cirinya yaitu ikut membantu permasalahan dunia, ikut
membantu perang, mengirim pasukan perang ke negara lain.
Memberi masukan pertimbangan ke negara lain.
d. Aturannya yaitu kedisiplinan terbentuk karena merupakan
hubungan antar bangsa dengan bangsa dan negara lain di
bidang politik.
Moral atau moralitas : Dapat menyatakan rasa cinta perdamaian dengan negara-negara di
dunia sesuai dengan moral bangsa.
Norma : Untuk menjaga hubungan politik luar negeri diperlukan norma
kebiasaan, kesopanan, agama, dan kesusilaan.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik, dan paham terhadap politik
l id l l b li i

1-52 Unit 1
Keterangan: Dari 24 standar kompetensi yang ada dalam PKn SD, sengaja
hanya 20 yang dianalisis dengan harapan untuk memberi peluang pada Anda agar
mencoba menganalisis sendiri atau bersama kelompok diskusi, sehingga Anda
menjadi lebih memahami tentang konsep nilai, moral dan norma dalam PKn.
Tujuan PKn untuk membentuk karakter warga negara yang baik yaitu warga negara
yang tahu, mau, sadar, akan hak dan kewajibannya, serta cerdas dan trampil, bisa
lekas terwujud melalui penanaman nilai, moral dan norma dalam materi PKn SD
dengan serius.
Mata pelajaran ini juga terkait erat dengan mata pelajaran yang lain. Oleh
karena itu salah satu langkah kita dengan mengembangkan model pembelajaran
terpadu yang mengkaitkan mata pelajaran PKn dengan mata pelajaran yang lain
seperti IPS, Bahasa Indonesia, IPA, Matematika dan yang lain lagi. Lebih jelasnya
lihat model pembelajaran terpadu pada unit empat. Selamat mencoba menganalisis
empat standar kompetensi yang belum tercantum di atas.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 53
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1. D. pendidikan informal, formal dan non formal.
2. B. Bruner dan Ausubel.
3. C. Piaget.
4. B. lebih banyak kognitif
5. D. operasi kongkrit atau pra operasional
6. D. ekspositori
7. A. siswa merencanakan, melaksanakan, menilai dan menyimpulkan
8. A. memberi contoh dan bercerita
9. C. siswa memperoleh inspirasi dan pengalaman baru
10. A. berlatih menganalisis hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain

Kunci Jawaban Tes Formatif 2


1. B. proses afektif
2. A. interaktif
3. B. susila
4. A. norma
5. C. norma hukum
6. D. pejuang kemerdekaan
7. B. sesuai dengan pandangan hidup bangsa
8. D. kecuali hipoteses
9. C. norma lingkungan
10. A. berasal dari satu rumpun

1-54 Unit 1
Daftar Pustaka
Akbar Sa’dun dkk. 2003 Laporan Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran
Terpadu. Malang: Lemlit UM
Bobbi DE Porter dan Mike Hernacki.1999.Quantum Learning: Membiasakan
Belajar nyaman dan Menyenangkan. Alih Bahasa Alwiyah Abdulrrahman
Bandung:Kaifa.
Depdiknas.2003.Pendekatan Kontekstual (Contektual Teaching and
learning)Jakarta:Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Makalah tidak diterbitkan.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Lickona,T. 1992. Educating for Character. New York: Bantam Books.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Rusyan.A. T. 1993.Proses Belajar Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.
Bandung: Bina Budhaya
Sagala, Syaiful.2006.Konsep dan makna pembelajaran.Bandung: CV Alfabeta.
Syaiful, B.2002. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Winataputra, Udin S. 1990. Konsep dan Strategi Pendidikan Moral Pancasila (Suatu
Penelitian Kepustakaan ). Jakarta: Universitas Terbuka.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 1- 55
Glosarium

Kewargaan Negara artinya progam pendidikan tentang hak dan kewajiban warga
negara yang baik yaitu warga negara yang tahu, mau, mampu akan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara.
Kewarganegaraan artinya status formal warganegara yang diatur dalam UU no.2
tahun 1949. Jo UU no.12 tahun 2006, yang digunakan dalam
perundangan mengenai status formal warganegara dalam suatu negara.
Isinya antara lain tentang diri kewarganegaraan serta peraturan
naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga Negara Indonesia
bagi orang-orang asing. Dengan demikian kedua istilah tersebut jelas
memilik perbedaan.
wewarah: pesan dari orang tua atau para leluhur yang isinya suatu petunjuk yang
berupa larangan atau anjuran yang berlu dilaksanakan.

1-56 Unit 1
Unit 2

PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN


MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SD
Ruminiati

PENDAHULUAN

D alam Unit 2 ini dibahas tentang strategi, metode, dan media pembelajaran PKn
SD sebagai kelanjutan dari Unit 1. Anda tentu sudah paham bahwa
pembelajaran PKn di SD, terdiri dari materi yang menyangkut nilai, moral, dan
norma. Pembelajaran PKn di SD juga memerlukan strategi, metode dan media yang
tepat. Pada Unit 1, materi PKn mulai kelas satu sampai kelas enam yang terdapat
dalam Kurikulum 2006 telah dianalisis menggunakan pandangan Lickona. Dalam
analisis itu dikaji sejauh mana kandungan nilai, moral dan norma yang terdapat
dalam setiap standar kompetensi.
Unit 2 ini bertujuan mengaplikasikan strategi, metode, dan media dalam
pembelajaran PKn SD. Media, metode dan alat penilaian merupakan komponen
pembelajaran yang terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dengan Unit 3, terlebih
pada pembelajaran di zaman modern yang bersifat multi arah yang mengharuskan
penggunaan model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi kreatif.
Unit 2 ini bermanfaat untuk mempermudah para mahasiswa yang berstatus
sebagai guru untuk menentukan metode dan media yang tepat untuk pembelajaran
PKn sehari-hari.Oleh karena itu, setelah mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat
menjelaskan tentang:
1. pengertian strategi dalam pembelajaran PKn SD
2. pengertian media dalam pembelajaran PKn SD
3. pengertian metode pembelajaran PKn SD
4. kebaikan dan kelemahan metode pembelajaran PKn SD, serta

Pendidikan Kewarganegaraan 2-1


5. pemilihan dan penggunaan metode dan media pembelajaran PKn dengan tepat.
Perlu Anda ketahui pula bahwa dalam buku ini juga dilengkapi dengan soal
latihan/tugas yang dilengkapi dengan rambu-rambu jawaban. Disamping itu
dilengkapi pula dengan soal tes formatif, beserta kunci jawabannya. Sebaiknya soal-
soal ini nanti Anda jawab secara mandiri baru Anda cocokkan dengan kunci jawaban
yang telah tersedia dan akhirnya hasil jawaban mandiri, Anda hitung dengan rumus
yang telah disediakan pula dalam buku ini. Apabila Anda telah dapat menjawab 80%
atau lebih dengan benar, silakan Anda berlanjut ke unit selanjutnya, namun jika
belum mencapai 80% silakan Anda pahami lagi bagian mana yang belum Anda
pahami. Dengan demikian, Anda secara jujur akan mengetahui sejauh mana posisi
Anda dalam memahami materi dari unit yang telah Anda pelajari ini. Disamping itu
bahan ajar cetak ini juga didukung dengan media lain seperti Video, Audio, maupun
Web.
Untuk lebih jelasnya, mantapkan lagi pengertian Anda melalui refleksi, dan
saling menukar pikiran dengan teman/mahasiswa lain, atau orang yang Anda anggap
ahli dalam hal materi ini.
Agar Anda dapat memahami buku ini dengan baik ada sejumlah langkah yang harus
Anda lakukan
1. Cermati buku ini dengan seksama
2. Diskusikan dengan teman Anda apabila ada hal-hal yang belum Anda pahami
3. Manfaatkan TTM dengan baik sehingga jika ada hal-hal yang belum jelas dapat
ditanyakan secara langsung.
Marilah selanjutnya kita mencermati Subunit satu tentang pengertian strategi,
metode, dan media yang telah diuraikan pada subunit satu di bawah ini.

2- 2 Unit 2
Subunit 1

Pengertian Strategi, Metode, dan Media


Pembelajaran

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Pengertian Strategi pembelajaran cukup beragam walaupun pada dasarnya
sama. Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada
siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Gerlach dan Elly
(1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk
menyampaikan tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Definisi yang lain menyebutkan bahwa strategi adalah suatu garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah
dan Zain, 2002). Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran
adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

B. Pengertian Metode Pembelajaran


Metode, menurut Sagala (2003), adalah cara yang digunakan oleh guru/ siswa
dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses
pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Dalam pembelajaran,
metode yang dapat digunakan banyak sekali ragamnya. Sebagai guru hendaknya
Anda pandai menggunakan atau memilih metode yang tepat dan sesuai dengan
materi dan kondisi siswa.
Dalam proses pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara strategi dan
metode. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, diperlukan strategi
pembelajaran yang tepat . Pada saat menetapkan strategi yang digunakan, guru
harus cermat memilih dan menetapkan metode yang sesuai. Perlu Anda ketahui
bahwa terdapat 2 kategori strategi. Pertama, strategi yang terpusat pada aktivitas
guru. Dalam strategi ini guru cenderung aktif, dan sebaliknya siswa cenderung
pasif. Startegi ini disebut ekspositorik. Kedua, strategi yang terpusat pada
aktivitas siswa. Dalam strategi yang disebut heuristik ini, siswa aktif dalam

Pendidikan Kewarganegaraan 2-3


pembelajaran, sementara guru sekedar memberi stimulus yang dapat direspon
siswa.
Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika pemilihan
strategi dan metodenya tepat. Perlu diketahui bahwa supaya proses belajar
mengajar dapat terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan pembelajaran dapat
dipilih satu atau lebih metode. Perlu Anda ketahui bahwa setiap metode
mempunyai kelemahan dan kebaikan. Karena itu, biasanya guru
mengkombinasikan beberapa metode untuk menetralisir kelemahan-kelemahan
yang ada. Marilah kita cermati bersama.

C. Kebaikan dan Kelemahan Metode Pembelajaran:


1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan
materi secara verbal, dan biasanya memiliki alat bantu visual. Menurut Sagala
(2003) semua metode memiliki kebaikan dan kelemahan, termasuk metode
ceramah. Tahukah Anda kelebihan dan kelemahan metode ceramah?

a. Kelebihan metode ceramah


Tahukah Anda bahwa metode ceramah memiliki cukup banyak kelebihan,
kelebihan metode ceramah antara lain (1) mudah mengorganisasikan tempat
duduk/kelas, (2) dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, (3) lebih mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya, dan (4) biaya lebih murah dan dapat
sekaligus untuk orang banyak, (5) metode ini sangat tepat untuk guru yang
akan memulai mengenalkan materi.
b. Kelemahan metode ceramah
Di samping memiliki kelebihan, metode ceramah juga memiliki kelemahan,
antara lain adalah (1) siswa dengan karakteristik auditif (mendengar) dapat
menyerap informasi lebih banyak, sedangkan siswa dengan karakteristik
visual menjadi rugi karena miskin informasi, (2) apabila selalu digunakan dan
terlalu lama maka pembelajaran akan terkesan membosankan, dan (3)
menyebabkan siswa menjadi pasif. (4) tidak memberi kesempatan untuk
berdiskusi. Selanjutnya apa metode tanya jawab itu?
Marilah kita lanjutkan pada metode tanya jawab di bawah ini.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menarik
perhatian siswa agar lebih terpusat kepada proses pembelajaran. Dengan adanya

2- 4 Unit 2
metode ini, pemahaman siswa menjadi lebih mendalam. Apabila siswa kurang
konsentrasi, guru dapat melontarkan pertanyaan sebagai salah satu upaya
membangkitkan konsentrasi siswa. Dengan demikian siswa menjadi lebih
konsentrasi karena terpaksa harus mencari jawaban atas pertanyaan guru.

a. Kelebihan metode tanya jawab


Tentunya Anda juga telah mengetahui bahwa metode tanya jawab juga
memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan metode tanya jawab ini, antara lain
adalah (1) siswa dapat mengembangkan keberanian dan ketrampilan dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat, (2) pertanyaan yang dilontarkan
dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa
sedang ribut, serta (3) merangsang siswa untuk berlatih mengembangkan daya
pikir, termasuk daya ingatan. (4) pertanyaan yang jelas lebih mudah dipahami
siswa
b. Kekurangan metode tanya jawab
Selain memiliki kelebihan, metode tanya jawab juga memiliki kekurangan,
antara lain adalah, (1) banyak waktu terbuang, (2) apabila siswa tidak siap,
maka siswa merasa takut, dan apalagi bila guru kurang dapat mendorong
siswa, maka siswa juga menjadi tidak berani untuk bertanya, dan (3)
terbatasnya jumlah waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
Selanjutnya metode diskusi. Apa metode diskusi itu?

3. Metode Diskusi
Metode diskusi cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari
keterampilan yang kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus. Oleh
karena itu metode diskusi sangat tepat untuk dibiasakan pada anak agar lebih
membiasakan anak dalam memecahkan masalahnya.

a. Kebaikan metode diskusi


Metode diskusi memiliki banyak kebaikan, seperti yang Anda ketahui
dalam proses PBM di kelas, antara lain yaitu (1) dapat memperluas wawasan
siswa, (2) dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam
memecahkan suatu masalah, serta (3) dapat mengembangkan sikap
menghargai pendapat orang lain, (4). dapat menumbuhkan partisipasi siswa
menjadi lebih aktif.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-5


b. Kekurangan metode diskusi
Tahukah Anda selain banyak memiliki kelebihan, metode diskusi juga
memiliki kekurangan yaitu, (1) kemungkin besar diskusi akan dikuasai oleh
siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri, (2) tidak dapat dipakai
pada kelompok yang besar, serta (3) peserta mendapat informasi yang
terbatas, (4) menyerap waktu yang cukup banyak, (5) tidak semua guru
memahami cara siswa melakukan diskusi. Dengan demikian Anda semakin
jelas bahwa semua metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.

4. Metode Simulasi
Seringkah Anda menggunakan metode simulasi jika menyampaikan materi
PKn pada siswa? Apa metode simulasi cocok untuk siswa SD? Apa kelemahan
dan kelebihan jika Anda menggunakan metode simulasi?
Metode simulasi adalah metode yang diberikan kepada siswa, agar siswa
dapat menggunakan sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu. Penggunaan
metode tersebut memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi sehingga
dapat mengurangi rasa takut. Metode simulasi cenderung lebih dinamis dalam
menanggapi gejala fisik dan sosial, karena melalui metode ini seolah-olah siswa
melakukan hal-hal yang nyata ada. Dengan mensimulasikan sebuah kasus atau
permasalahan, seseorang akan lebih menjiwai keberadaannya.

a. Kebaikan metode simulasi


Perlu Anda ketahui bahwa metode simulasi memiliki kebaikan dan
kekurangan. Kebaikan metode simulasi antara lain adalah, (1) metode ini dapat
mempelajari situasi yang nyata, (2) dapat membuat siswa belajar dari umpan
balik yang datang dari dirinya sendiri, (3) dapat melatih siswa dalam
mensimulasikan sesuatu sehingga siswa menjadi lebih berani, dan (4) siswa
dapat lebih menggunakan sekumpulan fakta dan konsep.
b. Kelemahan metode simulasi
Kelemahan metode simulasi antara lain, (1) bagi siswa yang penakut
penerapan metode ini menjadi hal yang tidak menyenangkan sehingga enggan
untuk bersimulasi, (2) sebaliknya bagi siswa yang pandai, dan yang senang
berbicara cenderung menguasai proses simulasi, (3) bagi siswa yang susah
mengeluarkan pendapat hal ini merupakan, metode yang paling menyusahkan.

2- 6 Unit 2
5. Metode pemberian tugas
Tentunya Anda setiap hari menggunakan metode pemberian tugas pada siswa
Anda. Tanpa metode ini pembelajaran tentu tidak dapat berjalan dengan aktif.
Setujukah Anda dengan pernyataan ini?
Metode pemberian tugas adalah metode yang dilakukan oleh guru terhadap
siswa, yang biasanya lebih banyak dikerjakan di rumah atau di luar sekolah
karena penyelesaiannya memerlukan waktu yang lebih panjang. Metode ini biasa
dilakukan guru apabila pembelajaran telah selesai, supaya apa yang telah
dijelaskan guru dalam pembelajaran semakin diresapi siswa. Selanjutnya, tugas
laporan ditanggapi bersama supaya dicapai hasil yang lebih baik.

a. Kelebihan metode pemberian tugas


Kelebihan metode ini adalah (1) dapat memupuk semangat belajar siswa,
(2) dapat lebih memperdalam, memperkaya, dan memperluas wawasan yang
dipelajarinya, dan (3) dapat membina siswa dalam pengolahan informasi.
b. Kelemahan metode pemberian tugas
Kelemahan metode ini adalah (1) tugas dirasa menyulitkan dan
membebani siswa, dan (2) tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan
guru.

6. Metode Karyawisata
Bagi siswa metode yang satu ini tentu merupakan metode yang
menyenangkan . Mengapa demikian? Ya karena metode ini lebih banyak
rekreasinya dari pada karyanya, sehingga membuat siswa menjadi senang.
Metode karyawisata adalah suatu metode yang mengajak siswa ke suasana di
luar kelas. Siswa di bawah bimbingan guru diajak menuju ke tempat-tempat yang
kongkret, misalnya tempat rekreasi untuk belajar. Karyawisata berbeda dengan
rekreasi. Karyawisata menghasilkan sesuatu yang dicari, sedangkan rekreasi tidak
menghasilkan sesuatu yang dilaporkan selain hanya pengalaman-pengalaman.

a. Kelebihan metode karyawisata


Kelebihan metode wisata adalah (1) memiliki prinsip pembelajaran
modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pembelajaran, (2)
membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat, dan (3) dapat lebih merangsang kreativitas
siswa,(4) mendorong siswa belajar secara konferhensif dan integral, (5)

Pendidikan Kewarganegaraan 2-7


merangsang siswa dapat menjawab semua tugas guru dengan data /peristiwa
secara langsung.
b. Kekurangan metode karyawisata
Kekurangan metode ini adalah (1) memerlukan persiapan atau
perencanaan yang matang. (2) biasanya cenderung mengutamakan unsur
rekreasi dan menomorduakan karyanya, serta (3) sulit pengaturan siswa yang
besar jumlahnya besar, (4) membutuhkan biaya yang cukup besar, (5)
membingungkan siswa apabila objek kurang dapat diamati dengan jelas.

7. Metode Laboratorium
Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan metode laboratorium. Untuk PKn
siswa lebih mudah belajar di Lab PKn, karena semua keperluan tersedia disitu,
sehingga memudahkan siswa lebih inovatif.
Metode laboratorium adalah suatu metode yang mengaitkan teori dengan
pengalaman. Metode ini mungkin digunakan untuk menyelidiki berbagai hal,
termasuk tingkah siswa.

a. Kelebihan metode laboratorium


Kelebihan yang terdpat dalam metode laboratorium adalah, (1) siswa dapat
berganti situasi baru. (2) situasi pembelajaran biasanya lebih menyenangkan
(3) siswa dapat menggunakan alat bantu media yang lebih lengkap dan lebih
dekat untuk mengambilnya karena memang sudah tersedia (4) untuk PKn
semua kasus yang sifatnya pribadi dapat diselesaikan di laboratorium tersebut.
b. Kekurangan metode laboratorium
Metode ini juga memiliki kelemahan, diantaranya: (1) siswa yang kurang
suka dengan belajar model ini merasa kurang mendapatkan tambahan ilmu
pengetahuan, (2) belum tentu ruang laboratorium lebih menyenangkan, (3)
sering ada siswa lain yang lalu lalang karena memerlukan alat lain yang ada di
laboratorium.

8. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama (role playing) adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan mendramasisasikan tingkah laku dalam hubungan social dengan
suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan masalah sosial. Metode
sosiodrama bertujuan untuk mempertunjukkan suatu perbuatan dari suatu pesan
yang ingin disampaikan dari peristiwa yang pernah dilihat. Metode ini juga

2- 8 Unit 2
menjadikan siswa menjadi senang, sedih, dan tertawa jika pemerannya dapat
menjiwai dengan baik. Seringkah Anda melakukan?

a. Kelebihan metode sosiodrama


Menurut Mansyur (1996) metode sosiodrama memiliki kelebihan
seperti, (1) melatih siswa untuk berkreaktif dan berinisiatif, (2) melatih siswa
untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya, (3) memupuk bakat
siswa yang memiliki bibit seni dengan baik melalui sosio drama yang sering
dilakukannya dalam metode ini, (4) memupuk kerja sama antar teman dengan
lebih baik pula, (5) membuat siswa merasa senang, karena dapat terhibur
oleh fragmen teman-temannya.
b. Kekurangan metode sosiodrama
Tahukah Anda kekurangan dari metode sosiodrama? Kekurangan
tersebut antara lain adalah, (1) pada umumnya yang aktif hanya yang berperan
saja (2) ini cenderung dominan unsur rekreasinya daripada kerjanya, karena
untuk berlatih sosiodrama memerlukan banyak waktu dan tenaga, (3)
membutuhkan ruang yang cukup luas, (4) sering mengganggu kelas di
sebelahnya.

9. Metode Demonstrasi
Metode ini saat sekarang banyak dimanfaatkan orang yang memiliki
ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa, sampai pada penampilan
tinkah laku yang di contohkan agar dapat dipahami oleh peserta didik, baik secara
nyata maupun secara tiruan. Metode ini pertama kali digunakan oleh manusia
purba, sewaktu akan menambah kayu bakar agar dapat memperbesar nyala api
unggun, akhirnya anak-anaknya ikut menirunya. Hal ini lebih cocok untuk gerakan
yang sifatnya ke arah gerakan motorik di samping moral. Dengan demikian
metode domonstrasi adalah metode yang digunakan guru untuk mempertunjukkan
gerakan dengan prosedur yang benar.

a. Kebaikan metode demonstrasi


Perlu Anda ketahui kebaikan metode ini adalah, (1) dapat membibing
siswa kearah berpikir satu salura piker, (2) dapat untuk mengurangi
kesalahan karena diterapkan pada waktu itu juga, (3) perhatian siswa terpusat
pada hal-hal yang dianggap penting, (4) permasalahan yang terpendam dapat
dapat mendapat penjelasan guru pada waktu itu pula.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-9


b. Kelemahan Metode Demonstrasi
Dapatkah Anda menyebutkan kelemahan metode ini? Kelemahan
tersebut diantaranya, (1) tidak semua permasalahan dapat didemonstrasikan
di dalam kelas, (2) memerlukan alat/perlengkapan khusus yang bahkan
kadang sulit ditemukan, (3) memerlukan banyak waktu, (4) memerlukan
kesabaran dan ketelatenan.

10. Metode problem solving (metode pemecahan masalah)


Sudah mampukah siswa Anda diajak memecahkan masalah dengan metode
ini? Untuk kelas tinggi kiranya tidak ada masalah, lebih-lebih jika sering
dilakukan. Metode problem solving adalah suatu metode berpikir, dan
memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu masalah,
kemudian diminta untuk memecahkannya.

a. Kelebihan metode problem solving


Metode ini memiliki kelebihan, antara lain adalah (1) dapat membuat siswa
menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari (2) dapat melatih dan
membiasakan para siswa untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara
terampil (3) dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif,
(4) Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.
b. Kekurangan metode problem solving
Dapatkah Anda menyebutkan kekurangan metode problem solving?
Kekurangan dari metode ini antara lain (1) memerlukan cukup banyak waktu,
(2) melibatkan lebih banyak orang (3) dapat mengubah kebiasaan siswa
belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru, (4) dapat
diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah.
(Sagala, 2003).

Selanjutnya, setelah memahami metode ini, marilah kita berlanjut


mencermati media pembelajaran di bawah ini.

11. Metode Individual


Apakah metode individual ini, perhatikan penjelasan mengenai metode
individual berikut ini!
Metode individual adalah suatu metode yang digunakan untuk menciptakan
situasi belajar yang berkembang sesuai dengan waktu dan kecepatan masing-

2- 10 Unit 2
masing individu. Metode ini biasanya digunakan untuk kepentingan pribadi
(privat) atau apabila ditemui ada kelainan pada diri siswa.
Kebaikan metode individual adalah siswa dapat berkembang sesuai dengan
kemampuannya dan tidak merasa rendah dibanding temannya.
Kelemahan metode individual adalah siswa menjadi kurang berkembang karena
mereka belajar tanpa ada motivasi lain dari teman sebayanya.
Setujukah Anda jika metode ini sering diberikan pada siswa sesering mungkin?

D. Hakekat Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran


Tahukah Anda bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam
bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak
dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara
khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan
pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar
kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, Anda boleh mengatakan
bahwa media merupakan wahana penyuluhan informasi belajar atau penyaluran
pesan berupa materi ajar oleh guru kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih
tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan. Di sini media sengaja dibahas
dengan leluasa karena ada kalanya kita harus membuat sendiri, sehingga perlu
dibahas lebih luas.
Satu hal yang perlu Anda ingat bahwa peranan media tidak akan terlihat
apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan
menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan
pembelajarannya. Sedangkan pengertian media PKn adalah media yang terpilih
dan cocok untuk pembelajaran PKn SD.

2. Fungsi Media Pembelajaran PKn SD


Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu Anda ketahui. Fungsi
pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua media
adalah sebagai sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat Anda telaah
dalam ulasan di bawah ini.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-11


a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Anda tentu tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran
yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat
bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu
berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain
berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat
kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan
media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap
siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan
rumit/kompleks.
Pernahkah Anda mengalami kesulitan dalam menyampaikan suatu
materi ajar karena materi tersebut bersifat abstrak atau terlalu rumit? Jika
Anda tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu bahan yang
bersifat abstrak dengan baik, sebaiknya Anda menghadirkan media sebagai
alat bantu pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar
siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar
siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang
lebih baik daripada tanpa bantuan media..
Akhirnya, dapat Anda pahami bahwa media adalah alat bantu dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, gurulah yang mempergunakannya
untuk pembelajaran siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar


Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar
dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media
pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat
memperkaya wawasan siswa.
Sudahkah Anda mencoba menggunakan teknologi media ini dalam
kegiatan pembelajaran yang Anda lakukan? Jika belum, cobalah
memanfaatkannya. Akan tetapi, Anda jangan lupa untuk membekali diri

2- 12 Unit 2
terlebih dulu dengan segenap kemampuan dan keterampilan dalam
mengoperasionalisasikannya, sehingga kegiatan pembelajaran yang Anda
lakukan dapat berlangsung dengan lancar. Selanjutnya marilah kita
mengamati bagan di bawah ini!

Verbal

symbol visual
visual

rekaman, radio, gambar

film
televisi

pameran wisata

demonstarsi
observasi

pengamatan langsung

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Sangat penting bagi Anda untuk mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis
media. Namun, kiranya perlu Anda pahami terlebih dulu kegunaan dan proses
penggunaannya, untuk kemudian dapat Anda terapkan dalam dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari. Jenis-jenis media yang dikenal dewasa ini dipaparkan
sebagai berikut.
a. Berdasarkan jenisnya
Berdasarkan jenisnya, media dapat Anda bedakan atas (1) media
audiktif, (2) media visual, dan (3) media audio visual. Media audiktif adalah
media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk
jenis media ini antara lain meliputi tape recorder dan radio. Media visual
adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Yang temasuk
jenis ini antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak
bersuara. Adapun media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Beberapa contoh media audiovisual meliputi
televisi, video, film, atau demonstrasi langsung.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-13


Media audiovisual dapat Anda bedakan lagi menjadi (a) audio visual
diam dan (b) audio visual gerak. Audiovisual diam adalah media yang
menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak). Misalnya, film
bingkai suara sound sistem, film rangkai suara, dan cetak suara. Audio visual
gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak. Misalnya, film suara dan video-cassette.

1) Media nonproyeksi
Media nonproyeksi disebut juga media pameran atau displayed media.
Media yang termasuk media nonproyeksi adalah (a) model dan (b) grafis.
Kedua media nonproyeksi tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Gambar ini merupakan contoh media non proyeksi

a). Model
Model adalah benda nyata yang dimodifikasikan. Penggunaan model
sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi
kendala pengadaan realia karena harga yang mahal, sulit
pengadaannya, barangnya terlalu besar, bahkan mungkin terlalu kecil.
Menurut Heinich et. al. (1996) model adalah gambaran tiga dimensi
dari sebuah benda nyata. Model dapat berukuran lebih besar, lebih
kecil atau berukuran sama persis dengan benda aslinya, dan dapat
menampilkan bentuk yang lengkap dan rinci dari benda aslinya.
Sebagai salah satu media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, model memiliki keunggulan dan
keterbatasan.Selanjutnya di bawah ini adalah contoh media grafis.

Gambar 2.2 Gambar ini merupakan contoh media grafis

2- 14 Unit 2
b.) Bahan Grafis. Bahan grafis adalah media visual nonproyeksi yang
mudah digunakan karena tidak membutuhkan peralatan dan relatif
murah. Menurut Brown et. al. (1985) ada lima jenis media grafis yang
memiliki keunggulan yang cukup tinggi dalam proses pembelajaran
yaitu: graft, chart atau diagram, kartun, poster, peta atau globe.
Masing-masing media grafis memiliki keunggulan dan keunikan
sendiri-sendiri.

Gambar 2.3 Gambar ini merupakan media grafis dan termasuk media
gambar diam

Diagram visualisasi dalam bentuk grafis yang masih tergolong dalam


gambar yang sederhana adalah diagram. Penggunaan diagram pada
umumnya ditujukan untuk menggambarkkan suatu hubungan atau
menjelaskan suatu proses. Diagram dapat memberikan gambaran
tentang suatu proses, misalnya mengenai keaktifan siswa dalam
pembelajaran proses, seperti tergambar dalam media di bawah ini

Gambar 2.4 Gambar ini merupakan media diagram

yang menggambarkan keaktifan siswa dalam pembelajaran proses

2) Media yang Diproyeksikan


Media yang termasuk sebagai media yang diproyeksikan adalah overhead
transparansi (OHT), slide, filmstrips, dan opaque. Media tersebut
diproyeksikan ke layar dengan menggunakan proyektor. Perkembangan

Pendidikan Kewarganegaraan 2-15


teknologi yang ada saat ini memungkinkan komputer dan video juga
diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus, yaitu LCD.
a). OHT
OHT merupakan media yang paling banyak digunakan karena relatif
mudah dalam penyediaan materinya, karena hanya dibutuhkan bahan
transparansi dan alat tulis. Namun untuk hasil yang bagus sebaiknya
alat tulis yang digunakan khusus untuk overhead transparansi.
Beberapa cara mempersiapkan OHT dapat Anda pelajari pada bagian
berikut.
• Handmade transparancies, yaitu transparansi dengan buatan
tangan.
• Thermal film process, salah satu cara untuk membuat
transparansi dengan cara menggunakan acetate film yang
diletakkan di atas master materi yang akan disajikan,
kemudian dimasukkan alat khusus yang dinamakan thermal
copier.
• Electrostatic film process, merupakan cara membuat
transparansi dengan jalan menggunakan teknologi xerography.
Persiapan untuk menggunakan jenis transparansi ini cukup
sederhana. Bahan yang ingin dipresentasikan dapat berasal
dari kertas biasa baik sebagai tulisan tangan, hasil print
computer maupun buku teks.
Penyampaian informasi dengan menggunakan transparan yang
direncanakan dan didesain dengan baik akan sangat membantu
kelancaran kegiatan pembelajaran. Ada beberapa cara penyajian
transparansi, yaitu:
• Overlay adalah cara penyajian transparansi untuk
menampilkan sebuah materi yang berurutan.
• Cover sheet adalah cara penyajian transparansi dengan
menggunakan satu lembar kertas penutup yang tidak bersifat
permanent.
• Mask adalah cara penyajian transparansi dengan menggunakan
penutup yang biasanya diletakkan pada bingkai transparansi
secara permanent.

2- 16 Unit 2
b). Slide
Slide adalah media visual yang penggunaannya diproyeksikan ke
layar lebar, dengan menggunakan slide gambar yang disampaikan
sangat realistis. Hal itu disebabkan materi atau bahan slide adalah film
fotografi yang berbentuk transparan.

3) Media Audio
Media audio merupakan media yang fleksibel karena bentuknya yang
mudah dibawa, praktis, dan relatif murah (misalnya tape compo, pengeras
suara).

Gambar 2.5 Gambar media audio untuk mendengarkan

Menurut Rowntree (1994) penggunaan media audio dibedakan menjadi


tiga, yaitu (1) media audio yang dipakai untuk mendengarkan, (2) media
audio vision yang dipakai untuk mendengarkan dan melihat, dan (3)
media audio visual yang dapat dipakai untuk mendengar, melihat dan
melakukan. Ketiga pembedaan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a). Media audio. Media audio yang dipakai hanya untuk mendengarkan
misalnya tape compo dan berdiri sendiri tanpa ada fasilitas yang lain.
b) Media audio vision. Media audio vision yang dapat dipakai
untuk mendengarkan dan melihat oleh Rowntree (1994) dikenal
dengan istilah active audio vision. Bentuk penyajian audio vision
yang dikombinasikan dengan kemampuan melakukan sesuatu
tersebut mampu menstimulir siswa tidak hanya untuk mendengar
dan melihat melainkan juga secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.
c) Media audio visual. Pada media audio visual apa yang didengar
oleh siswa dan apa yang dilihat berkaitan satu dengan yang lain
dan saling memperkuat, atau lebih dikenal dengan sebutan
terintegrasi.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-17


4) Media Video
Media video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai
bidang studi. Hal itu disebabkan oleh kemampuan video untuk
memanipulasi kondisi waktu dan ruang sehingga peserta didik atau siswa
dapat diajak untuk melihat objek yang sangat kecil maupun objek yang
sangat besar, objek yang berbahaya, objek lokasinya jauh di belahan bumi
lain, maupun objek yang ada di luar angkasa.

5) Media Berbasis Komputer


Media komputer saat ini sudah sangat luas dimanfaatkan oleh dunia
pendidikan. Menurut Hannafin dan Peek (1998), potensi media komputer
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas proses
pembelajaran sangat tinggi. Hal ini antara lain dikarenakan terjadi
interaksi langsung antara siswa dengan materi pembelajaran. Selain itu,
proses pembelajaran dapat berlangsung secara individual dan disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing siswa sehingga potensi siswa dapat
lebih tergali. Media komputer juga mampu menampilkan unsur audio-
visual yang bermanfaat untuk meningkatkan minat belajar siswa, atau
yang dikenal dengan program multi media. Media komputer pun dapat
memberi umpan balik bagi respon siswa dengan segera setelah diberi
materi.

Gambar 2.6 media komputer

Dari jenis-jenis dan karakteristik media sebagaimana disebutkan di muka,


sebagai guru, kiranya Anda perlu memperhatikan dan mempertimbangkan
berbagai hal sebelum pada akhirnya memutuskan untuk mempergunakan jenis
media tertentu dalam kegiatan pembelajaran. Karakteristik media yang dianggap
paling tepat dan efektif untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran itulah
media yang seharusnya dipakai.

2- 18 Unit 2
4. Peran Media Pembelajaran
Tentunya Anda tahu bahwa peran media sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Kemp dkk (1985) menjabarkan peran media di dalam
kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

a. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.


b. Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu
pengajar untuk menyampaikan materi dengan kualitas dan kuatitas yang
sama dari satu kelas ke kelas yang lain.
c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
d. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
e. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian
materi maupun cara penyajiannya yang melibatkan siswa, sehingga siswa
menjadi lebih aktif di dalam kelas.
f. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang
kompleks, misalnya dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi
dapat disampaikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa.
g. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
h. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang
mengintegrasikan visualisasi dengan teks atau suara akan mampu
mengkomunikasikan materi pembelajaran secara terorganisasi. Dengan
menggunakan media yang lebih bervariasi, maka siswa akan mampu
belajar dengan lebih optimal.
i. Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan
pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi dapat di
mana saja. Misalnya, dengan teleconference pengajar dari luar kota dapat
memberikan materinya, atau dengan CD peserta didik dapat mengikuti
proses pembelajaran melalui media secara mandiri sesuai dengan
kebutuhan mereka. Hal ini seperti halnya Anda yang jarak jauh dapat
menggunakannya.

5. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media


Sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa setiap media pembelajaran
memiliki keampuhan masing-masing, maka sebagai guru diharapkan Anda dapat
menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada setiap kali pertemuan.
Ketika Anda akan memilih suatu media, ketika Anda akan mempergunakan suatu

Pendidikan Kewarganegaraan 2-19


media, maka ketika itulah ada beberapa prinsip perlu Anda perhatikan dan
pertimbangkan. Sudirman (1991) mengemukakan tiga kategori prinsip pemilihan
media pembelajaran sebagai berikut.
a. Tujuan Pemilihan. Pemilihan media yang akan digunakan harus didasarkan
pada maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
b. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media mempunyai karakteristik
tertentu, baik dilihat dan segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun
cara penggunaannya.
c. Alternatif Pilihan. Pada hakikatnya, memilih media merupakan suatu proses
membuat keputusan dan berbagai alternatif pilihan.
Adapun prinsip pemilihan dan penggunaan media, menurut
Sudjana (1991) adalah sebagai berikut.
a. Menentukan jenis media dengan tepat.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
c. Menyajikan media dengan tepat.

6. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media


Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat, di samping memenuhi
prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang
perlu Anda perhatikan. Faktor-faktor yang perlu Anda perhatikan dalam
memilih media pembelajaran dijelaskan pada bagian berikut.
a. Objektivitas. Seorang guru harus objektif, yang berarti guru tidak boleh
memilih suatu media pembelajaran atas dasar kesenangan pribadi.
b. Program Pembelajaran. Program pembelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isi,
struktur, maupun kedalamannya.
c. Sasaran Program. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu
siswa mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikir, daya
imajinasi, kebutuhan, maupun daya tahan siswa dalam belajarnya
d. Kualitas Teknik. Dari segi teknik, media pembelajaran yang akan
digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum.
e. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan. Keefektifan yang dimaksud di sini
berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi yang dimaksud
di sini berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Ada enam
langkah yang dapat Anda tempuh pada waktu mengajar dengan
mempergunakan media. Langkah-langkah tersebut disebutkan sebagai
berikut.

2- 20 Unit 2
1). Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media.
2). Persiapan guru.
3). Persiapan kelas.
4). Langkah penyajian materi ajar dan pemanfaatan media.
5). Langkah kegiatan belajar siswa.
6). Langkah evaluasi pembelajaran.

Perlu Anda ketahui manfaat penggunaan media dalam kegiatan


belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD adalah sangat besar. Pada usia
ini anak masih berada pada tahap berpikir konkret dan belum mampu berpikir
abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep
tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa.
Ketidakmampuan guru dalam menjelaskan sesuatu materi ajar dapat diwakili
oleh peranan media. Dalam hal ini, media bernilai praktis bagi siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran (Dimyati, 1993: Nurani, 2003)

G. Rancangan Media Pembelajaran PKn Sekolah Dasar


Mata pelajaran PKn mempunyai misi membina nilai, moral, dan norma
secara utuh bulat dan berkesinambungan. Tujuan PKn adalah untuk membentuk
watak warga negara yang baik, yaitu yang tahu, mau dan sadar akan hak dan
kewajibannya. Pada pedoman Belajar Mengajar Sekolah Dasar Kurikulum 2006,
PKn memiliki karakter yang berbeda dengan matapelajaran lainnya. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan ciri-ciri atau hal-hal yang bersifat khusus, yang pada prinsipnya
PKn lebih menekankan pada pembentukan aspek moral (afektif) tanpa meninggalkan
aspek yang lain. Untuk mencapai sasaran dan target tersebut, dalam pelaksanaan
pembelajaran diperlukan penataan alat, bahan, dan sumber belajar agar dapat dilihat
dan mudah digunakan oleh siswa. Sumber belajar dapat berupa media cetak, model,
gambar-gambar, laporan, dan kliping. Media pembelajaran dalam PKn harus dapat
menstimulus lahirnya proses pembelajaran yang aktif dan kreaktif. Dalam pedoman
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PKn SD, ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan untuk media PKn, yaitu:
1) membawakan sesuatu atau sejumlah isi pesan harapan
2) memuat nilai atau moral kontras
3) diambil dari dunia kehidupan nyata
4) menarik minat dan perhatian siswa
5) terjangkau oleh kemampuan belajar siswa

Pendidikan Kewarganegaraan 2-21


Merancang media pembelajaran PKn sangat tergantung dari jenis media yang
digunakan. Di bawah ini diulas kembali jenis media yang dapat
digunakan/dikembangkan dalam pembelajaran PKn, yaitu:
1) hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan, matriks, gambar, data , dan lain-lain
2) hal-hal yang bersifat materiil, seperti model-model, benda contoh
3) gerak, sikap, dan perilaku, seperti simulasi, bermain peran, role playing
4) cerita, kasus yang mengundang dilema moral

1. Rancangan Media Audio dalam pembelajaran PKn SD


Fungsi skenario media audio adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan suara
sekaligus melatih ketrampilan mendengarkan maupun menyimak.
b. Mengembangkan imajinasi siswa terhadap apa yang didengarkannya baik
melalui guru maupun media tape recorder.
c. Memantapkan bagian-bagian yang dianggap penting dari materi ajar yang
disampaikan

2. Langkah-langkah Penyajian Media Audio dalam Pembelajaran PKn SD


Sebelum menyajikan media audio terlebih dahulu menyiapkan alat-alat
yang akan digunakan termasuk sarana penunjang seperti aliran listrik atau
baterai.
a. Memberi tugas pada siswa untuk terlebih dahulu mempelajari materi yang
akan diaplikasikan pada media audio
b. Guru menjelaskan pada siswa materi PKn apa yang dibahas, kemudian siswa
diminta mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan misalnya alat tulis
menulis.
c. Kemudian audio mulai diperdengarkan, diusahakan agar suara audio dapat
didengar semua siswa dengan jelas. Sehingga siswa dapat menyimak materi
ajar PKn dengan jelas.
d. Setelah audio diperdengarkan, guru meminta beberapa siswa untuk
mengulang secara garis besar materi yang telah didengarkan.
e. Guru meminta murid-murid yang lain untuk menanggapi pendapat temannya
tadi.
f. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang tidak
dimengerti.

2- 22 Unit 2
g. Guru menyimpulkan materi PKn yang telah disampaikan dan menanamkan
konsep-nilai-moral-norma yang menjadi pesan pokok bahasan yang telah
disampaikan.

3. Rancangan Media Gambar atau Foto dalam Pembelajaran PKn SD


Media ini sangat sesuai digunakan di SD, terutama kelas awal, hal itu
disebabkan media ini sangat bermanfaat untuk mengkonkretkan hal-hal yang
bersifat abstrak dalam bentuk gambar atau foto, yang dapat menggambarkan
perilaku yang baik dan yang kurang baik, sebagai sarana pembentukan moral
anak.
a. Fungsi Media Gambar
1) Mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak
2) Mendekatkan dengan objek yang sebenarnya
3) Melatih siswa berpikir konkret
4) Memperjelas sesuatu masalah
b. Langkah-langkah penyajian media gambar atau foto
1) Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan
dalam bentuk media audio atau foto.
2) Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan
3) Menugaskan siswa untuk juga menyiapkan bahan-bahan yang digunakan
dalam proses belajar-mengajar.
4) Memeragakan gambar-gambar sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh
semua siswa
5) Guru meminta para siswa mengomentari gambar yang telah diperagakan
dan siswa yang lain diminta memberikan tanggapan terhadap komentar
tersebut.
6) Guru menjelaskan materi pelajaran melalui media yang telah disiapkan
sekaligus juga menanamkan nilai moral dan norma yang menjadi target
harapannya.
7) Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindaklanjuti dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penguasaan materi
pelajaran PKn
4. Rancangan Media Overhead Projector dalam Pembelajaran PKn SD
a. Fungsi media overhead projector:
1) Meningkatkan daya tarik dan motivasi siswa untuk belajar
2) Mempermudah guru untuk menyiapkan materi pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan 2-23


3) Memperjelas tayangan materi pembelajaran sehingga perhatian siswa
terhadap materi yang diberikan guru akan lebih besar.
b. Langkah-langkah penyajian media overhead proyektor:
1) Analisis TIK pokok bahasan yang akan diajarkan
2) Analisis materi pelajaran untuk menentukan jenis media yang diperlukan
3) Analisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi siswa dalam menerima pelajaran, kecepatan daya serap
siswa, serta tingkat perbendaharaan kata yang dipakai.
4) Kembangkan bahan-bahan tersebut ke dalam transparan yang telah
disiapkan.
5) Sajikan transparan di kelas dengan diatur fokusnya sebaik mungkin
sehingga apa yang tertera dalam transparan dapat dibaca dan dilihat
dengan jelas oleh semua siswa
6) Sesekali diselingi dengan pertanyaan, tanggapan, dan pernyataan dari
siswa.
7) Guru menyimpulkan materi pembelajaran PKn yang telah disampaikan.

Setelah kita mempelajari materi mengenai media pembelajaran diatas maka


kita dapat mulai menerapkannya dalam proses belajar mengajar PKn yang tentu saja
harus disesuaikan dengan pokok bahasan yang ingin kita sampaikan kepada siswa.
Sebagai contoh, pokok bahasan Sumpah Pemuda maka media yang sesuai untuk
pokok bahasan tersebut adalah media video. Media video dapat menghadirkan
gambaran tentang Tanah air Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, juga dapat
menayangkan Peta Indonesia. Dengan demikian para siswa diharapkan dapat
memahami pentingnya makna peristiwa Sumpah Pemuda bagi kemerdekaan
Republik Indonesia

2- 24 Unit 2
Latihan Subunit 1

1. Jelaskan pengertian strategi pembelajaran.


2. Jelaskan pengertian metode pembelajaran.
3. Uraikan kelebihan dan kelemahan metode diskusi
4. Jelaskan kelebihan dan kelemahan metode karyawisata
5. Jelaskan apa metode sosio drama, metode problem solving dan metode
laboratorium

Rambu-rambu Jawaban
1. Baca sekali lagi tentang strategi pembelajaran
2. Lihat penejelasan tentang metode pembelajaran
3. Pahami kelebihan dan kelemahan metode diskusi
4. Baca sekali lagi kelebihan dna kelemahan metode karya wisata
5. Cermati beberapa metode yang telah diuraikan di atas seperti metode sosio
drama, problem solving, dan metode laboratorium pada uraian di atas

Pendidikan Kewarganegaraan 2-25


Rangkuman

• Pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan


oleh guru/ siswa dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai
tujuan.
• Pengertian Metode. Metode menurut Sagala (2003) adalah cara yang digunakan
oleh guru/ siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep
pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi
• Media berasal dari bahasa latin yang memiliki makna antara. Makna media
tersebut dipahami sebagai suatu alat komunikasi yang membawa suatu informasi
dari suatu sumber kepada pengguna informasi.
• Kelebihan metode tanya jawab adalah siswa dapat mengembangkan keberanian
dan mengemukakan pendapat serta melontarkan pertanyaan dan melatih siswa
untuk mengembangkan daya pikir dan daya ingatan. Sedangkan kekurangan dari
metode tanya jawab adalah membutuhkan waktu yang lebih banyak. Jika siswa
tidak siap menjadi takut dan untuk memberikan pertanyaan pada siswa biasanya
waktunya kurang leluasa
• Selain metode tanya jawab, metode yang lain juga memiliki kelebihan dan
kelemahan seperti yang telah diuraikan di atas, silahkan Anda baca sekali lagi
supaya lebih mendalami

2- 26 Unit 2
Tes Formatif 1

1. Media berasal dari bahasa latin yaitu...


a. medan
b. medio
c. med
d. medi

2. Salah satu klasifikasi media adalah berdasarkan pengalaman belajar (cone


experience) yang dikembangkan oleh.
a. Rowntree
b. Heinich
c. Edgar Dale
d. Kemp

3. Berdasarkan kerucut pengalaman Dale informasi yang paling kongkret adalah


dalam bentuk.
a. film
b. demonstrasi
c. observasi
d. pengalaman langsung

4 Ada beberapa cara untuk mempersiapkan OHT salah satunya adalah.


a. Thermal fil process
b. overlay
c. cover sheet
d. mask

5. Ada beberapa cara penyajian transparansi, salah satunya adalah.


a. overlay
b. opaque
c. electrostatic film process
d. papan display

6. Pernyataan berikut yang bukan merupakan keuntungan penggunaan media


pembelajaran dalam proses belajar mengajar PKn di SD adalah.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-27


a. materi pembelajaran akan lebih menarik
b. prestasi murid SD akan semakin baik
c. menghindari kebosanan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
d. Aktivitas belajar siswa akan meningkat

7. Faktor yang bukan merupakan hal yang harus diperhatikan didalam memilih
media pembelajaran adalah
a. objektivitas
b. sasaran program
c. situasi dan kondisi
d. merk media

8. Media yang masuk dalam klasifikasi media nonproyeksi adalah.


a. Realita
b.OHT
c. opaque
d. mask

9. Media yang masuk dalam klasifikasi media proyeksi adalah.


a. papan display
b. bahan grafis
c. opaque
d. model

10. Mock up adalah media yang berupa...


a. benda nyata yang digunakan sebagai bahan ajar
b. belahan/potongan benda sebenarnya untuk melihat bagian dalam benda
tersebut
c. model yang berupa wujud benda yang disederhanakan dari kekomplekannya
dan kerumitannya
d. media realia yang digunakan dalam bentuk asli dari sebuah benda

2- 28 Unit 2
Umpan Balik

Setelah mengerjakan soal formatif 2, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci


jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum anda
kuasai dengan baik.

Tindak Lanjut

Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah


berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,
catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban
latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya
jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang
dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke bab berikutnya.

Selanjutnya marilah kita membahas Subunit 2 tentang langkah-langkah pemilihan


dan penggunaan metode dan media pembelajaran PKn SD. Silahkan Anda melihat
halaman berikutnya.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-29


Subunit 2

Langkah-Langkah Pemilihan dan Penggunaan


Metode dan Media Pembelajaran PKn SD

Marilah kita memilih metode, media dan cara penggunaannya dalam proses
pembelajaran.

B eberapa metode dan media di atas merupakan metode dan media yang sering
digunakan untuk pembelajaran PKn di SD. Apakah Anda telah menyiapkan
komponen yang tepat sebelum melaksanakan pembelajaran? Komponen tesebut
adalah materi, metode, media dan alat evaluasinya. Begitu pula model
pembelajarannya, yang dipilih yang bagaimana? Mungkin Anda akan merasa mudah
apabila komponen ini Anda persiapkan sebelumnya sehingga rencana pelaksanaan
pembelajarannya (RPP) menjadi lebih jelas. Penggabungan dari beberapa metode,
media dan penilaian ini bertujuan untuk membantu guru dalam menyusun RPP. Guru
SD adalah guru kelas sehingga setiap harinya dituntut untuk membuat beberapa RPP.
Dengan demikian, pemilihan dan penggabungan ini dapat membantu guru untuk
memperingan penyusunan RPP, khususnya RPP PKn.

1. Pemilihan dan Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah, Tanya


jawab, dan Tugas.
Ketiga metode ini lebih cocok digunakan pada awal pembelajaran, karena pada
awal atau tatap muka pertama biasanya masih diisi pendahuluan dan penyampaian
diskripsi mata pelajaran. Oleh karena itu guru lebih banyak memberikan
penjelasan;penjelasan tentang buku PKn yang akan digunakan buku apa saja, jika di
perpus tidak ada dapat beli secara kolektif agar lebih murah, hal seperti di atas pasti
menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Selanjutnya guru menjelaskan
materi awal misal tentang pemihan kepala desa yang akan dilaksanakan besok
Minggu maka guru menugaskan agar mengamati jalannya pemilihan kepala desa dan
melaporkan hasil pengamatannya

2- 30 Unit 2
Dengan demikian, guru secara tidak sadar telah menggunakan tiga metode
sekaligus, yaitu memberi penjelasan (metode ceramah), menugaskan ke pilkades
(metode tugas) dan terjadi interaksi, yaitu tanya jawab. Ini mungkin masih dapat
divariasi lagi dengan metode yang lain. Media yang digunakan dapat gambar, bagan,
struktur sistem pemerintahan desa, dan kaset lagu “Desaku Yang Kucintai”. Alat
evaluasinya adalah tes lisan dan tes tulis hasil laporan penugasan di Pilkades di
desanya. Jika melihat ini semua, model pembelajarannya adalah model pemberian
proses, karena akhirnya menjadi aktif semua.
Berikut adalah penggunaan metode, media dan alat penilaian dalam
pembelajaran PKn SD.Dalam proses pembelajaran, penggunaan metode maupun
media dapat bervariasi. Dalam satu kali tatap muka dapat menggunakan bermacam-
macam metode. Media dan evaluasi yang digunakan juga dapat bervariasi. Suatu
contoh, ketika akan membahas materi sumpah pemuda, media, metode, dan alat
penilaian yang digunakan dapat bervariasi. Marilah kita teliti dulu, apa kiranya kita
dapat memilih yang lebih tepat untuk mendekatinya.

2. Pemilihan dan Penggunaan Metode Gabungan dari Metode Ceramah dan


Tanya Jawab, Sosiodrama dan Diskusi
Anda tentunya sudah sering menyampaikan materi pembelajaran PKn
dengan menggunakan metode bermain peran atau sosiodrama. Sosiodrama
dilakukan tanpa teks, sehingga sifatnya sepontanitas. Langkah pelaksanaan
pembelajaran adalah: (1) dengan menggunakan metode ceramah, di mana guru
menjelaskan isi dan sekaligus alur ceritanya. Biasanya yang diperankan adalah
masalah sosial atau kasus namun dapat juga kejadian seperti Sumpah Pemuda di
tahun 1928, atau cerita rakyat misal Bawang Pputih dan Bawang Merah. Dengan
mengangkat tema Sumpah Pemuda, guru dapat menanamkan moral pada siswa.
(2) metode sosiodrama dapat dilaksanakan pada waktu memerankan kejadian
Ikrar Sumpah Pemuda. Di sini siswa dapat mengambil makna nilai juang dan
rela berkorban demi cintanya pada tanah airnya. Apabila terjadi kejanggalan,
sosiodrama dapat dihentikan untuk berdiskusi. Dengan demikian, (3) metode
diskusi dapat dilakukan di awal atau di tengah-tengah sosiodrama berlangsung.
Sedangkan ( 4) tanya jawab dapat dilakukan di awal (sebelum mulai), dan di
akhir cerita. Media yang digunakan adalah gambar, foto, teks, kaset rekaman,
tape recorder, dan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”.
Penilaian dapat dilakukan dengan meminta siswa memberi tanggapan, dan
portofolio seputar Sumpah Pemuda.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-31


3. Pemilihan dan Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah,Tanya
Jawab, Problem Solving dan Tugas
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, ada kalanya timbul
suatu persoalan/masalah, misalnya: nilai kelulusan UAN yang tidak dapat
diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Namun guru
tetap menggunakan (1) metode ceramah untuk menyampaikan informasi tentang
Undang-Undang Pendidikan. Di samping itu, (2) metode tanya jawab akan
diperlukan karena tanya jawab terus bergulir semakin kontras. Untuk itu guru
juga perlu menggunakan metode (3) pemecahan masalah atau problem solving,
sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan (4) metode penugasan, baik
individu maupun tugas kelompok, untuk mendengarkan berita TV atau koran,
sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan rnasalah yang
dihadapinya. Metode mi membuat siswa menjadi lebih aktif dan berpikir. Di sini
empat metode dapat digunakan sekaligus. Media yang digunakan adalah koran
dan Undang-Undang Pendidikan. Penilaian dilakukan dengan meminta siswa
melaporkan hasil pemecahan problem solving dengan penalaran dan portofolio.

4. Pemilihan dan Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah,Tanya


Jawab, Demonstrasi dan Latihan
Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan tentang materi yang dipelajarinya. Di sini guru
menggunakan (1) metode ceramah untuk menjelaskan semua materi sebelum
dan sesudah latihan dilakukan. (2) Metode tanya jawab dari siswa ke guru dan
sebaliknya juga diberlakukan. (3) Guru mendemonstrasikan, dan siswa
mengamati. Sebagai contoh, guru melakukan demonstrasi cara mencintai hasil
lingkungan sekitar, dan bunga kebun ditata jadi bukit bunga yang estetik,
sehingga menjadi PAKEM, (4) siswa mengadakan latihan dari yang
didemonstrasikan guru, yaitu mencintai lingkungan dengan latihan merangkai
bunga kebun. Media yang digunakan adalah bunga, gunting, kawat, dan foto
rangkaian bunga. Penilaian dilakukan terhadap hasil latihan, sikap waktu latihan,
ketrampilan selama latihan, prakarsa/ ide-ide yang muncul selama latihan.

5. Pemilihan dan Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah,


Sosiodrama, dan diskusi
Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (skripsi) dan tanpa latihan
terlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang

2- 32 Unit 2
didramatisasikan adalah mengenai situasi sosial. Sosiodrama akan menarik bila
pada situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan
diskusi, bagaimana jalan cerita seterusnya, atau pemecahan masalah selanjutnya.

6. Pemilihan dan Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah, Problem


Solving dan Tugas
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, ada kalanya timbul
suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan
secara lisan melalui ceramah. Untuk itu, guru perlu menggunakan metode
pemecahan masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian
diakhiri dengan tugas-tugas, baik secara individu maupun kelompok, sehingga
siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.

7. Pemilihan dan Penggunaan Gabungan dari Metode Ceramah,


Demonstrasi dan Latihan
Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan tentang materi yang dipelajarinya. Karena itu,
metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan.
Tujuan dari metode ceramah ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukan.

Marilah sekarang kita cermati dan tentukan standar kompetensi,


kompetensi dasar, model pembelajaran, langkah-langkah, metode, media, dan
alat penilaian dalam pembelajaran PKn SD.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-33


Tabel 2.2 Penggabungan Materi dan Komponen Pembelajaran PKn SD
(metode, media dan alat penilaian)

Kls/ Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt
1/1 1. Menerapkan hidup1.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita ttg penerapan hidup- ceramah - gambar orangproses:
rukun dalam perbedaan jenis- ekspositori rukun dalam perbedaan - bercerita menjalankan - tes lisan (tanya
perbedaan kelamin, agama, - guru menceritakan gambar di papan- tanya jawab ibadah jawab)
dan suku bangsa tulis tentang ketertiban dalam- penugasan - gambar tempat- pengamatan
menjalankan ibadah
ibadah hasil:
- guru bertanya kepada siswa tentang
- video hidup- tes tulis (LKS)
nama-nama tempat ibadah yang ada
di papan tulis
toleransi - penugasan
- siswa mengerjakan LKS beragama
Kls/ Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt
- induktif - guru bercerita penerapan hidup- ceramah - gambar kerjasa-proses:
rukun dalam perbedaan - bercerita ma anak laki-- tes lisan (tanya
- guru menceritakan gambar di papan- diskusi laki perempuan jawab)
tulis tentang kerukunan antar suku- penugasan - gambar pakaian- pengamatan
bangsa - menyanyi Satu
adat beberapa- penilaian
- guru menceritakan gambar di papan Nusa Satu
daerah performansi
tulis tentang kerukunan dan Bangsa
- gambar rumah- portofolio
kerjasama antara laki-laki dan
perempuan dalam mengerjakan adat beberapa sederhana
suatu pekerjaan daerah hasil:
- guru membentuk kelompok2 - kaset lagu-lagu - tes tulis (LKS)
beranggotakan siswa laki-laki dan - penugasan
perempuan, kemudian meminta
bekerja sama membuat kliping
tentang ragam budaya di Indonesia
- guru menegaskan pentingnya
kerukunan antar jenis kelamin, antar
agama, antarsuku bangsa

35
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
1.2 Memberikan- induktif - guru menceritakan gambar di- ceramah - gambar orang Proses:
contoh hidup papan tulis tentang contoh- bercerita kerja bakti - tes lisan
rukun melalui hidup rukun melalui kegiatan- tanya jawab - cerita (tanya jawab)
kegiatan di di rumah bergambar anak- pengamatan
rumah dan di - guru bercerita tentang suatu menjenguk - skala sikap
sekolah permasalahan sederhana teman yg sakit Hasil:
berkaitan dengan hidup rukun - cerita - tes tulis (LKS)
melalui kegiatan di rumah dan bergambar anak- penugasan
di sekolah bermain dengan
- guru meminta siswa adik/kakak
menjelaskan bagaimana
seharusnya siswa bersikap
terkait dengan permasalahan
sederhana yang
dikemukakan.
- guru meminta siswa
mengerjakan soal dalam LKS

36
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2. Membiasakan2.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita dan memberi- ceramah - cerita tata tertibproses:
tertib di rumah pentingnya tata- ekspositori contoh tata tertib di rumah- bercerita di rumah melalui- tes lisan
dan di sekolah tertib di rumah dan di sekolah melalui video - tanya-jawab video (tanya jawab)
dan di sekolah - guru menjelaskan tentang - cerita tata tertib- pengamatan
pentingnya mematuhi tata di sekolahhasil:
tertib di rumah dan di sekolah melalui video - tes tulis (LKS)
- guru bertanya tentang akibat - penugasan
tidak mematuhi tata tertib di
rumah dan di sekolah
- guru meminta siswa
mengerjakan LKS
-

Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian


Smt Kompetensi
2.2 Melaksanakan- induktif - guru bercerita tentang tata- ceramah - gambar ceritaproses:
tata tertib di tertib di rumah dan di sekolah - bercerita tentang tertib di- tes lisan
rumah dan di - guru menceritakan gambar di- tanya-jawab rumah (tanya jawab)
sekolah papan tulis tentang kegiatan- penugasan - gambar cerita- pengamatan
menggambarkan ketertiban di tentang tertib di- portofolio
rumah dan di sekolah sekolah sederhana
- guru memberi pertanyaan - kaset lagu-lagu hasil:
tentang kegiatan ketertiban di - tes tulis (LKS)

37
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
rumah dan di sekolah - penugasan
- guru meminta siswa membuat
kliping portofolio sederhana
tentang ketertiban di rumah
dan di sekolah
1/2 3. Menerapkan hak3.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita tentang hak- ceramah - gambar ceritaproses:
anak di rumah hak anak untuk- ekspositori anak di rumah dan di sekolah - bercerita tentang anak- tes lisan
dan di sekolah bermain, belajar - guru menceritakan gambar di- pengamatan yang mendapat (tanya jawab)
dengan papan tulis tentang anak yang haknya - pengamatan
gembira, dan kehilangan haknya - gambar ceritahasil:
didengar - guru menceritakan gambar di tentang anak- tes tulis (LKS)
pendapatnya papan tulis tentang anak yang yang kehilangan- penugasan
mendapatkan haknya haknya
- guru menegaskan pentingnya
hak anak dalam bermain,
belajar dengan gembira, dan
didengar pendapatnya
- guru menegaskan pengertian
hak dan hak anak

38
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
3.2 Melaksanakan-ekspositori - guru menjelaskan tentang hak- ceramah - cerita dalamproses:
hak anak di anak di rumah dan di sekolah - tanya-jawab video tentang- tes lisan
rumah dan di - guru meminta siswa- penugasan anak yang (tanya jawab)
sekolah menyebutkan hak anak di mendapat - pengamatan
rumah dan di sekolah haknya hasil:
- guru menjelaskan bagaimana - cerita dalam- tes tulis (LKS)
cara anak melaksanakan video tentang- penugasan
haknya di rumah dan di anak yang
sekolah kehilangan
- guru meminta siswa haknya
menuliskan cara
melaksanakan haknya di
rumah dan di sekolah

39
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
4. Menerapkan4.1 Menjelaskan- induktif - guru bercerita tentang kewa-- ceramah - gambar ceritaproses:
kewajiban anak di kewajiban anak- ekspositori jiban anak di rumah dan di- bercerita tentang - tes lisan
rumah dan di di rumah dan di sekolah kewajiban anak (tanya jawab)
sekolah sekolah - guru menceritakan gambar di - gambar cerita- pengamatan
papan tulis tentang anak yang tentang anakhasil:
melaksanakan kewajibannya yang - tes tulis (LKS)
dengan penuh tanggung meninggalkan - penugasan
jawab dan anak yang tidak kewajibannya
melaksanakan kewajibannya
- guru menegaskan pentingnya
kewajiban anak di rumah dan
di sekolah
- guru menegaskan pengertian
kewajiban anak

40
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
4.2 Melaksanakan- ekspositori- guru menjelaskan tentang- ceramah - cerita dalamproses:
kewajiban anak kewajiban anak di rumah dan- tanya-jawab video tentang- tes lisan
di rumah dan di di sekolah - penugasan anak yang (tanya jawab)
sekolah - guru meminta siswa melaksanakan - pengamatan
menyebutkan kewajiban anak kewajibannya hasil:
di rumah dan di sekolah - cerita dalam- tes tulis (LKS)
- guru menjelaskan bagaimana video tentang- penugasan
cara anak melaksanakan akibat bagi anak
kewajibannya di rumah dan di yang
sekolah meninggalkan
- guru meminta siswa kewajibannya
menjelas-kan cara
melaksanakan kewa-jiban di
rumah dan di sekolah

41
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2/1 1. Membiasakan1.1 Mengenal- induktif - guru bercerita tentang kisah- ceramah - gambar proses:
hidup gotong pentingnya hidup rukun, saling berbagi- tanya-jawab kegiatan gotong- tes lisan
royong hidup rukun, dan tolong menolong - penugasan royong (tanya jawab)
saling berbagi, - guru meminta siswa menye- - portofolio
dan tolong butkan contoh hidup rukun, hasil:
menolong saling berbagi, dan tolong - tes tulis (LKS)
menolong - penugasan
- guru meminta siswa
menjelas-kan akibat tidak
hidup rukun, tidak saling
berbagi, dan tidak gotong
royong
- guru menegaskan pentingnya
hidup rukun, saling berbagi,
dan tolong menolong

42
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
1.2 Melaksanakan- induktif - guru menjelaskan tentang- ceramah - cerita dalamproses:
pentingnya pentingnya hidup rukun,- diskusi video tentang- tes lisan
hidup rukun, saling berbagi, dan tolong kisah hidup (diskusi)
saling berbagi, menolong rukun, saling- observasi
dan tolong - guru meminta siswa bekerja berbagi, danhasil:
menolong sama melakukan suatu tolong - tes tulis (LKS)
aktivitas di kelas, kemudian menolong - penugasan
guru memperhatikan kualitas - skala sikap
hidup rukun, saling berbagi
dan tolong menolong masing-
masing siswa
- guru menegaskan bagaimana
cara anak melaksanakan
hidup rukun, saling berbagi,
dan tolong menolong

43
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2. Menampilkan2.1 Membiasakan-ekspositori - guru menjelaskan pentingnya- ceramah - gambar anakproses:
sikap cinta membuang membuang sampah pada- tanya jawab membuang - tes lisan
lingkungan sampah pada tempatnya sampah di (diskusi)
tempatnya - guru bertanya kepada siswa tempatnya dan- observasi
akibat tidak membuang di selokan hasil:
sampah pada tempatnya - gambar - tes tulis (LKS)
- guru meminta siswa saling pasukan kuning- penugasan
mengawasi satu sama lain bekerja - skala sikap
aktivitas membuang sampah - gambar parit
pada tempatnya yang penuh
sampah
- gambar banjir

44
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2.2 Menampilkan- induktif - guru menceritakan tentang- ceramah - binatang proses:
sikap cinta sikap mencintai lingkungan - diskusi - tumbuhan - tes lisan
lingkungan - guru membimbing siswa- pengamatan pewarna (diskusi)
melakukan karyawisata - tanya jawab - gambar - observasi
- guru meminta siswa meng-- karyawisata binatang danhasil:
amati dan membandingkan- dialog bunga - tes tulis (LKS)
dua kondisi lingkungan yang - gambar - penugasan
berbeda lingkungan - portofolio
- siswa bermain peran fabel
- guru menegaskan pentingnya
sikap cinta lingkungan

45
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
2/2 3. Menampilkan3.1 Mengenal- induktif - guru menceritakan tentang- bercerita - cerita proses:
sikap demokratis kegiatan suatu kegiatan- diskusi bergambar - tes lisan
bermusyawarah bermusyawarah dan- sosiodrama kegiatan (diskusi)
dan menghargai pengambilan suara terbanyak - tanya jawab musyawarah - observasi
suara terbanyak - guru memberi suatu - kaset lagu-lagu hasil:
permasalahan sederhana - tes tulis (LKS)
untuk dimusyawarahkan - penugasan
bersama oleh siswa di kelas
- guru meminta siswa bermain
peran tentang kegiatan
pengambilan suara terbanyak
- guru meminta siswa
memberikan beberapa contoh
lain tentang kegiatan
bermusyawarah dan
menghargai suara terbanyak
sebagai penegasan

46
2- Unit 2
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
4. Menampilkan4.1 Melaksanakan- induktif - guru menceritakan perilaku- bercerita - cerita dalamproses:
nilai-nilai perilaku jujur, jujur dlm kegiatan sehari-hari - pengamatan video tentang- tes lisan
Pancasila disiplin, dan - guru menayangkan sikap dan- tanya jawab sikap dan (diskusi)
senang bekerja perilaku jujur dan tidak jujur- diskusi perilaku jujur- skala sikap
dalam kegiatan melalui gambar video dan tidak jujur hasil:
sehari-hari - guru meminta siswa memban- - gambar - tes tulis (LKS)
dingkan dua sikap yang Pancasila - penugasan
berbeda tersebut disertai - portofolio
penjelasannya
- guru meminta siswa menulis
akibat tidak jujur
- guru menegaskan pentingnya
sikap dan perilaku jujur

47
Pendidikan Kewarganegaraan 2-
Kls/ Standar Kompetensi Dasar Model Langkah2 Metode Media Penilaian
Smt Kompetensi
- induktif - guru bercerita tentang- bercerita - cerita dalamproses:
perilaku disiplin dan senang- tanya jawab video tentang- tes lisan
bekerja dalam kegiatan- pengamatan sikap dan (tanya jawab)
sehari-hari - diskusi perilaku disiplin- skala sikap
- guru menayangkan sikap dan dan tidakhasil:
perilaku disiplin dan tidak disiplin - tes tulis (LKS)
disiplin melalui gambar video - cerita dalam- penugasan
- guru meminta siswa memban- video tentang- portofolio
dingkan dua sikap yang senang bekerja
berbeda tersebut disertai dalam kegiatan
penjelasannya sehari-hari
- guru meminta siswa menulis - gambar
akibat tidak disiplin Pancasila
- guru menegaskan pentingnya
sikap dan perilaku disiplin

48
2- Unit 2
Soal Latihan Subunit 2

1. Kemampuan menjabarkan peran metode/media di dalam kegiatan pembelajaran


adalah sebagai berikut, kecuali
a. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
b. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
d. Anak didik menjadi kreatif

2. Sudjana merumuskan fungsi metode/media pembelajaran menjadi sebagai berikut


kecuali
a. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan, melainkan mempunyai fungsi tersendiri, yaitu sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media pembelajaran merupakan bagian yang integral dan
menyeluruh dalam situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pembelajaran
merupakan salah satu unsur yang seharusnya dapat dikembangkan guru.
c. Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran integral
dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa
penggunaan (pemanfaaatan) media didasarkan pada tujuan dan bahan
pelajaran.
d. Penyajian materi ajar harus dibuat semenarik dan sekreatif mungkin sehingga
anak didik menjadi termotivasi.

3. Untuk menyampaikan materi sumpah pemuda kepada anak kelas tiga yang paling
tepat menggunakan metode/media ....
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Ceramah, tanya jawab, bermain peran
c. Ceramah, tanya jawab, diskusi
d. Ceramah, tanya jawab, diskusi dan main peran

4. Kelemahan metode/media pemberian tugas adalah


a. Adakalanya dikerjakan oleh orang lain
b. Soal lebih sulit
c. Dalam menyelesaikan tugas butuh waktu lebih panjang
d. Dapat menyontek dna dikerjakan orang lain

2- 56 Unit 2
5. Dalam memilih metode dan media, guru harus berorientasi pada situasi sekolah....
a. Mengacu pada materi dan tujuan yang akan dicapai
b. Mengacu pada harga
c. Mengacu pada keuangan sekolah
d. Mengacu pada lingkungan

Rambu-rambu jawaban latihan Subunit 2


Silakan melihat pada subunit 2 karena rambu-rambu jawabannya sudah jelas dan
mudah untuk dipahami.
1. Kelebihan metode tanya jawab yaitu siswa dapat mengemnbangkan keberanian
dalam menjawab dan mengemukakan pendapat, metode tanya jawab dapat
meransang siswa untuk berlatih mengembangkan daya pikir dan daya ingatan,
sedang kelemahan metode tanya jawab adalah banyak waktu terbuang, siswa
merasa takut kalau tidak dapat dan terbatasnya jumlah waktu.
2. Kebaikan metode diskusi adalah dapat memperluas wawasan siswa, kreativitas
siswa dalam memunculkan ide dan memecahakan masalah serta dapat
menumbuhkan sikap menghargai orang lain, kelemahannya metode ini dapat
didominasi oleh siswa tertentu yang suka bicara atau menonjolkan diri dan
tidak dapat dipakai pada kelompok besar.
3. Kelebihan sosiodrama siswa dapat merasa senang karena dapat terhibur oleh
fragmen teman-temanya,kelemahan metode ini cenderung untuk berpura-pura
dalam penjiwaan yang kadang-kadang kontradiksi dengan karakter anak yang
sebenarnya.
4. Jenis-jenis media pembelajaran adalah media audiktif, media visual, dan media
audio visual.
5. Yaitu mengkongkritkan hal-hal yang bersifat abstrak, memperjelas suatu
masalah, dan melatih siswa berpikir kongkrit.
6. Langkah pertama guru menjelaskan materi apa yang dibahas kemudian siswa
diminta menyiapkan semua keperluan yang akan digunakan, langkah ke dua
guru memberi tugas pada siswa untuk mempelajari materi yang akan
diaplikasikan pada media audio, langkah ke tiga audio mulai diperdengarkan
pada siswa dan siswa mnyimak dengan jelas, guru meminta pada siswa untuk
menyakan hal-hal yang kurang dimengerti, langkah keempat guru
menyimpulkan materi dan menanamkan konsep moral yang telah dijelaskan
memlalui media audio

Pendidikan Kewarganegaraan 2-57


Rangkuman

1. Untuk mempermudah mempelajari media maka media dikelompokkan menjadi 6 yaitu:


a. Dilihat dan Jenisnya:
- Media Audiktif
- Media Visual
- Media Audiovisual dibagi lagi menjadi:
- Media audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara sound sistem, film rangkai suara, cetak suara.
- Media audiovisual Gcrak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette
b. Dilihat berdasarkan teknologi yang digunakan, maka media dibagi menjadi dua
yaitu: media yang menggunakan teknologi tinggi (high technology) dan media yang
menggunakan teknologi rendah (low technology).
c. Dilihat berdasarkan bentuk fisiknya, klasifikasi media ini dikemukakan oleh Heinich
(1996) diklasifikasikan sebagai berikut:
- Media yang tidak diproyeksikan, jenis media: model, bahan grafis, display
- Media yang diproyeksikan, jenis media: OHP, slide
- Media audio, jenis media: audio kaset
- Media video, jenis media: video
- Media computer, jenis media: Computer assited Instruction (CAI), Computer
Managed Instruction (CMI)
- Multimedia, jenis media: perangkat praktikum
2. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media Pembelajaran
a. Objektivitas, unsur subjektivita guru dalam memilih media pembelajaran
harusdihindarkan.
b. Program Pembelajaran, program pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun
kedalamannya.
c. Sasaran Program, sasaran program yang dimaksud adalah siswa yang akan
menerima informasi pembelajaran melalui media pembelajaran.

2- 58 Unit 2
Soal Formatif 2

1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran PKn SD!


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran PKn SD!
3. Jelaskan pengertian media pembelajaran PKn SD !
4. Uraikan kebaikan dan kelemahan metode ceramah !
5. Uraikan kebaikan dan kelemahan metode tanya jawab !
6. Uraikan kebaikan dan kelemahan metode diskusi !
7. Uraikan kebaikan dan kelemahan metode sosiodrama !
8. Sebutkan jenis media pembelajaran!
9. Jelaskan fungsi media gambar!
10. Jelaskan langkah-langkah penyajian media audio!

Kunci jawaban Formatif 2


1. Strategi PKn adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran PKn (Gerlach dan Elly).
2. Metode PKn menurut Sagala adalah cara yang digunakan oleh guru dan siswa
dalam mengolah informasi berupa fakta,data, dan konsep pada proses
pembelajaran PKn yang mungkin juga terjadi pada strategi.
3. Media adalah alat perantara atau pengantar dalam proses pembelajaran atau
sebagai alat komunikasi yan gdigunakan untuk membawa informasi dari satu
sumber kepada penerima. Media pembelajaran PKn berarti penyaluran pesan
brupa materi ajar PKn oleh guru kepada siswa sehingga menjadi lebih menarik
dalam pembelajaran yang sedang berlaku.
4. Kebaikan metode ceramah yaitu mudah mengorganisasikan tempat duduk atau
kelas dan dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar serta mudah
mempersiapkan.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-59


Soal Formatif 2

A. Anda akan membelajarkan materi Membiasakan Hidup Gotong Royong pada


kelas II SD semester I.
1. Model pembelajaran apa yang Anda pilih?
2. Metode pembelajaran apa yang Anda gunakan?
3. Langkah-langkah apa yang Anda tempuh untuk melaksanakan pembelajaran
tersebut?
4. Media pembelajaran apa yang Anda gunakan?
5. Alat penilaian apa yang Anda terapkan?

B. Memahami Peran Politik Luar Negeri Indonesia dalam Era Globalisasi pada
kelas VI SD semester 2.
1. Model pembelajaran apa yang Anda pilih?
2. Metode pembelajaran apa yang Anda gunakan?
3. Langkah-langkah apa yang Anda tempuh untuk melaksanakan pembelajaran
tersebut?
4. Media pembelajaran apa yang Anda gunakan?
5. Alat penilaian apa yang Anda terapkan?

Kunci Jawaban
A.1. Model yang dipilih adalah induktif.
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya-jawab, dan
penugasan
3. Langkah-langkah yang ditempuh, yaitu:
- guru menjelaskan tentang kisah gotong royong membersihkan selokan di
lingkungan rumah,
- guru meminta siswa menyebutkan contoh lain kegiatan gotong royong,
- guru meminta siswa melaksanakan kegiatan gotong royong membersihkan
kelas,
- guru meminta siswa menjelaskan akibat tidak gotong royong,
- guru menegaskan pentingnya hidup gotong royong.
4. Media pembelajaran yang digunakan adalah gambar kegiatan gotong royong.

2- 60 Unit 2
5. Penilaian proses yang diterapkan adalah tes lisan (tanya-jawab) dan
pengamatan (skala sikap), sedangkan penilaian hasil yang diterapkan adalah tes
tulis (LKS) dan penugasan.
B.6. Model yang dipilih adalah simulasi.
7. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya-jawab, dan
penugasan
8. Langkah-langkah yang ditempuh, yaitu:
- siswa menonton video tentang peran politik luar negeri Indonesia dalam era
globalisasi,
- guru menjelaskan peran politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi,
- guru meminta siswa berdiskusi tentang salah satu peran politik luar negeri
Indonesia dalam era globalisasi (misalnya pengiriman Pasukan Garuda ke
Palestina tahun 2006)
- guru menegaskan pentingnya peran politik luar negeri Indonesia dalam era
globalisasi,
- guru menugasi siswa membuat kliping tentang peran politik luar negeri
Indonesia dalam era globalisasi.
9. Media pembelajaran yang digunakan adalah video tentang peran politik luar
negeri Indonesia dalam era globalisasi.
10. Penilaian proses yang diterapkan adalah tes lisan (diskusi) dan portofolio,
sedangkan penilaian hasil yang diterapkan adalah tes tulis (LKS) dan
penugasan.

Pendidikan Kewarganegaraan 2-61


Daftar Pustaka
Bahri, Syaiful dan Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit: Rinekan Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit: Rineka Cipta
Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbit Universitas Terbuka
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta
Bandung
Wahab, Aziz dan Udin.2005. Pendidikan Pancasila dan Keawrganegaraan (PPKn).
Penerbit: Universitas Terbuka

2- 62 Unit 2
Unit 3
PENILAIAN PEMBELAJARAN PKN SD

Ruminiati
Pendahuluan

P enilaian Pembelajaran PKn SD merupakan unit ke-tiga dari enam unit yang
terdapat dalam buku ini. Unit 3 ini merupakan komponen pembelajaran yang
sama pentingnya dengan Unit 1 dan Unit 2 di atas. Unit tiga ini terkait erat dengan
unit sebelumnya, yang nantinya akan dikemas dalam Unit 4, Unit 5 dan Unit 6.
Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, sehingga
bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menyerap
materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi guru, penilaian bermanfaat untuk
umpan balik dari hasil pembelajaran yang telah disampaikan, dan untuk laporan
kepada orang tua siswa dan guru sendiri di setiap akhir semester, yang dituangkan
dalam buku raport. Anda selaku guru tentu tidak merasa asing dengan penilaian
pembelajaran karena semua guru dari berbagai jenjang tentu sudah terbiasa
menggeluti penilaian, baik proses maupun hasil.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa dari 60 guru
SD/MI yang mengajar matapelajaran PKn, hampir seluruhnya menekankan
penilaian hanya pada aspek kognitif. Secara riil, 93% guru memberikan nilai rapor
PKn dengan cara mengambil nilai rata-rata pada hasil tes kognitif saja. Sedangkan
7% lainnya merupakan gabungan dari kognitif dan afektif. Setelah dicermati lebih
lanjut, ternyata hal ini dikarenakan guru-guru tersebut merasa kesulitan menyusun
alat penilaian afektif dan psikomotor. Karena alasan itulah, para guru SD/MI tersebut
jarang, bahkan tidak pernah melakukan penilaian yang mencakup tiga taksonomi
tersebut. Hal senada juga diungkapkan oleh peneliti lain bahwa pendidikan di
Indonesia mengalamai over materi/kognitif, kurang menyentuh aspek sikap dan
ketrampilan, padahal permasalahan di negeri ini cukup kompleks, dan membutuhkan
pemecahan masalah yang serius dari berbagai aspek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian dalam pembelajaran PKn
masih over cognitive, sehingga walaupun kurikukum selalu dibenahi, namun jika

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 1
guru sebagai pelaksana di lapangan tidak meningkatkan pengetahuannya, maka
permasalahan pembelajaran PKn akan tetap saja.
Unit 3 ini terdiri dari dua subunit yaitu:
Subunit 1. Pengeritian, tujuan, fungsi serta prinsip penilaian PKn SD, dan
Subunit 2. Pengembangan model penilaian kognitif, afektif dan psikomotor dalam
pembelajaran PKn SD.
Melalui buku ini Anda akan menambah pengetahuan tentang penilaian dalam
PKn di SD. Pada akhir pembelajaran Unit 3 ini, Anda diharapkan mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
1. dapat menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian dalam
pembelajaran PKn SD,
2. dapat membedakan penilaian dengan menggunakan tes dan nontes, baik dalam
penilain proses maupun hasil dalam pembelajaran PKn SD,
3. dapat mengembangkan model alat penilaian kognitif dari taksonomi Bloom
dalam pembelajaran PKn SD,
4. dapat mengembangkan model alat penilaian afektif dari taksonomi Bloom dalam
pembelajaran PKn SD,
5. dapat mengembangkan model alat penilaian psikomotor dari taksonomi Bloom
dalam pembelajaran PKn SD.
Untuk lebih memahami materi tentang pengembangan alat penilaian ini, perlu
Anda lakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Cermati materi pengembangan alat penilaian PKn SD ini dengan seksama.
2. Diskusikan dengan teman kelompok Anda tentang perbedaan penilaian dengan
menggunakan tes dan nontes.
3. Kembangkan model penilaian PKn dengan petunjuk dari tutor maupun dengan
teman lain, sehingga Anda mampu menyusun alat penilaian yang benar, sesuai
dengan kondisi di sekolah Anda.
4. Aplikasikan alat penilaian hasil penyusunan ini di sekolah tempat Anda
mengajar, sehingga kekurangtepatan dalam pembelajaran segera diketahui dan
dapat dipebaiki, dan dapat dirasakan manfaatnya.
Sebelum anda melangkah ke Subunit 1, disarankan anda memahami dan
mengikuti petunjuk yang telah tersedia. Buku ini juga dilengkapi dengan latihan-
latihan soal. Untuk membantu Anda dalam memahami soal latihan, disediakan kunci
jawaban dalam buku ini. Keberadaan kunci jawaban tersebut diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk mengetahui kebenaran jawaban anda terhadap
soal-soal latihan. Buku ini juga didukung oleh media lain seperti Video, WEB,
maupun Audio Visual yang menunjang proses pembelajaran PKn di SD.

3- 2 Unit 3
Untuk mengukur sejauh mana Anda mendalami materi pengembangan model
penilaian PKn SD, dalam buku ini disediakan pula latihan soal, tes formatif beserta
alternatif kunci jawabannya. Untuk mengerjakan bagian ini, perlu Anda lakukan hal-
hal sebagai berikut.
1. Pahami dengan baik latihan soal yang ada dalam setiap unit dengan cara
membaca, mendiskusikan dengan teman, dan menjawab dengan pikiran sendiri.
2. Manfaatkan TTM dengan sebaik-sebaiknya agar pengertian Anda mengenai isi
materi dapat dimaksimalkan. Dengan demikian, Anda dapat mengerjakan soal-
soal latihan dengan benar.
3. Manfaatkan pertemuan tutorial dengan semaksimal mungkin, sehingga apabila
ada tugas mandiri maupun latihan soal formatif yang belum dapat terjawab
dengan mantap, maka persoalan tersebut dapat teratasi dengan baik.
4. Kerjakan semua tugas dengan segera, sehingga semua soal formatif dapat Anda
jawab dengan tepat dan benar.

Selanjutnya marilah kita mencermati Subunit 1 di bawah ini, namun silakan


Anda perhatikan ilustrasi yang begitu serius memikirkan penilaian dalam dunia
pendidikan di Indonesia yang tampak over cognitive ini.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 3
Subunit 1

Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Penilai PKn


SD

Pengantar

S ebagaimana disampaikan di muka, penilaian merupakan salah satu aspek


pembelajaran yang keberadaannya cukup penting untuk diperhatikan. Pada
bagian ini dibahas tentang (a) pengertian penilaian, (b) tujuan penilaian, (c) fungsi
penilaian, dan (d) prinsip penilaian. Keseluruhan pembahasan tersebut diarahkan
pada pembelajaran PKn SD. Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia sangat
membutuhkan model penilaian dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn.
Hasil penelitian maupun hasil survei menunjukkan bahwa nilai PKn yang mestinya
harus menekankan pada sikap di samping pengetahuan dan ketrampilan, namun
kenyataannya masih belum sesuai sasaran. Oleh karena itu diharapkan setelah
memahami materi ini Anda dapat memulai menerapkannya di sekolah Anda masing-
masing. Guru sekolah dasar seperti Anda merupakan ujung tombak pendidikan di
tingkat dasar. Oleh karena itu, marilah kita mulai meningkatkan penilaian sesuai
dengan taksonomi Bloom dkk, sehingga baik kognitif, afektif, maupun psikomotor
dapat terukur perubahannya secara menyeluruh. Subunit 1 ini akan dikembangkan
di Subunit 2. Marilah kita pahami pengertan penilaian di bawah ini.

A. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil
pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas secara
keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran (Supratiningsih dan Suharja, 2006). Menurut Davies (1981), pengertian
penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek. Adapun Sujana (1990)
membatasinya sebagai suatu proses pemberian nilai terhadap objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria yang tertentu pula. Untuk menentukan nilai suatu hasil
pembelajaran, penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Kegiatan

3- 4 Unit 3
penilaian dapat juga Anda lakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-
kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dulu.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tidak semua proses penilaian dilakukan
melalui pengukuran. Dari pernyataan ini tampak bahwa penilaian berbeda dengan
pengukuran. Sebagai guru hendaknya Anda tahu perbedaan pengertian pengukuran
dan penilaian. Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah suatu proses
membandingkan tingkat keberhasilan dengan ukuran keberhasilan dalam
pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan penilaian dalam pembelajaran
adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan dalam pembelajaran melalui
kegiatan pengukuran atau pembandingan dengan kriteria-kriteria yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat diartikan
sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan,
keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain).
Setelah memahami pengertian penilaian dan proses penilaian dalam kegiatan
pembelajaran, kiranya Anda juga perlu memahami kedudukan penilaian dalam
proses pendidikan. Proses pendidikan sebenarnya merupakan proses
memanusiawikan anak manusia. Oleh sebab itu, sebagai guru di SD sebaiknya Anda
memahami bahwa proses pendidikan merupakan upaya untuk membudayakan dan
memberadabkan anak manusia, sehingga terbentuk manusia yang berbudaya dan
beradab dengan ciri memiliki kepribadian dan moral yang baik, yaitu moral yang
sesuai dengan falsafah hidup bangsa dan negara itu sendiri. Dapat dikatakan pula
bahwa proses pendidikan merupakan proses transformasi budaya dan peradaban
untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Mungkin Anda juga ingin tahu, apa pengertian transformasi dalam pendidikan?
Tranformasi dalam pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan
memberadabkan siswa sebagai anak manusia agar menjadi generasi penerus bangsa
yang baik. Ukuran keberhasilan transformasi tersebut dapat diketahui melalui
penilaian. Agar Anda dapat memahami secara lebih komprehensif tentang proses
pendidikan, perhatikan bagan transformasi pendidikan berikut ini.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 5
Bagan 3.1 Proses Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya dan Peradaban
(Sumber: Mudjiono & Dimyati 1999:192)

Keterangan:
Masukan. Masukan yang dimaksud di sini adalah siswa yang masuk ke sekolah
tersebut. Masukan tersebut memiliki karakter yang beragam.
Transformasi. Dalam proses pendidikan, siswa yang telah masuk sekolah tersebut
akan memperoleh transformasi budaya dan peradaban.
Keluaran. Pada akhirnya, transformasi budaya dan peradaban yang dilakukan dalam
proses pendidikan tersebut menghasilkan keluaran. Keluaran yang diharapkan berupa
manusia berbudaya dan beradab yang memiliki kepribadian dan moral yang baik
sesuai dengan falsafah hidup bangsa.
Umpan Balik. Umpan balik perlu dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk
memperbaiki kualitas masukan berikutnya dan proses pendidikan menyeluruh.

Gambar 3.2 Guru-guru PKn sedang diskusi tentang model penilaian yang baik.

Kembali pada penilaian, perlu Anda ketahui bahwa kegiatan penilaian


dilakukan dengan memanfaatkan alat penilaian. Alat penilaian yang baik adalah yang
mampu mengukur keberhasilan proses pendidikan secara tepat dan akurat. Berikut
ini dipaparkan syarat-syarat alat penilaian yang baik.

3- 6 Unit 3
1. Kesahihan (validity)
Kesahihan (validity) adalah ketepatan alat penilaian dalam mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, suatu
alat penilaian dikatakan sahih apabila ia dapat menilai apa yang seharusnya
dinilai. Misalnya, kalau Anda ingin mengukur perubahan perilaku siswa dalam
berdisiplin, maka alat penilaian itu harus dapat memberi indikasi tentang tingkat
perubahan perilaku siswa tersebut. Harus Anda ingat bahwa dalam matapelajaran
PKn, keterukuran tingkat perubahan tersebut tidak sebatas aspek kognitif saja,
melainkan harus mempertimbangkan juga aspek afektif dan psikomotor.
Sebaiknya Anda juga tahu bahwa kesahihan suatu alat penilaian dapat
ditinjau dari empat sisi, yaitu (a) kesahihan isi (content validation), (b) kesahihan
konstruksi (construction validity), (c) kesahihan yang ada sekarang (concurrent
validity), dan (d) kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990).
Penentuan kesahihan suatu alat penilaian juga dipengaruhi oleh faktor penskoran,
faktor respon siswa, dan faktor pengadministrasiannya.
Setelah memahami kesahihan alat penilaian ini, hendaknya Anda memikirkan
keberadaannya ketika Anda menyusun alat penilaian. Kalau biasanya Anda telah
memikirkan tentang kesahihan, ada baiknya kini Anda lebih mencermatinya lagi
agar kualitas kesahihannya dapat lebih ditingkatkan lagi.

2. Keterandalan (reliability)
Keterandalan (reliability) biasanya disebut juga dengan keajegan atau
konsistensi. Keterandalan suatu alat penilaian penting untuk diperhatikan. Alat
penilaian yang handal akan memberikan skor yang relatif sama/tetap pada setiap
pelaksanaan penilaian. Misalnya, kalau dalam pelaksanaan penilaian yang
pertama seorang siswa mendapat skor 70, kemudian dalam penilaian yang kedua
siswa tersebut mendapat skor 75, maka dapat dikatakan bahwa alat penilaian
tersebut handal. Namun, apabila dalam penilaian yang pertama seorang siswa
mendapat skor 70, kemudian dalam penilaian yang kedua siswa tersebut
mendapat skor 50 atau 90, maka dapat dikatakan bahwa alat penilaian tersebut
tidak handal.
Perlu Anda ketahui bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat
reliabilitas suatu alat penilaian. Pertama, jika alat penilaian yang diberikan
kepada siswa terlalu mudah, terlalu sukar, atau tidak jelas, maka akan berpeluang
memberikan skor yang tidak handal. Kedua, jika siswa peserta penilaian tersebut
memiliki karakteristik yang terlalu beragam, maka hal ini juga berpeluang
memberikan skor yang tidak handal. Ketiga, jika standar penilaian yang

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 7
digunakan guru pada masing-masing pelaksanaan kegiatan penilaian tidak
seragam, maka skor yang dihasilkan pun tidak handal. Keempat, jika jumlah soal
yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terlalu sedikit, maka hal ini
berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Alasannya, jumlah soal yang
tersedia tidak mampu menjaring secara lengkap pengetahuan siswa.
Tahukah Anda bahwa ada keterkaitan yang sangat erat antara kesahihan
dengan keterhandalan. Suatu alat penilaian yang sahih dapat dipastikan handal.
Namun, alat penilaian yang handal belum tentu sahih. Alat penilaian yang tidak
handal dipastikan tidak dapat mengukur apa pun, atau dengan kata lain alat
penilaian tersebut tidak sahih.
Ketika menyusun alat penilaian, sudahkah Anda berpikir tentang
keterhandalan? Kini Anda tahu bahwa keterhandalan alat penilaian mutlak
diperhatikan keberadaannya. Tingkatkan pengetahuan dan kemampuan Anda
untuk mampu menyusun alat penilaian yang sahih dan handal, sebab alat
penilaian yang demikian sangat efektif digunakan untuk mengukur peningkatan
kualitas belajar siswa.

3. Kepraktisan
Kepraktisan dalam menyusun suatu alat penilaian penting untuk
diperhatikan. Alat penilaian yang praktis dapat membantu guru dalam
menyiapkan, menggunakan, dan menginterpretasikan hasil penilaian. Kepraktisan
ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu penskoran, kemudahan dalam
mengadministrasikan, waktu, dan bentuk alat penilaian.
Coba Anda ingat, apakah dalam penyusunan soal yang telah Anda lakukan
selama ini Anda sudah memperhatikan syarat kepraktisan? Jika sudah, apakah
telah mencakup hal-hal yang mempengaruhinya.

Gambar 3.3 Ilustrasi buku pengembangan model penilaian PKn SD/MI

3- 8 Unit 3
B. Tujuan Penilaian
Selaku guru, tentunya Anda sudah tahu bahwa penilaian dalam pembelajaran
PKn di SD memiliki tujuan tersendiri, sehingga dalam menjalankan tugas Anda tidak
kehilangan arah atau tidak lepas dari apa yang menjadi tujuan Anda. Tujuan
penilaian dalam proses pembelajaran dijelaskan pada bagian berikut.

1. Mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya


Berdasarkan tujuan pertama, selaku guru Anda perlu mengetahui kedudukan
prestasi siswa di dalam kelas. Tergolong dalam kelompok manakah mereka? Hal
ini perlu dilakukan untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam
kelompok/kelasnya, apakah ia termasuk dalam katagori rendah, sedang, ataukah
tinggi. Pada akhirnya, hal ini akan tertulis dan terlihat dari nilai rapor siswa.
2. Sebagai balikan bagi guru untuk mengetahui ketepatan pemilihan metode
dan program yang digunakan
Berdasarkan tujuan kedua, selaku guru Anda juga harus mau melakukan
introspeksi diri. Apakah pembelajaran yang telah Anda lakukan sudah tepat atau
belum? Hasil introspeksi diri tersebut dapat Anda gunakan sebagai balikan pada
diri Anda sendiri untuk melakukan perbaikan-perbaikan demi peningkatan
kualitas pembelajaran.
3. Mendiagnosa kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran
Berdasarkan tujuan ketiga, selaku pendidik Anda harus mampu mencari
penyebab ketidakberhasilan siswa. Anda harus mampu menganalisis kendala apa
saja yang dialami siswa sehingga ia tidak dapat berhasil secara optimal.
4. Mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
menempatkan dan menentukan langkah berikutnya terhadap siswa
Berdasarkan tujuan keempat, selaku guru Anda harus supel dan komunikatif
terhadap semua orang, khususnya orang-orang yang berada di sekitar siswa. Hal
ini akan memudahkan Anda dalam mencari informasi tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan siswa. Dengan demikian, Anda mempunyai cukup bekal untuk
membantu keberhasilan siswa.
Apabila keempat hal tersebut sudah Anda miliki, maka Anda dapat
dikatagorikan sebagai guru yang baik. Namun, apabila belum semua Anda
laksanakan, buku ini dapat membantu Anda sebagai untuk acuan mencapai keempat
tujuan tersebut di atas.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 9
C. Fungsi Penilaian
Penilaian dalam proses pembelajaran memiliki sejumlah fungsi. Empat fungsi
di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Sebagai bahan diagnosis dan pengembangan
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian tersebut sebagai dasar
mendiagnosis kelemahan dan keunggulan siswa, serta hambatan yang
menyertainya. Dengan demikian, jika ada siswa yang tidak berhasil maka dengan
mudah Anda dapat mengetahui penyebabnya melalui tes ini. Hasil diagnostik ini
juga dapat Anda gunakan sebagai bahan pengembangan kualitas pembelajaran
siswa.
2. Sebagai bahan seleksi
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian sebagai dasar seleksi
penempatan siswa menurut jenis jurusan atau jabatannya.
3. Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelas
Artinya, Anda dapat mengguna-kan hasil penilaian sebagai dasar untuk
menentukan apakah siswa yang bersangkutan dapat naik kelas atau tidak.
Wujudnya adalah nilai atau skor dalam rapor siswa.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan
Artinya, Anda dapat menggunakan hasil penilaian sebagai dasar seleksi
penempatan siswa berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.

D. Prinsip-Prinsip Penilaian
Penilaian merupakan langkah terakhir untuk menentukan sejauh mana tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Melalui penilaian, keberhasilan anak dan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dapat diukur. Berkaitan dengan hal tersebut di
atas, maka prinsip penilaian seperti dibawah ini perlu Anda perhatikan.
1. Penilaian hendaknya memiliki prinsip objektif, artinya dalam melakukan suatu
penilaian, hendaknya guru bertindak adil dan tidak pandang bulu. Terhadap siapa
pun, standar penilaian yang digunakan guru harus sama. Misalnya, untuk soal
kapan Indonesia merdeka jawaban yang benar adalah tanggal 17 Agustus 1945.
Siapa pun siswa yang menjawab benar, wajib sifatnya untuk dibenarkan. Akan
tetapi, kalau jawabannya salah maka wajib juga disalahkan, meskipun ia
keponakan atau anak tetangga guru tersebut. Dengan demikian, prinsip objektif
berlaku untuk semua siswa.

3- 10 Unit 3
2. Penilaian hendaknya memiliki prinsip kejelasan, artinya dalam melakukan
penilaian hendaknya guru memahami semuanya dengan jelas. Hal ini akan
memudahkan guru dalam menyiapkan alat penilaian yang akan digunakan.
3. Penilaian hendaknya dikerjakan dengan seksama, artinya semua komponen untuk
menilai siswa sudah disiapkan oleh guru secara cermat dan seksama. Perlu Anda
pahami bahwa alat penilaian afektif atau psikomotor tidak sama dengan alat
penilaian kognitif, sehingga jika guru sudah menyiapkannya dengan seksama
maka tidak ada siswa yang dirugikan.
4. Penilaian hendaknya menggunakan prinsip representatif, artinya dalam menilai
hendaknya guru mampu melakukannya secara menyeluruh. Semua materi yang
telah disampaikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas harus dapat dinilai
secara representatif. Soal yang disusun hendaknya dapat mewakili materi yang
diajarkan secara menyeluruh, meskipun mungkin tingkat kesulitan masing-
masing soal tersebut tidak sama.
5. Penilaian hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan prinsip terbuka, artinya
apa pun bentuk soal yang dibagikan kepada siswa, hendaknya model
penilaiannya diinformasikan secara terbuka kepada siswa. Model penilaian yang
dimaksud antara lain meliputi bobot skor masing-masing soal, kejelasan maksud
soal, serta hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian dari siswa ketika
menjelang pelaksanaan penilaian. Dengan demikian, siswa menjadi tahu soal-
soal mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu (karena bobot skornya tinggi)
dan soal-soal mana yang dapat dikerjakan lebih akhir.
Sudahkah Anda melakukan kelima prinsip di atas dalam pelaksanaan
penilaian di kelas selama ini? Jika belum, cobalah untuk mulai memperhatikan setiap
prinsip di atas agar keberhasilan anak dan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dapat benar-benar terukur dengan baik.

Gambar 3.4 Ilustrasi guru-guru pulang dari seminar pengembangan penilaian

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 11
Latihan Soal
1. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Jelaskan maksud
dari pernyataan tersebut!
2. Pengukuran dalam pembelajaran berbeda dengan penilaian dalam
pembelajaran. Jelaskan perbedaan keduanya!
3. Transformasi merupakan salah satu unsur dari proses pendidikan. Jelaskan
maksud dan tujuan dari transformasi tersebut!
4. Alat penilaian yang baik harus memperhatikan syarat kesahihan. Alat penilaian
yang bagaimanakah yang dapat dikategorikan memenuhi syarat sahih?
5. Adakah hubungan antara kesahihan dan keterhandalan? Jelaskan jawaban Anda!

Rambu-Rambu Jawaban
1. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui pengukuran. Penilaian dapat juga
dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-kriteria yang berlaku
tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dulu.
2. Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah proses membandingkan
tingkat keberhasilan dengan ukuran keberhasilan dalam pembelajaran yang telah
ditentukan, sedangkan penilaian dalam pembelajaran adalah proses pembuatan
keputusan nilai keberhasilan dalam pembelajaran melalui kegiatan pengukuran
atau pembandingan dengan kriteria-kriteria yang berlaku.
3. Tranformasi dalam pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan
memberadabkan siswa sebagai anak manusia. Tujuan transformasi adalah
membentuk manusia yang berbudaya dan beradab dengan ciri memiliki
kepribadian dan moral yang baik, yaitu moral yang sesuai dengan falsafah hidup
bangsa dan negara itu sendiri.
4. Suatu alat penilaian dikatakan sahih apabila ia dapat menilai apa yang seharusnya
dinilai.
5. Suatu alat penilaian yang sahih dapat dipastikan handal. Namun, alat penilaian
yang handal belum tentu sahih. Alat penilaian yang tidak handal dipastikan tidak
dapat mengukur apa pun, atau dengan kata lain alat tersebut tidak sahih.

3- 12 Unit 3
Rangkuman
• Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil
pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas
secara keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran.
• Tujuan penilaian dalam pembelajaran adalah mengetahui kedudukan siswa dalam
kelompok di kelasnya. Selain itu, sebagai umpan balik bagi guru untuk
mengetahui ketepatan pemilihan program dan metode yang digunakan, untuk
menganalisis kendala siswa dalam proses pembelajaran, serta menempatkan
informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan langkah selanjutnya.
• Penilaian berfungsi sebagai (a) bahan diagnostik kesulitan siswa dan bahan
pengembangan kualitas pembelajaran siswa, (b) bahan seleksi, (c) bahan
pertimbangan kenaikan kelas, dan sebagai (d) bahan pertimbangan penempatan
siswa selanjutnya.
• Penilaian hendaknya memenuhi prinsip-prinsip berikut. (a) Objektif, yaitu guru
bertindak adil. (b) Jelas, yaitu guru harus memahami prosedur penilaian secara
jelas. (c) Seksama, yaitu guru harus menyiapkan seluruh komponen secara cermat
dan seksama. (d) Representatif, yaitu guru harus mampu melakukan penilaian
secara menyeluruh. Serta, (e) terbuka, yaitu guru harus selalu menginformasikan
prosedur penilaian secara lengkap kepada siswa.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 13
Tes Formatif 1

Pilih jawaban yang paling tepat di antara alternatif jawaban yang telah disediakan.
1. Penilaian merupakan salah satu aspek pembelajaran yang keberadaannya penting
untuk diperhatikan. Penilaian adalah ....
A. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran dari
masing-masing siswa, serta keberhasilan secara menyeluruh
B. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran secara
integral
C. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang kebijakan proses
pembelajaran berdasarkan hasil pembelajaran dari masing-masing siswa
D. suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang kebijakan proses
pembelajaran berdasarkan hasil pembelajaran secara menyeluruh

1. Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Oleh


karena itu, dalam melakukan penilaian guru harus memperhatikan prinsip-prinsip
berikut,
A. kejelasan dan keseksamaan
B. keterbukaan dan keobjektifan
C. keseksamaan dan representatif
D. ketelitian dan keobjektifan

2. Berikut ini adalah fungsi-fungsi penilaian dalam matapelajaran di SD, termasuk


di antaranya PKn, kecuali ....
A. sebagai bahan pengelompokan anak pandai dan anak yang lemah.
B. sebagai pertimbangan kenaikan kelas
C. sebagai bahan penentu pengisian rapor
D. sebagai bahan pertimbangan penempatan siswa selanjutnya

4. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.


Penilaian dapat dilakukan melalui portofolio. Portofolio memiliki sejumlah
prinsip. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya adalah ........
A. prinsip percaya diri.
B. prinsip kerahasiaan dalam memilih bahan
C. prinsip kepuasan dalam memilih bahan
D. prinsip kesesuaian dan kepuasan dalam pembuatan portofolio.

3- 14 Unit 3
5. Cobalah Anda susun portofolio dengan standar kompetensi NKRI di Aceh, yang
nantinya akan Anda jadikan contoh pada siswa Anda dalam tugas yang sama!

6. Pengukuran merupakan proses pembadingan dalam penilaian yang merupakan


syarat ....
A. keharusan yang harus dilakukan
B. bukan keharusan yang harus dilakukan
C melihat keperluannya
D melihat yang akan diukur

7. Penilaian dapat dilakukan sebagai proseskeputusan nilai melalui


pengukuran,yang....
A. selalu dilakukan dengan pengukuran
B. tidak selalu ada pengukuran tetapi diupayakan ada
C. dapat langsung penilaian tanpa pengukuran lebih dahuluu
D. melihat kegunaannya.

8. Proses pendidikan untuk membudayakan dan .....anak manusia


A.mencerdaskan
B. mendidik
C. memberadabkan
D. membibing

9. Keterandalan ( reliability)biasa juga disebut....


A keajegan
B kekonsistenan
C. keterukuran
D. kesahihan

10. Penilaian PKn mencakup....


A. afektif dalam proses dan hasil
B. kognitif dalam proses dan hasil
C. psikomotoris dalam proses dan hasil
D. afektif, psikomotoris, kognitif dalam proses dan hasil.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 15
Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 1, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda, silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum anda
kuasai dengan baik. Apabila telah mencapai 80% ke atas silakan melanjutkan ke
subunit berikutnya

Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik yang dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke unit berikutnya.

3- 16 Unit 3
Subunit 2

Pengembangan Model Penilaian PKn SD

Pengantar

S etelah Anda mempelajari pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip


penilaian, marilah kita lanjutkan pembelajaran kita dengan pengembangan
model penilaian PKn SD. Dalam Subunit ini, Anda diajak belajar mengembangkan
model-model penilaian matapelajaran PKn SD dengan memperhatikan tiga domain
dari taksonomi Bloom. Masih ingatkah Anda, apa tiga domain tersebut? Tiga domain
dari taksonomi Bloom itu adalah (1) pengetahuan (kognitif), (2) sikap (afektif), dan
(3) ketrampilan (psikomotor). Di samping tiga taksonomi Bloom, penilaian PKn
untuk anak usia sekolah dasar perlu memperhatikan aspek psikologis, sosiokultural,
spiritual. Bahkan, menurut Lickona (1996), evaluasi pembelajaran terhadap nilai
moral hendaknya mencakup dimensi-dimensi moral knowing, moral feeling, dan
moral action (Akbar, dkk,2002)
Tentu Anda sudah membaca buku dan mencermati isi video tentang
pengembangan alat penilaian PKn SD. Untuk memperjelasnya, kita akan
membahasnya lebih lanjut. Perhatikan bagan yang menggambarkan garis besar
pengembangan alat penilaian PKn SD di bawah ini!
PENGEMBANGAN ALAT
PENILAIAN

Pengembangan alat penilaian Pengembangan alat penilaian


dengan teknik tes kognitif dan non-kognitif
Pengembangan alat penilaian ƒ Pengembangan alat penilaian
dengan teknik non-tes kognitif
ƒ Pengembangan alat penilaian
afektif
ƒ Pengembangan alat penilaian
psikomotor

Bagan 3.2 Pengembangan Alat Penilaian PKn SD

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 17
A. Pengembangan Alat Penilaian dalam Bentuk Tes dan Non-Tes
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Anda tentu sudah memahami penilaian
pembelajaran di SD, termasuk di antaranya penilaian dalam matapelajaran PKn yang
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan teknik tes dan teknik non-tes.
Pembahasan mengenai pengembangan alat penilaian pada kedua teknik tersebut
dapat Anda baca pada berikut.

1. Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Tes


Teknik tes merupakan salah satu alat, cara, dan langkah-langkah yang
sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu siswa.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, teknik tes dikelompokkan sebagai berikut.
Tes tertulis, yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan
secara tertulis. Tes ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir secara lebih cermat dan mendalam karena secara prosedural tes tertulis
tidak memerlukan jawaban secara langsung (spontan).
Tes lisan, yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara
lisan. Dalam tes lisan seperti ini, semua pertanyaan guru maupun jawaban
siswa dilaksanakan secara lisan. Tes lisan menuntut siswa untuk menjawab
secara langsung (spontan), tetapi hendaknya guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk berpikir. Kelemahannya, kadang-kadang tes lisan dapat
menimbulkan grogi/cemas, sehingga dapat mempengaruhi kualitas jawaban
siswa.
Tes perbuatan, yaitu alat penilaian yang baik pertanyaan maupun jawabannya
dilakukan secara tertulis maupun lisan, seperti praktek di laboratorium, praktik
kesenian, simulasi, dan deklamasi. Tes perbuatan ini selain dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan intelektual anak, dapat juga digunakan untuk
mengetahui kemampuan gerakan fisik/psikomotor. Misalnya, pada tes
berdeklamasi penilaian dilakukan terhadap kelancaran olah vokal dan
penjiwaan dalam olah fisiknya.

2. Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Non-Tes


Teknik non-tes adalah alat penilaian yang prosedurnya tidak sistematis
sebagaimana teknik tes. Akan tetapi, teknik non tes ini dapat dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap, atau kepribadian
siswa. Berdasarkan cara pelaksanaannya, teknik non-tes dikelompokkan sebagai
berikut.

3- 18 Unit 3
a. Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan
sikap siswa melalui tugas tertulis. Sikap artinya pendirin seseorang terhadap
suatu peristiwa atas obyek. Skala sikap alat penialain yang mengukur
pendirian seseorang seperti sangat setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat tidak
setuju. Contoh: setujukan kamu menyeberangkan orang trua di jalan raya,
sedangkan kamu harus buru-buru ke sekolah? Hampir dapat dipastikan siswa
akan selalu memilih jawaban yang baik-baik saja, meski mungkin siswa tidak
akan melakukan tindakan tersebut dalam tindakan nyata. Inilah salah satu
kelemahan mendasar yang sering terjadi pada aspek penilaian sikap, yaitu
sulit diukur.
b. Check list, yaitu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas
dasar pengamatan terhadap perilaku siswa. Dalam tes pengamatan, siswa
tidak perlu selalu diberitahu sebelumnya bahwa perilaku mereka sedang
diamati. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kealamiahan perilaku siswa.
Namun, pada hal-hal tertentu siswa memang perlu diberitahu sebelumnya
agar siswa menjaga perilakunya.
c. Quesioner, yaitu alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya
dilakukan dengan cara tertulis. Penyusunan angket diarahkan untuk
menyaring infomasi mengenai berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar.
d. Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang
mempunyai kaitan dengan perkembangan kepribadiannya. Misalnya, catatan
mengenai siswa yang memperlihatkan perilaku khusus seperti, suka
terlambat, mengambil milik teman, suka mengganggu, atau membuat gaduh.
Perilaku khusus yang dicatat tidak selalu berupa perilaku negatif. Perilaku
positif yang tidak biasa dilakukan siswa pun perlu ditulis dalam catatan
harian, misalnya siswa yang biasanya suka mengganggu teman tiba-tiba
menjadi suka menolong teman, atau siswa yang biasanya sering membuat
gaduh tiba-tiba menjadi pendiam di kelas.
e. Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan koleksi atau kumpulan bahan pilihan
yang dikembangkan oleh siswa/guru, berfungsi untuk menelaah proses,
usaha, perbaikan, dan pencapaian kinerja siswa secara objektif. Ada beberapa
prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam penggunaan portofolio, yaitu (1)
saling percaya antara guru dan siswa (mutual trust), (2) milik bersama antara
guru dan siswa (joint ownership), (3) keberhasilan bersama antara guru dan
siswa (confidentiality), (4) kepuasan (satisfaction), serta (5) kesesuaian
(relevance).

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 19
Gambar 3.5 Guru sedang merancang penilaian Portofolio
dengan memilih koleksi gambar yang relevan.

B. Pengembangan Alat Penilaian Kognitif dan Non-Kognitif


Selaku guru SD, apakah Anda sudah melaksanakan dua kegiatan penilaian,
kognitif dan non-kognitif, seperti yang dipaparkan di bawah ini? Jawabnya tentu
Anda sendiri yang paling tahu. Dalam taksonomi Bloom, penilaian non-kognitif
meliputi penilaian afektif dan penilaian psikomotor. Untuk dapat melengkapi
pengetahuan Anda tentang alat penilaian kognitif dan non-kognitif, perhatikan
pembahasan berikut ini!

1. Pengembangan Alat Penilaian Kognitif


Tes kognitif terdiri dari tes objektif dan tes esai. Baik tes objektif maupun
tes esai yang berbentuk tertulis dan bermanfaat untuk mengukur semua tujuan
pembelajaran. Kedua bentuk tes tersebut dapat mendorong siswa untuk
mempelajari konsep dasar dan untuk mencari solusi permasalahan. Di samping
itu, bentuk tes tersebut dapat menghasilkan skor yang nilainya tergantung pada
objektivitas dan keterhandalan (reliability) tes tersebut (Gronlund, 1996).
Menurut Bloom, penilaian ranah kognitif ada enam gradasi. Keenam
gradasi tersebut dijelaskan pada bagian berikut.
a. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan dari apa yang telah dipelajari,
berkaitan dengan fakta, peristiwa, pengertian
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menerima arti dan makna dari apa yang
telah diterima.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan pada masalah yang nyata.
d. Analisis, mencakup kemampuan menganalisa apa yang dapat dimengerti
menjadi lebih paham lagi.

3- 20 Unit 3
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk pola baru yang dianggap lebih
tepat.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan untuk menilai hasil ujian atu hal lain sesuai
dengan standart yang telah ada.

Adapun kata kerja yang digunakan dalam domain kognitif dideskripsikan pada
tabel berikut.
No. Jenis Hasil Belajar Indikator-indikator Cara Pengungkapan
1 Pengetahuan Dapat menyebutkan/ Pertanyaan/tugas/tes
menunjukkan lagi.
2 Pemahaman Dapat menjelaskan/ Pertanyaan/soal/tugas
mendefinisikan.
3 Penerapan Dapat memberi contoh/ Tugas/persoalan/tes
memecahkan masalah.
4 Analisis Dapat menguraikan/ Tugas/menganalisis
mengklasifikasikan masalah
5 Sintesis Dapat menyimpulkan kembali, Tugas/persoalan
menggeneralisasikan
6 Evaluasi Dapat menginterpretasikan/ Tugas/permasalahan.
memberikan pertimbangan/
penilaian

Ranah kognitif yang hierarkis tersebut dapat dilukiskan oleh Dimyati


seperti dalam bagan berikut ini.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 21
Bagan 3.3 Hirarki Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal menurut Taksonomi
Bloom. Kutipan dari (Mujiono dan Dimyati, 1994:28)

Keenam jenis perilaku ini bersifat runtut. Sebagai contoh, pengetahuan


termasuk perilaku yang paling rendah, sedangkan evaluasi tergolong perilaku
tertinggi. Perlu Anda ketahui bahwa perilaku yang gradasinya paling tinggi
menurut Bloom selalu diawali dari yang terendah lebih dahulu baru ke yang lebih
tinggi.
Ranah kognitif tersebut harus diperhatikan pada pengembangan alat
penilaian matapelajaran PKn di SD. Perlu Anda ketahui bahwa model-model alat
penilaian PKn SD dapat dikembangkan sesuai dengan kreasi guru dengan syarat
tetap berpedoman pada kisi-kisi soal yang ada. Berikut dikemukakan contoh kisi-
kisi soal PKn SD yang dikembangkan dalam aspek kognitif.

3- 22 Unit 3
Kisi-kisi
Matapelajaran : PKn (KTSP)
Semester : 1 dan 2
Tahun : 2006/2007
Pokok Bahasan
Jumlah
No. dan Subpokok C1 C2 C3 C4,5,6 %
Soal
Bahasan
A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E

Jumlah Soal
Persentase 20 40 30 10 100

Tabel 3.1 Contoh tabel Kisi-Kisi Soal PKn SD

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 23
Selanjutnya, setelah menentukan kisi-kisi soal PKn SD, dilakukan
penyusunan model tes. Bentuk soal tes esei dan tes objektif aspek kognitif pada
matapelajaran PKn di SD dideskripsikan pada bagian berikut.

Mata pelajaran : PKn


Standar Kompetensi : Demokrasi
Kelas/Semester : 2/2………..
Model Soal : Esai

SOAL
Jawab pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!
Dengarkan dengan baik apabila guru kalian membacakan pertanyaan di bawah
ini!
1) Kemarin bu guru bercerita tentang demokrasi, masih ingatkah anak-anak
apa demokrasi ?
2) Pemilihan ketua kelas di kelas dua yang terpilih siapa?
3) Anak-anak memilih Krisna jadi ketua kelas, karena dipaksa atau tidak?
4) Memilih ketua kelas tidak dipaksa, berarti Krisna terpilih secara ................

KUNCI JAWABAN
1) Demokrasi adalah bebas memilih ketua kelas tanpa dipaksa siapa pun.
2) Ketua kelas yang terpilih adalah Krisna.
3) Anak-anak memilih Krisna menjadi ketua kelas tanpa dipaksa.
4) Krisna dipilih secara demokratis.

Mata pelajaran : PKn


Standar Kompetensi : Sumpah Pemuda
Kelas/Semester : 3/1
Model Soal : Pilihan Ganda/Objektif Tes

SOAL
Pilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar!
1. Hari sumpah pemuda diperingati setiap tanggal….
a) 28 September
b) 28 Oktober
c) 28 Nopember
d) 28 Desember
Model alat penilaian diatas sekedar contoh, sehingga Anda silakan
2. Para pemuda yang mengikuti ikrar sumpah pemuda adalah….
a) Yong dari Jawa dan Sumatra
b) Yong dari Sulawesi dan Kalimantan
c) Yong dari Nusa tenggara dan Irian
d) Yong dari seluruh pelosok tanah air

mengembangkan sendiri dengan menyesuaikan dengan kondisi sekolah Anda


masing-masing.

3- 24 Unit 3
2. Pengembangan Alat Penilaian Afektif
Alat penilaian afektif, atau disebut juga dengan tes afektif, merupakan
salah satu bagian dari tes non-kognitif. Domain afektif ini mencakup nilai, sikap,
minat, dan perasaan. Penilaian untuk domain ini relatif sulit. Perlu Anda ketahui
bahwa Bloom menggradasikan ranah afektif menjadi lima tingkatan sebagai
berikut.
a. Penerimaaan, berhubungan dengan kesensitifan. Sebagai contoh,
kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
b. Partisipasi, berhubungan dengan kesediaan memperhatikan. Misalnya, ikut
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian dan penentuan sikap, mencakup penerimaan yang mengakui
penilaian atu pendapat orang lain.
d. Organisasi, mencakup sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
Misalnya, menganggap nilai dalam suatu skala penilaian yang digunakan
sebagai pedoman untuk bertindak.
e. Pembentukan pola hidup, mencakup kehidupan pribadi. Sebagai contoh,
mempertimbangkan sesuatu dengan detil.
Dari kelima gradasi di atas juga dilaksanakan secara hierarkis, artinya gradasi
kelima dapat dilakukan dengan baik apabila yang sebelumnya sudah.

Kata kerja yang digunakan dalam domain afektif dapat Anda lihat pada tabel
berikut.
No Jenis Hasil Belajar Indikator-indikator Cara Pengungkapan

1 Penerimaan Bersikap menerima menyetujui Pernyataan/tes/


atau sebaliknya skala sikap
2 Partisipasi Bersedia terlibat/partisipasi Tugas/observasi/tes
memanfaatkan atau sebaliknya
3 Penilaian sikap Memandang penting/bernilai Skala sikap/
berfaedah/ indah/harmonis/ Pernyataan
kagum atau sebaliknya
4 Organisasi Mengakui/mempercayai/ Skala sikap/
meyakinkan atau sebaliknya tugas/ekspresif
5 Pembentukan pola Melembagakan/membiasakan/ Skala sikap/
menjelmakan dalam pribadi dan tugas/ekspresif
perilaku sehari-hari
Tabel 3.3 Kata Kerja dalam Domain Afektif dari Taksonomi Bloom

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 25
Ranah afektif yang terdiri dari lima hierarkis tersebut dilukiskan oleh
Dimyati seperti dalam Bagan 3.4 (dalam Mudjiono dan Dimyati 1994: 30).

Bagan 3.4 : Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Afektif Menurut Bloom

Kelima jenis perilaku dalam domain afektif ini bersifat runtut.


Sebagai contoh, perilaku penerimaan bergradasi paling rendah,
sedangkan perilaku pembentukan pola hidup gradasinya paling tinggi. Perlu
Anda ketahui bahwa perilaku yang gradasinya paling tinggi, menurut Bloom,
dapat tercapai setelah melalui perilaku terendah terlebih dulu. Dengan demikian,
siswa baru akan mampu membentuk pola hidup yang diharapkan apabila ia telah
mampu melalui gradasi pertama sampai ke empat.
Berikut contoh model tes afektif dengan bentuk skala sikap/bertingkat
(rating scale) pada mata pelajaran PKn di SD.

3- 26 Unit 3
Mata pelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kelas/Semester : 5/1
Model Soal : Skala sikap/bertingkat (Rating Scale)
SOAL
Baca soal ini dengan teliti, kemudian pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1) NKRI cocok untuk Negara kepulauan seperti Indonesia, maka perlu
dipertahankan.
2) NKRI tidak perlu karena bertentangan dengan OTODA.
TabelT
3) NKRI tidak perlu karena tidak mendidik bangsa tidak mandiri.
4) NKRI perlu karena sesuai dengan Sila tiga Pancasila.
5) NKRI perlu bangsa Indonesia krisis jati diri.

KUNCI JAWABAN
No. Sangat Tidak Tidak Suka Biasa Suka Sangat Suka
Suka
1 V
2 V
3 V
4 V
5 V

Tabel 3.2 model penilaian skala sikap PKn SD

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 27
Mata pelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Menghargai Keputusan Bersama
Kelas/Semester : 5/2
Model Soal : Skala sikap/bertingkat (Rating Scale)

SOAL
Pilih salah satu jawaban yang cocok dengan pilihanmu, dan beri tanda cek (V).

Perilaku Aminah dalam mematuhi keputusan bersama menjalankan peraturan


sekolah.
No. Perilaku Sedang Baik Baik
sekali
1 Datang ke sekolah sebelum bel berbunyi
2 Membuat surat jika tidak masuk sekolah
3 Tidak menyontek waktu tes berlangsung
4 Mengucap salam setiap ketemu guru
5 Bermain di halaman sekolah

KUNCI JAWABAN
No. Perilaku Sedang Baik Baik
sekali
1 Datang ke sekolah sebelum bel berbunyi V
2 Membuat surat jika tidak masuk sekolah V
Tabel 3.3 model penilaian skala bertingkat
3 Tidak menyontek waktu tes berlangsung
(rating scale) V
4 Mengucap salam setiap ketemu guru V
5 Bermain di halaman sekolah V

3. Pengembangan Alat Penilaian Psikomotor


Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku. Ketujuh jenis perilaku
tersebut dapat Anda cermati pada ulasan berikut ini.
a. Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas setelah
menyadari adanya perbedaan. Misalnya, pemilahan anak yang rajin dengan
yang tidak rajin, yang nilai rapornya baik dengan yang kurang.
b. Kesiapan, mencakup kemampuan penempatan diri dalam gerakan jasmani
dengan rohani. Dalam PKn misalnya mengamati perilaku seseorang.
c. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai
dengan contoh dari guru. Dalam pembelajaran PKn misalnya guru memberi
contoh/ suri tauladan cara mengucap salam yang baik jika ketemu saudara
yang lebih tua, teman, bertamu ke rumah orang.
d. Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan memberi salam pada guru
sebelum masuk kelas, ini sudah tidak usah dibimbing sudah biasa dilakukan .

3- 28 Unit 3
e. Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan sikap moral cara
membantu teman yang membutuhkan bantuan dengan sikap yang
menyenangkan, trampil dan cekatan.
f. Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan mengadakan
penyesuaian dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan hal-hal yang
baru.
g. Kreativitas, mencakup kemampuan berperilaku yang disesuaikan dengan
sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Misal cara bergaul dengan teman yang
menyenangkan, cara menolong teman yang sakit, teman jatuh dengan sikap
yang penuh keiklasan dan menyenangkan.
Selanjutnya perhatikan ilustrasi/gambar di bawah ini!

Gambar 3.6 Guru PKn SD sedang menyusun alat penilaian


sesuai dengan taksonomi Bloom

Kata kerja yang digunakan dalam domain afektif dapat Anda lihat pada tabel
berikut.

No Jenis Hasil Indikator-indikator Cara Pengungkapan


Belajar
1 Persepsi Dapat menyiapkan diri Tugas/observasi/tindakan
2 Kesiapan Dapat menirukan Tugas/observasi/tes/tindakan
3 Gerakan terbimbing Dapat berpegang pada pola Tugas/observasi
4 Gerakan terbiasa Menjadi lincah dan lancar Tugas/tes/tindakan
5 Gerakan kompleks Dapat mengatur kembali Tugas/tindakan
6 Penyesuaian Dapat menciptakan pola Tugas/observasi
7 Kreativitas Menjadi kreatif dan cekatan Tugas/observasi

Tabel 3.4 Kata Kerja dalam Domain Psikomotor dari Taksonomi Bloom

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 29
Dalam pembelajaran PKn SD tabel tersebut disesuaikan dengan karakteristik
dan tujuan dari PKn sendiri, yaitu menanamkan nilai, norma dan moral untuk
membentuk karakter warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu mau dan
sadar akan hak dan kewajibannya.
Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf keterampilan yang
berangkaian dan bersifat runtut. Perilaku persepsi bergradasi paling rendah,
sedangkan perilaku kreativitas paling tinggi. Perlu Anda ketahui bahwa perilaku
yang gradasinya paling tinggi, menurut Bloom, akan tercapai setelah siswa melalui
perilaku-perilaku rendah di bawahnya terlebih dulu. Siswa akan mampu
berkreativitas kalau ia telah mampu melalui gradasi pertama (perilaku persepsi)
sampai gradasi keenam (penyesuaian pola gerakan) dengan baik. Ranah
psikomotorik yang terdiri dari tujuh hierarkis tersebut dilukiskan oleh Dimyati
seperti dalam Bagan 3.4 berikut.

Bagan 3.5 Hirarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Psikomotor Menurut Bloom
Dikutip dari bagan Mudjiono dan Dimyati (1994: 31)

Berikut contoh model tes psikomotor dengan bentuk tes unjuk kerja
(performance) pada matapelajaran PKn di SD.

3- 30 Unit 3
Matapelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Sikap dan perilaku siswa dalam berdiskusi tentang
globalisasi dan budaya
Kelas/Semester : 4/2
Model Soal : Tes Unjuk Kerja (Performance)

SOAL
Tuliskan sikap dan perilaku siswa ketika berdiskusi tentang Globalisasi
Lingkungan (Budaya) dengan memberikan tanda cek (v) dalam tabel yang
tersedia.

No. Contoh Perilaku Selalu Sering Tidak


Pernah
1 Menjelskan konsep globalisasi dan
budaya dengan jelas dan sopan
2 Mematuhi tata tertib dengan disiplin
selama diskusi berlangsung.
3 Menghargai pendapat oerang lain tentang
budaya traficking dan HAM yang
mengglobal
4 Tidak memaksakan kehendak dalam
diskusi
5 Mengajukan pendapat yang tajam tetapi
tetap sopan dan terkesan patuh

KUNCI JAWABAN
No. Contoh Perilaku Selalu Sering Tidak
Pernah
1 Menjelskan konsep globalisasi dan V
budaya dengan jelas dan sopan
2 Mematuhi tata tertib dengan disiplin V
selama diskusi berlangsung.
3 Menghargai pendapat oerang lain tentang V
budaya traficking dan HAM yang
mengglobal
4 Tidak memaksakan kehendak dalam V
diskusi
5 Mengajukan pendapat yang tajam tetapi
tetap sopan dan terkesan patuh

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 31
Matapelajaran : PKn
Standar Kompetensi : Sikap dan perilaku diskusi tentang gotong-royong
Kelas/Semester : 2/2
Model Soal : Tes Unjuk Kerja (Performance)

SOAL
Tuliskan sikap dan perilaku siswa dalam bergotong royong terkait dengan keterampilan dan
ketertiban dalam beraktivitas dengan memberikan tanda cek (v) dalam tabel yang tersedia.
1) Bekerjasama dengan teman dalam membersihkan kelas.
2) Serius dalam bekerja membersihkan kelas.
3) Terampil menggunakan alat-alat kebersihan.
4) Mengembalikan perangkat kelas dan menata kembali dengan rapi.
5) Berkreativitas menata lingkungan kelas sehingga nyaman.

Contoh format untuk butir-butir yang dinilai selama kegiatan gotong royong membersihkan
kelas berlangsung.

Berkreasi
Bekerjasama Menata
Serius dalam Trampil meng- menata
dengan teman kelas
Nama murid bekerja mem- gunakan alat2 lingk.
dlm member- dengan
bersihkan kelas kebersihan kelas shg
sihkan kelas rapi
nyaman
Ahmadi
Alirman
Basir
Siti
Ending
Tinah
Zalmah

KUNCI JAWABAN
Berkreasi
Bekerjasama Menata
Serius dalam Trampil meng- menata
dengan teman kelas
Nama murid bekerja mem- gunakan alat2 lingk.
dlm member- dengan
bersihkan kelas kebersihan kelas shg
sihkan kelas rapi
nyaman
Ahmadi V V V -- V
Alirman -- V V -- V
Basir -- V -- V V
Siti V -- V V V
Ending -- -- V -- V
Tinah V V -- V V
Zalmah V V -- V V

Tabel 3.4 skala sikap dan perilaku unjuk kerja dalam penilaian PKn SD

3- 32 Unit 3
Latihan Soal
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap materi pengembangan model
penilaian PKn SD coba kerjakan latihan di bawah ini!
1. Nilai rapor di SD/MI pada umumnya lebih menekankan pada hasil tes kognitif
Jelaskan mengapa nilai kognitif dan psikomotor tidak dijadikan bahan
pertimbangan?
2. Ada beberapa prisip penilaian dalam menyusun tugas portofolio, Sebut dan
jelaskan bagaimana prinsip-prinsip penilaian portofolio dalam pembelajaran PKn
SD!
3. Mengukur sikap murid SD ternyata cukup sulit. Susunlah satu contoh model tes
afektif yang dapat untuk mengukur perubahan sikap/tingkah laku anak!
4. Setiap guru kelas selalu dihadapkan pada penyusunan soal di kelasnya. Sebut dan
jelaskan bagaimana cara menyusun tes kelas yang baik menurut pendapat
Gronlund!

Rambu-Rambu Jawaban
1. Menurut hasil penelitian sebagian besar guru-guru kurang paham dengan cara
mengaplikasikan model penilaian afektif dan psikomotor, sehingga nilai rapor
hanya diambilkan dari aspek kognitif saja. Oleh karena itu model- model
penilaian dari tiga domain tersebut perlu segera dikembangkan dan di aplikasikan
dalam pembelajaran PKn di SD, agar tidak over kognitif.
2. Ada lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan portofolio, yaitu (a)
saling mempercayai antara guru dengan siswa (mutual trust), (b) keberhasilan
bersama dalam mengumpulkan bahan dan hasil penilaian (confidentiality), (c)
milik bersama antara guru dan siswa (joint ownership), (d) kepuasan terhadap
bukti prestasi (satisfaction), dan (e)sesuai dengan bahan yang dihimpun
(relevance)
3. Contoh soal: Jika ada seorang anak tertabrak mobil, padahal saat itu Anda harus
segera masuk ke kelas untuk melaksanakan UAS, apa yang akan Anda lakukan?
A. Lari cepat karena takut terlambat UAS.
B. Lari cepat karena mencari kendaraan untuk dipasrahkan pada orang agar
dibawa ke dokter.
C. Lari cepat untuk mengantarkan ke rumah sakit.
D. Lari cepat untuk menghubungi polisi
4. Cara menyusun tes yang baik menurut Gronlund adalah.....
A. Menyusun kisi-kisi soal
B. Menentukan langkah-langkah dasar seperti di jelaskan dalam buku ajar

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 33
C. Berorientasi pada tujuan yang diinginkan
D. Bahasanya bahasa baku.

Rangkuman

• Penilaian PKn tidak hanya ditekankan pada domain kognitif saja, melainkan
lebih ditekankan pada domain afektif tanpa meninggalkan domain kognitif dan
psikomotor. Penyusunan model penilaian PKn ini kiranya perlu disosialisasikan
kepada guru-guru SD dan guru-guru MIS, karena pada umumnya guru-guru
tersebut masih melaporkan nilai PKn dalam buku rapot dengan sekedar
menekankan pada nilai rata-rata tes formatif, sub-sumatif, dan sumatif dengan
titik tekan pada domain kognitif saja.
• Penilaian PKn di sekolah dasar hendaknya ditekankan pada nilai rata-rata afektif,
kognitif, dan psikomotor secara menyeluruh sehingga sesuai dengan tujuan PKn
itu sendiri. Dengan model penilaian seperti tersebut, diharapkan warga negara
Indonesia menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau,
dan sadar akan hak dan kewajibannya. Di samping itu, diharapkan kelak menjadi
warga negara yang cerdas, terampil, dan berbudi pekerti luhur.

3- 34 Unit 3
Tes Formatif 2

Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi ini, jawablah


pertanyaan di bawah ini. Pilih satu jawaban yang Anda anggap paling tepat!
1. Penilaian PKn SD tidak tepat jika hanya dilakukan dengan satu aspek dari
domain taksonomi Bloom saja. Namun, dari ketiganya, aspek yang perlu
mendapat penekanan lebih adalah....
A. aspek kognitif
B. aspek psikomotor
C. aspek afektit
D. ketiga aspek tersebut yang menekankan pada aspek sikap

2. Nilai rapor PKn untuk siswa SD dapat diperoleh dari….


A. nilai rata-rata formatif dan sumatif dari hasil penilaian kognitif
B. nilai rata- rata selama proses pembelajaran berlangsung
C. nilai rata-rata hasil tes terakhir yang mencakup tiga taksonomi Bloom
D. nilai rata-rata selama proses dan hasil akhir yang mencakup tiga taksonomi
Bloom

3. Tes yang dapat digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa dalam
mencapai hasil pembelajaran dengan menggunakan tes….
A. tes formatif
B. tes sub sumatif
C. tes sumatif
D. tes diagnosa

4. Tujuan pembelajaran PKn di SD, sesuai dengan Kurikulum 2006, adalah….


A. menghafalkan kembali butir-butir Pancasila
B. mengajar siswa agar menjadi manusia Pancasilais
C. mengamalkan nilai moral untuk membentuk warga negara yang baik
D. mengembangkan sikap toleransi

5. Dalam menyusun soal tes sumatif guru PKn di SD dapat mengambil materi dari
semua pokok bahasan yang telah disampaikan. Tindakan ini merupakan aplikasi
dari prinsip….
A. terbuka

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 35
B. objektif
C. representatif
D. kejelasan

6. Bentuk soal pilihan ganda dan sebab akibat merupakan aplikasi dari….
A. tes domain kognitif
B. tes domain afektif
C. tes domain psikomotor
D. tes latihan sehari-hari

7. Tes unjuk kerja dapat dilaksanakan dengan….


A. memberi kode semua perilaku yang dilakukan siswa selama proses
B. melihat hasil laporan siswa
C. menanyakan secara lisan tentang unjuk kerja yang dilakukan
D. melihat buku harian siswa

8. Berikut ini adalah teknik yang dapat digunakan untuk menilai perubahan sikap
siswa, kecuali….
A. tes tertulis
B. wawancara langsung
C. skala sikap
D. angket

9. Tindakan menugasi mahasiswa untuk membuat alat penilaian afektif


bermanfaat....
A. untuk mengembangkan alat ukur kerajinan anak
B. untuk mengembangkan alat ukur penilaian sikap moral anak
C. untuk mengembangkan kecerdasan anak
D. untuk mengembangkan kebiasaa membuat menyiapkan soal penilaian

10. Tindakan mewujudkan alat penilaian non-kognitif dapat dilakukan dengan


menggunakan prosedur berikut, kecuali .…
A. skala sikap
B. catatan anekdot
C. tes lisan
D. daftar cocok

3- 36 Unit 3
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif dari Subunit 2 yang
terdapat pada bagian akhir buku ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan Subunit 2 tersebut.
Rumus:

Jumlah Jawaban Benar


Tingkat Penguasaan = x 100%
10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai disebutkan sebagai berikut.


90 -- 100% = baik sekali
80 -- 89% = baik
70 -- 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila angka penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Anda dapat melanjutkan ke
modul berikutnya. Namun, jika penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi Subunit 2 lagi, terutama pada bagian yang belum Anda kuasai.

Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 2, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum
anda kuasai dengan baik. Begitu pula sebaliknya jika sudah lebih dari 80% silahkan
melanjutkan ke Subunit berikutnya

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 37
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
a. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
b. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,
catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
a. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban
latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya
jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang
dianjurkan.
b. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke unit berikutnya

3- 38 Unit 3
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Yogyakarta: Bina


Aksara.
Djahiri, Ahmad Kosasih. 1992. Menelusuri Dunia Affective, Nilai Moral dan
Pendidikan Nilai Moral. Bandung: LPPMP IKIP Bandung.
Feczel, J. D. 1985. Towaed A Confluent Taxono My of Cognitive, and Psychomotor
Abilities in Communication, 34.
Ruminiati, 2001. Pengembangann model penilaian PKn SD. Malang: Jurnal Sekolah
Dasar Tahun 10, Nomor 1, Mei 2001
Wahab, Abdul Azis. 1993. Evaluasi Hasil Belajar PMP, Bandung: Jurusan PMP/Kn.
Winataputra, Udin Syarifudin.1991. Model Belajar Mengajar Bidang Studi PMP dan
Pendidikan IPS. Jakarta: Depdikbud.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 39
Kunci jawaban Tes Formatif 1
1. A. Keputusan masing-masing siswa siswa dan menyeluruh.
2. D. Kejelasan, keterbukaan, keseksamaan, keobjektifan
3. A. Sebagai bahan isi raport kenaikan kelas penempatan siswa
4. D. Keseusaian dan kepuasan pembuatan porto folio
5. Tugas membuat porto folio
6. A. Merupakan keharusan ada perbandingan
7. C. Tidak harus dengan pengukuran terlebih dahul
8. C. Membudayakan dan memberadabkan
9. A. Keajegan = keterandalan
10. D. Afektif, kognitif, psikomotor

Kunci Jawaban Tes Formatif 2


1. D. Taksonomi Bloom memang demikian.
2. D. Rata-rata afektif, kognitif, psikomotor.
3. D. Diagnostik untuk mencari kendala yang dialami anak.
4. C. Untuk membentuk warga negara yang baik.
5. C. Secara menyeluruh.
6. A. Sebab akibat kognitif.
7. A. Memberi kode selama proses.
8. A. Bukan tes terlis, lebih pada sikap
9. B. Afektif untuk sikap moral.
10. C. Skala sikap, anekdot, daftar cocoh

3- 40 Unit 3
Glosarium

Penilaian afektif = penilaian yang menyangkut masalah sikap siswa.

Penilaian kognitif = penilaian tentang kemampuan siswa..

Penilaian psikomotor = penilaian tentang keterampilan siswa.

Portofolio = penilaian berdasarkan koleksi atau kumpulan bahan pilihan


yang dikembangkan oleh siswa dan guru.

Reliability = keterandalan adalah keajegan dalam menilai siswa

Validity = kesahihan adalah ketepatan alat penilaian dalam pengukuran


tingkat keberhasilan siswa.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 3- 41
Unit 4
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
PKn SD KELAS 1, 2, 3

Ruminiati

Gambar 4.1 Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa

Pendahuluan

P embelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru
dan siswa. Pembelajaran menurut UU SPN No 2 tahun 2003 adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran mempunyai dua manfaat dan karakter. Pertama, dalam proses
pembelajaran, proses mental siswa dilibatkan secara maksimal, maksudnya siswa
tidak hanya mendengar dan mencatat melainkan harus juga berpikir. Kedua, dengan
pembelajaran akan terbangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara terus

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-1


menerus, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sehingga
siswa dapat memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri
Model pembelajaran PKn di SD sengaja dijadikan dua unit, yaitu kelas 1, 2,
dan 3 (kelas rendah) dan kelas 4, 5, 6 (kelas tinggi). Unit 4 ini terkait erat dengan
Unit 1 tentang teori belajar mengajar, dan Unit 5 tentang model pembelajaran kelas
tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan tingkat usia perkembangan
anak, sehingga walaupun perbedaannya tidak seberapa tetapi hal ini cukup penting
untuk menentukan model pembelajaran di kelas. Karakteristik siswa kelas satu tentu
berbeda dengan siswa kelas enam. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam
menjalankan tugasnya. Perlu Anda ketahui bahwa Unit 4 ini merupakan kelanjutan
dari unit sebelumnya karena di dalam unit ini terdapat materi, metode dan penilaian,
yang merupakan komponen dari Unit 4, lima dan enam. Buku ini juga dilengkapi
dengan latihan soal dan rambu-rambu jawaban, serta tes formatif dan kunci jawaban
sehingga dapat Anda gunakan untuk bahan pertimbangan dalam menjawab soal-soal
latihan.Disamping itu buku ini di dukung dengan media lain yaitu Video, Web,
Audio, kaset dan masih banyak lagi. Unit 4 ini terdiri dari dua Subunit yaitu:
Subunit 1 membahas contoh-contoh model pembelajaran yang bermanfaat
bagi guru untuk menambah wawasan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan kondisi siswa, tujuan yang ingin dicapai, yang mengacu pada teori-teori dari
Unit 1 yang relevan.
Subunit 2 menganalisis kurikulum PKn SD kelas I, 2, 3, sehingga sangat
bermanfaat untuk membantu mahasiswa/guru dalam menjalankan tugasnya.
Mengingat pentingnya buku ini silakan Anda cermati dengan baik, karena
Anda akan memperoleh pengalaman baru, jika ada yang belum Anda lakukan di
sekolah. Oleh karena itu, setelah mempelajari ini Anda diharapkan dapat:
1. Mengembangkan model pembelajaran yang Anda sesuaikan dengan situasi
kondisi tempat Anda mengajar.
2. Mengaplikasikan model pembelajaran tersebut di sekolah di mana Anda
mengajar, sehingga siswa akan mendapatkan variasi baru.
3. Anda dapat menyiapkan komponen belajar yang akan Anda siapkan untuk
menyusun RPP.
Sebelum Anda melangkah ke unit berikutnya, pahami betul isi dari unit ini, sehingga
akan memudahkan Anda memahami unit yang lain tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa dalam buku ini juga dilengkapi dengan soal
latihan/tugas yang dilengkapi dengan rambu-rambu jawaban. Disamping itu
dilengkapi pula dengan soal tes formatif, beserta kunci jawabannya. Sebaiknya soal-
soal ini nanti Anda jawab secara mandiri baru Anda cocokkan dengan kunci jawaban

4- 2 Unit 4
yang telah tersedia. Jawaban mandiri Anda yang benar dihitung dengan rumus yang
telah disediakan. Dengan demikian Anda secara jujur akan mengetahui sejauh mana
posisi Anda. Jika jawaban Anda yang benar lebih dari 80% berarti Anda dapat
berlanjut ke unit berikutnya.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-3


Subunit 1

Model Pembelajaran PKn SD Kelas 1, 2, 3 (kelas


rendah) Pendekatan Induktif/Deduktif

Pengantar

P ada Subunit 1 ini akan dibahas tiga model pembelajaran PKn SD yaitu, (1)
model pembelajaran induktif dan deduktif, (2) model pembelajaran ekspositori
dan (3) model pembelajaran terpadu. Model pembelajaran ini akan lebih bermakna
apabila didukung dengan teori belajar lain yang relevan, sehingga siswa lebih
termotivasi untuk memahaminya. Akan lebih menyenangkan apabila Anda
menggunakan media yang menunjang, seperti halnya kaset, gambar, audio maupun
video.
Untuk model pembelajaran induktif bertujuan untuk memudahkan cara belajar
siswa usia SD, dan oleh karena itu memerlukan beberapa contoh dan media. Semakin
banyak media yang digunakan, akan semakin mendukung terjadinya proses
pembelajaran. Model pembelajaran ekspositori juga besar manfaatnya bagi anak
SD, terutama kelas rendah.
Guru akan lebih dominan bercerita satu arah, karena siswa kelas rendah,
terutama kelas 1 belum berani untuk memberikan umpan balik. Oleh karena itu, guru
hendaknya mempersiapkan perlengkapan dan media yang dapat memotivasi anak,
bahkan menyiapkan ganjaran agar anak menjadi lebih berani dan termotivasi. Guru
yang mampu membawakan materi dengan menarik dan menyenangkan akan
membuat siswa menjadi terpukau, sehingga siswa sudah puas dengan penjelasan
guru, tanpa ada keinginan bertanya. Pembelajaran ini terkait erat dengan Unit 5
yang juga membahas tentang pembelajaran di kelas tinggi.
Pembelajaran terpadu, juga tidak jauh berbeda karena model ini memadukan
beberapa tema dari mata pelajaran inter maupun antar mata pelajaran. Dampak
positif dari penggunaan model ini adalah: (1) guru dapat memperoleh cakrawala
pengetahuan yang lebih luas, dan (2) siswa dapat memperoleh materi secara utuh.

4- 4 Unit 4
Untuk lebih jelasnya silakan Anda mencermati beberapa model pembelajaran di
bawah ini.

A. Model pembelajaran dengan pendekatan Induktif


Pendekatan ini dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki
penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin.
Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan. Pada abad pertengahan,
sistem induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai
begitu saja tanpa berpikir rasional.
Langkah-langkah yang harus Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan
pendekatan induktif dijelaskan sebagai berikut.
1. Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan
pendekatan induktif.
2. Kedua, guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang
memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam
contoh.
3. Ketiga, guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk
menunjang atau mengangkat perkiraan.
4. Keempat, guru menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah
terbukti berdasarkan langkah-langkah terdahulu.
5. Kelima, menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian
disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Pembelajaran induktif, menurut Makmun (2003), dapat dikombinasi
dengan yang lain, disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, tujuan serta
kondisi siswa. Selanjutnya marilah kita membandingkan dengan pembelajaran
deduktif di bawah ini

B. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran
dari umum ke khusus. Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang dari khusus
ke umum.
Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam model pembelajaran
dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut.
1. Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
2. Kedua, guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan
definisi dan contoh-contohnya.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-5


3. Ketiga, guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun
hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung
oleh media yang cocok
4. Keempat, guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan
khusus.
Sebagai contoh, Anton dikatakan sebagai anak yang disiplin dan tertib karena Anton
selalu membayar iuran sekolah tepat waktu, datang sekolah lebih awal, dan ketika
sedang piket, dia selalu datang lebih pagi dari teman-lainnya. Dalam berpikir
deduktif orang bertolak dari suatu teori, prinsip ataupun kesimpulan yang
dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Pendekatan deduktif merupakan suatu
penalaran dari umum kemudian ke fakta yang khusus.
Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang berupa penalaran dari
khusus ke umum. Sebagai contoh, Ali sering datang sekolah terlambat, tidak pernah
mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dan tidak pernah melaksanakan piket kelas
seperti teman-teman yang lain. Oleh karena itu, Ali sering disebut kawannya sebagai
anak pemalas.
Menurut Peaget cara pembelajaran deduktif kurang tepat diberlakukan
kepada anak SD. Tingkat perkembangan intelektual siswa SD masih pada tahap
berfikir kongkrit. Dalam memahami sesuatu konsep, siswa SD perlu diperkenalkan
pada contoh-contoh yang bersifat nyata terlebih dulu. Berdasarkan contoh-contoh
tersebut siswa dibimbing untuk menyusun suatu kesimpulan. Cara pembelajaran
yang demikian merupakan wujud pembelajaran berkarakteristik induktif. Dengan
demikian, dibandingkan dengan pendekatan deduktif, pendekatan induktif lebih
cocok diterapkan dalam pembelajaran siswa SD.
Berkenaan dengan pendekatan induktif, Purwanto (2002) menyatakan bahwa
kebenaran kesimpulan yang disusun secara induktif ini ditentukan oleh tepat
tidaknya (atau representatif tidaknya) contoh yang dipilih. Biasanya, semakin banyak
contoh yang dipilih, semakin besar pula tingkat kebenaran kesimpulannya.
Bagaimana penerapan pendekatan induktif ini dalam pembelajaran PKn?
Misalnya, Anda akan melaksanakan pembelajaran di SD kelas satu dengan topik
Kerukunan. Awali kegiatan Anda dengan menunjukkan contoh-contoh tentang
kerukunan, baik contoh hidup yang rukun maupun contoh hidup yang tidak rukun.
Contoh yang diberikan berupa cerita, gambar, video, atau apa saja, yang pada
prinsipnya dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Selanjutnya, berdasarkan contoh-
contoh tersebut tanyakan kepada siswa kegiatan mana yang menunjukkan contoh
hidup rukun dan kegiatan mana yang tidak menunjukkan contoh hidup rukun.

4- 6 Unit 4
Setelah itu, guru membimbing siswa untuk mengambil suatu kesimpulan tentang apa
yang dimaksud dengan kerukunan.
Untuk lebih memudahkan pemahaman Anda tentang penerapan model
pembelajaran dengan pendekatan induktif dalam pembelajaran PKn di SD, marilah
kita membelajarkan anak kelas satu, semester satu dengan standar kompetensi
menerapkan hidup rukun dalam perbedaan, (perbedaan jenis kelamin, agama dan
budaya). Marilah kita cermati contoh-contoh model pembelajaran induktif berikut,
dan Anda dapat juga memadukan dengan model pembelajaran lainnya, bahkan Anda
dapat juga memadukan teori belajar Thordhike di dalamnya untuk mendukung
pembelajaran.

Contoh ke satu:
Kelas I Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menerapkan hidup 1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin,
rukun dalam agama dan suku bangsa
perbedaan 1.2 Memberikan contoh hidup rukun melalui
kegiatan di rumah dan di sekolah

Pertemuan pertama
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Kerukunan yang
dilandasi oleh pendekatan induktif skenarionya sebagai berikut:
1. Pertama, Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan
jenis kelamin, agama, suku bangsa.
2. Kedua, Guru mulai menceritakan gambar yang ada di papan tulis tentang
kerukunan dalam menjalankan ibadah. Guru menunjukkan gambar orang
yang saling berdatangan ke tempat orang yang beragama lain untuk
mengucapkan selamat hari besar agama lain, dan gambar anak laki-laki
sedang berjabatan tangan dengan anak perempuan di saat merayakan hari
ulang tahun.
3. Ketiga, Setelah selesai guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang
nama-nama tempat ibadah sesuai dengan gambar yang ada di papan tulis.
Tempat ibadah orang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha
yang didukung dengan media lain, seperti kaset, radio dsb.
4. Keempat, guru memberi pertanyaan apakah anak perempuan dan anak laki-
laki diperbolehkan datang ke rumah teman yang sedang merayakan hari

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-7


agamanya? Agar lebih meresap pada pikiran anak guru memberi tugas untuk
mewarnai gambar tempat ibadah
5. Guru bersama siswa menyimpulkan bersama sama bahwa anak perempuan
boleh datang ke rumah laki-laki dan sebaliknya sewaktu merayakan hari
besar agamanya, ini menunjukkan bahwa anak laki dan perempuan harus
hidup rukun. Hal yang sama juga terjadi pada teman yang berbeda agama.
Meskipun berbeda agama, mereka harus tetap rukun. Supaya anak tetap
mengingat pengetahuan ini, guru perlu memberikan penegasan bahwa hidup
rukun perlu kita jaga bersama-sama. Sebagai tindak lanjut guru memberi
tugas rumah.

Gambar 4.2 Tempat Ibadah Orang Islam, Kristen, dan Hindu

Tugas:
Silahkan kalian melengkapi contoh gambar di atas sehingga dapat menggambarkan 5
tempat ibadah di Indonesia

Contoh ke 2. Model pendekatam induktif ,tentang perbedaan suku bangsa


Pertemuan ke dua.
Marilah kita lanjutkan terusannya kemarin yaitu kerukunan antar suku bangsa yang
ada di Indonesia

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


1. Menerapkan hidup 1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin,
rukun dalam agama dan suku bangsa
perbedaan 1.2 Memberikan contoh hidup rukun melalui
kegiatan di rumah dan di sekolah

4- 8 Unit 4
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Kerukunan yang
dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai berikut.
1. Pertama, Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan
suku bangsa
2. Kedua, Guru mulai menceritakan tentang contoh-contoh macam dan
perbedaan antara suku bangsa yang ada dengan media gambar yang dipasang
di papan tulis.
3. Ketiga, setelah selesai guru memberi penjelasan tentang nama-nama suku
yang ada di Indonesia, kemudian diteruskan dengan penyajian materi yang
menunjukkan akibat tidak rukun dan kegunaan hidup rukun, yang diselingi
dengan menyanyikan lagu wajib satu nusa satu bangsa secara bersama-sama
yang mendukung kerukunan antar suku bangsa.
4. Keempat, guru menunjukkan contoh akibat tidak rukun, contoh perbuatan
rukun dan meminta siswa menyanyikan lagu- lagu daerah yang mereka
dapat, misalnya O Inani Keke. Penilaian kerja kelompok dengan LKS.
5. Kelima, guru bersama siswa membuat menyimpulkan dari contoh-contoh
gambar, contoh lagu/nyanyian, contoh menolong teman yang jatuh walaupun
berlainan suku bangsa, itu menunjukkan bahwa kita harus rukun dengan siapa
pun. Guru membuat penegasan bahwa kita wajib rukun dengan teman siapa
pun, baik laki-laki, maupun perempuan, lain agama, dan lain suku bangsa.
Guru juga menegaskan akibat jika kita tidak hidup rukun dan keuntungan
hidup rukun.Tindak lanjut membuat kliping tentang ragam budaya yang ada
di Indonesia dan dikumpulkan minggu depan.

Gambar 4.3 Kerukunan antarsuku Gambar 4.4 Kerukunan tidak


bangsa yang ada di Indonesia membedakan jenis kelamin

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-9


Tugas:
- Guru meminta pada siswa: Cobalah kalian sebutkan nama-nama suku bangsa yang
ada di Indonesia.
- Guru memberi penjelasan lagi: Kita tidak boleh membedakan teman laki-laki dan
perempuan, yang berbeda agama, berbeda suku bangsa, itu menunjukkan kita
hidup rukun.
- Guru menugaskan pada siswa untuk membuat contoh lain yang menunjukkan hidup
rukun dan masih dapat dikombinasi dengan model pembelajaran yang lain. Sebagai
pemantapan guru bersama semua siswa menyanyikan lagu “holobis kontol baris,
lagu-lagu daerah yang sekiranya siswa dapat dan lagu wajib seperti dari Sabang
sampai Merauke”.
Selain beberapa contoh di atas untuk selanjutnya silakan Anda membuat
contoh dan sekenario sendiri yang sekiranya sesuai dengan situasi dan kondisi di
sekolah Anda.

Contoh ke 3 Hidup Tertib

2. Membiasakan tertib 2.2 Menjelaskan pentingnya tata tertib di


di rumah dan di rumah dan di sekolah
sekolah 2.3 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di
sekolah

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Ketertiban di


rumah dan di sekolah yang dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai
berikut.
1. Kesatu, guru bercerita tentang tata tertib di rumah dan di sekolah.
2. Kedua, guru mulai menceritakan gambar yang ada di papan tulis tentang
contoh-contoh ketertiban di rumah dan di sekolah
3. Ketiga, setelah selesai guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
kegiatan ketertiban di rumah dan di sekolah.
4. Keempat, siswa mengerjakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa). Untuk siswa
kelas 1 SD perlu bimbingan guru khususnya dalam membaca.
5. Kelima, guru menyimpulkan bersana-sama siswa, kemudian guru
menegaskan bahwa tertib di rumah maupun di sekolah itu sangat penting,
agar kelak menjadi anak yang baik. Sebagai tindak lanjut siswa ditugasi

4 - 10 Unit 4
membuat kliping portofolio sederhana secara berkelompok tentang ketertiban
di rumah dan di sekolah dan dikumpulkan minggu depan.
Contoh di muka menunjukkan penerapan induktif dalam pembelajaran
PKn di SD. Hal mendasar yang perlu Anda ketahui yaitu bahwa anak usia SD
berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini kemampuan pemahaman
anak terbatas pada hal-hal yang bersifat konkrit. Anak belum mampu
memahami hal-hal yang bersifat abstrak dengan baik. Kondisi ini menjadi
alasan mengapa anak usia SD kelas rendah lebih cocok memahami suatu
bahan ajar dengan pendekatan pembelajaran dengan induktif. Pada
pendekatan ini siswa dipertunjukkan terlebih dulu benda atau keadaan yang
dibicarakan baru kemudian dibimbing untuk menarik kesimpulan dari hasil
pengamatan/ pemahamannya. Dengan kata lain, pembelajaran diawali dari
hal-hal yang bersifat konkrit terlebih dulu, diikuti penarikan simpulan.
Apabila pembelajaran diawali dengan pernyataan atau penjelasan-penjelasan
konseptual yang abstrak kemudian diikuti penunjukan contoh-contoh, maka
kemungkinan anak akan sempat mengalami saat ‘bingung’ terlebih dulu,
sebelum pada akhirnya mereka dapat memahaminya.

Gambar 4.5. Contoh Portofolio milik kakak kelas 5

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-11


Contoh ke 4.
Contoh materi kelas satu semester dua, jika Anda ingin mengkombinasi dengan yang
lain silakan, sesuaikan dengan kondisi siswa, materi yang akan disampaikan serta
tujuan yang akan dicapai.
Kelas 1 Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menerapkan hak 3.1 Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar,
anak di rumah dan dengan gembira dan didengar pendapatnya
disekolah 3.2 Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Menerapkan hak
anak di rumah dan di sekolah yang dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan
sebagai berikut.
1. Kesatu, guru bercerita hak anak di rumah dan sekolah.
2. Kedua, guru menceritakan dua contoh gambar yang pertama anak yang harus
berjualan, es, Koran dan sebagainya sehingga tidak dapat bermain, dan
belajar seperti teman-temannya yang lain.
3. Ketiga, guru menceritakan contoh gambar kedua yaitu anak yang sedang
berekreasi bersama orang tuanya dan belajar bersama orang tuanya. Guru
membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi cara mengisi LKS. Satu
kelompok beranggotakan empat siswa dan mulai mengerjakan soal tentang
hak anak di rumah dan di sekolah.
4. Keempat, guru memberi penjelasan, bagi siswa yang tampak pasif, diberi
pertanyaan dan lebih diperhatikan agar termotivasi dan menjadi lebih kreaktif
5. Kelima,guru menyimpulkan, memberi penegasan, dan membibing siswa
untuk berpuisi dengan judul Ibuku, Guruku dan Cita-citaku setinggi gunung.
Sebagai tindak lanjut siswa mengerjakan tugas di rumah.

4 - 12 Unit 4
Gambar 4.6 Anak berhak mendapat kebebasan di sekolah maupun di rumah

C. Model Ekspositori
Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang menekankan
pada interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu
arah, yaitu dari guru ke siswa sehingga guru jauh lebih aktif dari pada siswa.
Guru banyak berbicara untuk menginformasikan bahan ajar kepada siswa,
sementara siswa sebagai objek. Siswa menerima apa yang diceramahkan guru
dan sambil mendengarkan penjelasannya siswa menulis apa yang diperintahkan
guru, atau yang dianggap penting. Model pembelajaran ekspositori lebih tepat
diterapkan pada siswa kelas satu/kelas rendah. Guru menggunakan sistem satu
arah karena anak kelas satu SD cenderung pasif. Mereka baru mampu menerima
ceramah dari guru saja tanpa mampu memberi umpan balik, lebih-lebih jika guru
sudah mempersiapkan semuanya, sehingga siswa sudah nyaman dan tertegun
dengan penjelasan gurunya.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang didasarkan pada
pendekatan ekspositori dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertama, guru menyiapkan materi dan perlengkapan lain yang akan
disampaikan
2. Kedua, apersepsi dengan sedikit mengulangi pelajaran yang lalu
3. Ketiga, setelah itu guru menyampaikan konsep-konsep materi
4. Keempat, guru yang kreatif akan menyiapkan perlengkapan yang mendukung
seperti gambar, kaset, dan yang lain di sesuaikan dengan situasi dan kondisi.
5. Kelima, guru mulai mengadakan pembelajaran, model ini yang aktif guru
lebih-lebih untuk siswa SD kelas satu atau dua, anak masih malu-malu dan

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-13


takut sehingga pembelajaran tampak satu arah seperti pada bagan dibawah
ini.
6. Keenam, guru menyimpulkan, menegaskan dan menyetel kaset yang
sesuaidan memberikan tindak lanjut.
Model pembelajaran ekspositori relevan jika dipadukan dengan teori
belajar Thorndike. Sebagai contoh, untuk menanamkan sikap disiplin kepada
anak, dapat dimotivasi dengan memberikan ganjaran/hadiah, misalnya: permen.
Thordike berpendapat bahwa seseorang akan mengerjakan pekerjaannya dengan
sungguh-sungguh apabila ada stimulus yang menyenangkan. Siswa merasa
senang jika diberi motivasi berupa hadiah, karena siswa yang masih belum
memiliki kesadaran untuk berbuat disiplin, maka jika ada siswa yang demikian
perlu dimotivasi dengan rangsangan hadiah. Untuk selanjutnya rangsangan
berupa hadiah secara perlahan-lahan diubah menjadi pujian. Itulah sebabnya
model pendekatan ekspositori dikaitkan dengan teori belajar Thorndike sangat
tepat untuk menanamkan sikap jujur, disiplin, gotong royong, maupun lainnya
pada anak usia kelas satu SD (rendah) yang sangat senang apabila mendapat
stimulus hadiah dari guru. Tahukah Anda mengapa anak SD atau pra SD merasa
berbunga-bunga mendapat hadiah permen dari gurunya walaupun di rumah sudah
mempunyai yang lebih enak atau bahkan dirumahnya sebagai toko permen?
Silakan baca psikologi anak.
Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap bahan ajar
yang disampaikan, guru dapat bertanya kepada siswa dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Dalam pendekatan ini, guru yang kreatif akan
menggunakan media yang telah dipersiapkan baik berupa gambar, bagan, kaset,
atau apapun yang dianggap dapat membantu siswa dalam memahami bahan ajar
yang disajikan guru.
Gambar di bawah ini menunjukkan guru (bulatan besar), ceramah searah
(panah ke arah bawah), tertuju pada semua siswa di dalam kelas (bulatankecil).
Tampak tidak ada interaktif dari siswa, karena arah anak panah tetap hanya
tertuju pada objek (siswa) tanpa ada respon balasan. Pada kondisi seperti ini,
guru harus berupaya dengan berbagai cara untuk merangsang siswa agar lebih
aktif bertanya, misal dengan memberikan ganjaran/hadiah/pujian atau yang lain,
guru tentunya lebih mengetahui. Untuk lebih jelasnya, silakan Anda cermati
gambar di bawah ini!

4 - 14 Unit 4
Bagan 4.7 Model Pembelajaran Ekspositori
(Guru aktif siswa pasif)

Pertemuan kedua: Contoh model ekspositori


Kelas II Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menampilkan nilai – 1.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan,
nilai Pancasila dan senang bekerja dalam kehidupan
sehari-hari
1.2 Melaksanakan perilaku jujur, disiplin, dan
senang bekerja dalam kegiatan sehari-hari

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-15


Contoh cerita:
Bu Ani guru kelas dua semester satu. Jumlah murid di kelasnya ada 40
siswa. Bu Ani mau menanamkan konsep nilai moral tentang kejujuran.
Standart kompetensi kelas 2
LLangkah
Bu Ani : Anak- anak ini gambar apa? (sambil menunjukkan
gambar di depan kelas)
Siswa-siswi : Gambar orang di borgol…………………...
Gambar orang diikat tangannya……………
Gambar pencuri (bermacam-macam jawaban siswa-
siswi)
(Sebagian besar anak lebih banyak diam, dan hanya mendengar guru
mereka bercerita di depan kelas.)
Bu Ani : Coba kalau ini gambar apa?
Siswa-siswi : Anak menabung
Sebagian besar anak tidak lebih banyak diam, dan hanya mendengar guru
mereka bercerita menarik di depan kelas.
Setelah itu Bu Ani menjelaskan panjang lebar tentang contoh gambar
orang diborgol karena mencuri, dan anak yang hemat. Kedua orang tersebut
sama-sama memiliki uang banyak tapi cara mereka mendapatkan uang
tersebut tidak sama. Saat guru bercerita siswa tidak ada yang bertanya.
Suasana kelas didominasi oleh guru, guru aktif siswa pasif. Guru memberi
tugas kepada anak untuk menceritakan akibat anak yang tidak jujur. Seperti
gambar di depan tadi dan dikumpulkan besok. Siapa yang tidak lupa
mengerjakan akan di beri hadiah.
Pada pertemuan berikutnya guru meminta pada anak satu persatu
agar tugas dikumpulkan dan mereka yang mengumpulkan diberi hadiah
permen. Ternyata yang mengumpulkan tugas hanya anak 5. Berarti yang
mendapat hadiah permen dari guru hanya anak 5. Di akhir pertemuan guru
menyuruh siswa untuk menceritakan gambar yang ada di papan. Sebagai
tindak lanjut siswa diberi tugas rumah lagi, dan bagi mereka yang tidak lupa
mengerjakan akan diberi hadiah lagi.
Karena anak ingin mendapat permen dari guru maka hampir semua
siswa mengumpulkan kecuali 3 orang anak. Begitu seterusnya sehingga guru
yang menggunakan model pembelajaran ekspositori satu arah dan
memberikan motifasi dengan cara memberi ganjaran berupa permen
ternyata dapat lebih berhasil dalam menanamkan nilai kejujuran dan tolong-
menolong.Sebelum pulang guru mengajak siswa menyanyi lagu kejujuran
dan bung menabung, serta puisi hemat pangkal kaya.
Guru yang kreaktif akan merubah situasi menjadi dua arah bahkan
berangsur- angsur menjadi multi arah, sehingga siswa dikondisi menjadi aktif
dan kreaktif.

4 - 16 Unit 4
3. Model Pembelajaran terpadu
Model ini sangat cocok untuk meningkatkan cakrawala dan wawasan guru
serta siswa agar dapat mendapatkan materi secara utuh dan menyeluruh.
Pembelajaran terpadu adalah, suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-
tema yang senada/over laping, kemudian dikemas menjadi tema yang akan
dibahas dalam suatu pembelajaran. Ada sepuluh macam pembelajaran terpadu,
namun disini akan disajikan tiga macam yang dianggap paling tepat untuk
menanamkan sikap nilai, moral, dan norma di SD.Tiga model tersebut adalah
terpadu model keterhubungan (connected), terpada model jaring laba- laba
(webbed) dan terpadu model terintegrasi (intergratedi).

ƒ Terpadu Model jaring laba-laba (Webbed)


Di sini guru memilih tema yang sama atau hampir sama pada bidang studi
yang berbeda. Misalnya: PKn dengan IPS, IPA, Matematika, Bahasa
Indonesia, dan sebagainya
Langkah selanjutnya guru meminta siswa untuk menceritakan kembali dengan cara
mengisi LKS, sebagai alat untuk penilaian proses. Bagi siswa yang berani ke depan,
dimotivasi untuk maju dan menceritakan kembali mengenai gambar yang sudah
diceritakan guru sebelumnya. Untuk siswa yang berani maju tersebut, sebaiknya
diberi penguatan atau pujian, sambil menunggu siswa lain bersedia maju. Begitu
seterusnya, sehingga konsep kejujuran dapat tertanam pada anak sehingga akan
terbangun warga negara yang memiliki karakter jujur.
Selanjutnya, setelah Anda mencoba beberapa contoh di atas seperti model
pembelajaran induktif, ekspositori, yang tentunya akan Anda kombinasi dengan
metode maupun model pembelajaran yang lain. Untuk menentukan model
pendekatan pembelajaran, perlu disesuaikan dengan materi, tujuan, kondisi siswa,
serta kondisi sekolah dan linkungannya, marilah kita menggunakan model yang lain
yaitu model pembelajaran terpadu.

D. Model Pembelajaran Terpadu


Selain dua model di atas yaitu model induktif dan deduktif marilah kita mencermati
model lain yaitu model pembelajaran terpadu. Ada beberapa model pembelajaran
terpadu, namun disini kita bahas tiga model, yaitu model webbed, model connected
dan model integrated seperti yang akan kita bahas di bawah ini.
Pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-
tema yang over laping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas
dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-17


pembelajaran dengan pendekatan yang menekankan pada aspek-aspek bersifat umum
seperti thinking skills, social skill, values and attitudes. Pemilihan model
pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan karakter siswa SD sebagai berikut (1)
Siswa SD berada dalam perkembangan kognitif kongkrit. (2) Pandangan siswa SD
yang holistik. (3) Siswa SD dapat melakukan hubungan sosial dengan lingkungan
sekitar. (4) Siswa SD dapat melakukan pekerjaan yang bermanfaat baik bagi dirinya
sendiri maupun lingkungan. (5) Siswa SD masih suka mainan yang menyenangkan.
(6) Siswa SD dapat mengintegrasikan beberapa tujuan, ranah, dan kompetensi yang
ingin dicapai oleh berbagai mata-pelajaran. Atas pertimbangan di atas maka model
pembelajaran terpadu cocok untuk usia anak SD. Model ini sangat efektif digunakan
untuk memperluas cakrawala pengetahuan siswa.
Dalam pembelajaran terpadu, guru harus benar-benar memahami konsep-
konsep, standar kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dijadikan tema
pembahasan dalam pembelajaran PKn tersebut, khususnya dalam keterkaitannya
dengan bidang studi lain.

1. Contoh ke satu adalah: Terpadu Model Connected


Dalam model pembelajaran keterhubungan guru perlu memiliki keterampilan
untuk memilih topik materi yang cenderung sama atau over laping dalam satu
mata- pelajaran misal PKn, dengan materi atau tema PKn yang lain. Dalam setiap
standar kompetensi terkadang lebih dari satu kompetensi dasar yang dapat
diangkat menjadi tema yang dikembangkan. Oleh karena itu pembelajaran
terpadu model connected, hanya memadukan topik-topik yang hampir sama
dalam satu mata pelajaran saja, misal topik-topik yang terdapat di dalam
beberapa standar kompetensi. Untuk lebih jelasnya marilah kita cermati contoh di
bawah ini.

4 - 18 Unit 4
Mendeskripsikan tugas
dan fungsi pemerintah

pusat dan daerah

Memahami system
Mengenal system
pemerintahan RI
pemerintahan tingkat
pusat PKn
Kelas IV
Semester I, Sk 1
Memahami sistem
pemerintah Desa dan
Kecamatan

Memahami sistem
pemerintahan pusat dan Demokrasi
daerah

Bagan 4.2 Gambar Jalinan Konsep Model Connected

Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan sebagai


berikut :
1. Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus
2. Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang
lain.
3. Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar
diatas yang cakupannya lebih luas
4. Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema diatas.
5. Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan.
6. Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil
7. Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan
pertanyaan yang telah disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok
dari guru.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-19


8. Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan
sebagai tindak lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun
portofolio dan dikumpulkan minggu depan.

Contoh pengembangan tema dan sub tema dalam model connected


Model connected adalah model terpadu yang menghubungkan dalam konsep-
konsep atau antar topik dengan topik lain dalam matapelajaran yang sama. Contoh
lain, guru kelas enam akan menanamkan konsep demokrasi, maka tema tersebut
dapat dihubungkan dengan tema lain yang maknanya sama dalam mata pelajaran
PKn itu sendiri, yang dilihat sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, konsep-konsep
tertentu dapat dihubungkan satu sama lain misal: Topik utama SKD Kelas VI/1
Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada dihubungkan dengan Kelas VI/1
Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah (contoh dalam hal
pemilu), PKn Kelas VI/1 Memahami sistem pemerintahan, PKn Kelas VI
Demokrasi (dikembangkan pada perwujudan pemilu yang demokratis) , Kelas VI/II
Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat, Kelas V1/II Memahami sistem
pemerintahan pusat dan daerah. yang over laping, dalam SKD
Contoh-contoh di atas menunjukkan pengembangan satu SK/KD dalam bidang
studi PKn melalui berbagai konteks dapat menunjukkan kegiatan yang dapat
ditunjukkan dalam konteks tertentu. Dengan demikian model keterhubungan diawali
dari memilih tema-tema yang over laping dari masing-masing standar kompetensi
dalam satu mata pelajaran, kemudian dikemas oleh guru, dan disampaikan pada
siswa melalui langkah-langkah yang telah disiapkan seperti dijelaskan di atas.
Penanaman konsep demokrasi bertujuan untuk membentuk karakter bangsa
melalui tiga fungsi yaitu (1) membina tanggung jawab warga negara (civic
responsibility), (2) mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), (3)
mendorong partisipasi warga negara (civic participation) (dalam Winataputra dkk,
2002).
Contoh lain pengembangan tema dan sub tema dalam model connected. Model
seperti ini berangkat dari tema yang diangkat dari tema-tema dalam standar
kompetensi mata pelajaran tertentu missal PKn SD, dan dikembangkan lagi ke sub-
sub tema yang relevan. Lebih jelasnya Anda cermati contoh di bawah ini.
Tema Utama, Pemilihan umum. Sub tema satu, Pemilihan presiden dan wakil
presiden. Sub tema ini dikembangkan dari materi sistem pemerintahan tingkat pusat
(Kelas II/4) kemudian Sub tema dua, Pemilihan kepala daerah tingkat satu. Sub tema
ini dikembangkan dari materi sistem pemerintahan pusat dan daerah (Kls II/4), Sub

4 - 20 Unit 4
tema tiga, Pemilihan kepala daerah tingkat Desa/Kecamatan. Sub tema ini
dikembangkan dari materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan
Pembelajaran model keterhubungan ini akan menambah wawasan guru,
sedangkan siswa akan mendapatkan materi yang lebih luas. Pengembangan model
pembelajaran terpadu dengan model lain seperti jaring laba-laba dapat Anda cermati
lagi seperti contoh di bawah ini, karena semakin banyak contoh dan semakin banyak
fariasi Anda semakin jelas. .

2. Contoh kedua adalah Terpadu Model Webbed


Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir
samadari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada
bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa
Indonesia. Tema-tema tersebut tidak jauh berbeda dengan model integrated yang
juga terdiri dari beberapa tema yang dipilih dalam beberapa matapelajaran.Lebih
jelasnya silakan memperhatikan contoh Webbed di bawah ini.

Tema-tema Tema-tema
IPS B.Ind /
Daerah

Tema-tema
Nilai juang dalam
perumusan pancasila
Kelas 6

Tema-tema Tema-tema
IPS B.Ind /
Daerah

Bagian 4.9. Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (webbed)

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-21


Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-
laba sebagai berikut.
1. Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila,
dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas mata
pelajaran/bidang setudi .
2. Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika,
kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan
pancasila supaya tidak over laping.
3. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas.
4. Guru memilih konsep atau informasi yang dapat mendorong belajar siswa dengan
pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran
terpadu. Untuk lebih jelas dan lengkapnya pengembangan model webbed ini
dapat Anda lihat pula pada penyusunan RPP pada unit enam nanti, dengan
mengangkat tema sumpah pemuda. Selanjutnya marilah kita mencermati model
ke tiga yaitu model integrated, yang akan dilengkapi dengan contoh RPPnya.

Contoh lain tema dan sub tema model jaring laba-laba


1. Tema : Ulang Tahun
2. Sub Tema I : Pesta Ulang Tahung (PKn kls I/I). Indikator: melaksanakan
hihup rukun dalam perbedaan melalui pesta ulang tahun
3. Sub Tema II : Kue Ulang Tahun (Mat Kls I/I). Indikator: Bentuk-bentuk kue
ulang tahun (bidang datar)
4. Sub Tema III : Merayakan Ulang Tahun (BI : Kls I/I). Indikator: membaca
wacana merayakan ulang tahun, menulis beberapa kata dari
wacana, ulang tahun
5. Sub Tema IV : Bernyanyi ulang tahun (Kertakes Kls I/I). Indikator:
menyanyikan lagu ulang tahun dengan tepuk tangan dan gerak
sesuai dengan iramanya (Maridja, 2997)

2. Model ke tiga adalah: Model Terpadu Integrated.


Marilah kita mencoba model model integrated dengan memilih tema seperti di
bawah ini. Tema yang akan dipilih adalah Mengenal Pentingnya Alam Seperti
Dunia Tumbuhan Dan Hewan. Tema tersebut dipadukan seperti dalam bagan di
bawah ini.

4 - 22 Unit 4
IPA TEMA MAT TEMA
Terurai pada indikator di dalam Terurai pada indikator di dalam
RPP. Contoh RPP. Contoh
Mengenal hewan dan Geometri dan pengukuran
disekitar rumah dan sekolah
melalui pengamatan

PKn
KD. 2.1 Mengenal pentingnya
lingkungan alam
seperti dunia
tumbuhan dan hewan

IPS . TEMA
Terurai pada indikator di
BAHASA INDONESIA. dalam RPP . Contoh
TEMA Terurai pada indikator Memelihara dokumen koleksi
didalam pribadi dan flora fauna
RPP Contoh KTK
SENI RUPA. TEMA Terurai pada indkator
Menceritakan kegiatan sehari- RPP. Contoh
hari dengan bahasa yang mudah
dipahami orang lain Menyanyikan lagu wajib dan lagu anak
dengan atau tanpa iringan sederhana

Membuat cat pewarna dari bahan alam

Bagan 4.8 Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)

Dari gambar di atas dapat dilihat adanya integrasi antara tema mengenal
pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan dengan mata-
pelajaran lainnya. Diharapkan, konsep-konsep yang dapat diambil dari berbagai
mata-pelajaran tersebut dapat memberi makna terhadap pembelajaran anak melalui
model pembelajaran terpadu seperti pada bagan di atas.
Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan
akan sangat bermakna jika dikaitkan dengan kehidupan anak sehari-hari, baik di
rumah, sekolah, maupun dalam masyarakat.
Langkah langkah pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut
a. Langkah pertama, guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran PKn
yang akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain.
b. Langkah kedua, guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki
makna yang sama.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-23


c. Langkah ketiga, guru memadukan tema-tema dari beberapa mata-pelajaran yang
dikemas menjadi satu tema besar
d. Langkah keempat, guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-
konsep beberapa mata-pelajaran. Dalam pembelajaran terpadu guru perlu
menentukan lebih banyak indikator daripada yang model lainnya
e. Langkah kelima, guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini
biasanya memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan.

Contoh pengembangan tema, dan sub tema model integrated


1. Tema : Suasana di rumahku
2. Sub Tema I : Gotong royong dirumahku (PKn Kls I/II). Indikator : Melaksanakan
sikap saling membantu diantara anggota keluarga
3. Sub Tema II : Hemat, cermat di rumahku (Mat Kls I/II). Indikator : mengurangi
biaya hidup (hemat dalam menggunakan listrik, air ledeng, orang jajan, dan
sebagainya)
4. Sub Tema III : Kebutuhan hidup di rumahku (IPS Kls I/II). Indikator:
menyebutkan kebutuhan hidup di rumahku
5. Sub Tema IV : Bernyanyi lagu Rumahku yang Kecil. Indikator: menyanyikan
lagu rumahku yang kecil sesuai dengan rumahnya
Keterangan: Sub-sub Tema Dikembangkan dari topic-topik yang overlapping

Sedangkan langkah-langkah penyusunan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP


pembelajaran terpadu dapat Anda cermati seperti di bawah ini.
1. Tahap perencanaan
2. Langkah perencanaan
3. Tahap pelaksanaan
4. Tahap penilaian (Winata Putra dan Wahab, 2005)

4 - 24 Unit 4
Contoh RPP pembelajaran terpadu model integrated dapat Anda paparkan
pada bagan berikut ini:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar : Mengenal pentingnya lingkungan alam, seperti dunia


tumbuhan dan dunia hewan

Tahap 1:Tahap
perencanaan tema/
Indikator tang di : 1. Menceritakan arti mencintai lingkungan hidup
pilih adalah: (IPA)
2. Menyebutkan 2 jenis Lingkungan (Mat dan IPA)
3. Membandingkan 2 jenis lingkungan (MAT dan
IPA)
4. Menyebutkan 2 macam lingkungan (IPA)
5. Mengenal hewan dan Tumbuhan disekitar rumah
dan sekolah melalui pengamatan (IPA)
6. Membuat cat pewarna dari bahan alam
(Kertakes)
7. Menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku,
kupu-kupu, dll) bersama-sama (Kesenian)
8. Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan
(contoh : tentang gajah, bunga, dsb) (Kesenian
dan B. Indonesia)
9. Mengunjungi kebun binatang (suaka marga
satwa) atau puncak (IPA)
10. Mencari tau manfaat Toga di sekitar kita.(IPA)
11. Akibat bila kita tidak melestarikan hewan yang
ada disekitar kita (IPA dan PKN)
12. Akibat bila kita menebang pohon secara
sembarangan. (IPA dan PKN)

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-25


Lingkungan alam yang menyenangkan
Tahap 2, Tujuan : 1. Siswa mampu menceritakan arti mencintai
Setelah memahami lingkungan.
tema diharapkan: 2. Siswa mampu menyebutkan 2 jenis lingkungan
di sekitarnya.
3. Siswa mampu mengenal 2 jenis lingkungan di
sekitarnya.
4. Siswa dapat menyebutkan 3 macam lingkungan.
5. Siswa dapat mengenal hewan dan tumbuhan di
sekitar rumah.
6. Siswa dapat membuat cat bewarna dari bahan
alam.
7. Siswa dapat menyanyikan lagu anak (kebunku,
kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
8. Siswa dapat Membuat puisi tentang hewan, dan
tumbuhan. (contoh : tentang gajah, bunga, dsb)
9. Siswa dapat mengikuti rekreasi.
10. Siswa dapat mengetahui manfaat dari toga.
11. Siswa dapat menyebutkan akibat dari tidak
melestarikan hewan.
12. Siswa dapat menjelaskan akibat penebangan
hutan.
Langkah : 1. Mencintai lingkungan
Perencanaan: 2. Jenis lingkungan tumbuhan dan lingkungan
Memilih Materi hewan
Pokok/Standar 3. Cara menjaga dan memelihara lingkungan
4. Macam-macam lingkungan
5. Mengenal hewan dan tumbuhan
6. Cara membuat pewarna dari bahan alam.
7. Menyanyi lagu tentang hewan/tumbuhan

4 - 26 Unit 4
8. Puisi tentang hewan dan tumbuhan
9. Rekreasi ke kebon binatang
10. Membuat TOGA/mengukur ukuran resep berapa
lembar daun sirih, berapa butir kencur, kunyit.
11. Kerusakan alam yang tidak dilestarikan
12. Dampak dari penebangan hutan liar

Metode : 1. Diskusi
Pembelajaran 2. Pengamatan
3. Tanya Jawab
4. Karya wisata
5. Dialog
Media 1. Beberapa macam hewan, tumbuhan disekitar kita
2. Tumbuhan yang dapat dijadikan pewarna
3. Kaset
4. Gambar- gambar binatang dan bunga
Kegiatan Pembelajaran : Tahap 3 Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal : a. Menciptakan suasana: Salam pembuka dan do’a.
b. Pretest : Peserta didik menjawab beberapa
pertanyaan tentang tumbuhan dan hewan di di
sekitarnya.
c. Menghubungkan materi yang telah dimiliki
peserta didik dengan bahan kompentensi baru.
2. Kegiatan Inti : a. Pengorganisasian : Kelompok kecil
b. Prosedur Pembelajaran
1) Tanya jawab mengenai hewan dan
tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan
rumah.
2) Menceritakan hewan dan tumbuhan yang ada
di sekitar sekolah dan rumah
3) Kegiatan pengamatan
4) Melaporkan hasil pengamatan
5) Diskusi kelompok
6) Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi
7) Memberi contoh lingkungan tumbuhan dan
hewan dan cara memeliharanya
8) Membuat rangkuman

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-27


Hewan dan tumbuhan sesama makhluk Tuhan
c. Pembentukan Kompentensi
1) Pertemuan pertama
Menceritakan arti pentingnya mencintai
lingkungan dan akibat dari apabila lingkungan
tidak terjaga.
2) Pertemuan kedua
a) Menceritakan lingkungan tumbuhan dan
hewan dan kegunaan bagi manusia
b) Mencari tahu manfaat dari tumbuh-
tumbuhan di sekitar kita.
c) Akibat bila kita tidak melestarikan hewan
yang ada di sekitar kita.
3) Pertemuan Ketiga
Mendiskusikan ada lingkungan lain selain
lingkungan tumbuhan dan hewan disekitar kita,
seperti lingkungan danau, laut, pantai, dan
sawah, serta manfaatnya bagi manusia.
4) Pertemuan keempat
a) Siswa dapat menyanyikan lagu anak
(kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll)
bersama-sama.
b) Siswa dapat membuat puisi tentang hewan,
dan tumbuhan (contoh : tentang gajah,
bunga, dsb)
c) Siswa mengadakan observasi di lingkungan
sekitar (kebun binatang/agrowisata)

4 - 28 Unit 4
Manusia dan hewan saling menyanyangi

3. Kegiatan Akhir : a. Untuk membentuk dan memantapkan sikap peserta


didik terhadap kompentensi yang telah dipelajari
pada akhir pembelajaran diambil kesimpulan dan
perenungan.
b. Post tes dilakukan secara lisan dan tertulis
Sumber : Sumber pembelajaran yang digunakan dalam
Pembelajaran pembelajaran ditulis sebagai berikut:
1. Lingkungan tumbuhan dan hewan di sekolah dan
rumah
2. Buku Paket
3. Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD
kelas II— Erlangga halaman 4. —67
4. Gambar - gambar alam, tumbuhan dan hewan
5. Buku-buku lain yang relevan
6. VCD
7. Kaset
Tahap 4 Penilaian: : Penilaian dilakukan melalui penilaian proses tes lisan
Penilaian proses dan portofolio
dan hasil. 1. Penilaian proses dilakukan melalui pengamatan
pada saat peserta didik melakukan kegiatan
2. Tes lisan dilakukan melalui tanyajawab tentang
kegiatan yang baru dilakukan peserta didik sesuai
dengan indikator kompentensi yang akan dicapai
dalam pembelajaran
3. Portofolio mencakup seluruh hasil kegiatan
peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan
bahan penilaian akhir.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-29


Aspek yang dinilai 1. Afektif
Komponen yang dinilai antara lain etika sopan
santun, mendengarkan dengan tenang, mematuhi
peraturan yang ada, atau kemampuan
mengkomunikasikan hasil kegiatan. Penilaian
dilakukan pada saat siswa melakukan kunjungan
ke kebun binatang/agrowisata. Mencintai dan
sayang pada binatang.
2. Psikomotorik
Komponen yang dinilai adalah keterampilan dalam
menggunakan peralatan dan membuat bagan,
mencari dan mengumpulkan kliping, keterampilan
siswa dalam memainkan peran, keterampilan
mencatat, ketepatan waktu dalam melaporkan
tugas portofolio, laporan, dll.
3. Kognitif
Komponen yang dinilai adalah kemampuan
menjawab pertanyaan dengan baik yang
dilontarkan guru dalam menjawab soal-soal dari
konsep-konsep dari materi yang telah disampaikan.

Kesimpulan, berdasarkan penyusunan RPP pembelajaran terpadu di atas


dapat disimpukkan bahwa ada empat tahapan yang harus dilaksanakan yaitu, (1)
tahap perencanaan, (2) langkah-langkah perencanaan, (3) tahap pelaksanaan, (4)
tahap penilaian. Keempat tahapan ini dapat Anda gunakan untuk acuan menyusun
pembelajaran terpadu. Sudah barang tentu Anda tidak boleh lepas dari kurikulum
2006 (KTSP)
Berdasarkan bagan keterhubungan jaring laba-laba dan keterpaduan.
menunjukkan mata pelajaran PKn selain memiliki hubungan dengan mata pelajaran
IPS, PKn juga mengandung elemen-elemen untuk dipadukan dan untuk disajikan
secara terpadu dengan bidang studi lainnya, tiga model tersebut yaitu:

1. Model keterhubungan atau connected.


2. Model jaring laba-laba atau webbed.
3. Model terpadu atau integrated.

4 - 30 Unit 4
Dalam pembelajaran terpadu guru harus memahami benar konsep-konsep
materi atau standart kompetensi dan kompetensi dasar, mana yang akan dijadikan
topik atau masalah pembahasan dalam pembelajaran PKn tersebut dalam
keterkaitannya dengan bidang studi lain. Ketiga model tersebut dapat digunakan
dalam pembelajaran PKn dengan mata pelajaran lain seperti IPS, Bahasa Indonesia,
IPA, Kesehatan, Kesenian dan lainnya seperti pada bagan model webbed dan
integrated. Sedangkan keterhubungan (connected) akan digunakan untuk keterkaitan
dalam satu mata pelajaran misal tema-tema dalam PKn itu sendiri.

Soal Latihan

Untuk memahami pemahaman Anda tentang materi di atas silakan Anda


mengerjakan soal latihan di bawah ini!
1. Mata pelajaran PKn memiliki keterkaitan yang erat dengan IPS. Mengapa
demikian?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan connected?
3. Bedakan connected dengan Webbed!
4. Setujukah Anda bahwa model pembelajaran induktif menurut Peaget lebih cocok
untuk siswa SD? Jelaskan alasan Anda!
5. Model pembelajaran induktif berbeda dengan deduktif, jelaskan apa
perbedaannya?

Rambu-rambu jawaban
1. PKn memang memiliki keterkaitan erat dengan IPS karena ditinjau dari
historisnya keduanya berasal dari rumpun yang sama yaitu Ilmu-ilmm social.
2. Connected adalah keterhubungan materi PKn dengan PKn dengan tema yang
hamper sama pengertiannya.
3. Ya memang berbeda karena webbed mengintegrasikan dengan beberapa mata
pelajaran namun tema-temanya hampir sama.
4. Setuju pendapat Piaget, karena Induktif berdasarkan fakta/contoh-contoh,
kemudian ditarik kesimpulan, yang cocok dengan tingkat perkembangan anak
usia SD.
5. Ya memang berbeda. Perbedaannya jika deduktif berangkat dari kesimpulan lebih
dahulu baru dibuktikan melalui fakta-fakta. Untuk anak usia SD masih terlalu
sulit jika membuktikan hasil kesimpulan.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-31


Rangkuman

1. Dalam proses pembelajaran banyak digunakan berbagai macam m odel,


Pembelajaran PKn SD kelas 1, 2, 3 dalam Subunit 1 ini dicobakan dengan
beberapa model yang dianggap cukup relevan.
2. Model-model yang dipilih antara lain model induktif, model ekspositori, dan
model pembelajaran terpadu.
3. Model pembelajaran terpadu yang digunakan adalah, (1) terpadu keterhubungan
yang biasa disebut connected, (2) terpadu model jarring laba-laba (webbed), dan
keterpaduan (integrated).
4. Model pembelajaran terpadu lebih cocok untuk anak SD yang holistik dan serba
kongkrit. Keterpaduan ini akan bermanfaat untuk membantu siswa memperoleh
pengetahuan yang lebih menyeluruh dan utuh, begitu pula guru juga memperoleh
cakrawala yang lebih luas, karena dapat memilih tema-tema yang relevan dengan
yang akan disampaikan pada siswa.

4 - 32 Unit 4
Tes Formatif
Pilih salah satu jawaban dari pertanyaan dibawah ini yang Anda anggap paling
tepat!

1.Model pembelajaran induktif adalah….


A. berangkat dari contoh ke kesimpulan.
B. berangkat dari kesimpulan ke contoh
C. berangkat dari sempit ke semakin luas
D. berangkat dari guru aktif.

2.Pembelajaran terpadu model keterhubungan disebut ….


A. integrated
B. connected
C. webbed
D. spereted

3. Pembelajaran terpadu model jaring laba-laba disebut….


A. integrated
B. correlated
C. webbed
D. connected

4. Pembelajaran terpadu model keterpaduan disebut….


A. integrated
B. correlated
C. webbed
D. connected

5. Mata pelajaran yang paling erat dengan PKn adalah….


A. bahasa Indonesia
B. matematika
C. IPA
D. IPS

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-33


6. Ekspositori adalah model pembelajaran yang cocok untuk kelas….
A.enam karena multi arah
B.lima karena dua arah
C.empat karena tiga arah
D. satu karena satu arah

7. Menghubungkan konsep demokrasi dengan pemilu, pilkada, pemilihan ketua kelas


merupakan model terpadu….
A. correlated
B. integrated
C. connected
D. webbed

8.Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang paling erat dengan mata
pelajaran PKn sebab….
A. banyak temanya yang sama
B. satu rumpun berasal dari IIS
C. pernah digabung menjadi PKPS
D. berasal dari PPKn

9.Menurut Peaged pembelajaran yang lebih cocok untuk siswa SD adalah


A. deduktif
B. induktif
C. deduktif/induktif
D. monodisiplin

10 Menghubungkan konsep NKRI dengan mata pelajaran lain seprti IPS. Bahasa
daerah, Agama disebut….
A. integrated
B. connected
C. deduktif
D. induktif

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap unit 1

4 - 34 Unit 4
Rumus
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang
Jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80, Anda harus mengulangi lagi unit 1
terutama yang belum anda kuasai.

Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 2, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum
anda kuasai dengan baik.

Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
a. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
b. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang dianjurkan,
catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam bacaan
tersebut.
c. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk jawaban
latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal, selanjutnya
jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada dalam topik yang
dianjurkan.
d. Bila Anda telah menjawab seluruh soal latihan maka silahkan Anda lanjutkan ke
Subunit berikutnya.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-35


Subunit 2

Analisis Pengembangan Kurikulum PKn SD kelas 1,


2, 3 sebagai Bahan Masukan untuk
Menyusun RPP Dalam Simulasi PKn SD

Pengantar

S ub Unit 2 ini membahas tentang analisis pengembangan kurikulum PKn SD.


Analisis yang dimaksudkan disini adalah analisis materi dari muatan kognitif,
afektif, dan psikomotor, serta pemilihan metode, media dan alat penilaian yang
cocok untuk mencapai tujuan. Apabila Anda sudah menyiapkan semua ini sangat
memudahkan Anda dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Cara menganalisis pengembangan kurikulom PKn ini terlebih dahulu, (1) Anda
menyiapkan materi PKn yang ada di dalam kurikulum, standar kompetensi apa yang
akan Anda sampaikan pada siswa, (2) kandungan kognitifnya apa, afektifnya apa,
dan (3) psikomotornya apa. Setelah itu yang ke (4) Anda memilih metode apa saja
yang cocok, pilih yang membuat siswa senang dan selanjutnya (5) media yang Anda
gunakan adalah media yang ada di sekolah Anda dan akan lebih baik lagi jika
didukung dengan audio visual, atau yang lain, sehingga dapat memudahkan siswa
dalam menerima materi dan memudahkan Anda dalam menyampaikan materi.
Selanjutnya yang paling akhir adalah penilaian, hal ini sangat penting karena
penilaian perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Perlu Anda ketahui bahwa penilaian PKn sedikit berbeda dari pada yang lain
karena aspek sikap tidak dapat ditinggalkan begitu saja seperti sebelumnya. Penilaian
yang dimaksud adalah penilaian proses dan penilaian hasil dengan tiga taksonomi
Bloom yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Komponen komponen tersebut (
proses, hasil, kognitif, afektif dan psikomotor), mempunyai bobot/skor yang berbeda.
Apabila penilaian secara menyeluruh sudah Anda lakukan secara terus menerus,
maka label over cognitive secara berangsur-angsur pula akan berubah menjadi
seimbang antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Apabila semua ini telah Anda siapkan, maka Anda tinggal memasukkan dalam
silabus maupun RPP, dan menerapkan model pembelajaran yang cocok. Dengan

4 - 36 Unit 4
demikian, Subunit 2 ini merupakan implikasi dari unit-unit sebelumnya dan terkait
erat sekali. Selanjutnya marilah kita mencermati bagan contoh analisis kurikulum di
bawah ini.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-37


Uraian
Standard kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
Kel as I semester 1
1. Menerapkan hidup Mengenal Menghayati sikap Membiasakan diri Ceramah, Gambar, kaset, Proses : lisan,
rukun dalam arti rukun dalam untuk hidup rukun cerita, tanya lagu-lagu tertulis.
perbezdaan kerukunan kondisi berbeda dengan siapapun jawab, ‘holobis kuntul Hasil : tertulis,
dalam penugasan baris’ tugas
kondisi yang
berbeda.

2. Membiasakan Mengetahui Memiliki sikap Membiasakan diri Ceramah, Gambar, tape Proses : lisan, tulis,
tertib di rumah dan perlunya tata hidup tertib dalam melaksanakan cerita, gambar, recorder, video pengamatan
di sekolah. tertib di mematuhi aturan kegiatan menurut kaset, lagu Hasil : tulis, lisan
sekolah dan dirumah dan peraturan yang
dirumah. disekolah. berlaku.
Kelas I semester 2
1. Menerapkan hak anak di Mengetahui Menghayati dirinya Membiasakan diri Ceramah Video, tape Proses : test lisan,
rumah dan disekolah hak anak di mempunyai hak menggunakan Tanya jawab recorder, LKS
rumah dan dirumah dan haknya dirumah dan Penugasan gambar Tulis tulis, tu-gas,
disekolah disekolah disekolah dengan pengamatan
baik

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4- 38
Uraian
Standard kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
2. Menerapkan kewajiban Mengetahui Mempunyai sikap Membiasakan diri
anak dirumah dan disekolah berbagai hidup untuk hidup dengan
bentuk memayuhi mematuhi
kewajiban kewajiban dirumah kewajiban dirumah
dirumah dan dan disekolah. dan disekolah.
disekolah.
Kelas II semester 1
1. Membiasakan hidup Mengenal Menghayati Melatih diri untuk Ceramah, Gambar Proses
kegotong royongan berbagi perlunya gotong berperan serta dalam Tanya jawab, gotong Lisan, porto folio
bentuk royong dalam suatu kegiatan gotong penugasan royong, kaset Hasil
kegiatan kegiatan royong di rumah Tulis. tugas
gotong sekola dan
royong masyarakat.
dalam
rumah,
sekolah dan
masyarakat

2. Menampilkan sikap cinta Mengetaui Membiasakan Memberi contoh Diskusi, Ikan hias, Proses : test lisan,
lingkungan perlunya hidup dengan cinta perilaku saying pada pengamatan, tumbuhan porto folio S, test
mencintai lingkungan lingkungan tanya jawab, yang dapat tulis, pengamatan

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-39 39


Uraian
Standard kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
lingkungan karya wisata, dijadikan afektif,
dialog pewarna, psikomotorik, dan
gambar kognitif
binatang ,
bunga dan
buah
Kelas II semester 2
1. Menampilkan sikap Mengatahui Membiasakan diri Melakukan Ceramah, Gambar, kaset Proses
demokrasi perlunya Menghargai pemecahan masalah cerita, diskusi, lagu pemilu Lisan,
hidup dalam pendapat teman dengan musyawarah sosiodrama, pengamatan,
suasana mufakat baik Tanya jawab penugasan
demokrasi. dirumah maupun Hasil
dengan teman Tes tulis, pe
Nugasan

2. Menampilkan nilai-nilai Mengenal Menghayati nilai- Mengamalkan nilai- Ceeramah, Gambar Proses
pancasila perlunya nilai pancasila nilai pancasila Tanya jawab, Pancasila Lisan, Tanya
kesadaran dalam sesuai dalam diskusi video, jawab, skala sikap.
teradap kehidupannya kehidupan sehari- pengamatan Hasil
nilai-nilai hari Tes tulis,
pancasila penugasan, tulis

4 - 40 Unit 4
Uraian
Standard kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
Kelas III semester 1
1. Mengamalkan makna Mengetahui Menghargai jasa mengadakan Ceramah, Gambar, kaset, Proses
sumpah pemuda sejarah pahlawan pencetus peringatan hari Tanya jawab, video Kinerja, tes tulis,
terjadinya sumpah pemuda. sumpah pemuda bermain peran, pengamatan, porto
sumpah penugasan folio
pemuda ikrar sumpah
pemuda,
menyanyikan
lagu wajib
2. Melaksanakan norma yang Mengenal Menghargai norma- Membiasakan diri
berlaku di masyarakat norma- norma yang ada di melakukan norma-
norma yang masyarakat. (norma norma yang ada di
berlaku agama, hukum, masyarakat. (norma
dalam kesopanan, agama, hukum,
masyarakat. kesusilaan dan kesopanan,
(norma kebiasaan ) kesusilaan dan
agama, kebiasaan )
hukum,
kesopanan,
kesusilaan
dan

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-41 41


Uraian
Standard kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
kebiasaan )
Kelas III semester 2
1. Memiliki harga diri Mengenal Membiasakan Mengakui kelebihan Ceramah,Simu Gambar, kaset, Proses
sebagai individu perlunya menempatkan dan kekurangan lasi, diskusi, video Kinerja, tes tulis,
memiliki dirinya sebagai dirinya sebagai Tanya pengamatan, porto
sikap harga individu dalam individu Jawab folio
diri sebagai masyarakat
individu

2. Memiliki kebanggan Mengenal Menyadari bahwa Bangga Ceramah,


sebagai bangsa indonesia perlunya dirinya adalah menggunakan Tanya jawab,
dirinya bangsa di wilayah produk dalam penugasan
sebagai Indonesia negeri
bagian dari
bagian dari
bangsa
Indonesia

4 - 42 Unit 4
Soal Latihan Subunit 2
1. Menurut anda model pembelajaran apa yang lebih cocok untuk menanamkan
sikap bangga terhadap bangsa Indonesia dalam pembelajaran PKn SD kelas 3
semester dua.
2. Dari soal latihan no.1 di atas apa aspek kognitif yang anda pilih?
3. Apa aspek afektif yang anda pandang cocok?
4. Apa juga aspek psiko motor yang anda anggap tepat?

Rambu-rambu Jawaban
1.Model pembelajaran yang cocok untuk menanamkan sikap bangga kepada bangsa
Indonesia untuk kelas tiga semester dua, silahkan dilihat pada tabel Subunit 2.
2. Aspek kognitif yang akan Anda pilih semua terserah yang akan Anda pilih semua
sudah jelas.
3. Aspek afektif sudah jelas seperti dalam bagan.
4. Aspek psikomotorpun juga sudah jelas. Oleh karena itu cermati sekali lagi analisis
pada Subunit 2.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-43


Rangkuman

1. Secara umum ada beberapa rumpun model pembejaran namun untuk kelas 1,2,3
dipilih model pembelajaran induktif, ekspositori dan terpadu.
2.Dalam Subunit 2 ini dilengkapi dengan analisis kurikulum, seperti materi dalam
standar kompetensi, muatan kognitif, afektif, psikomotor.
3.Pengaplikasian metode, media dan penilaian yang telah dipilih dan cocok,untuk
menganalisis kurikulum PKn 2006 sangat membantu guru dalam persiapan
penyusunan silabus dan RPP.
4.Dalam Unit 4 ini selain mengembangkan model pembelajaran PKn SD, juga perlu
mengembangkan alat penilaian. Oleh karena itu dalam penyusunan RPP bentuk
soal jangan pengetahuannya saja yang diukur tetapi secara keseluruhan

4 - 44 Unit 4
Tes Formatif
Bagaimana langkah anda dalam menganalisis kurikulum PKn SD kelas 1,2,3 dengan
standar kompetensi memiliki harga diri sebagai individu. Jelaskan dari beberapa
tinjauan di bawah ini!
1. Jelaskan jika ditinjau dari aspek kognitif!
2. Bagaimana jika ditinjau dari aspek afektif?
3. Bagaimana pula jika ditinjau dari aspek psikomotor?
4. Jelaskan apa bila ditinjau dari beberapa metode yang akan digunakan!
5. Bagaimana pula jika ditinjau dari media yang akan digunakan?
6. Jelaskan dari alat penilaian yang cocok untuk digunakan!
7. Model pembelajaran apa yang akan Anda gunakan?
8. Materi apa yang terkait dengan memiliki harga diri yang akan Anda
kembangkan?

Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif, bandingkanlah jawaban anda dengan
kunci jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil
dengan baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya.
Sebaliknya, jika jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali
pelajaran yang ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum
anda kuasai dengan baik.

Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-45


3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik yang dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan
sesuai dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke bab berikutnya.

Kunci jawaban tes formatif 1


1 A dari contoh kekesimpulan
2 B menghubungkan topik dalam satu mata pelajaran
3 C terpadu antar mata pelajaran
4. A terpadu antar mata pelajaran
5. D serumpun dengan IPS
6. D satu arah
7. C connected satu mata pelajaran
8. B satu rumpun IIS
9. B induktif
10 integrated Keterpaduan

Kunci Jawaban tes formatif 2


1. Kognitif mengenal perlunya memiliki harga diri sebagai makhluk individu.
2. Afektif memiliki sikap menyadari bahwa dirinya sebagai makhluk individu
dalam masyarakat.
3. Psikomotor mengakui kelebihan dan kekurangan dirinya sebagai makhluk
individu di tengah-tengah masyarakat.
4. Metode yang digunakan adalah ceramah,percontohan, tanya jawab, diskusi,
tugas.
5. Media yang digunakan adalah gambar, kaset, serta yang lain disesuaikan
kondisi sekolah, materi dan tujuan.
6. Alat penilaian pengamatan tes tulis, skala sikap, checklist yang mencerminkan
tiga aspek di atas secara seimbang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
7. Model pembelajaran yang digunakan dapat model pembelajaran induktif,
dengan mengambil beberapa contoh memiliki harga diri dan tidak memiliki

4 - 46 Unit 4
harga diri, karena dengan contoh yang berlawanan yang baik dan yang buruk
membuat siswa semakin jelas.
8. Sesuai dengan usia anak kelas tiga materi tentang “Menyontek” teman waktu
ujian, menunjukkan perilaku yang tidak memiliki harga diri.Materi ini dapat
dikembangkan sehingga siswa menyadari bahwa menyontek merupakan
perilaku yang menjatuhkan harga diri seseorang terutama setatusnya sebagai
pelajar.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-47


Daftar Pustaka

Akbar Sa’dun dkk. 2003. Laporan Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran


Terpadu untuk PPKn SD. Penerbit : Lemlit Universitas Negeri Malang
Corey dalam Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Sukmaningadji, Sandra dkk. 2006. Panduan Belajar Mahasiswa: Mata Kuliah
Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penerbit: Departemen Pendidikan
Nasional.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta
Wahab, Aziz dan Udin. 2005. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).
Penerbit: Universitas terbuka

4 - 48 Unit 4
Glosarium

Connected Yaitu keterhubungan; yaitu model pembelajaran terpadu yang


menghubungkan satu topic dengna topik dengan topic lain, satu
konsep dengan konsep lain, satu keterampilan dengan keterampilan
lain, atu antara tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, ide-ide
yang dipelajari dalam satu semester dengan dengan semester lain
dalam satu mata pelajaran.
Webbed Jaring laba-laba yaitu model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik dan mengembangkannya dengan
menentukan tema tertentu. Contoh sumpah pemuda dijadikan tema
besar dalam menentukan sub-sub tema lain yang terkait dengan
bidang studi lain.
Integrated keterpaduan yaitu merupakan model pembelajaran menggunakan
pendekatan antara bidang studi dengan cara menetapkan prioritas
tema sehingga menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang
overlapping dari berbagai bidang studi dalam kurikulum 2006
(KTSP).

Pendidikan Kewarganegaraan SD 4-49


Unit 5
PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN SERTA ANALISIS
KURIKULUM PKn SD KELAS 4, 5, 6
Ruminiati

PENDAHULUAN

U nit 5 ini sama halnya dengan Unit 4 menekankan bahwa pembelajaran


merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik. Pertama, dalam proses pembelajaran
proses mental siswa dilibatkan secara maksimal, maksudnya siswa tidak hanya
mendengar dan mencatat apa yang didengar dari penjelasan guru melainkan harus
juga berpikir. Kedua, dengan pembelajaran yang benar akan terbangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sehingga siswa bisa memperoleh
pengetahuan yang berguna.
Pembelajaran ini bertujuan untuk memudahkan guru berinteraksi dengan
siswa untuk menyampaikan materi serta tujuan yang akan dicapai. Peran guru
menurut Hal Malik (1990) adalah sebagai perancang pembelajaran yang dituntut
untuk berperan aktif dalam melakukan proses pembelajaran, seperti telah diuraikan
pada Unit 4, yaitu:
- Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan materi,
merancang metode, memilih media, meyediakan buku sumber, dan menyediakan
alat evaluasi. Dengan demikian setiap akan mengadakan pembelajaran guru dapat
merancang dan melaksanakan semua komponen agar berjalan dengan efektif dan
efisien.
- Guru sebagai pengarah pembelajaran, tugas guru adalah memotivasi siswa untuk
belajar,membentuk kebisaaan belajar yang baik, menjelaskan secara kongkret apa
yang dilakukan dalam akhir pembelajaran, pemberian ganjaran bagi yang

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 1
berprestasi hingga dapat memotifasi ke yang lebih lanjut. Hal ini senada dengan
teori belajar Thordike.
- Sedangkan guru sebagai evaluator, guru hendaknya secara terus menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai, oleh para siswanya sehingga
memperoleh umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik ini akan
dijadikan umpan dasar untuk memperbaiki peningkatan pembelajaran
selanjutnya. Oleh karena itu disamping penilaian hasil, penilaian proses juga
banyak manfaatnya bagi guru.
- Guru sebagai konselor, pada tingkatan sekolah dasar diharapkan guru dapat
merespon proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus dapat mengetahui
permasalahan siswanya, kemudian membantu memecahkan permasalahannya
sehingga siswa bisa memecahkan permasalahannya sendiri dengan mudah.
- Guru sebagai pelaksana kurikulum, peran guru dalam keberhasilan kurikulum
sangat besar artinya sehingga guru merupakan ujung tombak dan bertanggung
jawab dalam mewujutkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu
kurikulum. Bahkan ada pendapat yang menyatakan walaupun kurikulumnya
bagus, tetapi berhasil atau gagalnya terletak pada tangan guru, karena guru
sebagai pelaksana langsung kurikulum dalam kelas, maka yang langsung
menghadapi permasalahan juga guru.
Selanjutnya dalam Unit 5 ini akan dibahas dua hal yaitu:
Subunit 1. Model model pembelajaran kelas 4, 5, 6
Subunit 2. Analisis kurikulum PKn SD kelas 4, 5, 6.
Dengan mengkaji materi Unit 5 dan Subunit 1 dan 2 ini diharapkan Anda
dapat:
1. Mengembangkan model-model pengembangan pembelajaran PKn SD kelas
4, 5, dan 6, meliputi pengembangan materi, metode, dan penilaian.
2. Mensimulasikan skenario pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, dan 6 melalui
TTM.
3. Mengaplikasikan model pembelajaran PKn SD kelas 4, 5, dan 6 melalui
TTM.
Dengan demikian, Unit 5 ini terkait erat dengan Unit 4. Agar Anda lebih memahami
Unit 5, langkah-langkah yang Anda lakukan adalah:
1. Pahami isi Unit 5 ini.
2. Apabila belum paham diskusikan dengan teman Anda.
3. Terapkan di sekolah Anda mulai sekarang sehingga jika ada kekeliruan bisa
ditanyakan pada tutor Anda.
Secara lengkap tugas guru dapat Anda lihat dalam bagan berikut ini

5-2 Unit 5
Sebelum Anda melangkah ke unit berikutnya, pahami betul isi dari unit ini, sehingga
akan memudahkan Anda memahami unit yang lain tersebut.
Perlu Anda ketahui pula bahwa dalam buku ini juga dilengkapi dengan soal
latihan/tugas yang dilengkapi dengan rambu-rambu jawaban. Disamping itu
dilengkapi pula dengan soal tes formatif, beserta kunci jawabannya. Sebaiknya soal-
soal ini nanti Anda jawab secara mandiri baru Anda cocokkan dengan kunci jawaban
yang telah tersedia dan akhirnya hasil jawaban mandiri, Anda hitung dengan rumus
yang telah disediakan pula dalam buku ini. Apabila Anda dapat menyelesaikan 80%
lebih, Anda bisa meneruskan ke ke unit berikutnya, namun apabila belum 80%
silakan mencermati lagi hal-hal yang belum Anda pahami. Dengan demikian, Anda
secara jujur akan mengetahui sejauh mana posisi Anda dalam memahami materi dari
unit yang telah Anda pelajari ini. Di samping itu, bahan ajar cetak ini juga didukung
dengan media yang lain seperti audio, video, Web dan sebagainya.
Mantapkan lagi pengertian Anda melalui refleksi, dan saling menukar pikiran dengan
teman/mahasiswa lain, atau orang yang Anda anggap ahli dalam hal materi ini.
Selanjutnya, sekarang marilah kita awali dengan menelaah Subunit 1 di bawah ini.
BAGAN TUGAS GURU

TUGAS Meneruskan dan mengembangkan nilai-


MENDIDIK nilai hidup

Meneruskan dan mengembangkan ilmu


PROFE MENGAJA
pengetahuan & teknologi
SI R

Mengembangkan keterampilan dan


MELATIH penerapannya

Menjadi orang tua kedua

Auto-pengertian:
- Homoludens
- Homo puber
KEMANUSIAA
- Homosapiens

Transformasi diri

Autodentifikasi

Mendidik dan mengajar masyarakat menjadi


warga negara indonesia yang bermoral
KEMASYARAKATA pancasila

Mencerdaskan bangsa Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 3
Bagan 5.1diambil dari Usman, 1995:8

Berdasarkan bagan di atas, tugas guru cukup berat dan merupakan tugas yang
mulia karena gurulah, di samping orang tua, yang mendidik generasi penerus untuk
menjadi manusia yang berpengetahuan, berperilaku, dan berketerampilan baik.

5-4 Unit 5
Subunit 1
Model Pembelajaran PKn SD Kelas 4, 5, dan 6

Pengantar

M odel pembelajaran PKn di SD sengaja dijadikan dua unit, yaitu kelas 1,2, dan
3 (kelas rendah) dan kelas 4, 5, 6 ( kelas tinggi). Hal ini bertujuan untuk
mempertimbangkan tingkat usia perkembangan anak, sehingga walaupun
perbedaannya tidak seberapa tetapi cukup bermanfaat, terutama untuk menentukan
situasi pembelajaran di kelas . Untuk siswa kelas 6 tentu berbeda dengan kelas 1. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya. Perlu Anda
ketahui bahwa Unit 5 terkait erat dengan Unit 4 maupun yang lain karena Unit 5 ini
merupakan kelanjutan dari unit sebelumnya. Di dalam unit ini, terdapat metode dan
penilaian, yang dibahas saling terkait dalam Unit 4, 5 dan 6.
Selanjutnya, marilah kita coba mencermati model pembelajaran PKn SD
untuk kelas 4, 5, 6 yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan seperti di
bawah ini. Dalam Unit 5 ini, kita akan mengembangkan model pembelajaran
bermain peran, simulasi sosial, telaah yuris prodensi, inquiri dan pendekatan proses.

A. Penerapan Model Pembelajaran Pkn SD Kelas 4, 5 dan 6


1. Model pembelajaran Sosial
Model pembelajaran ini mulai dengan bermain peran sebagai berikut:

A. Bermain Peran
a) Orientasi Model
Bermain peran adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
siswa dalam menemukan jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga,
dan lingkungan masyarakat, dalam memecahkan masalahnya dengan
bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain peran siswa dapat
menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku
orang lain. Model ini dikembangkan oleh George Shaffel.
b) Banyak manfaat dari model bermain peran ini, yaitu :
- Sebagai sarana untuk menggali perasaan siswa

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 5
-
Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan
masalahnya
- Untuk medapatkan inspirasi dan pemahaman yang dapat
mempengaruhi sikap, nilai dan persepsinya
- Untuk mendalami isi mata pelajaran yang dipelajari
- Untuk bekal terjun kemasyarakat dimasa mendatang sehingga siswa
dapat membawa diri menempatkan diri, menjaga dirinya sehingga
sudah tidak asing lagi apabila dalam kehidupan bermasyarakat terjadi
banyak siswa yang berbeda-beda. Setelah anda mengetahui bermain
peran maka anda tentunya juga perlu tahu tentang langkah-langkah
bermain peran.
c) Prosedur/Langkah-langkahnya
1. Guru mengadakan pemanasan (Warming up), guru menjelaskan
permasalahan yang akan dijadikan bahan bermain peran, sikap jujur.
2. Memilih partisipan, guru dan siswa menjelaskan karakter
3. Menata ruang tempat untuk bermain peran biasanya tetap di kelas,
kecuali jika untuk kelas tinggi yang akan digunakan sebagai
pertunjukan perpisahan kelas, perlu ruang /tempat yang sesuai,
biasanya untuk kelas rendah hanya mengatur skenario sederhana,
misal siapa yang jadi anak tidak jujur/ yang jujur dan siapa yang
akan keluar dulu dan seterusnya.
4. Langkah ke empat ini, guru juga memikirkan yang lain, anak yang
tidak main peran juga harus dilibatkan walaupun sebagai penonton
agar supaya mengamati temannya.
5. Langkah kelima; permainan dimulai, walaupun masih banyak anak
yang masih bingung dan malu-malu, sambil tertawa gembira, jika
tidak bisa berjalan dengan baik guru bisa mengehentikan dan
diulang lagi atau bila perlu diganti siswa yang lebih cocok.
6. Guru mendiskusikan tentang pelaksanaan bermain peran ini bila
perlu alur ceritanya diubah sedikit / banyak
7. Permainan diulangi lagi setelah mendapatkan pembenahan-
pembenahan
8. Membahas jalannya main peran, guru memberikan masukan –
masukan agar lebih menjiwai lagi.
9. Guru menutup dan menyimpulkan bersama siswa, namun guru
akhirnya memberi penegasan bahwa dalam gambar tadi ada anak

5-6 Unit 5
yang tidak jujur, dijauhi teman dan anak yang jujur disenangi teman,
disegani teman, guru dan orang tua.

d) Aplikasi
Bermain peran bisa juga untuk memecahkan masalah sosial atau kasus
yang dihadapi publik atau siswa sendiri.
Guru berupaya menegaskan kemampuan untuk menanamkan sikap
perasaan pada dirinya sendiri atau orang lain/teman lain dan dapat
pengetahuan untuk memecahkan masalah
e) Kesimpulan bermain peran dalam pembelajaran PKn SD dapat untuk
mencari jati diri anak dan dapat menanamkan nilai moral dan norma
dalam standar kompetensi memahami sistem pemerintah desa dan
kecamatan

Selanjutnya silahkan Anda memperhatikan contoh bermain peran dengan memilih


standar kompetensi sebagai berikut.

Contoh 1 Bermain Peran


Standard kompetensi : Memahami sistem pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan
Pemilihan kepala desa merupakan perwujudan dari sistem pemerintahan di
desa dan kecamatan
Pertemuan Kesatu
Kelas IV Semester 1
Standard Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami sistem 1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam
pemerintahan desa dan susunan pemerintahan desa dan
pemerintahan pemerintahan kecamatan
kecamatan 1.2 Menggambarkan struktur organisasi desa
dan pemerintahan kecamatan.

Langkah – langkah
1. Pertama, guru memberikan penjelasan tentang sistem pemerintahan yang
ada di desa dan kecamatan Sumberingin/Karangan Trenggalek
2. Kedua, guru menjelaskan dan memilih peran tentang cara pemilihan
kepala desa/lurah di desa Sumberingin, merupakan salah satu

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 7
perwujudan dari kinerja sebagai perwujudan pelaksanaan sistem
pemerintahan desa dan kecamatan.
3. Ketiga, guru menjelaskan tentang tata cara bermain peran. Pertama-tama
guru dan siswa menata ruang dikelas. Dua baris bangku depan diundurkan
karena akan digunakan untuk bermain peran.
4. Keempat, guru memberi tahu kepada anak yang tidak bermain peran agar
menjadi pemilih sekaligus mencatat tata cara yang digunakan dalam
pemilihan.
5. Kelima, guru memilih setiap siswa yang akan bermain peran.
Amir membawa simbol gambar padi sebagai wakil dari bapak Sumo
Agung membawa simbol gambar mangga sebagi wakil dari bapak Dahlan
Ida membawa simbol gambar ketela sebagi wakil dari Bu Inah
Susi membawa simbol gambar jagung sebagi wakil dari Bu Rita
Siswa yang tidak kebagian peran menjadi pemilih. Mereka memilih
gambar mana yang nantinya akan mereka jadikan pemimpin. Murid
mencatat hal-hal apa saja sewaktu pemilihan.
6. Keenam, setelah selesai, penghitungan suara dimulai, dan yang menjadi
pemimpin adalah bapak Dahlan karena mendapat suara 25. Nah disinilah
tiba saatnya guru menamkan nilai moral sebagai perwujudan pelaksanaan
sistem dengan program pemilihan kepala desa apabila selama perhitungan
suara ada yang tidak setuju dengan berbagai alasan karena mendapatkan
suara sedikit maka guru harus segera menegaskan bahwa sistem
pemilihan ini sudah sesuai dengan prosedur. Disinilan guru menjelaskan
Pemimpin yang baik tidak boleh sombong dan harus tetap baik pada
masyarakat, dan bagi yang tidak terpilih tidak boleh marah dan harus
mendukung program pak Dahlan untuk memajukan desa. Ini merupakan
aktualisasi sistem pemerintahan desa yang menerapkan contoh pemilihan
desa sambil guru berdiskusi tentang cara pemilihan
7. Ketujuh, Sebelum diulang kembali guru terlebih dahulu memberi
masukan agar anak-anak menjadi lebih menjiwai.
8. Kedelapan, diadakan pengulangan bermain peran lagi karena bermain
peran yang pertama masih banyak yang kurang baik.
9. Kesembilan, guru mengakhiri permaian karena siswa belum tampak
memahami bermain peran maka akan ditindak lanjuti di pertemuan
selanjutnya dengan topik yang berbeda.

5-8 Unit 5
10. Kesepuluh, Guru memberikan pertanyaan lisan tentang pemilihan kepala
desa dan tindak lanjutnya di rumah tentang pemilihan RT di kampung
masing masing. Hasilnya dikumpulkan minggu depan.
11. Kesebelas, Guru menjelaskan Sistem pemerintahan kepala desa yang
diterapkan di atas pada waktu pemilian kepala desa. Karena sistem
pemilihan kepala desa bisaanya masih menggunakan simbul dari hasil
pertanian di desa tersebut disini media pendukung sangat diperlukan oleh
guru.
12. Dua belas, menyanyikan lagu desaku yang kucinta setelah itu sebagai
tindak lanjut guru menugaskan kepada siswa merangkum buku PKn
kelas 4 hal yang menyangkut tentang Mengenal lembaga-lembaga dalam
susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan serta
menggambarkan struktur organisasi di desa dan pemerintahan di
kecamatan.

Gambar 5.1 dengan bimbingan guru siswa diajak melihat jalannya


pemilihan kepala desa yang ada di daerah Sumberingin Trenggalek.
Tampak khas dan damai alam pedesaan ini

Keterangan:
• Media yang digunakan adalah gambar jagung, padi, mangga, ketela
pohon.
• Papan penghitungan suara
• Kardus untuk memasukkan kotak suara
• Kertas
• Kaset lagu “Desaku Yang Kucinta” (dinyanyikan pada waktu selesai
bermain peran)
Selanjutnya guru memberi penjelasan sebagai pemantapan materi

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 9
Bermain peran di bawah ini merupakan salah satu upaya guru untuk
menanamkan sikap dan perilaku kepada siswa tentang sistem yang digunakan
dalam pemilihan kepala desa dalam pemerintahan. Dengan cara diatas guru
bisa melihat perilaku anak dalam bermain peran. Karena belum mantap
minggu depan akan dilakukan bermain peran lagi dengan ruang lingkup yang
lebih besar yaitu pemilihan Walikota.

Pertemuan Kedua/Model I
Standart kompetensi : Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota dan
propinsi
Model pembelajaran dengan bermain peran tentang pemilihan Bupati
Kelas IV semester 2
2. Memahami sistem 2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan pemerintahan kabupaten, kota, dan propinsi
kabupaten, kota dan 2.2 Menggambarkan struktur organisasi
propinsi kabupaten kota, dan propinsi

Langkah – langkah ini tidak jauh beda dengan pertemuan pertama


1. Pertama, guru memberikan penjelasan tentang sistem
pemerintahan yang ada di lembaga kabupaten, kota dan
propinsi.
2. Kedua, setelah selesai menjelaskan guru memilih peran
tentang cara pemilihan bupati.
3. Ketiga, guru menjelaskan tentang tata cara bermain peran.
Pertama-tama guru menata ruang dikelas.
4. Keempat, untuk anak yang belum mendapatkan bagian
giliran bermain peran minggu lalu akan mendapat giliran
minggu ini dan yang sudah bermain minggu lalu menjadi
pemilih.
5. Kelima, guru memilih siswa yang akan bermain peran dalam
pertemuan kedua.
6. Keenam, setelah selesai penghitungan suara guru berdialog
dan memberi penguatan tentang hasil bermain peran hari ini
yang sudah lebih baik dari pada minggu lalu.
7. Ketujuh, guru memberi penegasan bahwa PILKADA
merupakan salah satu perwujudan sistem pemerintahan di
kota, kabupaten dan propinsi.

5-10 Unit 5
8. Kedelapan, guru mengakhiri permaian dengan memutar
kaset yang berisi lagu pemilihan umum.
9. Kesembilan, Guru memberikan pertanyaan lisan tentang
pemilihan Walikota/ Bupati karena kebetulan bulan depan
masa jabatan bupati yang lama akan berakhir. Selanjutnya
sebagai tindak lanjut guru memberikan tugas porto folio
pada siswa tentang pelaksanaan pemilihan bupati yang akan
datang yang sekarang sudah di ramaikan di media massa.
Guru berjanji bahwa suatu saat nanti para siswa akan diajak
mendatangi kantor kabupaten untuk melihat struktur/sistem
organisasi yang ada di sana. Coba sekarang anda perhatikan
bagaimana susunan pemerintahan kabupat

Susunan Pemerintahan Kabupaten


Kabupaten merupakan daerah bagian dari propinsi yang terdiri dari
beberapa kecamatan dan kelurahan. Kabupaten dikepalai oleh seorang bupati,
kecamatan oleh seorang camat, kelurahan dikepalai lurah, dan desa dikepalai
oleh kepala desa dan masih ada lagi Pemiliahn Rukun Tetangga atau Rukun
Warga. Berikut gambar struktur organisasi yang ada di wilayah kabupaten
dan seterusnya.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DI KABUPATEN
DPRD BUPATI

Sekretaris Wakil Bupati


DPRD
Sekretaris
daerah

Dinas Lembaga Satuan Polisi


Daerah Teknis Pamong Praja
Daerah
Kecamatan

Kelurahan

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 11
Model I Contoh 3 :
Kelas IV semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mengenal sistem 3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam
pemerintahan tingkat susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti
pusat MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK,
dll.
3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat
pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden, dan
para menteri
Contoh ke tiga ini hampir sama dengan contoh ke satu. Dengan demikian,
langkah-langkah yang digunakan untuk pemilihan presiden hampir sama dengan
langkah-langkah pemilihan walikota. Hanya ruang lingkupnya yang lebih luas, lebih
ketat dalam mencakup seluruh lapisan masyarakat, baik yang ada di desa atau kota.
Saat pelaksanaan bermain peran guru juga melakukan penilaian tentang sikap dan
perilaku moral siswa, serta memperbaiki hal-hal apa yang kurang dan tidak boleh
dilakukan dalam pemilihan serta ditindak lanjuti dengan membuat bagan struktur
lembaga pemerintahan yang ada di pusat.
1. Silakan anda membuat contoh lain tentang model bermain peran
Langkah-langkah bisa mengikuti yang di atas atau menyesuaikan kondisi
anak dan materi yang akan disampaikan.
2. Silahkan anda membuat bagan struktur lembaga pemerintahan negara
yang ada di pusat.

5-12 Unit 5
HASIL KARYA MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN
PERAN
MATA PELAJARAN PKN SD YANG DITAMPILKAN DALAM RANGKA
PELEPASAN KELAS 6 SD.

Gambar 5.2 Para Punakawan ini sebagai sarana dalam pembelajaran model main
peran untuk menanamkan nilai sikap moral kepada siswa -siswi dan pemirsa
yang hadir pada acara malam pelepasan siswa kelas 6.

Model II Contoh 1 : Pembelajaran Simulasi Sosial

Simulasi dalam Pembelajaran PKn

A. Orientasi Model
Simulasi Sosial adalah suatu studi perbandingan dengan sistem
elektro mekanik yang mengacu pada teori Siber Metika jadi teori ini
menganalogkan bahwa siswa belajar sebagai sistem yang dapat
mengendalikan umpan balik sendiri yang menyerupai mesin. Dalam
penanaman nilai sikap moral, model simulasi ini pernah eksis di program
pemerintah yaitu pada penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4). Model ini dipelopori oleh Sarene Boocock

B. Kegunaan
1. Untuk menghasilkan tindakan sistem terhadap tujuan yang akan
dicapai.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 13
2. Untuk membandingkan dampak dari tindakan tersebut apakah sudah
sesuai dengan tujuan apa belum.
3. Membetulkan kesalahan-kesalahan yang terjadi sebagai kontrol.

C. Prosedur /langkah
Kunci utama adalah guru sebagai fasilitator
1. Pertama, adanya penjelasan dari guru, yang ditujukan pada siswa,
tentang permasalahan yang akan disimulasikan.
2. Kedua, adanya pengawasan dari guru karena yang memerlukan
skenario simulasi adalah guru sebagai fasilitator.
3. Ketiga, adanya pelatihan dari guru, oleh karena itu pengarahan dari
guru harus jelas dan lengkap sehingga tidak terjadi berulang-ulang
melakukan kesalahan
4. Keempat, diadakan diskusi, hal ini perlu dilakukan pada waktu
simulasi berakhir. Dalam diskusi biasanya yang dibicarakan adalah
hasil temuan yang diperoleh, kelayakan simulasi dan kendala-kendala
apa serta upaya apa untuk memperbaikinya.
5. Dengan demikian langkah-langkah simulasi secara singkat adalah 1)
Orientasi, 2) partisipasi, 3) Simulasi, 4) Diskusi

D. Aplikasi
Simulasi PKn banyak manfaatnya bagi siswa agar bisa berpikir
semakin kritis dan bisa mengambil keputusan melalui simulasi tersebut
sesuai dengan isi hatinya dan lebih bisa menghayati dalam kehidupannya.

Model II Contoh 1
Kelas V Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1 Memahami 1.1 Mendeskripsikan negara Kesatuan
pentingnya keutuhan Republik Indonesia
negara Kesatuan 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan
Republik Indonesia Negara Kesatuan Republik
(NKRI) Indonesia

Di bawah ini contoh model pembelajaran simulasi sosial untuk kelas


V dengan tema NKRI. NKRI perlu ditanamkan pada anak SD karena
merupakan pengamalan nilai-nilai Pancasila, yaitu unsur persatuan dan

5-14 Unit 5
kesatuan sehingga bila disimulasikan konsep tersebut lebih dipahami oleh
anak.

Langkah-langkah:
1. Pertama, guru menjelaskan tentang gangguan NKRI yang ada di Aceh
dan menjelaskan skenario. Contoh bersimulasi dengan P4 dan cara-cara
yang harus dilakukan dalam simulasi.
2. Kedua, Guru mengawasi jalanya simulasi.
3. Ketiga, Guru melatih cara bersimulasi yang hampir sama dengan cara P4
dengan model kartu yang berisi lembaran pernyataan yang berisi tentang
NKRI.
4. Keempat, Setelah simulasi berjalan didiskusikan dan guru menjelaskan.
Saat simulasi berjalan guru bisa melihat sejauh mana murid bisa
memahami.
Dengan demikian ada empat langkah yang harus dijalankan dalam
model pembelajaran simulasi sosial. Pertama, guru menyajikan topik dan
konsep-konsep yang akan disajikan dan dilanjutkan dengan aturan main
simulasi tentang gambaran umum simulasi. Kedua, guru menyusun skenario
sampai ditemukan skor penilaian, tujuan bermain peran, dll. Ketiga,
pelaksanaan dari simulasi itu sendiri. Siswa sebagai peserta simulasi dan guru
sebagai fasilitator. Empat, diskusi tentang penjelasan yang ada diatas dengan
dialog bebas. Sehingga guru bisa menanamkan nilai sikap moral tentang
NKRI kepada siswa setelah mensimulasikan situasi dan kondisi NKRI di
Aceh. Cara pembelajaran ini bisa diterapkan di kelas mana saja sesuai dengan
kondisi yang ada, sebagai contoh di bawah ini guru dan siswa sedang
berperan aktif melakukan simulasi cara mengatasi gangguan NKRI di
republik ini.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 15
Gambar 3.3 Guru Sedang mengadakan simulasi untuk mencari solusi
Tentang adanya Gangguan NKRI bersama siswa di kelasnya

Silakan anda membuat Contoh lain tentang simulasi sosial


Langkah-langkah bisa mengikuti cara diatas disampinganda menyesuaikan kondisi
anak dan materi yang akan disampaikan.

Model II contoh ke 2 :
Anak diajak untuk Menghargai Keputusan Bersama kelas V semester 2
1. Minggu depan Pramuka SD sumberringin akan mengadakan PERSAMI
(Perkemahan Sabtu Minggu).
2. Pembina pramuka menanyakan pada anggota pramuka, dimana persami
akan diadakan ?
3. Pembina pramuka memberikan masukan tempat-tempat mana yang bisa
dilakukan persami yaitu daerah puncak dan laut.
4. Tahap penentuan ulang akan sikap siswa mana yang bertahan setuju
persami diadakan di puncak atau laut dan mana yang tidak setuju.
Disinilah guru akan melihat jati diri siswa yang sebenarnya dari nilai-nilai
pengetahuan maupun nilai sikapnya kurang bisa mengendalikan diri dan
sebaliknya.
5. Setelah itu diadakan diskusi apakah dengan model ini tadi sudah bisa
dipahami siswa atau belum.

Kelompok I
Setuju jika persami diadakan di puncak. Menurut sebagian angota pramuka
persami membutuhkan medan yang bagus agar bisa melakukan apa yang
telah diajarkan oleh kakak pembina pramukanya tersebut, karena bisa melihat
keindahan alam dari atas , ada yang berpendapat bahwa hawa di puncak

5-16 Unit 5
sangat baik bagi kesehatan. Kelompok ini sambil membacakan program kerja
selama berkemah.

Kelompok II
Kelompok yang tidak setuju persami diadakan di puncak. Menurut mereka
persami di daerah pantai lebih mengasikkan. Mereka bisa bermain pasir,
memancing, dan berenang sambil mengadakan acara persami. Ada juga yang
berpendpat jarak sekolah ke pantai lebih dekat daripada ke puncak sehingga
tidak menghabiskan biaya yang bayak. Sambil merencanakan kegiatan apa
saja yang akan dilaksanakan di sana.

Kelompok III
Kelompk yang setuju diadakan pramuka yang dekat sekolah saja memilih di
kebun raya dengan pertimbangan seperti yang dikemukakan oleh kelompok
satu.
Pada pertemuan yang kedua siswa sudah mulai bisa memahami tentang
pelajaran yang diberikan oleh guru. Begitu seterusnya hingga terjadi keputusan dan
siswa mau mengakui kekalahanya karena dari hasil yang diperoleh banyak yang
memilih berkemah ke kebun raya dari pada ke pantai. Dengan adanya masalah diatas
guru memberikan pemahaman yang baik bahwa Guru menegaskan bahwa ini cocok
untuk PKn. dengan hal demikian ini guru bisa menilai sikap moral anak

Silakan anda membuat contoh model pembelajaran lain yang


Sesuai dengan situasi dan kondisi siswa maupun materi yang akan disampaikan.

Cara Pembelajaran Telaah Yurisprodensi

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 17
Guru sebagai fasilitator sedang mengadakan simulasi untuk menentukan lokasi
kegiatan pramuka
Penentuan lokasi masih menjadi pro dan kontra.

Buatlah contoh lain lagi tentang simulasi sosial.


dengan permasalahan yang terkait dengan materi KTSP!

3. Model III Contoh 1 : Telaah Yurisprodensi Inquiri


Model pembelajaran telaah yurisprodensi inquiry ini berdasarkan dengan adanya
pemahaman masyarakat bahwa masing-masing individu karakternya tidak sama
sehingga nilai-nilai sosialnya saling berkonfrontasi satu sama lain. Oleh karena
itu, dibutuhkan warga negara yang bisa berbicara dengan baik. Warga negara
yang demikian hendaknya dihasilkan dulu oleh pendidikan Indonesia. Hal
tersebut bisa terjadi sehingga setiap ada konflik sosial bisa teratasi dengan baik
yaitu dengan teori-teori sosial atau teori konflik seperti Robert Marthon. Model
ini bermanfaat banyak untuk membiasakan siswa bepikir sistematis dalam
menghadapi masalah sosial atau kasus, oleh karena itu model simulasi ini sangat
cocok untuk mengatasinya. Model pembelajaran ini sangat penting untuk
mengatur sikap anak yang baik dalam mengahadapi masalah yang selalu muncul.
Argumentasi-argumentasi yang logis relevan dan solid model ini melatih siswa
untuk menghargai orang lain walaupun bertentangan pendapat atau dia harus mau
mengakui kelebihan orang lain.
A. Orientasi model
Model telaah yurisprodensi adalah model pembelajaran untuk
membantu siswa agar mampu berpikir secara sistematis tentang asal-usul di
masyarakat/ khususnya dilingkungan pendidikan. Pelopornya adalah Donald
Oliver

5-18 Unit 5
B. Kegunaan
Manfaatnya untuk melatih agar siswa peka terhadap permasalahan-
permasalahan sosial, sehingga bisa mengambil sikap terhadap permaslahan
yang dihadapai. Di samping itu model ini juga bermanfaat untuk melatih
siswa agar dapat menerima dan menghargai sikap terhadap orang lain
walaupun bertentangan dengan dirinya.

C. Prosedur /langkah-langkahnya
1. Berorientasi pada kasus yang akan dipecahkan dengan demikian guru
menjelaskan pada siswa apa yang akan diperdebatkan.
2. Siswa mensimulasi pada fakta maksudnya apa saja kira-kira masalah
sosial di seputar dunia pendidikan yang perlu diangkat.
3. Siswa diminta untuk berpendapat, bagaimana pendapat siswa seharusnya
kebijakan dalam bersikap. Guru menggali sikap siswa yang kontradiksi
maksudnya yang menyebabkan terjadinya konflik pendapat itu apa, disini
atas bimbingan guru siswa supaya mengajukan argumentasi yang logis
dan rasional.
4. Tahap penentuan ulang akan sikap siswa, tetap bertahan dengan
pendapatnya atau berubah mengikuti lawan debatnya, sehingga akan
terjadi perubahan sikap atas kesadaran sendiri tanpa paksaan.
5. Diskusi, apakah argumentasi tersebut terlepas atau tidak untuk menguji
asumsi tentang fakta definisi dan konsekuensinya sebagai contoh dari
model telaah yurisprodensi adalah kelas VI standar kompetensi
memahami perundang-undangan pusat dan daerah. Kasus penerapan UU
tentang standar nilai lulus diatas nilai 5. Contoh kelas 5 semester II
dengan standar kompetensi “Menghargai keputusan bersama”. Kasus
pendidikan tentang kelulusan UAN syarat lulus tidak boleh ada nilai 5
walaupun mata pelajaran lainnya 9 dan 10 jika ada satu mata pelajaran
bernilai 5 maka akan tidak lulus maka terjadilah pro dan kontra. Ada
kelompok diskusi yang setuju tidak lulus dengan nilai 5 tetapi ada
kelompok diskusi yang setuju jika nilai 5 tidak diluluskan. Langkah-
langkah simulasi yurisprodensi inqury sebagai berikut.
Kesimpulan yang diperoleh dari model pembelajaran telaah
Yurisprodensi inquiry adalah guru bisa menanamkan sikap moral mengenai
memahami peraturan UU tingkat pusat atau daerah.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 19
Contoh Model Simulasi Sosial Kelas V Semester 2 dengan Standar
Kompetensi Menghargai Keputusan Bersama, dengan Kasus Kontradiksi
Kelulusan UAN
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mahami kebebasan 3.1 Mendeskripsikan pengertian
berorganisasi organisasi
3.2 Menyebutkan contoh organisasi di
lingkungan sekolah dan masyarakat
3.3 Menampilkan peran serta dalam
memilih organisasi di sekolah
4. Menghargai 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan
keputusan bersama bersama
4.2 Memenuhi bentuk-bentuk keputusan
bersama

Langkah-langkah:
1. Pertama, guru membacakan kasus pro dan kontra yang ada di koran
tentang undang undang pendidikan (kelulusan dalam penilaian UAN).
2. Kedua, mengkaji ulang langkah-langkah tentang kasus yang ada.
3. Ketiga, memberikan pertanyaan kepada siswa tentang permasalahan yang
ada serta alasan memilih jawaban setuju atau tidak setuju.
4. Keempat, guru menggali sikap siswa dengan cara dialog dengan guru dan
siswa khususnya dengan guru dan kelompok-kelompok yang telah
dibentuk. atas bimbingan guru siswa diarahkan untuk mengajukan
argumentasi yang logis, valid, rasional dan dialami sehari-hari.
5. Kelima, tahap penentuan ulang akan sikap siswa mana yang bertahan
setuju, dan mana yang tidak setuju. Disinilah guru akan melihat jati diri
siswa yang sebenarnya dari nilai-nilai pengetahuan maupun nilai sikapnya
6. Keenam, setelah itu diadakan diskusi apakah dengan model ini tadi sudah
bisa diserap siswa atau belum.
Untuk lebih jelasnya silakan Anda memperhatikan bagan di bawah ini !

5-20 Unit 5
Guru

kelompok setuju
Gambar 5.5 suasanakelompok pasifsimulasi sosial
kelompok kelompok tidak setuju

Model ini memudahkan guru dalam mengadakan penilain proses yang


menyangkut proses kognitif misalnya bobot argumentasinya. Afektif, sikap
moral dalam bersimulasi serta etika dalam bersimulasi. Psikomotor,
keterampilan dalam bersimulasi dengan gerakan atau pembicaraan. Langkah
selanjutnya adalah pembagian tugas kelompok,tugasnya sama namun peran
tidak sama. Ada kelompok yang setuju, kelompok yang pasif dan kelompok
yang tidak setuju
Kelompok I
Setuju jika 5 tidak lulus, walaupun nilai lainnya sembilan dan sepuluh namun
kalau 5 tidak lulus siswa bermacam-macam alasannya biar belajarnya
ditingkatkan, sehingga semua mata pelajaran dikuasai, kebetulan kakak
kelasnya ikut ujian dan belum tentu lulus, alasan lain karena ada teman yang
tidak disukai sedang ikut ujian sehingga senang jika musuhnya tidak lulus.

Kelompok II
Masih binggung karena merasa semua ada benarnya dan ada salahnya jadi
tidak berani memilih, akhirnya kelompok ini mengikuti suara terbanyak
dengan ikhlas karena semua argumentasi kelompok baik dan benar. Jadi
mana saja yang jadi putusan mengikuti saja.

Kelompok III
Kelompok yang tidak setuju jika tidak diluluskan karena tidak menghargai
jerih payah temannya yang sudah belajar sehingga bisa mendapatkan 9 atau
10, tapi diluluskan, alasan lain kakaknya sedang ikut ujian dan khawatir kalau

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 21
tidak lulus, dan masih banyak lagi alasan lain. Jadi kelompok ini menyetujui
pendapat orang yang lemah.
Begitu seterusnya hingga terjadi keputusan dan siswa mau mengakui
kekalahanya, jadi Undang-undang pendidikan bisa mengundang pro dan
kontra dengan teman tidak ada kaitannya dengan masalah ini. Dengan adanya
masalah di atas guru memberikan pemahaman yang baik dan guru
menegaskan bahwa simulai ini cocok untuk PKn. Dengan hal ini guru bisa
menilai sikap moral dari segi kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
Keuntungannya simulasi ini bisa melatih siswa berfikir kritis, rasional,
belajar berorganisasi, mau mengakui kelebihan orang lain jika ternyata
dirinya kalah, dan mau menghargai orang lain walaupun dirinya yang
menang. Simulasi seperti ini perlu dikembangkan untuk menuju warga negara
yang baik.

Gambar 5.6 Para Siswa Sedang Merayakan Kelulusan Setelah


Ujian Akhir Nasional (UAN ) Merupakan Hasil Telaah Yurisprodensi
dengan Bermain Opera

4. Model pembelajaran dengan Pendekatan Proses


Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang
bervariasi sedemikian sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai
pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan,
melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan
percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan
kesimpulan sendiri. Semua kegiatan tersebut diawali dari yang sederhana,
selanjutnya diikuti dengan proses yang lebih kompleks dan makin sulit.

5-22 Unit 5
Model 4 contoh 1 :
S S S
S
S

S G M

S S S S S

Gambar ini menunjukkan suasana model pembelajaran dengan pendekatan


proses
Dalam pendekatan keterampilan proses ini, siswa tidak hanya belajar
dari guru, tetapi juga dari dan dengan temannya, maupun sumber lain di luar
sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalarn
pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini antara lain: (1) mengamati,
mengklasifikasikan, serta mengenal dan merumuskan masalah yang muncul;
(2) mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data, dan (3) meramalkan
gejala yang mungkin akan terjadi. Dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti
itu, siswa berlatih diri untuk berfikir kreatif, meningkatkan ketrampilan
berfikir, bersifat terbuka, percaya diri dan sebagainya. Di samping beberapa
kebaikan tersebut, pendekatan ketrampilan proses juga ada dampak
negatifnya, antara lain: memerlukan banyak waktu, memerlukan fasilitas
yang cukup baik dan lengkap,
Kegiatan siswa yang sekian banyak itu bagaimana penilaiannya?
Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga secara lisan dan
yang dinilai bukan hanya pengetahuaannya tetapi juga keterampilannya.
Dalam kenyataannya, sering terjadi kekeliruan dalam pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses. Karena yang diutamakan hasil maka proses
belajar kurang diperhatikan, dan sebaliknya, karena yang diutamakan proses
maka hasil diabaikan. Seharusnya, hasil dan proses dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai kedudukan yang sama kuat, guru tidak dapat
memperlakukannya berat sebelah, tetapi harus seimbang.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 23
Kelas VI semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai nilai-nilai 1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang
juang dalam proses dalam proses perumusan Pancasila
perumusan pancasila sebagai Dasar Negara
sebagai dasar negara. 1.2 Menceritakan secara singkat nilai
kebersamaan dalam proses
perumusan Pancasila sebagai dasar
negara
1.3 Meneladani nilai-nilai juang para
tokoh yang berperan dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara dalam kehidupan sehari-hari

Setelah Anda mengetahui model-model pembelajaran PKn di SD silakan Anda


menganalisis pengembangan materi metode, media dan penilaian dalam
pembelajaran kurikulum 2006 (KTSP). Hasil analisi tersebut dapat anda gunakan
untuk menyusun RPP, skenario dan simulasi pembelajaran. Dengan adanya analisi
ini akan mempermudah langkah anda untuk mewujuadkan RPP dalam KTSP.
Contoh lain: Peringatan hari lahirnya Pancasila yang baru saja di peringati,
setelah hilang beberapa waktu

Gambar 5.7 Peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945

Setelah memahami Unit 5 ini marilah kita menganalisis kurikulum PKn pada Subunit
2. di bawah ini!

5-24 Unit 5
Selanjutnya kembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi di sekolah Anda.

Soal Latihan
1. Silakan Anda membuat skenario bermain peran dengan topik yang Anda
pilihkan dari materi SD kelas empat.
2. Membuat model pembelajaran simulasi telaah yurisprodensi inqury dengan
standar kompetensi. Anda pilihkan dari materi SD kelas lima
3. Silakan Anda menyusun model pendekatan proses untuk kelas enam
4. Jelaskan apa kelebihan dari bermain peran!
5. Jelaskan pula kekurangan dari bermain peran!

Rambu-rambu jawaban
1. Pelajari kembali langkah-langkah bermain peran!
2. Baca sekali lagi model yurisprodensi inquiry
3. Perhatikan model proses sebagaimana yang telah dijelaskan di atas!
4. Salah satu kelebihan bermain peran adalah siswa menjadi berani, dan bisa
menjiwai perasaan orang lain, sehingga siswa menjadi sadar bahwa di luar
dirinya ada berbagai perbedaan yang dialami orang lain
5. Kekurangan bermain peran adalah tidak semua siswa mampu memerankan
peran yang harus dilakukan. Bahka tidak sedikit siswa yang tidak bersedia
karena malu-malu.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 25
Rangkuman
Bermain peran terdiri dari beberapa langkah, yaitu pemanasan, pemilihan
partisipan, penyiapan pengamat, menata panggung, main peran, diskusi, serta
kesimpulan. Namun kalau untuk di kelas tidak harus menata panggung. Prose bermain
peran dapat memberikan contoh perilaku siswa untuk menggali perasaan,
mengembangkan ketrampilan, memperoleh inspirasi, dan mendalami mata pelajaran.
Sedangkan bermain peran simulasi bisa merangsang berbagai bentuk belajar seperti
kerjasama, impati, sistem sosial, dan pengambilan keputusan. Prosedur bermain peran
terdiri dari : pemanasan, memainkan peran, menyiapkan panggung, memilih peran,
diskusi dan evaluasi, berbagi pengalaman dan kesimpulan.
Prosedur pembelajaran telaah yurisprodensi inqury terdiri dari beberapa
langkah yaitu orientasi kasus, pengambilan posisi sikap, mengidentifikasi isu,
memperjelas ulang dan meperkuat sikap, menguji asumsi.

5-26 Unit 5
Tes Formatif

1. Susunlah skenario pembelajaran bermain peran dengan langkah-langkah


mengikuti aturan yang ada. Pilih salah satu tema yang ada di kelas lima.
2. Kembangkan model pembelajaran simulasi yuridis inqury dengan memilih
salah satu materi di kelas empat.
3. Kembangkan model pembelajaran simulasi sosial dengan materi pilih salah
satu di kelas lima
4. Susunlah model pembelajaran pendekatan proses dengan salah satu materi di
kelas enam
5. Susunlah skenario bermain peran dengan materi menghargai jasa perumus
nilai Pancasila.

Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif 2, bandingkanlah jawaban anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar
minimal 80% pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil dengan
baik. Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya. Sebaliknya,
jika jawaban yang benar kurang dari 80% silahkan pelajari kembali pelajaran yang
ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai dengan
baik.

Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah
berikut.
a. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
b. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada
dalam bacaan tersebut.
c. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab
soal, selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang
ada dalam topik yang dianjurkan.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 27
d. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke bab berikutnya.
Selanjutnya marilah kita memahami Subunit 2 di bawah ini.

5-28 Unit 5
Subunit 2
Analisis Kurikulum PKn SD
Pengantar

S ubunit 2 ini membahas tentang analisis pengembangan kurikulum PKn SD.


Analisis yang dimaksudkan disini adalah analisis materi dari muatan kognitif,
afektif, dan psikomotor, serta pemilihan metode, media dan alat penilaian yang
cocok untuk mencapai tujuan. Apabila Anda sudah menyiapkan semua ini sangat
memudahkan Anda dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Cara menganalisis pengembangan kurikulum PKn kelas 4, 5, 6 ini tidak jauh
berbeda dengan kelas rendah di atas, oleh karena itu unit 4 dan unit 5 ini terkait erat
sekali, untuk itu terlebih dahulu silakan, (1) Anda menyiapkan materi PKn yang ada
di dalam kurikulum, yaitu standar kompetensi apa yang akan Anda sampaikan pada
siswa, (2) kandungan kognitifnya apa, afektifnya apa, dan (3) psikomotornya apa.
Setelah itu yang ke (4) Anda memilih metode apa saja yang cocok, pilih yang
membuat siswa senang dan selanjutnya (5) media yang Anda gunakan adalah media
yang ada di sekolah Anda dan akan lebih baik lagi jika didukung dengan audio
visual, atau yang lain, sehingga bisa memudahkan siswa dalam menerima materi dan
memudahkan Anda dalam menyampaikan materi. Selanjutnya penilaian, hal ini
sangat penting untuk dikembangkan secara utuh dan serius.
Perlu Anda ketahui bahwa penilaian PKn sedikit berbeda dari pada yang lain
karena aspek sikap tidak bisa ditinggalkan begitu saja seperti sebelumnya. Penilaian
yang dimaksud adalah penilaian proses dan penilaian hasil dengan tiga taksonomi
Bloom yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Apabila penilaian secara
menyeluruh sudah Anda lakukan secara terus menerus, maka label over kognitif
secara berangsur-angsur pula akan berubah menjadi alat penilaian yang mampu
untuk menjawab berbagai tantangan.
Apabila semua ini telah Anda siapkan Anda tinggal memasukkan dalam
silabus maupun RPP, Anda tinggal menerapkan akan menggunakan model
pembelajaran Apa yang cocok. Dengan demikian Subunit dua ini merupakan
implikasi dari unit-unit sebelumnya dan terkait erat sekali. Slanjutnya marilah kita
mencermati bagan contoh analisis kurikulum di bawah ini.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 29
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
Kelas IV semester 1
1. Memahami sistem Mengenal Membisakan Mematuhi • Ceramah • Buku • Tanya jawab
pemerintahan desa perlunya sistem bersikap sesuai semua sistem • Tanya jawab • Kantor • Tes tulis
dan pemerintahan yang ada di dengan sistem yang ada di • Pengamatan desa dan • Tes lisan
kecamatan desa, yang berlaku di desa, kecamatan • Simulasi kecamatan • Kliping
kecamatan. desa, kecamatan

2. Memahami sistem Mengenal Menyadari Melakukan • Ceramah • Buku • Tanya jawab


pemerintahan sistem adanya dan sistem • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
kabupaten, kota pemerintahan mematuhi sistem pemerintahan • Karya wisata • Televisi • Tes lisan
dan propinsi. yang ada di yang ada di yang ada di • Sosio drama • Kantor • Kliping
kabupaten, kota kabupaten, kota kabupaten, kota desa dan • Portofolio
dan propinsi dan propinsi dan propinsi kecamatan
dengan baik.
Kelas IV semester 2
1. Mengenal Mengenal Menyadari Mematuhi atau • Ceramah • Buku • Tanya jawab
pemerintahan lembaga- adanya peraturan melakukan • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
tingkat pusat lembaga yang diatur oleh dengan tertib • Diskusi • Televisi • Tes lisan
tertinggi negara system pusat aturan yang • Kliping
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
yang ada di dilakukan oleh • Portofolio
Indonesia pusat.

2. Menunjukkan Mengenal Membiasakan diri Memanfaatkan • Ceramah • Buku • Tanya jawab


sikap terhadap perlunya bersikap teknologi • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
globalisasi di kemauan untuk menyesuaikan modern dalam • Laboratorium • Televisi • Kliping
lingkungannya. menyesuaikan dengan era globalisasi. • Pemain peran • Komputer • Sikap
diri dengan era globalisasi • Internet berteknologi
globalisasi

Kelas V semester 1
1.Memahami Mengetahui Menampilkan Mencegah • Ceramah • Buku • Tanya jawab
pentingnya keutuhan perlunya sikap perilaku perpecahan • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
Negara Kesatuan menjaga yang terjadinya • Simulasi • Televisi • Tes lisan
Republik Indonesia keutuhan NKRI mencerminkan NKRI • Sosio drama/ • Kliping
(NKRI) sikap pentingnya bermain • Sikap
Negara kesatuan peran Nasionalisme
NKRI

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 31
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan
2. Mematuhi Mengenal Ikut berperan Melakukan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
peraturan peraturan dalam dengan disiplin • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
perundang- perundangan mensosialisasikan undang-undang • Simulasi • Televisi • Tes lisan
undangan tingkat yang ada di peraturan yang ada di • Video • Kliping
pusat dan daerah daerah dan perundangan daerah dan • Sikap
pusat. yang ada di pusat. Nasionalisme
daerah dan pusat.

Kelas V semester 2 Mengetahui Menghargai Ikut aktif dalam • Ceramah • Buku • Tanya jawab
1.Memahami pentingnya kebebasan organisasi yang • Tanya jawab • Organisasi • Tes tulis
kebebasan berorganisasi berorganisasi ada di sekolah • Simulasi di sekolah • Tes lisan
berorganisasi • Bermain • Sikap aktif
peran berorganisasi

2. Menghargai Mengetahui Menampilkan Aktif mengikuti • Ceramah • Buku • Tanya jawab


keputusan bersama perlunya hasil sikap/perilaku pemilihan ketua • Tanya jawab • Kaset • Tes tulis
keputusan terhadap kelas. • Simulasi • Gambar • Tes lisan
musyawarah kekalahan • Sikap

5-32 Unit 5
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan

Kelas VI semester 1 Mengetahui Mengenang jasa Mengamalkan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
1. Menghargai nilai- sejarah pahlawan yang nilai pancasila • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
nilai juang dalam perumusan ikut dalam hasil perjuangan • Simulasi • TV • Tes lisan
proses perumusan pancasila perumusan para pahlawan • Bermain • Tape • Kliping
pancasila sebagai sebagai dasar pancasila sebagai terdahulu. peran recorder • Sikap
dasar Negara Negara dasar Negara • Video

2. Memahami system Mengetahui Menyadari Melakukan • Ceramah • Buku • Tanya jawab


pemerintahan sistem pentingnya perubahan UUD • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
Republik Indonesia pemerintahan amandemen 45 dalam • Simulasi • Televisi • Tes lisan
Rep. Indonesia system • Kliping
sesuai dengan pemerintahan
UUD 45 hasil
Amandemen

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 33
Uraian
Standart kompetensi Metode Media Penilaian
Kognitif Afektif Keterampilan

Kelas VI semester 2
1. Memahami peran Mengenal Membisaakan diri Memanfaatkan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
Indonesia dalam perlunya ikut untuk menyadari kesempatan • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
lingkungan negara berperan dalam adanya kerjasama hasil hubungan • Bermain • Televisi • Tes lisan
asia tenggara lingkungan Asia antar Negara di dengan Negara- peran • Kliping
Tenggara asia tenggara negara di Asia • Diskusi
Tenggara

2. Memahami peran Mengetahui Menyadari Ikut berperan • Ceramah • Buku • Tanya jawab
politik luar negeri perlunya politik pentingnya politik aktif dalam • Tanya jawab • Koran • Tes tulis
Indonesia dalam era luar negeri luar negeri kegiatan politik • Televisi • Tes lisan
globalisasi Indonesia dalam Indonesia luar negeri • Kliping
era globalisasi Indonesia

5-34 Unit 5
Soal Latihan
Analisislah kurikulum PKn SD dengan standar kompetensi mengenal pemerintahan
tingkat pusat.
1. Cari aspek kognitifnya!
2. Analisis aspek afektifnya!
3. Cari juga aspek Psikomotornya!
4. Cari metode dan media yang Anda anggap lebih tepat!
5. Susun pula aspek penilaiannya!

Rambu-rambu kunci jawaban


Lihat rambu-rambu jawaban pada materi PKn SD tentang analisis kurikulum.
1. Pilih salah satu diantara aspek kognitif yang ada.
2. Di analisis salah satu aspek afektif yang paling banyak manfaatnya.
3. Silakan Anda mencermati salah satu aspek psikomotornya.
4. Tentukan metode yang relevan dan media yang tepat.
5. Ikuti masing-masing jenjang penilaian menurut Bloom.

Rangkuman
Model pembelajaran menurut Sokrates menggunakan enam langkah yaitu orientasi
terhadap kasus, mengidentifikasi isu, pengambilan posisi atau sikap, penggalian
argumentasi, memperjelas, menguji asumsi tentang fakta dan konsekuensi. Model ini
cocok untuk pembelajaran menanamkan sikap, nilai moral dan norma. Sedangkan
pembelajaran yuris prodensi terdiri dari enam langkah yaitu orientasi terhadap kasus,
memperjelas ulang, menguji asumsi tentang fakta dan konsekuen, mengidentifikasi
isu. Ini semua bisa untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan PKn di SD

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 35
Tes Formatif 2

1. Analisislah standar kompetensi tentang system perundang-undangan tingkay


pusat dan daerah ditinjau dari aspek kognitifnya!
2. Bagaimana aspek afektifnya?
3. Bagaimana pula aspek psikomotornya?.
4. Analisislah standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi ditinjau
dari metode yang digunakan.
5. Media dianggap bisa menukungnya.
6. Alat penilaian yang bisa untuk mengukur semuanya..
7. Analisislah standar kompetensi tentang menghargai keputusan bersama
ditinjau dari aspek kognitif
8. Aspek afektif,
9. Aspek psikomotor.
10. Model pembelajaran apa yang paling cocok untuk digunakan?

Umpan Balik
Setelah mengerjakan soal formatif, bandingkanlah jawaban Anda dengan kunci
jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Jika dapat menjawab dengan benar minimal
80 persen pertanyaan dalam tes tersebut, maka anda dinyatakan berhasil dengan baik.
Selamat untuk anda silakan untuk mempelajari Subunit berikutnya. Sebaliknya, jika
jawaban yang benar kurang dari 80 persen silahkan pelajari kembali pelajaran yang
ada pada Subunit sebelumya terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai dengan
baik.

5-36 Unit 5
Tindak Lanjut
Untuk memudahkan anda dalam mempelajari bahasan ini lakukanlah langkah berikut.
1. Baca dan pahamilah uraian materi yang ada dalam topik bacaan-bacaan yang
dianjurkan
2. Buatlah rangkuman materi bahasan dari sejumlah topik bacaan yang
dianjurkan, catatlah konsep-konsep utama dan kata-kata kunci yang ada dalam
bacaan tersebut.
3. Kerjakan soal-soal latihan yang disediakan. Perhatikan bahwa petunjuk
jawaban latihan hanya digunakan sebagai rambu-rambu dalam menjawab soal,
selanjutnya jabarkan jawaban anda sesuai dengan uraian materi yang ada
dalam topik yang dianjurkan.
4. Bila anda telah menjawab seluruh soal latihan sesuai dengan soal latihan sesuai
dengan bacaan tersebut silahkan lanjutkan ke bab berikutnya.

Kunci jawaban Subunit 1


1. Baca buku unit 5
2. Perhatikan cara menyusun model
3. Upayakan tidak over laping
4. Hasilnya Anda diskusikan dengan teman untuk mendapatkan keyakinan
5. Perhatikan cara penyusunan skenario sesuai dengan langkah-langkah yang
ada.

Kunci jawaban Subunit 2


1. Aspek mengenal peraturan perundangan yang ada di daerah dan pusat
2. Ikut berperan dalam mensosialisasikan peraturan perundangan yang ada di
daerah dan pusat
3. Melakukan dengan disipli undang-undang yang ada di daerah dan pusat
4. Metode ceramah, tanya jawab, simulasi, bermain peran
5. Media gambar, Video, Audio
6. Penilaian proses, hasil yang mengandung tiga taksonomi Bloom
7. Mengetahui perlunya hasil keputusan dari musyawarah bersama
8. Menampilkan sikap dan perilaku dari hasil kekalahannya.
9. Menunjukkan sikap aktif dalam proses pemilihan ketua kelas.

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 37
10. Model pembelajaran pendekatan proses, sehingga semua menunjukkan perilaku
aktif dalam pemilihan ketua kelas. Bisa juga dengan model pembelajaran
bermain peran.

5-38 Unit 5
Daftar Pustaka

Wahab, Aziz dan Udin. 2005. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).
Penerbit: Universitas terbuka
Pusat Penelitian Pendidikan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. 20003.
Laporan Penelitian Pengembangan Model-Model Pembelajaran terpadu
untuk PPKn SD. Penerbit: Departemen Pendidikan Nasional Dirtektorat
Jenderal Pendidikan dasar dan menengah Direktorat TK dan SD.
Sukmaningadji, Sandra dkk. 20006. Panduyan Belajar Mahasiswa: Mata Kuliah
Kapita Slekta Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penerbit: Departemen
Pendidikan Nasional.
Corey dalam Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta

Pendidikan Kewarganegaraan SD 5- 39
Glosarium

Deduktif = Model pembelajaran yang diawali dari beberapa


contoh kemudian mengambil kesimpulan (dari
umum ke khusus)
Induktif = Model pembelajaran yang diawali dari beberapa
contoh kemudian mengambil kesimpulan (dari
khusus ke umum)
Ekspositori = Pembelajaran yang satu arah, yaitu guru aktif siswa
pasif
Bermain peran = Pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur
penjiwaan peran orang lain sehingga siswa
menyadari bahwa ada perbedaan yang terdapat di
luar dirinya
Simulasi Yurisdiktif enqury = Pembelajaran yang mendasarkan pada pemahaman
bahwa setiap orang berbeda pandangan satu sama
lain yang bermanfaat untuk melatih siswa agar
peka terhadap permasalahan sosial dan
pengambilan sikap terhadap permasalahan tersebut.

5-40 Unit 5

Anda mungkin juga menyukai