RINI ANTIKA
ROSLIN SIBURIAN
SANTI SARDI
SITI RABIATUN
SITI ZALEHA
SRI ASTUTI
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, taufik, dan hidayahNya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “kesehatan reproduksi remaja
dan prakonsepsi”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, penulisan makalah ini tidak terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.
Wassalamu 'alaikum Wr.Wb.
Kelompok 6
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................... 1
Perumusan Masalah............................................................................................ 2
Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
Skrining Prakonsepsi............................................................................................3
Konseling Persiapan Kehamilan......................................................................... 5
Jarak Ideal Antara Kehamilan.............................................................................11
Evidance Based Terkait Dengan Asuhan Prakonsepsi........................................14
BAB III PENUTUP ..........................................................................................15
Kesimpulan......................................................................................................... 15
Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling merupakan suatu bentuk komunikasi interpersonal khusus yaitu suatu proses
pemberian bantuan yang dilakukan orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien meliputi fakta-fakta harapan,
kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.Konseling adalah suatu hubungan timbal-balik
antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) yang bersifat profesional baik secara individu
atau kelompok, yang dirancang untuk membantu konseli mencapai perubahan yang berarti
dalam kehidupan.
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang
mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk
mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit
komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya, kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya
kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya
kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga
antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Pernikahan adalah suatu peristiwa yang sangat sakral dan penting dalam kehidupan
manusia, bukan hanya sekedar prokreasi atau untuk melanjutkan keturunan umat manusia,
kalau bisa pernikahan tersebut merupakan yang pertama sekaligus yang terakhir serta
menghasilkan keturunan (generasi mendatang) yang lebih baik. Perlu persiapan yang matang
dari calon suami istri atau calon ayah ibu agar keturunannya kelak dapat sehat jasmani,
rohani dan sosial. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah agama, pendidikan , sosial,
kesamaan visi dan misi dalam berumah tangga, saling terbuka, kesehatan jasmani, rohani
dan sosial; yang kira-kira dapat diringkas sebagai “faktor bobot, bibit dan bebet” dalam
memilih pasangan hidup. Di Indonesia masih ada pernikahan yang didasarkan atas
kepentingan keluarga (misalnya warisan harta atau perusahaan). Hal ini dapat
berbahaya bila dalam keluarga tersebut terdapat penyakit yang diturunkan secara genetik,
misalnya thalasemia, hemofilia atau diabetes mellitus. Banyak kelainan bawaan yang dapat
dicegah dengan cara melakukan aktivitas hidup yang sehat dan sesuai norma agama.
Misalnya penyakit anensefalus (janin tidak punya kepala), dan spina bifida (tulang belakang
berlobang) dapat dicegah dengan mengkonsumsi cukup asam folat, misalnya 1 – 5 mg per
hari. Sayangnya asam folat tersebut tidak cukup tersedia dalam konsumsi sayur dan buah
atau susu sehari-hari, artinya setiap calon ibu harus mengkonsumsi tablet asam folat,
minimal tiga bulan sebelum hamil. Dalam pembahasan berikut akan dijelaskan secara
singkat persiapan apa saja yang perlu dilakukan dalam upaya mempersiapkan kehamilan
sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana skrinning prakonsepsi?
2. Bagaimana konseling pada persiapan kehamilan?
3. Berapakah jarak ideal antara kehamilan?
4. Bagaimanakah evidance based terkaid dengan asuhan prakonsepsi?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui skrinning prakonsepsi:
b. Untuk mengetahui konseling pada persiapan kehamilan:
c. Untuk mengetahui jarak ideal antara kehamilan.
d. Untuk mengetahui evidance basedterkaid dengan asuhan prakonsepsi
BAB II PEMBAHASAN
Kehamilan merupakan sesuatu yang membahagiakan dan didambakan oleh pasangan
suami istri. Menurut WHO (World Health Organization) setiap tahunnya terdapat 140 juta
wanita yang melahirkan diseluruh dunia.
Dimana pada tahun 2015, terdapat 303.000 kematian ibu akibat komplikasi dalam
kehamilan dan proses persalinan seperti pendarahan, infeksi, hipertensi dan diabetes dalam
kehamilan, serta HIV/AIDS.
Sebagian besar penyebab kematian ibu ini dapat dicegah dengan persiapan kesehatan
dan mental yang baik, sehingga kematian ibu dapat dihindari. Tetapi, 4 dari 10 wanita
mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga intervensi medis yang dapat
diberikan kepada ibu atau pasangan menjadi terhambat.
Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, terutama dari
segi kesehatan dan mental calon ibu. Berikut merupakan salah satu metode yang bisa
digunakan untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan mental calon ibu yang kuat, yaitu
biasa dikenal dengan prakonsepsi.
Prakonsepsi merupakan penggabungan 2 kata, yaitu pra yang berarti sebelum, konsepsi
yang berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria. Prakonsepsi dilakukan
untuk mengidentifikasi dan memodifikasi resiko biomedis, mekanis dan sosial terhadap
kesehatan wanita ataupun pasangan usia produktif yang berenca untuk hamil.
Pada prosedur prakonsepsi, tenaga medis akan melakukan tanya jawab, pemeriksaan
dan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang ada, guna untuk
melakukan upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Tanya jawab akan dimulai untuk mencari tahu resiko yang dapat mempersulit kehamilan,
seperti :
Riwayat penyakit dahulu yang dapat menjadi penyulit dalam kehamilan, seperti
diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan paru, tiroid, riwayat kejang, infeksi, dan lain-
lain.
Riwayat konsumsi obat-obatan rutin yang dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada janin.
Keadaan gizi pada ibu yang hendak hamil sangatlah penting, karena akan menjadi
sumber energi bagi ibu maupun bayi. Sebaiknya ibu berada dalam berat badan yang
ideal, dikarenakan dengan berat badan yang lebih dapat menyebabkan penyulit berupa
hipertensi dan diabetes dalam kehamilan serta preeklampsia. Sedangkan berat badan
yang kurang, dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
Ibu perlu memasukkan unsur asupan gizi seimbang yang berupa karbohidrat, protein,
dan mineral, serta asam folat.
1. KONSELING
a. Pengertian
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang
dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami
diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia
ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-
masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno
2004 : 101).
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya
bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua
orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan
terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya.
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut
adanya komunikasi interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan
masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang
lingkup pelayanan kebidanan.
Konselor adalah orang yang memberi nasehat, memberi arahan kepada orang lain
(klien) untuk memecahkan masalahnya. Sedangkan konseli adalah orang yang mencari
(membutuhkan) advice atau nasehat.
2. Tujuan konseling
a. Mencapai kesehatan psikologi yang positif
b. Memecahkan masalah meningkatkan efektifitas pribadi individu
c. Membantu perubahan pada diri individu yang bersangkutan
d. Membantu mengambil keputusan secara tepat dan cermat
e. Adanya perubahan prilaku dari yang tidak menguntungkan menjadi
menguntungkan.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan bidan
Hal-hal yang harus diperhatikan bidan sebagai konselor adalah: a)
Membentuk kesiapan konseling.
Faktor yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi memperoleh bantuan,
pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan intelektual, tingkat tilikan terhadap masalah
dan harapan terhadap peran konselor.
1) Hambatan dalam persiapan konseling adalah:
Penolakan
Situasi fisik
Pengalaman konseling yang tidak menyenangkan
Pemahaman konseling kurang
Pendekatan kurang
Iklim penerimaan pada konseling kurang.
2) Penyiapan klien
Orientasi pra konseling
Teknik survey terhadap masalah klie
Memberikan informasi pada klien ● Pembicaraan dengan berbagai topic ●
Menghubungi sumber-sumber referal. b) Memperoleh informasi
Memperoleh Riwayat Kasus. Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi
ssistematis tentang kehidupan sekarang dan masa lalu. Riwayat kasus kebidanan, biasanya
tercatat dalam rekam medis. c) Evaluasi psikodiagnostik
Psikodiagnostik meliputi pernyataan masalah klien, perkiraan sebab-sebab kesulitan
(kemungkinan teknik konseling dan perkiraan hasil konseling).
4. Teknik-teknik konseling Teknik
konseling ada 3 yaitu :
a. Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari keberhasilan konseling adalah dari
konselor.
b. Pendekatan non-directive atau conseli centred, konseli diberikan kesempatan untuk
memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.
c. Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah
konseli.
5. Langkah-langkah konseling
Langkah-langkah konseling terbagi menjadi tiga bagian yaitu: a.
Pendahuluan (Langkah Awal)
Merupakan langkah penting dalam proses konseling kebidanan, keberhasilan langkah awal
akan mempermudah langkah berikutnya dalam proses konseling kebidanan.
Pada langkah awal tugas bidan sebagai seorang konselor adalah:
1. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
3. Menentukan alas an klien minta pertolongan
4. Membina rasa percaya (trust), penerimaan dan melakukan komunikasi
5. Membuat kontrak bersama
6. Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
7. Mengidentifikasi masalah klien 8) Merumuskan tujuan bersama klien
Menurut National Public Radio, hasil penelitian dari Universitas Harvard menyatakan,
perempuan yang melahirkan dengan jarak terlalu tentu merugikan dari segala usia. "Risiko
melahirkan dengan jarak dekat berisiko terhadap perempuan di segala usia, tetapi risiko
lebih tinggi akan terjadi pada perempuan yang lebih tua daripada perempuan muda,
khususnya dalam hal kesehatan,” kata ketua tim penelitian Universitas Harvard Laura
Schummers.
Menurut Journal of the American Medical Association (JAMA), jarak ideal antar
kehamilan adalah 2-5 tahun. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dianggap menganggu
kesehatan karena ibu belum benar-benar pulih dari persalinan sebelumnya dan masih dalam
masa menyusui. Sedangkan kehamilan di atas 5 tahun tergolong jarak yang terlalu jauh
sehingga ibu akan beradaptasi kembali dari awal, seperti memulai pengalaman kehamilan
pertama kali.
Dari sisi medis, jarak kehamilan antara 2-5 tahun merupakan rentang waktu yang aman
karena keadaan rahim ibu sudah kembali normal. Hormon estrogen dan progesteron juga
sudah kembali normal. Di samping itu, ibu akan mempunyai waktu yang cukup untuk
memberikan ASI kepada anak pertama. Seperti yang Anda ketahui, ASI eksklusif yang
diberikan 2 tahun penuh mendatangkan banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak.
Sementara dari sisi psikologis, orang tua dapat memiliki kesempatan untuk memberikan
perhatian yang besar kepada anak tanpa harus membaginya dengan anak lain. Tentunya
orang tua juga dapat mencukupi kebutuhan anak dengan lebih maksimal, berbeda halnya jika
Anda hamil saat anak masih dalam masa tumbuh kembang yang krusial.
Bagaimana jika jarak antara kehamilan pertama dengan kedua kurang dari 2 tahun?
Menurut beberapa penelitian, jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dan lebih dari 5 tahun
dapat meningkatkan risiko anak kedua lahir dalam keadaan prematur, berat bayi lahir
rendah, dan autisme.
Selain itu, jarak kehamilan pertama dengan kedua yang berkisar antara 2 sampai 5 tahun
merupakan periode pola asuh yang terbaik. Kurang dari waktu tersebut akan berpengaruh
pada psikologis anak pertama.
Jarak kehamilan yang ideal nantinya akan memudahkan ikatan antara anak pertama dan
kedua, sehingga pola asuh yang akan Anda jalankan juga tidak mengalami kendala
berkepanjangan. Ini karena anak sudah mulai mengerti dan menerima bahwa sebentar lagi
ada anggota keluarga baru yang akan hadir.
Meskipun nantinya akan ada pertengkaran kecil antara kakak dan adik, ketahuilah
bahwa hal ini wajar dan tidak dapat terkontrol dengan sempurna walau sudah dipersiapkan
secara matang oleh orang tua.
Jika Anda dan pasangan memutuskan untuk mempunyai anak lagi, buatlah persiapan
dari sekarang dan mulai menghitung apakah jarak kehamilan Anda sudah ideal. Bila ingin
memulai program kehamilan sesegera mungkin, konsultasikan dengan dokter kandungan
Anda untuk melihat kesehatan organ reproduksi Anda saat ini.
Skrining riwaya Menilai risiko pasien dari kelainan kromosom atau genetik
genetik dan t berdasarkan riwayat keluarga, etnis latar belakang, dan usia;
menawarkan cystic fibrosis dan skrining operator lain seperti
keluarga
yang ditunjukkan; mendiskusikan pengelolaan kelainan genetik
yang dikenal (misalnya, fenilketonuria, trombofilia) sebelum
dan selama kehamilan
Kekhawatiran Skrining untuk depresi, kecemasan, kekerasan dalam rumah tangga, dan
psikososial stressor psikososial utama
Promosi Kesehatan
Rencana Mempromosikan keluarga berencana berdasarkan rencana hidup
keluarga reproduksi pasien; bagi wanita yang tidak berencana untuk hamil,
mempromosikan penggunaan kontrasepsi yang efektif dan mendiskusikan
kontrasepsi darurat
Berat badan Mempromosikan berat badan sebelum hamil yang sehat (ideal BMI adalah
yang sehat dan 19,8-26,0 kg per m2) melalui latihan dan mendiskusikan nutrisi; makro
gizi dan mikro, termasuk mendapatkan "lima sehari" (yaitu, dua porsi buah
dan tiga porsi sayuran) dan mengonsumsi multivitamin harian yang
mengandung asam folat
Perilaku sehat Mempromosikan perilaku sehat seperti nutrisi, olahraga, seks yang aman,
penggunaan kontrasepsi yang efektif, flossing gigi, dan penggunaan
pelayanan kesehatan preventif; mencegah perilaku
Ketahanan stress Promosikan nutrisi, olahraga, tidur yang cukup, dan teknik relaksasi;
mengatasi stres yang sedang berlangsung (misalnya, kekerasan dalam
rumah tangga); mengidentifikasi sumber daya untuk membantu pasien
mengembangkan pemecahan masalah dan resolusi konflik keterampilan,
kesehatan mental yang positif, dan hubungan yang kuat
Lingkungan Diskusikan rumah tangga, lingkungan, dan paparan pekerjaan untuk
yang sehat logam berat, pelarut organik, pestisida, endokrin, dan alergen;
memberikan tips praktis seperti bagaimana untuk
menghindari paparan
FDA = U.S. Food and Drug Administration; Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria
toxoid, and acellular pertussis; TORCH =Toxoplasmosis, Other viruses, Rubella,
Cytomegaloviruses, Herpes (simplex) viruses; BMI = body mass index; CAGE = Cut down
on drinking, Annoyance with criticisms about drinking, Guilt about drinking, and using
alcohol as an Eye opener; T-ACE =
Tolerance, Annoyance, Cut down, Eye-opener
Narges Farahi, MD, and Adam Zolotor, MD, DrPH dalam Recommendations for
Preconception Counseling and Care tahun 2013 menyatakan bahwa Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit mendefinisikan asuhan prakonsepsi sebagai seperangkat intervensi
yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial
untuk hasil kesehatan atau kehamilan wanita melalui pencegahan dan manajemen.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa wanita itu sesehat mungkin sebelum konsepsi
untuk mempromosikan kesehatan dan kesehatan anak-anak masa depannya. Asuhan
prakonsepsi merupakan bagian integral asuhan primer bagi perempuan di tahun-tahun
reproduksi mereka. Ini bukan kunjungan medis tunggal, melainkan harus dimasukkan ke
dalam setiap keputusan medis dan rekomendasi pengobatan untuk wanita ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konseling merupakan suatu bentuk komunikasi interpersonal khusus yaitu suatu proses
pemberian bantuan yang dilakukan orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien meliputi fakta-fakta harapan,
kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.Konseling adalah suatu hubungan timbal-balik
antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) yang bersifat profesional baik secara individu
atau kelompok, yang dirancang untuk membantu konseli mencapai perubahan yang berarti
dalam kehidupan.
Konseling pranikah (prahamil) diperlukan dan sudah saatnya untuk lebih
disosialisasikan kepada masyarakat.
Perlu kesepakatan bersama untuk menyikapi hasil temuan dari konseling pranikah
(prahamil)
B. SARAN
Persiapan pranikah (prahamil) yang baik, diharapkan akan menhasilkan suatu
kehamilan yang baik pula.
Diharapakan untu pembuat makalah selanjutkan agar dapat melengkapi dengan
materi-materi yang terbaru guna untuk menambah wawasan pembaca
..
.
DAFTAR PUSTAKA
Endjun, JJ. Mempersiapkan Kehamilan Sehat. Edisi Pertama. Puspaswara, Jakarta, 2002.
Sauerbrei EE, Nguyen KT, Nolan RL. A Practical Guide to Ultrasound in Obstetrics and
Gynecology. 2nd Ed, Lippincott, 1998. Farel, arvien. 2010. Komunikasi Konseling Anc.
http://arvienfarrel.blogspot.com/2010/06/komunikasi-konseling-anc.html Winarni,
Lastri. 2011 Materi Kebidanan.
http://wordpress.com/konsep-dasar-komunikasi-bidan
Febrizal. 2010. Komunikasi dan Konseling dalam praktik kebidanan
Http:// febrizal.Blogspot.Com/2010/10/Komunikasi-Dan-Konseling-Dalam-Praktik ADHS.
(2010). Arizona Preconception Health Strategic Plan 2011-2014. 11 Agustus 2015. Diambil
dari: http/www.azdhs.gov/phs/publicat/htm.
Atrash H, Jack BW, Johnson K. Preconception care: A 2008 update. Obstetrics and
Gynecology. 2013 [11 Agustus 2015]; 20:1-9. Tersedia dari
URL: http://www.researchgate.net/publication/23456347
Badriah, DL. (2011). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Bandung: Refika Aditama
Dean SV, Imam AM, Lassi ZS, Bhutta ZA. Systematic Review of Preconception
Risks and Interventions . Diambil dari zulfiqar.bhutta@aku.edu