Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

“TAHAP VII-USIA PERTENGAHAN”

Disusun oleh :

1. EGA GALUH SINDU PRATIWI (201804010)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )


BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2021
TINAJUAN KASUS

Kasus
Keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 54 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial Ny.E berusia 50 tahun. Anak pertama bernama Tn.S,
berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan
berprofesi sebagai guru SD. Anak kedua bernama Ny.F, berjenis kelamin
perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja sebagai di bank swasta dan
sudah tidak tinggal dengan orang tuanya.Tn.A. bekerja sebagai Guru SMP dan
Ny.E sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn.A mendapat gaji Rp.
2.000.000 per bulan. Tahun depan Tn.A akan pensiun.

Tn.A merasa sedikit bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan
setelah pensiun dan memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang. Tn.A
merasa kebingungan sudah persiapan masa pensiun dan sudah ditinggalkan kedua
anaknnya, sehingga Tn.A sekarang jarang berkomunikasi dengan istrinya serta
keluarga bingung akan tugas perkembangan yang dijalaninya saat ini.

Tn.A memiliki penyakit hipertensi sejak 3 tahun lalu. Tn.A sering merasa
pusing dan terasa berat pada tengkuk saat Tn.A merasa terlalu lelah. Akan tetapi
Tn.A tidak segera berobat ke puskesmas, Tn.A hanya beristirahat dan meminum
obat dari warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan
sendirinya.

Pengkajian

1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn.A
b. TTL : Magelang, 14 Juni 1965
c. Usia : 54 Tahun
d. Alamat : Kendal kebonagung kecamatan
porong
e. Pekerjaan KK : Guru SMP
f. Pendidikan KK : S1 Pendidikan
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak

No. Nama JK TTL Hubungan Pekerjaan Pendidikan

1. Tn.A L Magelang, 14 Kepala Guru SMP S1


Juni 1965 Keluarga
(Usia 54
Tahun)

1. Ny.E P Sidoarjo 12 Istri IRT SMA


Agustus 1969
(usia 50
tahun)

2. Tn.S L Sidoarjo, 25 Anak Guru SD S1


Juni 1989 (27
tahun)

3. Nn. F P Sidoarjo, 10 Anak Pegawai S1


April 1991 Bank
(25 tahun)

Genogram
Tn.A
Ny.E
54 th
50 th

Tn .S
Nn. F
27 th
25 th

Keterangan :

: Laki-Laki : Perempuan meninggal

: Perempuan : Laki-laki meninggal

: Terdapat Hubungan darah/perkawinan

: Tinggal serumah

h. Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti (Nuclear Family) dengan orang
tua dan dua anak kandung tetapi sekarang hanya tinggal berdua Tn.A dan
Ny.E
i. Latar belakang budaya
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Jawa
Timur baik Tn.A maupun Ny.E. Keluarga ini memegang adat budaya Jawa
Timur dalam praktik kehidupan sehari-hari. Budaya tentang kesehatan yaitu
apabila sakit keluarga menyarankan untuk istirahat tidak dibawa ke rumah
sakit.
j. Identifikasi agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan
keagamaan di lingkungan sekitar. Ny.E sering mengikuti pengajian ibu-ibu
setiap satu minggu sekali. Menurut Ny.E, keluarganya melaksanakan shalat
dan puasa.
k. Status sosial ekonomi keluarga
Tn.A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai
Guru SMP. Status ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp.
2.000.000 per bulan dan Ny.E tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga.
Menurut Ny.E penghasilan Tn.A sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari
terkadang apabila membutuhkan sesuatu yang darurat keluarga biasanya
dibantu oleh anaknya sudah berkerja tetapi akhir-akhir ini anknya sibuk untuk
bekerja sehingga lupa untuk mengirimkan uang. Keluarga Tn.A tidak
memiliki tabungan yang dikhususkan untuk kesehatan dan Tn.A. Sedang
menjalani persiapan pensiun/masa tuanya.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Pada hari libur, biasanya keluarga Tn.A berkumpul di rumah untuk
membersihkan kebun kecil dibelakang rumah mereka dan menonton televisi
bersama. Waktu luang juga biasa digunakan Ny.E untuk berbincang dengan
tetangga. Tetapi pada akhir-akhir ini Ny.E merasa Tn.A. sering tidur selesai
bekerja, dan saat hari libur digunakan untuk menjalankan tugasnya sebagai
guru SMP sehingga apabila ada permasalahan tidak diungkapkan secara
terbuka. Tn.A dan Ny.E jarang untuk berkomunikasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.A dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan.
Tugas perkembangan saat ini adalah mempunyai lebih banyak
waktu dan kebebasan, mengolah minat social dan waktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua, keakraban
dengan pasangan, memelihara hubungan atau kontak dengan anak
dan keluarga, persiapan masa taua atau pensiun.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menurut Ny.E , suaminya saat ini sedang menjalang masa pensiun.
Tn.A bingung dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah
pensiun. Karena selama ini sebagai Guru SMP adalah satu-satunya
kegiatan Tn.A. Saat ditanya bagaimana perasaan Tn.A menjelang
masa pensiun oleh Ny.E, Tn.A menjawab dengan suara keras pada
Ny.E. karena merasa tidak bisa memenuhi kebutuhannya lagi dan
tidak mempunyai cukup tabungan di hari tuanya. Tn.A
menjelaskan bahwa pensiun adalah kejadian di mana seseorang
harus berhenti dari pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut
dan harus diberhentikan ataupun atas permintaan sendiri. Tn.A dan
Ny.E mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tahap
perkembangan keluarga usia pertengahan. Tn.A tidak mempunyai
banyak waktu dan kebebasan untuk bersama keluarga sehingga
komunikasi antar pasangan dan anaknya tidak terjalin dengan baik
dengan baik.

c. Riwayat keluarga inti


Kedua orang tua saat ini hidup di lingkungan yang sama. Mereka
berpacaran terlebih dahulu sebelum menikah. Saat menikah,
keduanya berada pada usia yang sudah matang yaitu Tn.A 31 tahun
dan Ny.E berusia 27 tahun. Keluarga dikaruniai anak setelah 1
tahun menikah yaitu Tn.S. Setelah itu Ny.F mengikuti keluarga
berencana dan baru mempunyai anak lagi setelah anak pertama
berusia 2 tahun.

Saat ini kondisi Tn.A pusing dan berat pada tengkuk. Tn.A sudah
di diagnosis hipertensi sejak 3 tahun lalu saat berobat ke
puskesmas. Saat ditanya mengenai hipertensi, Ny.E dapat
menjelaskan dengan sederhana bahwa hipertensi adalah tekanan
darah tinggi. Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui penyebab dari
hipertensi, selain itu Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui tanda dan
gejala hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk. Menurut
Tn.A, keluhan Tn.A tidak terlalu mengkhawatirkan karena Tn.A
tidak terlihat sakit, dan tetap dapat menjalankan aktivitas seperti
biasa. Tn.A tidak mau berobat ke puskesmas karena merasa bahwa
keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Ny.E mengatakan
bahwa Tn.A sering makan makanan yang mengandung tinggi
garam misalnya rumput laut, ikan asin bersambal.

d. Riwayat keluarga sebelumya


Tn.A memiliki riwayat hipertensi dari kedua orang tuanya,
ibu Bapak Tn.A sudah meninggal dan ibu Ny.E tidak memiliki
riwayat kesehatan turunan. Menurut Ibu Ny.E saudara Bapak Tn.E
pernah mengalami stroke dikarenakan hipertensi.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah milik
keluarga sendiri. Luas rumah yang ditempati 70 m2 terdiri dari 1
ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC.
Bangunan rumah berbentuk rumah permanen. Lantai rumah terbuat
dari ubin dengan keadaan bersih. Penataan alat / perabot rumah
tangga rapi, pencahayaan dan ventilasi cukup baik. Sumber air
minum dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air
sumur (Sanyo). Keluarga membuang sampah di tempat sampah
yang ditaruh di depan rumah, lalu ada petugas yang mengangkut.
Lingkungan sekitar rumah tampak bersih. Jarak anatara rumah
Tn.A dengan tetangga 2 Meter.
Denah Rumah
b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
Lingkungan di mana keluarga Tn.A tinggal merupakan tempat
hunian yang padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang
lainnya hanya kurang dari 2 meter. Terdapat banyak rumah petak
atau rumah kontrakan disekitar rumah Ibu. I. Antar tetangga sangat
rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol di
teras salah satu rumah. Kelas social ekonomi masyarakat adalah
menengah kebawah. Status pekerjaan masyarakat berbagai macam,
yaitu pedagang, buruh, PNS dan Swasta. Jarak masjid hanya sekitar
50 meter dari rumah Ibu. I. Menurut Ny.E, sebelumnya terdapat
klinik dokter akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Sehingga apabila
ada anggota keluarga yang sakit, mereka pergi ke puskesmas yang
berjarak 800 meter. Kegiatan posyandu biasa diadakan di rumah RT.
Keadaan Lingkungan masyarakat cukup baik. Untuk fasilitas umum,
lingkungan rumah Ny.E sangat strategis karena dekat dengan Pasar
Tanjung yang berjarak kurang lebih 3 KM.

c. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga sudah menetap dan menempati rumah sejak tahun 1950.
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini
mereka tempati dan tidak pernah pindah rumah.

d. Hubungan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Anak-Anak Tn.A. Jarang berkumpul karena semua sudah
meninggalkan rumah, Ny.E mengatakan anakanya Tn.S tinggal di
malang dan untuk anaknya Ny.F tinggal di jember. Menurut
keluarga anak-anaknya berkumpul pada saat lebaran saja. Keluarga
terkadang berinteraksi dengan tetangganya dan aktif dalam
kegiatan masayarakat

e. Sistem pendukung sosial keluarga


Ny.E sangat memperhatikan kesehatan Tn.A. semua kegiatan
rumah tangga dikerjakan oleh Ny.E. Dukungan dari keluarga besar
terkadang sangat membantu keluarga Tn.A dan Ny.E. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, maka orang tua dari Ny.E akan
membantu pekerjaan rumah. Tempat berobat yang sering dipakai
keluarga adalah Puskesmas tetapi jarak antar puskesmas cukup
jauh sehingga kelurga tidak bisa memeriksakan kesehatan secara
berkala. Fasilitas penunjang kesehatan yang dimiliki keluarga
masih kurang misalnya tidak tersedia obat P3K dalam rumah serta
tidak menganggarkan biaya untuk pemeliharaan kesehatan.

4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
Ny.E mengatakan setelah Tn.A ditinggalkan anak keduanya Tn.A.
sering tertutup dengan permasalahan. Apabila ada masalah tidak
dibicarakan dengan terbuka. Komunikasi anatara Tn.A. dan Ny.E.
telah mengalami kesulitan, karena Tn.A merasa sekarang lebih
sensitive semenjak Tn.A. di kasih informasi sama kepala sekolah
bahwa Tn.A dalam persiapan masa pensiun dan akhir – akhir ini
Tn.A sering beristirahat karena takut darah tinggi nya naik
sehingga Tn.A. kurang membuka perasaan atau masalah dengan
Ny.E.

b. Struktur kekuatan keluarga


Di keluarga Tn.A, kekuasaan dibagi menurut peran masing-
masing. Untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan
kepentingan rumah tangga, Tn.A menyerahkan sepenuhnya pada
Ny.E namun apabila tidak bisa diatasi, Ny.E selalu meminta
bantuan dan pertimbangan Tn.A. Tn.A selalu memberikan
tanggung jawab keuangan kepada Ny.E. Apabila terdapat
keputusan penting dan mendesak, Tn.A lah yang bertanggungjwab
mengambil keputusan dan semua keluarga akan mematuhi. Tetapi
akhir-akhir ini Tn.A tertutup dalam pengambilan keputusan dan
Ny.E bingung ingin mengatasi masalah ini tapi Ny.E lebih baik
diam karena sang suami banyak masalah sehingga akhir-akhir ini
kurang berkomunikasi dengan suami.

c. Struktur peran (formal dan informal)


Tn.A: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya
dan merupakan pemimpin keluarga. Perannya di keluarga
dilakukan sebaik-baiknya, menurut Ny.E, ia selalu berusaha
memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tetapi akhir-akhir ini Tn.A
mengambil keputusan secara sepihak, ia tidak melibatkan Ny.E
untuk mengambil keputusan dan akhir-akhir ini Tn.A tidak pernah
mengungkapkan perasaan nya setelah anak yang kedua sudah
meninggalkan rumah dan di beritahu bahwa Tn.A persiapan masa
pensiun

Ny.E: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga. Ia selalu


berusaha memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya
dengan sebaik-baiknya.

Tn.S: Merupakan anak pertama. Menurut Tn.S Ny.E dan Tn.A


merupakan tumpuan harapan keluarga. Tn.S biasanya mengirimkan
uang bulanan kepada orang tua tetapi akhir-akhir bulan ini tidak
mengirimkan uang bulanan. Begitupun dengan Nn. F.

d. Nilai atau norma dalam keluarga


Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai jawa timur karena mereka
berasal dari suku yang sama. Namun menurut Ny.E ia tidak tahu
seperti apa nilai Jawa Timur sehingga mereka menjalani kehidupan
sehari-hari seperti biasa. Norma yang dianut adalah norma agama.
Apabila menurut agama tidak baik, maka mereka tidak akan
melakukan hal tersebut.

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Tn.A dan Ny.E selalu berusaha saling memperlihatkan kasih
sayang baik antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada
perbedaan antara anak pertama dan kedua. Mereka selalu berusaha
menerapkan komunikasi terbuka dalam segala hal sehingga jarang
jarang terjadi perselisihan antara Tn.A dan Ny.E. Semenjak
anaknya meninggalkan rumah Tn.A. tidak menerapkan komunikasi
terbuka karena merasa keluarganya sudah tidak ada dirumah dan
tidak perlu berkomunikasi terbuka lagi.

b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn.A menyerahkan sepenuhnya pada
Ny.E namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka
membicarakan bersama tetapi akhir-akhir ini jarang untuk
membicarakan dengan terbuka. Menurut keluarga, anak adalah
amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Keluarga mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka, sosialisasi
keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu
juga dengan anak-anak mereka. Tn.A dan. Ny.E dapat
bersosialisasi dengan masyarakat.

c. Fungsi perawatan keluarga


Keluarga mendefinisikan sehat apabila semua anggota keluarganya
tidak ada keluhan dan tidak punya penyakit tertentu. Definisi sakit
adalah apabila anggota keluarga mempunyai keluhan sakit dan
hasil pemeriksaan dokter menderita sakit. Sumber informasi
kesehatan bagi keluarga adalah televisi dan petugas kesehatan
apabila ke Puskesmas. Keluarga dapat mengidentifikasi penyakit
yang diderita Tn.A yaitu menderita tekanan darah tinggi semenjak
tahun 2016-an. Tn.A dan Ny.E mengertahui Tn.A mengalami
hipertensi saat diperiksakan di Puskesmas. Menurut Ny.E. Tn.A
tidak sakit, tetapi Tn.A sering mengeluh Pusing dan terasa berat di
tekuk. Persepsi keluarga sakit hipertensi apabila dibiarkan untuk
istirahat akan sembuh sendiri. Keluarga belum mengetahui tentang
pengertian penyakit hipertensi, penyebab, tanda-tanda dan
perawatannya. Menurut keluarga tanda-tanda hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah lebih dari normal, namun keluarga tidak
mengetahui berapa tenanan darah normal dan tidak normal.
Penyebab hipertensi adalah terlalu banyak makanan yang asin
tetapi Tn.A tidak bisa menghindari makan-makanan yang asin.
Tn.A tidak pernah control secara teratur ke puskesmas.

Praktik diet keluarga : Menurut keluarga makanan yang


dapat disediakan sesuai kemampuannya. Komposisinya adalah
nasi, sayur, tahu/tempe kadang-kadang beli ikan apabila
mempunyai uang. Tetapi bapak selalu mengkonsumsi makanan
yang asin.

Kebiasaan tidur dan istirahat : Jumlah jam tidur per 24 jam


pada Tn.A dan Ny.E 8 jam. Tidak ada keluhan tidur dari masing-
masing anggota keluarga.

Latihan dan rekreasi : Keluarga belum mengetahui kegunaan


olahraga untuk mencegah komplikasi pada hipertensi. Keluarga
juga belum dapat mengidentifikasi jenis olah raga yang dapat
dilakukannya setiap hari. Keluarga belum pernah mendapat
informasi tentang senam hipertensi.
Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga: saat ini
tidak ada obat yang diminum oleh Tn.A dan Ny.E. Keluarga
kadang-kadang beli obat di warung apabila ada keluhan pilek,
kepala pusing dan sakit perut. Obat disimpan di laci lemari.

Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : Pengambil


keputusan dibidang kesehatan adalah Tn.A Keluarga
mengemukakan bahwa apabila ada anggota keluarga yang sakit,
diobati dengan obat yang beli di warung, apabila tidak sembuh
baru dibawa ke Puskesmas.

Praktik lingkungan : Lingkungan keluarga bersih dari


polusi baik udara dan air. Lingkungan keluarga juga tenang, jauh
dari kebisingan. Keluarga juga senantiasa menjaga kebersihan diri
dari seluruh anggota keluarga, misalnya semua anggota keluarga
mandi 2 kali sehari dan ganti pakaian setiap hari. Dari hasil
observasi, keluarga tampak bersih.

Praktik kesehatan gigi : Semua anggota keluarga terbiasa


gosok gigi 2 kali sehari, yaitu pada saat mandi pagi dan sore.

Pelayanan kesehatan yang diterima keluarga adalah


pelayanan kesehatan dari Puskesmas dan pernah dirawat di rumah
sakit swasta. Tn.A tidak pernah kontrol ke Puskesmas baik untuk
hipertensinya. Demikian juga dengan Ny.E, tidak pernah periksa
ke Puskesmas atau tempat lain. Keluarga tidak memiliki
perencanaan khusus untuk kesehatan. Menurut keluarga, sakit itu
datangnya dari Tuhan jadi tidak ada perencanaan yang mengarah
kesana. Transportasi yang digunakan oleh keluarga adalah sepeda
dan transportasi umum.

d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.A sudah mempunyai anak 2 yang sudah
meninggalkan rumah dan keluarga sudah menjalani Keluarga
Berencana.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.A terolong keluarga Pra sejahtera jarena banyak hal
yang harus terpenuhi tetapi belum terpenuhi.

6. Stress dan Koping keluarga


a. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Ny.E mengatakan bahwa Tn.A mulai kebingungan akan masa
pensiun di tahun depan, Tn.A merasa cemas kegiatan apa saja yang
harus dilewati karena kegiatan sehari-harinya adalah sebagai guru
SMP dan Tn.A takut tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya lagi.
Tn.A merasa sedih karena ditinggalkan kedua anaknya.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor


Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor
yaitu:

1) Sistem dukungan sosial istri kuat akan tetapi Tn.A kesulitan


untuk membantu Tn.A karena Tn.A tidak mengungkapkan
perasaannya.
2) Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang
tersedia
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman
masa lalu dan berpusat pada Tn.A. untuk menangani masalah
kesehatan pada keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem
dukungan sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu
mereka saat membutuhkan pertolongan.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga terutama Tn.A .secara sadar telah melakukan adaptasi
disfungsional yaitu apabila Tn.A mempunyai masalah tidak bisa
diungkapkan secara terbuka. Sehingga apabila ada masalah
dipendam sendiri.

7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat ke rumahnya adalah
keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian
keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan
batin. Mereka juga berharap akan banyak mendapatkan banyak
pengetahuan tentang berbagai macam penyakit dan cara perawatannya.

8. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara
umum kondisi kesehatan secara fisik, Ny.E tidak memiliki gangguan.
Sedangkan Tn.A merasa pusing dan berat pada tengkuk. Tn.S dan Nn.F
belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah saat dilakukan
pengkajian. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn.A
dan Ny.E.

N Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Ny.E


Prosedur
o. Tn.A

1. Pemeriksaan umum

a. Penampilan Saat ini Tn.A berusia 54 tahun. Saat ini Ny.E berusia 50
umum Tubuh Tn.A proporsional dengan tahun. Tubuh Ny.E
TB 168 cm dan BB 62 kg, cara proporsional dengan TB 150
berpakaian rapi, tubuh dan cm dan BB 60 kg, cara
pakaian terlihat bersih. berpakaian rapi, tubuh dan
pakaian terlihat bersih.
b. Status mental Status emosi Tn.A terkadang Status emosi Ny.E, orientasi
berubah menjadi sensitif, orientasi baik, cara bicara normal dan
baik, cara bicara normal dan dapat dapat dimengerti.
dimengerti.

2. Pemeriksaan kulit, kuku dan rambut

Kulit Kulit terlihat bersih, pigmentasi Kulit terlihat bersih,


kulit merata, turgor kulit elastis, pigmentasi kulit merata,
permukaan kulit tidak kering, turgor kulit elastis,
tekstrur kulit lembut, tidak permukaan kulit tidak kering,
terdapat lesi, sensitivitas baik. tekstrur kulit lembut, tidak
terdapat lesi, sensitivitas baik.

Rambut dan kulit Rambut dan kulit kepala terlihat Rambut dan kulit kepala
kepala bersih, warna rambut hitam, tebal, terlihat bersih, warna rambut
tekstur halus, jumlah dan hitam, tebal, tekstur halus,
distribusi normal, tidak terdapat jumlah dan distribusi normal,
lesi pada kulit kepala. tidak terdapat lesi pada kulit
kepala.

Kuku Kuku bersih, rata dan tidak Kuku bersih, rata dan tidak
terdapat kelainan. terdapat kelainan.

3. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala Kepala terlihat simetris, bentuk Kepala terlihat simetris,


oval, tidak ada lesi dan bentuk oval, tidak ada lesi
tenderness. Rambut berwarna dan tenderness. Rambut
hitam dan distribusi merata, testur berwarna hitam dan distribusi
halus, tebal, tidak ada kutu dan merata, testur halus, tebal,
ketombe. Tn.A mengatakan tidak ada kutu dan ketombe.
kepala terasa pusing. Ny.E mengatakan kepala
terasa pusing.
Muka Wajah terlihat simetris, warna Wajah terlihat simetris, warna
kulit sawo matang, distribusi kulit sawo matang, distribusi
warna merata sesuai dengan warna merata sesuai dengan
warna kulit tubuh. warna kulit tubuh.

Telinga Telinga tidak ada kelainan, tidak Telinga tidak ada kelainan,
ada lesi, bengkak maupun nyeri tidak ada lesi, bengkak
tekan. maupun nyeri tekan.

Mata Mata simetris, konjungtiva Mata simetris, konjungtiva


berwarna merah muda, sklera berwarna merah muda, sklera
berwarna putih. berwarna putih.

Hidung dan sinus Hidung terlihat simetris, tidak ada Hidung terlihat simetris, tidak
lesi maupun cairan. ada lesi maupun cairan.

Mulut dan Warna bibir merah muda, lembab, Warna bibir merah muda,
tenggorokan tidak terdapat caries gigi, tidak lembab, tidak terdapat caries
ada gigi berlubang dan tidak ada gigi, tidak ada gigi berlubang
bau mulut. dan tidak ada bau mulut.

Leher Leher terlihat simetris, tidak ada Leher terlihat simetris, tidak
gangguang fungsi dan kelainan ada gangguang fungsi dan
anatomis. Akan tetapi Tn.A kelainan anatomis. Akan
mengatakan terasa berat pada tetapi Ny.E mengatakan
tengkuk. terasa berat pada tengkuk.

4. Pemeriksaan dada

Pernapasan Pernapasana normal, 18 kali per Pernapasana normal, 18 kali


menit, Tn.A tidak mengalami per menit, Tn.A tidak
gangguan pernapasan. Terdengar mengalami gangguan
suara bronchial pada trakea, pernapasan. Terdengar suara
bronkhovesikuler pada bronkus, bronchial pada trakea,
vesikuler pada paru-paru. Tidak bronkhovesikuler pada
terdengar suara atau bunyi napas bronkus, vesikuler pada paru-
tambahan. paru. Tidak terdengar suara
atau bunyi napas tambahan.

Kardiovaskuler Bunyi jantung normal, terdengar Bunyi jantung normal,


suara S1 dan S2. Tidak terdengar terdengar suara S1 dan S2.
suara murmur. TD 140/90 mmHg, Tidak terdengar suara
nadi 88 kali per menit. murmur. TD 120/80 mmHg,
nadi 86 kali per menit.

5. Pemeriksaan abdomen

Bising usus terdengar jelas


Bising usus terdengar jelas pada kuadran kanan atas, pada kuadran kanan atas,
frekuensi 10 kali per menit, turgor elastis. frekuensi 8 kali per menit,
turgor elastis.

6. Pemeriksaan ekstremitas

Ekstremitas tidak ada


Ekstremitas tidak ada kelainan, tidak ada gangguan kelainan, tidak ada gangguan
fungsi maupun kelainan anatomis. fungsi maupun kelainan
anatomis.

Analisa Data

No. Data Masalah

1. Data subjektif: Managemen regimen terapeutik


tidak efektif Tn.A. keluarga Tn.A.
a. Tn.A mengatakan kepalanya terasa
pusing
b. Terasa berat pada tengkuk
c. Sudah didiagnosis hipertensi sejak 3
tahun lalu
d. Tn.A tidak pernah berobat, bila keluhan
datang Tn.A hanya istirahat atau
membeli obat warung
e. Saat ditanya mengenai hipertensi, Tn.A
dan Ny.E dapat menjelaskan secara
sederhana bahwa hipertensi adalah
tekanan darah tinggi
f. Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui
penyebab hipertensi
g. Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui tanda
dan gejala hipertensi selain pusing dan
berat pada tengkuk
h. Menurut Ny.E dan Tn.A tidak terlalu
mengkhawatirkan karena keluhan akan
hilang dengan sendirinya
i. Keluarga tidak mengetahui cara
merawat Tn.A. saat nyeri.

Data Objektif:
a. TD 140/90 mmHg
b. Nadi 88 kali per menit
c. Tidak memiliki obat hipertensi
2. Data Subyektif: Ketidakefektifan Proses Keluarga
Tn.A.
- Ny.E. mengatakan semenjak tinggal
kedua anaknya Tn.A. selalu diam apabila
ada masalah.
- Ny.E. merasa Tn.A. banyak beban
apalagi tahun depan akan pensiun dalam
pekerjaanya.
- Ny.E. mengatakan sering membentaknya
saat ingin bercerita tentang anaknya
karena merasa anaknya meninggalkan
beliau.
- Ny.E. merasa bahwa apabila Tn.A
mendapatkan masalah kurang
berkomunikasi dalam memecahkan
masalahnya.
- Tn.A dan Ny.E jarang untuk
berkomunikasi.
Data Obyektif :
- Tn.A. tidak dapat mengekspresikan
masalahnya karena yang meluapkan apa
yang dirasakan dalam keluarga adalah
Tn.A.
3. Data Subyektif: Perubahan Pemeliharaan Kesehatan
Tn.A Keluarga Tn.A
- Ny.E mengatakan bahwa meskipun Tn.A
di diagnose oleh dokter hipertensi 3
tahun yang lalu Tn.A sering makan
diluar yang banyak garam dan suka agar-
agar rumput laut.
- Ny.E bahwa Tn.A tidak pernah berobat,
bila keluhan datang Tn. A hanya istirahat
atau membeli obat warung.
- Fasilitas penunjang kesehatan yang
dimiliki keluarga masih kurang misalnya
tidak tersedia obat P3K dalam rumah
serta tidak menganggarkan biaya untuk
pemeliharaan kesehatan

Data Obyektif
- TD 140/90 mmHg
- Nadi 88 kali per menit
- Tidak memiliki obat hipertensi
- Tn.A terlihat bingung
- Tn.A sering bertanya tentang penyakitnya

4. Data Subjektif: Risiko kesepian pada Tn.A


Keluarga Tn.A
a. Ny.E mengatakan suaminya saat ini
sedang menjalang masa pensiun.
b. Tn.A mengatakan bahwa ia bingung dan
merasa sedih. Karena selama ini ia
menjalani profesi sebagai guru tetapi
sebentar lagi ia tidak akan menjalankan
kegiatan tersebut lagi.
c. Tn.A menjelaskan bahwa pensiun
adalah kejadian di mana seseorang harus
berhenti dari pekerjaannya, karena usia
yang sudah lanjut dan harus
diberhentikan ataupun atas permintaan
sendiri.
d. Tn.A. berkata bahwa pensiun bukanlah
suatu masalah, akan tetapi masa setelah
pensiun yang merupakan suatu masalah,
disamping tidak memiliki kegiatan,
penghasilan pun akan berkurang
e. Tn.A dan Ny.E mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui tahap
perkembangan pada keluarga usia
pertengahan.
Data Objektif:
a. Tn.A terlihat bingung
b. Bertanya mengenai tugas perkembangan
keluarga pada usia pertengahan.

Rumusan Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Managemen Regimen Terapeutik Tn.A pada keluarga


Tn.A. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan Hipertensi.
2. Ketidakefektifan Proses Keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakefektifan komunikasi dengan pasangan
3. Perubahan Pemeliharaan Kesehatan Tn.A pada Keluarga Tn.A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi.
4. Resiko kesepian pada Tn.A. keluarga Tn.A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan keluarga
dengan usia pertengahan

Skoring Prioritas Masalah

1. Ketidakefektifan Managemen Regimen Terapeutik Tn.A pada


keluarga Tn.A. berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
anggota keluarga dengan Hipertensi.

No. Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat masalah: Masalah hipertensi telah


aktual terjadi pada Tn.A, sejak di
1 diagnosa hipetensi 3 tahun
3/3 x 1 = 1
lalu. Saat ini Tn.A mengeluh
pusing dan berat pada
tengkuk

2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber


untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
2 a. Tersedianya pelayanan
kesehatan yaitu
puskesmas yang berjarak
300 meter
b. Ny.E tidak bekerja di
luar rumah sehingga
memiliki banyak waktu
untuk merawat Tn.A
3. Potensial untuk Masalah sudah berlangsung
dicegah: cukup lama, yaitu 3 tahun
Tinggi 1 3/3 x 1 = 1 lalu. Jarak rumah dengan
pelayanan kesehatan cukup
dekat.

4. Menonjolnya Saat Tn.A mengeluh pusing


masalah: dan berat pada tengkuk,
masalah ada 1 keluarga tidak langsung
tetapi tidak membawa ke palayanan
perlu segera kesehatan. Tn.A hanya
ditangani 1/2 x 1 = ½ istirahat dan meminum obat
warung. Ny.E mengatakan
keluhan akan hilang dengan
sendirinya.

Total 4½

2. Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi.

nN
Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
o.

1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Tn.A sering


aktual mengkonsumsi makanan
1 yang tinggi garam dan
apabila tekanan darah
tinggi tidak dibawa ke
rumah sakit hanya
diberikan obat warung
saja.

2. Kemungkinan Ny.E. tidak bekerja di luar


untuk diubah: rumah sehingga memiliki
mudah 2 banyak waktu untuk
merawat Tn.A. dan
2/2 x 2 = 2
keinginan Ny.E untuk
menyelesaikan masalah
bersama dengan suami
lagi.

3. Potensial untuk Ny.E. Ingin Tn.A. bisa


dicegah: cukup kembali seperti biasa
1 2/3 x 1 = 2/3 sehingga Ny.E. mau
melakukan apa saja demi
kesembuhan Tn.A

4. Menonjolnya Tn.A. Sering


masalah: mengkonsumsi makanan
Masalah 1 tinggi garam dan apabila
Dirasakan pusing dikasing obat
tetapi tidak 1/2 x 1 = ½ diwarung saja tanpa
perlu ditangani dibawa ke pelayanan
segera kesehatan

Total 4
1/

3. Ketidakefektifan Proses Keluarga Tn.A berhubungan dengan


ketidakefektifan komunikasi dengan pasangan

oN
Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
o.

1. Sifat masalah: Tn.A Jarang berkomunikasi


aktual dengan keluarga, saat
pengambilan keputusan juga
3/3 x 1 = 1 terkadang acuh karena Tn.A.
1
merasa bingung sudah
ditinggalkan anak dan
melakukan persiapan Pensiun
2. Kemungkinan Ny.E sering menanyakan
untuk diubah: permasalahannya Tn.A, tetapi
sebagian 1/2 x 2 = 2 dibentak oleh Tn.A sehingga
Ny.E lebih baik diam dan
2
semakin tidak ada komunikasi

3. Potensial untuk Ny.E. Ingin Tn.A. bisa kembali


dicegah: tinggi seperti biasa sehingga Ny.E.
1 3/3 x 1 = 1
mau melakukan apa saja demi
kesembuhan Tn.A

4. Menonjolnya Tn.A Merasa pusing sehingga


masalah: sering untuk beristirahat,
masalah ada terkadang mengerjakan tugas
tetapi tidak pekerjaan dirumah dan merasa
1
perlu segera kebingungan sendiri sehingga
1/2 x 1 = 1/2
ditangani kurangnya komunikasi dengan
pasangan. Tetapi pasangan
menanggapi bahwa itu adalah
hal biasa dan tidak
menganggap sebuah masalah.
1/2
Total 3

4. Resiko kesepian pada bapak H keluarga bapak H berhubungan


dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan

No. Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat masalah: 1 Tn.A saat ini merasa bingung


risiko 2/3 x 1 = 2/3 dan sedih menjelang pensiun.

2. Kemungkinan 1 Keluarga memiliki sumber


untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
sebagian 1/2 x 2 = 1 mengatasi masalah yaitu:
Sistem dukungan keluarga
yang sangat kuat

3. Potensial untuk 1 3/3 x 1 = 1 Tn.A dan Ny.E memiliki kebun


dicegah: tinggi di halaman belakang sehingga
berkebun bisa dijadikan
kegiatan setelah Tn.A pensiun.

4. Menonjolnya 1 Masalah tidak dirasakan


masalah: tidak 0/2 x 1 = 0 dirasakan oleh keluarga
dirasakan

Total 2 2/3

Diagnosa Keperawatan Prioritas

Prioritas Diagnosa Skor


1 Ketidakefektifan Managemen Regimen 4 1/2
Terapeutik Tn.A pada keluarga Tn.A.
berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga dengan
Hipertensi.
2 Perubahan Pemeliharaan Kesehatan 4 1/6
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit hipertensi.
3 Ketidakefektifan Proses Keluarga Tn.A 3 1/2
berhubungan dengan ketidakefektifan
komunikasi dengan pasangan
4 Resiko kesepian pada Tn.A keluarga Tn.A 2 2/3
berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal tahap perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan
PENUTUP

I.1 Kesimpulan

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi. Tahap ketujuh dari siklus kehidupan
keluarga tahap usia pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian.

I.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Tahap
Perkembangan Keluarga ke VII
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. M. (1998). KEPERAWATAN KELUARGA Teori dan Praktik Edisi 3. Jakarta:


EGC.

Friedman, M. M. (2002). Buku Ajar KEPERAWATAN KELUARGA Riset, Teori, & Praktik Edisi
5. Jakarta: EGC.

Komang, A. H. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai