Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu Ke-4

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Teori Sastra yang
Diampu Oleh :

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Haris Supratno

Oleh :

Burhanuddin Robbany

20020144034

PRODI S-1 SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020

i
Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Analisis Teori Hegemoni Pada Cerpen “Bawuk” Karya Umar Kayam”
dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Sastra.
Saya menyadari makalah Analisis Teori Hegemoni Cerpen “Bawuk” Karya Umar Kayam ini
masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Saya sebagai penulis
terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, saya
memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 19 November 2020

ii
Daftar Isi
Cover……………………...……………………………………………………………………I
Kata Pengantar…………..…………………………………………………………………….II
Daftar Isi………………..…………………………………………………………………….III
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………...1
1.1.Latar Belakang……………………………………………………………………………1
1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………………………..1
1.3.Tujuan…………………………………………………………………………………….1
Bab II Landasan Teori……………………………………………………………………….2
2.1.Teori Hegemoni……………………………………………………………………………2
2.2.Teknik Hegemoni………………………………………………………………………….2
2.3.Ruang Lingkup Hegemoni………………………………………………………………...2
2.4.Jenis Hegemoni……………………………………………………………………………3
Bab III Pembahasan………………………………………………………………………….4
3.1.Hegemoni Majikan Kepada Pembantu…………………………………………………..4
3.2.Hegemoni Bupati Kepada Onder………………………………………………………..4
3.3.Hegemoni Hasan dkk Terhadap Masyarakat di Kecamatan T……………………………5
3.4. Hegemoni saudara Bawuk kepada Bawuk………………………………………………5
3.5. Hegemoni Pemerintah kepada Hasan……………………………………………………5
Bab IV Penutupan…………………………………………………………………………….6
4.1.Simpulan………………………………………………………………………………….6
Daftar Pustaka

iii
BAB I

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sastra sebuah ilmu yang memiliki pendekatan khusus dalam memahaminya.
Pendekatan tersebut membuat karya sastra menjadi mudah dipahami dan
dimengerti maksudnya. Salah satu pendekatan dalam sastra yaitu pendekatan teori
hegemoni.
Cerpen Bawuk karya Umar Kayam merupakan suatu karya sastra yang
bergenre fiksi. Cerpen ini memiliki kejadian ataupun peristiwa yang didalamnya
terdapat suatu penindasan antara kaum dominan dan kaum minoritas. Beberapa
kisah didalam cerita atau peristiwa ini merupakan suatu penindasan yang dialami
oleo tokohnya, baik secara fisik maupun secara intelektual. Oleh karena itu,
cerpen ini dapat dianalisis menggunakan teori hegemoni dalam karya sastra. Teori
hegemoni ini membeberkan penindasan yang dialami oleh tokoh dalam cerpen
Bawuk karya sastra Umar Kayam. Penindasannya itu bersifat fisik, artinya
menindas secara fisik, dan bersifat intelektual, artinya menindas secara mental dan
ideology.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana teknik hegemoni yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerpen
“Bawuk” karya Umar Kayam?
1.2.2. Bagaimana ruang lingkup hegemoni yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam
cerpen “bawuk” karya Umar Karyam?
1.2.3. Bagaimana jenis hegemoni yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerpen
“Bawuk” karya Umar Karyam?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui teknik hegemoni yang dialami tokoh dalam cerpen “Bawuk”
karya Umar Kayam.
1.3.2. Mengetahui ruang lingkup yang dialami tokoh dalam cerpen “Bawuk”
karya Umar Kayam.
1.3.3. Mengetahui jenis hegemoni yang dialami tokoh dalam cerpen “Bawuk”
karya Umar Kayam.

1
BAB II

2. Landasan teori
2.1. Teori Hegemoni
Hegemoni berasal dari bahasa yunani kuno yaitu eugemonia(hegemonia),
yang berarti memimpin. Roger Simon menyatakan bahwa, “hegemoni bukanlah
hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan
persetujuan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis. Atau bahasa
sederhananya, hegemoni adalah sesuatu organisasi consensus”. Hegemoni berbeda
dengan ideology. Hegemoni berarti kepemimpinan dikaitkan dengan dominasi
atau kaum dominan.
Hegemoni adalah cara berpikir seorang yang dominan untuk menguasai
kelompok atau kelas lain. Teori hegemoni muncul dengan tujuan merevisi
kelemahan konsep marxisme, seperti perkembangan politik yang dianggap
sebagai akibat langsung perkembangan ekonomi. Konsep Marx pada mulanya
adalah “kehidupan manusia tidak ditentukan oleh kesadaran individu, tetapi oleh
kesadaran sosial”. Konsep ini perkembangannya mengacu pada ide kelas yang
berkuasa yaitu dominan diciptakan demi kepentingan kelas yang berkuasa.
2.2. Teknik Hegemoni
Consensus dapat dilaksanakan melalui lemabaga sosial, atau dapat juga
consensus dilaksanakan melalui penanaman ideology . menurut Gramci, ideology
tidak otomatis tersebar dalam masyarakat, melainkan harus melalui lembaga-
lembaga sosial tertentu yang menjadi pusatnya (Faruk,1994:74). Konsep Gramsci
tentang hegomoni adalah bahwa kelas dan anggotanya menjalankan kekuasaan
terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan dua cara, yaitu kekerasan dan persuasi.
Cara kekerasan yaitu yang dilakukan kelas atas terhadap kelas bawah yang
tindakannya disebut dominasi, sedangkan ccara persuasinya dilaksanakan dengan
cara-cara halus, dengan maksud untuk menguasai dan melanggengkan dominasa.
Perantara dominasi dilakukan oleh para aparatur Negara.
Menurut Gramsci, factor terpenting sebagai pendorong terjadinya hegemoni
adalah factor ideology dan politik yang diciptakan penguasa dalam
mempengaruhi, mengarahkan, dan membentuk pola piker masyarakat. Factor
lainnya, pertama paksaan yang dialami masyarakat dalam mengikuti, sanksi yang
diterapkan penguasa, hukuman yang menakutkan, kebiasaan masyarakat dalam
mengikuti suatu hal yang baru, dan kesadaran serta persetujuan dalam unsur-unsur
masyarakat.
2.3. Ruang Lingkup Hegemoni
Ruang lingkup hegemoni merupakan konsep yang lebih luas, hegemoni dapat
dilihat secara makro dan mikro. Hegemoni makro terjadi dalam Negara,
sedangkan hegemoni mikro bisa terjadi dalam keluarga. Hegemoni merupakan
dominasi kelas sosial atas kelas sosial lainnya, melalui kepemimpinan intelektual
dan moral yang dibantu dengan dominasi atau penindasan.
Hegemoni ini tersendiri dilakukan dengan cara kekerasan, kepemimpinan
intelektual, persetujuan . beberapa teori hegemoni berdasarkan ruang lingkup yang

2
luas akan digunakan untuk menganalisis hegemoni dalam cerpen “Bawuk” karya
Umar Karyam.
2.4. Jenis Hegemoni
Terdapat dua pengertian hegemoni yang berbeda yaitu versi Marxis ortodoks
dan Gramsci. Hegemoni menurut Marxis, menekankan pentingnya peranan
reprensif dari Negara dan masyarakat kelas, hal ini beranggapan kebudayaan
kehidupan manusia semata-mata merupakan cerminan dari dasar ekonomi
masyarakat. Sedangkan Gramsci menyebut ekonomi jenis ini sebagai materialism
vulgar. Jadi hegemoni Marxis merupakan hegemoni Negara. Sementara hegemoni
Gramsci berbeda. Hegemoni Gramsci menekankan kesadaran moral, seorang
disadarkan terlebih dahulu, setelah orang sadar, ia tidak akan merasa dihegemoni
melainkan dengan sadar melakukan hal tersebut dengan suka rela.
Jadi terdapat dua jenis hegemoni yaitu dominasi dan kesadaran moral.
Hegemoni dengan dominasi merupakan konsep Marxis Ortodoks, biasanya
hegemoni ini bernuansa negatif. Sementara hegemoni menurut Gramsci,
hegemoni dengan kepemimpinan intelektual dan moral, biasanya hegemoni ini
bernuansa positif.

3
BAB III

3. PEMBAHASAN
3.1. Hegemoni Majikan Kepada Pembantu
Biasaanya majikan memperlakukan pembantu layaknya penindasan berupa
fisik, seperti memukul atau menendang. Namun dalam cerpen ini hegemoni yang
terjadi bukanlah hegemoni fisik, melainkan hegemoni intelektual
“Menurut Bawuk seisi rumah juga harus tahu nyanyian
apa yang diajarkan Juffrouw Dijksma di kelas. Pembantu-pembantu rumah juga
termasuk mBok Inem yang sudah tau serta Sarpan kusir dokar harus mau diajari
segala nyanyian Belanda yang dipelajari Bawuk di sekolah.”
“Ayo mbok, ayo Pan. Ik ken een kleine officier ….. Lho, jangan kelene opisir.
Klei…..
ne. Of….. fi…… cieieierrrr. Ayo mbok, ayo Pan. Waaaah, bodo ya kalian.”
“Kalau pembantu-pembantu itu sudah kecapekan dan tertawa terkekeh akan
kesulitan mereka melipat-lipat lidah mereka menuruti kemauan Bawuk, maka
mereka akan harus mendapat hukuman ganti-berganti menggendong Bawuk
mengelilingi rumah.”
Hegemoni yang terjadi ini tidak berdasarkan apa yang dipaksakan, hegemoni
bawuk kepada pembantunya bahwa pembantunya harus menuruti apa yang
diperintah Bawuk. Hegemoni yang dilakukan Bawuk juga tidak bersifat fisik,
pembantu Bawuk malah seakan-akan tidak merasa dihegemoni.
3.2. Hegemoni Bupati Kepada Onder
Bupati berkududukannya di atas onder. Onder harus menuruti bupati agar
dinaikan pangkatnya agar tetap dapat menduduki posisinya. Begitu pula yang
terjadinya kepada bapak dan nyonya Surya, bapak dan ibu Bawuk.
“Tuan Suryo sesungguhnya lebih suka main bridge dan billiard di sos pabrik
bersama administratur dan dokter gula daripada main kartu cinta ini. Tetapi
kesukan toh harus lebih banyak dia mainkan. Kesukan baginya adalah lebih
merupakan “bagian dari upacara” yang mesti dia penuhi dalam fungsinya sebagai
seoran onder dan priyayi yang terpandang. Lagi pula bupati yang sudah tua itu
adalah seorang pecandu kesukan.”
“Onder, itu lho, Prenjak sudah mulai melirikmu!”
Ah, bukan sma saya, tapi sama Kanjeng. Masa ondernya dulu.”
Dan kanjeng bupati tertawa terkekeh-kekeh, sangat menghargai basa-basi klise
dari oder-nya itu,
“baiklah, nanti kalau sudah mulai menayub, sampur dari saya akan saya
lempar kepada wedana dan kepada kau, onder! Awas kalau kau tidak berani terus
menyelesaikan. Ini perintah van de kanjeng en van de, er het, er de...., jarige, lho.
Heh, heh, heh, heh.”
Meskipun pak Suryo tidak menyukai permainan bupati, dia tetap harus
melakukannnya. Pak Suryo harus menuruti perintah dari bupati yang merupakan
atasannya pak Suryo. Meski tidak suka atas perlakuan bupati terhadap dirinya,
inilah hegemoni yang dilakukan bupati kepada pak Suryo.

4
3.3. Hegemoni Hasan dkk Terhadap Masyarakat di Kecamatan T
Hegemoni yang dilakukan hasan dkk adalah hegemoni intelektual. Di mana
hasan dkk mempengaruhi warga dikecematan T untuk melakukan apa yang hasan
dkk lakukan. Dengan diskusi serta pengobaran semangat, warga di kecamatan T
menuruti perintah dari pengaruh Hasan dkk.
“Kepada para kader di kecamatan itu ditekankan arti situasi revolusioner
seperti yang mereka hadapi pada wakti itu, yakni suatu situasi si mana pengertian
teori tentang perjuangan bersenjata kaum tani datang saatnya dicoba. Kepada para
petani yang bukan kader didengungkan bahwa perjuangan bersenjata yang akan
mereka lakukan adalah perjuangan hidup dan mati, perjuangan tentang hak tanah,
tentang hasil produksi pertanian mereka yang sekarang mau dirampas oleh
kekuatan-kekuatan reaksioner yang meminjam bedil-bedil tentara sewaan.”
Hegemoni yang dilakukan Hasan dkk ini merupakan hegemoni intelektual
dengan cara mengarahkan pemikiran mereka. Pemikiran para warga pada
kecamatan T diarahkan oleh Hasan dkk untuk melakukan pemberontakan demi
menjaga kesejahteraan atau demi membela daerahnya.
3.4. Hegemoni saudara Bawuk kepada Bawuk
Hegemoni, tidak hanya terjadi di antara dua kaum saja, tetapi hegemoni juga
dapat terjadi di antara saudara atau keluarga. Itulah yang dialami Bawuk saat
berkunjung ke rumah ibunya untuk menitipkan anak-anaknya, melalui diskusi,
Bawuk dihegemoni oleh saudara-saudaranya yang lain
“Sederhana sekali. Apakah kau tidak merasa berslah, ikut membantu satu
aktivitas yang membahayakan buat banyak orang?”
“aduh, Mas Sun, sedih saya kalau kau sudah mulai bertanya salah dan tidak
salah. Dari sudut peluarga ini, perkawinanku dengan Mas Hasan sudah sejak
semula salah. Kalau aku tempo hari mau saja kawin dengan seorang akademisi
yang baik, atau seorang perwira yang simpatik, kayak Mas Sun, dan tidak dengan
seorang revolusioner komunis, dan sekarang berontak lagi, bukankah semuanya
sudah beres?”
Bawuk dihegemoni oleh saudara-saudaranya untuk tidak kembali mencari
Hasan dan menetap di rumah ibunya. Hegemoni ini merupakan hegemoni
intelektual, dan beruang lingkup mikro, karena terjadi pada sebuah keluarga
3.5. Hegemoni Pemerintah kepada Hasan
Hegemoni pemerintah kepada kaum minoritas sering terjadi. Cerpen “Bawuk”
menggambarkan adanya hegemoni terhadap kaum komunis oleh pemerintah.
Kaum komunis, atau partai komunis dianggap sebagai kaum pemberontak dan
harus dimusnahkan dari tanah Indonesia. Hasan sebagai tokoh komunis dalam
cerpen merasa bahwa ideologinya dikengkang oleh pemerintah, dan dia harus
terus-terusan bekejar-kejaran dengan tentara untuk menyelamatkan dirinya dan
untuk emmebentuk kekuatan baru guna melancarkan ideologi-ideologinya.
“Mereka mendengar tentang Aidit yang berada di sekitar Solo, dan mereka
mendengar tentang siakp Soekarno terhadap Gestapu yang disebutnya Gestok.

5
Laporan-laporan itu hangat dinilai dan dibicarakan bersama-sama. Rakyat di
Kecamatan T mesti disiapkan untuk segala kemungkinan. Diperhitungkan, tentara,
lambat atu cepat, pasti akan menggempur T.”
Cuplikan cerpen di atas menunjukkan bahwa Hasan bersama-sama teman
komunisnya sedang melakukan pelarian dan sedang menyusun kekuatan untuk
menghalau tentara menghabisi mereka. Disinilah terlihat adanya hegemoni antara
pemerintah yang merupakan dominan dengan Hasan, kaum komunis sebagai
kaum minoritas yang tidak sesauai dengan ideologi pemerintah dan harus
dimusnahkan

BAB IV
4. PENUTUPAN
4.1. Simpulan
Didalam cerpen “Bawuk” menampilkan dua hegemoni yaitu hegemoni secara
intelektual dan ada pula hegomoni secara fisik. Cerpen “Bawuk” ini menampilkan
hegemoni yang tidak disadari oleh penerima hegemoni. Lalu didalam cerpen ini
juga menemukan beberapa hegemoni yang diantaranya :
1. Hegemoni pemerintah kepada kaum komunis
2. Hegemoni Bawuk kepada pembantunya
3. Hegemoni bupati kepada Pak Suryo
4. Hegemoni Hasan kepada warga kecamatan T
5. Hegemoni saudara Bawuk kepada Bawuk
Dari beberapa contoh hegemoni diatas didalam cerpen “Bawuk” lebih kea rah
hegemoni intelektual. Di mana untuk kita semua penting sekali untuk belajar
supaya menjadi kaum intelektual

DAFTAR PUSTAKA

Eagleton, Terry. 2002. Marxism and Literary Criticism (diterjemahkan oleh


Zaim Rafigi). Depok: Desantara
Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kayam, Umar. 1975. Bawuk
Ratna, Nyoman Ktha. 2007. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi
dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prof . Dr. H. Supratno, Haris. 2020. PPT Kritik Sastra Baru. Surabaya. Unesa
Roger Simon, Gagasan-gagasan Politik Gramsci, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
dan Insist, 1999,
Hal. 19-20
Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni,
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2003, Hal. 115-116

Anda mungkin juga menyukai