PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Azrul Azwar (2005), air amat penting untuk kehidupan, bukanlah
suatu hal yang baru, karena telah lama diketahui bahwa tidak satupun
kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung terus tanpa tersedianya
air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena
sebenarnyalah zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air
yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh tanpa jaringan lemak.
Sehat merupakan hak bagi setiap individu baik secara fisik, maupun
mental. Menurut World Health Organization (WHO), sehat adalah suatu
keadaan sehat jasmani, rohani, dan sosial yang merupakan aspek positif
dan tidak hanya bebas dari penyakit. Selanjutnya, dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dijelaskan kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi masyarakat
4. Bagi Pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dermatitis
sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, dengan
vesikel, skuama, likenifikasi dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak slalu
dengan reaksi imun dikarenakan paparan langsung dari agen bahan iritan dengan
kulit. Dermatitis kontak Iritan juga merupakan efek sitotoksik lokal langsung dari
bahan iritan fisika maupun kimia yang bersifat tidak spesifik, pada sel−sel
epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu konsentrasi yang
B. Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup
tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan
kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh (Djuanda,
2010).
dermatitis kontak iritan, diikuti dengan pekerja cleaning service. Pada tahun 2014
di Jerman sekitar 4,5 per 10.000 pekerja terkena dermatitis kontak dengan insiden
tertinggi ditemukan pada penata rambut yaitu 46,9 kasus per 10.000 pekerja
pertahun, pembuat roti 23,5 kasus per 10.000 pekerja pertahun, dan dan pembuat
kue kering 16,9 kasus per 10.000 pekerja pertahun. Dilaporkan bahwa insiden
didapatkan hasil dari 4516 kasus baru, 3603 kasus merupakan kasus dermatitis
kontak. Bila dibandingkan dengan penyakit lain, persentase kasus baru dermatitis
akibat kerja yang paling sering diderita oleh masyarakat. Berdasarkan jenis
kelamin, persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria yaitu wanita 51,1%
dengan kisaran umur yang dominan sekitar 15−24 dan 25−34 tahun sedangkan
pria 49% dengan kisaran umur sekitar 35−44 tahun, 45−54 tahun, dan 55−64
dermatitis kontak, baik iritan maupun alergik. Penyakit kulit akibat kerja yang
merupakan dermatitis kontak sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena infeksi kulit dan
66,3% diantaranya adalah dermatitis kontak iritan dan 33,7% adalah dermatitis
kontak alergi. Dermatitis kontak iritan timbul pada 80% dari seluruh dermatitis
C. Gejala Klinis
Kelainan kulit yang sangat beragam, tergantung pada sifat iritan. Iritan kuat
memberi gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis (Marliza, 2013).
Dermatitis kontak iritan akut biasanya timbul akibat paparan bahan kimia
asam atau basa kuat, atau paparan singkat serial bahan kimia, atau kontak fisik.
Sebagian kasus dermatitis kontak iritan akut merupakan akibat kecelakaan kerja.
Kelainan kulit yang timbul dapat berupa eritema, edema, vesikel, dapat disertai
eksudasi, pembentukan bula dan nekrosis jaringan pada kasus berat (Marliza,
2013).
Dermatitis kontak iritan kronis disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah
macam faktor, suatu bahan secara sendiri tidak dapat cukup kuat menyebabkan
dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan
spontan.
flora bakteri.
D. Etiologi
Penyebab DKI kronik adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, sabun, alkali, serbuk kayu. Dermatitis
kontak iritan dapat menjadi parah ditentukan dengan berbagai faktor, selain faktor
molekul bahan iritan, lama kontak, frekuensi paparan juga berpengaruh pada
Penyakit ini menyerang pekerja yang sering terpapar dengan bahan-bahan yang
bersifat toksik maupun alergik. Efek kumulatif dari paparan zat-zat seperti air dan
mengandung SLS yang bersifat iritan terutama bila kontak langsung dengan
kulit.Zat ini terkadang juga terdapat pada obat topikal (Hogan 2014)
Faktor individu juga berpengaruh pada DKI, misalnya perbedaan ketebalan
dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi, mengenai seluruh ras, jenis
kelamin yaitu insidens DKI lebih banyak pada wanita, pada penyakit kulit yang
pernah atau sedang dialami ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun
Bahan iritan yang menjadi penyebab adalah bahan yang pada kebanyakan
orang dapat mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan pada kulit pada waktu
tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Bahan iritan dapat diklasifikasikan
menjadi:
Iritan kuat
E. Patogenesis
(IP3). Asam rakidonat dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT).
dan LT juga bertindak sebagai kemotraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta
molekul permukaan HLA−DR dan adesi intrasel (ICAM−1). Pada kontak dengan
iritan, keratinosit juga melepaskan TNF−α, suatu sitokin proinflamasi yang dapat
terjadinya kontak di kulit tergantung pada bahan iritannya. Ada dua jenis bahan
iritan, yaitu iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan
kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang dan menimbulkan gejala
dan dapat berkembang menjadi vesikel atau papul dan mengeluarkan cairan bila
terkelupas, gatal, perih, dan rasa terbakar terjadi pada bintik merah−merah itu.
Reaksi inflamasi bermacam−macam mulai dari gejala awal seperti ini hingga
pembentukan luka dan area nekrosis pada kulit. Dalam beberapa hari, penurunan
dermatitis dapat terjadi bila iritan dihentikan. Pada pasien yang terpapar iritan
secara kronik, area kulit tersebut akan mengalami radang, dan mulai mengkerut,
2011).
F. Faktor yang Mempengaruhi Dermatitis
1. Faktor internal
a. Umur
Dermatitis dapat diderita oleh semua orang dari golongan umur. Seorang
yang lebih tua memiliki kulit kering dan tipis yang tidak toleran terhadap
sabun dan pelarut (Citra Sucipta, 2008). Usia hanya sedikit berpengaruh
alergi karena kosmetik dan pekerjaan, sedangkan pada usia yang lebih tua
2005: 109). Usia tua menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap bahan
dermatosis akan lebih mudah menyerang pada usia yang lebih tua (Iwan
Trihapsoro, 2003).
b. Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
c. Jenis kelamin
sama pada pria dan wanita (R.S. Siregar, 2006: 113). Akan tetapi,
sedangkan pada laki-laki jarang terjadi alergi akibat kontak dengan nikel
d. Peronal Hygne
mencuci tangan, sehingga masih terdapat sisa bahan kimia yang menempel
pada permukaan kulit. Pemilihan jenis sabun cuci tangan juga dapat
yang lembab (Fatma Lestari, Hari S., 2007 dan Siregar, 2005: 109).
Kebersihan kulit yang terjaga baik akan menghindari diri dari penyakit,
dengan cuci tangan dan kaki, mandi dan ganti pakaian secara rutin dapat
terhindar dari penyakit kulit. Dalam mencuci tangan bukan hanya bersih
saja, yang lebih penting lagi jika disertai dengan menggunakan sabun serta
membersihkan sela jari tangan dan kaki dengan air mengalir. Dengan
2. Faktor Eksternal
a. Sumber air
pengelolaan bahan air yang ada dalam parameter kualitas air. Sumber air
2014).
b. Kualitas air
yang berlaku. Hasil uji kemudian dibandingkan dengan batas baku mutu air
yang berlaku. Kualitas air ini dinyatakan dalam parameter fisika, kimia dan
biologi
dapat diambil secara visual atau kasat mata. Parameter fisik adalah
adalah baku mutu air yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001.
sungai untuk mandi, mencuci pakaian maupun peralatan dapur, buang air
kebiasaan yang sudah turun temurun dan mereka menganggap sudah kebal
terhadap penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan air sungai, padahal seluruh
masyarakatnya sudah mengetahui bahwa air sungai yang mereka gunakan sudah
tercemar berat dan tidak layak untuk digunakan. Walaupun demikian, masyarakat
pasang surut dan mengalir sehingga kuman, virus, dan bakteri yang ada disungai
sudah larut dan tidak mempengaruhi kesehatan. Penyakit kulit yang dialami oleh
,nyeri, panas/ hangat, kulit bersisik, namun tidak tertutup kemungkinan hanya
Goldstein dan Adam O. Goldstein, 2001: 6). Dermatitis kontak iritan bisa
mengenai siapa saja, yang terpapar iritan dengan jumlah yang sufisien,
kulit yang biasa juga sering secara diagnostik lebih sulit atau secara
terapeutik lebih resisten pada pasien usia lanjut yang dirawat di panti,
banyak obat, atau mempunyai banyak penyakit kronik. Pasien usia lanjut
cenderung mendapat lebih banyak obat dalam jumlah maupun jenis (Beth
e. Riwayat alergi
Alergi timbul oleh karena pada seseorang terjadi perubahan reaksi terhadap
bahan tertentu. Hal tersebut tidak terjadi pada kebanyakan orang. Sebagai
contoh udang atau obat yang sebelumnya tidak menimbulkan apa-apa, pada
suatu waktu menyebabkan gatal- gatal, dan ekzim. Jadi alergi adalah reaksi
yang abnormal terhadap satu bahan atau lebih yang terdapat dalam
rumah, alergi pollen, alergi spora jamur, alergi obat, alergi makanan, dan
alergi serangga.
Riwayat alergi merupakan salah satu faktor yang dapat menjadikan kulit
keluarga, aspek pekerjaan atau tempat kerja, sejarah alergi (misalnya alergi
f. Lingkungan
alat-alat yang salah (Siregar, 2005: 109). Alergi adalah penyakit yang
biasanya ditimbulkan oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan. Jika
faktor keturunan kadarnya besar dan faktor lingkungan kecil, reaksi alergen
tetap bisa terjadi. Tetapi kalau faktor keturunan besar dan lingkungan tidak
memacu, alergi itu tidak akan terjadi. Lingkungan yang harus dihindari
oleh penderita alergi antara lain udara yang buruk, perubahan suhu yang
besar, hawa yang terlalu panas atau dingin, lembab, bau-bauan seperti cat
Baratawidjaja, 2008).
karpet, kapuk, bahan beludru, pada sofa atau gordyn, ventilasi yang baik di
rumah atau kamar, jauh dari orang yang sedang merokok, menghindari
Kerangka Teori
Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusun lah kerangka teori
1. Umur
2. Pengetahuan
3. Jenis kelamin
4. Personal Hygne
Faktor-faktor Eksternal
1. Sumber air
2. Kualitas air
5. Riwayat alergi
6. Lingkungan
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 K e r a n g k a K o n s e p t u a l
Independen Dependen
Pengetahuan
Personal Hygine
Kualitas air
Pengunaan air
Variabel Definsi oprasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Dependen
Dermatitis Dermatitis Kontak adalah respon Diagnosa Data rekam 1. Dermatitis Ordinal
dari kulit dalam bentuk peradangan medis di 2. Tidak
yang dapat bersifat akut maupun puskesmas
dermatitis
kronik, karena paparan dari bahan
iritan eksternal yang mengenai kulit
Variabel Definsi oprasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Independen
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Wawancara Kuesioner 1. Rendah < Ordinal
reponden setelah melakukan 50%
pengidraan terhadap suatu objek
2. Tinggi > 50%
Jenis kelamin Perbedaa respoden yang tampak Wawancara Kuesioner 3. Perempuan Nominal
antara perempuan dan wanita 4. Laki-laki
Personal Cara perwatan diri manusia untuk Wawancara Kuesioner 1. Buruk jika Ordinal
hygine menjaga kesehatan mereka secara scor < 50%
fisix dan pesikis. Dalam kehidupan
2. Baik jika scor
sehari-hari kebersihan di pengaruhi
oleh nilai individu dan kebiasaan > 50%
Sumber air Sumber air yang digunakan Obsevasi Lembar ceklis 1. Sungai Ordinal
responden untuk kegiatan/ keperluan 2. Sumur galian
sehari – hari
Kualitas air Suatu ukuran kondisi air dilihat dari 1. Kualitas Ordinal
karakter fisik, kimiawi, dan buruk
biologisnya. Kualitas air sering kali
2. Kualitas baik
menjadi ukuran standar terhadap
kodiri kesehatan ekosistem air dan
keehatan manusia terhadap air
minum
Ho: Terdapat hubungan yang signifikasikan antara Pengetahuan dengan kejadian dermatitis di Desa Pulo
Kencana kab. Serang
Ho: Terdapat hubungan yang signifikasikan antara jenis kelamin dengan kejadian dermatitis di Desa
Pulo Kencana kab. Serang
Ho: Terdapat hubungan yang signifikasikan antara Personal Hygine dengan kejadian dermatitis di Desa
Pulo Kencana kab. Serang
Ho: Terdapat hubungan yang signifikasikan antara Sumber Air dengan kejadian dermatitis di Desa Pulo
Kencana kab. Serang
Ho: Terdapat hubungan yang signifikasikan anatara Kualitas Air dengan kejadian dermatitis di Desa
Pulo Kencana kab. Serang
Ho: Terdapat hubungan yang signifikasikan antara Penggunaan Air Sungai dengan kejadian dermatitis
di Desa Pulo Kencana kab. Serang