Makalah Aneka Ragam Bisnis Islam Kontemporer
Makalah Aneka Ragam Bisnis Islam Kontemporer
SURYALAYA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat
dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.
Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang
berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Manajemen Bisnis Islami
pada Program Studi Manajemen dengan ini penulis mengangkat judul “Aneka Ragam
Bisnis Islam Kontemporer”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Pengertian Bisnis Syariah..................................................................................................3
2.2 Tujuan Bisnis Syariah.......................................................................................................4
2.3 Perkembangan Bisnis Islam Kontemporer .......................................................................6
2.4 Perbankan Syariah ..........................................................................................................7
2.5 Baitul Maal Wat Tamwil ( BMT )..................................................................................11
2.6 Pegadaian Syariah...........................................................................................................12
2.7 Asuransi Syariah.............................................................................................................14
2.8 Pasar Modal Syariah.......................................................................................................16
2.9 Obligasi Syariah .............................................................................................................18
2.10 Proses Produksi dan Promosi dalam Bisnis Syariah.....................................................19
2.10.1 Produksi dalam Bisnis Syariah............................................................................19
2.10.2 Promosi dalam Syariah .......................................................................................22
2.11 Perilaku Pelaku Bisnis Syariah......................................................................................23
BAB 111 PENUTUP.............................................................................................................25
A. Kesimpulan.......................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Bisnis syariah menjadi primadona di Indonesia. Tata cara bisnis perbankan dan
pembiayaan yang mengikuti kaidah islam ini juga diminati non muslim. Bahkan,
beberapa bank asing sudah melebarkan sayapnya menekuni bisnis ini.
Sebut saja HSBC, hingga bebrapa nama lain yang ‘antre’ menunggu izin resmi
dari Bank Indonesia (BI) untuk bisa menjalankan bisnis syariah. Pada tahun 2008, unit
usaha syariah Bank Rakyat indonesia (BRI) resmi menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Layanan perbankan syariah sudah mampu menjangkau masyarakat di 74 kabupaten/kota
dan 27 provinsi. Pengembangan kapasitas jangkauan layanan tercermin dari 2,6 juta
rekening nasabah dan pembiayaan kepda kelompok UMKM sebesar 38,01 persen.
Namun market share dari perbankan syariah masih dua persen terhadap bank
konvensional. Miris melihat kenyataan tersebut, mengingat penduduk Indonesia
mayoritas beragama Islam. Hal tersebut disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat
dan lain sebagainya.
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian bisnis syariah.
2. Menjelaskan tujuan bisnis syariah.
3. Menjelaskan enjelaskan tipologi bisnis syariah.
4. Menjelaskan bagaimana perdagangan dalam syariah.
5. Menjelaskan bagaimana proses produksi dan promosi dalam bisnis syariah.
6. Mengidentifikasi bagaimana perilaku pelaku bisnis syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bisnis Syariah
Kata Bisnis berasal dari bahasa inggris,Bussines (plural business). Mengandung
sebuah arti di antaranya Commercial Activity involving the exchange of money for
goods or services- Usaha komersial yang menyangkut soal penukaran uang bagi
produsen dan distributor (goods) atau bidang jasa (services). Kamus Besar Bahasa
Indonesia mengartikannya sebagai :
“ Segala bentuk aktivitas dari berbagai transaksi-transaksi yang di lakukan manusia
guna mengahsilakn keuntungan, baik berupa barang atau jasa untk memenuhi
kebutuhan masyarakat sehari-hari”.
Bisnis juga dapat di definisikan sebagai pertukaran barang dan jasa,atau uang
yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Ada yang mengartikan bisnis
sebagai suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan distribusi atau
penjualan barang dan jasa-jasa yang di inginkan konsumen untuk memperoleh profit
(keuntungan).
Kata syariat biasa di sebut asy-syariah (mufrad dari syara’i) secara harfiah
berarti jalan ke sumber air dan tempatorang-orang yang minum. Singkatnya tujuan dari
syariah itu sendiri adalah menjamin keselamatan manusia secara fisik,moral,dan
spiritual di dunia ini dan untuk menyiapkan perjumpaan dengan Allah di hari yang akan
datang.
Dari penjelasan di atas,dapat di tarik kesimpulan bahwa, Bisnis Syariah
merupakan
“ Serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya(yang tidak di batasi),Namun
di batasi dalam cara perolehan dan pendayaan hartanya (ada aturan halal dan haram).
Dalam arti,Pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariat (aturan-
aturan dalam Al-Quran Dan Al-Hadits ). Dengan demikian syariat merupakan nilai
utama yang menjadi paling strategis maupun taktis bagi pelaku kegaiatan ekonomi
(bisnis).
Fungsi utama dari DSN adalah menggali,mengkaji dan merumuskan nilai dan
prinsip hukum Islam (syariah) untuk dijadikan pedoman dalamkegiatan LKS serta
mengawasi implementasinya. Dalam praktek pengawasan inilah dimasing-masing LKS
ditempatkan DPS. Dengan dikembangnya produk-produk ekonomi syariah, diharapkan
bisa mewujudkan pasar modal indonesia menjadi suatu market yang bisa menarik para
investor yang ingin berinvestasi dengan memperhatikan kesesuaian produk dan
intrumen yang sejalan dengan kaedah-kaedah syariah islam. Hal ini tidak hanya
terhadap investor lokal akan tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah hal ini
diharapkan pula bisa memberikan daya tarik tersendiri terhadap minat investor dari
mancanegara.
Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank
syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur
organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan produk-
produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya ditempatkan pada
posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya. Semenjak tahun 1997, seiring dengan
pesatnya perkembangan bank syariah di Indonesia, dan demi menjaga agar para DPS di
setiap bank benar-benar tetap konsisten pada garis-garis syariah, maka MUI membentuk
sebuah lembaga otonom untuk lebih fokus pada ekonomi syariah dengan membentuk
Dewan Syariah Nasional.
Hal yang sama tak berlaku di Bank Syariah. Dana masyarakat yang disimpan di
bank disalurkan kepada para peminjam untuk mendapatkan keuntungan Hasil
keuntungan akan dibagi antara pihak penabung dan pihak bank sesuai perjanjian yang
disepakati. Namun bagi hasil yang dimaksud adalah bukan membagi keuntungan atau
kerugian atas pemanfaatan dana tersebut. Keuntungan dan kerugian dana nasabah yang
dioperasikan sepenuhnya menjadi hak dan tanggungjawab dari bank. Penabung tak
memperoleh imbalan dan tak bertanggung jawab jika terjadi kerugian. Bukan berarti
penabung gigit jari tapi mereka mendapat bonus sesuai kesepakatan.
Menurut sudarsono Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang beroperasi pada prinsip syariah.
Dari semua ini, jumlah BMT pada tahun 2003 ditaksir 3000-an tersebar di
Indonesia, dan tidak menutup kemungkinan pertumbuhan BMT pun akan semakin
meningkat seiring bertambahnya kepercayaan masyarakat.
Seperti halnya lembaga keuangan syariah yang lainnya BMT dalam kegiatan
operasionalnya menggunakan 3 prinsip, yaitu:
Prinsip ini maksudnya ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan
BMT, yakni dengan konsep mudharabah, musyarakah, muzara’ah, musaqah
Dalam sistem ini, BMT memakai prinsip pada aqad murabahah, ba’i As-Salam,
ba’i Al-Istisna.
1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
Fatwa No: 20/DSN-MUI/IV/2001.
2. Peringkat investment grade
3. Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen JII.
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad
sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
Manfaat Obligasi Syari’ah :
Menurut Imam AL-Ghazali ada enam perilaku yang harus dilakukan dalam bisnis
syariah, yaitu:
a) Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia dagang. Jika
dipikirkan perilaku demikian ini, maka dapat dipetik hikmahnya, yaitu menjual barang
lebih murah dari saingan atau sama dengan pedagang lain yang sejenis, membuat
konsumen akan lebih senang dengan pedagang seperti ini, apalagi diimbangi dengan
pelayanan yang memuaskan.
b) Membayar harga agak lebih mahal kepada pedagang miskin, ini adalah amal yang
lebih baik daripada sedekah biasa.
c) Memurahkan harga atau memberi potongan kepada pembeli yang miskin, hal ini
dapat mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
d) Bila membayar hutang, pembayaran dipercepat dari waktu yang telah ditentukan.
Jika yang dihutang berupa barang, maka usahakan dibayar dengan barang yang lebih
baik, dan yang berhutang datang sendiri kepada yang berpiutang pada waku
pembayaranya. Bila hutang berupa uang, maka lebihkanlah pembayarannya sebagai
tanda terimakasih, walaupun tidak diminta oleh orang yang berpiutang. Demikian yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
e) Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya. Ini sejalan dengan
“Customer is King” dalam ilmu marketing. Pembeli itu adalah raja, jadi apa kemauanya
perlu diikuti sebab penjual harus tetap menjaga hati langganan, sampai langganan
merasa puas. Kepuasan konsumen adalah merupakan target yang harus mendapatkan
prioritas dari penjual. Dengan adanya kepuasan, maka langganan akan tetap terpelihara,
bahkan akan meningkat karena langganan lama menarik langganan baru. Ingatlah
promosi dari suatu produk yang berbunyi: “Kepuasan Anda dambaan kami”, Kami
Ingin Memberi Kepuasan yang Istimewa”, “Jika Anda Merasa Puas Beritahu Teman-
teman Anda, Jika Anda Tidak Puas Beritahu Kami”.
f) Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan
ditagih bila orang miskin itu tidak mampu untuk membayarnya, dan membebaskan
mereka dari utang jika meninggal dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan ekonomi dan bisnis syariah telah diadopsi ke dalam kerangka
besar kebijakan ekonomi di indonesia dewasa ini. Adapun kebijakan tersebut dipelopori
oleh Bank Indonesia dengan diberlakunya Undang-undang No. 10 tahun 1998 sebagai
dengan menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking
system.
Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat
Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta mendapat dukungan dari Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Pada saat
krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990,bank ini mengalami kesulitan
sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal.
Pegadaian syari’ah adalah pegadaian yang dalam menjalankan operasionalnya
berpegang kepada prinsip syari’ah. Asuransi syariah merupakan usaha salimng
melindungi dan tolong menolong diamtara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Pasar modal syariah bukanlah pasar modal yang independen atau fraksi
tersendiri di dalam pasar modal. Pasar modal di indonesia tidak mengenal dikotomi
antara syariah dan konvensional.
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syari’ah yang mewajibkan
Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syari’ah berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
DAFTAR PUSTAKA