Anda di halaman 1dari 8

STASE ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN ENCEPHALITIS DI RUANG


IBNU SINA RS PKU MUHAMADIAYAH KOTA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Rista Dwi Ayu
203203083

PROGRAM STUDI PROFESI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Encephalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat
(SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang
nonpurulen. Penyebab tersering dari encephalitis adalah virus kemudian
herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus,
mumps, dan adenovirus. Encephalitis bisa juga terjadi pasca infeksi
campak, influenza, varicella, dan pasca vaksinasi pertusis. Klasifikasi
encephalitis didasarkan pada factor penyebabnya.Encephalitis suparatif
akut dengan bakteri penyebab encefalitis adalah Staphylococcus aureus,
Streptococus, E.Colli, Mycobacterium, dan T.Pallidium. Sedangkan
encephalitis virus penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitis), virus
morbili, virus rabies, virus Rubela, virus dengue, virus polio, cockscakie A
dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari encephalitis.
2. Untuk mengetahui etiologi dari encephalitis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari encephalitis.
4. Untuk mengetahui komplikasi dari encephalitis.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari encephalitis.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari encephalitis.
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan encephalitis
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Encephalitis
Encephalitis merupakan infeksi jaringan otak yang mengenai CNS
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulent.
Penyebab yang sering terjadi adalah virus kemudian herpes simplek,
arbovirus akan jarang disebabkan oleh enterovirus, gondongan, dan
adenovirus. Encephalitis juga dapat terjadi pada pasca infeksi campak,
influenza, varisella, dan pasca vaksinasi pertusis. (Nurarif, 2015)

B. Etiologi Encephalitis
Mikroorganisme yang menyebabkan Encephalitis antara lain :
bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta, dan virus. Macam-macam
encephalitis virus menurut Robin dalam Nurarif,2015
a. Infeksi virus yang bersifat endemic, dibagi menjadi dua yaitu :
1) Golongan enterovirus : poliomyelitis, virus coxsakle, virus OCHO
2) Golongan virus ARBO : Western equire encephalitis, St.louis
encephalitis, Wastern equire enchepalitis, Japanese B. encephalitis,
Murray valley encephalitis.
b. Infeksi virus yang bersifat sporadic : rabies, herpes simplek, herpes
zoster, limfogranuloma, mumps, limphotic, chorlomeningitis.
c. Encephalitis pasca infeksio, pasca morbili, pasca varisela, pasca
rubella, pasca vaksinia, pasca mononucleosis, infeksious dan jenis
yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik

C. Komplikasi Encephalitis
1. Retardasi mental
2. Iritabel
3. Gangguan motorik
4. Epilepsi
5. Emosi tidak stabil
6. Sulit tidur
7. Halusinasi

D. patofisiologi
Virus masuk ke tubuh melalui kulit, saluran nafas, dan saluran
cerna, lalu virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan cara lokal. Aliran
virus terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau organ tertentu.
Penyebaran hematogen primer yaitu virus masuk ke dalam darah,
kemudian menyebar dan berkembangbiak di organ tersebut dan menyebar
melalui saraf. Virus berkembang biak di selaput lendir dan menyebar
melalui sistem persarafan. Setelah terjadi penyebaran ke otak, muncul
tanda gejala encephalitis. Masa prodromal muncul 1-4 hari ditandai
dengan demam, sakit kepala, pusing, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri
ekstremitas dan pucat. Suhu badan meningkat, forofobia, sakit kepala,
muntah , kadang disertai kaku kuduk jika infeksi mengenai meningen.
E. pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan cairan serebrospinal, warna dan jenis terdapat pleocytosis
berkisar antara 50-200 sel dengan dominasi sel limfosit. Protein agak
meningkat sedangkan glucose dalam batas normal.
2. Pemeriksaan EEG, memperlihatkan proses inflamasi yang difuse
“bilateral” dengan aktivitas rendah.
3. Photo thorax
4. Darah tepi : leukosit meningkat
5. CT Scan untuk melihat keadaan otak
6. Pemeriksaan virus
F. Penatalaksanaan
1. Isolasi, bertujuan mengurangi stimulus/rangsangan dari luar dan
sebagai tindakan pencegahan.
2. Terapi antibiotic sesuai hasil kultur
3. Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), agen antiviral acyclovir
secara signifikan dapat menurunkan mortalitas dan mordibitas HSV
encephalitis. Acyclovir diberikan secara IV dengan dosis 30 mg/kgBB
per hari dan dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah
kekambuhan.
4. Mempertahankan hidrasi, monitor balance cairan, jenis dan jumlah
cairan yang diberikan tergantung pada kondisi pasien.
5. Mengontrol kejang dengan obat anti konvulsif diberikan segera untuk
menghilangkan kejang. Obat yang diberikan adalah valium atau
luminal. Dosis valium 0,3-0,5 mg/kgBB. Bila dalam waktu 15 menit
belum teratasi, diulang dengan dosis yang sama. Jika sudah diberikan 2
kali namun masih kejang, berikan valium drip dengan dosis 5
mg/kgBB/24 jam.
6. Mempertahankan ventilasi, bebaskan jalan nafas, dan berikan O2
sesuai kebutuhan.
7. Penatalaksanaan shock septic
8. Untuk mengatasi hiperperiksia, kompres hangat atau diberikan anti
piretik seperti asetosal atau paracetamol

G. Pengkajian askep
Pengkajian meliputi keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, pangkajian psikososial (pada anak perlu dikaji
dampak hospitalisasi).
a. Biodata,
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang,
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Pengkajian Gordon
f. Pemeriksaan Fisik
H. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan intracranial.
2. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan kejang, perubahan
status mental dan penurunan tingkat kesadaran.
3. Nyeri berhubungan dengan iritasi lapisan otak.
4. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.

I. Intervensi
Diharapkan Intervensi dari masing-masing diagnosa yang muncul dapat
teratasi.

J. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah direncanakan.

K. Evaluasi
Evaluasi diharapkan sesuai dengan kriteria hasil dengan SOAP
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ensefalitis adalah infeksi yang menyerang sistem saraf pusat (SSP)
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen.
Penyebab yang sering terjadi adalah virus kemudian herpes simplek, arbo
virus akan jarang disebabkan oleh entero virus, gondongan, dan adeno
virus. Ensefa;it is juga dapat terjadi pada pasca infeksi campak, influenza,
varisella, dan pasca vaksinasi pertusis. Penyebab ensefasilitis Infeksi virus
yang bersifat endemic dibagi menjadi dua yaitu golongan entero virus dan
golongan virus ARBO. Infeksi virus yang bersifat sporadic. Encephalitis
pasca infeksio, pasca morbili, pasca varisella,pasca rubella, pasca vaksinia,
pasca mononucleosis, infeksious dan jenis yang mengikuti infeksi traktus
respiratorius yang tidak spesifik.
B. Saran
Jagalah kesehatan karena sehat merupakan sebuah keadaan yang
sangat berharga, sebab dengan fisik yang sehat seseorang mampu
menjalankan aktifitas sehari hari tanpa mengalami hambatan. Maka
menjaga kesehatan seluruh organ yang berada dalam tubuh sangatlah
penting karena berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan aktifitas
seseorang
Daftar Pustaka

Nurarif, A & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda. Yogyakarta: Mediaction
Kemenkes RI, (2013). “Riset Kesehatan Dasar”. Di ambil dari
http://depkes.go.id2520Riskesdas202013.pdf&e
NANDA International.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2017 –
2020. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai