DISUSUN OLEH :
NIM : 1948201006
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu membuat sediaan suspensi dan
dapat menetapkan parameter evaluasinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem dispersi secara sederhana dapat diartikan sebagai larutan atau
campuran dua zat yang berbeda maupun sama wujudnya. Sistem dispersi ditandai
dengan adanya zat yang terlarut dan zat pelarut. Contohnya, jika tiga jenis benda,
yaitu pasir, gula dan susu masing-masing dimasukkan ke dalam suatu wadah yang
berisi air, kemudian diaduk dalam wadah terpisah, maka kita akan memperoleh 3
sistem disperse (Ridwan, 2012).
Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran
secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi.
Tepung kanji bila dimasukan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem
dispersi dengan air sebagai medium pendispersi dan tepung kanji sebagai zat
terdispersi (Henrayani, 2009).
Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase
terdispers, terdistribusi ke seluruh medium kontinu atau medium terdispersi.
Bahan-bahan yang terdispers bisa mempunyai jangkauan ukuran dari partikel-
partikel berdimensi atom dan molekul sampai partikel-partikel yang ukurannya
diukur dalam milimeter. Oleh karena itu, cara yang paling mudah untuk
penggolongan sistem terdispers adalah berdasarkan garis tengah partikel rata-rata
dari bahan terdispers. Umumnya dibuat tiga golongan ukuran, yaitu dispersi
molekuler, dispersi koloid, dan dispersi kasar (Martin et al, 2008).
Dispersi kasar. Dispersi kasar atau suspensi akan terjadi jika diameter
fasa terdispersi memiliki ukuran di atas 100 nanometer. Sistem ini mula-mula
keruh tetapi dalam beberapa saat segera nampak batas antara fasa terdispersi
dengan medium pendispersi karena terjadinya pengendapan. Kita dapat
memisahkan fasa terdispersi dari mediumnya dengan cara melakukan penyaringan
(Ridwan, 2012).
Vu
F=
Vo
Derajat flokulasi adalah rasio volume akhir sedimen sediaan suspense flokulasi
(Vu) dengan volume akhir sedimen sediaan suspense deflokulasi (Voc)
Vu
derajat flokulasi=
Voc
(Taufik, 2009).
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu :
1. Larutan
Merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga
tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel
terdispersi menggunakan mikroskop tingkat pembesaran yang tinggi
(mikroskop ultra).
2. Koloid
Merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari
larutan tetapi lebih kecil dari suspensi.
3. Suspensi
Merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang berukuran relatif
besar dan tersebar merata dalam medium pendispersinya
(Hendriyani,2010).
Partikel-partikel yang tersebar dalam rentan klorida mempunyai luas
permukaan yang sangat besar seklai jika dibandingkan dengan luas permukaan
dari partikel yang lebih besar dalam volume setara (Martin,2008).
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan ke atas cairan suspensi itu. Hubungan antara
ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangannya. Sedangkan antara luas penumpang dengan daya tekan
keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel
semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang sama). Sedangkan
semakin besar luas penampang partikel daya tekan ketas cairan akan
semakin memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun
(kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula
gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian
menambahkan viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang
dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan
dihitung.
3. Jumlah partikel (Konsentrasi)
Apabila disuatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi
benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan
terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu semakin besar
konsentrasi partikel, makin besar pula kemungkinan terjadinya endapan
partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat/ Muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinana besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antara bahan tersebut yang menghasilkan
bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut
merupakan sifat alam, maka tidak dapat mempengaruhinya.
(Syamsyuni,2006).
III. ALAT & BAHAN
ALAT :
Mortir dan stemper.
Gelas ukur 100 ml.
Batang pengaduk.
Magnetic stirer.
Pemanas.
Corong.
BAHAN :
Parasetamol
PVP
Aquadest
Etanol
Tween
IV. PROSEDUR
1. Pembuatan suspensi
Zat aktif disuspensikan dengan zat pesuspensi yang ditentukan oleh
asisten dengan variasi konsntrasi tertentu. Dibuat pula blanko
suspensi tanpa zat pensuspensi.
2. Pengamatan sedimentasi
Amati dan catat volume sedimentasi yang terjadi dalam interval
waktu tertentu.
3. Tentukan redispersibillitas suspensi pada waktu yang ditentukan.
V. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
A. HASIL
B. PERHITUNGAN
Volume sedimentasi
Vu
F=
Vo
Keterangan :
F = volume sedimentasi
LAMPIRAN
Hasil menimbang
paracetamol = 1,26
Hasil menimbang
paracetamol = 1,27
Hasil menimbang
paracetamol = 1,28
Ridwan. 2012. Pengertian dan Jenis Larutan dalam Sistem Dispersi serta
contohnya.
Martin.2008. Farmasi fisika. Jakarta : UI Press
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran Jakarta: EGC
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media
Pratama
Syamsuni, H. A.. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC
Taufik, H. 2009. Sistem Dispersi.