Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN TN.

DENGAN KASUS OPEN FRAKTUR FEMUR DEXTRA

Nama Pasien : Tn. “Y”

Umur : 40 Tahun

Diagnosa Medis : Open Fracture Femur Dextra

Tanggal Masuk : 26 Maret 2011 Pukul : 06.00 WIB

Tanggal Pengkajian : 26 Maret 2011 Pukul : 06.30 WIB

1. PENGKAJIAN PRIMER

a. Airway

- Jalan nafas tidak efektif adanya sumbatan di jalan nafas.

- Dan tampak keluar darah di hidung dan telinga

b. Breathing

- Pasien kesulitan bernapas dan tampak sesak

- frekuensi nafas 10x/menit

c. Circulation

- Pasien mengalami Sianosis dan Akral dingin.

- Frekuensi nadi 110x/menit

d. Disability/disentegrity

- Kesadaran klien Sopor

- Adanya fraktur terbuka femur dibagian kanan

1
e. Exposure/environment

Kesadaran pasien Sopor GCS 8

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan (dilakukan untuk mengatasi kondisi yang

didapat dari pengkajian primer)

 Keadaan umum : Klien lemah,

 Tingkat kesadaran : Sopor

 Keluhan Utama : Adanya fraktur terbuka femur dibagian kanan

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Bentuk kepela mesosepal,bersih, tidak ada benjolan/massa, rambut terdistribusi

baik, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, bentuk rambut lurus, warna rambut

hitam

b. Mata

Bentuk mata simetris.tidak ada kelainan pada konjungtiva ,tidak ada kelainan pada

sclera

c. Hidung

Bentuk hidung simetris adanya keluar darah dari hidung

d. Telinga

Bentuk telinga simetris adanya keluar darah dari telinga

e. Mulut

Bentuk mulut simetris tidak ada kelainan

f. Leher dan vertebra servikalis

2
Tidak Ada Kaku Kuduk, Perdarahan (-), Lesi(-)

g. Thorak

Jantung

Inspeksi : Dada simetris, tidak terlihat kardiomegali.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : Suara jantung sonor

Auskultasi : Bunyi jantung normal, lup-dup, gallop (-), murmur (-)

h. Paru paru

Inspeksi : Dada imetris, RR : 10 x/menit dengan irama reguler.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.

Perkusi : Suara paru sonor

Auskultasi : Suara nafas paru vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

i. Abdomen

Inspeksi : Simetris, Datar, tidak terdapat distensi.

Palpasi : Masa/benjolan (-), distensi abdomen (-).

Perkusi : Tympani.

Auskultasi : Nyeri tekan (-), bising usus 9 x/menit.

j. Perineum/rektum/vagina

Normal tidak ada kelainan

k. Ekstremitas bawah

Adanya fraktur terbuka di bagian Paha disertai pendarahan Masif

4. Therapi

3
- Melakukan Heacting luka

-Pemberian Balut tekan pada luka

Pemberian Obat neurologis dan pemberian cairan RL 500 cc

A. Analisa Data

NO TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 26-03-2011 DS :

Tidak ada data subjektif Gangguan Perfusi Cedera kepala


jaringan Serebral
DO :

Kesadaran klien Sopor

Gcs:8

TTV

TD:90/80 mmhg

RR:10x/menit

HR:110x/menit

T:36,3c

Akral teraba dingin

CRT>2 detik

2. 26 -01-2011 DS :

 Tidak ada data Perfusi jaringan Kekurangan

subjektif tidak efektif volume cairan

DO :

Tampak Sinosis dan Teraba

akral dingin

Tampak keluar darah dari

4
telinga dan lubang hidung

klien

Adanya pendarahan masif

dibagian paha kanan

1. TD : 90/80 mmHg
2. RR : 10 x/menit
3. N : 110x/menit
4. T : 36,3 oC

B. PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral bd Cedera kepala

2. Perfusi Jaringan Perifer tidak efektif bd Kekurangan volume cairan

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


KEPERAWATAN

Gangguan Perfusi jaringan Setelah dilakukan 1. O

Serebral bd Cedera kepala tidakan keperawatan, bservasi TTV klien

Perfusi jaringan Serebral dan Kesadaran klien

optimal dengan kriteria 2. K

hasil : aji CRT,GCS

3. B

erikan posisi
1. Kesadaran klien
Semifowler pada klien
Composmentis

5
2. TTV dalam batas 4. K

normal olaborasi dengan

dokter pemberian obat

neurologis

Perfusi Jaringan perifer Setelah dilakukan 1. Monitor TTV.

tidak efektif berhubungan tindakan keperawatan, 2. Monitor Waktu

dengan kekurangan perfusi perifer efektif Pengisian Kapiler

volume cairan dengan kriteria hasil : 3. Berikan terapi oksigen

4. Periksa seluruh

permukan tubuh
1. TTV dalam batas
terhadap adanya luka
normal
terbuka
2. CRT Klien dalam batas
5. Lakukan Balut tekan
normal( <2 detik)
pada daerah/tonjolan
3. Tidak terjadi Sianosis
tulang yang terjadi

perdarahan.

6. Melakukan Heacting

pada luka

7. Kolaborasi pemberian

Infus cairan kristaloid

6
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diaagnosa
Tgl & Jam Implementasi EVALUASI Paraf
Keperawatan

26-03-2011 Gangguan Perfusi 1. Mengobservasi TTV S:

jaringan Serebral dan kesadaran klien.


O:
bd cedera kepala
TTV klien :

- TD : 90/80

mmHg

- RR : 10 x/menit

- N : 110 x/menit
2. Mengkaji CRT.
- T : 36,3 oC
3. Memberikan Posisi
- Kesadaran
Semifowler pada
Sopor
klien
- GCS 8
4. Kolaborasi dengan
- CRT
dokter pemberian
>2
obat neurologis
detik

- Posisi klien

7
semifowler

Pemberian

obat Citicoline

250mg jalur

IV

A: Masalah

belum teratasi

P: lanjutkan

intervensi

26-03-2011 Perfusi jaringan 1. Observasi TTV klien. S

8
perifer tidak 2. Monitor pengisian O:TTV klien :

efektif bd waktu kapiler


- TD : 90/80
kekurangan 3. Memberikan terapi
mmHg
volume cairan oksigen
- RR : 10 x/menit
4. Periksa adanya luka
- N : 110x/menit
terbuka pada klien
- T : 36,3 oC
5. Melakukan Balut
CRT >2 detik
tekan dan Melakukan
SPO2: 90%
Heacting

6. Kolaborasi pemberian - Klien terpasang

cairan kristaloid pada nasal canule 4lpm

klien - Adanya

Perdarahan

masif disertai

Fraktur

terbuka

femur

dibagian

kanan

- Pendarahan

mulai

berkurang

Pemberian Cairan

kristaloid yaitu RL

500 cc

9
A:Masalah

belum teratasi

teratasi

P:Lanjutkan

intervensi

10
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN Tn. I
DENGAN KASUS FRAKTUR FEMUR DEXTRA
DI INSTALANSI GAWAT DARURAT
RS SIAGA MEDIKA BANYMAS
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 14 April 2014
Hari : Senin
Jam : 16.00 WIB
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. I
Usia : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Jawa – Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Purbalingga
Diagnose Medis : Fraktur Femur Dextra
No. RM : 142258
2. Pengkajian Primer
a. Airway
P : Tidak ada cedera pada saluran napas atau leher, tidak ada sumbatan jalan
nafas (sekret, benda asing, dll), airway clear.
b. Breating
I : Bentuk dada simetris, tidak tampak adaanya bekas luka, klien tidak
terpasang alat oksigenasi.
P : Tidak ada deviasi trakea, tulang – tulang iga teraba normal
P : Bunyi perkusi terdengar timpani (normal)
A : Suara paru vesikuler, RR = 23 x/menit
c. Circulation
I : Klien tidak tampak tanda - tanda sianosis, mukosa bibir lembab,
konjungtiva tidak anemnis.
3. Pengkajian sekunder
a. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1. Kepala : Musochepal, terdapat luka di pelipis 2.
2. Muskuloskeletal
Terpasang spalk pada ekstremitas bawah bagian kanan , tidak ada perdarahan,
terdapat raktur femur dekstra, terdapat nyeri tekan pada bagian paha kanan,
ekstremitas kaki kanan dan kiri tidak terdapat edema, terpasang infuse RL 20
tpm ditangan kiri.
3. Genetalia :
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

11
2. Rongten Tampak garis fraktur pada area femur dekstra.
3. EKG Sinus , S1 S2 reguler
4. Terapi
Infuse RL 20 tpm
Torasic 3 x 200mg

12
B. ANALISA DATA

No. Data Masalah Etiologi


1. DS : Nyeri akut Agen cedera
Klien mengatakan nyeri fisik
pada daerah paha sebelah
kanan, nyeri datang ketika
untuk bergerak dirasakan
seperti dipukul – pukul,
nyeri menjalar ke daerah
selangkangan dengan
skala nyeri 8.
DO :
Terpasang spalk pada
ekstremitas bawah bagian
kanan, terdapat fraktur
femur dekstra, terdapat
nyeri tekan pada bagian
paha kanan.
2. DS : Hambatan Kerusakan
Klien mengatakan paha mobilitas fisik muskuloskeletal
kanan terasa nyeri dan
sulit untuk digerakan
DO :
Terpasang spalk pada
ekstremitas bawah bagian
kanan, terdapat fraktur
femur dekstra, terdapat
nyeri tekan pada bagian
paha kanan.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Hambatan mobilisasi fisik b.d kerusakan muskulokeletal

13
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal/ja No. NOC NIC


m Dx

Senin, 14 1 NOC : 1. Monitor TTV


April 2014 Setelah dilakukan tindakan 2. Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan selam 1 x 7 jam secara komprehensif
16.30 WIB diharapkan nyeri teratasi P,Q,R,S,T .
dengan kriteria hasil : 3. Observasi reaksi nonverbal
- Klien mampu mengontrol dari ketidaknyamanan.
nyeri ( nafas dalam, 4. Kontrol lingkungan yang
relaksasi distraksi ). dapat mempengaruhi nyeri.
- Skala nyeri berkurang 5. Ajarkan tentang teknik non
dari 8 ke 5. farmakologi: napas dala,
- Klien merasa nyaman. relaksasi, distraksi.
- TTV dalam batas normal 6. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi
Senin, 14 2 NOC : 1. Monitor TTV
April 2014 Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji kemampuan pasien
keperawatan selama 1 x 7 jam dalam mobilisasi.
16.30 diharapkan hambatan 3. Latih pasien dalam
WIBA mobilitas fisik teratasi dengan pemenuhan kebutuhan ADLs
kriteria hasil : secara mandiri sesuai
- Klien meningkat dalam kemampuan.
aktivitas fisik. 4. Dampingi dan Bantu pasien
- Mengerti tujuan dari saat mobilisasi dan bantu
peningkatan mobilitas . penuhi kebutuhan ADLs ps.
- Memverbalisasikan 5. Ajarkan pasien bagaimana
perasaan dalam merubah posisi dan berikan
meningkatkan kekuatan bantuan jika diperlukan
dan kemampuan
berpindah .
- Memperagakan
penggunaan alat Bantu
untuk mobilisasi (walker)

14
E. Implementasi dan Evaluasi

Tanggal/ jam Implementasi Evaluasi


Senin, 14 April 1. Memonitor TTV S:
2014 2. Melakukan pengkajian nyeri Klien mengatakan nyeri pada
secara komprehensif daerah paha sebelah kanan, nyeri
Jam 16.45 P,Q,R,S,T datang ketika untuk bergerak
WIBA 3. Mengobservasi reaksi dirasakan seperti dipukul – pukul,
nonverbal dari nyeri menjalar ke daerah
ketidaknyamanan . selangkangan dengan skala nyeri
4. Mengkontrol lingkungan 8. Klien mengatakan setelah
yang dapat mempengaruhi melakukan nafas dalam skala
nyeri. nyeri masih 8.
5. Mengajarkan tentang teknik O:
non farmakologi: napas TD :120 / 80 mmHg, N : 95
dalam . X/menit, S : 36,6C , RR : 23
6. Mengkolaborasikan X/menit. Injeksi Torasik 200 mg
pemberian analgetik sesuai masuk perbolus
indikasi A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
17.00 WIB 1. Mengkaji kemampuan S:
pasien dalam mobilisasi. Klien mengatakan masih nyeri
2. Mendampingi dan dan kaku jika kaki kanannya
membantu pasien saat untuk digerakan
mobilisasi dan bantu penuhi O:
kebutuhan ADLs ps. klien hanya tiduran dengan
3. Mengajarkan pasien kondisi kaki kanan terpasang
bagaimana merubah posisi spalk. TD :120 / 80 mmHg, N :
dan berikan bantuan jika 95 X/menit, S : 36,6C , RR : 23
diperlukan. X/menit.
4. Memasang DC kateter A:
5. Merekam EKG. Masalah hambatan mobilitas
6. Memasang infus di tangan belum teratasi
kiri. P:
7. Menyiapkan pre op Lanjutkan intervensi

15

Anda mungkin juga menyukai