0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan7 halaman
Tugas kasus keperawatan kritis membahas diagnosa pasien Ny. T berusia 59 tahun dengan Chronic Kidney Disease (CKD) dan gagal jantung. Diagnosa keperawatan yang diidentifikasi meliputi bersihan jalan nafas terganggu, kelebihan volume cairan, dan ketidakefektifan pola nafas. Tindakan keperawatan yang diusulkan adalah manajemen jalan nafas, pemantauan volume cairan dan status ginjal serta dukun
Tugas kasus keperawatan kritis membahas diagnosa pasien Ny. T berusia 59 tahun dengan Chronic Kidney Disease (CKD) dan gagal jantung. Diagnosa keperawatan yang diidentifikasi meliputi bersihan jalan nafas terganggu, kelebihan volume cairan, dan ketidakefektifan pola nafas. Tindakan keperawatan yang diusulkan adalah manajemen jalan nafas, pemantauan volume cairan dan status ginjal serta dukun
Tugas kasus keperawatan kritis membahas diagnosa pasien Ny. T berusia 59 tahun dengan Chronic Kidney Disease (CKD) dan gagal jantung. Diagnosa keperawatan yang diidentifikasi meliputi bersihan jalan nafas terganggu, kelebihan volume cairan, dan ketidakefektifan pola nafas. Tindakan keperawatan yang diusulkan adalah manajemen jalan nafas, pemantauan volume cairan dan status ginjal serta dukun
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Kritis II
Disusun Oleh : KOMARUDIN
P27905118015
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
TAHUN AKADEMIK
2021
KASUS KEPERAWATAN KRITIS NY. T DENGAN DIAGNOSA CHRONIC KEDNEY
DISEASE (CKD)
Ny. T berusia 59 tahun datang ke RSUD Malingping dengan diagnose
Chronic Kedney Disease (CKD) keluarga klien mengatakan klien sesak dan mengalami penurunan kesadaran. Keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat penyakit gagal jantung . Klien masuk ICU pada tanggal 11 Maret 2021 pukul 21.00 WIB. KU lemah, kesadaran Sopor, akral dingin, terdapat suara nafas tambahan ronchi basah pada paru-paru, irama nafas tidak teratur, terdapat sekret/sputum dari mulut, terdapat edema pada ekstremetas atas dan bawah, pasien terpasang kanul oksigen 5 liter/menit dan terdapat penggunaan otot bantu pernafasan pada pasien. Hasil pemeriksaan urin= kreatinin = 4.0 mg/dL(normal = 0.6 1.2 mg/dL), Ureum =126 mg/Dl (normal= <50 mg/dL).Saat dikaji TD : 113/56 mmhg, N: 63 x/m, RR: 30x/mnt, S: 36,3’C,SpO2 92
A. ANALISIS GEJALA
Data Fokus Etiologi Problem
DS Bersihan jalan nafas Obtruksi jalan nafas :- terganggu D O: - Pasien tampak sesak nafas RR = 30x/mnt - Pada pemeriksaan paru terdapat suara nafas tambahan ronchi basah. - Terdapat sekret/sputum yang keluar melalui mulut pasien. DS Kelebihan volume Penurunan haluaran :- cairan urin dan fungsi ginjal D O: - Terdapat edema ekstremitas atas dan ekstremitas bawah pada pasien - Pasien tampak sesak (RR= 30 x/mnt) - Hasil pemeriksaan urin = kreatinin = 4.0 mg/Dl (normal = 0.6 1.2 mg/dL) - Ureum = 126 mg/Dl normal= <50 mg/dL)
DS : - Ketidakefektifan pola Kelemahan otot
DO : nafas pernafasan - Pasien tampak Sesak nafas atau dispneu - RR = 30 x/mnt - Pasien terpasang kanul oksigen 5 liter/menit - Terdapat penggunaan otot bantu pernafasan pada pasien. - Irama nafas tidak teratur
B. DIAGNOSIS YANG MUNCUL
1) Bersihan jalan nafas terganggu b.d obstruksi jalan nafas 2) Kelebihan volume cairan b.d pengeluaran haluaran dan fungsi ginjal 3) Ketidakefektifan pola nafas b.d. kelemahan otot pernafasan
C. JUSTIFIKASI TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan - Manajemen jalan terganggu tindakan keperawatan nafas (3140) : berhubungan dengan 2x7 jam diharapkan klien - Catat frekuensi dan obstruksi jalan nafas ketidakefektifan bersihan kedalaman jalan nafas dapat teratasi pernafasan, dengan penggunaan otot kriteria hasil : bantu pernafasan - RR dalam batas - Observasi sumbatan normal (16-24 pada jalan nafas x/mnt) pasien. - Tidak sesak nafas - Auskultasi suara nafas, - Tidak ada penumpukan catat area yang sekret ventilasinya menurun - Bunyi nafas normal atau adanya suara nafas tambahan. - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi(semi fowler) pasien - Lakukan penyedotan atau suction sekret
Kelebihan volume Setelah dilakukan - Pantau adanya tanda
cairan berhubungan tindakan keperawatan dan gejala overhidrasi dengan pengeluaran selama 2x7 jam yang memburuk haluaran urine dan diharapkan kelebihan (misalnya : ronkhi fungsi ginjal volume cairan pada basah diparu, pasien dapat teratasi/ poliuria/oliguria, dapat berkurang edema. dengan kriteria hasil : - Monitor status - Edema teratasi perubahan paru atau Input dan output seimbang jantung yang menunjukkan kelebihan cairan. - Monitor spesimen laboraturium untuk pemantauan perubahan cairan/elektrolit - Jaga pencatatan intake dan output yang akurat. - Jelaskan pada pasien dan keluarga mengenai alasan untuk pembatasan cairan, tindakan hidrasi, elektrolit tambahan sesuai indikasi. - Siapkan pasien untuk dialisis. - Kolaborasi dengan terapi farmakologi Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan - Monitor pola pola nafas keperawatan selama 2x7 nafas pasien dan berhubungan jam diharapkan klien akan TTV dengan menunjukkan pola nafas - Posisikan kelemahan otot yang efektif dengan suplai Pasien pernafasan oksigen yang adekuat untuk dengan kriteria hasil : mengurangi sesak nafas (semi fowler/ 300) - tidak ada sesak nafas - Motivasi pasien RR dalam batas normal (16- untuk bernafas 24 x/mnt) pelan dan dalam - Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun. - Monitor status pernafasan dan oksigenasi yang sesuai. - Kolaborasi alat bantu pernafasan (ventilator)