Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Konsep Kebutuhan Harga Diri

Disusun oleh kelompok 3:


Ketua: Armi siahaya
Sekertaris: Aditya putra
Bendahara: Miranti s. labanji
Anggota: -Haspinah
-Femilina mandagi
-Anisa edi
-Santriani
-Andriansyah
-Samsiar
-Cinta kirana

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepadaTuhan yang Maha Esa karena rahmat-Nya
kami dapat bekerja sama untuk menyelsaikan makalah tentang KONSEP KEBUTUHAN
HARGA DIRI.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
serta pengetahuan tentang hal-hal dasar yang kita butuhkan sebagai manusia di dalam
kehidupan. Kami juga sangat menyadari didalam makalah ini banyak sekali kekurangan
bahkan jauhdari kata sempurna.Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk makalah kami ini agar dapat di perbaiki di tugas yang akan datang.
Semoga makalah yang sederhana ini mudah untuk di pahami bagi siapapun
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan karena
mengingat tidak ada satupun yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
a. Latar Belakang.........................................................................................4
b. Rumusan Masalah.....................................................................................4
c. Tujuan Penulisan......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
a. Konsep Harga Diri....................................................................................6
b. Komponen Harga Diri...............................................................................6
c. Tahap Perkembangan Harga Diri..............................................................6
d. Faktor-Fakot Perkembangan Harga Diri....................................................6
e. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Harga Diri.............................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................7
a. Kesimpulan...............................................................................................8
b. Saran........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri.


Konsep diri ( self concept     )   merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
pembicaraantentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik
pada manusia,sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang
merupakan aktualisasiorang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki
dorongan untuk berkembangyang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan
keberadaan dirinya. Perkembangan yang  berlangsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki.


Padahalsegala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang
kualitaskemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuanyang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas
sebagai suatu hal yangsulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting
untuk seorang perawatmemahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih
dahulu baru bisa memahamiklien.

Konsep diri adalah manusia, dan Manusia adalah makhluk biopsikososial


yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia
selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan
yang dipertahankan oleh setiapindividu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.

Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipela!ari dari pengalaman
unik melalui eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi
dirinya.

dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan


o r a n g l a i n . Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana
individu.
B. Rumusan Masalah
f. Konsep Harga Diri
g. Komponen Harga Diri
h. Tahap Perkembangan Harga Diri
i. Faktor-Fakot Perkembangan Harga Diri
j. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Harga Diri
C. Tujuan Penulisan
a. Agar Mengetahui Konsep Harga Diri
b. Agar Mengetahui Komponen Harga Diri
c. Agar Mengetahui Tahap Perkembangan Harga Diri
d. Agar Mengetahui Faktor-Faktor Perkembangan Harga Diri
e. Agar Mengetahui Asuhan Keperawatan Pemenuhan Harga Diri
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Harga Diri


Pengertian Harga Diri Harga diri
merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran penting dan
berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu. Menurut Cooper smit
bahwa:
“Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang
dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan
individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan”. Secara
singkat, harga diri adalah “Personal judgment” mengenai perasaan berharga atau
berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya”.
Stuart dan Sundeen mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi
ideal dirinya. Dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana
individu tersebut menilai dirinya sebagai orang
Yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.Baron dan Byrne
menyebutkan harga diri sebagai penilaian terhadap diri yang dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki orang lain dalam
Berikut ini beberapa pengertian atau definisi harga diri atau self esteem dari beberapa sumber
referensi buku:

 Menurut Coopersmit (1967:75), harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan
kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya
kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara
singkat, harga diri adalah personal judgment mengenai perasaan berharga atau berarti yang
diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. 

 Menurut Kreitner dan kinicki (2000:67), harga diri adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri
berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Orang dengan harga diri yang tinggi memandang
diri mereka sendiri berharga, mampu dan dapat diterima. Orang dengan harga diri yang rendah
memandang diri mereka sendiri dalam pemahaman yang negatif. Mereka tidak merasa baik
dengan diri mereka sendiri dan dipenuhi dengan rasa sangsi akan dirinya sendiri. 

 Menurut Frey dan Carlock (dalam Simbolon, 2008:10), harga diri adalah penilaian yang
mengacu pada penilaian positif, negatif, netral dan ambigu yang merupakan bagian dari
konsep diri, tetapi bukan berarti cinta diri sendiri. 

 Menurut Santrock (1998), harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri
secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
keberadaan dan keberartian dirinya. Dalam harga diri tercakup evaluasi, penghargaan diri dan
menghasilkan penilaian tinggi atau rendah terhadap dirinya sendiri. 

 Menurut Burn (1993:121), harga diri adalah penilaian terhadap diri yang dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding. Harga diri merupakan
penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain
terhadap individu.
B. Komponen Harga Diri
Felker menyatakan terdapat tiga komponen harga diri, yakni:
a. Perasaan Diterima (Felling Of Belonging)
Perasaan individu bahwa dirinya adlah bagian dari sebuah kelompok dan dirinya
diterima seperti dihargai anggota kelompoknya. Kelompok tersebut dapat suatu
keluarga, teman sebaya maupun kelompok lainnya.
b. Perasaan Mampu (Felling Of Competence)
Perasaan dan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya sendiri
dalam pencapaian suatu hasil yang diharapnan seperti perasaan seseorang ketika
mengalami keberhasiulan atau kegagalan.
c. Perasaan Berharga (Felling Of Worth)
Perasaan yang mana invidu merasa dirinya berharga atau tidak, dimana perasaan
ini seringkali dipengaruhi pengalaman masa lalu. Perasaan yang ada pada
individu yang biasa ditunjukkan dan asalnya dari pertanyaan yang sifatnya
pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Frey dan Carlock (1987), terdapat dua komponen harga diri yang saling
berhubungan, yaitu:
1. Merasa mampu, yaitu perasaan bahwa individu mampu mencapai tujuan yang diinginkannya.
Menjadi mampu berarti individu memiliki keyakinan pikiran, perasaan dan perilaku yang
sesuai dengan realita dirinya. Apabila individu mampu atau berhasil dalam tujuannya maka
harga dirinya meningkat. 
2. Merasa berguna, yaitu perasaan individu bahwa ia berguna untuk hidup. Merasa berguna
berarti menguatkan diri dan menghormati dirinya sendiri. Individu yang memandang dirinya
sebagai individu yang tidak layak akan menurunkan harga dirinya.

C. TAHAP PERKEMBANGAN HARGA DIRI


Konsep ini dapat dipelajari, sebagai contoh konsep diri seorang anak merupakan suatu hasil atas
perubahan-perubahan yang terjadi selama masa-masa perkembangan awal (Whiling, 1986).
Peningkatan harga diri pada seorang anak akan mengembangkan hubungan-hubungan sosial yang
bermakna dan akan menguasai peran/tugas-tugasnya (capernito,2000,hlm.840). Anak yang baru
menginjak remaja berada pada saat tumbuhnya rasa percaya diri sebagaimana orang dewasa,
mereka berjuang untuk menetapkan suatu identitas dan perasaan dirinya dan teman-teman
sebayanya. Menurut teori psikososial perkembangan Erik H. Erikson (dikutip oleh A.Aziz Alimul
H, 2006, Hlm.239). konsep diri dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:
 Usia 0-1 tahun
1. Menumbuhkan rasa percaya diri dari konsistensi dalam interkasi pengasuhan dan
pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua dan orang lain.
2. Membedakan dirinya dari lingkungan.
 Usia 1-3 tahun
1. Mulai menyatakan apa yang disukai dan tidak disukai.
2. Meningkatnya kemandirian dalam berfikir dan bertindak.
3. Menghargai penampilan dan fungsi tubuh.
4. Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi, meniru, dan
bersosialisai.
 Usia 3-6 tahun
1. Memiliki inisiatif.
2. Mengenali jenis kelamin.
3. Meningkatnya kesadaran diri.
4. Meningkatnya ketrampilan berbahasa, termasuk pengenalan perasaan seperti
senang, kecewa, dan sebagainya.
5. Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga.
 Usia 6-12 tahun
1. Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga tidak lagi
dominan.
2. Meningkatnya harga diri dengan penguasaan ketrampilan baru (misalnya
membaca, matematika, olahraga, musik)
3. Menguatnya identitas seksual.
4. Menyadari kekuatan dan kelemahan.
 Usia 12-20 tahun
1. Menerima perubahan tubuh/kedewasaan.
2. Belajar tentang sikap, nilai, dan keyakinan, menentukan tujuan masa depan.
3. Merasa positif atas berkembangnya konsep diri.
4. Berinterkasi dengan orang-orang yang menurutnya menarik secara seksual dan
intelektual.
 Usia 20-40 tahun
1. Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang lain.
2. Memiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri.
3. Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggungjawab.
 Usia 40-60 tahun
1. Dapat menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik.
2. Mengevaluasi ulang tujuan hidup.
3. Merasa nyaman dengan proses penuaan.
 Usia 60 tahun
1. Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan.
2. Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikutnya.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri


 Menurut Akhmad Sudrajad :
1. penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis,
2. kegagalan yang berulang kali,
3. kurang mempunyai tanggungjawab personal,
4. ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
 Menurut Dariuszky adalah Perasaan takut , yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear).
 Menurut Coopersmith
Menurut Coopersmith (1967), terdapat lima faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:
1. Faktor Jenis Kelamin
Menurut Ancok dkk. (Dalam Ghufron, 2010) Wanita selalu merasa harga dirinya lebih
rendah daripada pria, seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang
mampu, atau merasa harus di lindungi. Hal ini terjadi mungkin karena peran orang tua
dan harapan-harapan masyarakat yang berebeda-beda baik pada pria maupun wanita.
Pendapat tersebut sama dengan penelitian dari Coopersmith (1967) yang membuktikan
bahwa harga diri wanita lebih rendah daripada harga diri pria.

2. Inteligensi
Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi
daripada individu dengan harga diri yang rendah. Dan individu yang memiliki harga diri
yang tinggi memiliki skor intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan
selalu berusaha keras.

3. Kondisi Fisik
Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik
dan tinggi badan dengan harga diri. Individu dengan kondisi fisik yang menarik
cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi fisik yang
kurang menarik. Begitu pula dengan remaja yang terlalu memikirkan masalah ukuran dan
bentuk tubuhnya. Mereka akan berusaha mati-matian untuk bisa mempertahankan bentuk
tubuh atau menurunkan berat badannya.

4. Lingkungan Keluarga
Coopersmith (1967) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk
aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang tinggi.
Orang tua yang sering memberi hukuman dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan
anak merasa tidak berharga. Mereka yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki
harga diri tinggi karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan, cinta,
dan tanggapan positif orang tua mereka. Sedangkan pengabaian dan penolakan akan
membuat mereka secara otomatis merasa tidak berharga. Karena merasa tidak berharga,
diacuhkan dan tidak dihargai maka mereka akan mengalami perasaan negatif terhadap
dirinya sendiri.

5. Lingkungan Sosial
Klass dan Hodge (1978), (dalam Ghufron, 2010) berpendapat bahwa pembentukan harga
diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini
merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang
lain kepadanya. Termasuk penerimaan teman dekat (peer), mereka bahkan mau untuk
melepaskan prinsip diri mereka dan melakukan perbuatan yang sama (conform) dengan
teman dekat mereka agar bisa dianggap ‘sehati’ walaupun p erbuatan itu adalah perbuatan
yang negatif. Sementara menurut Coopersmith (1967) ada beberapa ubahan dalam harga
diri yang dapat dijelaskan melalui konsep-konsep kesuksesan, nilai, aspirasi dan
mekanisme pertahanan diri. Kesuksesan tersebut dapat timbul melalui pengalaman dalam
lingkungan, kesuksesan dalam bidang tertentu, kompetisi, dan nilai kebaikan.

E.Asuhan Keperawatan Pemenuhan Harga Diri


A.    Pengkajian
1)      Citra tubuh
  Kehilangan/ kerusakan bagian tubuh ( anatomi dan fisiologi)
  Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
  Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
  Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi
Contoh pertanyaan yang diajukan dalam pengkajian citra diri:
-  Apakah ada bagian dari tubuh anda yang anda ingin ubah?
-  Apakah anda merasa nyaman mendiskusiakan mengenai pembedahan anda?
-  Apakah anda merasa berbeda atau inferior terhadap orang lain?
-   Bagaimana perasaan anda mengenai penampilan anda?
-  Perubahan seperti apa yanga anda harapkan terjadi pada tubuh anda setelah
pembedahan?
-   Bagaimana orang terdekat anda beraksi terhadap perubahan pada tubuh anda?
2)      Harga diri
  Penolakan
  Kurang penghargaan
  Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu
dituntut
  Persaingan antar saudara
  Kesalahan dan kegagalan berulang
  Tidak mampu mencapai standar
Contoh pertanyaan ang diajukan pada pengkajian harga diri:
-    Apakah anda puas dengan hidup anda?
-    Apakah yaga anda rasakan mengenai diri sendiri?
-    Apakah anda mendapat yang diiinginkan?
-     Tujuan apa dalam hidup anda yang penting?
3)      Peran
  Sterotipik peran seks
  Tuntutan peranan kerja
  Harapan peran kultural
Contoh pertanyaan yang diajukan dalam pengkajian performa peran, adalah :
-   Ceritakan mengenai keluarga anda
-   Bagaimana hubungan anda dengan orang terdekat?
-    Apa tanggung jawab anda dalam keluarga?
-    Peran atau tanggung jawab yang ingin anda ubah?
-     Apakah anda bangga akan anggota keluarga anda?
4)      Identitas
  Ketidakpercayaan orang tua
  Tekanan dari peer group
  Perubahan struktur social
Contoh pertanyaan yang diajukan dalam pengkajian identitas diri:
-   Bagaimana anda menggambarkan karakteristik anda?
-   Bagaimana orang lain menggambarkan diri anda?
-   Apa yang disukai dalam diri anda?
-   Apa yang ada kerjakan dengan baik?
-   Apa saja kekuatan, bakat dan kemampuan anda?
-    Apa yang anda ingin ubah pada diri anda dan jika anda bisa mengubahnya
yang sangat mengganggu anda, jika anda berpikir seseorang tidak menyuakai
anda?
B.     Stressor Presipitasi
1)     Trauma
Situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi
seperti penganiayaan, atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan.
2)     Ketegangan peran
Rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu melakukan peran yang
bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa sesuai dalam melakukan perannya.
3)     Perilaku
a. Citra tubuh
 Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu
 Menolak bercermin
 Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
 Menolak usaha rehabilitasi
 Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
 Menyangkal cacat tubuh
                                      
b. Harga diri rendah
o Mengkritik diri atau orang lain
o Produktivitas menurun
o Gangguan berhubungan
o Ketegangan peran
o Pesimis menghadapi hidup
o Keluhan fisik
o Penolakan kemampuan diri
o Pandangan hidup bertentangan
o Destruktif kepada diri
o Menarik diri secara sosial
o Penyalahgunaan obat-obatan
o Menarik diri dari realitas
o Khawatir
o Merasa diri paling penting
o Destruktif pada orang lain
o Merasa tidak mampu
o Merasa bersalah
o Mudah tersinggung/ marah
o Perasaan negatif terhadap tubuh

c. Kerancuan identitas
o Tidak ada kode moral
o Kepribadian yang bertentangan
o Hubungan interpersonal yang ekploitasi
o Perasaan hampa
o Perasaan menganbang tentang diri
o Kehancuran gender
o Tingkat ansietas tinggi
o Tidak mampu empati pada orang lain
o Masalah estimasi
4)      Mekanisme koping
a) Pertahan jangka pendek
  Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis,
contohnya: kerjakeras, nonton
  ktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
contohnya: ikut kegiatan social, politik, agama
  Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, contohnya
kompetisi percapaian akademik
  Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya :
penyalahgunaan obat
b) Pertahanan jangka panjang
  Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, potensi diri individu
   Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai- nilai
harapan
c) Mekanisme pertahanan ego
  Fantasi
  Dissosiasi
  Isolasi
  Proyeksi
  Displacement
  Marah/ amuk pada diri sendiri

C.    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan konsep diri, antara lain
(Nanda,2001)
1)      Gangguan citra tubuh
2)      Konflik peran orang tua
3)      Gangguan identitas diri
4)      Ketidakefektifan performa peran
5)      Harga diri rendah kronis
6)      Harga diri rendah situasional
7)      Ansietas
8)      Isolasi sosial
9)      Ketidakberdayaan
10)  Keputusasaan

D.    Rencana Tindakan Keperawatan


Ansietas
1.   Pengertian
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon yang autonom (sumber seringkali tidak sprsifik atau tidak dikethui oleh
individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhdap bahaya.
(Nanda.2012).
2.   Tanda dan Gejala
      Respons fisik yang mungkin ditemukan:
a.       Sering napas pendek
b.      Nadi dan tekanan darah naik
c.       Mulut kering
d.      Anoreksia
e.       Diare/konstipasi
f.       Gelisah
g.      Berkeringat
h.      Tremor
i.        Sakit kepala
j.        Sulit tidur
Respons Kognitif
a.       Lapang persepsi menyempit
b.      Tidak mampu menerima rangsang luar
c.       Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
Respons Perilaku dan Emosi
a.       Gerakan tersentak-sentak
b.      Bicara berlebihan dan cepat
c.       Perasaan tidak aman

3.   Intervensi
Individu
            a. Tujuan
1)      Pasien mampu mengenal ansietas
2)      Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
3)      Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk
mengatasi ansieta
b. Tindakan Keperawatan
1)  Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2)  Bantu pasien mengenal ansietas:
a)  Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
b)  Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c)  Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d)  Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
3)  Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri:
a) Pengalihan situasi
b) Latihan relaksasi:
(1) Tarik napas dalam
(2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
c)  Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
4) Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul

Keluarga
a. Tujuan                                             
1)  Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota
 keluarganya
2)  Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
3)  Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ansietas
4)   Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien denga
 ansietas
5)   Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami
 ansietas
b.  Tindakan Keperawatan
1)  Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2)  Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
3)  Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
4) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
tehnik relaksasi :
a)   Mengalihka situasi
b)   Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot  
c)   Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
5) Diskusikan dengan keluarga perilaku  pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien
6)  Terapi Aktivitas Kelompok

E.     Hasil yang diharapkan


1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya
2.    Klien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya fisik, intelektual,
system pendukung
3.      Klien berperan serta dalam perawatan dirinya
4.      Percaya diri klien meningkat dengan menetapkan tujuan yang realistis.

Ketidakefektifan performa peran


1.      Pengertian
Pola perilaku dan ekspresi diri tidak sesuai dengan konteks lingkungan, norma
dan harapan (Nanda, 2005).
2.      Tanda dan Gejala
a.  Perubahan persepsi mengenai peran
b.  Penolakan peran
c.   Perubahan pola tanggung jawab
d.   Diskriminasi
e.  Ketegangan peran
f.   Pesimis
g.  Motivasi dan percaya diri tidak adekuat
h.   Konflik peran
i.    Kebingunan peran
j.    Cemas
k.   Pengetahuan tidak adekuat
l.    Kompetensi peran dan ketrampilan tidak adekuat
m.  Peran berlebih
n.   Ketidakpuasan peran
3.      Intervensi
a.   Tujuan Umum
Klien memahami perilaku dan ekspresi diri sesuai dengan perannya.
b.   Tujuan Khusus: Klien mampu :
1) Melakukan komunikasi antara anggota keluarga secara langsung dan jelas
2)  Melakukan perubahan peran
 c. Tindakan
1) Mengenal peran: peran dalam hidup, peran dalam keluarga, periode
transisi peran dalam kehidupan, perasaan terhadap peran yang dilakukan
2) Mengenal perubahan peran: perilaku yang diperlukan terhadap perubahan
peran, perubahan peran saat sakit
3) Melatih klien untuk melakukan strategi manajemen perubahan peran
4)  Melatih klien cara adaptasi terhadap perubahan peran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Harga diri merupakan sebuah penilaian individu yang dipengarui oleh sejauh mana
ideal diri seseorang dapat dicapai. Kita harus menghargai diri kita sendiri, sebelum
orang menghargai kita. Begitu pula bila kita ingin dihargai oleh orang lain, kita
wajib menghargai orang lain. Banyak cara untuk menghargai diri kita sendiri, dan
yang paling penting adalah kita harus bersyukur dengan apa yang telah
dianugrahkan Allah untuk kita. Baik itu dari segi jasmaniyah, latar belakang
keluarga atau dari segi harta.

Akan tetapi lebih baik bila kita bersikap sopan, jujur, taat pada aturan yang berlaku,
dan suka menghargai orang lain. Kalau kita mampu berbuat seperti itu, pasti akan
dihargai dan disenangi oleh teman-teman. Dan Kita Juga Harus Mengakui
Kelebihan dan Kekurangan kita.

D. Saran
Kita sebagai individu harus mempunyai harga diri yang baik karena itulah yang
menjadi penilaian seseorang terhadap diri kita.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad , Rifqi. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri. Tersedia di


http://Konselor-Profesional.Blogspot.Com/2012/03/Faktor-FaktorYang-Mempengaruhi-
Harga-Diri.Html diakses tanggal 5 Januari 2013 Sudrajat, Akhmad. 2009. Konsep Harga
Diri.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/05/16/harga-diri/ diakses tanggal 5 Januari


2013http://www.kapukonline.com/2012/02/kebutuhandasarmanusiaabrahammaslow.ht ml
diakses tanggal 5 Januari 2013
http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._psikologi_pend_dan_bimbingan/19621112198 6102-
setiawati/self-esteem.pdf diakses tanggal 5 Januari 2013

http://pakdanidancivic.blogspot.com/2010/05/contoh-bentuk-harga-diri.html
http://klikpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-harga-diri/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-harga-diri/

Anda mungkin juga menyukai