Puji dan syukur kami panjatkan kepadaTuhan yang Maha Esa karena rahmat-Nya
kami dapat bekerja sama untuk menyelsaikan makalah tentang KONSEP KEBUTUHAN
HARGA DIRI.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
serta pengetahuan tentang hal-hal dasar yang kita butuhkan sebagai manusia di dalam
kehidupan. Kami juga sangat menyadari didalam makalah ini banyak sekali kekurangan
bahkan jauhdari kata sempurna.Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk makalah kami ini agar dapat di perbaiki di tugas yang akan datang.
Semoga makalah yang sederhana ini mudah untuk di pahami bagi siapapun
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan karena
mengingat tidak ada satupun yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
a. Latar Belakang.........................................................................................4
b. Rumusan Masalah.....................................................................................4
c. Tujuan Penulisan......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
a. Konsep Harga Diri....................................................................................6
b. Komponen Harga Diri...............................................................................6
c. Tahap Perkembangan Harga Diri..............................................................6
d. Faktor-Fakot Perkembangan Harga Diri....................................................6
e. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Harga Diri.............................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................7
a. Kesimpulan...............................................................................................8
b. Saran........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipela!ari dari pengalaman
unik melalui eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi
dirinya.
PEMBAHASAN
Menurut Coopersmit (1967:75), harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan
kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya
kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara
singkat, harga diri adalah personal judgment mengenai perasaan berharga atau berarti yang
diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.
Menurut Kreitner dan kinicki (2000:67), harga diri adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri
berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Orang dengan harga diri yang tinggi memandang
diri mereka sendiri berharga, mampu dan dapat diterima. Orang dengan harga diri yang rendah
memandang diri mereka sendiri dalam pemahaman yang negatif. Mereka tidak merasa baik
dengan diri mereka sendiri dan dipenuhi dengan rasa sangsi akan dirinya sendiri.
Menurut Frey dan Carlock (dalam Simbolon, 2008:10), harga diri adalah penilaian yang
mengacu pada penilaian positif, negatif, netral dan ambigu yang merupakan bagian dari
konsep diri, tetapi bukan berarti cinta diri sendiri.
Menurut Santrock (1998), harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri
secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
keberadaan dan keberartian dirinya. Dalam harga diri tercakup evaluasi, penghargaan diri dan
menghasilkan penilaian tinggi atau rendah terhadap dirinya sendiri.
Menurut Burn (1993:121), harga diri adalah penilaian terhadap diri yang dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding. Harga diri merupakan
penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain
terhadap individu.
B. Komponen Harga Diri
Felker menyatakan terdapat tiga komponen harga diri, yakni:
a. Perasaan Diterima (Felling Of Belonging)
Perasaan individu bahwa dirinya adlah bagian dari sebuah kelompok dan dirinya
diterima seperti dihargai anggota kelompoknya. Kelompok tersebut dapat suatu
keluarga, teman sebaya maupun kelompok lainnya.
b. Perasaan Mampu (Felling Of Competence)
Perasaan dan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya sendiri
dalam pencapaian suatu hasil yang diharapnan seperti perasaan seseorang ketika
mengalami keberhasiulan atau kegagalan.
c. Perasaan Berharga (Felling Of Worth)
Perasaan yang mana invidu merasa dirinya berharga atau tidak, dimana perasaan
ini seringkali dipengaruhi pengalaman masa lalu. Perasaan yang ada pada
individu yang biasa ditunjukkan dan asalnya dari pertanyaan yang sifatnya
pribadi seperti pintar, sopan, baik dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Frey dan Carlock (1987), terdapat dua komponen harga diri yang saling
berhubungan, yaitu:
1. Merasa mampu, yaitu perasaan bahwa individu mampu mencapai tujuan yang diinginkannya.
Menjadi mampu berarti individu memiliki keyakinan pikiran, perasaan dan perilaku yang
sesuai dengan realita dirinya. Apabila individu mampu atau berhasil dalam tujuannya maka
harga dirinya meningkat.
2. Merasa berguna, yaitu perasaan individu bahwa ia berguna untuk hidup. Merasa berguna
berarti menguatkan diri dan menghormati dirinya sendiri. Individu yang memandang dirinya
sebagai individu yang tidak layak akan menurunkan harga dirinya.
2. Inteligensi
Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi
daripada individu dengan harga diri yang rendah. Dan individu yang memiliki harga diri
yang tinggi memiliki skor intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan
selalu berusaha keras.
3. Kondisi Fisik
Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik
dan tinggi badan dengan harga diri. Individu dengan kondisi fisik yang menarik
cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi fisik yang
kurang menarik. Begitu pula dengan remaja yang terlalu memikirkan masalah ukuran dan
bentuk tubuhnya. Mereka akan berusaha mati-matian untuk bisa mempertahankan bentuk
tubuh atau menurunkan berat badannya.
4. Lingkungan Keluarga
Coopersmith (1967) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk
aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang tinggi.
Orang tua yang sering memberi hukuman dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan
anak merasa tidak berharga. Mereka yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki
harga diri tinggi karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan, cinta,
dan tanggapan positif orang tua mereka. Sedangkan pengabaian dan penolakan akan
membuat mereka secara otomatis merasa tidak berharga. Karena merasa tidak berharga,
diacuhkan dan tidak dihargai maka mereka akan mengalami perasaan negatif terhadap
dirinya sendiri.
5. Lingkungan Sosial
Klass dan Hodge (1978), (dalam Ghufron, 2010) berpendapat bahwa pembentukan harga
diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini
merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang
lain kepadanya. Termasuk penerimaan teman dekat (peer), mereka bahkan mau untuk
melepaskan prinsip diri mereka dan melakukan perbuatan yang sama (conform) dengan
teman dekat mereka agar bisa dianggap ‘sehati’ walaupun p erbuatan itu adalah perbuatan
yang negatif. Sementara menurut Coopersmith (1967) ada beberapa ubahan dalam harga
diri yang dapat dijelaskan melalui konsep-konsep kesuksesan, nilai, aspirasi dan
mekanisme pertahanan diri. Kesuksesan tersebut dapat timbul melalui pengalaman dalam
lingkungan, kesuksesan dalam bidang tertentu, kompetisi, dan nilai kebaikan.
c. Kerancuan identitas
o Tidak ada kode moral
o Kepribadian yang bertentangan
o Hubungan interpersonal yang ekploitasi
o Perasaan hampa
o Perasaan menganbang tentang diri
o Kehancuran gender
o Tingkat ansietas tinggi
o Tidak mampu empati pada orang lain
o Masalah estimasi
4) Mekanisme koping
a) Pertahan jangka pendek
Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis,
contohnya: kerjakeras, nonton
ktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
contohnya: ikut kegiatan social, politik, agama
Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, contohnya
kompetisi percapaian akademik
Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya :
penyalahgunaan obat
b) Pertahanan jangka panjang
Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, potensi diri individu
Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai- nilai
harapan
c) Mekanisme pertahanan ego
Fantasi
Dissosiasi
Isolasi
Proyeksi
Displacement
Marah/ amuk pada diri sendiri
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan konsep diri, antara lain
(Nanda,2001)
1) Gangguan citra tubuh
2) Konflik peran orang tua
3) Gangguan identitas diri
4) Ketidakefektifan performa peran
5) Harga diri rendah kronis
6) Harga diri rendah situasional
7) Ansietas
8) Isolasi sosial
9) Ketidakberdayaan
10) Keputusasaan
3. Intervensi
Individu
a. Tujuan
1) Pasien mampu mengenal ansietas
2) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
3) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk
mengatasi ansieta
b. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Bantu pasien mengenal ansietas:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
b) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
3) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri:
a) Pengalihan situasi
b) Latihan relaksasi:
(1) Tarik napas dalam
(2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
c) Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
4) Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul
Keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota
keluarganya
2) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ansietas
4) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien denga
ansietas
5) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami
ansietas
b. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
3) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
4) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
tehnik relaksasi :
a) Mengalihka situasi
b) Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot
c) Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
5) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien
6) Terapi Aktivitas Kelompok
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri merupakan sebuah penilaian individu yang dipengarui oleh sejauh mana
ideal diri seseorang dapat dicapai. Kita harus menghargai diri kita sendiri, sebelum
orang menghargai kita. Begitu pula bila kita ingin dihargai oleh orang lain, kita
wajib menghargai orang lain. Banyak cara untuk menghargai diri kita sendiri, dan
yang paling penting adalah kita harus bersyukur dengan apa yang telah
dianugrahkan Allah untuk kita. Baik itu dari segi jasmaniyah, latar belakang
keluarga atau dari segi harta.
Akan tetapi lebih baik bila kita bersikap sopan, jujur, taat pada aturan yang berlaku,
dan suka menghargai orang lain. Kalau kita mampu berbuat seperti itu, pasti akan
dihargai dan disenangi oleh teman-teman. Dan Kita Juga Harus Mengakui
Kelebihan dan Kekurangan kita.
D. Saran
Kita sebagai individu harus mempunyai harga diri yang baik karena itulah yang
menjadi penilaian seseorang terhadap diri kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://pakdanidancivic.blogspot.com/2010/05/contoh-bentuk-harga-diri.html
http://klikpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-harga-diri/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-harga-diri/