Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Agama Islam dan Ekonomi

A. Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal
dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος
(nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai
"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud
dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan
data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
B. Hubungan Agama dan Ilmu Ekonomi
Islam adalah sistem kehidupan (way of life). Islam menyediakan berbagai
perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang
ekonomi. Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, sehingga ekonomi Islam
bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama Islam,
ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Ciri khas
ekonomi Islam adalah tidak memisahkan antara norma dan fakta, serta konsep yang
rasional.
Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan spiritualitas atau
ritualitas, namun agama merupakan serangkaian keyakinan, peraturan serta tuntutan
moral bagi setiap aspek kehidupan manusia., termasuk ketika manusia berinteraksi
dengan sesama manusia atau alam semesta.
Ekonomi, secara umum, didefinisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia
dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi barang dan jasa
yang dibutuhkan manusia. Dengan demikian, ekonomi merupakan suatu bagian dari
agama.
Ekonomi islam dibangun atas dasar agama islam , ekonomi islam akan
mengikuti agama islam dalam berbagai aspeknya. Ekonomi sebagai sesuatu yang
bersifat independen , dan karenanya bersifat obyektif dan akhirnya berlaku universal.
Hukum penawaran , misalnya yang menyatakan bahwa “jika harga suatu barang
meningkat , maka jumlah barang yang di tawarkan akan meningkat “. Hukum tersebut
berlaku karena para produsen memandang bahwa kenaikan harga barang adalah
kenaikan pendapatan.
Tingkah laku ekonomi manusia merupakan ibadah kepada Allah. Kekayaan
ekonomi adalah suatu alat untuk memenuhi hajat dan kepuasan hidup dalam rangka
meningkatkan kemampuannya agar dapat mengabdi lebih baik kepada allah. Mencari
dan menimba kekayaan atau pendapatan yang lebih baik untuk dinikmatinya tidaklah
dikutuk allah sepanjang diakui sebagai karunia dan amanat allah. Adapun yang
terkutuk adalah apabila kekayaan itu di jadikan sesembahan yang utama dalam
hidupnya . iman dan taqwa kepada Allah memberi corak pada dunia ekonomi dengan
segala aspeknya.
Ekonomi juga usaha untuk mendapatkan dan mengatur harta baik material maupun
non material untk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik secara individu maupun
kolektif yang menyangkut perolehan pendistribusian maupun penggunaannya.
Menurut J.L Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi ialah ilmu tentang usaha
manusia mencapai kemakmuran karena manusia itu termasuk makhluk ekonomi.
Ekonomi juga usaha untuk mendapatkan dan mengatur harta baik material maupun
non material untk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik secara individu maupun
kolektif yang menyangkut perolehan pendistribusian maupun penggunaannya.
Menurut J.L Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi ialah ilmu tentang usaha
manusia mencapai kemakmuran karena manusia itu termasuk makhluk ekonomi.
C. Teori Max Weber
Teori max weber (1864-1924) dalam bukunya Die Protestant Ethic and the
Spirit of Capitalism menjelaskan bahwa: pemikiran agama sangat berpengaruh bagi
perkembangan aspek material (kehidupan di dunia ini), baik politik, ekonomi, sosial,
maupun budaya. Atau dengan kata lain, ada hubungan yang sangat signifikan antara
kemajuan dalam bidang pemikiran (immaterial) dan kemajuan dalam bidang material.
Weber menganalisis bahwa perubahan masyarakat Barat menuju kemajuan ekonomi
tidak hanya disebabkan oleh kelompok bisnis dan pemodal. Dalam penelitiannya,
sebagian dari nilai keberagamaan Protestan memiliki aspek rasionalitas ekonomi dan
nilai-nilai tersebut ditunjukkan pada spirit keagamaan (Max Weber, 2006: 95). Tesis
yang diperkenalkannya sejak 1905 mengatakan bahwa ada hubungan antara ajaran
agama dengan perilaku  ekonomi (Asifudin, Ahmad Janan , 2004: 157).
Apa yang dikatakan Weber dalam tesisnya ”Etika  Protestan” rupanya memiliki
kongruensi dengan yang terjadi di Islam. Taufik Abdullah (1979) dalam bukunya
Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi mengatakan bahwa “etika” yang
dipancarkan oleh Al-Qur’an hampir takberbeda jauh dengan yang disebut Weber
“etika Protestan: jujur, kerja keras, berperhitungan, dan hemat”. Dari teori di atas
dapat disimpulkan sebuah teori, yang akan dijadikan landasan berfikir dalam
penelitian ini yaitu semakin tinggi pemahaman agama seseorang maka akan semakin
maju pula dalam perilaku ekonominya, dan akan maju pula tingkat kesejahteraan
seseorang. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan dapat dipengaruhi
oleh seberapa besar tingkat pemahaman keagamaan dan perilaku ekonominya.
D. Sesi Tanya Jawab
1) Pertanyaan pertama
“Bagaimana Hukum Tawar Menawar dalam Islam?”
Penanya : Nursam Zainal
Penjawab : Urip Cahyadi
Jawaban : Dalam islam tawar menawar itu di bolehkan selama tidak merugikan
salah satu pihak,dan di lakukan secara terang terangan tidak ada yang di
sembunyikan hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW bahwa ” Penjual dan
pembeli sama sama memiliki Khiyar (Untuk melanjutkan atau membatalkan)
selama mereka belum berpisah,atau sampai mereka berpisah.jika keduanya
bersikap jujur dan terbuka,maka jual beli mereka itu di berkati.tetapi kalua mereka
bersikap tidak jujur dan tertutup maka di hapus keberkatan jual beli
mereka”(HR,Bukhari)
2) Pertanyaan Kedua
“Bagaimana Islam bisa mempersempit jurang sosial antara si kaya dan si miskin?”
Penanya : Ade Alfaida
Penjawab : Muhammad Sutan
Jawaban :
Islam merupakan agama yang sangat sempurna dengan segala syariat yang telah
ditetapkan oleh Allah melalui perintah-Nya sehingga segala urusan manusia baik
itu urusan duniawi maupun ukhrawi telah diatur oleh islam. Dalam hal ini, islam
telah mengatur agar perputaran harta dapat dirasakan oleh golongan fakir miskin
melalui syariat yang agung yaitu Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Bahkan Allah Azza
Wa Jalla telah memberi ganjaran khusus kepada orang yang suka bersedekah
didalam Q.S Al- Baqarah : 261 yang berbunyi :
3) Pertanyaan Ketiga
“Bagaimana penerapan Sistem Ekonomi Islam di Indonesia”
Penanya : Dwi Randi Murhum
Penjawab : Manda Erica Purnamasari
Jawaban : Di Indonesia ada beberapa Sistem Ekonomi yang pernah digunakan,
yaitu Sistem Ekonomi Kapitalisme, Sistem Ekonono Sosialisme, Sistem Ekonomi
campuran, Sistem Ekonomi Dualistik dan Sistem Ekonomi Pancasila.Adapun
wujud nyata penerapan Sistem Ekonomi Islam di Indonesia adalah sebagai
berikut:

Setiap manusia bebas melakukan aktivitas ekonomi apa saja , selama aktivitas
Ekonomi yang dilakukan bukan aktivitas Ekonomi yang dilarang dalam karangka
Islam.
Adapun pengelolaan kepemilikan yang berhubungan dengan kepemilikan
Negara (State Property) dan kepemilikan individu (Private Property), nampak
jelas dalam hukum-hukum Baitul Mal serta Hukum-Hukum Mu'amalah, seperti
Jual-Beli, Gadai (Rahn), dan sebagainya. As-Syari' juga telah memperbolehkan
Negara dan individu untuk mengelola masing-masing kepemilikannya, dengan
cara lain, asal tetap berpijak kepada hukum-hukum yang telah dijelaskan oleh
syara'.
Pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh
Pemerintah. Disamping itu, undang-undang juga memberikan peluang kepada
amil zakat swasta untuk mengumpulkan dan mendistribusikannya dengan syarat
dan ketentuan lebih lanjut yang diatur oleh Menteri Agama. Undang-Undang
Negara hanya mengatur Lembaga Pengelola Zakat. Sedangkan hukum zakat tetap
mengikuti ketentuan syari'at sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Tidak adanya potongan bunga yang diterapkan pada Perbankan Syariah di
Indonesia melainkan bagi hasil kepada nasabah.
Lembaga - Lembaga Keuangan Syariah yang ada di Indonesia sudah menerapkan
sistem yang sesuai dengan ajaran Al-Quran dan As-Sunnah.
Dengan adanya wujud nyata penerapan Sistem Ekonomi Islam di Indonesia, maka
diharapkan kedepannya Perekonomian Indonesia akan mengalami kemajuan yang
pesat karena telah menerapkan sistem yang sesuai dengan ajaran Al-Qu'an dan
As-Sunah.

Anda mungkin juga menyukai