Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ILMU - ILMU BAGIAN DARI ANTROPOLOGI DAN


HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI BUDAYA ATAU
SOSIAL DAN SOSIOLOGI

Disusun Oleh :

1. Halimah( 2138013)
2. Isna Rahayu Putri (2138027)
3. Khoiri(2138012)

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan tugas individu perkuliahan
Antropologi yang berjudul “Pengertian Antropologi ”ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu kami, yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah perkuliahan ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga makalah perkuliahan ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.

Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah perkuliahan ini, namun saya menyadari bahwa di dalam tugas individu yang telah
tersusun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga saya mengharapkan
masukan, kritikan serta saran dari semua pihak agar makalah ini bisa menjadi lebih sempurna
dan bermanfaat bagi kita semua, .terima kasih.

Pasir Pengaraian, 26 September 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................3

1.3 Tujuan .....................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Antropologi ............................................................................4

2.2 Ruang Lingkup Dan Perkembangan Antropologi ................. 5

2.3 Definisi Antropologi Menurut Para Ahli & Garis Besar nya 10

2.4 Sejarah Dan Perkembangan Antropologi ..............................14

2.5 Hubungan Antropologi Dengan Ilmu-Ilmu Lain Sosial .......16

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................19

3.2 Saran ......................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian


pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta kapasitas fisik dengan
menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan
dapat diperoleh melalui lembaga formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui
lembaga informal tersebut dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan
keluarganya. Dalam masyarakat yang sangat kompleks, terspesialisasi dan berubah cepat,
pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu
keseluruhan.
Manusia sebagai salah satu makhluk di muka bumi merupakan makhluk yang paling
unik. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat yang tak bisa lepas dari
kebudayaan dan adat istiadat. Manusia dan kebudayaan ibarat dua sisi mata uang yang satu
sama lain tidak bisa dipisahkan. Setiap manusia yakin bahwa agama merupakan kepercayaan
yang mempengaruhi kehidupannya dan dijadikan sebagai pedoman hidup. Selain agama,
kehidupan manusia juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Kebudayaan sebagai sistem struktural
yang berarti,, bahwa proses pemikiran menghasilkan sistem simbol yang dimiliki bersama
dan tercipta secara kumulatif dari pikiran-pikiran.1 Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur kebudayaan yang ada. Bahasa, sistem keperrcayaan,
sistem sosial, mata pencaharian, teknologi, ilmu pengetahuan, dan kesenian merupakan
aspek-aspek yang berasal dari sistem ide dan gagasan suatu masyarakat yang diturunkan
secara turun temurun antar generasi.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan
waktu untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat kebudayaan di masa depan
tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru
diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus
saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling
berhubungan. Pendidikan bersifat konservatif yang bertujuan mengekalkan hasil-hasil
prestasi kebudayaan, yang dilakukan oleh pemuda-pemudi sehinga dapat menyesuaikan diri
pada kejadian-kejadian yang dapat diantisipasikan di dalam dan diluar kebudayaan serta
merintis jalan untuk melakukan perubahan terhadap kebudayaan.

3
Manusia adalah makhluk sosial , yaitu manusia memerlukan orang lain.sejak manusia
lahir ke dunia mereka sangat membutuhkan bantuan lainnya agar mereka dapat tetap hidup
baik. Dalam berinteraksi di masyarakat , manusia dipengaruhi nilai, aturan , norma , budaya
serta kondisi geografisnya terhadap perubahan perilakunya . pada hakikatnya pendidikan
merupakan proses transformasi nilai dan kebudayaan dari generasi satu ke generasi
berikutnya, karena itu proses pendidikan akan terkait erat dengan latar belakang budaya
tempat proses pendidikan berlangsung.Dengan demikian fungsi pendidikan sangat penting
dalam melestarikan budaya dan menjadikan manusia berperilaku sesuai dengan nilai, norma,
dan budaya lokal, sehingga manusia masih memiliki wawasan budaya setempat tanpa harus
melupakan budaya aslinya.
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk manusia mulai
dari fisik, tingkah laku,kebiasaan,bahasa, budaya serta susunan masyarakat , ternyata telah
memberikan kita sebuah.pengetahuan tentang perkembangan zaman dan fenomena kehidupan
budaya dan masyarakat dari waktu ke waktu sehingga tentunya kita tidak akan pernah lupa
akan sebuah perjalanan manusia dari masa lampau hingga sekarang ini.

Terdapat lima masalah penelitian khusus antropologi yaitu :

Koentjoroningrat (2009) berpendapat bahwa di iniversitas-universitas Amerika Serikat,


tempat antropologi telah berkembang secara ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya
yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah penelitian khusus yaitu:

1. Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (evolusi ) secara biologi


2. Masalah sejarah terjadinya beragam makluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri
tubuhnya.
3. Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran beragam bahasa yang diucapkan
manusiadi seluruh dunia.
4. Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan manusia
diseluruh dunia.
5. Masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari
semua suku-suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi.

4
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu :
A. Apa Pengertian Antropologi ?
B. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Antropologi ?
C. Apa tujuan dan kegunaan Antropologi ?
D. Apa Hubungan antara Antropologi dengan sosiologi dan ilmu – ilmu lainnya ?

1.3. Tujuan Makalah


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu :
A. Untuk mengenal Pengertian Antropologi.
B. Untuk mengenal Sejarah dan Perkembangan Antropologi.
C. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan Antropologi.
D. Untuk mengetahui Hubungan antara Antropologi dengan sosiologi dan ilmu – ilmu
lainnya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Antropologi
Pengertian Antropologi
Atropologi Berasal dari bahasa Yunani, Antropos berarti manusia dan logos berarti
ilmu atau studi tentang sesuatu. Para antropolog mengemukakan antropologi sebagai studi
tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat
tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. (Haviland, 1999).
Kottak (Meinarno, Widianto, dan Halida, 2011) mendefinisikan antropologi sebagai
studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan tingkah lakunya serta untuk memperoleh pengetahuan lengkap tentang
keberagaman manusia.
Koentjoroningrat (2009) mendefinisikan antropologi sebagai ilmu tentang manusia
dan merupakan suatu istilah yang sangat tua. Pada masa lalu istilah antropologi digunakan
dalam arti lain yaitu ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia. Bahkan disebut sebagai ilmu
anatomi. Dalam perkembangan fase ketiga sejarah perkembangan antropologi, istilah
antropologi dipakai terutama di Inggris dan Amerika dalam arti yang sama dengan etnologi
pada awalnya. Di Amerika istilah antropologi dipakai dalam arti yang luas, meliputi bagian-
bagian fisik maupun sosial dari imu tentang manusia. Di Eropa Barat dan Tengah, istilah
antropologi dipakai dalam arti khusus yaitu ilmu tentang ras-ras manusia dipandang dari ciri-
ciri fisiknya. (Koentjoroningrat, 2009).
Istilah cultural anthropology (antropologi budaya) akhir-akhir ini dipakai terutama di
Amerika, tetapi kemudia juga di negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian
dari ilmu antropologi dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut fisiknya, jadi
sebagai lawan dari physical anthropology (antropologi fisik). Jadi antropologi merupakan
suatu disiplin ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang manusia.
Menurut ihromi (2006) untuk memberi definisi tentang antropologi berdasarkan
perhatiannya terhadap manusia, harus diakui memang kurang eksplisit, karena menurut
definisi diatas, antropologi seolah-olah mencakup suatu daftar penuh dengan disiplin-disiplin
lain seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik dan ekonomi, sejarah, biologi, filsafat dan sastra.

6
Antropologi menurut para ahli
Antropologi mempelajari Manusia sebagai mahluk biologis sekaligus makhluk sosial
Antropologi, menurut William A. Havilland Antropologi adalah studi tentang umat Manusia,
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya Serta
untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia .Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka(warna), bentuk fisik (masyarakat) serta (kebudayaan)
yang di hasilkan

Dari definisi-definisi tersebut dapat di susun pengertian sederhana antropologi, yaitu


sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta
kebudayaan(cara- cara berperilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap
manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda- beda. Dengan demikian, Antropologi
merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dapat
dilihat dari perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah satu dari fenomena yang
terjadi di tengah- tengah masyarakat sekarang ini.

David Hunter- Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin tahu yang tak
terbatas dari umat manusia.

Koentjaraningrat- Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada umumnya


dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan budaya yang dihasilkan.

William A. Haviland- Antropologi merupakan studi tentang umat manusia, berusaha untuk
membuat generalisasi yang berguna tentang orang-orang dan perilaku mereka dan untuk
mendapatkan pemahaman yang lengkap dari keragaman manusia.

Rifhi Siddiq-Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mendalami semua aspek yang
terdapat pada manusia yang terdiri atas berbagai macam konsepsi kebudayaan, ilmu
pengetahuan, norma, seni, linguistik dan lambang.

7
2.2 Ruang Lingkup dan Perkembangan Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa
yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal,
tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip
seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial.
Ihromi (2006) berpendapat bahwa umumnya para ahli antropolgi sebagai penjelajah
pelosok-pelosok dunia yang belum dikenal untuk mempelajari bangsa-bangsa yang asing
sebagai orang yang menggali permukaan bumi untuk menemukan sisa-sisa fosil atau alat-alat
periuk yang dipergunakan oleh manusia yang hidup pada suatu masa yang demikian jauh
jaraknya dari saat ini sehingga mengaburkan khayalan manusia.
Pandangan-pandangan tersebut walaupun jelas merupakan stereotip memang
menjelaskan bahwa ilmu antropologi berbeda dari disiplin-disiplin lain tentang manusia, ilmu
antropologi lebih luas ruang lingkupnya. Ilmu tersebut memang dimaksudkan sebagai ilmu
yang khusus dan langsung menyoroti segala jenis manusia (tidak hanya bangsa tetangga saja)
dan manusia pada segala jaman diperhatikan antropologi. Studi antropologi mulai dari
manusia yang muncul lebih ari sejuta tahun yang lalu dan ditelusurinya perkembangannya
hingga saat ini.
Para ahli antropologi berusaha memperluas ilmu yang mendalami tentang manusia
melalui pendekatan perbandingan maupun pendekatan historis terhadap kebudayaan di
seluruh dunia. Setiap bagian dari dunia yang pernah didiami oleh manusia menarik perhatian
para ahli antropologi.
Memang, para ahli antropologi pada saat yang lalu tidak demikian luas dan
komprehensif dalam bidang perhatiannya, dibandingkan dengan jaman sekarang ini.
Pendalaman mengenai peradaban negara-negara barat serta perhatian tentang masyarakat-
masyarakat kompleks dengan sejarahnya yang sudah tercatat, diserahkan pada disiplin lain.
Berlainan halnya pada waktu akhir-akhir ini, pembagian pekerjaan secara umum antara
disiplin ilmu mulai lenyap. Sekarang dapat saja ditemukan ahli antropologi yang bekerja,
baik di desa-desa yang primitif maupun di kota-kota industri.

8
Apa yang menjadi dorongan bagi ahli antropologi untuk memilih topik yang begitu
luas untuk dipelajari? Sedangkan dari dorongan itu adalah perasaan bahwa suatu ucapan yang
umum (generalisasi) tentang manusia (jadi tentang kita sendiri) hendaknya dibuktikan dan
dapat berlaku untuk umat manusia dariberbagai masa dan berbagai tempat. Dengan demikian
dapat dihindarkan bahwa hal-hal tertentu mengenai manusia dianggap bersifat umum,
sedangkan hanya berlaku untuk keadaan khusus. Misalnya, sebelum Margaret Mead memulai
penelitian lapangannya yang terkenal tentang Samoa (yang kemudian dilaporkan dalam
bukunya (Coming of Age In Samoa) pada tahun 1928, banyak orang Amerika beranggapan
bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh gelora dan tekanan (Sturm und drung) yang
harus dialami manusia dan hal itu disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada masa
pubertas.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan
tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan
antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali
dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.

2.3 Definisi Antropologi menurut para ahli dan garis besarnya


1.William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2.David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang umat manusia.
3.Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu
sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan
(cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia
yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikian antropologi merupakan hal
yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Untuk memahami ruang lingkup serta apa yang diharapkan dari ilmu antropologi,
orang harus mengetahui tentang ilmu pengetahuan yang merupakan cabang-cabangmya
sambil memperhatikan bagaimana hubungannya satu dengan yang lain. Antropologi dapat

9
digolongkan secara luas dalam dua bagian yakni antropologi fisik dan antropologi budaya.
Arkeologi dan linguistik dapat digolongkan sebagai cabang-cabang antropologi budaya,
walaupun keduanya secara akademis berdiri sendiri sebagai ilmu. Suatu subdisiplin ketiga
adalah etnologi yang mencakup demikian banyaknya soal sehingga dinamakan antropologi
kebudayaan, yaitu nama disiplin induknya. (Ihromi, 2006).
Antropologi dapat dilihat dari perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah
dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini, adapun
Antropologi secara garis besarnya :

1.Antropologi Fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis (spesies). Contoh : Para antropologi umumnya memiliki anggapan bahwa
nenek moyang manusia adalah sejenis kera dan monyet, karena memiliki kemiripan-
kemiripan tertentu. Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi
yang mencoba suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari
sudut ciri-ciri tubuhnya. Bahan penelitiannya adalah ciri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotipe)
seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata,
bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam bentuk (genotipe) seperti
frekuensi golongan darah. Penggolongan manusia dalam antropologi disebut dengan ras.
a. Paleoantropologi
Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk hidup manusia
dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau
fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat
dengan berbagai penggalian.
b.Somatologi ( antropologi fisik dalam arti khusus)
Merupakan bagian ilmu antropologi yang mempelajari suatu pengertian tenteng sejarah
terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik
lahir (fenotipik), seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk
muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan dan bentuk tubuh maupun sifat bagian dalam
(genotipik), seperti golongan darah dan sebagainya. Manusia dimuka bumi ini terdapat
beberapa golongan berdasarkan persamaan mengenai beberapa ciri tubuh. Pengelompokkan
seperti itu dalam ilmu antropologi disebut ras

10
2.Antropologi Budaya
Antropologi Budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun
cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland (1999:12) caban antropologi budaya ini
dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni antropologi prehistori, etnolinguistik, dan
etnologi. Untuk memahami pekerjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang
hakikat kebudayaan, menyangkut konsep kebudayaan, dan karakteristiknya; bahasa dan
komunikasi, menyangkut hakikat bahasa dan bahasa dalam kerangka kebudayaan; serta
kebudayaan dan kepribadian. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-
praktik sosial,bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan
dan diuji sebelum digunakan oleh masyarakat manusia.

a.Antropologi prehistori (prasejarah) atau arkeologi


Merupakan ilmu tentang perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia
sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf. Dalam ilmu sejarah, seluruh waktu dari
perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya mmakhluk manusia, yaitu
kira-kira 800.000 tahunyang lalu hingga sekarang, dibagi menjadi dua bagian yakni masa
sebelum mengenal tulisan atau huruf, dan masa setelah manusia mengenal tulisan atau huruf.
Subilmu prehistori ini sering disebut ilmu arkeologi. Di sini ilmu arkeologi sebenarnya
adalah sejarah kebudayaan dari zaman prehistori.

b.Etnolinguistik atau Antropologi Linguistik


Suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu antropologi dengan berbagai metode analisis
kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-
ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi ini. Etnolinguistik
atau antropologi linguistik adalah suatu ilmu bagian yang asal mulanya berkaitan dengan
ilmu antropologi. Bahkan penelitiannya yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri
dan tata bahasa dan beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat
dimuka bumi ini, terkumpul bersama-sama dengan bahan kebudayaan suku bangsa.
Dari bahan ini telah berkembang ke berbagai macam metode analisis kebudayaan, serta
berbagai metode untuk menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal
tulisan. Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah, juga ilmu linguistic umum.
Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia masih tetap
berkaitan erat dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan bagian dari ilmu antropologi.

11
c.Etnologi
Merupakan bagian ilmu antropologi tentang asas-asas manusia, mempelajari
kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari bangsa-bangsa tertentu yang
tersebar di muka bumi pada masa sekarang.

2.4 Sejarah dan Perkembangan Antropologi


Kelahiran Sejarah Antropologi , menurut Koentjoroningrat (Meinarno, Widianto, dan
Halida, 2011) menjelaskan bahwa fase penelitian mengenai antropologi atau penelitian
kemasyarakatan melalui empat fase perkembangan. Fase-fase tersebut adalah fase sebelum
tahun 1800, pertengahan abad ke – 19, awal abad 20, dan setelah tahun 1930. Sebuah fase
tambahan adalah fase globalisasi, sebuah fase yang mungkin merupakan upaya dari bangsa
Indonesia menghadapi kemajuan saat ini.

Kelahiran antropologi dan perkembangannya


1 2 3 4 5
Sebelum Pertengahan abad ke Awal abad 20 Sesudah tahun globalisasi
tahun 1800 19 1930
Membuat Mempelajari Mempelajari Mempelajari Mempelajari
deskripsi masyarakat primitif masyarakat non- kebudayaan kebudayaan lain
untuk melihat eropa untuk untuk di Indonesia
tingkat-tingkat kolonial dan kemajuan untuk
evolusi dan memahami menghadapi
persebaran budaya masyarakat yang globalisasi
kompleks
Dikutip dari Meinarno, Widianto, dan Halida (2011)

Disiplin antropologi merupakan peradaban barat. Dari lembaga-lembaga antropologi


etnografi, lahirlah Antropologi untuk pertama kali. Misalnya, lembaga Society
Etnogiqui (Paris) 1839 oleh M.Edwards,The Etnological Society (London) oleh T.Hodgokin
(anti perbudakan .Tujuan lembaga tersebut sebagai pusat pengumpulan dan studi bahan
etnografi yang berasal dari banyak kebudayaan di dunia.Dua puluh lima tahun kemudian
(1874) di London diterbitkan buku Notes and Queries in Anthropologi yang dipergunakan
untuk menyusun pedoman dalam pengumpulan etnografi secara teliti.

12
Etnografi (ilmu tentang bangsa-bangsa) resmi diakui dunia tahun 1884 dengan
diadakannya mata kuliah etnologi di universitas Oxford,inggris dengan E.B Tylor (ahli
arkeologi peradaban yunani dan romawi kuno) sebagai dosen pertama. Di amerika
serikat,etnologi resmi diakuidengan dibukanya Department of archeology and ethnologi di
uni vard tahun 1888.Dalam perkembamgannya ,lembaga etnologi di amerika terdesak dengan
istilah antropologi sebagai ilmu tentang manusia dalam segala aspeknya,baik fisik maupun
budayanya dari manusia dahulu sampai sekarang.
Lewis H Morgan (1818-1881) adalah perintis dan pelopor yang paling berpengaruh
dalam ilmu antropologi dengan karya terbesarnya yang berjudul Ancient Society (1877) yang
melukiskan proses masyarakat dan kebudayaan melalui delapan tingkat evolusi kebudayaan
yang universal (zaman liar tua,zaman liar madya,zaman liar muda,zaman barbar tua,zaman
barbar madya,zaman barbar muda,zaman peradaban baru,zaman perdaban masakini). Namun
teori Morgan dikecam keras oleh antropolog inggris maupun amerika,sehingga tidak diakui
dunia.sedangkan di uni soviet teori Morgan popular karena bersesuaian debgan ajaran Karl
Marx dan F Engels mengenai evolusi masyarakat manusia .
Yang diakui sebagai bapak antropologi adalah Franz Boas yaitu antropolog kelahiran
jerman ahli geografi yang menulis buku The Centural Eskimo (1888). Boas pun telah
meletakkan konsepsi dasar yang sampai sekarang dianut oleh hampir seluruh universitas di
amerika serikat yaitu kesatuan dari semua ilmu tentang manusia dan kebudayaan,yaitu ilmu
paleoantropologi, antropologi fisik, arkeologi prasejarah. Etnolinguistik, dan antropologi
budaya yang menjadi sub ilmu antropologi. Boas mengatakan bahwa ada perbedaan antara
pencatat dan pengumpul bahan di daerah dan ahli pikir yang menganalisis bahan,jadi ahli
etnografi yaitu juru catat saja sedangkan sarjana etnologi mahir dalam teori-teori mengenai
seluk beluk masyarakt dan kebudayaan manusia.
Dalam antropologi terdapat 4 fase yang terjadi dalam perkembangan antropologi
sebagai ilmu, yaitu:
1. Fase pertama
Fase ini terjadi sebelum tahun 1800 atau abad 18, sekitar akhir abad 15 hingga awal
abad 16 orang eropa mulai mengelilingi wilayah wilayah dikawasan Asia, Afrika dan
Amerika, sejak saat dalam perkembanganya permukaan bumi ini mulai terkena pengaruh
Negara-negara Eropa Barat. Dalam perkembanganya mulai terkumpul catatan, buah cerita
laporan dan buku-buku kisah cerita dari para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama dan
pegawai pemerintah jajahan mengenai wilayah yang mereka datangi. Dalam buku-buku itu
termuat mengenai deskripsi bangsa-bangsa yang terdapat di Afrika, Asia, Oseania dan suku-

13
suku bangsa lainnya. Bahan-bahan deskripsi tersebut sangat menarik perhatian bangsa Eropa
karena perbedaan dari wilayah yang dikunjungi dengan adat istiadat, bahasa, susunan
masyarakat dan cirri-ciri fisik bangsa-bangsa Eropa Barat.
Bahan-bahan pengetahuan tadi disebut etnografi, atau seskripsi tentang bangsa-
bangsa. Deskripsai yang diperoleh tadi biasanya tidak begitu teliti sehingga seringkali bersifat
kabur, dan kebanyakan hanya memperhatikan hal yang menurut orang Eropa nampak aneh
saja, walau ada pula karangan-karangan yang baik dan bersifat lebih teliti.
Dari keanehannya, maka bahan etnografi tadi amat menarik perhatian kaum terpelajar
di Eropa Barat sejak abad ke 18. Kemudian dalam pandangan orang Eropa munculah
pertentyangan terhadap bangsa Amerika, Afrika Asia dan juga Oseania tadi, yaitu: sebagian
orang eropa menganggap bahwa mereka keturunan iblis dan bukan bangsa yang merupakan
keturunan manusia, adajuga yang menganggap mereka merupakan bangsa yang masih murni
yang belum tersentuh olehkejahatan, dan yang terakhir sebagian orang Eropa tertarik akan
adat-istiadat dan ulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan asal Amerika, Afrika, Oseania
dan Asia sehingga muncul museum-museum kebudayaan luar Eropa.
Pada awal abad ke-19 pehartian terhadap himpunan pengetahuan tentang masyarakat,
adat istiadat dan cirri-ciri fisik bangsa-bangsa di luar Eropa dari pihak dunia ilmiah menjadi
sangat besar, demikian besarnya sehingga timbul usaha-usaha pertama dari dunia ilmiah
untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan etnografi tadi menjadi satu.

2. Fase Kedua
Masa ini berlangsung pada pertengahan abad ke-19, pada masa ini mulai muncul
tulisan-tulisan ataupun berupa karangan yang menyusun bahan etnhografi tersebut
berdasarkan cara berikir evolusi masyarakat. Secara singkat kerangka berfikir tersebut bisa di
golongkan seperti berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan
sangat lambat dalam jangka beribu-ribu taun dengan berbagai tingkatan evolusi, dengan
sebagai patokan tingkatan tertinggi adalah masyarakat yang hidup seperti masyarakat dii
Eropa Barat. Bentuk masyarakat yang tinggal di luar Eropa disebut oleh mereka (orang
Eropa) sebagai bangsa primitive, dianggap sebagai sisa-sisa kebudayaan terdahulu yang
masih hidup hingga sekarang.berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka pada tahun sekitar
1860 timbul beberapa karangan yang membandingkan tingkat kebudayaan dari masing-
masing bangsa berdasar tingkat-tingkat evolusi, sehingga timbula ilmu antropologi.

14
3. Fase Ketiga
Fase ini berlangsung pada permulaan abad ke-20. Pada permulaan abad ke-20,
sebagian besar negara-negara penjajah di Eropa masing-masing berhasil untuk mencapai
kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan di luar eropa. Untuk keperluan daerah
jajahan dimana pada waktu itu mulai berhadapan ilmu antropologi sebagai suatu ilmu yang
justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah luar eropa justru menjadi sangat penting. Sejak
itu timbul pendirian bahwa mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa itu penting.

4. Fase Keempat
Fase ini kira-kira sesudah 1930. Pada fase ini ilmu antropologi mengalami masa
perkembangannya yang paling luas. Hal ini termasuk bertambahnya bahan pengetahuan yang
jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu kita
lihat adanya dua perubahan di dunia, yaitu timbulnya anti pati terhadap kolonialisme terhadap
perang dunia II, serta cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli
dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa dan Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai
hilang, dan sesudah perang dunia II memang hampir tak adalagi di muka bumi.
Proses tersebut menyebabkan seolah-olah lapangan dalam ilmu antropologi telah
hilang, sehingga memunculkan sebuah dorongan untuk memunculkan ide untuk
mengembangkan lapangan penelitian dengan ide dan tujuan baru. Adapun bahan-bahan
etnografi yang terdapat dalam fase pertama, kedua maupun yang ketiga tidak dibuang begitu
saja melainkan dijadikan sebagai landasan bagi perkembangannya yang baru. Pengembangan
itu terjadi di amerkia Serikat tetapi menjadi umum di negara-negara lain setelah tahun 1951,
stelah 60 orang ahli antropologi dari berbagai negara Amerika dan Eropa, menajlin seuatu
simposium internasional untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan ruang lingkup dari
ilmu antropologi yang baru.

5.Fase kelima
Perkembangan antropologi pada era 1970-an masih memperlihatkan perkembangan
antropologi pada fase 4 di atas yang masih memfokuskan diri pada tujuan akademis dan
tujuan praktisnya, tetapi penekanan terhadap kedua tujuan tersebut berbeda-beda di setiap
negara. Perbedaan tersebut memungkinkan lahirnya perbedaan aliran dalam antropologi yang
dapat diklasifikasikan berdasarkan asal universitas tempat dikembangkannya antropologi di
suatu negara, seperti Inggris, Eropa Utara, Eropa Tengah, Amerika Serikat, Rusia, dan
negara-negara berkembang. Di Inggris, antropologi diperlukan terutama untuk mengenal dan

15
memahami kehidupan masyarakat lokal pada negara-negara jajahan Inggris, yang pada waktu
itu sangat berguna bagi pemerintah setempat. Setelah negara-negara jajahan Inggris merdeka,
seperti Papua New Guinea dan Kepulauan Melanesia, penelitian antropologi masih tetap
dilakukan oleh para sarjana Antropologi Inggris dan para sarjana Antropologi dari negara
masing-masing dalam upaya pembangunan masyarakat. Di Amerika Serikat, antropologi
menunjukkan perkembangannya yang paling luas. Perkembangan antropologi di sini telah
didukung oleh lahirnya berbagai himpunan antropologi dan terbitnya jurnal-jurnal serta
majalah ilmiah antropologi.

2.5 Hubungan Antara Antropologi Budaya Atau Sosial Dan Sosiologi


Haviland (1988: 11 ) menyatakan antropologi bukan satu – satunya disiplin ilmu yang
mempelajari manusia. Antropologi mempunyai tujuan yang sama dengan ilmu sosial lainnya
dalam mengkaji manusia dalam kehidupan masyarakat. Adanya perbedaan kesimpulan bagi
masing – masing disiplin ilmu. Mereka amat berterima kasih atas saham dan sumbangan
konsep – konsep dasar yang diberikan untuk memahami sifat – sifat kemanusiaan.
Koentjaraningrat (1985: 26) menjelaskan adanya perbedaan pandangan disebabkan :
a.Masing – masing disiplin ilmu itu mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang
berbeda.
b.Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan khusus antara pokok
dan bahan penelitian dari kedua ilmu tersebut.
c.Asal usul dan sejarah perkembangan ilmu yang berbeda juga telah menyebabkan
berkembangya beberapa metode dan masalah yang khusus bagi masing – masing disiplin
ilmu.
Hubungan antropologi dengan ilmu – ilmu lain sebagai berikut :
1.Hubungan Antropologi dengan Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan
antar manusia dan proses- proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks
sosial budayanya.

2.Hubungan Antropologi dengan Psikologi


Antropologi psikologi menguji saling terkaitan atau interaksi peran budaya
dan kepribadian berbagai masyarakat barat dan non barat. Topik antropologi psikologi
meliputi persepsi, kognisi, mimpi, keadaan kesadaran yang berubah, pergeseran peran

16
gender, dan terorisme psikologis yang dianalisis dalam perspektif lintas budaya. Antropologi
psikologi adalah bagian dari dari ilmu antropologi yang berkembang pesat di Amerika.
Sehingga sudah menjadi suatu bidang ilmu sendiri
Nama Antropologi psikologi semula digagas oleh Antropolog Amerika, Francis L. K.
Hsu.Sebelumnya dikenal dengan nama Culture and Personality (kebudayaan dan
kepribadian), dan juga disebut sebagai Ethno Psychology (Psikologi suku bangsa).Ember dan
Ember (1985) mendefinisikan antropologi psikologi sebagai studi yang dilakukan oleh para
ahli antropologi yang tertarik pada perbedaan psikologis diantara dan didalam suatu
masyarakat dan persamaan psikologis pada rentang yang luas pada masyrakat.
Psikologi pada hakikatnya mempelajari perilaku manusia dan proses- proses
mentalnya. Psikologi pun membahas faktor- faktor penyebab perilaku manusia secara
internal, seperti motivasi, minat, sikap, konsep diri dan lain- lain. Sedangkan dalam
antropologi khususnya antropologi budaya lebih bersifat faktor eksternal yaitu lingkungan
fisik, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial dalam arti luas. Kedua unsur itu salung
berinterkai satu sama lain yang menghasilkan suatu kebudayaan melalui proses belajar.
Denagn demikian keduanya memerlukan interaksi yang intens untuk memahami pola- pola
budaya masyarakat terntentu secara bijak.

3.Hubungan Antropologi dengan Ilmu Sejarah


Lebih menyerupai hubungan ilmu arkeologi dengan antropologi. Antropologi
memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia.
Selain itu banyak persoalan dalam historiografi dari sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan
dengan metode antropologi. Konsep- konsep tentang kehdupan masyarakat yang
dikembangkan oleh antropologi dan ilmu- ilmu sosial lainnya akan memberi pengertian
banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa politik dalam
sejarah yang menjadi objek penelitiannya. Demikian juga sebaliknya bagi para ahli
antropologi jelas memerlukan sejarah terutama sekali sejarah dari suku- suku bangsa dalam
daerah yang didatanginya.

4.Hubungan Antropologi dengan Ilmu Geografi


Diantara berbagai macam bentuk hidup di bumi yang berupa flora dan fauna itu,
terdapat sifatnya yang beraneka ragam di muka bumi ini. Disinilah antropologi berusaha
menyalami keanekaragaman manusia jika dilihat dari ras, etnis maupun budayanya.
Begitupun sebaliknya seorang sarjana antropologi sangat memerlukan ilmu geografi karena

17
tidak sedikit masalah- masalah manusia baik fisik maupun kebudayaannya tidak lepas dari
pengaruh lingkungan alamnya.

5.Hubungan Antropologi dengan Ilmu Ekonomi


Kekuatan, proses dan hukum – hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas
kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan
dan sikap hidup dari warga masyarakat. Seorang ahli ekonomi yang akan membangun
perekonomiannya itu tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai misalnya sikap
terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, system gotong royong dan sebagainya yang
menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari system kemasyarakatan. Untuk
pengumpulan keterangan komparatif tersebut ilmu antropolgi memiliki manfaat yang tinggi
bagi seorang ekonom.

6.Hubungan Antropologi dengan Ilmu Politik


Penting halnya jika seorang ahli ilmu politik harus meneliti ataupun menganalisis
kekuatan- kekuatan politik di Negara- negara yang sedang berkembang agar dapat memahami
latar belakang dan adat istiadat dari suatu suku bangsa tertentu maka metode analisis
antropologi menjadi penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk mendapat pengertian
tentang tingkah laku dari partai politik yang ditelitinya.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya. Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan,
manfaat yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-
penjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis
manusia dan perilakunya di semua masyarakat.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan
antar manusia dan proses- proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks
sosial budayanya, dan dapat ditarik sebagai kesimpulan sebagai berikut :
1.Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau
"orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk
biologis sekaligus makhluk sosial.
2.Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa
yang dikenal di Eropa
3.Di antara ilmu-ilmu sosial, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat
yang unik karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan
tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan
perilakunya di semua masyarakat.
4.Lewis H Morgan (1818-1881) adalah perintis dan pelopor yang paling berpengaruh dalam
ilmu antropologi dengan karya terbesarnya yang berjudul Ancient Society (1877) yang
melukiskan proses masyarakat dan kebudayaan melalui delapan tingkat evolusi kebudayaan
yang universal .

19
5.Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan antar
manusia dan proses- proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam
antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial
budayanya.
3.2 Saran
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk memahami, memecahkan
dan menelaah secara kritis dan rasional tentang berbagai fenomena sosial budaya yang
terjadi di Indonesia dan kepada para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini
bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang Pembelajaran Antropologi
Budaya. Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya pengetahuan,
kurangnya rujukan dan referensi yang saya peroleh hubungannya dengan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi saya sebagai penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Harsojo. 1984. Pengantar Antropologi. Cetakan kelima. Jakarta: Rineka Cipta


Ihromi,T.Q. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan obor Indonesia
Koentjaraningrat.2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sapardi, 2004. Pengantar Antropologi. Jakarta : Seri Buku Teks
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya

21

Anda mungkin juga menyukai